Peraturan Perundangan PP NO 71 TH 1992

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 1 TAHUN 1 9 9 2
TENTANG
BANK PERKREDITAN RAKYAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa Bank Perkredit an Rakyat yang berf ungsi sebagai badan usaha
yang menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat , harus mampu
menunj ang modernisasi pedesaan dan memberikan pelayanan bagi
golongan ekonomi lemah/ pengusaha kecil;
b. bahwa agar dapat melaksanakan f ungsinya dengan baik, maka
kesinambungan usaha dan kesehat an Bank Perkredit an Rakyat ,
perlu diupayakan sej ak pendiriannya;
c. bahwa berhubung dengan it u dipandang perlu unt uk mengat ur Bank
Perkredit an Rakyat dalam Perat uran Pemerint ah;

Mengingat


: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 t ent ang Bank Sent ral
(Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2865);
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3472);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 t ent ang Perkoperasian
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3502);

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

2

-


MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT.
BAB I
BENTUK HUKUM, PERIZINAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 1
Bent uk hukum suat u Bank Perkredit an Rakyat dapat berupa salah sat u
dari:
a. Perusahaan Daerah;
b. Koperasi;
c. Perseroan Terbat as.
Pasal 2
(1)

Bank Perkredit an Rakyat hanya dapat didirikan dan menj alankan
usaha dengan izin Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.

(2)


Bank Perkredit an Rakyat hanya dapat didirikan oleh
a. warga negara Indonesia;
b. badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga negara
Indonesia;
c. pemerint ah daerah;
d. warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia dan/ at au
pemerint ah daerah.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

3

-

Pasal 3
Unt uk mendirikan Bank Perkredit an Rakyat dit et apkan modal diset or
sekurang-kurangnya Rp 50. 000. 000, 00 (lima puluh j ut a rupiah).

Pasal 4
(1)

Bank Perkredit an Rakyat dapat didirikan di desa-desa di wilayah
kocamat an di luar ibukot a negara, ibukot a propinsi, ibukot a
kabupat en dan kot amadya.

(2)

Dalam hal di dalam ibukot a kabupat en at au kot amadya belum
t erdapat Bank Perkredit an Rakyat , pemerint ah daerah set empat
dapat mendirikan Bank Perkredit an Rakyat baik secara sendiri
maupun bersama-sama dengan koperasi, Bank Umum milik
negara dan/ at au Bank Umum milik pemerint ah daerah.
Pasal 5

Pemberian izin usaha Bank Perkredit an Rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 dilakukan dalam 2 (dua) t ahap:
a. perset uj uan prinsip, yait u perset uj uan unt uk melakukan persiapan
pendirian Bank Perkredit an Rakyat ;

b. izin usaha, yait u izin yang diberikan unt uk melakukan usaha set elah
persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai dilakukan.
Pasal 6
(1)

Permohonan
unt uk
mendapat kan
perset uj uan
prinsip
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, waj ib dilampiri
dengan:
a. rancangan anggaran dasar;

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

4


-

b. daf t ar calon pemegang saham, susunan direksi dan dewan
komisaris;
c. rencana susunan organisasi;
d. rencana kerj a;
e. bukt i penyet oran sekurang-kurangnya sebesar 30% (t iga puluh
perserat us) dari modal diset or sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3.
(2)

Bank Perkredit an Rakyat yang akan melakukan kegiat an usaha
berdasarkan prinsip bagi hasil, harus secara t egas mencant umkan
kegiat an usaha bank yang semat a-mat a berdasarkan prinsip bagi
hasil dalam rancangan anggaran dasar dan rencana kerj anya.
Pasal 7

Unt uk mendapat kan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b, pemohon waj ib menyampaikan laporan kesiapan pendirian

Bank Perkredit an Rakyat dengan melampirkan:
a. anggaran dasar yang t elah disahkan oleh inst ansi yang berwenang;
b. daf t ar pemegang saham, susunan direksi dan dewan komisaris;
c. susunan organisasi, sist em dan prosedur kerj a;
d. bukt i pelunasan modal diset or sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3.
Pasal 8
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at a cara perizinan
pendirian Bank Perkredit an Rakyat dit et apkan oleh Ment eri Keuangan
set elah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

5

-


Pasal 9
Anggot a direksi dan dewan komisaris Bank Perkredit an Rakyat harus:
a. warga negara Indonesia;
b. t idak pernah melakukan t indakan t ercela di bidang perbankan
dan/ at au dihukum karena t erbukt i melakukan t indak pidana di
bidang perbankan dan perekonomian;
c. memiliki akhlak dan moral yang baik.
Pasal 10
(1)

Anggot a direksi Bank Perkredit an Rakyat dapat t erdiri dari sat u
orang at au lebih.

