Pengaruh Kepuasan dan Gaya Hidup dalam Membeli Ulang Gadget Merek Apple (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori tentang Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan
sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Sedangkan dalam arti luas pemasaran berarti suatu proses, sistem seni dan ilmu
dalam rangka memberikan kepuasan konsumen sekaligus merealisir volume
penjualan dan tercapainya tujuan perusahaan.
Menurut Stanton (2008:34), pemasaran merupakan suatu sistem dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam dunia pemasaran, banyaknya
persaingan bisnis terutama untuk teknologi informasi dan komunikasi
menimbulkan beberapa perubahan yang dapat diamati langsung didalam pasar,
seperti munculnya beragam merek, ketatnya pesaing-pesaing baru, inovasi produk
yang dilakukan oleh perusahaan, segmen pelanggan yang berkembang, dan
penyampaian informasi yang cepat kepada pelanggan, serta perlakuan yang
12
Universitas Sumatera Utara
berbeda yang diinginkan oleh pelanggan akan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian.
2.2
Teori tentang Perilaku Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Tujuan utama pemasaran adalah melayani, memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumennya. Kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini sangat
beragam, maka pemasar harus memenuhi kebutuhan konsumen tersebut dengan
menciptakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumennya.
Produsen harus mempelajari perilaku konsumen untuk menciptakan produk
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka hal inilah yang menyebabkan
mengapa perusahaan atau organisasi perlu mempelajari perilaku konsumen dalam
kegiatan pemasarannya. Ada beberapa definisi mengenai perilaku konsumen yang
ditemukan oleh beberapa ahli.
The American Marketting Association mendefinisikan perilaku konsumen
yaitu sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka (Setiadi, 2003:3). Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Suryani 2008:6)
perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi yang mengkaji bagaimana individu
membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki
(waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan
di konsumsi.
Berdasarkan pengertian-pengertian perilaku konsumen yang dikemukan
diatas, maka perilaku konsumen merupakan suatu kegiatan yang berkaitan erat
13
Universitas Sumatera Utara
dengan
proses
pengambilan
keputusan
untuk
membeli
sampai
untuk
mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Pemahaman perilaku
konsumen ini juga meliputi pertanyaan-pertanyaan seperti: apa yang dibeli, siapa
yang beli, bagaimana mereka membeli, dalam kondisi seperti apa, dan mengapa
mereka membeli. Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen mengacu pada
tindakan-tindakan yang dilakukan individu yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam usaha memperoleh serta menggunakan barang dan
jasa dengan harapan dapat memuaskan mereka.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Kotler (dalam Simamora 2004:6) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial,
faktor personal, dan psikologis. Sebagian besar faktor tersebut tidak dapat
dikendalikan oleh pemasar, namun harus tetap diperhitungkan.
1. Faktor Kebudayaan
Faktor budaya berpengaruh luas dalam tingkah laku konsumen. Faktorfaktor kebudayaan terdisi dari:
a) Budaya adalah keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
tingkah laku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya.
b) Sub-budaya. Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok subbudaya yang lebih kecil. Kelompok-kelompok sub-budaya dapat di
bedakan menjadi empat macam, yaitu kelompok yang relatif homogen
14
Universitas Sumatera Utara
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu
memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.
2. Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
diantaranya:
a) Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung sikap dan perilaku.
b) Keluarga. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat atas
perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat.
c) Peran dan status. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat
dijelaskan dalam pengertian peran status. Sebuah peran terdiri dari
aktivitas yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang menurut orangorang yang ada di sekitarnya. Setiap peran membeawa suatu status yang
akan mempengaruhi perilaku membeli konsumen.
3. Faktor Pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian, seperti:
a) Usia dan tahap daur hidup. Orang membeli suatu barang dan jasa yang
berubah-ubah selama masa hidupnya. Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga. Selera akan makanan, pakaian,
perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.
15
Universitas Sumatera Utara
b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa
mereka.
c) Keadaan ekonomi. Situasi ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan
produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan, tabungan dan hartanya,kemampuan untuk meminjam dan
sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.
d) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam
kegiatan minat dan pendapatan yang bersangkutan.
e) Kepribadian dan konsep diri. Setiap orang mempunyai kepribadian yang
berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembelinya. Kepribadian
merupakan karakteristik psikologis yang membedakan seseorang, yang
menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan berrtahan
lama terhadap lingkungannya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu:
a) Motivasi. Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan pada suatu waktu.
Namun kebutuhan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong seseorang
supaya bertindak pada suatu waktu. Suatu kebutuhan berubah menjadi
dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas
yang mencukupi.
16
Universitas Sumatera Utara
b) Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu
tindakan. Bagaimana seseorang bertindak adalah dipengaruhi oleh
persepsinya atas siatuasi yang dihadapinya.
c) Pengetahuan. Ketika seseorang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan
menggambarkan perubahan dalam perilaku seorang individu yang
bersumber dari pengalaman. Kebudayaan perilaku manusia diperoleh
dengan mempelajarinya.
d) Kepercayaan dan sikap. Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi
tingkah laku membeli mereka. Kepercayaan adalah suatu gagasan
deskriptif yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap
menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan dari seseorang
terhadap suatu objek atau ide yang bertahan selama waktu tertentu.
