Peraturan Perundangan PP NO 38 TH 1992

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 3 8 TAHUN 1 9 9 2
TENTANG
TENAGA PENDIDIKAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ket ent uan Undang-undang Nomor 2 Tahun
1989 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional, dipandang perlu
menet apkan Perat uran Pemerint ah t ent ang Tenaga Kependidikan;

Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3390);
3. Perat uran Pemerint ah Nomor 27 Tahun 1990 t ent ang Pendidikan

Prasekolah (Lembaga Negara Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3441);
4. Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1990 t ent ang Pendidikan
Dasar (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3412);
5. Perat uran Pemerint ah Nomor 29 Tahun 1990 t ent ang Pendidikan
Menengah (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3413);
6. Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1990 t ent ang Pendidikan
Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 38, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3414);
7. Perat uran Pemerint ah Nomor 72 Tahun 1991 t ent ang Pendidikan
Luar Biasa (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2


-

Lembaran Negara Nomor 3460);
8. Perat uran Pemerint ah Nomor 73 Tahun 1991 t ent ang Pendidikan
Luar Sekolah (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 95, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3461);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG TENAGA
KEPENDIDIKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perat uran Pemerint ah ini yang dimaksud dengan:
1.

Tenaga kependidikan adalah anggot a masyarakat
yang
mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan
pendidikan.


2.

Tenaga pendidik adalah t enaga kependidikan yang bert ugas
membimbing, mengaj ar, dan/ at au melat ih pesert a didik.

3.

Tenaga pembimbing adalah t enaga pendidik yang bert ugas ut ama
membimbing pesert a didik.

4.

Tenaga pengaj ar adalah t enaga pendidik yang bert ugas ut ama
mengaj ar pesert a didik.

5.

Tenaga pelat ih adalah t enaga pendidik yang bert ugas ut ama
melat ih pesert a didik.


6.

Sat uan
pendidikan
adalah
sat uan
pelaksana
kegiat an
belaj ar-mengaj ar yang dilaksanakan di j alur pendidikan sekolah
at au di j alur pendidikan luar sekolah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-


7.

Penyelenggara sat uan pendidikan adalah perorangan, Pemerint ah
at au badan sosial yang menyelenggarakan sat uan pendidikan
yang bersangkut an.

8.

Lembaga pendidikan t enaga keguruan adalah
dari sat uan pendidikan t inggi yang khusus
pendidikan bagi calon t enaga pendidik
prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan

9.

Ment eri adalah Ment eri Pendidikan dan Kebudayaan.

sat uan at au bagian
menyelenggarakan

unt uk pendidikan
menengah.

10. Ment eri lain adalah Ment eri yang bert anggungj awab dalam
menyelenggarakan pendidikan di luar lingkungan Depart emen
Pendidikan dan Kebudayaan.
11.

Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen adalah
Pimpinan
Lembaga
Pemerint ah
Non
Depart emen
yang
bert anggungj awab dalam penyelenggaraan sat uan pendidikan.
BAB 11
JENIS TENAGA KEPENDIDIKAN
Pasal 2


Tenaga kependidikan t erdapat di j alur pendidikan sekolah dan di j alur
pendidikan luar sekolah.
Pasal 3
(1)

Tenaga kependidikan t erdiri at as t enaga pendidik, pengelola
sat uan pendidikan, penilik, pengawas, penelit i dan pengembang
di bidang pendidikan, pust akawan, laboran, t eknisi sumber
belaj ar, dan menguj i.

(2)

Tenaga pendidik t erdiri at as pembimbing, pengaj ar, dan pelat ih.

(3)

Pengelola

sat uan


pendidikan

t erdiri

at as

kepala

sekolah,

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4

-

direkt ur, ket ua, rekt or, dan pimpinan sat uan pendidikan luar

sekolah.

BAB III
HIRARKI
Pasal 4
(1)

Hirarki
yang diberlakukan
unt uk
t enaga
pendidik
di
masing-masing sat uan pendidikan didasarkan at as perbedaan
wewenang dan t anggungj awab dalam kegiat an belaj ar-mengaj ar.

(2)

Hirarki yang diberlakukan unt uk t enaga kependidikan yang bukan
t enaga pendidik didasarkan pada pengat uran wewenang dan

t anggungj awab dalam bidang pekerj aan masing-masing.
BAB IV
WEWENANG
Pasal 5

(1)

Tenaga pendidik pada pendidikan prasekolah, j enj ang pendidikan
dasar dan pendidikan menengah waj ib memiliki kemampuan
mengaj ar yang dinyat akan dengan ij azah yang diperoleh dari
lembaga pendidikan t enaga keguruan.

(2)

Penent uan kemampuan mengaj ar bagi j enis t enaga pendidik pada
pendidikan prasekolah, j enj ang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah yang t idak dapat diperoleh dari lembaga pendidikan
t enaga keguruan dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au
Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen.


(3)

Penent uan kemampuan mengaj ar t enaga pendidik pada j enj ang
pendidikan
t inggi
diat ur
sesuai
ket ent uan
perat uran
perundang-undangan yang berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(4)

5

-

Tenaga pendidik pada sat uan pendidikan t ert ent u di j alur
pendidikan sekolah waj ib memiliki wewenang mengaj ar di sat uan
pendidikan yang bersangkut an yang diperoleh dari penyelenggara
sat uan pendidikan t ersebut dengan memperhat ikan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 6

Jenis dan t ingkat pendidikan t enaga pendidik unt uk mengaj ar di
pendidikan prasekolah, j enj ang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan t inggi dit et apkan oleh Ment eri.
Pasal 7
(1)

Tenaga pendidik di j alur pendidikan luar sekolah dapat
melaksanakan kegiat an pendidikan baik dengan maupun t anpa
memiliki kemampuan mengaj ar yang diperoleh dari lembaga
pcndidikan t enaga keguruan.

