Perbankan Syariah Fakultas Program Studi

MODUL PERKULIAHAN

Perbankan
Syariah
Pokok Bahasan
MUDHARABAH
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis

Program
Studi
Akuntansi

Tatap
Muka

11

Kode MK


Disusun Oleh

84048

Mohamad Torik L Buana, SE, MM

Abstract

Kompetensi

Mudharabah adalah penitipan dana
kepada pengelola.

Memahami Konsep Mudharabah

Pembahasan
MUDHARABAH
Pengertian Mudharabah
Mudharabah berasal dari kata adh-dharbu fil ardhi, yaitu berjalan di muka bumi. Dan
berjalan di muka bumi ini pada umumnya dilakukan dalam rangka menjalankan suatu usaha,

atau berdagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu yang berarti
potongan, karena pemilik memotong sebagain hartanya untuk diperdagangkan dan
memperolah sebagian keuntungan. Kadang-kadang juga dinamakan dengan muqaradhah
yang berarti sama-sama memiliki hak untuk mendapatkan laba karena si pemilik modal
memberikan modalnya sementara pengusaha meniagakannya dan keduanya sama-sama
berbagi keuntungan.
Sedangkan secara istilah, mudharabah adalah akad penyerahan modal oleh pemilik modal
kepada pengelola untuk diperdagangkan dan keuntungan dimiliki bersama antara keduanya
sesuai dengan persyaratan yang mereka buat.
Secara teknis, Antonio (2001) mendefinisikan mudharabah sebagai akad kerja sama usaha
antara dua pihak di mana salah satu pihak menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola.
Kemudian berdasarkan PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua
pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antara
mereka sesuai kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik
dana.
Dalam mudharabah unsur terpenting adalah kepercayaan, yaitu kepercayaan dari
pemilik dana kepada pengelola dana. Kepercayaan itu penting karena dalam akad
mudharabah, pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam manajemen perusahaan atau

proyek yang dibiayai dengan dana pemilik dana tersebut. Kecuali sebatas memberikan
saran dan melakukan pengawasan pada pengelola dana. Sedangkan apabila usaha
tersebut mengalami kerugian yang mengakibatkan sebagian atau mungkin seluruh modal
yang ditanam oleh pemilik dana itu habis maka yang menanggung kerugian adalah pemilik
dana. Namun jika kerugian terjadi karena kelalaian pengelola, maka pengelola harus
menanggung sendiri.
Pada prinsipnya dalam mudharabah tidak boleh ada jaminan atas modal. Namun
demikian agar pengelola dana tidak melakukan penyimpangan, pemilik dana dapat meminta
jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Tentu saja jaminan itu hanya dapat dicairkan
2016

2

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id


apabila pengelola dana terbukti melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang disepakati bersama dalam akad.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa mudharabah
adalah akad kerja sama antara pemilik dana dan pengelola dana dalam mendirikan usaha
tertentu untuk saling menguntungkan. Di mana besarnya proporsi bagi hasil berdasarkan
kesepakatan bersama.
Macam-macam Mudharabah
Berdasarkan PSAK 105, mudharabah dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan mudharabah musytarakah.
Berikut penjelasan ketiga jenis mudharabah tersebut.
1.

Mudharabah Muthlaqah
Mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik dana dan pengelola tanpa
adanya pembatasan oleh pemilik dana dalam hal tempat, cara, maupun objek investasi.
Dalam hal ini, pemilik dana memberi kewenangan yang sangat luas kepada mudharib untuk
menggunakan dana yang diinvestasikan.
Dalam perbankan syariah kontrak mudharabah muthlaqah digunakan untuk tabungan
maupun pembiayaan. Pada tabungan mudharabah, penabung berperan sebagai pemilik

dana, sedang bank sebagai pengelola yang mengkontribusikan keahliannya dalam
mengelola dana penabung. Sedangkan pada investasi mudharabah, bank berperan sebagai
pemilik dana yang menginvestasikan dana yang ada padanya kepada pihak lain yang
memerlukan dana untuk keperluan usahanya.

2.

