T1 852012031 BAB III

(1)

17 BAB III ANALISIS DATA

Komposisi “Konserto Dalam C Mayor Untuk Biola Alto dan Ansambel Gesek” terdiri dari tiga movement (bagian). Bagian pertama dengan tempo cepat

(Allegro), bagian kedua lambat (Largo), dan bagian ketiga cepat (Allegro).

Instrumen yang digunakan diantaranya 2 Biola 1, 2 Biola 2, 2 Biola Alto, 2 Cello, dan 1 Kontrabass. Penulis mengadopsi gaya permainan barok tidak secara keseluruhan, dalam hal ini penulis menggunakan sonata form dan cadenza yang pada saat itu belum ada pada jaman barok.

A. Bagian Pertama

Tabel 3.1 Bentuk struktur konserto Bagian Pertama Eksposisi Introduksi Tonika

(C Mayor)

Birama 1-31 Tema I A

Transisi Dominan

(G Mayor)

Birama 32- 54 Tema II A

Codetta

Development Tema I B D Mayor Birama 55-88

Transisi Tema II B

Rekapitulasi Tema I C Tonika (C Mayor)

Birama 89 - 160 Transisi

Tema II C Cadenza Coda

Pada Bagian Pertama menggunakan struktur Sonata Form yang terdiri dari eksposisi, development, dan rekapitulasi. Menggunakan sukat 4/4 dengan tempo Allegro (Cepat). Bagian pertama dimulai dengan introduksi tema pada


(2)

18

ansambel gesek dari birama 1-16. Pada birama 17-32 memasuki bagian solo dari Biola Alto dengan memainkan Tema IA yang dimodifikasi dan tidak jauh berbeda dari introduksi. Selanjutnya pada birama 39-54 merupakan Tema IIA yang dimainkan dalam tonalitas G Mayor. Pada birama 54 terdapat kamar 1 dan pada birama 55 terdapat kamar 2.

Bagian development diawali dengan sebuah transisi singkat pada birama 55-59, dan pada birama 60-83 mengambil dari Tema IA pada bagian

Arpeggio, pada bagian ini solis dan ansambel gesek saling bersahut-sahutan

terdapat Tema IB dan IIB. Pada bagian development ini bermain dalam tonalitas D Mayor. Selanjutnya, pada birama 83-89 muncul transisi yang dimainkan tanpa solis untuk menghantar ke bagian Rekapitulasi.

Bagian Rekapitulasi dari birama 89-123 terdapat Tema IC dan IIC dan juga transisi, pada bagian ini bermain dalam tonika pada masing-masing tema. Sebelum menuju coda terdapat cadenza yang berfungsi untuk menonjolkan sisi virtuosity dari solis pada birama 124-149. Motif pada coda menggunakan bagian pada Tema IA dengan sedikit penambahan beberapa ritmis nada.

1. Introduksi Birama 1-16


(3)

19

Gambar 3.1 Introduksi Tema Bagian Pertama

Introduksi tema pada bagian pertama dimainkan oleh ansambel gesek dengan melodi utama berada pada biola 1 dan 2. Pada bagian introduksi ini banyak menggunakan aksen dan juga staccato untuk memunculkan kesan yang tegas dan kuat. Teknik pengolahan tema menggunakan sekuensi dengan register yang berbeda. Pada bagian akhir sebelum memasuki bagian solo, menggunakan Authentic Cadence dengan progresi V7 – I.

2. Eksposisi Tema IA


(4)

20

Pada bagian solo ini, biola alto memainkan tema IA dari birama 17-32 dengan dinamika forte dengan aksen dan juga stacatto untuk memberikan kesan tegas.

Gambar 3.3 Transisi Tema IA

Terdapat transisi pada birama 32-38 dimainkan oleh ansambel gesek dengan perubahan tonalitas dari C Mayor menjadi G Mayor.

3. Eksposisi Tema IIA

Gambar 3.4 Tema Solo Biola Alto II A

Pada bagian Tema IIA ini melodi lebih dikembangakan dengan memperkecil nilai nada atau diminusi. Terdapat beberapa dialog antara solis dengan biola 1 dan biola 2. Selanjutnya pada birama 47 masih


(5)

21

memainkan tema yang sama dengan perbedaan interval nada dan menggunakan klef G agar penulisan tidak terlalu banyak garis bantu. Pada akhir eksposisi ini terdapat kamar 1 dan 2, pada kamar 1 akan kembali menuju solo biola alto pada birama 17. Sedangkan pada kamar 2 merupakan codetta untuk menghubungkan ke bagian developmen.