2.3
Teori tentang Kepuasan
2.3.1 Pengertian Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul
karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspektasi mereka (Kotler & Keller 2008:139).
Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapatkan
value dari pemasok atau produsen. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan,
sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau konsumen mengatakan bahwa
value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau konsumen
17
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi konsumen adalah
kenyamanan, maka kepuasan akan datang apabila pelayanan yang diperoleh
benar-benar nyaman. Kalau value dari konsumen adalah harga yang murah, maka
konsumen akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling
kompetitif (Irawan, 2007:2).
Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua yaitu :
1. Kepuasan fungsional , merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau
pemakaian suatu produk. Misalnya karena makan membuat perut kita
kenyang.
2. Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut
yang bersifat tidak berwujud. Misalnya perasaan bangga karena mendapat
pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
2.3.2 Faktor-Faktor Utama Tingkat Kepuasan
Menurut Lupiyoadi (2001:158), dalam menentukan tingkat kepuasan
terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kualitas produk atau jasa
Pelanggan akan merasa puas, bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk atau jasa yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
18
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor emosional
Pelangan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu
yang cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas produk atau jasa tetapi nilai sosial atau
self-esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pelanggan.
5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan produk atau jasa, cenderung puas
terhadap produk atau jasa tersebut.
2.3.3 Teknik Pengukuran Kepuasan
Menurut Kotler (2007:179), ada empat metode yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran, untuk mengidentifikasikan masalah maka
perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan
cara menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan
masukan bagi perusahaan.
2. Survei kepuasan konsumen, dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos
surat, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan
19
Universitas Sumatera Utara
dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya
kepada konsumen.
3. Ghost Shopping, metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan
yang bersangkutan.
4. Analisi Kehilangan Konsumen, tingkat kehilangan konsumen menunjukkan
kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan
seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut
berhenti mengkonsumsi produk kita.
2.4
Teori tentang Gaya Hidup
2.4.1 Pengertian Gaya Hidup
Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam
rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain
(Sugihartati, 2010:43). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai
seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola
perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain,
sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.
Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang
sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Gaya hidup suatu individu akan berbeda dengan individu yang lainnya.
Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat
tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah,
sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.
20
Universitas Sumatera Utara
Gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi seseorang
(konsumen). Gaya hidup seseorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat
individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan. Gaya hidup seseorang
mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan
konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan.
2.4.2 Kategori Gaya Hidup
Simamora (2000:43) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua yang dapat
disajikan sebagai berikut :
1. Gaya hidup normatif merupakan gambaran harapan-harapan kultural yang
dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat dan merujuk pada
sistem ekonomi dan konsumsi sebuah masyarakat.
2. Gaya hidup pribadi merupakan keyakinan individu tentang aktivitas
konsumsi individu dalam masyarakat, kultur dan subkultur mereka.
2.4.3 Klasifikasi Gaya Hidup
Mowen dan Minor (2002:95) mengklasifikasikan gaya hidup berdasarkan
tipologi values and lifestyle (VALS) dari Stanford Research International yang
disarikan sebagai berikut :
1. Actualizes yaitu orang yang memiliki pendapatan paling tinggi dengan
banyak sumber daya yang ada mereka sertakan dalam suatu atau semua
orientasi diri.
2. Fulfilled yaitu orang profesional yang matang, bertanggung jawab, dan
berpendidikan tinggi. Mereka berpendapatan tinggi tetapi termasuk
konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai.
21
Universitas Sumatera Utara
3. Believers yaitu konsumen konservatif, kehidupan mereka berpusat pada
keluarga, agama, masyarakat dan bangsa.
4. Achievers yaitu orang-orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan,
konservatif dalam politik yang paling mendapatkan kepuasan dari
pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status
quo, serta menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan kesukaan
mereka.
5. Strivers yaitu orang-orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers
tetapi sumberdaya ekonomi, sosial dan psokologisnya lebih sedikit.
6. Experiences yaitu konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai halhal baru.
7. Makers yaitu orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan
cara yang praktis.
8. Strugglers yaitu orang yang berpenghasilan rendah dan terlalu sedikit
sumber dayanya untuk dimasukkan ke dalam orientasi konsumen yang
manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi
konsumen yang loyal pada merek.
2.4.4 Teknik Pengukuran Gaya Hidup
Metode pengukuran gaya hidup dikenal sebagai psikografis yang mencakup
pengukuran-pengukuran gaya hidup AIO yaitu; Aktivitas (activities), minat
(interest), dan opini (opinion). Menurut Prasetijo dan Lhalauw (2004:68)
mengungkapkan AIO adalah :
22
Universitas Sumatera Utara
1. Aktivitas (activities) yaitu apa saja yang dikerjakan konsumen, produk apa
yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang mereka lakukan untuk
mengisi waktu luang.