(2)

Dalam hal anggot a direksi hanya sat u orang, maka direksi yang
bersangkut an harus berpengalaman operasional di bidang
perbankan sekurang-kurangnya 1 (sat u) t ahun.

(3)


Dalam hal anggot a direksi lebih dari sat u orang, maka
sekurang-kurangnya 50% (lima puluh perserat us) dari anggot a
direksi
Bank
Perkredit an Rakyat
harus berpengalaman
operasional di bidang perbankan sekurang-kurangnya 1 (sat u)
t ahun.

(4)

Anggot a direksi Bank Perkredit an Rakyat dilarang merangkap
j abat an sebagai anggot a direksi at au j abat an eksekut if lainnya
pada perusahaan lain.

(5)

Seseorang hanya dapat menj adi anggot a dewan komisaris pada
sebanyak-banyaknya 5 (lima) Bank Perkredit an Rakyat .


PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

6

-

BAB II
KEPEMILIKAN
Pasal 11
Bank Perkredit an Rakyat hanya dapat dimiliki oleh warga negara
Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warga
negara Indonesia, pemerint ah daerah, at au dapat dimiliki bersama di
ant ara ket iganya.
BAB III
MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI
Pasal 12

(1)

Merger at au konsolidasi hanya dapat dilakukan set elah
memperoleh izin Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.

(2)

Merger at au konsolidasi dapat dilakukan oleh Bank Perkredit an
Rakyat dengan:
a. Bank Perkredit an Rakyat lainnya; dan/ at au
b. Bank Umum.
Pasal 13

Merger at au konsolidasi ant ara Bank Perkredit an Rakyat dengan Bank
Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf b, hanya
dapat dilakukan semat a-mat a unt uk mengat asi masalah kesehat an
Bank Perkredit an Rakyat yang bersangkut an.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

7

-

Pasal 14
Merger at au konsolidasi ant ar bank hanya dapat dilakukan dengan
ket ent uan:
a. salah sat u diant aranya memenuhi persyarat an membuka kant or
cabang;
b. t elah mendapat perset uj uan rapat umum pemegang saham dari
bank yang berbent uk hukum Perseroan Terbat as at au rapat anggot a
bagi bank yang berbent uk hukum Koperasi at au rapat sej enis bagi
bank yang berbent uk hukum lainnya;
c. t ingkat
kesehat an
bank
hasil
sekurang-kurangnya cukup sehat ;

merger

at au

konsolidasi

d. segala hak dan kewaj iban bank yang melakukan merger at au
konsolidasi beralih dan menj adi t anggung j awab bank hasil merger
at au konsolidasi.
Pasal 15
Permohonan unt uk memperoleh izin merger at au konsolidasi diaj ukan
kepada Ment eri Keuangan dengan t embusan kepada Bank Indonesia
dengan melampirkan:
a. not ulen rapat umum pemegang saham at au rapat anggot a koperasi
bank yang bersangkut an;
b. rancangan akt a j ual beli saham bank yang akan merger at au
rancangan akt a perj anj ian merger at au konsep surat perj anj ian
konsolidasi dan penet apan st at us dari bank-bank yang akan
dikonsolidasi;
c. rancangan anggaran dasar dari bank hasil merger at au konsolidasi;
d. rencana susunan pengurus dan pemegang saham bank hasil merger
at au konsolidasi.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

