Hubungan Kompensasi Finansial dan Non Finansial Dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Horas Insani Kota Pematangsiantar Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era globalisasi yang ditandai oleh dunia usaha yang semakin
kompetitif, perusahaan dituntut untuk bisa mengoptimalkan sumber daya yang
dimilikinya, salah satunya adalah sumber daya manusia. Keberhasilan dan
kesuksesan kinerja suatu organisasi ditentukan oleh kualitas sumber daya
manusianya. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset utama bagi
perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif berbagai aktifitas dalam
suatu organisasi. Sumber daya manusia memegang peranan yang sangat penting
dalam satu organisasi karena kelangsungan hidup dari suatu organisasi di tentukan
oleh faktor manusia yang ada di dalamnya. Sehingga tidak ada satupun
perusahaan yang tidak melibatkan manusia dalam merealisasi tujuannya.
Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta dengan sumber dana yang
berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal kegiatan
perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Kinerja karyawan merupakan
faktor yang utama dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan (Nasution,
2012).
Peranan sumber daya manusia sebagai penggerak perusahaan sangat besar
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, upaya-upaya organisasi dalam
mendorong karyawannya untuk bekerja lebih baik harus terus dilakukan. Dengan

adanya karyawan-karyawan yang mampu bekerja dengan baik, diharapkan kinerja

1

Universitas Sumatera Utara

2

karyawan yang dicapai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan perusahaan.
Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan
adalah sesuatu yang diharapkan organisasi untuk dicapai. Tujuan organisasi dapat
berupa

perbaikan

pelayanan

pelanggan,


pemenuhan

permintaan

pasar,

peningkatan kualitas produk atau jasa, meningkatnya daya saing, dan
meningktnya kinerja organisasi. Pencapaian tujuan organisasi menunjukkan hasil
kerja atau prestasi kerja organisasi dan menunjukkan sebagai kinerja atau
performa organisasi (Wibowo, 2012).
Menurut Prawirosentono dalam Sutrisno (2011) kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Pencapaian hasil kinerja yang
maksimal dari seorang karyawan juga dapat dilihat dari berbagai faktor
diantaranya tingkat kepuasannya dalam bekerja serta penghargaan yang
didapatkan yaitu berupa kenaikkan gaji, kompensasi, bonus, insentif, promosi
jabatan dan lain sebagainya.
Menurut Mathis dan Jackson (2006), ada tiga faktor utama yang

memengaruhi bagaimana individu bekerja, yaitu kemampuan individual untuk
melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha yang dicurahkan, dan dukungan
organisasi. Kebijakan perusahaan yang adil dan layak dalam memberikan imbalan
dapat dilakukan dengan memberikan jumlah imbalan finansial yang cukup

Universitas Sumatera Utara

3

sehingga pegawai dapat bekerja lebih baik. Jaminan penghasilan yang lebih baik
sangat penting bukan saja bagi kemanusiaan akan tetapi juga untuk meningkatkan
kinerja.
Seseorang bekerja memberikan waktu dan tenaganya kepada organisasi
dan sebagai kontra prestasinya, organisasi memberikan imbalan atau kompensasi
yang bentuknya dapat sangat bervariasi. Sistem yang dipergunakan organisasi
dalam memberikan imbalan tersebut dapat mempengaruhi motivasi kerja dan
kepuasan kerja karyawan. Dalam kenyataannya, setiap organisasi menerapkan
sistem kompensasi secara fleksibel dan bebas sesuai dengan kondisi masing –
masing. Sistem mana yang dirasa tepat untuk memberikan kompensasi kepada
pekerja dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dan menumbuhkan kepuasan

kerjanya (Wibowo, 2012).
Penelitian sebelumnya oleh Nasution (2012) mengenai hubungan imbalan
finansial dan non finansial dengan kinerja karyawan, dapat dilihat bahwa
koefisien korelasi (r) imbalan finansial dengan kinerja adalah 0,553 dan koefisien
korelasi (r) imbalan non finansial dengan kinerja adalah 0,747, artinya terdapat
hubungan yang positif dan sedang hinggan kuat antara imbalan finansial dan non
finansial dengan kinerja karyawan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari (2012) mengenai
hubungan penghargaan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji
Medan, menunjukkan bahwa ada hubungan penghargaan (penghargaan yang
terdiri dari gaji, upah insentif, benefit and service , promosi, fasilitas dan
penghargaan interpersonal) dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit

