Peraturan Perundangan PP NO 70 TH 1992
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 0 TAHUN 1 9 9 2
TENTANG
BANK UMUM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa perbankan Indonesia bert uj uan menunj ang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkat kan pemerat aan,
pert umbuhan ekonomi, dan st abilit as nasional ke arah peningkat an
kesej aht eraan rakyat banyak;
b. bahwa Bank Umum yang berf ungsi sebagai badan usaha yang
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat sert a memberika
j asa dalam lalu lint as pembayaran, harus mampu melindungi
kepent ingan masyarakat dan mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional;
c. bahwa agar mampu melindungi kepent ingan masyarakat dan
mendukung
pelaksanaan
pembangunan
nasional,
sert a
unt ukmenunj ang pengembangan usaha kecil dan ekspor non migas
yang memerlukan peran sert a sekt or perbankan, diperlukan
peningkat an kesehat an Bank Umum dan arahan dari kegiat an usaha
perbankan sej ak pendiriannya;
d. bahwa berhubung dengan it u dipandang perlu unt uk mengat ur Bank
Umum dalam Perat uran Pemerint ah;
Mengingat
: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 t ent ang Bank Sent ral
(Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2865);
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
2
-
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3472);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 t ent ang Perkoperasian
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3502);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BANK UMUM.
BAB I
PERIZINAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 1
(1)
Bank Umum hanya dapat didirikan dan menj alankan usaha
dengan izin Ment eri Keuangan set elah mendengar pert imbangan
Bank Indonesia.
(2)
Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:
a. warga negara Indonesia; dan/ at au
b. badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimiliki warga negara
Indonesia dan/ at au badan hukum Indonesia; at au
c. Bank Umum yang pendirinya pihak-pihak sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan/ at au huruf b dengan bank yang
berkedudukan di luar negeri.
(3)
Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c
disebut Bank Campuran.
Pasal 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
3
-
(1)
Modal diset or unt uk mendirikan Bank Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a dan/ at au huruf b
dit et apkan sekurang-kurangnya Rp. 50. 000. 000. 000, - (lima puluh
milyar rupiah).
(2)
Modal diset or unt uk mendirikan Bank Campuran dit et apkan
sekurang-kurangnya Rp. 100. 000. 000. 000, - (serat us milyar
rupiah).
(3)
Penyert aan pihak bank yang-berkedudukan di luar negeri dalam
Bank Campuran dit et apkan sebesar-besarnya 85% (delapan puluh
lima perserat us) dari modal diset or.
Pasal 3
(1)
Bank Umum yang dapat ikut sert a mendirikan Bank Campuran
adalah bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf
a dan/ at au huruf b yang t elah memenuhi persyarat an t ingkat
kesehat an dan permodalan bank yang dit et apkan oleh Ment eri
Keuangan set elah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
(2)
Bank yang berkedudukan di luar negeri dapat ikut sert a
mendirikan Bank Campuran apabila negara t empat kedudukan
bank t ersebut menganut asas resiprosit as, dan bank yang
berkedudukan di luar negeri t ersebut memenuhi persyarat an lain
yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.
(3)
Bank Campuran sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2 ayat (3)
harus memiliki perj anj ian ant arpemegang saham pendiri yang
memuat kesepakat an mengenai rencana peningkat an kepemilikan
saham pihak Indonesia.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
4
-
Pasal 4
Pemberian izin usaha Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 ayat (1) dilakukan dalam 2 t ahap:
a. perset uj uan prinsip, yait u perset uj uan unt uk melakukan persiapan
pendirian Bank Umum;
b. izin usaha, yait u izin yang diberikan unt uk melakukan usaha set elah
persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai dilakukan.
Pasal 5
(1)
Permohonan
unt uk
mendapat kan
perset uj uan
prinsip
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, waj ib dilampiri
dengan:
a. rancangan anggaran dasar;
b. daf t ar calon pemegang saham, susunan direksi dan dewan
komisaris;
c. rencana susunan organisasi;
d. rencana kerj a; dan
e. bukt i penyet oran sekurang-kurangnya sebesar 30% (t iga puluh
perserat us) dari modal diset or sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) at au ayat (2).
(2)
Permohonan unt uk mendapat kan perset uj uan prinsip Bank
Campuran waj ib dilampiri pula kesepakat an t ert ulis unt uk
mendirikan Bank Campuran dan perj anj ian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).
(3)
Bank Umum yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil,
dalam rancangan anggaran dasar dan rencana kerj a harus secara
t egas mencant umkan kegiat an usaha bank yang semat a-mat a
berdasarkan prinsip bagi hasil.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
5
-
Pasal 6
Unt uk mendapat kan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b, pemohon waj ib menyampaikan laporan kesiapan pendirian
bank dengan melampirkan:
a. anggaran dasar yang t elah disahkan oleh inst ansi yang berwenang;
b. daf t ar pemegang saham, susunan direksi dan dewan komisaris;
c. susunan organisasi, sist em dan prosedur kerj a; dan
d. bukt i pelunasan seluruh modal diset or sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) at au ayat (2).
Pasal 7
Anggot a direksi dan dewan komisaris Bank Umum harus:
a. warga negara Indonesia unt uk Bank Umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a dan/ at au huruf b;
b. warga negara Indonesia dan warga negara asing, at au seluruhnya
warga negara Indonesia at au Bank Campuran;
c. t idak pernah melakukan t indakan t ercela di bidang perbankan
dan/ at au dihukum karena t erbukt i melakukan t indak pidana di
bidang perbankan dan perekonomian;
d. memiliki akhlak dan moral yang baik.
Pasal 8
(1)
Jumlah anggot a direksi Bank Umum sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang.
(2)
Sekurang-kurangnya 50% (lima puluh perserat us) dari anggot a
direksi harus berpengalaman operasional di bidang perbankan
sekurang-kurangnya 3 (t iga) t ahun.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
(3)
6
-
Anggot a direksi Bank Umum dilarang merangkap j abat an sebagai
anggot a direksi at au j abat an eksekut if lainnya pada perusahaan
lain.
Pasal 9
Bank Umum yang j umlah anggot a direksinya belum memenuhi
ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) waj ib
menyesuaikan dengan ket ent uan t ersebut selambat -lambat nya dalam
j angka wakt u 2 (dua) t ahun sej ak berlakunya Perat uran Pemerint ah
ini.
Pasal 10
(1)
Mayorit as anggot a direksi dilarang mempunyai hubungan keluarga
sampai deraj at kedua menurut garis lurus maupun ke samping
dengan anggot a direksi lain at au dengan anggot a dewan
komisaris.
(2)
Anggot a
direksi
dilarang
secara
sendiri-sendiri
at au
bersama-sama memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima
perserat us) pada suat u perusahaan lain.