(2)

Tenaga pendidik pada j alur pendidikan luar sekolah yang dit unt ut
memiliki kemampuan mengaj ar yang diperoleh dari lembaga
pendidikan t enaga keguruan dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri
lain, at au Pimpinan Lembaga Pemcrint ah Non Depart emen.
Pasal 8

Wewenang t enaga kependidikan yang bukan t enaga pendidik diat ur
olch Ment eri, Ment eri lain, alau Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non
Depart emen.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

BAB V
PENGADAAN TENAGA PENDIDIK
Bagian Kesat u
Umum
Pasal 9
(1)

Unt uk dapat diangkat sebagai t enaga pendidik, calon t enaga
pendidik yang bersangkut an selain memiliki kualif ikasi sebagai
t enaga pengaj ar harus pula memenuhi persyarat an berikut :
1. Sehat j asmani dan rohani yang dinyat akan dengan t anda bukt i
dari yang berwenang, yang meliput i:
a. t idak menderit a penyakit menahun (kronis) dan/ at au yang
menular;
b. t idak memiliki cacat t ubuh yang dapat
pelaksanaan t ugas sebagai t enaga pendidik;

menghambat

c. t idak menderit a kelainan ment al.
2. Berkepribadian, yang meliput i:
a. beriman dan bert aqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; dan
b. bcrkepribadian Pancasila.
(2)

Unt uk dapat diangkat sebagai t enaga pendidik bidang pendidikan
agama, selain memenuhi persyarat an sebagaimana diat ur dalam
ayat (1) harus beragama sesuai dengan agama yang diaj arkan dan
agama pesert a didik yang bersangkut an.
Pasal 10

(1)

Pengangkat an dan penempat an t enaga pendidik pada sat uan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerint ah dilakukan oleh

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non
Depart emen dengan memperhat ikan keseimbangan ant ara
penempat an dan kebut uhan sert a ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri.
(2)

Pengangkat an dan penempat an t enaga pendidik pada sat uan
pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan oleh
penyelenggara sat uan pendidikan yang bersangkut an dengan
memperhat ikan persyarat an yang dit et apkan oleh penyelenggara
dan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3)

Pemerint ah dapat memberi bant uan kepada sat uan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan memperbant ukan
dan/ at au mempekerj akan t enaga pendidik dan/ at au membina
t enaga pendidik.
Bagian Kedua
Pendidikan Prasekolah
Pasal 11

Calon t enaga pendidik di t aman kanak-kanak dididik khusus sebagai
calon guru kelas di lembaga pendidikan t enaga keguruan.
Bagian Ket iga
Pendidikan Dasar
Pasal 12
(1)

Calon t enaga pendidik di sekolah dasar dididik sebagai calon guru
kelas di lembaga pendidikan t enaga keguruan.

(2)

Calon t enaga pendidik di sekolah dasar bagi bidang pcndidikan
agama dan bidang lain yang dit ent ukan oleh Ment eri dididik
sebagai calon guru mat a pelaj aran di lembaga pendidikan t enaga

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

keguruan.
Pasal 13
(1)

Calon t enaga pendidik di sekolah lanj ut an t ingkat pert ama
dididik sebagai calon guru bidang st udi di lembaga pendidikan
t enaga keguruan.

(2)

Unt uk bidang-bidang pendidikan t ert ent u Ment eri dapat
mengadakan pengat uran khusus t ent ang syarat pengangkat an
calon t enaga pendidik yang bukan lulusan lembaga pendidikan
t enaga keguruan at as dasar kemampuan khusus yang dimilikinya.
Pasal 14

(1)

Calon t enaga pendidik di bidang pendidikan agama pada sekolah
dasar dan sekolah lanj ut an t ingkat pert ama dididik sebagai calon
guru mat a pelaj aran di lembaga pendidikan t enaga keguruan.

(2)

Persyarat an pengangkat an calon t enaga pendidik di bidang
pendidikan agama yang bukan lulusan lembaga pendidikan t enaga
keguruan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit et apkan oleh
Ment eri Agama.
Bagian Keempat
Pendidikan Menengah
Pasal 15

(1)

Calon t enaga pendidik pada sat uan pendidikan menengah dididik
sebagai calon guru mat a pelaj aran di lembaga pendidikan t enaga
keguruan.

(2)

Calon t enaga pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dapat pula memperoleh pendidikan dalam cabang ilmu

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

penget ahuan t ert ent u di perguruan t inggi lain dan memperoleh
kemampuan keguruan di lembaga pendidikan t enaga keguruan.
(3)

Unt uk bidang-bidang pendidikan t ert ent u Ment eri dapat
mengadakan pengat uran khusus t ent ang syarat pengangkat an
calon t enaga pendidik yang bukan lulusan lembaga pendidikan
t enaga keguruan at as dasar kemampuan khusus yang dimiliki.
Pasal 16

(1)

Calon t enaga pendidik di bidang pendidikan agama pada sat uan
pendidikan menengah dididik sebagai guru mat a pelaj aran di
lembaga pendidikan t enaga keguruan.