2. Minat (interest) yaitu apa kesukaan, kegemaran, dan prioritas dalam hidup
konsumen.
3. Opini (opinion) yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi
isu-isu global, lokal, moral, ekonomi dan sosial.
Tabel 2.1
Dimensi Gaya Hidup
Aktivitas (Activities)
Minat (Interest)
Opini (Opinion)
Bekerja
Keluarga
Diri sendiri
Hobi
Rumah
Masalah sosial
Peristiwa sosial
Pekerjaan
Politik
Liburan
Komunitas
Bisnis
Hiburan
Rekreasi
Ekonomi
Anggota klub
Pakaian
Pendidikan
Komunitas
Makanan
Produk
Belanja
Media
Masa depan
Olahraga
Prestasi
Budaya
Sumber: Setiadi (2003)
Menurut Kotler dan Keller (2009:175) bahwa sebagian gaya hidup terbentuk
oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu. Konsumen yang mengalami
keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan dua atau
lebih pekerjaan pada waktu yang sama.
2.5
Teori tentang Keputusan Pembelian
2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2003:415), inti dari pengambilan keputusan (consumer
decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
23
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif, dan memilih
salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan
(choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan prilaku.
Menurut Schiffman dan kanuk dalam Suwandi (2007:2), keputusan
pembelian terdiri dari:
1. Input
Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial.
Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberikan informasi dan mendorong
keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber
informal, sumber non komersial, kelas sosial dan sub budaya memberi pengaruh
bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk
maupun perusahaan.
2. Proses
Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan
tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian
dan sikap.
a) Adanya Kebutuhan
Kesenjangan antara keadaan factual dengan keadaan yang diinginkan
konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar
maupun dari dalam diri konsumen.
b) Pencarian informasi sebelum pembelian
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif
yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu
24
Universitas Sumatera Utara
yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam
keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana
perbedaan memberi alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan
maupun keinginan konsumen.
c) Evaluasi aternatif
Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh
pilihan yang terbaik.
3. Output
Perilaku setelah pembelian yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi
setelah pembelian.
a) Pembelian
Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian
ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan
hubungan dengan prosuk maupun organisasi, sedangkan pembelian ulang
menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai
pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya
kepercayaan dan kepuasan.
b) Evaluasi setelah pembelian
Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya
kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas
atau tidak puas konsumen.
25
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Proses Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2007:235), ada lima tahap dalam proses
pembelian konsumen, yaitu:
1.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal
atau eksternal
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Tantangan bagi marketer adalah mengenali
sumber informasi yang paling berpengaruh.
3. Evaluasi Alternatif
Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan
utama
tentang
konsekuensi
yang
relevan
dan
mengkombinasikan
pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan.
4. Keputusan Pembelian
Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan
dibeli. Marketer harus menyediakan jalan paling mudah bagi calon pembeli
untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Misalnya, prosedur yang
tidak berbelit, kemudahan pembayaran dengan berbagai macam kartu kredit,
kelengkapan produk yang dijual, kenyamanan tempat berbelanja.
26
Universitas Sumatera Utara
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka
perilaku selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang
diperoleh konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut. Kepuasan
konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli
terhadap suatu produk dengan manfaat aktual yang diberikan produk
tersebut. Jika daya guna produk berada dibawah kepuasan konsumen, maka
yang akan timbul adalah kekecewaan konsumen. Jika produk tersebut
memenuhi harapan konsumen, maka kepuasan akan timbul. Jika produk
tersebut memberikan manfaat yang lebih besar dari yang diharapkan
konsumen, maka konsumen akan merasa sangat puas. Jika konsumen merasa
puas dengan suatu produk, maka ia akan melakukan pembelian ulang, tetapi
jika konsumen tidak merasa puas, maka ia dapat beralih ke merek lain.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Sumber: Kotler dan Keller (2007:235)
Gambar 2.1
Tahap Proses Pengambilan Keputusan
27
Universitas Sumatera Utara
2.6
Teori tentang Pembelian Ulang
2.6.1 Pengertian Pembelian Ulang
Pengertian pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter dan Olson
dalam Novantiano (2007:24) adalah “Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih
dari satu kali ada beberapa kali.” Jadi pembelian ulang adalah suatu proses
membeli barang atau jasa untuk kesekian kalinya, setelah melakukan proses
pembelian sebelumnya. Keputusan pembelian ulang merupakan pengembangaan
dari teori keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian ulang tercipta
setelah konsumen melakukan serangkaian proses pembelian konsumen, yaitu :
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian.
Menurut Simamora (2003:51), “Yang dipertimbangkan konsumen dalam
melakukan pembelian ulang hanya dua, yaitu : faktor harga dan bukan harga.”
Faktor bukan harga terdiri faktor produk dan non produk. Apabila seseorang
sudah melakukan pembelian terhadap suatu produk dan ia melakukan pembelian
ulang terhadap produk tersebut, maka perilaku yang mungkin ditujukan ada dua
menurut Simamora (2003:28) yaitu : Pemecahan masalah berulang dan perilaku
kebiasaan.