Pasal 11
(1)
Di ant ara anggot a dewan komisaris harus ada anggot a yang t idak
memiliki hubungan keluarga sampai deraj at kedua menurut garis
lurus maupun ke samping.
(2)
Seseorang hanya dapat menj adi anggot a dewan
sebanyak-banyaknya pada 3 (t iga) Bank Umum.
komisaris
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
7
-
Pasal 12
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at a cara perizinan
pendirian Bank Umum dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah
mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
BAB II
KEPEMILIKAN
Pasal 13
Suat u badan hukum
dapat
memiliki
saham
Bank Umum
sebanyak-banyaknya sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang
bersangkut an.
Pasal 14
(1)
Warga negara asing dan/ at au badan hukum asing dapat membeli
saham Bank Umum yang dij ual melalui bursa ef ek di Indonesia
sebanyak-banyaknya 49 % (empat puluh sembilan perserat us) dari
saham yang dicat at kan pada bursa ef ek di Indonesia.
(2)
Khusus bagi Bank Umum milik negara, maksimum saham yang
dapat dicat at kan pada bursa ef ek di Indonesia adalah sebesar
49% (empat puluh sembilan perserat us) dari modal diset or.
BAB III
MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI
Pasal 15
(1)
Merger at au konsolidasi hanya dapat dilakukan set elah
memperoleh izin Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.
(2)
Merger at au konsolidasi dapat
dilakukan oleh Bank Umum
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
8
-
dengan:
a. Bank Umum lainnya; dan/ at au
b. Bank Perkredit an Rakyat .
(3)
Merger at au konsolidasi bagi Bank Umum milik negara hanya
dapat dilakukan ant ar Bank Umum milik negara.
Pasal 16
Merger at au konsolidasi ant ara Bank Umum dengan Bank Perkredit an
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b, hanya
dapat dilakukan semat a-mat a unt uk mengat asi masalah kesehat an
Bank Perkredit an Rakyat yang bersangkut an.
Pasal 17
Merger at au konsolidasi ant ar bank hanya dapat dilakukan dengan
ket ent uan:
a. salah sat u Bank Umum memenuhi persyarat an membuka kant or
cabang;
b. t elah mendapat perset uj uan rapat umum pemegang saham bagi
bank yang berbent uk hukum Perseroan Tebat as at au rapat anggot a
bagi bank yang berbent uk hukum Koperasi at au rapat sej enis bagi
bank yang berbent uk hukum lainnya;
c. t ingkat
kesehat an
bank
hasil
sekurang-kurangnya cukup sehat ;
merger
at au
konsolidasi
d. segala hak dan kewaj iban bank yang melakukan merger at au
konsolidasi beralih dan menj adi t anggung j awab bank hasil merger
at au konsolidasi;
e. pada saat t erj adinya merger at au konsolidasi j umlah akt iva bank
hasil merger at au konsolidasi t ersebut t idak melebihi 20% (dua
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
9
-
puluh perserat us) dari j umlah akt iva (asset ) seluruh Bank Umum di
Indonesia.
Pasal 18
Permohonan unt uk memperoleh izin merger at au konsolidasi diaj ukan
kepada Ment eri Keuangan dengan t embusan kepada Bank Indonesia
dengan melampirkan:
a. not ulen rapat umum pemegang saham at au rapat anggot a koperasi
bank yang bersangkut an;
b. rancangan akt a j ual beli saham bank yang akan merger at au
rancangan akt a perj anj ian merger at au konsep surat perj anj ian
konsolidasi dan penet apan st at us dari bank-bank yang akan
dikonsolidasi;
c. rancangan anggaran dasar dari bank hasil merger at au konsolidasi;
d. rencana susunan pengurus dan pemegang saham bank hasil merger
at au konsolidasi.
Pasal 19
Akuisisi Bank Umum yang dilakukan oleh Bank Umum maupun pihak
lain waj ib mendapat izin t erlebih dahulu dari Ment eri Keuangan
set elah mendengar pert imbangan Bank Indonesia, apabila akuisisi
t ersebut mengakibat kan penguasaan lebih dari 50% (lima puluh
perserat us) saham Bank Umum yang diambil alih.
Pasal 20
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at a cara, merger,
konsolidasi dan akuisisi diat ur oleh Ment eri Keuangan set elah
mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
10
-
BAB IV
PENGGUNAAN TENAGA ASING
Pasal 21
(1)
Bank Umum dapat menggunakan t enaga asing sebagai t enaga
ahli, penasehat dan/ at au konsult an, yang penggunaannya :
a. hanya unt uk melaksanakan proyek at au program t ert ent u yang
berkait an dengan kegiat an operasional bank; dan
b. j angka wakt u penggunaan t enaga asing unt uk proyek at au
program sebagaimana dimaksud dalam huruf a paling lama 5
(lima) t ahun.
(2)
Bank Campuran dan kant or bank dari bank yang berkedudukan di
luar negeri dapat menggunakan t enaga asing sebagai t enaga
eksekut ip di luar anggot a direksi dan anggot a dewan komisaris
dengan memenuhi ket ent uan sebagai berikut :
a. t enaga asing t ersebut menduduki j abat an yang belum dapat
diisi oleh t enaga kerj a warga negara Indonesia; dan
b. mempunyai program Indonesianisasi
pendidikan dan lat ihan.
(3)
yang
j elas
melalui
Di samping persyarat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2), penggunaan t enaga kerj a asing sert a t at a cara
penggunaannya mengikut i perat uran perundang-undangan di
bidang ket enagakerj aan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
11
-
BAB V
PENYESUAIAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
MENJADI BANK UMUM
Pasal 22
(1)
Penyesuaian kegiat an usaha Lembaga Keuangan Bukan Bank
menj adi Bank Umum harus dilakukan selambat -lambat nya
t anggal 25 Maret 1993 dengan memenuhi persyarat an dan t at a
cara yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.
(2)
Lembaga Keuangan Bukan Bank yang pada saat memperoleh izin
usaha sebagai Bank Umum belum memenuhi persyarat an
kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), waj ib
menyesuaikan
kepemilikannya
dalam
j angka
wakt u
selambat -lambat nya 5 (lima) t ahun sej ak saat penyesuaian
kegiat an usahanya.
Pasal 23
Dalam menyesuaikan kegiat an usahanya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (1), Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat memilih
menj adi Bank Umum devisa at au Bank Umum bukan bank devisa.
Pasal 24
(1)
Bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank yang akan menyesuaikan
kegiat an usahanya menj adi Bank Umum devisa, dit et apkan modal
diset or sekurang-kurangnya sebesar Rp. 50. 000. 000. 000, -(lima
puluh milyar rupiah).