(2)

Persyarat an pengangkat an calon t enaga pendidik di bidang
pendidikan agama yang bukan lulusan lembaga pendidikan t enaga
keguruan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dit ct apkan oleh
Ment eri Agama.
Bagian Kelima
Pendidikan Tinggi
Pasal 17

(1)

Calon t enaga pendidik dalam bidang ilmu penget ahuan t ert ent u
pada sat uan pendidikan t inggi harus lulusan perguruan t inggi
yang memenuhi persyarat an sebagaimana dit et apkan dalam
Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1990 t ent ang Pendidikan
Tinggi besert a perat uran pelaksanaannya.

(2)

Persyarat an yang harus dipenuhi unt uk dapat menj adi t enaga
pendidik pada masing-masing j enj ang dan j enis pendidikan t inggi
diat ur oleh Ment eri.

(3)

Unt uk bidang-bidang pendidikan t ert ent u Ment eri dapat
mengadakan pengat uran t ersendiri t ent ang syarat pengangkat an

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

calon t enaga pendidik yang bukan lulusan perguruan t inggi at as
dasar kemampuan khusus yang dimiliki.
(4)

Persyarat an pcngangkat an calon t enaga pendidik di bidang
pendidikan agama pada perguruan t inggi dit et apkan oleh Ment eri
Agama.
Bagian Keenam
Pendidikan Luar Sekolah
Pasal 18

(1)

Calon t enaga pendidik unt uk penyelenggaraan kursus pendidikan
keagamaan dan pcndidikan umum dipersiapkan oleh ahli yang
menyelenggarakan j enis kursus yang bersangkut an.

(2)

Calon t enaga pendidik unt uk penyelenggaraan kursus j abat an
kerj a dan kej uruan dipilih diant ara para ahli dan dipersiapkan
sebagai t enaga pendidik di lembaga pendidikan t enaga keguruan.

(3)

Calon t enaga pendidik unt uk penyelenggaraan kursus kedinasan
yang diselenggarakan olch Pemerint ah at au masyarakat
dipersiapkan oleh sat uan kerj a yang bersangkut an.

(4)

Calon t enaga pendidik unt uk penyelenggaraan kelompok belaj ar
diperoleh dari anggot a masyarakat yang sekurang-kurangnya
t elah menguasai mat eri program kelompok belaj ar yang
bersangkut an.

(5)

Persyarat an pengangkat an calon t enaga pendidik di bidang
pcndidikan agama pada sat uan pendidikan luar sekolah
dit et apkan oleh Ment erl Agama.

(6)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
dit et apkan ot eh Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan Lembaga
Pemerint ah Non Depart emen.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

BAB VI
PENGADAAN TENAGA KEPENDIDIKAN
YANG BUKAN TENAGA PENDIDIK
Pasal 19
Unt uk dapat diangkat sebagai t enaga kependidikan yang bukan t enaga
pendidik, yang bersangkut an harus memenuhi persyarat an yang
dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan Lembaga
Pemerint ah Non Depart emen.
Pasal 20
(1)

Tenaga kependidikan yang akan dit ugaskan unt uk bekerj a sebagai
pengelola sat uan pendidikan dan pengawas pada j enj ang
pendidikan dasar dan menengah dipilih dari kalangan guru.

(2)

Tenaga kependidikan yang akan dit ugaskan unt uk bekerj a sebagai
pengelola sat uan pendidikan dan penilik di j alur pendidikan luar
sekolah dipilih dari kalangan t enaga pendidik.

(3)

Calon t enaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dipersiapkan melalui pendidikan khusus.
Pasal 21

(1)

Tenaga kependidikan yang akan dit ugaskan unt uk bekerj a sebagai
pust akawan, laboran, dan t eknisi sumber belaj ar dipersiapkan
melalui pendidikan khusus.

(2)

Pelaksanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan Lembaga
Pemerint ah Non Depart emen.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

Pasal 22
(1)

Pengangkat an dan penempat an t enaga kependidikan yang bukan
t enaga pendidik pada sat uan pendidikan yang disclenggarakan
oleh Pemerint ah dilakukan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au
Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen dengan
memperhat ikan
keseimbangan
ant ara
penempat an
dan
kebut uhan sert a ket ent uan perat uran perundang-undangan yang
berlaku bagi pegawai negeri.

(2)

Pengangkat an dan penempat an t enaga kependidikan yang bukan
t enaga pcndidik pada sat uan pendidikan yang diselenggarakan
olch masyarakat dilakukan oleh penyelenggara sat uan
pendidikan
yang
bersangkut an
dengan
memperhat ikan
persyarat an yang dit et apkan oleh penyelenggara dan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3)

Pemerint ah dapat memberi bant uan kepada sat uan pendidikan
yang diselenggarakan oleh masyarakat dengan memperbant ukan
dan/ at au mempekerj akan t enaga kependidikan yang bukan
t enaga pendidik dan/ at au membina t enaga kependidikan yang
bukan t enaga pendidik.
BAB VII
PENUGASAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 23

(1)

Penugasan t enaga kependidikan di sat uan pendidikan yang
di-selenggarakan olch Pemerint ah at au masyarakat dilakukan
oleh pimpinan sat uan pendidikan yang bersangkut an at as dasar
kemampuan t enaga kependidikan yang bersangkut an dan dengan
memperhat ikan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

(2)

Penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan
secara t ert ulis dengan menyat akan t ugas yang menj adi
t anggungj awab t enaga kependidikan yang bersangkut an.