2.7
Penelitian Terdahulu
Penggalian dari penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas
tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk membedakan
penelitian ini dengan sebelumnya.
28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul
Variabel
1
Fadillah
(2015)
Independen:
Kepuasan, dan
Pengetahuan
Produk.
Dependen:
Keputusan
Pembelian
Ulang
2
Bangun
(2013)
3
Nurhayani
(2012)
Kepuasan dan
Pengetahuan
Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang Gadget
Apple Pada
Mahasiswa
Manajemen
Fakultas
Ekonomi USU
Medan.
Pengaruh
Kepuasan dan
Pengetahuan
Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang
Smartphone
Blackberry
Pada
Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi USU.
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Minat Beli
Ulang
Masyarakat
Terhadap
Produk
Handphone.
Metode
Analisis
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil
Hasil penelitian
ini menunjukkan
variabel
Kepuasan, dan
Pengetahuan
Produk
berpengaruh dan
signifikan
terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang
Independen:
Kepuasan dan
Pengetahuan
Produk
Dependen:
Keputusan
Pembelian
Ulang
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa adanya
pengaruh secara
positif dan
signifikan antara
variabel
kepuasan dan
pengetahuan
produk terhadap
keputusan
pembelian
ulang.
Independen:
Kepuasan,
Kompetisi
Harga, Brand
Image, dan
Pengalaman
Pelanggan.
Dependen:
Minat Beli
Ulang
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa terdapat
kepuasan
pelanggan,
kompetisi harga,
brand image,
dan pengalaman
pelanggan
memberikan
pengaruh positif
pada niat dan
tindakan
perilaku
konsumen dalam
melakukan
pembelian ulang
29
Universitas Sumatera Utara
2.8
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian merupakan fondasi utama untuk sepenuhnya
proyek penelitian itu ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar
variabel yang secara logis diterangkan, dan dikembangkan
dari perumusan
masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey
literature (Kuncoro, 2003:48).
Menurut Kotler dan Keller (2007:243) Kepuasan adalah fungsi dari seberapa
sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas
produk tersebut. Kepuasan konsumen merupakan hasil dari keberhasilan
penyediaan produk dalam memenuhi harapan konsumen dan secara defenitif
mempengaruhi perubahan sikap, pembelian ulang, dan loyalitas. Konsumen yang
puas cenderung menjadi konsumen yang loyal, dan konsumen yang puas akan
melakukan pembelian ulang.
Gaya hidup menurut Minor dan Mowen (2002:282), menunjukkan
bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana
mengalokasikan waktu. Gaya hidup merupakan fungsi karakteristik atau sifat
individu yang mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi dan pembelian.
Penting bagi pemasar untuk mengetahui gaya hidup konsumen sasarannya demi
memastikan kebutuhan pelanggan tersebut. Dengan demikian minat pembelian
ulang dapat tercipta.
Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya,
penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Kepuasan dan Gaya Hidup
Konsumen dalam Pembelian Ulang Gadget merek Apple pada Mahasiswa
30
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Melihat teori
dan
penjelasan
tersebut,
maka
dibentuklah
kerangka
konseptual
yang
menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y, yaitu
sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
2.9
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
“Kepuasan dan Gaya Hidup Konsumen Berpengaruh Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Gadget merek Apple pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
31
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Teori tentang Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena
pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung
berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan
sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.
Sedangkan dalam arti luas pemasaran berarti suatu proses, sistem seni dan ilmu
dalam rangka memberikan kepuasan konsumen sekaligus merealisir volume
penjualan dan tercapainya tujuan perusahaan.
Menurut Stanton (2008:34), pemasaran merupakan suatu sistem dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan
dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam dunia pemasaran, banyaknya
persaingan bisnis terutama untuk teknologi informasi dan komunikasi
menimbulkan beberapa perubahan yang dapat diamati langsung didalam pasar,
seperti munculnya beragam merek, ketatnya pesaing-pesaing baru, inovasi produk
yang dilakukan oleh perusahaan, segmen pelanggan yang berkembang, dan
penyampaian informasi yang cepat kepada pelanggan, serta perlakuan yang
12
Universitas Sumatera Utara
berbeda yang diinginkan oleh pelanggan akan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian.
2.2
Teori tentang Perilaku Konsumen
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Tujuan utama pemasaran adalah melayani, memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumennya. Kebutuhan dan keinginan konsumen pada saat ini sangat
beragam, maka pemasar harus memenuhi kebutuhan konsumen tersebut dengan
menciptakan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumennya.
Produsen harus mempelajari perilaku konsumen untuk menciptakan produk
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, maka hal inilah yang menyebabkan
mengapa perusahaan atau organisasi perlu mempelajari perilaku konsumen dalam
kegiatan pemasarannya. Ada beberapa definisi mengenai perilaku konsumen yang
ditemukan oleh beberapa ahli.