Gambar 3.5 Codetta

Bagian penutup dari eksposisi ini merupakan codetta yang dimainkan ansambel gesek dan menuju pada tonalitas D mayor.Terdapat perubahan tonalitas sesaat ke A mayor sebelum menuju D mayor dengan menggunakan Authentic Cadence.

4. Development (Birama 60-88)

Bagian development bermain dalam tonalitas D mayor. Tema IB merupakan variasi dari tema IA. Beberapa teknik yang digunakan masih sama dengan bagian eksposisi seperti penggunaan aksen dan staccato. Menggunakan teknik Triple Stop. dengan maksud untuk memperjelas bunyi akor D mayor pada ketukan pertama. Pada birama 63-66 biola 1 dan 2 mengulang tema IB, dan pada birama 66-69 biola alto kembali memainkan tema IB yang dimodifikasi.


(6)

22

Gambar 3.6 Tema Solo Biola Alto IB

Gambar 3.7 Pengulangan Tema Pada Biola

Pada bagian pengulangan tema ini biola 1 dan 2 memainkan tema IB, dan dimainkan secara polifoni.

5. Transisi (Birama 72-76)

Pada bagian transisi ini dimainkan oleh ansambel gesek terlebih dahulu kemudian pada birama 76-83 merupakan Tema IIB solo biola alto memainkan dengan teknik arpeggio A mayor kemudian A minor untuk menghantar ke bagian transisi menuju rekapitulasi. Bagian transisi ini berawal dari akor D mayor kemudian menuju ke akor E mayor.


(7)

23

Gambar 3.8 Transisi Menuju Tema IIB

Pada birama 76-79 tema IIB dimainkan unison dengan biola 1, sedangkan pada birama 80-83 dimainkan dengan cello dan kontrabas saja. Menggunakan triol agar terkesan lincah dan bersemangat untuk menghantar kembali mengingat tema IA yang akan diulang pada bagian rekapitulasi.

Gambar 3.9 Tema Solo Biola Alto IIB

Sebelum menuju rekapitulasi ada transisi dengan menggunakan

codetta yang mengambil melodi dari birama 5 pada biola 1 dan biola 2.

Bagian transisi ini bermain dari tonalitas D mayor menuju ke C mayor dengan menggunakan authentic cadence.


(8)

24

Gambar 3.10 Transisi Menuju Rekapitulasi

6. Rekapitulasi (Birama 89-123)

Rekapitulasi merupakan pengulangan bagian eksposisi dengan tonalitas pada tonika untuk tema I dan tema II. Bagian ini ditambahkan sedikit variasi melodi pada setiap tema. Bagian tema IC menggunakan teknik sekuen sama seperti tema pada bagian eksposisi.

Gambar 3.11 Tema Solo Biola Alto IC

Tema IIC merupakan tema penutup dan penghantar menuju bagian

cadenza. Tema IIC dimulai dari birama 107-120, dengan tonalitas di C


(9)

25

Gambar 3.12 Tema Solo Biola Alto IIC

Setelah tema IIC selesai terdapat sebuah cadenza yang akan dimainkan oleh solis. Pada bagian cadenza akan mengulang tema IA dengan menggunkan teknik pizzicato yang memainkan empat nada secara bersamaan. Pada bagian tengah terdapat pengembangan tema IA dan diolah dengan teknik sekuen Pada bagian akhir cadenza solis memainkan

arpeggio dan modifikasi ritme dari tangga nada C mayor sebelum

memulai dengan tutti pada birama 150. Birama 150-160 merupakan coda yang menjadi penutup bagian pertama dan dimainkan seluruh instrumen termasuk solis, motif pada solis mengambil pada tema IA.

B. Bagian Kedua

Tabel 3.2 Bentuk Struktur Konserto Bagian Kedua Bagian A Anteseden A Minor Birama 1-17

Konsekuen A Minor

Bagian B Frase a A Minor Birama 18-38

Frase b A Minor

Frase c E Minor

Bagian A’ Anteseden C Minor Birama 38-63 Transisi

Konsekuen A Minor


(10)

26

Bagian kedua menggunakan ternary form dengan struktur A B A’. Pada bagian ini sangat berbeda dengan bagian pertama, menggunakan tonalitas A Minor, sukat 4/4 dengan tempo Largo. Penggunaan instrumen hanya didominasi pada solis biola alto, cello, dan contrabass untuk memberikan kesan yang sepi, sedangkan instrumen biola 1, biola 2, dan biola alto dimainkan pada beberapa bagian saja.