(3)

Tat a cara penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan
Lembaga Pemerint ah Non Depart emen.
Pasal 24

(1)

Pemindahan t enaga kependidikan yang berkedudukan sebagai
pegawai negeri dari sat u sat uan pendidikan ke sat uan pendidikan
yang lain at as dasar permohonan t enaga kependidikan yang
bersangkut an dilakukan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au
Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen dengan
memperhat ikan perset uj uan pimpinan sat uan pendidikan
penerima dan sat uan pendidikan asal.

(2)

Pemindahan t enaga kcpendidikan yang berkedudukan sebagai
pegawai negeri at as dasar kepent ingan dinas dilakukan oleh
Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non
Depart emen.

(3)

Tat a cara pemindahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
ayat (2) dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan
Lembaga Pemerint ah Non Depart emen.
Pasal 25

(1)

Pemindahan t enaga kependidikan yang t idak berkedudukan
sebagai pegawai negeri dari sat u sat uan pendidikan ke sat uan
pendidikan lain diat ur oleh penyelenggara sat uan pendidikan
yang bersangkut an.

(2)

Tat a cara pemindahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

dilakukan secara t ert ulis oleh penyelenggara sat uan pendidikan
yang bersangkut an dan dengan memperhat ikan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 26
(1)

Pemberhent ian dengan hormat t enaga kependidikan at as dasar:
1. permohonan sendiri;
2. meninggal dunia; at au
3. mencapai bat as usia pensiun, dilakukan oleh penyelenggara
sat uan pendidikan yang bersangkut an.

(2)

Pemberhent ian t idak dengan hormat t enaga kependidikan at as
dasar:
1. hukuman j abat an; at au
2. akibat pidana penj ara berdasarkan keput usan pengadilan yang
t elah mempunyai kekuat an hukum t et ap, dilakukan oleh
penyelenggara sat uan pendidikan yang bersangkut an.

(3)

Tat a cara pemberhent ian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) dit et apkan oleh penyelenggara sat uan pendidikan
yang bersangkut an dan dengan memperhat ikan ket ent uan
perat uran perundang-undangan yang berlaku.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN
Pasal 27

(1)

Pembinaan karier t enaga kependidikan meliput i kenaikan
pangkat dan j abat an berdasarkan prest asi kerj a dan peningkat an
disiplin.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

(2)

Pangkat dan j abat an t enaga kependidikan di sat uan pendidikan
yang diselenggarakan oleh Pemerint ah dit ent ukan sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3)

Pangkat dan j abat an t enaga kependidikan di sat uan pendidikan
pada
j enj ang pendidikan
dasar
dan
menengah
yang
diselenggarakan oleh masyarakat dit ent ukan oleh penyelenggara
sat uan pendidikan yang bersangkut an dengan memperhat ikan
ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(4)

Jabat an t enaga kependidikan pada j enj ang pendidikan t inggi
yang diselenggarakan oleh masyarakat dit ent ukan sesuai dengan
ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(5)

Pangkat t enaga kependidikan pada j enj ang pendidikan t inggi
yang diselenggarakan oleh masyarakat
dit ent ukan oleh
penyelenggara sat uan pendidikan yang bersangkut an dengan
memperhat ikan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.

(6)

Pangkat dan j abat an t enaga kependidikan di sat uan pendidikan
pada j alur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh
masyarakat dit ent ukan oleh penyelenggara sat uan pendidikan
yang bersangkut an dengan memperhat ikan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 28

Pembinaan disiplin t enaga kependidikan merupakan t anggungj awab
pimpinan sat uan pendidikan yang bersangkut an.
Pasal 29
Pengelola sist em pendidikan nasional bert anggungj awab at as
kebij aksanaan nasional berkenaan dengan sist em pengembangan
prof esional
t enaga kependidikan pada set iap cabang ilmu

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

16

-

penget ahuan.
Pasal 30
Pengelola sat uan pendidikan bert anggungj awab at as pemberian
kesempat an kepada t enaga kependidikan yang bekerj a di sat uan
pendidikan yang bersangkut an unt uk mengembangkan kemampuan
prof esional masing-masing.
Pasal 31
Tenaga kependidikan berkewaj iban unt uk berusaha mengembangkan
kemampuan prof esionalnya sesuai dengan perkembangan t unt ut an
ilmu penget ahuan dan t eknologi sert a pembangunan bangsa.
Pasal 32
Perguruan
t inggi
bert anggungj awab
at as
pelaksanaan
program-program pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan
prof esional t enaga kependidikan dalam bidang ilmu penget ahuan yang
merupakan ruang lingkup t ugasnya.
BAB IX
WAJIB KERJA
Pasal 33
(1)

Unt uk kepent ingan pembangunan nasional, Pemerint ah dapat
mewaj ibkan warga negara Republik Indonesia yang memiliki
kemampuan prof esional dalam cabang ilmu penget ahuan t ert ent u
bekerj a sebagai t enaga pendidik unt uk j angka wakt u t ert ent u.

(2)

Pengelola sist em pendidikan nasional bert anggungj awab at as
penet apan kebij aksanaan umum berkenaan dengan ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

(3)

17

-

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) menj adi wewenang Ment eri, Ment eri lain, at au
Pimpinan Lembaga Pemerint ah Non Depart emen.

BAB X
KESEJAHTERAAN
Pasal 34
(1)

Tenaga kependidikan yang bekerj a pada sat uan pendidikan
memperoleh gaj i dan t unj angan secara berkala.

