Pengan Perawat dalam Menerapkan Atraumatic Care pada Anak yang Menjalani Hospitalisasi di RSUP H. Adam Malik Medan

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Hospitalisasi adalah proses dimana karena suatu alasan tertentu atau
darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Supartini, 2004). Menurut
WHO, hospitalisasi merupakan pengalaman yang mengancam bagi anak karena
stresor yang dihadapi dapat menimbulkan perasaan tidak aman. Hal ini mungkin
terjadi karena anak tidak memahami mengapa ia dirawat, stres dengan adanya
perubahan dan status kesehatan, lingkungan dan kebiasaan sehari-hari serta
keterbatasan mekanisme koping (Utami, 2014). Dewasa ini populasi anak yang
dirawat di rumah sakit mengalami peningkatan secara dramatis (Wong, 2009).
Lebih kurang sejuta orang anak di bawah umur 17 tahun menjalani hospitalisasi di
United States (Potts & Mandleco, 2012). Di Indonesia sendiri setidaknya ada 35

per 1000 anak yang menjalani hospitalisasi (Sumatryoko, 2008 dalam Purwandari,
2009).
Hospitalisasi dapat menyebabkan anak ketakutan dengan paling sedikitnya
satu alasan. Takut akan intervensi keperawatan, takut untuk menjadi pasien, dan
takut sebagai tahapan dalam perkembangan mereka (Salmela, 2010). Hospitalisasi

menyebabkan kecemasan dan secara emosional traumatis bagi anak. Lingkungan
baru, orang asing dan peristiwa yang tidak menyenangkan seperti prosedur yang
menyakitkan, menakutkan, dna menyedihkan untuk anak (Rohafza et al., 2009).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Hospitalisasi juga dapat berdampak negatif bagi perkembangan anak (Utami,
2014) dan menjadi sumber kekacauan psikologis dalam jangka panjang
(Hockenberry & Wilson, 2013).
Menurut Roohafza et al., (2009) perawat memainkan peran penting dalam
mengurangi trauma dan kecemasan anak-anak selama hospitalisasi. Perawat
berperan dalam mendukung berbagai masalah pada anak-anak, menarik perhatian
terhadap pentingnya perawatan kesehatan bagi anak-anak, dan mengatasi
kurangnya layanan kesehatan dan berfokus pada perawatan akut daripada
pendidikan dan pencegahan.
Salah satu prinsip pendekatan secara umum pada pasien anak adalah
meminimalkan trauma fisik dalam setiap tindakan keperawatan. Pendekatan ini

sesuai dengan penerapan asuhan terapeutik yang dikenal dengan atraumatic care.
Atraumatic care adalah sebuah filosofi yang menggabungkan intervensi yang

menghilangkan ataupun meminimalkan ketidaknyamanan fisik dan psikologis
yang dialami anak-anak dan keluarga (Almeida, 2010). Atraumatic care juga
diartikan sebagai perawatan terapeutik yang tidak nyata terlihat, tetapi memberi
perhatian pada apa, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana prosedur dilakukan
pada anak untuk mencegah dan mengurangi stres fisik dan psikologis selama
hospitalisasi (Supartini, 2004).
Atraumatic care dapat diberikan pada anak dan keluarga oleh perawat

untuk mengurangi dampak psikologis dan trauma selama hospitalisasi (Supartini,
2004). Sesuai dengan penelitian Fletcher et al., (2011) menunjukkan bahwa anakanak berharap menerima perawatan dari perawat yang membuat mereka bebas

Universitas Sumatera Utara

3

dari rasa sakit. Atraumatic care sangat penting dilakukan perawat dalam
membantu anak mempercepat pemulihan fisik dan emosional selama proses

hospitalisasi. Dampak yang dihasilkan dari penerapan atraumatic care ini terlihat
dari penelitian (Almeida, 2010) yang menyatakan bahwa intervensi yang
berlandaskan prinsip atraumatic care seperti melakukan permainan kecil sebelum
melakukan prosedur perawatan dapat mengurangi rasa nyeri pada anak. Hal ini
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Rini, 2013) yang menyatakan
bahwa semakin tinggi penerapan atraumatic care pada anak yang mengalami
hospitalisasi, maka semakin kecil pula tingkat kecemasan yang dirasakan anak
tersebut.
Perawat memiliki peran utama dan vital yang berpengaruh besar dalam
pencegahan dampak hospitalisasi pada anak. Perawat dapat menerapkan
atraumatic care untuk mengurangi trauma, stres, ataupun nyeri pada anak selama

menjalani hospitalisasi. Perawat yang baik selalu membuat upaya dalam
mengurangi ketidaknyamanan selama prosedur perawatan (Brady, 2009). Perawat
juga dapat memberikan distraksi yang menyenangkan bagi anak selama prosedur
klinis dilakukan (Fletcher et al., 2011). Oleh karena itu, eksplorasi tentang
bagaimana pengalaman perawat dalam menerapkan atraumatic care pada anak di
RSUP H. Adam Malik Medan penting untuk dilakukan.
2. Perumusan Masalah:
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pengalaman perawat

dalam menerapkan atraumatic care pada anak yang menjalani hospitalisasi di
RSUP H.Adam Malik Medan?

Universitas Sumatera Utara

4

3. Tujuan Penelitian:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat
dalam memberikan atraumatic care pada anak yang menjalani hospitalisasi di
RSUP H. Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian:
Manfaat penelitian ini terbagi atas tiga bagian, yaitu :
4.1. Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penelitian yang diperoleh nantinya dapat dijadikan sumber
pengetahuan bagi tenaga pelayanan khususnya bagi perawat anak dalam
menerapkan atraumatic care pada anak yang menjalani hospitalisasi.
4.2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pendidikan

keperawatan tentang pengalaman perawat dalam menerapkan atraumatic care di
rumah sakit. Sehingga dapat menjadi motivasi dan sumber pengetahuan bagi
mahasiswa nantinya dalam menerapkan atraumatic care pada anak yang
menjalani hospitalisasi.
4.3. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evidence based
tambahan yang berguna bagi pengembangan penelitian keperawatan selanjutnya
dalam menerapkan atraumatic care pada anak yang menjalani hospitalisasi.

Universitas Sumatera Utara