1. Bagian A

Bagian A diawali dengan frase anteseden pada birama 1-7 dan dimainkan oleh instrumen solo biola alto, cello, dan kontrabass. Frase anteseden berakhir dengan half cadence.

Gambar 3.13 Frase Anteseden Birama 1-7

Frase konsekuen dimainkan pada birama 7-15 dengan tonalitas yang sama dengan anteseden yaitu A minor. Pada bagian ini berakhir dengan authentic cadence.


(11)

27 2. Bagian B

Bagian B terdiri dari frase a pada birama 18-25, frase b pada birama 26-30, dan frase c pada birama 31-37. Pada bagian B terdapat end repeat pada kamar satu di birama 37 yang nantinya akan kembali ke bagian awal dari bagian B birama 18 dan berakhir pada kamar dua pada birama 38

untuk memasuki bagian A’. Frase a dimainkan dalam tonalitas A minor oleh solo biola alto dengan variasi ritmis agar memberikan kesan yang kontras antara bagian A dengan B. Bagian ini diakhiri dengan authentic cadence.

Gambar 3.15 Frase a

Pada frase b menggunakan tonalitas yang sama yaitu A minor. Bagian ini lebih singkat dari frase a dan terdapat pengolahan nada sixtuplets sebagaitransisi menuju frase c.

Gambar 3.16 Frase b

Frase c merupakan akhir dari bagian B dengan menggunakan tonalitas E minor. Pada bagian ini dimainkan secara tutti. Pada bagian ini terdapat


(12)

28

transisi sesaat menuju akor B mayor untuk menuju ke bagian A’ dan diakhiri dengan menggunakan half cadence.

Gambar 3.17 Frase c

3. Bagian A’ (Birama 38-63)

Bagian A’ merupakan pengulangan dari bagian A dengan penambahan

variasi pada motif. Pada birama 38-39 merupakan transisi menuju tonalitas C minor, dimainkan oleh semua instrumen.

Gambar 3.18 Transisi Bagian A’

Frase anteseden pada bagian A’ pada birama 42-48 dimainkan dengan tonalitas C minor untuk memberikan kesan yang lebih tenang dan variatif.


(13)

29

Pada frase anteseden ini sama seperti bagian A dengan dimainkan oleh 3 instrumen saja yaitu biola alto, cello, dan kontrabass. Frase ini berakhir dengan authentic cadence yang menghubungkan bagian transisi untuk menuju ke frase konsekuen.

Gambar 3.19 Frase Anteseden

Gambar 3.20 Iringan Bagian A’


(14)

30

Frase konsekuen pada bagian A’ merupakan motif yang sama dengan

frase konsekuen pada bagian A dengan variasi motif dan menampilkan sedikit tema yang ada pada bagian pertama untuk mengingatkan kembali tema utama. Bagian tersebut sekaligus menghubungkan ke bagian coda yang menandakan berakhirnya bagian kedua ini. Pada bagian ini berakhir dengan authentic cadence.

Gambar 3.22 Frase Konsekuen A’

4. Coda

Coda pada bagian kedua ini dimainkan oleh seluruh instrumen dan

pada birama 62 ketukan ke tiga menggunakan augmented six Italy yang berfungsi untuk mengganti akor IV. Pada bagian ini menggunakan tierce

de picardie untuk memberikan nuansa yang cerah pada akhir bagian.1

Gambar 3.23 Coda

1 Tierce de Picardie adalah sebuah kadens sempurna yang diawali dengan tonalitas minor dan ditutup dengan menggunakan akor mayor.