(2)

Tenaga kependidikan yang berkedudukan sebagai pegawai negeri
berhak memperoleh gaj i, t unj angan, dan/ at au pensiun sesuai
dengan ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku
bagi pegawai negeri.

(3)

Tenaga kependidikan yang bekerj a pada sat uan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat berhak memperoleh gaj i dan
t unj angan sesuai dengan perj anj ian t ert ulis yang dibuat ant ara
penyelenggara sat uan pendidikan dengan t enaga kependidikan
yang bersangkut an at au sesuai dengan perat uran yang berlaku di
sat uan pendidikan yang bersangkut an.
Pasal 35

(1)

Tenaga kependidikan dapat bekerj a di luar t ugas pokoknya unt uk
memperoleh penghasilan t ambahan sepanj ang t idak mengganggu
penyelenggaraan t ugas pokok.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan oleh Ment eri, Ment eri lain, at au Pimpinan Lembaga
Pemerint ah Non Depart emen.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

Pasal 36
Tenaga kependidikan berhak memperoleh pelayanan kesehat an sesuai
dengan ket ent uan pcrat uran perundang-undangan yang berlaku.
BAB XI
KEDUDUKAN DAN PENGHARGAAN
Bagian Kesat u
Kedudukan
Pasal 37
Pada t aman kanak-kanak t erdapat kedudukan t enaga kependidikan
yang meliput i kepala t aman kanak-kanak dan guru.
Pasal 38
(1)

Pada t aman kanak-kanak luar biasa t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala t aman kanak-kanak, guru
kelas, dan pelat ih.

(2)

Pada t aman
pembimbing.

kanak-kanak

luar

biasa dapat

j uga diadakan

Pasal 39
(1)

Pada sekolah dasar t erdapat kedudukan t enaga kependidikan
yang meliput i kepala sekolah, guru kelas, dan guru mat a
pclaj aran.

(2)

Pada sekolah dasar dapat j uga diadakan guru int i, koordinat or
bidang st udi, pembimbing, pust akawan, laboran, dan t eknisi
sumber belaj ar.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

19

-

Pasal 40
(1)

Pada sekolah dasar luar biasa t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala sekolah, guru kelas, guru
mat a pelaj aran, dan pelat ih.

(2)

Pada sekolah dasar luar biasa dapat j uga diadakan pembimbing,
pust akawan, dan t enaga ahli lain.

Pasal 41
(1)

Pada sekolah lanj ut an t ingkat pert ama t erdapat kedudukan
t enaga kependidikan yang meliput i kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah, wali kelas, guru mat a pelaj aran, pembimbing,
pust akawan, dan laboran.

(2)

Pada sekolah lanj ut an t ingkat pert ama dapat j uga diadakan guru
int i, koordinat or bidang st udi, dan t eknisi sumber belaj ar.
Pasal 42

(1)

Pada sekolah lanj ut an t ingkat pert ama luar biasa t erdapat
kedudukan t enaga kependidikan yang meliput i kepala sekolah
dan wakil kepala sekolah, guru mat a pelaj aran, pelat ih,
pembimbing, dan pust akawan.

(2)

Pada sekolah lanj ut an t ingkat pert ama luar biasa dapat j uga
diadakan t eknisi sumber belaj ar dan t enaga ahli lain.
Pasal 43

(1)

Pada sekolah menengah umum t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala sekolah dan wakil kepala

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

20

-

sekolah, wali kelas, guru mat a pelaj aran,
pembimbing, pust akawan, dan laboran.
(2)

guru

prakt ek,

Pada sekolah menengah umum dapat j uga diadakan guru int i,
koordinat or bidang st udi, dan t eknisi sumber belaj ar.
Pasal 44

(1)

Pada sekolah menengah kej uruan t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah, wali kelas, ket ua j urusan, guru mat a pelaj aran, guru
prakt ek, ket ua rumpun, pembimbing, pust akawan, laboran,
t eknisi sumber belaj ar, dan kepala inst alasi.

(2)

Pada sekolah menengah kej uruan dapat j uga diadakan guru int i
dan kepala asrama.
Pasal 45

Pada sekolah menengah keagamaan t erdapat kedudukan t enaga
ke-pendidikan yang meliput i kepala sekolah dan wakil kepala sekolah,
wali kelas, guru mat a pelaj aran, pembimbing, pust akawan, laboran,
t eknisi sumber belaj ar, dan kepala asrama.
Pasal 46
(1)

Pada sekolah menengah kedinasan t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah, wali kelas, ket ua j urusan, guru mat a pelaj aran, guru
prakt ek, ket ua rumpun, pembimbing, pust akawan, laboran,
t eknisi sumber belaj ar, dan kepala inst alasi.

(2)

Pada sekolah menengah kedinasan dapat j uga diadakan guru int i
dan kepala asrama.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

21

-

Pasal 47
(1)

Pada sekolah menengah luar biasa t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala sekolah dan wakil kepala
sekolah, wali kelas, guru mat a pelaj aran, pelat ih, pembimbing,
pust akawan, dan t enaga ahli lain.

