Penentuan Kadar Air Dan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Minyak Sawit Mentah ( Crude Palm Oil )

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili Palmae dan
berasal dari Afrika Barat. Meskipun demikian, dapat tumbuh di luar daerah asalnya,
termasuk di Indonesia. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia pada tahun 1848 dan
mulai dibudidayakan secara komersial dalam bentuk perusahaan perkebunan pada tahun
1911. Hingga kini tanaman ini terus diusahakan dalam bentuk perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit.
Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi
karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Bagi indonesia, kelapa
sawit memiliki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan kerja bagi
masyarakat dan sebagai sumber dan perolehan devisa negara. Sampai saat ini Indonesia
merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain Malaysia dan
Nigeria.
Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah yang
dilapisi kulit yang tipis. Kelapa sawit menghasilkan dua macam minyak yang sangat
berlainan sifatnya, yaitu :
1. Minyak sawit (CPO), yaitu minyak yang berasal dari sabut kelapa sawit.
2. Minyak inti sawit (CPKO), yaitu minyak yang berasal dari inti kelapa sawit.


Universitas Sumatera Utara

Pada umumnya minyak sawit mengandung lebih banyak asam-asam palmitat,
oleat dan linoleat jika dibandingkan dengan minyak inti sawit. Minyak sawit merupakan
gliserida yang terdiri dari berbagai asam lemak, sehingga titik lebur dari gliserida
tersebut tergantung pada kejenuhan asam lemaknya. Semakin jenuh asam lemaknya
semakin tinggi titik lebur dari minyak sawit tersebut.
Pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik bertujuan untuk memperoleh
minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan
memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan tandan buah segar (TBS)
atau brondolan dari tempat pengumpulan hasil (TPH) ke pabrik sampai dihasilkan
minyak sawit dan hasil sampingnya.
Penentuan saat panen sangat mempengaruhi kandungan asam lemak bebas
(ALB) minyak sawit yang dihasilkan. Apabila pemanenan buah dilakukan dalam
keadaan lewat matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung asam lemak bebas
(ALB) dalam persentase tinggi (lebih dari 5%). Sebaliknya, jika pemanenan dilakukan
dalam keadaan buah belum matang, selain kadar asam lemak bebasnya rendah,
rendemen minyak yang diperoleh juga rendah.
Asam lemak bebas terbentuk karena adanya kegiatan enzim lipase yang
terkandung di dalam buah dan berfungsi memecah lemak / minyak menjadi asam lemak

bebas dan gliserol. Kerja enzim tersebut semakin aktif bila struktur sel buah matang
mengalami kerusakan.

Universitas Sumatera Utara

Dalam penentuan kualitas minyak kelapa sawit kadar air yang melebihi standar
juga dapat mempengaruhi kualitas suatu minyak. Karena air dapat mempercepat reaksi
hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa pada minyak sawit adalah asam lemak
bebas dan gliserol. Semakin lama reaksi ini berlangsung maka akan semakin banyak
kadar asam lemak bebas yang akan terbentuk.
Minyak sawit memegang peranan penting dalam perdagangan dunia. Oleh
karena itu, syarat mutu harus menjadi perhatian utama dalam perdagangan. Mutu
minyak sawit tersebut dapat ditentukan berdasarkan spesifikasi standar mutu
internasional yang meliputi kadar asam lemak bebas, air, kotoran, logam besi, logam
tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui beberapa kadar air dan
kadar asam lemak bebas yang terdapat didalam minyak sawit mentah (crude palm oil).
1.2. Permasalahan
Apakah kadar air dan kadar asam lemak bebas pada minyak sawit mentah (crude
palm oil) yang dilakukan di PT. SUCOFINDO GATOT SUBROTO sudah sesuai

dengan standar mutu perusahaan.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui kadar air dan kadar asam lemak bebas dari minyak sawit
mentah (crude palm oil), sehingga dapat digunakan dengan baik sesuai dengan standar
mutu dari minyak sawit yang telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

1.4. Manfaat
Dengan mengetahui kadar air dan kadar asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak sawit mentah (crude palm oil) yang di analisa, maka dapat diketahui bahwa
minyak sawit tersebut sudah memenuhi standar mutu atau belum, sehingga pihak
perusahaan dapat melakukan penanganan lebih lanjut untuk meningkatkan mutu minyak
sawit tersebut.

Universitas Sumatera Utara