The American Marketting Association mendefinisikan perilaku konsumen
yaitu sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup
mereka (Setiadi, 2003:3). Menurut Schiffman dan Kanuk (dalam Suryani 2008:6)
perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi yang mengkaji bagaimana individu
membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan dimiliki
(waktu, uang, dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan
di konsumsi.
Berdasarkan pengertian-pengertian perilaku konsumen yang dikemukan
diatas, maka perilaku konsumen merupakan suatu kegiatan yang berkaitan erat
13
Universitas Sumatera Utara
dengan
proses
pengambilan
keputusan
untuk
membeli
sampai
untuk
mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Pemahaman perilaku
konsumen ini juga meliputi pertanyaan-pertanyaan seperti: apa yang dibeli, siapa
yang beli, bagaimana mereka membeli, dalam kondisi seperti apa, dan mengapa
mereka membeli. Dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen mengacu pada
tindakan-tindakan yang dilakukan individu yang berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam usaha memperoleh serta menggunakan barang dan
jasa dengan harapan dapat memuaskan mereka.
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Kotler (dalam Simamora 2004:6) menyatakan bahwa faktor-faktor yang
berpengaruh pada perilaku konsumen adalah faktor kebudayaan, faktor sosial,
faktor personal, dan psikologis. Sebagian besar faktor tersebut tidak dapat
dikendalikan oleh pemasar, namun harus tetap diperhitungkan.
1. Faktor Kebudayaan
Faktor budaya berpengaruh luas dalam tingkah laku konsumen. Faktorfaktor kebudayaan terdisi dari:
a) Budaya adalah keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.
Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
tingkah laku yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan
lembaga penting lainnya.
b) Sub-budaya. Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok subbudaya yang lebih kecil. Kelompok-kelompok sub-budaya dapat di
bedakan menjadi empat macam, yaitu kelompok yang relatif homogen
14
Universitas Sumatera Utara
dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam
sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu
memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.
2. Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial
diantaranya:
a) Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung sikap dan perilaku.
b) Keluarga. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat atas
perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat.
c) Peran dan status. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat
dijelaskan dalam pengertian peran status. Sebuah peran terdiri dari
aktivitas yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang menurut orangorang yang ada di sekitarnya. Setiap peran membeawa suatu status yang
akan mempengaruhi perilaku membeli konsumen.
3. Faktor Pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian, seperti:
a) Usia dan tahap daur hidup. Orang membeli suatu barang dan jasa yang
berubah-ubah selama masa hidupnya. Konsumsi seseorang juga dibentuk
oleh tahapan siklus hidup keluarga. Selera akan makanan, pakaian,
perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.
15
Universitas Sumatera Utara
b) Pekerjaan. Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok
pekerja yang memiliki minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa
mereka.
c) Keadaan ekonomi. Situasi ekonomi akan sangat mempengaruhi pilihan
produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan, tabungan dan hartanya,kemampuan untuk meminjam dan
sikap terhadap mengeluarkan lawan menabung.
d) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam
kegiatan minat dan pendapatan yang bersangkutan.
e) Kepribadian dan konsep diri. Setiap orang mempunyai kepribadian yang
berbeda yang akan mempengaruhi perilaku pembelinya. Kepribadian
merupakan karakteristik psikologis yang membedakan seseorang, yang
menyebabkan terjadinya jawaban yang secara relatif tetap dan berrtahan
lama terhadap lingkungannya.
4. Faktor Psikologis
Pilihan membeli seseorang juga dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama, yaitu:
a) Motivasi. Seseorang mempunyai beberapa kebutuhan pada suatu waktu.
Namun kebutuhan tersebut tidak cukup kuat untuk mendorong seseorang
supaya bertindak pada suatu waktu. Suatu kebutuhan berubah menjadi
dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas
yang mencukupi.
16
Universitas Sumatera Utara
b) Persepsi. Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu
tindakan. Bagaimana seseorang bertindak adalah dipengaruhi oleh
persepsinya atas siatuasi yang dihadapinya.
c) Pengetahuan. Ketika seseorang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan
menggambarkan perubahan dalam perilaku seorang individu yang
bersumber dari pengalaman. Kebudayaan perilaku manusia diperoleh
dengan mempelajarinya.
d) Kepercayaan dan sikap. Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi
tingkah laku membeli mereka. Kepercayaan adalah suatu gagasan
deskriptif yang dimiliki oleh seseorang tentang sesuatu. Sedangkan sikap
menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaan-perasaan emosional, dan kecenderungan dari seseorang
terhadap suatu objek atau ide yang bertahan selama waktu tertentu.
2.3
Teori tentang Kepuasan
2.3.1 Pengertian Kepuasan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul
karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspektasi mereka (Kotler & Keller 2008:139).
Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapatkan
value dari pemasok atau produsen. Value ini bisa berasal dari produk, pelayanan,
sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau konsumen mengatakan bahwa
value adalah produk yang berkualitas, maka kepuasan terjadi kalau konsumen
17
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi konsumen adalah
kenyamanan, maka kepuasan akan datang apabila pelayanan yang diperoleh
benar-benar nyaman. Kalau value dari konsumen adalah harga yang murah, maka
konsumen akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang paling
kompetitif (Irawan, 2007:2).