(2)

Pada sekolah menengah luar biasa dapat j uga diadakan t eknisi
sumber belaj ar.
Pasal 48

Penyelenggara sat uan pendidikan dapat mengadakan
penilik, penelit i dan pengembang di bidang pendidikan.

pengawas,

Pasal 49
Sat uan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan luar biasa pada
lebih dari sat u j enj ang dapat dipimpin olch hanya I (sat u) kepala
sekolah.
Pasal 50
(1)

Pada
universit as/ inst it ut
t erdapat
kedudukan
t enaga
kependidikan yang meliput i rekt or dan pembant u rekt or, dekan
dan pembant u dekan, ket ua j urusan/ bagian dan sekret aris
j urusan/ bagian, ket ua program st udi, ket ua lembaga pengabdian
kepada masyarakat dan sekret aris lembaga pengabdian kepada
masyarakat , kepala pusat penelit ian, dosen biasa, dosen luar
biasa, dan dosen t amu, penelit i dan pengembang di bidang
pendidikan, pust akawan, laboran, dan t eknisi.

(2)

Pada universit as/ inst it ut dapat j uga diadakan direkt ur pasca
sarj ana, ket ua lembaga penelit ian dan sekret aris lembaga
penelit ian, kepala bengkel, kepala kebun percobaan, kepala unit

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

22

-

pelaksana t eknis lain, dan kepala asrama.
Pasal 51
(1)

Pada sekolah t inggi t erdapat kedudukan t enaga kependidikan
yang meliput i ket ua sekolah t inggi dan pembant u ket ua sekolah
t inggi, ket ua j urusan dan sekret aris j urusan, ket ua program
st udi, kepala pusat penelit ian dan pengabdian kepada
masyarakat , kepala pusat komput er, kepala laborat orium/ st udio,
kepala perpust akaan, dosen biasa, dosen luar biasa, dan dosen
t amu, penelit i, dan pengembang di bidang pendidikan,
pust akawan, laboran, dan t eknisi.

(2)

Pada sekolah t inggi dapat j uga diadakan dosen pasca sarj ana,
kepala bengkcl, kepala kebun percobaan, kepala unit pelaksana
t eknis lain, dan kepala asrama.
Pasal 52

(1)

Pada polit eknik t erdapat kedudukan t enaga kependidikan yang
meliput i direkt ur dan pembant u direkt ur, ket ua j urusan dan
sekret aris j urusan, ket ua program st udi, ket ua lembaga
pengabdian kepada masyarakat , kepala laborat orium/ st udio,
kepala perpust akaan, kepala bengkel, dosen biasa, dosen luar
biasa, dan dosen t amu, pust akawan, laboran, dan t eknisi.

(2)

Pada polit eknik dapat j uga diadakan kepala pusat penelit ian,
kepala kebun percobaan, kepala unit pelaksana t eknis lain, dan
kepala asrama.
Pasal 53

(1)

Pada akademi t erdapat kedudukan t enaga kependidikan yang
meliput i direkt ur dan pembant u direkt ur, ket ua j urusan dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

23

-

sckret aris j urusan, ket ua program st udi, kepala pusat penelit ian
dan pengabdian kepada masyarakat , kepala laborat orium/ st udio,
kepala perpust akaan, dosen biasa, dosen luar biasa, dan dosen
t amu, pust akawan, laboran, dan t eknisi.
(2)

Pada akademi dapat j uga diadakan kepala bengkel, kepala kebun
percobaan, kepala unit pelaksana t eknis lain, dan kepala asrama.
Pasal 54

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat
(2), Pasal 38 ayat (2), Pasal 39 ayat (2), Pasal 40 ayat (2), Pasal 41
ayat (2), Pasal 42 ayat (2), Pasal 43 ayat (2), Pasal 44 ayat (2), Pasal
46 ayat (2), Pasal 47 ayat (2), Pasal 48, Pasal 49, Pasal 50 ayat (2),
Pasal 51 ayat (2), Pasal 52 ayat (2), dan Pasal 53 ayat (2) dit et apkan
oleh Ment eri.
Pasal 55
(1)

Pada balai pengembangan kegiat an belaj ar t erdapat kedudukan
Lembaga kependidikan yang meliput i kepala balai, penelit i dan
pengembang di bidang pendidikan, pust akawan, laboran, dan
t eknisi sumber belaj ar.

(2)

Pada sanggar kegiat an belaj ar t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang meliput i kepala sanggar, pust akawan, dan
t eknisi sumber belaj ar.
Pasal 56

(1)

Pada kelompok belaj ar t erdapat kedudukan t enaga kependidikan
yang disebut ket ua kelompok.

(2)

Pada kursus t erdapat kedudukan t enaga kependidikan yang
meliput i kepala kursus, guru, penguj i, dan t eknisi sumber

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

24

-

belaj ar.
Pasal 57
(1)

Pada pusat yang menyelenggarakan peningkat an kemampuan
kerj a t erdapat kedudukan t enaga kependidikan yang meliput i
kepala pusat , pust akawan, laboran, kepala inst alasi, dan kepala
asrama.

(2)

Pada balai yang menyelenggarakan peningkat an kemampuan
kerj a t erdapat kedudukan t enaga kependidikan yang meliput i
kepala balai, t eknisi sumber belaj ar, pust akawan, laboran,
penelit i dan pengembang di bidang pendidikan, dan kepala
asrama.