Mudharabah Muqayyadah
Mudharabah muqayyadah yaitu mudharabah yang pemilik dananya memberikan batasan
kepada pengelola dana mengenai lokasi, cara, dan atau objek investasi atau sektor usaha.
Dalam PSAK 105 par. 7 tantang mudharabah, batasan tersebut bisa berupa:
1. Tidak mencampurkan dana yang dimiliki oleh pemilik dana dengan dana lainnya;
2. Tidak menginvestasikan dananya pada teransaksi penjualan cicilan tanpa penjamin
atau jaminan; Apabila pengelola dana bertindak bertentangan dengan syarat-syarat
yang diberikan oleh pemilik dana, maka pengelola dana harus bertanggung jawab atas
konsekuensi yang ditimbulkannya, termasuk konsekuensi keuangan.
3. Mudharabah Musytarakah
Mudharabah

musytarakah


adalah

bentuk

mudharabah

di

mana

pengelola

dana

menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
Di awal kerja sama, akad yang disepakati adalah akad mudharabah dengan 100% modal
dari pemilik dana, setelah berjalannya operasi usaha dengan pertimbangan tertentu dan
2016


3

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

kesepakatan dengan pemilik dana, pengelola ikut menambahkan modalnya dalam usaha
tersebut. Kemudian akadnya disebut mudharabah musytarakah, yaitu perpaduan antara
akad mudharabah dan musyarakah.
Ketentuan bagi hasil untuk akad ini berdasarkan PSAK 105 dapat dilakukan dengan dua
pendekatan, yaitu:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan pemilik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk
pengelola dana (sebagai mudharib) tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai
musytarik) dengan pemilik dana sesuai dengan porsi modal masing-masing; atau
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai

dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi
untuk pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai
mudharib) dengan pemilik dana sesuai dengan nisbah yang disepakati.
Skema Mudharabah Musytarakah

Rukun Mudharabah
Faktor-faktor yang harus ada (rukun) dalam akad mudharabah adalah:
1. Pelaku (pemilik modal dan pelaksana usaha)
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
3. Persetujuan kedua belah pihak (ijab-qabul)
4. Nisbah keuntungan
Ketentuan dari rukun mudharabah yaitu sebagai berikut:
1.Pelaku Dalam akad mudharabah, harus ada minimal dua pelaku.
Pihak pertama bertindak sebagai pemilik modal, dan pihak kedua bertindak sebagai
pelaksana usaha.
Sedangkan untuk ketentuan syariahnya yaitu:
2016

4


Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

1. Pelaku harus cakap hukum dan baligh.
2. Dapat dilakukan sesama atau dengan non muslim.
3. Pemilik dana tidak boleh ikut campur dalam pengelolaan usaha tetapi ia boleh
mengawasi.
2. Objek mudharabah (modal dan kerja)
Objek mudharabah merupakan konsekuensi logis dari tindakan yang dilakukan oleh pelaku.
Pemilik modal menyerahkan modalnya sebagai objek mudharabah, sedangkan pelaksana
usaha menyerahkan kerjanya sebagai objek mudharabah. Modal yang diserahkan bisa
berbentuk uang atau barang yang dirinci berapa nilai uangnya. Sedangkan kerja yang
diserahkan bisa berbentuk keahlian, keterampilan, management skill, dan lain-lain.
3. Ijab kabul Ijab kabul atau persetujuan kedua belah pihak dalam mudharabah yang
merupakan wujud dari prinsip sama-sama rela (an-taraddim minkum). Di sini kedua belah

pihak harus secara rela bersepakat untuk megikatkan diri dalam akad mudharabah. Si
pemilik dana setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan dana, sementara si
pelaksana usaha pun setuju dengan perannya untuk mengkontribusikan kerja.
4. Nisbah keuntungan Rukun yang satu ini merupakan ciri khas dari akad mudharabah, yang
tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh
kedua belah pihak yang berakad.

Alur Transaksi Mudharabah

2016

5

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id


Pertama, dimulai dari pengajuan permohonan pembiayaan oleh nasabah dengan mengisi
formulir permohonan pembiayaan.
Kedua, bank mengontribusikan modalnya dan nasabah mulai mengelola usaha yang
disepakati berdasarkan kesepakatan dan kemampuan terbaiknya.
Ketiga, hasil usaha dievaluasi pada waktu yang ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Keempat, Bank dan nasabah menerima porsi bagi hasil masing-masing berdasarkan
metode perhitungan yang telah disepakati.
Kelima, bank menerima pengembalian modalnya dari nasabah.
Bagi hasil untuk akad mudharabah musytarakah (PSAK 105 PAR 34)
Ketentuan untuk akad jenis ini dapat dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana dan pemilik dana sesuai nisbah yang
disepakati, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi untuk pengelola dana
tersebut dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai
dengan porsi modal masing-masing.
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan pemilik dana sesuai
dengan porsi modal masing-masing, selanjutnya bagian hasil investasi setelah dikurangi
untuk pengelola dana tersebut dibagi antara pengelola dan dengan pemolik dana sesuai
dengan nisbah yang disepakati.
Perlakuan Akuntansi (PSAK 105)
1. Dana mudharabah yang disalurkan
oleh pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau
penyerahan aset non-kas kepada pengelola dana.
2. Pengukuran investasi mudharabah:
1. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah yang dibayarkan.
2. Investasi mudharabah dalam bentuk aset non-kas diukur sebesar nilai wajar aset non-kas
pada saat penyerahan. Investasi mudharabah dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan.
Jurnal pada saat penyerahan kas:
Investasi mudharabah xx
Kas xx
Investasi mudharabah dalam bentuk aset non-kas diukur sebesar nilai wajar aset non-kas
pada saat penyerahan kemungkinannya ada 2:
2016