(2)
Bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank yang akan menyesuaikan
kegiat an usahanya menj adi Bank Umum bukan devisa, dit et apkan
modal diset or sekurang-kurangnya Rp. 10. 000. 000. 000, -(sepuluh
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
12
-
milyar rupiah).
(3)
Pemenuhan persyarat an permodalan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2), waj ib dilakukan selambat -lambat nya
dalam j angka wakt u 3 (t iga) t ahun sej ak saat penyesuaian
kegiat an usahanya.
Pasal 25
Pelanggaran t erhadap ket ent uan Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 23 dapat
dikenakan sanksi sesuai dengan ket ent uan Pasal 52 Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan.
BAB VI
PENUGASAN KHUSUS BAGI BANK UMUM
Pasal 26
Bank Umum selain bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 waj ib
menyalurkan sebagian kredit nya unt uk pengembangan kegiat an
koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah/ pengusaha kecil.
Pasal 27
Bank Campuran dan kant or cabang dari bank yang berkedudukan di
luar negeri waj ib menyalurkan sebagian kredit nya unt uk membiayai
kegiat an ekspor non migas.
Pasal 28
Bank Umum yang memberi
menyalurkan sebagian kredit
kegiat an ekspor non migas.
kredit dalam valut a asing waj ib
valut a asingnya unt uk membiayai
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
13
-
Pasal 29
Dalam melaksanakan kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26, Pasal 27 dan Pasal 28, Bank Umum waj ib melakukan penilaian
t erhadap pemenuhan syarat -syarat kelayakan usaha debit ur.
Pasal 3O
Bank Umum yang berasal dari Lembaga Keuangan Bukan Bank yang
melakukan
penyesuaian
usaha,
waj ib
memenuhi
ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28
selambat -lambat nya dalam j angka wakt u 2 (dua) t ahun sej ak
memperoleh izin rusaha sebagai Bank Umum.
Pasal 31
Pelaksanaan lebih lanj ut mengenai penugasan khusus bagi Bank Umum
diat ur ot eh Ment eri Keuangan set elah mendengar pert imbangan Bank
Indonesia.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 32
(1)
Bank Perkredit an Rakyat dapat dit ingkat kan menj adi Bank Umum
dengan memenuhi persyarat an dan t at a cara pendirian Bank
Umum.
(2)
Pelaksanaan lebih lanj ut dari ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diat ur oleh Ment eri Keuangan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
14
-
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Ket ent uan mengenai Kredit Usaha Kecil dan Kredit Ekspor yang
berlaku pada saat diberlakukannya Perat uran Pemerint ah ini, masih
t et ap berlaku sebagai pelaksanaan ket ent uan Pasal 26, Pasal 27 dan
Pasal 28 sampai dit et apkan ket ent uan lebih lanj ut oleh Bank
Indonesia.
Pasal 34
Bank Campuran yang pada saat berlakunya Perat uran Pemerint ah ini
belum memenuhi persyarat an kepemilikan sebagaimana diat ur dalam
Pasal 1 ayat (2) huruf c, waj ib menyesuaikan kepemilikannya
selambat -lambat nya dalam j angka wakt u 5 (lima) t ahun sej ak
berlakunya Perat uran Pemerint ah ini.
Pasal 35
(1)
Perset uj uan prinsip dan izin usaha sebagai Bank Umum yang
diberikan sebelum berlakunya Perat uran Pemerint ah ini,
dinyat akan t et ap berlaku.
(2)
Ket ent uan t ent ang besarnya modal diset or sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 t idak berlaku bagi pendirian Bank Umum
yang t elah memperoleh perset uj uan prinsip at au izin usaha
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
15
-
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, semua perat uran
perundang-undangan t ent ang Bank Umum yang bert ent angan dengan
Perat uran Pemerint ah ini dinyat akan t idak berlaku lagi.
Pasal 37
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
16
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO
-
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
17
-
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 1992
TENTANG
BANK UMUM
UMUM
Bank Umum merupakan bagian dari perbankan nasional yang memiliki
f ungsi ut ama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat sert a
pemberi j asa dalam lalu lint as pembayaran. Dengan f ungsi ut ama yang
demikian, Bank Umum memiliki peranan yang st rat egis dalam
menyerasikan, menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur
pemerat aan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pert umbuhan
ekonomi dan st abilit as nasional guna menunj ang pelaksanaan
pembangunan nasional.
Memperhat ikan peranan Bank Umum yang demikian st rat egis
perkembangan
Bank
Umum
yang
semakin
pesat
dan
t ant angan-t ant angan yang dihadapi Bank Umum yang semakin luas dan
bersif at int ernasional, maka landasan hukum Bank Umum perlu
diperkokoh melalui penyempurnaan ket ent uan-ket ent uan yang
mengat ur Bank Umum dan penerapan prinsip-prinsip kehat i-hat ian.
Dengan landasan hukum yang semakin kokoh t ersebut , maka Bank
Umum diharapkan akan lebih mampu melindungi kepent ingan
masyarakat dan mampu melaksanakan kegiat an-kegiat an t ert ent u
yang memiliki peran st rat egis dalam menunj ang pelaksanaan
pembangunan nasional.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
18
-
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan modal diset or unt uk Bank Umum yang
berbent uk hukum Koperasi adalah simpanan pokok, simpanan
waj ib dan modal penyert aan sebagaimana diat ur dalam
Undang-undang Perkoperasian.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 3
Ayat (1)
Tingkat kesehat an dan permodalan bank adalah sesuai dengan
penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Ayat (2)
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
19
-
Cukup j elas
Ayat (3)
Dalam rangka peningkat an kepemilikan saham pihak Indonesia
sebagaimana, dimaksud dalam ayat ini, dapat dit empuh
langkah-langkah ant ara lain melalui penj ualan saham dari pihak
asing kepada pihak Indonesia, peningkat an penyert aan modal
pihak Indonesia, dan/ at au penj ualan saham melalui bursa ef ek di
Indonesia.
Pasal 4
Pihak yang mendapat perset uj uan prinsip t idak diperkenankan
melakukan kegiat an usaha apapun di bidang perbankan sebelum
mendapat ij in usaha.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan Bank Umum berdasarkan prinsip bagi hasil
adalah
bank
sebagaimana
dimaksud
dalam
perat uran
perundang-undangan t ent ang bank berdasarkan prinsip bagi hasil.