(3)

Pada t aman bacaan masyarakat t erdapat kedudukan t enaga
kependidikan yang disebut pust akawan.
Pasal 58

Kedudukan t enaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37 sampai dengan Pasal 57 dit et apkan berdasarkan karier dan prest asi
kerj a oleh penyelenggara sat uan pendidikan t empat t enaga
kependidikan melaksanakan t ugas sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Kedua
Penghargaan
Pasal 59
(1)

Penghargaan diberikan kepada t enaga kependidikan pada sat uan
pendidikan baik di j alur pendidikan sekolah maupun di j alur
pendidikan luar sekolah at as dasar prest asi kerj a, pengabdian,

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

25

-

keset iaan pada lembaga, berj asa t erhadap negara, karya luar
biasa at au t ewas dalam melaksanakan t ugas.
(2)

Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan
oleh Pemerint ah dan/ at au rmasyarakat berupa kenaikan pangkat ,
t anda j asa at au penghargaan lain.

(3)

Bent uk penghargaan sebagaimana dimaksud dalam ayat
meliput i piagam, bint ang, lencana, uang at au bent uk lain.

(2)

BAB XII
PERLINDUNGAN HUKUM
Pasal 60
(1)

Perlindungan hukum diberikan kepada t enaga kependidikan yang
bekerj a pada sat uan pendidikan baik di j alur pendidikan sekolah
maupun di j alur pendidikan luar sekolah.

(2)

Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat
meliput i:

(1)

1. rasa aman dalam melaksanakan baik t ugas mengaj ar maupun
t ugas lain yang berhubungan dengan t ugas mengaj ar;
2. perlindungan t erhadap keadaan membahayakan yang dapat
mengancam j iwa baik karena alam maupun perbuat an
manusia;
3. perlindungan dari pemut usan hubungan kerj a secara sepihak
yang merugikan t enaga kependidikan;
4. penyelenggaraan usaha kesej aht eraan sosial bagi
kependidikan yang sesuai dengan t unt ut an t ugasnya.
(3)

t enaga

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan olch Ment eri.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

26

-

BAB XIII
IKATAN PROFESI
Pasal 61
(1)

Tenaga kependidikan dapat membent uk ikat an prof esi sebagai
wadah unt uk meningkat kan dan/ at au mengembangkan karier,
kemampuan,
kewenangan
prof esional,
mart abat ,
dan
kesej aht eraan t enaga kependidikan.

(2)

Pembent ukan ikat an prof esi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1)
dilaksanakan
sesuai
dengan
ket ent uan
perat uran
perundang-undangan yang berlaku.
BAB XIV
TENAGA KEPENDIDIKAN
WARGA NEGARA ASING
Pasal 62

(1)

Unt uk kepent ingan pembangunan nasional, Ment eri dapat
memint a warga negara asing yang memiliki ilmu penget ahuan
dan/ at au keahlian t ert ent u yang langka dan sangat diperlukan
bagi pembangunan nasional sert a memiliki sikap ment al dan
pandangan hidup yang t idak bert ent angan dengan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 unt uk menj adi t enaga pendidik.

(2)

Pelaksanaan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dit et apkan oleh Ment erl.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

27

-

BAB XV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 63
Semua ket ent uan perat uran perundang-undangan yang mengat ur
t enaga kependidikan dan perat uran pelaksanaannya yang ada pada
saat
diundangkannya Perat uran Pemerint ah ini masih t et ap berlaku
sepanj ang t idak bert ent angan dan belum digant i berdasarkan
Perat uran Pemerint ah ini.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 64
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 17 Juli 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

28

Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 17 Juli 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

29

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 38 TAHUN 1992
TENTANG
TENAGA KEPENDIDIKAN
UMUM
Tenaga kependidikan merupakan unsur t erpent ing dalam sist em
pendidikan nasional yang diadakan dan dikembangkan unt uk
menyelenggarakan pengaj aran, pembimbingan, dan pelat ihan bagi
para pesert a didik. Di ant ara para t enaga kependidikan ini para t enaga
pendidik merupakan unsur ut ama.
Berbagai hal berkenaan dengan t enaga kependidikan t elah diat ur
dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 t ent ang Sist em Pendidikan
Nasional. Para t enaga kependidikan t erdapat pada j alur pendidikan
sekolah maupun j alur pendidikan luar sekolah, dan pada semua
j enj ang pendidikan prasekolah. Para t enaga kependidikan t idak hanya
bekerj a pada sat uan-sat uan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerint ah t api j uga pada sat uan-sat uan pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat . Tidak semua sat uan-sat uan
pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerint ah berada di bawah
t anggungj awab langsung dari Depart emen Pendidikan dan Kebudayaan
t et api j uga ada yang berada di bawah t anggungj awab langsung dari
Depart emen lain at au Lembaga Pemerint ah Non Depart emen. Oleh
sebab it u Perat uran Pemerint ah ini dit et apkan dengan memperhat ikan
kenyat aan-kenyat aan t ersebut di at as.
Perat uran Pemerint ah ini t idak hanya menyat akan hak dan kewaj iban
para t enaga kependidikan dalam sist em pendidikan nasional Republik
Indonesia, melainkan j uga menyat akan hak dan kewaj iban
masing-masing penyelenggara sat uan pendidikan berkenaan dengan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

30

-

t enaga kependidikan yang bekerj a pada sat uan-sat uan pendidikan
yang bersangkut an. Selain it u Perat uran Pemerint ah ini j uga mengat ur
pengadaan, persyarat an pengangkat an, penugasan, pembinaan,
pengembangan, dan pemberhent ian t enaga kependidikan.
Bagi t enaga kependidikan yang berkedudukan sebagai pegawai negeri,
berlaku j uga ket ent uan perat uran perundang-undangan yang mengat ur
hak dan kewaj iban pegawai negeri Republik Indonesia.
PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup j elas