8

-

Pasal 16
Akuisisi Bank Perkredit an Rakyat yang dilakukan oleh bank maupun
pihak lain yang melebihi bat as 50% (lima puluh perserat us) dari saham
Bank Perkredit an Rakyat yang diambil alih, waj ib t erlebih dahulu
mendapat izin Ment eri Keuangan set elah mendengar pert imbangan
Bank Indonesia.
Pasal 17
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at a cara merger,
konsolidasi dan akuisisi diat ur oleh Ment eri Keuangan set elah
mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
BAB IV
PENGGUNAAN TENAGA ASING
Pasal 18
(1)

Bank Perkredit an Rakyat dapat menggunakan t enaga asing
sebagai t enaga ahli, penasehat dan/ at au konsult an unt uk j angka
wakt u paling lama 5 (lima) t ahun.

(2)

Di samping persyarat an sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1),
penggunaan t enaga kerj a asing sert a t at a cara penggunaannya
mengikut i
perat uran
perundang-undangan
di
bidang
ket enagakerj aan.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

9

-

BAB V
PENGUKUHAN MENJADI BANK PERKREDITAN
Pasal 19
(1)

Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung
Pit ih Nagari, Lembaga Perkredit an Desa, Badan Kredit Desa,
Badan Kredit Kecamat an, Kredit Usaha Rakyat Kecil, Lembaga
Perkredit an Kecamat an, Bank Karya Produksi Desa dan/ at au
lembaga-lembaga lainnya yang dipersamakan dengan it u, yang
t elah memperoleh izin usaha dari Ment eri Keuangan, dinyat akan
menj adi Bank Perkredit an Rakyat .

(2)

Lembaga at au badan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang
t elah berdiri sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 t ent ang Perbankan dan belum mendapat kan izin usaha
sebagai- Bank Perkredit an Rakyat waj ib mengaj ukan permohonan
izin usaha sebagai Bank Perkredit an Rakyat kepada Ment eri
Keuangan selambat -lambat nya 5 (lima) t ahun sej ak berlakunya
Perat uran Pemerint ah ini.

(3)

Unt uk dapat memperoleh izin usaha sebagai Bank Perkredit an
Rakyat , lembaga at au badan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) dapat memilih salah sat u bent uk hukum sebagai berikut :
a. Perusahaan Daerah;
b. Koperasi; at au
c. Perseroan Terbat as.

(4)

Pengurus Bank Perkredit an Rakyat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) dan ayat (2) waj ib memenuhi ket ent uan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9.

(5)

Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at acara
pengukuhan menj adi Bank Perkredit an Rakyat dit et apkan oleh
Ment eri Keuangan set elah mendengar pert imbangan Bank

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

10

-

Indonesia.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
(1)

Perset uj uan prinsip at au izin usaha sebagai Bank Perkredit an
Rakyat yang t elah diberikan sebelum berlakunya Perat uran
Pemerint ah ini dinyat akan t et ap berlaku.

(2)

Ket ent uan t ent ang besarnya modal diset or
dimaksud dalam Pasal 3, t idak berlaku bagi:

sebagaimana

a. Bank Perkredit an Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
19 ayat (2);
b. Bank Perkredit an Rakyat yang t elah mendapat perset uj uan
prinsip dan/ at au izin usaha.
(3)

Bank Perkredit an Rakyat yang t elah mendapat izin usaha dari
Ment eri Keuangan dengan bent uk hukum Maskapai Andil
Indonesia (MAI) dalam melaksanakan kegiat an usahanya t unduk
pada perat uran perundang-undangan di bidang perbankan.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, semua perat uran
perundang-undangan mengenai Bank Perkredit an Rakyat yang
bert ent angan dengan Perat uran Pemerint ah ini dinyat akan t idak
berlaku lagi.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

