Implementasi Geographic Information System Sumber Daya Pendidikan Di Kabupaten Tapanuli Utara
BAB 2
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan aplikasi
pembangunan Geographic Information System.
2.1 Geographic Information System (GIS)
Geographic Information System atau dalam bahasa indonesia dikenal sebagai Sistem
Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang dibangun untuk bekerja
dengan data spasial atau berkoordinat geografis. atau dengan kata lain Geographic
Infromation System adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk
menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat
kerja (Barus et all, 2000). Data spasial yang dimaksud disini adalah data yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Nugraha, 2012) :
1. Memiliki geometric propertiesi seperti koordinat dan lokasi
2. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan
3. Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya
data kejadian, gejala atau objek.
4. Dipakai untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis, pemantaun
ataupun pengolahan
Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografis merupakan akronim
dari (Sugito et all, 2009) :
Universitas Sumatera Utara
7
1. Sistem (System)
Pengertian sistem itu sendiri adalah kumpulan elemen – elemen yang
saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Informasi (Information)
Informasi berasal dari kumpulan beberapa data. Dalam Geographic
Information System informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek
geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data
yang ada dapat terwakili didalam peta. Jadi, semua data harus
diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi
berkualitas. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan
geografis yang representatif, maka data tersebut mampu memeberi
informasi hanya dengan mengklik mouse pada objek. Perlu diingat bahwa
informasi adalah data tetapi data tidak sepenuhnya informasi.
3. Georgrafis (Geographic)
Istilah ini digunakan karena Geographic Infromation System dibuat
berdasarkan pada ‘geografi’ atau spasial. Setiap objek geografi mengarah
kepada spesifikasi lokasi dalam suatu ruang ( space). Objek bisa berupa
fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan
pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari
spasial suatu objek sesuai dengan kenyataan di bumi. Simbol, warna, dan
gaya garis digunakan untuk mewakili setiap data spasial yang berbeda pada
peta dua dimensi.
Geographic Information System merupakan alat yang handal untuk menangani
data spasial, dimana didalamnya data dipelihara dalam bentuk digital sehingga
data ini lebih padat dibandingkan dengan bentuk peta cetak, tabel, atau dalam
bentuk konvensional lainya yang akhirnya dapat memepercepat dan
meringankan pekerjaan. (Barus et all, 2000). Berikut adalah beberapa
keunggulan Geographic Information System dibandingkan dengan perpetaan
konvensional :
Universitas Sumatera Utara
8
Tabel 2.1 : Perbedaan GIS dan perpetaan konvensional (Sugito et all, 2009)
No.
Sistem Perpetaan Konvensional
Geographic Information System
1.
Statis
Statis dan Dinamis
2.
Proses update mahal
Proses update murah
3.
Rigid
Fleksibel
4.
Diskrit
Kontinu dan yang perlu saja
5.
Analisi dan modeling secara langsung Analisis dan modeling secara langsung
6.
tidak mungkin
sangat mungkin
Menurunkan data perlu interpretasi
Menurunkan data tidak perlu interpretasi
Komponen GIS adalah sistem komputer yang terdiri atas perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software), data geospatial dan pengguna
(brainware), seperti yang ditunjukan gambar 2.1
Sistem Komputer
Data Geospatial
Peta, foto udara, data
statistik, dll
Pengguna
Desain, analisi dan
penerapan
Gambar 2.1 Komponen Geographic Information System (GIS) (Sari, 2007)
Universitas Sumatera Utara
9
Data yang diolah pada GIS adalah data Geopastial (Data Spasial dan Non Spasial).
Data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi geografis misalnya sungai,
wilayah adminstrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya. Sedangkan data non spasial
adalah data yang berupa text atau angka biasanya disebut dengan atribut.
Data non-spasial menggambarkan data spasial atau sebagai dasar untuk
menggambarkan data spasial. Dari data non spasial ini nantinya akan dibentuk data
spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk maka
diperlukan data jumlah penduduk dari masing – masing daerah, dari data tersebut akan
digambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing – masing daerah.(Sari, 2007).
2.1.1
Manfaat Geographic Information System
Fungsi GIS adalah meningkatkan kemampuan menganalisis informasi spasial secara
terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. SIG dapat memberikan
informasi kepada pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan database
keruangan (Prahasta,2002).