Pasal 2
Cukup j elas

Pasal 3
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Diant ara para pembimbing t erdapat penyuluh dan f asilit at or,
sedangkan diant ara pelat ih t erdapat inst rukt ur, t ut or, dan pamong
belaj ar, j uga t erdapat widyaiswara yang membimbing, mengaj ar, dan
melat ih.
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 4

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

31

-

Ayat (1)
Hirarki t erwuj ud misalnya pada perguruan t inggi sebagai
pembedaan ant ara lekt or muda, lekt or, lekt or kepala, dan guru besar.
Para pesant ren sebagai pembedaan ant ara ust ad, kiai, syech dan
hadiat ul syech dan pada sekolah dasar, sekolah lanj ut an t ingkat
pert ama dan sekolah menengah sebagai pembedaan ant ara guru
prat ama, guru muda, guru madya, guru dewasa, guru pembina, dan
guru ut ama.
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 5
Ayat (1)
Kemampuan yang dimaksud dalam ayat ini merupakan t ingkat
kemahiran yang diperoleh melalui pendidikan yang sesuai dan yang
dinyat akan dengan ij azah unt uk membant u kegiat an belaj ar-mengaj ar
pesert a didik. Kemampuan t ermaksud merupakan salah sat u syarat
yang harus dipenuhi unt uk memperoleh wewenang mengaj ar yang
t ersebut dalam Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
t ent ang Sist em Pendidikan Nasional.
Ayat (2)
Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, kegiat an-kegiat an
t ert ent u dapat menj adi t anggungj awab t enaga pendidik.
Jenis t enaga pendidik dimaksud adalah t enaga-t enaga yang
memiliki kemampuan at au keahlian t ert ent u yang t idak diperoleh dari
lembaga pendidikan t enaga keguruan, sepert i empu pembuat keris,
at au ahli t eknik yang memperoleh kemampuan t ert ent u karena
bekerj a di pabrik.
Ayat (3)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

32

-

Perat uran perundang-undangan yang dimaksud dalam ayat ini
adalah Perat uran Pemerint ah Nomor 30 Tahun 1990 dan perat uran
pelaksanaannya.
Ayat (4)
Cukup j elas

Pasal 6
Cukup j elas

Pasal 7
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 8
Cukup j elas

Pasal 9
Ayat (1)
But ir 1
Huruf a
Yang dimaksud dengan penyakit menular dalam but ir ini
adalah penyakit sepert i t uberculosa dan kust a.
Huruf b

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

33

-

Cukup j elas
Huruf c
Cukup j elas
But ir 2
Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 10
Ayat (1)
Ket ent uan dalam ayat ini diadakan unt uk mencegah misalnya
kemungkinan penempat an t erlalu banyak t enaga pendidik di suat u
sekolah dan penempat an t erlalu sedikit t enaga pendidik di sekolah
lain.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 11
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

34

-

Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 13
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan bidang st udi dalam ayat ini ialah
penget ahuan yang diperlukan unt uk pengaj aran di sekolah melalui
sej umlah mat a pelaj aran yang serumpun.
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 14
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan lembaga pendidikan t enaga keguruan
dalam ayat ini ialah Fakult as Tarbiyah at au sat uan pendidikan yang
sej enis.
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

35

-

Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 16
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan lembaga pendidikan t enaga keguruan
dalam ayat ini ialah Fakult as Tarbiyah at au sat uan pendidikan yang
sej enis.
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 17
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan j enj ang dalam ayat ini ialah
t ingkat pendidikan dalam j enj ang pendidikan diploma,
sarj ana, pendidikan spesialis, pendidikan magist er, dan
dokt or, sedangkan
yang dimaksud dengan j enis ialah
pendidikan akademik dan pendidikan prof esional.
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas

pembedaan
pendidikan
pendidikan
pembedaan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 18
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas

Pasal 19
Cukup j elas

Pasal 20
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

36

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 21
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 23
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 24

37

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 25
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 26
Ayat (1)
But ir 1
Cukup j elas
But ir 2
Cukup j elas
But ir 3
Cukup j elas
Ayat (2)
But ir 1
Cukup j elas

38

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

But ir 2
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 27
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas
Ayat (6)
Cukup j elas

Pasal 28
Cukup j elas

Pasal 29
Cukup j elas

39

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 30
Cukup j elas

Pasal 31
Cukup j elas

Pasal 32
Cukup j elas

Pasal 33
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 34
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)

40

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

41

-

Cukup j elas

Pasal 35
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 36
Cukup j elas

Pasal 37
Cukup j elas

Pasal 38
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 39
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan guru mat a pelaj aran dalam ayat ini
meliput i guru agama, guru pendidikan j asmani, dan guru mat a
pelaj aran lain.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 40
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 41
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 42
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 43
Ayat (1)
Cukup j elas

42

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 44
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 45
Cukup j elas

Pasal 46
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 47
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

43

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 48
Cukup j elas

Pasal 49
Cukup j elas

Pasal 50
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 51
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 52
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

44

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 53
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 54
Cukup j elas

Pasal 55
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 56
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 57
Ayat (1)
Cukup j elas

45

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 58
Cukup j elas

Pasal 59
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 60
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
But ir 1
Cukup j elas
But ir 2
Cukup j elas

46

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

But ir 3
Cukup j elas
But ir 4
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas

Pasal 61
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 62
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 63
Cukup j elas

Pasal 64
Cukup j elas

47

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

48

-