Kepuasan konsumen terbagi menjadi dua yaitu :
1. Kepuasan fungsional , merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau
pemakaian suatu produk. Misalnya karena makan membuat perut kita
kenyang.
2. Kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut
yang bersifat tidak berwujud. Misalnya perasaan bangga karena mendapat
pelayanan yang sangat istimewa dari sebuah rumah makan yang mewah.
2.3.2 Faktor-Faktor Utama Tingkat Kepuasan
Menurut Lupiyoadi (2001:158), dalam menentukan tingkat kepuasan
terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Kualitas produk atau jasa
Pelanggan akan merasa puas, bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk atau jasa yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
18
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor emosional
Pelangan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu
yang cenderung memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas produk atau jasa tetapi nilai sosial atau
self-esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi terhadap pelanggan.
5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa
Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan produk atau jasa, cenderung puas
terhadap produk atau jasa tersebut.
2.3.3 Teknik Pengukuran Kepuasan
Menurut Kotler (2007:179), ada empat metode yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen yaitu :
1. Sistem keluhan dan saran, untuk mengidentifikasikan masalah maka
perusahaan harus mengumpulkan informasi langsung dari konsumen dengan
cara menyediakan kotak saran. Informasi yang terkumpul untuk memberikan
masukan bagi perusahaan.
2. Survei kepuasan konsumen, dapat dilakukan dengan cara survei melalui pos
surat, telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan metode ini perusahaan
19
Universitas Sumatera Utara
dapat menciptakan komunikasi 2 arah dan menunjukkan perhatiannya
kepada konsumen.
3. Ghost Shopping, metode ini digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan perusahaan pesaing dan membandingkannya dengan perusahaan
yang bersangkutan.
4. Analisi Kehilangan Konsumen, tingkat kehilangan konsumen menunjukkan
kegagalan perusahaan dalam memuaskan konsumennya. Perusahaan
seharusnya menganalisa dan memahami mengapa konsumen tersebut
berhenti mengkonsumsi produk kita.
2.4
Teori tentang Gaya Hidup
2.4.1 Pengertian Gaya Hidup
Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi sosial dalam
rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain
(Sugihartati, 2010:43). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai
seseorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola
perilaku tertentu. Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain,
sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan status sosial yang disandangnya.
Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu yang
sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Gaya hidup suatu individu akan berbeda dengan individu yang lainnya.
Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat
tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah,
sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.
20
Universitas Sumatera Utara
Gaya hidup mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi seseorang
(konsumen). Gaya hidup seseorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat
individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan. Gaya hidup seseorang
mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan
konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan.
2.4.2 Kategori Gaya Hidup
Simamora (2000:43) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua yang dapat
disajikan sebagai berikut :
1. Gaya hidup normatif merupakan gambaran harapan-harapan kultural yang
dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat dan merujuk pada
sistem ekonomi dan konsumsi sebuah masyarakat.
2. Gaya hidup pribadi merupakan keyakinan individu tentang aktivitas
konsumsi individu dalam masyarakat, kultur dan subkultur mereka.
2.4.3 Klasifikasi Gaya Hidup
Mowen dan Minor (2002:95) mengklasifikasikan gaya hidup berdasarkan
tipologi values and lifestyle (VALS) dari Stanford Research International yang
disarikan sebagai berikut :
1. Actualizes yaitu orang yang memiliki pendapatan paling tinggi dengan
banyak sumber daya yang ada mereka sertakan dalam suatu atau semua
orientasi diri.
2. Fulfilled yaitu orang profesional yang matang, bertanggung jawab, dan
berpendidikan tinggi. Mereka berpendapatan tinggi tetapi termasuk
konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai.
21
Universitas Sumatera Utara
3. Believers yaitu konsumen konservatif, kehidupan mereka berpusat pada
keluarga, agama, masyarakat dan bangsa.
4. Achievers yaitu orang-orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan,
konservatif dalam politik yang paling mendapatkan kepuasan dari
pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status
quo, serta menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan kesukaan
mereka.
5. Strivers yaitu orang-orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers
tetapi sumberdaya ekonomi, sosial dan psokologisnya lebih sedikit.
6. Experiences yaitu konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai halhal baru.
7. Makers yaitu orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan
cara yang praktis.
8. Strugglers yaitu orang yang berpenghasilan rendah dan terlalu sedikit
sumber dayanya untuk dimasukkan ke dalam orientasi konsumen yang
manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi
konsumen yang loyal pada merek.
2.4.4 Teknik Pengukuran Gaya Hidup
Metode pengukuran gaya hidup dikenal sebagai psikografis yang mencakup
pengukuran-pengukuran gaya hidup AIO yaitu; Aktivitas (activities), minat
(interest), dan opini (opinion). Menurut Prasetijo dan Lhalauw (2004:68)
mengungkapkan AIO adalah :
22
Universitas Sumatera Utara
1. Aktivitas (activities) yaitu apa saja yang dikerjakan konsumen, produk apa
yang dibeli atau digunakan, kegiatan apa yang mereka lakukan untuk
mengisi waktu luang.