Universitas Sumatera Utara

4

Haji Medan. dengan menggunakan Uji kolerasi Spearman’ Rho yang memberikan
nilai kekuatan kolerasi (r) yaitu 0,486 yang artinya kekuatan kolerasi sedang dan

sig. (1-tailed) sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil dari nilai p= 0,05 yang
menginterpretasikan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan
penghargaan dengan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Haji Medan.
Hasil penelitian yang dilakukan Handayani (2012), diperoleh koefisien
tingkat upah adalah 0.246 dengan t hit = 2,773 atau sig t = 0,011. Artinya tingkat
upah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, karena sig t
(0,011) < α (0,05). Jika tingkat upah bertambah atau berkurang maka secara
signifikan akan menyebabkan kinerja pegawai bertambah atau berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat upah
adalah searah dengan kinerja pegawai.
Hasil uji chi-square yang dilakukan oleh Panjaitan (2015) dalam
penelitiannya mengenai hubungan kompensasi terhadap kinerja karyawan,
memperlihatkan bahwa p-value adalah sebesar 0.036, lebih kecil dari nilai sig-α
(0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa kompensasi memiliki hubungan
signifikan dengan kinerja karyawan.
Rumah Sakit Horas Insani adalah salah satu rumah sakit yang relatif besar
di kota Pematangsiantar, terletak di Jalan Medan Km. 2,5 yang cukup strategis
karena merupakan jalan raya penghubung kota Pematangsiantar dengan kota
Medan. Rumah Sakit Horas Insani memiliki visi untuk “Menjadi Rumah Sakit
Pilihan” serta misi untuk “Meningkatkan profesionalitas SDM dan kesejahteraan


Universitas Sumatera Utara

5

karyawan Rumah Sakit Horas Insani Pematangsiantar” dan “Meningkatkan
pelayanan kesehatan yang prima, murah dan terjangkau oleh masyarakat”.
Dalam survei pendahuluan ke RS Horas Insani kota Pematangsiantar,
diperoleh bahwa pemberian kompensasi finansial kepada para perawat secara
umum terdiri dari: gaji pokok, upah lembur, dan asuransi kesehatan. Sedangkan
untuk perawat yang menjadi kepala ruangan dan kepala perawat, diberikan juga
tambahan berupa tunjangan jabatan. Pihak manajemen rumah sakit juga
memberlakukan sitem kenaikan gaji kepada seluruh pegawai secara berkala setiap
tahunnya, yang besarnya ditentukan oleh kebijaksanaan dari perusahaan. Jumlah
gaji pokok yang diterima para perawat banyaknya disesuaikan dengan upah
minimum kota Pematangsiantar. Selain gaji, pokok pihak rumah sakit juga
memberikan bonus PONDS kepada seluruh pegawai baik medis maupun non
medis yang besarnya sesuai dengan kebijakan yang berlaku, dan bagi perawat
pelaksana yang melakukakan tindakan-tindakan medis khusus saat menangani
pasien seperti memasang kateter, memasang infus NGT, melakukan tindakan

emergency, dan lain-lain diberikan juga bonus tambahan karena telah melakukan

tindakan medis tersebut.
Perawat di RS Horas Insani kota Pematangsiantar memiliki target waktu
kerja dalam sebulan yaitu 160 jam kerja, apabila kemudian dalam sebulan jam
kerja melebihi waktu yang ditetapkan maka perawat akan mendapatkan upah
lembur. Besarnya upah lembur disesuaikan dengan masa kerja dan tingkat
pendidikan perawat tersebut, dengan perhitungan jumlah upah lembur per jam
adalah jumlah gaji pokok sebulan dibagi 160 jam kerja. Jika perawat melakukan