Pasal 6
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
20
-
Pasal 7
Pengert ian direksi dan dewan komisaris bagi Bank Umum yang
berbent uk hukum koperasi adalah pej abat pimpinan yang set ingkat
direksi dan dewan komisaris bagi Bank Umum yang berbent uk
hukum Perseroan Terbat as.
huruf a
Cukup j elas
huruf b
Jumlah maksimum anggot a dewan komisaris dan direksi asing
t idak boleh melebihi proporsi penyert aannya dan dimungkinkan
pula seluruhnya warga negara Indonesia.
huruf c
Penilaian mengenai kegiat an t ercela di bidang perbankan, dapat
diperoleh dari cat at an Bank Indonesia mengenai dilakukannya
prakt ek yang t idak sehat di bidang perbankan.
huruf d
Penilaian mengenai akhlak dan moral yang baik didasarkan pada
inf ormasi yang diket ahui secara umum t ent ang perilaku t ert ent u
sepert i penj udi at au penipu yang dapat membahayakan bank.
Pasal 8
Ayat (1)
Ket ent uan ini dimaksudkan agar pengelolaan bank dapat
dilakukan dengan baik unt uk meningkat kan kehat i-hat ian dalam
pengelolaan dana masyarakat .
Ayat (2)
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
21
-
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan j abat an eksekut ip pada perusahaan lain
adalah j abat an yang memerlukan t anggung j awab penuh sebagai
pimpinan at au pelaksana pada perusahaan lain.
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)
Pengert ian mayorit as dalam ayat ini adalah lebih dari 50% (lima
puluh perserat us). Misalnya, apabila Bank Umum yang j umlah
anggot a direksinya 5 (lima) orang maka sekurang-kurangnya 3
(t iga) orang diant aranya dilarang mempunyai hubungan keluarga
sampai dengan deraj at kedua dengan anggot a direksi lainnya.
Hubungan keluarga dalam ket ent uan ini t ermasuk ist eri/ suami,
mert ua, ipar, dan menant u.
Ayat (2)
Ket ent uan ini j uga berlaku bagi direksi bank yang berbent uk
hukum Koperasi.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Ket ent uan ini dimaksudkan agar anggot a dewan komisaris dapat
mengkonsent rasikan diri pada bank t empat yang bersangkut an
menj adi anggot a dewan komisaris, sehingga pengawasan dapat
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
22
-
berj alan secara ef ekt if .
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Yang dimaksud dengan modal sendiri bersih adalah modal diset or
dit ambah cadangan dan dit ambah laba at au dikurangi kerugian.
Ket ent uan dalam Pasal ini berlaku j uga bagi Yayasan. Dengan
ket ent uan ini, upaya pemilikan saham Bank Umum oleh badan
hukum t idak boleh dengan menggunakan dana pinj aman.
Pasal 14
Dengan ket ent uan dalam pasal ini, maka j umlah saham Bank Umum
milik negara yang dapat dibeli melalui bursa ef ek oleh pihak asing
sebanyak-banyaknya adalah 49% (empat puluh sembilan perserat us)
saham yang dicat at kan pada bursa ef ek.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
23
-
Pasal 16
Cukup j elas
Pasal 17
huruf a
Cukup j elas
huruf b
Cukup j elas
huruf c
Cukup j elas
huruf d
Cukup j elas
huruf e
Mengingat peranan lembaga perbankan yang demikian st rat egis
dalam pembangunan nasional, maka agar peranan perbankan
t idak dikendalikan oleh sat u bank hasil merger at au konsolidasi,
perlu diadakan pembat asan t erhadap j umlah akt iva (asset ) hasil
merger, at au konsolidasi sebesar maksimum 20% (dua puluh
perserat us) dari j umlah akt iva seluruh Bank Umum pada saat
dilakukan merger dan konsolidasi.
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Yang dimaksud dengan penguasaan saham dalam Pasal ini adalah
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
24
-
penguasaan saham oleh perorangan at au group (kelompok).
Sedangkan saham yang dimaksud dalam Pasal ini adalah saham yang
mempunyai hak suara.
Pasal 20
Cukup j elas
Pasal 21
Ayat (1)
Ket ent uan t ent ang penggunaan t enaga ahli, penasehat
konsult an ini berlaku pula bagi Bank Campuran.
dan
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Penyesuaian kepemilikan dapat
dilakukan dengan
pengalihan saham at au dengan emisi saham di bursa.
cara
Persyarat an kepemilikan bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank
yang menj adi Bank Campuran meliput i persyarat an pihak-pihak
yang dapat memiliki saham bank dan persyarat an t ent ang
besarnya prosent ase kepemilikan oleh pihak asing pada Bank
Campuran.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
25
-
Pasal 23
Yang dimaksud dengan Bank Umum devisa adalah Bank Umum yang
melakukan kegiat an usaha perbankan dalam valut a asing dengan
memenuhi ket ent uan Bank Indonesia. Lembaga Keuangan Bukan
Bank yang menyesuaikan kegiat an usahanya menj adi Bank Umum
bukan bank devisa waj ib melepaskan kegiat an devisanya.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 25
Cukup j elas
Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
26
-
Pasal 28
Cukup j elas
Pasal 29
Pemenuhan syarat -syarat kelayakan usaha debit ur, didasarkan pada
penilaian bank t erhadap f akt or-f akt or permodalan, karakt er,
kemampuan, prospek usaha dan agunan yang dimiliki debit ur.
Pasal 30
Ket ent uan ini dimaksudkan agar Lembaga Keuangan Bukan Bank
diberikan t enggang wakt u yang cukup agar dapat secara bert ahap
menyesuaikan dengan ket ent uan t ent ang penugasan Bank Umum.
Pasal 31
Cukup j elas
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 33
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
27
-
Pasal 34
Sebagaimana dit et apkan dalam Pasal 3, bank campuran hanya dapat
didirikan oleh Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
Ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dengan bank yang
berkedudukan
di luar negeri. Bagi bank campuran yang
pendiriannya t idak berdasarkan ket ent uan ini, diberikan j angka
wakt u
5
(lima)
t ahun
unt uk
menyesuaikan
pendirian/
kepemilikannya sesuai dengan ket ent uan ini.
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Cukup j elas
Pasal 37
Cukup j elas
REPUBLIK INDO NESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 0 TAHUN 1 9 9 2
TENTANG
BANK UMUM
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa perbankan Indonesia bert uj uan menunj ang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkat kan pemerat aan,
pert umbuhan ekonomi, dan st abilit as nasional ke arah peningkat an
kesej aht eraan rakyat banyak;
b. bahwa Bank Umum yang berf ungsi sebagai badan usaha yang
menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat sert a memberika
j asa dalam lalu lint as pembayaran, harus mampu melindungi
kepent ingan masyarakat dan mendukung pelaksanaan pembangunan
nasional;
c. bahwa agar mampu melindungi kepent ingan masyarakat dan
mendukung
pelaksanaan
pembangunan
nasional,
sert a
unt ukmenunj ang pengembangan usaha kecil dan ekspor non migas
yang memerlukan peran sert a sekt or perbankan, diperlukan
peningkat an kesehat an Bank Umum dan arahan dari kegiat an usaha
perbankan sej ak pendiriannya;
d. bahwa berhubung dengan it u dipandang perlu unt uk mengat ur Bank
Umum dalam Perat uran Pemerint ah;
Mengingat
: 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945;
2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1968 t ent ang Bank Sent ral
(Lembaran Negara Tahun 1968 Nomor 63, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2865);
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
2
-
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan (Lembaran
Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3472);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 t ent ang Perkoperasian
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3502);
MEMUTUSKAN :
Menet apkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG BANK UMUM.