6

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

1. Jika nilai wajar lebih tinggi dari pada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad mudharabah.
Jurnal pada saat penyerahan aset non-kas:
Investasi mudharabah xx
Keuntungan tangguhan xx
Aset non-kas xx
Jurnal keuntungan tangguhan:
Keuntungan tangguhan xx
Keuntungan xx
2. Jika nilai wajar lebih rendah dari pada nilai tercatatnya, maka selisihnya diakui sebagai
kerugian dan akui pada saat penyerahan aset non-kas:
Jurnal:
Investasi mudharabah xx
Kerugian xx
Aset non-kas mudharabah xx
3. Penurunan nilai aset non-kas
1. Penurunan nilai sebelum usaha dimulai: diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo
investasi mudharabah.
Jurnal:
Kerugian investasi mudharabah xx
Investasi mudharabah xx
2. Penurunan nilai setelah usaha dimulai: diakui sebagai kerugian dan diperhitungkan pada
saat pembagian bagi hasil.
Jurnal:
Kerugian investasi mudharabah xx
Penyisihan investasi mudharabah xx
Kas xx
Penyisihan investasi mudharabah xx
Pendapatan bagi hasil mudharabah xx
4. Kerugian Kerugian yang terjadi
dalam suatu periode sebelum akad mudharabah berakhir, diakui sebagai kerugian dan
dibentuk penyisihan kerugian investasi.
Jurnal:
Kerugian investasi mudharabah
Penyisihan kerugian investasi mudharabah

xx
xx

Catatan: tujuan dicatat sebagai penyisihan agar jelas nilai investasi awal mudharabah.
5. Hasil usaha
2016

7

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang.
Jurnal:
Piutang pendapatan bagi hasil
Pendapatan bagi hasil mudharabah

xx
xx

Pada saat pengelola dana membayar bagi hsil.
Jurnal:
Kas
xx
Piutang pendapatan bagi hasil xx
6. Akad mudharabah berakhir
Pada saat akad mudharabah berakhir, selisih antara investasi mudharahah setelah dikurangi
penyisihan kerugian investasi; dan pengembalian investasi mudharahah;
diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Jurnal:
Kas/piutang/aset nonkas
xxx
Penyisihan kerugian investasi mudharabah xxx
Mudharabah
xxx
Keuntungan investasi mudharabah
xxx
ATAU
Kas/piutang/aset nonkas
xxx
Penyisihan kerugian investasi mudharabah xxx
Kerugian investasi mudharabah
xxx
Investasi mudharabah
xxx
7. Penyajian Pemilik dana
menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatat, yaitu nillai
investasi mudharabah dikurangi penyisihan kerugian (jika ada).
8. Pengungkapan Pemilik dana
mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan trannsaksi mudharabah, tetapi tidak terbatas
pada:
1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.
2. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
3. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan;
4. Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang penyajian laporan
keuangan syariah.

2016

8

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

AKUTANSI UNTUK PENGELOLAAN DANA
1. Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui sebagai dana
syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas yang diterima
2. Pengukuran dana syirkah temporer Dana syirkah temporer diukur sebesar jumlah kas
atau nilai wajar aset nonkas yang diterima.
Jurnal
Kas/aset nonkas
xxx
Dana syirkah temporer xxx
3. Catatan: penyelisihan kerugian disajikan sebagai Penyaluran kembali dana syirkah
temporer
Jika pengelola dana menyalurkan kembali dana syirkah temporer yang diterima maka
pengelola dana mengakui sebagai aset (investasi mudharabah). Sama seperti akutansi
untuk pemilik dana. Dan ia akan mengakui pendapatan secara bruto sebelum dikurangi
dengan bagian hak pemilik dana.
Jurnal pencatatan ketika menerima pendapatan bagi hasil dari penyaluran kembali dana
syirkah temporer:
Kas/piutang
xxx
Pendapatan yang belum dibagikan
xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah kontemporer yang sudah dioerhitungkan tetapi
belum dibagikan kepada pemilik dana diakui sebagai kewajiban sebesar bagi hasil yang
menjadi porsi hak pemilik dana.
Jurnal:
Beban bagi hasil mudharabah
Utang bagi hasil mudharabah

xxx
xxx

Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil:
Utang bagi hasil mudharabah xxx
Kas
xxx
4. Sedangkan apabila pengelola dana mengelola sendiri dana mudharabah berarti ada
pendapatan dan beban yang diakui dan pencatatannya sama dengan akutansi konvensional
yaitu:
2016