11

-

Pasal 22
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

12

-

PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 71 TAHUN 1992
TENTANG
BANK PERKREDITAN RAKYAT
UMUM
Penyempurnaan sist em perbankan di Indonesia dit empuh ant ara lain
dengan cara menyederhanakan j enis bank menj adi Bank Umum dan
Bank Perkredit an Rakyat , sert a memperj elas ruang lingkup dan bat as
kegiat an yang dapat diselenggarakan. Melalui upaya penyempurnaan
t ersebut , perbankan diharapkan dapat lebih meningkat kan peranannya
dalam pelaksanaan pemerat aan pembangunan dan hasil-hasilnya,
pert umbuhan ekonomi dan st abilit as nasional ke arah peningkat an
t araf hidup rakyat banyak.
Guna lebih menunj ang pembangunan dan modernisasi di daerah
pedesaan, keberadaan dan kej elasan st at us sert a perkembangan Bank
Perkredit an Rakyat perlu dibina dan diarahkan agar dapat memperluas
j angkauan pelayanannya dan memberi kepast ian berusaha bagi Bank
Perkredit an Rakyat di segala pelosok t anah air.
PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

13

-

Pasal 2
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 3
Yang dimaksud dengan modal diset or unt uk Bank Perkredit an
Rakyat yang berbent uk hukum Koperasi adalah simpanan pokok,
simpanan waj ib dan modal penyert aan sebagaimana diat ur dalam
Undang-undang Perkoperasian.

Pasal 4
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Pendirian Bank Perkredit an Rakyat pada dasarnya hanya dapat
dilakukan di luar ibukot a negara, propinsi, Dat i I dan Dat i II,
namun Ayat (2) merupakan pengecualian.

Pasal 5
Pihak yang mendapat perset uj uan prinsip t idak diperkenankan
melakukan kegiat an usaha apapun di bidang perbankan sebelum
mendapat izin usaha.

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

14

-

Pasal 6
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Bank Perkredit an Rakyat yang
berdasarkan prinsip bagi hasil adalah bank sebagaimana
dimaksud dalam perat uran perundang-undangan t ent ang bank
berdasarkan prinsip bagi hasil.

Pasal 7
Cukup j elas

Pasal 8
Cukup j elas

Pasal 9
Pengert ian direksi dan
Rakyat yang berbent uk
yang set ingkat dengan
Perkredit an Rakyat yang

dewan komisaris bagi Bank Perkredit an
hukum Koperasi adalah pej abat pimpinan
direksi dan dewan komisaris pada Bank
berbent uk hukum Perseroan Terbat as.

Huruf a
Cukup j elas
Huruf b
Penilaian mengenai t indakan t ercela di bidang perbankan dapat
diperoleh dari berbagai inf ormasi sepert i keput usan pengadilan
t ent ang t indak pidana dan cat at an-cat at an Bank Indonesia
mengenai dilakukannya prakt ek yang t idak sehat di bidang

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

15

-

perbankan.
Huruf c
Penilaian mengenai akhlak dan moral yang baik didasarkan pada
inf ormasi yang diket ahui secara umum t ent ang perilaku t ert ent u,
sepert i penj udi at au penipu yang dapat membahayakan bank.

Pasal 10
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan j abat an eksekut if pada perusahaan lain
adalah j abat an yang memerlukan t anggung j awab penuh sebagai
pimpinan at au pelaksana pada perusahaan lain.
Ayat (5)
Ket ent uan ini dimaksudkan agar anggot a dewan komisaris dapat
mengkonsent rasikan diri pada bank-bank,
t empat
yang
bersangkut an menj adi anggot a dewan komisaris sehingga
pengawasan dapat berj alan secara ef ekt if .

Pasal 11
Cukup j elas

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

Pasal 12
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 13
Cukup j elas

Pasal 14
Cukup j elas

Pasal 15
Cukup j elas

Pasal 16
Cukup j elas

Pasal 17
Cukup j elas

Pasal 18
Ayat (1)
Cukup j elas

16

-

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

17

-

Ayat (2)
Cukup j elas

Pasal 19
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Ayat (4)
Cukup j elas
Ayat (5)
Cukup j elas

Pasal 20
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Ket ent uan ini menegaskan bahwa keberadaan Bank Perkredit an
Rakyat dengan bent uk hukum MAI t et ap diakui, namun dalam
melaksanakan kegiat an usahanya waj ib mengikut i ket ent uan
sebagaimana dit et apkan dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 dan Perat uran Pemerint ah t ent ang Perbankan dan

PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA

-

18

-

perat uran-perat uran pelaksanaannya.

Pasal 21
Cukup j elas

Pasal 22
Cukup j elas