BAB I
PERIZINAN DAN KEPENGURUSAN
Pasal 1
(1)
Bank Umum hanya dapat didirikan dan menj alankan usaha
dengan izin Ment eri Keuangan set elah mendengar pert imbangan
Bank Indonesia.
(2)
Bank Umum hanya dapat didirikan oleh:
a. warga negara Indonesia; dan/ at au
b. badan hukum Indonesia yang sepenuhnya dimiliki warga negara
Indonesia dan/ at au badan hukum Indonesia; at au
c. Bank Umum yang pendirinya pihak-pihak sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan/ at au huruf b dengan bank yang
berkedudukan di luar negeri.
(3)
Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c
disebut Bank Campuran.
Pasal 2
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
3
-
(1)
Modal diset or unt uk mendirikan Bank Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a dan/ at au huruf b
dit et apkan sekurang-kurangnya Rp. 50. 000. 000. 000, - (lima puluh
milyar rupiah).
(2)
Modal diset or unt uk mendirikan Bank Campuran dit et apkan
sekurang-kurangnya Rp. 100. 000. 000. 000, - (serat us milyar
rupiah).
(3)
Penyert aan pihak bank yang-berkedudukan di luar negeri dalam
Bank Campuran dit et apkan sebesar-besarnya 85% (delapan puluh
lima perserat us) dari modal diset or.
Pasal 3
(1)
Bank Umum yang dapat ikut sert a mendirikan Bank Campuran
adalah bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf
a dan/ at au huruf b yang t elah memenuhi persyarat an t ingkat
kesehat an dan permodalan bank yang dit et apkan oleh Ment eri
Keuangan set elah mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
(2)
Bank yang berkedudukan di luar negeri dapat ikut sert a
mendirikan Bank Campuran apabila negara t empat kedudukan
bank t ersebut menganut asas resiprosit as, dan bank yang
berkedudukan di luar negeri t ersebut memenuhi persyarat an lain
yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.
(3)
Bank Campuran sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2 ayat (3)
harus memiliki perj anj ian ant arpemegang saham pendiri yang
memuat kesepakat an mengenai rencana peningkat an kepemilikan
saham pihak Indonesia.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
4
-
Pasal 4
Pemberian izin usaha Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1 ayat (1) dilakukan dalam 2 t ahap:
a. perset uj uan prinsip, yait u perset uj uan unt uk melakukan persiapan
pendirian Bank Umum;
b. izin usaha, yait u izin yang diberikan unt uk melakukan usaha set elah
persiapan sebagaimana dimaksud dalam huruf a selesai dilakukan.
Pasal 5
(1)
Permohonan
unt uk
mendapat kan
perset uj uan
prinsip
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, waj ib dilampiri
dengan:
a. rancangan anggaran dasar;
b. daf t ar calon pemegang saham, susunan direksi dan dewan
komisaris;
c. rencana susunan organisasi;
d. rencana kerj a; dan
e. bukt i penyet oran sekurang-kurangnya sebesar 30% (t iga puluh
perserat us) dari modal diset or sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) at au ayat (2).
(2)
Permohonan unt uk mendapat kan perset uj uan prinsip Bank
Campuran waj ib dilampiri pula kesepakat an t ert ulis unt uk
mendirikan Bank Campuran dan perj anj ian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2).
(3)
Bank Umum yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil,
dalam rancangan anggaran dasar dan rencana kerj a harus secara
t egas mencant umkan kegiat an usaha bank yang semat a-mat a
berdasarkan prinsip bagi hasil.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
5
-
Pasal 6
Unt uk mendapat kan izin usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf b, pemohon waj ib menyampaikan laporan kesiapan pendirian
bank dengan melampirkan:
a. anggaran dasar yang t elah disahkan oleh inst ansi yang berwenang;
b. daf t ar pemegang saham, susunan direksi dan dewan komisaris;
c. susunan organisasi, sist em dan prosedur kerj a; dan
d. bukt i pelunasan seluruh modal diset or sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) at au ayat (2).
Pasal 7
Anggot a direksi dan dewan komisaris Bank Umum harus:
a. warga negara Indonesia unt uk Bank Umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a dan/ at au huruf b;
b. warga negara Indonesia dan warga negara asing, at au seluruhnya
warga negara Indonesia at au Bank Campuran;
c. t idak pernah melakukan t indakan t ercela di bidang perbankan
dan/ at au dihukum karena t erbukt i melakukan t indak pidana di
bidang perbankan dan perekonomian;
d. memiliki akhlak dan moral yang baik.
Pasal 8
(1)
Jumlah anggot a direksi Bank Umum sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang.
(2)
Sekurang-kurangnya 50% (lima puluh perserat us) dari anggot a
direksi harus berpengalaman operasional di bidang perbankan
sekurang-kurangnya 3 (t iga) t ahun.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
(3)
6
-
Anggot a direksi Bank Umum dilarang merangkap j abat an sebagai
anggot a direksi at au j abat an eksekut if lainnya pada perusahaan
lain.
Pasal 9
Bank Umum yang j umlah anggot a direksinya belum memenuhi
ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) waj ib
menyesuaikan dengan ket ent uan t ersebut selambat -lambat nya dalam
j angka wakt u 2 (dua) t ahun sej ak berlakunya Perat uran Pemerint ah
ini.
Pasal 10
(1)
Mayorit as anggot a direksi dilarang mempunyai hubungan keluarga
sampai deraj at kedua menurut garis lurus maupun ke samping
dengan anggot a direksi lain at au dengan anggot a dewan
komisaris.
(2)
Anggot a
direksi
dilarang
secara
sendiri-sendiri
at au
bersama-sama memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima
perserat us) pada suat u perusahaan lain.
Pasal 11
(1)
Di ant ara anggot a dewan komisaris harus ada anggot a yang t idak
memiliki hubungan keluarga sampai deraj at kedua menurut garis
lurus maupun ke samping.
(2)
Seseorang hanya dapat menj adi anggot a dewan
sebanyak-banyaknya pada 3 (t iga) Bank Umum.
komisaris
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
7
-
Pasal 12
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at a cara perizinan
pendirian Bank Umum dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah
mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
BAB II
KEPEMILIKAN
Pasal 13
Suat u badan hukum
dapat
memiliki
saham
Bank Umum
sebanyak-banyaknya sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang
bersangkut an.