GIS mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan. Dengan
GIS kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang
lebih baik. GIS mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan
data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto
udara, peta bahkan data statistik. GIS juga mengakomodasi dinamika data,
pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah (Swastikayana, 2011).
2.1.2
Subsistem Gegoraphic Information System
Menurut Prahasta (2005), GIS dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai
berikut :
1. Data Input
Subsitem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam
mengkonversi atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format
yang dapat digunakan oleh GIS.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti : tabel,
grafik, peta, dan lain-lain.
3. Data Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah
basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan di-edit.
4. Analisis dan Manipulasi Data
Subsistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat dihasilkan oleh GIS.
Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.1.3
Kemampuan GIS
Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai
data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisis dan akhirnya
memetakan hasilnya : (Prahasta, 2009)
1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut)
2. Mengintegrasikan data geografis.
3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis.
4. Menyimpan atau memanggil kembali data geografis.
5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis.
6. Mengelola, memanipulasi dan menganalisis data geografis.
7. Menghasilkan output data geografis dalam bentuk peta tematik (view dan
layout),tabel,grafik (chart) laporan, dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy
maupun softcopy.
2.1.4
Cara kerja GIS
GIS dapat menyajikan real world (dunia nyata) pada monitor sebagaimana lembaran
peta dapat merepresentasikan dunia nyata diatas kertas. Tetapi, GIS memiliki
kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran pada kertas. Peta merupakan
representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang dipresentasikan di atas peta
disebut unsur peta atau map features (contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan
Universitas Sumatera Utara
11
dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasrkan lokasilokasinya. GIS menyimpan semua informasi deksriptif unsur-unsurnya sebagai
atribut-atribut didalam basis data. Kemudian, GIS membentuk dan menyimpannya
didalam tabel-tabel (relasional) dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses
melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya, unsur - unsur peta juga dapat
diakses melalui atribut-atributnya. (Prahasta, 2005)
2.2 Peta
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, bagian permukaan bumi yang disajikan
dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensionalyang tercetak hingga
peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat digambarkan denganberbagai
gaya, masing – masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang
sama untuk menvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna dan dinamis karena bisa
menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek yang sama. Peta ini juga
memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara, dan bisa
terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet. Peta digital dapat diupdate
ke peta tematik baru dan bisa menambahkan detail informasi geografi lainnya.
(Charter et al, 2003)
2.3 Web – GIS
Web-GIS merupakan Sistem Informasi Geografi berbasis web yang terdiri dari
beberapa komponen yang saling terkait. Web-GIS merupakan gabungan antara design
grafis pemetaan, peta digital dengan analisa geografis, pemrograman komputer, dan
sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web design dan web
pemetaan. Nama lain untuk Web-GIS sendiri bermacam-macam yang diantaranya
adalah Web-Based GIS, Online GIS, Distributed GIS, Internet Mapping. Sebuah WebGIS yang potensial merupakan aplikasi GIS atau pemetaan untuk pengguna di seluruh
dunia tidak tergantung pada platform ataupun sistem operasi. (Aulia, 2011)
Universitas Sumatera Utara
12
2.4 Sumber Daya Pendidikan
Dalam Undang – Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 1 ayat (10) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Sumber Daya Pendidikan
adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai
tenaga, dana, sarana dan prasarna yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh
keluarga, masyarakat, peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama. Hal ini diperkuat kembali dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat (23) dikatakan bahwa Sumber
Daya Pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana dan sarana dan
prasarana.
2.5. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana utama untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM antara lain sangat
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Arah kebijakan pembangunan pendidikan di
Tapanuli Utara merupakan salah satu dari misi pembangunan yaitu dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan handal adalah dengan
peningkatan pendidikan berkualitas. Beberapa kebijakan pembangunan pendidikan
dimaksud adalah dengan menyelenggarakn wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara, meningkatkan
perluasan dan pemerataan pendidikan.(BAPEDA dan BPS, 2013).