2. Minat (interest) yaitu apa kesukaan, kegemaran, dan prioritas dalam hidup
konsumen.
3. Opini (opinion) yaitu pandangan dan perasaan konsumen dalam menanggapi
isu-isu global, lokal, moral, ekonomi dan sosial.
Tabel 2.1
Dimensi Gaya Hidup
Aktivitas (Activities)
Minat (Interest)
Opini (Opinion)
Bekerja
Keluarga
Diri sendiri
Hobi
Rumah
Masalah sosial
Peristiwa sosial
Pekerjaan
Politik
Liburan
Komunitas
Bisnis
Hiburan
Rekreasi
Ekonomi
Anggota klub
Pakaian
Pendidikan
Komunitas
Makanan
Produk
Belanja
Media
Masa depan
Olahraga
Prestasi
Budaya
Sumber: Setiadi (2003)
Menurut Kotler dan Keller (2009:175) bahwa sebagian gaya hidup terbentuk
oleh keterbatasan uang atau keterbatasan waktu. Konsumen yang mengalami
keterbatasan waktu cenderung multitugas (multitasking), melakukan dua atau
lebih pekerjaan pada waktu yang sama.
2.5
Teori tentang Keputusan Pembelian
2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2003:415), inti dari pengambilan keputusan (consumer
decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan
23
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif, dan memilih
salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan
(choice), yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan prilaku.
Menurut Schiffman dan kanuk dalam Suwandi (2007:2), keputusan
pembelian terdiri dari:
1. Input
Faktor-faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial.
Bauran pemasaran untuk menjangkau, memberikan informasi dan mendorong
keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber
informal, sumber non komersial, kelas sosial dan sub budaya memberi pengaruh
bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima atau menolak produk
maupun perusahaan.
2. Proses
Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan
tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian
dan sikap.
a) Adanya Kebutuhan
Kesenjangan antara keadaan factual dengan keadaan yang diinginkan
konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar
maupun dari dalam diri konsumen.
b) Pencarian informasi sebelum pembelian
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif
yang ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu
24
Universitas Sumatera Utara
yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam
keberadaannya. Persamaan informasi mendukung daya kepercayaan dimana
perbedaan memberi alasan untuk evaluasi kesesuaian dengan kebutuhan
maupun keinginan konsumen.
c) Evaluasi aternatif
Perbandingan dari berbagai alternatif yang tersedia sehingga diperoleh
pilihan yang terbaik.
3. Output
Perilaku setelah pembelian yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi
setelah pembelian.
a) Pembelian
Terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian coba-coba dan pembelian
ulang. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan
hubungan dengan prosuk maupun organisasi, sedangkan pembelian ulang
menunjukkan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai
pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya
kepercayaan dan kepuasan.
b) Evaluasi setelah pembelian
Penilaian terhadap pembelian yang telah dilakukan dari terpenuhinya
kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas
atau tidak puas konsumen.
25
Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Proses Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2007:235), ada lima tahap dalam proses
pembelian konsumen, yaitu:
1.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal
atau eksternal
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Tantangan bagi marketer adalah mengenali
sumber informasi yang paling berpengaruh.
3. Evaluasi Alternatif
Mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks kepercayaan
utama
tentang
konsekuensi
yang
relevan
dan
mengkombinasikan
pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan.
4. Keputusan Pembelian
Calon pembeli menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan
dibeli. Marketer harus menyediakan jalan paling mudah bagi calon pembeli
untuk mendapatkan produk yang mereka inginkan. Misalnya, prosedur yang
tidak berbelit, kemudahan pembayaran dengan berbagai macam kartu kredit,
kelengkapan produk yang dijual, kenyamanan tempat berbelanja.
26
Universitas Sumatera Utara
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka
perilaku selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang
diperoleh konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut. Kepuasan
konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli
terhadap suatu produk dengan manfaat aktual yang diberikan produk
tersebut. Jika daya guna produk berada dibawah kepuasan konsumen, maka
yang akan timbul adalah kekecewaan konsumen. Jika produk tersebut
memenuhi harapan konsumen, maka kepuasan akan timbul. Jika produk
tersebut memberikan manfaat yang lebih besar dari yang diharapkan
konsumen, maka konsumen akan merasa sangat puas. Jika konsumen merasa
puas dengan suatu produk, maka ia akan melakukan pembelian ulang, tetapi
jika konsumen tidak merasa puas, maka ia dapat beralih ke merek lain.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Sumber: Kotler dan Keller (2007:235)
Gambar 2.1
Tahap Proses Pengambilan Keputusan
27
Universitas Sumatera Utara
2.6
Teori tentang Pembelian Ulang
2.6.1 Pengertian Pembelian Ulang
Pengertian pembelian ulang (repeat purchase) menurut Peter dan Olson
dalam Novantiano (2007:24) adalah “Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih
dari satu kali ada beberapa kali.” Jadi pembelian ulang adalah suatu proses
membeli barang atau jasa untuk kesekian kalinya, setelah melakukan proses
pembelian sebelumnya. Keputusan pembelian ulang merupakan pengembangaan
dari teori keputusan pembelian konsumen. Keputusan pembelian ulang tercipta
setelah konsumen melakukan serangkaian proses pembelian konsumen, yaitu :
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan
pembelian dan perilaku pasca pembelian.