9

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

Saat mencatat pendapatan:
Kas/piutang xxx
Pendapatan
xxx
Saat mencatat beban :
Bebas
Kas/Utang

xxx
xxx

Jurnal penutup yang dibuat diakhir periode (apabila diperoleh keuntungan):
Pendapatan
xxx
Beban
xxx
Pendapatan yang belum dibagikan xxx
offf
Jurnal ketika dibagihasilkan kepada pemilik dana:
Beban Bagi Hasil Mudharabah – pemilik dana
Beban Bagi Hasil Mudharabah – pengelola dana
Utang Bagi Hasil Mudharabah

xxx
xxx
xxx

Jurnal penutup:
Pendapatan yang belum dibagikan:
xxx
Beban Bagi Hasil Mudharabah – pemilik dana
xxx
Beban Bagi Hasil Mudharabah – pengelola dana xxx
Jurnal pada saat pengelola dana membayar bagi hasil:
Utang bagi hasil modharabah xxx
Kas
xxx
Jurnal penutup yang dibuat apabila terjadi kerugian
Pendapatan
Penyisihan kerugian
Beban

xxx
xxx
xxx

akun kontrak dari Dana Syirkah Temporer.
5. Kerugian yang diakibatkan oleh kesaahan atau kelainan pengelola dana diakui sebagai
beban pengelola dana. Jurnal:
Beban xxx
Utang Lain-lain/Kas xxx
6. Diakhir akad
2016

10

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

Jurnal:
Dana Syirkah Temporer xxx
Kas/Aset Nonkas
xxx
Jika ada penyelisihan kerugian sebelumnya Jurnal:
Dana Syirkah Temporer xxx
Kas/Aset Nonkas
xxx
Penyisihan Kerugian
xxx
7. Penyajian Pengelola dana menyajikan transaksi modharabah dalam laporan keuangan:
1. Dana syirkah temporer dari pemilik dana disajikan sebesar nilai tercatatya untuk setiap
jenis modharabah; yaitu sebesar dana syirkah temporer dikurangi dengan penyisihan
dikurangi (jika ada).
2. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum diserahkan
kepada pemilik dana disajikan sebagai pos bagi hasil yang belum dibagikan sebagai
kewajiban.
8. Pengungkapan Pengelola dana mengungkapkan transaksi modharabah dalam laporan
keuangan:
1. Isi kesepakatan utama usaha modharabah, seperti porsi dana, pembagian hasil usaha,
aktivitas usaha mudhorobah, dan lain-lain;
2. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya;
3. Penyaluran dana yang berasal dari modharabah muqayadah.
Pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah. Asumsi pencatatan untuk pengelola dana yang telah dibahas di atas menggunakan
akad modharabah muthlaqah,apabila akadnya Mudharabah Muqayyadah, dimana dana dari
pemilik dana langsung disalurkan kepada pengelola dana lain (kedua) dan pengelola dana
pertama hanya bertindak sebagai perantara yang mempertemkan antara pemilik dana
dengan pengelola dana lain (kedua); maka dana untuk jenis seperti iini akan dilaporkan off
balance sheet. Atas kegiatan tersebut pengelola dana pertama akan menerima komisi atas
jasa mempertemukan kedua pihak. Sedangkan antara pemilik dana dan pengelola dana lain
(kedua) berlaku nisbah bagi hasil.

Daftar Pustaka
Ahmad Ifham Sholihin, 2010, Buku Pintar Ekonomi Syariah, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta

2016

11

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id

DSAK IAI, 2007, KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PELAPORAN KEUANGAN
BANK SYARIAH, Jakarta
DSAK IAI, 2007, PSAK 105, Jakarta
DSN-MUI, 2000, Fatwa No VII, VIII, XIII 2000
Firdaus Furywardhana SE, SS, MSi, Akuntansi Syariah, PPPS 2009 (Pendidikan dan
Pelatihan Perbankan Syariah), Jogjakarta
Rizal Yaya, Aji Erlangga, Ahim Abdurahim., 2014, Akuntansi Perbankan Syariah, Edisi 2.
Salemba Empat. Jakarta

2016

12

Nama Mata Kuliah

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

Perbankan Syariah

http://www.mercubuana.ac.id