Pasal 14
(1)
Warga negara asing dan/ at au badan hukum asing dapat membeli
saham Bank Umum yang dij ual melalui bursa ef ek di Indonesia
sebanyak-banyaknya 49 % (empat puluh sembilan perserat us) dari
saham yang dicat at kan pada bursa ef ek di Indonesia.
(2)
Khusus bagi Bank Umum milik negara, maksimum saham yang
dapat dicat at kan pada bursa ef ek di Indonesia adalah sebesar
49% (empat puluh sembilan perserat us) dari modal diset or.
BAB III
MERGER, KONSOLIDASI DAN AKUISISI
Pasal 15
(1)
Merger at au konsolidasi hanya dapat dilakukan set elah
memperoleh izin Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.
(2)
Merger at au konsolidasi dapat
dilakukan oleh Bank Umum
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
8
-
dengan:
a. Bank Umum lainnya; dan/ at au
b. Bank Perkredit an Rakyat .
(3)
Merger at au konsolidasi bagi Bank Umum milik negara hanya
dapat dilakukan ant ar Bank Umum milik negara.
Pasal 16
Merger at au konsolidasi ant ara Bank Umum dengan Bank Perkredit an
Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b, hanya
dapat dilakukan semat a-mat a unt uk mengat asi masalah kesehat an
Bank Perkredit an Rakyat yang bersangkut an.
Pasal 17
Merger at au konsolidasi ant ar bank hanya dapat dilakukan dengan
ket ent uan:
a. salah sat u Bank Umum memenuhi persyarat an membuka kant or
cabang;
b. t elah mendapat perset uj uan rapat umum pemegang saham bagi
bank yang berbent uk hukum Perseroan Tebat as at au rapat anggot a
bagi bank yang berbent uk hukum Koperasi at au rapat sej enis bagi
bank yang berbent uk hukum lainnya;
c. t ingkat
kesehat an
bank
hasil
sekurang-kurangnya cukup sehat ;
merger
at au
konsolidasi
d. segala hak dan kewaj iban bank yang melakukan merger at au
konsolidasi beralih dan menj adi t anggung j awab bank hasil merger
at au konsolidasi;
e. pada saat t erj adinya merger at au konsolidasi j umlah akt iva bank
hasil merger at au konsolidasi t ersebut t idak melebihi 20% (dua
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
9
-
puluh perserat us) dari j umlah akt iva (asset ) seluruh Bank Umum di
Indonesia.
Pasal 18
Permohonan unt uk memperoleh izin merger at au konsolidasi diaj ukan
kepada Ment eri Keuangan dengan t embusan kepada Bank Indonesia
dengan melampirkan:
a. not ulen rapat umum pemegang saham at au rapat anggot a koperasi
bank yang bersangkut an;
b. rancangan akt a j ual beli saham bank yang akan merger at au
rancangan akt a perj anj ian merger at au konsep surat perj anj ian
konsolidasi dan penet apan st at us dari bank-bank yang akan
dikonsolidasi;
c. rancangan anggaran dasar dari bank hasil merger at au konsolidasi;
d. rencana susunan pengurus dan pemegang saham bank hasil merger
at au konsolidasi.
Pasal 19
Akuisisi Bank Umum yang dilakukan oleh Bank Umum maupun pihak
lain waj ib mendapat izin t erlebih dahulu dari Ment eri Keuangan
set elah mendengar pert imbangan Bank Indonesia, apabila akuisisi
t ersebut mengakibat kan penguasaan lebih dari 50% (lima puluh
perserat us) saham Bank Umum yang diambil alih.
Pasal 20
Ket ent uan lebih lanj ut mengenai persyarat an dan t at a cara, merger,
konsolidasi dan akuisisi diat ur oleh Ment eri Keuangan set elah
mendengar pert imbangan Bank Indonesia.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
10
-
BAB IV
PENGGUNAAN TENAGA ASING
Pasal 21
(1)
Bank Umum dapat menggunakan t enaga asing sebagai t enaga
ahli, penasehat dan/ at au konsult an, yang penggunaannya :
a. hanya unt uk melaksanakan proyek at au program t ert ent u yang
berkait an dengan kegiat an operasional bank; dan
b. j angka wakt u penggunaan t enaga asing unt uk proyek at au
program sebagaimana dimaksud dalam huruf a paling lama 5
(lima) t ahun.
(2)
Bank Campuran dan kant or bank dari bank yang berkedudukan di
luar negeri dapat menggunakan t enaga asing sebagai t enaga
eksekut ip di luar anggot a direksi dan anggot a dewan komisaris
dengan memenuhi ket ent uan sebagai berikut :
a. t enaga asing t ersebut menduduki j abat an yang belum dapat
diisi oleh t enaga kerj a warga negara Indonesia; dan
b. mempunyai program Indonesianisasi
pendidikan dan lat ihan.
(3)
yang
j elas
melalui
Di samping persyarat an sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2), penggunaan t enaga kerj a asing sert a t at a cara
penggunaannya mengikut i perat uran perundang-undangan di
bidang ket enagakerj aan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
11
-
BAB V
PENYESUAIAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK
MENJADI BANK UMUM
Pasal 22
(1)
Penyesuaian kegiat an usaha Lembaga Keuangan Bukan Bank
menj adi Bank Umum harus dilakukan selambat -lambat nya
t anggal 25 Maret 1993 dengan memenuhi persyarat an dan t at a
cara yang dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah mendengar
pert imbangan Bank Indonesia.
(2)
Lembaga Keuangan Bukan Bank yang pada saat memperoleh izin
usaha sebagai Bank Umum belum memenuhi persyarat an
kepemilikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2), waj ib
menyesuaikan
kepemilikannya
dalam
j angka
wakt u
selambat -lambat nya 5 (lima) t ahun sej ak saat penyesuaian
kegiat an usahanya.
Pasal 23
Dalam menyesuaikan kegiat an usahanya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 ayat (1), Lembaga Keuangan Bukan Bank dapat memilih
menj adi Bank Umum devisa at au Bank Umum bukan bank devisa.
Pasal 24
(1)
Bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank yang akan menyesuaikan
kegiat an usahanya menj adi Bank Umum devisa, dit et apkan modal
diset or sekurang-kurangnya sebesar Rp. 50. 000. 000. 000, -(lima
puluh milyar rupiah).
(2)
Bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank yang akan menyesuaikan
kegiat an usahanya menj adi Bank Umum bukan devisa, dit et apkan
modal diset or sekurang-kurangnya Rp. 10. 000. 000. 000, -(sepuluh
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
12
-
milyar rupiah).