Universitas Sumatera Utara

6

lembur pada saat hari libur nasional, maka besarnya upah lembur yang diterima
adalah dua kali dari jumlah upah lembur pada hari kerja. Kebijakan besaran upah
lembur yang ditentukan oleh pihak rumah sakit sudah sesuai dengan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.102 Tahun 2004
tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur, dimana dalam pasal 12
disebutkan: “Bagi perusahaan yang telah melaksanakan dasar perhitungan upah

lembur yang nilainya lebih baik dari Keputusan Menteri ini, maka perhitungan
upah lembur tersebut tetap berlaku”. Perawat pelaksana di RS Horas Insani kota
Pematangsiantar juga telah didaftarkan untuk asuransi yang terdiri dari BPJS
Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan. Sistem pembayaran kompensasi para
perawat di RS Horas Insani dilakukan melalui transfer ke rekening bank masing –
masing perawat setiap bulannya.
Namun demikian saat melakukan wawancara singkat, beberapa orang
perawat pelaksana masih mengeluhkan mengenai masalah pemberian gaji dan
bonus PONDS yang jumlahnya mereka anggap belum sesuai dengan beban
pekerjaan mereka, serta mengenai belum adanya pemberian dana pensiun yang
diberikan oleh pihak rumah sakit untuk mereka kelak.
Dalam survei pendahuluan, hubungan antar pegawai dan hubungan dengan
atasan sudah berlangsung dengan cukup baik didalam lingkungan kerja, kondisi
nurse station dan tempat kerja perawat pelaksana juga sudah baik dan nyaman

untuk bekerja, pihak rumah sakit juga menyediakan musholla dan ruangan untuk
melaksanakan ibadah keagamaan bagi setiap perawat. Namun, umumnya perawat
pelaksana mengeluhkan mengenai kurangnya waktu istirahat bagi mereka, karena

Universitas Sumatera Utara


7

saat melakukan shift kerja perawat dituntut untuk bekerja selama 6 jam per shift
tanpa ada waktu khusus untuk beristirahat.
Pihak RS Horas Insani juga melakukan penilaian kinerja secara berkala
kepada setiap perawat. Penilaian kinerja dilakukan setiap tiga bulan sekali dan
dilakukan dengan menggunakan formulir penilaian kinerja. Penilaian kinerja
perawat pelaksana dilakukan oleh masing – masing perawat kepala ruangan,
dengan pertimbangan bahwa perawat kepala ruangan lebih mengetahui bagaimana
kinerja perawat pelaksana. Dengan adanya penilaian kinerja ini pihak rumah sakit
akan mengetahui bagaimana kinerja setiap perawat pelaksana mereka dalam
bekerja.Hasil dari penilaian kinerja digunakan juga oleh pihak manajemen rumah
sakit sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam promosi, pengangkatan
jabatan, maupun demosi para pekerja di RS Horas Insani, khususnya perawat.
Dari hasil surei pendahuluan yang dilakukan hampir keseluruhan hasil
penilaian kinerja perawat pelaksana sudah cukup bagus, akan tetapi hal tersebut
tidak selaras dengan keluhan- keluhan mereka terhadap beberapa hal dalam
penerapan kompensasi finansial dan non finansial yang telah diberlakukan oleh
pihak rumah sakit.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai
hubungan kompensasi finansial dan non finansial dengan kinerja perawat
pelaksana di rumah sakit Horas Insani kota Pematangsiantar tahun 2016.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
yang diteliti adalah tentang hubungan kompensasi finansial dan non finansial

Universitas Sumatera Utara

8

dengan kinerja perawat pelaksana di

rumah sakit Horas Insani kota

Pematangsiantar tahun 2016.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mengetahui hubungan kompensasi finansial dengan kinerja perawat pelaksana
di rumah sakit Horas Insani kota Pematangsiantar tahun 2016.

2. Mengetahui hubungan kompensasi non finansial dengan kinerja perawat
pelaksana di rumah sakit Horas Insani kota Pematangsiantar tahun 2016.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran kompensasi finansial perawat pelaksana di rumah sakit
Horas Insani kota Pematangsiantar tahun 2016.
2. Mengetahui gambaran kompensasi non finansial perawat pelaksana di rumah
sakit Horas Insani kota Pematangsiantar tahun 2016.
3. Mengetahui gambaran kinerja perawat pelaksana di rumah sakit Horas Insani
kota Pematangsiantar tahun 2016.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh
selama di bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang sebenarnya.
2. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk mengetahui hubungan kompensasi
finansial dan non finansial dengan kinerja para perawat pelaksana di RS Horas
Insani, Pematangsiantar.

Universitas Sumatera Utara