Menurut Simamora (2003:51), “Yang dipertimbangkan konsumen dalam
melakukan pembelian ulang hanya dua, yaitu : faktor harga dan bukan harga.”
Faktor bukan harga terdiri faktor produk dan non produk. Apabila seseorang
sudah melakukan pembelian terhadap suatu produk dan ia melakukan pembelian
ulang terhadap produk tersebut, maka perilaku yang mungkin ditujukan ada dua
menurut Simamora (2003:28) yaitu : Pemecahan masalah berulang dan perilaku
kebiasaan.
2.7
Penelitian Terdahulu
Penggalian dari penelitian terdahulu dilakukan sebagai upaya memperjelas
tentang variabel-variabel dalam penelitian ini, sekaligus untuk membedakan
penelitian ini dengan sebelumnya.
28
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No.
Peneliti
Judul
Variabel
1
Fadillah
(2015)
Independen:
Kepuasan, dan
Pengetahuan
Produk.
Dependen:
Keputusan
Pembelian
Ulang
2
Bangun
(2013)
3
Nurhayani
(2012)
Kepuasan dan
Pengetahuan
Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang Gadget
Apple Pada
Mahasiswa
Manajemen
Fakultas
Ekonomi USU
Medan.
Pengaruh
Kepuasan dan
Pengetahuan
Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang
Smartphone
Blackberry
Pada
Mahasiswa
Fakultas
Ekonomi USU.
Analisis
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Minat Beli
Ulang
Masyarakat
Terhadap
Produk
Handphone.
Metode
Analisis
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil
Hasil penelitian
ini menunjukkan
variabel
Kepuasan, dan
Pengetahuan
Produk
berpengaruh dan
signifikan
terhadap
Keputusan
Pembelian
Ulang
Independen:
Kepuasan dan
Pengetahuan
Produk
Dependen:
Keputusan
Pembelian
Ulang
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa adanya
pengaruh secara
positif dan
signifikan antara
variabel
kepuasan dan
pengetahuan
produk terhadap
keputusan
pembelian
ulang.
Independen:
Kepuasan,
Kompetisi
Harga, Brand
Image, dan
Pengalaman
Pelanggan.
Dependen:
Minat Beli
Ulang
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitian
ini menunjukkan
bahwa terdapat
kepuasan
pelanggan,
kompetisi harga,
brand image,
dan pengalaman
pelanggan
memberikan
pengaruh positif
pada niat dan
tindakan
perilaku
konsumen dalam
melakukan
pembelian ulang
29
Universitas Sumatera Utara
2.8
Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konseptual penelitian merupakan fondasi utama untuk sepenuhnya
proyek penelitian itu ditujukan, hal ini merupakan jaringan hubungan antar
variabel yang secara logis diterangkan, dan dikembangkan
dari perumusan
masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey
literature (Kuncoro, 2003:48).
Menurut Kotler dan Keller (2007:243) Kepuasan adalah fungsi dari seberapa
sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas
produk tersebut. Kepuasan konsumen merupakan hasil dari keberhasilan
penyediaan produk dalam memenuhi harapan konsumen dan secara defenitif
mempengaruhi perubahan sikap, pembelian ulang, dan loyalitas. Konsumen yang
puas cenderung menjadi konsumen yang loyal, dan konsumen yang puas akan
melakukan pembelian ulang.
Gaya hidup menurut Minor dan Mowen (2002:282), menunjukkan
bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana
mengalokasikan waktu. Gaya hidup merupakan fungsi karakteristik atau sifat
individu yang mempengaruhi segala aspek perilaku konsumsi dan pembelian.
Penting bagi pemasar untuk mengetahui gaya hidup konsumen sasarannya demi
memastikan kebutuhan pelanggan tersebut. Dengan demikian minat pembelian
ulang dapat tercipta.
Berdasarkan teori-teori dan penjelasan yang telah dituliskan sebelumnya,
penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Kepuasan dan Gaya Hidup
Konsumen dalam Pembelian Ulang Gadget merek Apple pada Mahasiswa
30
Universitas Sumatera Utara
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Medan. Melihat teori
dan
penjelasan
tersebut,
maka
dibentuklah
kerangka
konseptual
yang
menunjukkan gambaran hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y, yaitu
sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual Penelitian
2.9
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
“Kepuasan dan Gaya Hidup Konsumen Berpengaruh Terhadap Keputusan
Pembelian Ulang Gadget merek Apple pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
31
Universitas Sumatera Utara