(3)
Pemenuhan persyarat an permodalan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2), waj ib dilakukan selambat -lambat nya
dalam j angka wakt u 3 (t iga) t ahun sej ak saat penyesuaian
kegiat an usahanya.
Pasal 25
Pelanggaran t erhadap ket ent uan Pasal 22 ayat (2) dan Pasal 23 dapat
dikenakan sanksi sesuai dengan ket ent uan Pasal 52 Undang-undang
Nomor 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan.
BAB VI
PENUGASAN KHUSUS BAGI BANK UMUM
Pasal 26
Bank Umum selain bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 waj ib
menyalurkan sebagian kredit nya unt uk pengembangan kegiat an
koperasi dan pengusaha golongan ekonomi lemah/ pengusaha kecil.
Pasal 27
Bank Campuran dan kant or cabang dari bank yang berkedudukan di
luar negeri waj ib menyalurkan sebagian kredit nya unt uk membiayai
kegiat an ekspor non migas.
Pasal 28
Bank Umum yang memberi
menyalurkan sebagian kredit
kegiat an ekspor non migas.
kredit dalam valut a asing waj ib
valut a asingnya unt uk membiayai
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
13
-
Pasal 29
Dalam melaksanakan kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26, Pasal 27 dan Pasal 28, Bank Umum waj ib melakukan penilaian
t erhadap pemenuhan syarat -syarat kelayakan usaha debit ur.
Pasal 3O
Bank Umum yang berasal dari Lembaga Keuangan Bukan Bank yang
melakukan
penyesuaian
usaha,
waj ib
memenuhi
ket ent uan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Pasal 27 dan Pasal 28
selambat -lambat nya dalam j angka wakt u 2 (dua) t ahun sej ak
memperoleh izin rusaha sebagai Bank Umum.
Pasal 31
Pelaksanaan lebih lanj ut mengenai penugasan khusus bagi Bank Umum
diat ur ot eh Ment eri Keuangan set elah mendengar pert imbangan Bank
Indonesia.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 32
(1)
Bank Perkredit an Rakyat dapat dit ingkat kan menj adi Bank Umum
dengan memenuhi persyarat an dan t at a cara pendirian Bank
Umum.
(2)
Pelaksanaan lebih lanj ut dari ket ent uan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) diat ur oleh Ment eri Keuangan.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
14
-
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 33
Ket ent uan mengenai Kredit Usaha Kecil dan Kredit Ekspor yang
berlaku pada saat diberlakukannya Perat uran Pemerint ah ini, masih
t et ap berlaku sebagai pelaksanaan ket ent uan Pasal 26, Pasal 27 dan
Pasal 28 sampai dit et apkan ket ent uan lebih lanj ut oleh Bank
Indonesia.
Pasal 34
Bank Campuran yang pada saat berlakunya Perat uran Pemerint ah ini
belum memenuhi persyarat an kepemilikan sebagaimana diat ur dalam
Pasal 1 ayat (2) huruf c, waj ib menyesuaikan kepemilikannya
selambat -lambat nya dalam j angka wakt u 5 (lima) t ahun sej ak
berlakunya Perat uran Pemerint ah ini.
Pasal 35
(1)
Perset uj uan prinsip dan izin usaha sebagai Bank Umum yang
diberikan sebelum berlakunya Perat uran Pemerint ah ini,
dinyat akan t et ap berlaku.
(2)
Ket ent uan t ent ang besarnya modal diset or sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 t idak berlaku bagi pendirian Bank Umum
yang t elah memperoleh perset uj uan prinsip at au izin usaha
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
15
-
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 36
Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, semua perat uran
perundang-undangan t ent ang Bank Umum yang bert ent angan dengan
Perat uran Pemerint ah ini dinyat akan t idak berlaku lagi.
Pasal 37
Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengundangan
Perat uran Pemerint ah ini dengan penempat annya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
SOEHARTO
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
16
Diundangkan di Jakart a
pada t anggal 30 Okt ober 1992
MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd
MOERDIONO
-
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
17
-
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 70 TAHUN 1992
TENTANG
BANK UMUM
UMUM
Bank Umum merupakan bagian dari perbankan nasional yang memiliki
f ungsi ut ama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat sert a
pemberi j asa dalam lalu lint as pembayaran. Dengan f ungsi ut ama yang
demikian, Bank Umum memiliki peranan yang st rat egis dalam
menyerasikan, menyelaraskan dan menyeimbangkan unsur-unsur
pemerat aan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan, pert umbuhan
ekonomi dan st abilit as nasional guna menunj ang pelaksanaan
pembangunan nasional.
Memperhat ikan peranan Bank Umum yang demikian st rat egis
perkembangan
Bank
Umum
yang
semakin
pesat
dan
t ant angan-t ant angan yang dihadapi Bank Umum yang semakin luas dan
bersif at int ernasional, maka landasan hukum Bank Umum perlu
diperkokoh melalui penyempurnaan ket ent uan-ket ent uan yang
mengat ur Bank Umum dan penerapan prinsip-prinsip kehat i-hat ian.
Dengan landasan hukum yang semakin kokoh t ersebut , maka Bank
Umum diharapkan akan lebih mampu melindungi kepent ingan
masyarakat dan mampu melaksanakan kegiat an-kegiat an t ert ent u
yang memiliki peran st rat egis dalam menunj ang pelaksanaan
pembangunan nasional.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
18
-
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 2
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan modal diset or unt uk Bank Umum yang
berbent uk hukum Koperasi adalah simpanan pokok, simpanan
waj ib dan modal penyert aan sebagaimana diat ur dalam
Undang-undang Perkoperasian.
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 3
Ayat (1)
Tingkat kesehat an dan permodalan bank adalah sesuai dengan
penilaian yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
Ayat (2)
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
19
-
Cukup j elas
Ayat (3)
Dalam rangka peningkat an kepemilikan saham pihak Indonesia
sebagaimana, dimaksud dalam ayat ini, dapat dit empuh
langkah-langkah ant ara lain melalui penj ualan saham dari pihak
asing kepada pihak Indonesia, peningkat an penyert aan modal
pihak Indonesia, dan/ at au penj ualan saham melalui bursa ef ek di
Indonesia.
Pasal 4
Pihak yang mendapat perset uj uan prinsip t idak diperkenankan
melakukan kegiat an usaha apapun di bidang perbankan sebelum
mendapat ij in usaha.
Pasal 5
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan Bank Umum berdasarkan prinsip bagi hasil
adalah
bank
sebagaimana
dimaksud
dalam
perat uran
perundang-undangan t ent ang bank berdasarkan prinsip bagi hasil.