(15)

31 C. Bagian Ketiga

Tabel 3.3 Bentuk Struktur Konserto Bagian Ketiga

Ritornello 1 C Mayor Birama 1-13

Solo 1 G Mayor Birama 20-25

Ritornello 2 G Mayor Birama 26-30

Solo 2 A Mayor Birama 31-40

Ritornello 3 A Mayor Birama 58-61

Solo 3 A Minor Birama 53-57

Solo 4 A Mayor Birama 73-76,

79 – 81,83-84

Ritornello 4 A Mayor Birama 90-97

Bagian ketiga menggunakan ritornello form dengan sukat 4/4 dan dengan tempo allegro. Pada bagian ini berisi tutti dan solo, bagian tutti dimainkan seluruh instrumen sedangkan bagian solo hanya biola alto, cello, dan contrabass, terdapat 4 ritornello dan 4 solo. Pada ritornello form ini terdapat beberapa bridge untuk menghubungkan bagian solo dengan menggunakan motif yang ada pada tema utama.

1. Ritornello 1 (Birama 1-13)

Ritornello 1 dimainkan oleh seluruh instrumen secara unison pada solo

biola alto, biola 1, biola 2, dan biola alto. Pada bagian ini terdapat tiga bagian, yang pertama birama 1-4, kedua birama 5-8, dan ketiga 9-13. Pada birama 9-13 merupakan sebuah penghantar untuk menuju bagian solo dan menggunakan tonalitas G mayor. Ritornello 1 ini dimainkan dengan gesekan ringan dan sedikit vibrasi, agar mendapatkan gaya permainan jaman barok. Terdapat beberapa aksen yang digunakan untuk mempertegas bunyi nada dengan melakukan penekanan pada bagian tengah bow. Dalam ritornello 1 menggunakan half cadence dan authentic


(16)

32

Gambar 3.24 Ritornello 1

Pada bagian repetisi tema ritornello ini menggunakan motif yang sama hanya pada biola 1 dan biola 2 dengan maksud memberi keleluasaan pada solis untuk mempersiapkan bagian solo dengan menggunakan not 1/8 yang berisi akor. Pada birama 19 terdapat augmented sixth yang digunakan untuk mengganti akor IV dan untuk memberikan kesan perpindahan halus karena nada pada bass yang melangkah.


(17)

33 2. Solo 1

Bagian solo menggunakan tonalitas G mayor dengan iringan cello dan kontrabass. Menggunakan sinkopasi dan juga not 1/16. Bagian ini ditutup dengan menggunakan half cadence untuk menghatar ke bagian repetisi.

Gambar 3.26 Solo 1

3. Ritornello 2

Bagian ritornello 2 ini merupakan pengulangan dari solo 1 dengan kombinasi motif yang dimainkan pada instrumen biola dan biola alto. Berfungsi sebagai bridge yang menghantar menuju bagian solo dengan tonalitas A mayor.


(18)

34 4. Solo 2

Bagian ini bermain dalam tonalitas A mayor dengan menambahkan

ritmis 1/16 dan memainkan dua nada yang diulang. Instrumen biola alto

dan cello menjalin sebuah dialog musik, pada instrumen cello menirukan

motif not 1/8 dengan variasi beberapa nada.

Gambar 3.28 Solo 2

Pada birama 43-44 terdapat solo yang singkat dengan menggunakan not 1/16 dan kembali dihubungkan dengan bridge.

Gambar 3.29 Solo 2

Pada birama 47-50 merupakan penutup pada solo 2 dengan menggunakan not 1/16 dan menghantarkan ke bridge untuk menuju ke bagian solo 3 dengan tonalitas A minor.


(19)

35

Terdapat dua bridge yang digunakan sebagai penghubung antara bagian solo. Bagian ini hanya menggunakan dua birama dengan mengambil motif pada tema ritornello 1 dan juga pada bagian pertama. Pada setiap bridge terdapat motif pada bagian ritornello 1 agar kesan

return” atau kembali dapat dirasakan.

Gambar 3.31 Bridge

5. Solo 3

Bagian solo 3 menggunakan tonalitas A minor dengan mengolah melodi menggunakan teknik sekuen, triol, dan arpeggio.

Gambar 3.32 Solo 3

6. Ritornello 3

Menggunakan tonalitas A minor dengan mengulang bagian ritornello 1 yang diolah dengan teknik sekuen. Pada bagian ini terdapat transisi untuk menghantar ke bagian solo 4.


(20)

36

Gambar 3.33 Ritornello 2

7. Solo 4

Solo 4 menggunakan tonalitas G minor dengan memainkan not 1/16 yang berisi susunan dari akor G minor, D minor, dan C minor. Bagian ini menggunakan teknik detache dengan gesekan ringan.