Pasal 6
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
20
-
Pasal 7
Pengert ian direksi dan dewan komisaris bagi Bank Umum yang
berbent uk hukum koperasi adalah pej abat pimpinan yang set ingkat
direksi dan dewan komisaris bagi Bank Umum yang berbent uk
hukum Perseroan Terbat as.
huruf a
Cukup j elas
huruf b
Jumlah maksimum anggot a dewan komisaris dan direksi asing
t idak boleh melebihi proporsi penyert aannya dan dimungkinkan
pula seluruhnya warga negara Indonesia.
huruf c
Penilaian mengenai kegiat an t ercela di bidang perbankan, dapat
diperoleh dari cat at an Bank Indonesia mengenai dilakukannya
prakt ek yang t idak sehat di bidang perbankan.
huruf d
Penilaian mengenai akhlak dan moral yang baik didasarkan pada
inf ormasi yang diket ahui secara umum t ent ang perilaku t ert ent u
sepert i penj udi at au penipu yang dapat membahayakan bank.
Pasal 8
Ayat (1)
Ket ent uan ini dimaksudkan agar pengelolaan bank dapat
dilakukan dengan baik unt uk meningkat kan kehat i-hat ian dalam
pengelolaan dana masyarakat .
Ayat (2)
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
21
-
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan j abat an eksekut ip pada perusahaan lain
adalah j abat an yang memerlukan t anggung j awab penuh sebagai
pimpinan at au pelaksana pada perusahaan lain.
Pasal 9
Cukup j elas
Pasal 10
Ayat (1)
Pengert ian mayorit as dalam ayat ini adalah lebih dari 50% (lima
puluh perserat us). Misalnya, apabila Bank Umum yang j umlah
anggot a direksinya 5 (lima) orang maka sekurang-kurangnya 3
(t iga) orang diant aranya dilarang mempunyai hubungan keluarga
sampai dengan deraj at kedua dengan anggot a direksi lainnya.
Hubungan keluarga dalam ket ent uan ini t ermasuk ist eri/ suami,
mert ua, ipar, dan menant u.
Ayat (2)
Ket ent uan ini j uga berlaku bagi direksi bank yang berbent uk
hukum Koperasi.
Pasal 11
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Ket ent uan ini dimaksudkan agar anggot a dewan komisaris dapat
mengkonsent rasikan diri pada bank t empat yang bersangkut an
menj adi anggot a dewan komisaris, sehingga pengawasan dapat
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
22
-
berj alan secara ef ekt if .
Pasal 12
Cukup j elas
Pasal 13
Yang dimaksud dengan modal sendiri bersih adalah modal diset or
dit ambah cadangan dan dit ambah laba at au dikurangi kerugian.
Ket ent uan dalam Pasal ini berlaku j uga bagi Yayasan. Dengan
ket ent uan ini, upaya pemilikan saham Bank Umum oleh badan
hukum t idak boleh dengan menggunakan dana pinj aman.
Pasal 14
Dengan ket ent uan dalam pasal ini, maka j umlah saham Bank Umum
milik negara yang dapat dibeli melalui bursa ef ek oleh pihak asing
sebanyak-banyaknya adalah 49% (empat puluh sembilan perserat us)
saham yang dicat at kan pada bursa ef ek.
Pasal 15
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
23
-
Pasal 16
Cukup j elas
Pasal 17
huruf a
Cukup j elas
huruf b
Cukup j elas
huruf c
Cukup j elas
huruf d
Cukup j elas
huruf e
Mengingat peranan lembaga perbankan yang demikian st rat egis
dalam pembangunan nasional, maka agar peranan perbankan
t idak dikendalikan oleh sat u bank hasil merger at au konsolidasi,
perlu diadakan pembat asan t erhadap j umlah akt iva (asset ) hasil
merger, at au konsolidasi sebesar maksimum 20% (dua puluh
perserat us) dari j umlah akt iva seluruh Bank Umum pada saat
dilakukan merger dan konsolidasi.
Pasal 18
Cukup j elas
Pasal 19
Yang dimaksud dengan penguasaan saham dalam Pasal ini adalah
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
24
-
penguasaan saham oleh perorangan at au group (kelompok).
Sedangkan saham yang dimaksud dalam Pasal ini adalah saham yang
mempunyai hak suara.
Pasal 20
Cukup j elas
Pasal 21
Ayat (1)
Ket ent uan t ent ang penggunaan t enaga ahli, penasehat
konsult an ini berlaku pula bagi Bank Campuran.
dan
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 22
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Penyesuaian kepemilikan dapat
dilakukan dengan
pengalihan saham at au dengan emisi saham di bursa.
cara
Persyarat an kepemilikan bagi Lembaga Keuangan Bukan Bank
yang menj adi Bank Campuran meliput i persyarat an pihak-pihak
yang dapat memiliki saham bank dan persyarat an t ent ang
besarnya prosent ase kepemilikan oleh pihak asing pada Bank
Campuran.
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
25
-
Pasal 23
Yang dimaksud dengan Bank Umum devisa adalah Bank Umum yang
melakukan kegiat an usaha perbankan dalam valut a asing dengan
memenuhi ket ent uan Bank Indonesia. Lembaga Keuangan Bukan
Bank yang menyesuaikan kegiat an usahanya menj adi Bank Umum
bukan bank devisa waj ib melepaskan kegiat an devisanya.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Ayat (3)
Cukup j elas
Pasal 25
Cukup j elas
Pasal 26
Cukup j elas
Pasal 27
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
26
-
Pasal 28
Cukup j elas
Pasal 29
Pemenuhan syarat -syarat kelayakan usaha debit ur, didasarkan pada
penilaian bank t erhadap f akt or-f akt or permodalan, karakt er,
kemampuan, prospek usaha dan agunan yang dimiliki debit ur.
Pasal 30
Ket ent uan ini dimaksudkan agar Lembaga Keuangan Bukan Bank
diberikan t enggang wakt u yang cukup agar dapat secara bert ahap
menyesuaikan dengan ket ent uan t ent ang penugasan Bank Umum.
Pasal 31
Cukup j elas
Pasal 32
Ayat (1)
Cukup j elas
Ayat (2)
Cukup j elas
Pasal 33
Cukup j elas
PRESIDEN
REPUBLIK INDO NESIA
-
27
-
Pasal 34
Sebagaimana dit et apkan dalam Pasal 3, bank campuran hanya dapat
didirikan oleh Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
Ayat (2) huruf a, huruf b dan huruf c dengan bank yang
berkedudukan
di luar negeri. Bagi bank campuran yang
pendiriannya t idak berdasarkan ket ent uan ini, diberikan j angka
wakt u
5
(lima)
t ahun
unt uk
menyesuaikan
pendirian/
kepemilikannya sesuai dengan ket ent uan ini.
Pasal 35
Cukup j elas
Pasal 36
Cukup j elas
Pasal 37
Cukup j elas