Gambar 3.34 Solo 4

Sebelum memasuki ritornello 4 dari bagian ketiga ini terdapat 2 bagian solo dengan menggunakan tonalitas G mayor. Bagian ini merupakan puncak dari bagian solo, menggunakan arppegio dan bersahut-sahutan dengan instrumen yang lain untuk memberikan kesan perdebatan.


(21)

37

Terdapat dua birama sebagai bridge dengan mengambil tema konserto pada bagian pertama.

Gambar 3.36 Bridge

Terdapat satu bagian solo dengan tonalitas G mayor sebelum memasuki bagian ritornello 4. Pada bagian ini menggunakan teknik sekuen dan juga repetisi.

Gambar 3.37 Solo

8. Ritornello 4

Bagian akhir merupakan sebuah ritornello 4 dengan mengulang kembali motif pada ritornello 1. Menggunakan teknik sekuen dan ditutup dengan authentic cadence.


(22)

38


(1)

33 2. Solo 1

Bagian solo menggunakan tonalitas G mayor dengan iringan cello dan kontrabass. Menggunakan sinkopasi dan juga not 1/16. Bagian ini ditutup dengan menggunakan half cadence untuk menghatar ke bagian repetisi.

Gambar 3.26 Solo 1

3. Ritornello 2

Bagian ritornello 2 ini merupakan pengulangan dari solo 1 dengan kombinasi motif yang dimainkan pada instrumen biola dan biola alto. Berfungsi sebagai bridge yang menghantar menuju bagian solo dengan tonalitas A mayor.


(2)

34 4. Solo 2

Bagian ini bermain dalam tonalitas A mayor dengan menambahkan ritmis 1/16 dan memainkan dua nada yang diulang. Instrumen biola alto

dan cello menjalin sebuah dialog musik, pada instrumen cello menirukan

motif not 1/8 dengan variasi beberapa nada.

Gambar 3.28 Solo 2

Pada birama 43-44 terdapat solo yang singkat dengan menggunakan not 1/16 dan kembali dihubungkan dengan bridge.

Gambar 3.29 Solo 2

Pada birama 47-50 merupakan penutup pada solo 2 dengan menggunakan not 1/16 dan menghantarkan ke bridge untuk menuju ke bagian solo 3 dengan tonalitas A minor.


(3)

35

Terdapat dua bridge yang digunakan sebagai penghubung antara bagian solo. Bagian ini hanya menggunakan dua birama dengan mengambil motif pada tema ritornello 1 dan juga pada bagian pertama. Pada setiap bridge terdapat motif pada bagian ritornello 1 agar kesan “return” atau kembali dapat dirasakan.

Gambar 3.31 Bridge

5. Solo 3

Bagian solo 3 menggunakan tonalitas A minor dengan mengolah melodi menggunakan teknik sekuen, triol, dan arpeggio.

Gambar 3.32 Solo 3

6. Ritornello 3

Menggunakan tonalitas A minor dengan mengulang bagian ritornello 1 yang diolah dengan teknik sekuen. Pada bagian ini terdapat transisi untuk menghantar ke bagian solo 4.


(4)

36

Gambar 3.33 Ritornello 2

7. Solo 4

Solo 4 menggunakan tonalitas G minor dengan memainkan not 1/16 yang berisi susunan dari akor G minor, D minor, dan C minor. Bagian ini menggunakan teknik detache dengan gesekan ringan.

Gambar 3.34 Solo 4

Sebelum memasuki ritornello 4 dari bagian ketiga ini terdapat 2 bagian solo dengan menggunakan tonalitas G mayor. Bagian ini merupakan puncak dari bagian solo, menggunakan arppegio dan bersahut-sahutan dengan instrumen yang lain untuk memberikan kesan perdebatan.


(5)

37

Terdapat dua birama sebagai bridge dengan mengambil tema konserto pada bagian pertama.

Gambar 3.36 Bridge

Terdapat satu bagian solo dengan tonalitas G mayor sebelum memasuki bagian ritornello 4. Pada bagian ini menggunakan teknik sekuen dan juga repetisi.

Gambar 3.37 Solo

8. Ritornello 4

Bagian akhir merupakan sebuah ritornello 4 dengan mengulang kembali motif pada ritornello 1. Menggunakan teknik sekuen dan ditutup dengan authentic cadence.


(6)

38