Pemerintah Daetah Kabupaten Tapanuli Utara telah menetapkan beberapa
kebijakan pembangunan daerah, salah satunya adalah kebijakan pembangunan sektor
pendidikan yang diarahkan dalam rangka penciptaan SDM berkualitas dan mampu
berperanserta dalam melaksanakan pembangunan berbagai sektor dan dalam upaya
peningkatan kesejahterahan rakyat melalui .(BAPEDA dan BPS, 2013):
1. Peningkatan kualitas pengajaran dan kualitas kelulusan pendidikan formal,
2. Penanggulangan kekurangan guru di setiap wilayah / Kecamatan.
Penilaian tingkat pendidikan dilihat dari nilai pemerataan pendidikan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
13
1.Angka partisipasi kasar (APK)
APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA
dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat
pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya
serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK didapat
dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa
memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk
kelompok
usia
yang
berkaitan
dengan
jenjang
pendidikan
tersebut.
(PERMENDAGRI, 2010).
APK dapat dihitung dengan :
APK
=
100%
2.Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun
yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah
penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah
persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang sama APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk
usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan
indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika
dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena
APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang
sesuai dengan standar tersebut.(PERMENDAGRI, 2010).
APM dapat dihitung dengan rumus :
APM :
100%
Universitas Sumatera Utara
14
3.Rasio Guru Murid (RGM)
Rasio guru per murid dididefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru dengan
jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu. untuk mengetahui rata-rata jumlah
guru yang dapat melayani murid di suatu sekolah atau daerah tertentu.(Junaidi, 2010).
Rasio Guru Murid dapat dicari dengan :
RGM =
4.Rasio Gedung Sekolah –Murid (RSM)
Rasio sekolah per murid didefinisikan sebagai perbandingan antar jumlah sekolah
dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu untuk mengetahui rata-rata
besarnya kepadatan sekolah di suatu daerah.
Kriteria :
” Semakin tinggi nilai rasio, berarti tingkat kepadatan sekolah makin tinggi. Pada
umumnya terdapat suatu pola bahwa makin tinggi jenjang pendidikan makin padat
jumlah murid di sekolah. Kondisi ini juga menunjukkan makin tinggi jenjang
pendidikan, makin kurang jumlah sekolahnya. (Junaidi, 2010)
Rasio Sekolah Murid dapat dihitung dengan :
RSM =
5.Rasio Kelas – Murid (RKM)
Rasio murid per kelas didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid dengan
jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
Hal ini digunakan untuk
mengetahui rata-rata besarnya kepadatan kelas di suatu sekolah atau daerah tertentu.
(Junaidi, 2010).
Rasio kelas – murid dapat dicari dengan :
RKM =
Universitas Sumatera Utara
15
6.Angka Shift
Jika angka shift > 1 (lebih besar satu), maka waktu penyelenggaraan proses belajar
mengajar tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan (lebih dari sekali), yang berarti
bahwa sebagian murid melakukan proses belajar mengajar pada waktu pagi, misalnya
pukul 07.00-12.00, sedangkan sejumlah murid yang lain melakukan proses belajar
mengajar pada pukul 13.00-18.00. Dengan cara demikian, maka lama waktu belajar
setiap mata pelajaran tidak lagi 45 menit tetapi berkurang menjadi 40 menit (BPS,
2011).
Angka Shift dapat dihitung dengan :
A. Shift =
2.6 Data
Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi yang tidak
mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung kepada pemakai. Data dapat
berupa nilai terformat, teks, citra, audio dan video (Kadir,2003).
Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang
menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang (Swastikayana, 2011).
Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khususnya (misalnya
“+” dan“$”) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara
individual Contoh teks adalah koran. (Swastikayana, 2011)
Citra ( image ) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik,
foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ataupun gambar yang lain. (Swastikayana, 2011)
Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrumen musik, suara orang atau suara
binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio.
(Swastikayana, 2011)
Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa
saja dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu
kejadian atau aktivitas (Swastikayana, 2011).
Universitas Sumatera Utara
16
2.6.1 Data Spasial
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain,
yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut
(Puntodewo, et al. 2003):
1. Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi
lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh
lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan
lokasi misalnya adalah Kode Pos.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa
mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya;
contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dsb.
Data Spasial dapat diambil dari beberapa sumber, antara lain adalah (Puntodewo, et al.
2003):
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah,dsb.) Peta analog adalah peta
dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat,
skala, arah mata angina dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital
dengan berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi
spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi
pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan
dalam format vektor.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting
bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacammacam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita
bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian.
Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah
data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
4. Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan
data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan
Universitas Sumatera Utara
17
berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format
vektor.
2.6.2 Data Attribut
Data non spasial atau data atribut adalah data yang berupa text atau angka biasanya
disebut dengan atribut. Data non-spasial menggambarkan data spasial atau sebagai
dasar untuk menggambarkan data spasial. Dari data non spasial ini nantinya akan
dibentuk data spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk
maka diperlukan data jumlah penduduk dari masing – masing daerah, dari data
tersebut akan digambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing – masing
daerah.(Sari, 2007).
2.7 Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini akan dijabarkan beberapa penelitian terdahulu. Klasifikasi dan
penggunaan Geograhic Information System telah banyak dilakukan pada penelitian
terdahulu. Seperti Sistem Informasi Geografis dalam penelitian perikanan dan
kelautan (Zainuddin, 2006), analisis kerentanan banjir di daerah aliran sungai
Sengakarang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah dengan bantuan Sistem
Informasi Geografis (Pratomo, 2008). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No
1.
Judul Penelitian
Pengarang
Sistem Informasi Geografis
Bangun
Berbasis Web Untuk Pemetaan
Muridati Jati
Tahun
Keterangan
2011
Memetakan Penyebaran
Industri Kecil dan
Industri Kecil di Kabupaten
mengetahui grafik
Bantul.
pertumbuhan dan
perkembangan industry
kecil.
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
2
Judul Penelitian
Sistem informasi geografis
Pengarang
Sri Hartati
Tahun
2012
Keterangan
Memetakan wilayah
untuk pemetaan daerah rawan
yang berpotensi rawan
gempa tektonik di Daerah
gempa di Yogyakarta
Istimewa Yogyakarta serta
dan mencarikan rute
jalur evakuasi korban gempa
evakuasi terpendek
dengan rute terpendek.
3.
Pemetaan batas administrasi,
Edy Harseno
2007
Merepresentasikan data
tanah, geologi, penggunaan
& Vickey Igor
– data batas
lahan, lereng, Daerah
Tampubolon
administrasi, tanah,
Istimewa Yogyakarta dan
geologi,
daerah aliran sungai di Jawa
landuse(Kemiringan
Tengah
Lahan), kemiringan
lereng, dan Daerah
Aliran Sungai.
4.
A Geographic Information
Khairil Amri
2015
Memetakan daerah yang
System for Hotspot
& Imas
rawan kebakaran hutan
Occurrences Classification in
Sukaesih
dan
Riau Province Indonesia
Sitanggang
mengklasifikasikanna
dengan metode C4.5
5.
Probabilistic model to
Shunsuke Doi
analyze patient accessibility
et al.
to medical facilities using
2015
Menggunakan kode pos
untuk memperoleh
fasilitas kesehatan.
geographic information
systems
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
6.
Judul Penelitian
Pengarang
Tahun
Keterangan
Geographic
César Martín-
2015
Sistem yang dipakai untuk
information system
Gómeza , Javier
mengelola data wilayah
software application
Vergara-Falcesb,
berdasarkan Sistem
developed by a
Asier Elvira-
Informasi Geografis dari
regional emergency
Zaldueguib
sudut pandang klimatologi,
agency
geografi, ilmu bencana,
ilmu lingkungan,
keselamatan kebakaran
dan layanan perkotaan
7.
Geographic
Mohammad
2015
Information System
Abousaeidi ,
dalam pengiriman sayuran
(GIS) modeling
Rosmadi Fauzi
segar, untuk menghindari
approach to determine
dan Rusnah
kebusukan sayuran selama
the fastest delivery
Muhamad
perjalan karena faktor suhu
routes
8.
Menetukan rute tercepat
diwilayah Kuala Lumpur
The Importance Of
Peter Blišťan a ,
Geographic
Ľudovít
berkembangnya Teknoli
Information Systems
Kovanič
GIS dalam bidang
Education At
Universities In The
, Milana
2014
Pentingnya dan
pendidikan
Kovaničová
Process Of Building
A European
KnowledgeBased
Society
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Judul
Pengarang
9.
Lineament analysis of
Rochdi
South Jenein Area
Chaabounia,
Tahun
2012
Keterangan
Penggunaan
teknik
(Southern Tunisia) using Samir Bouaziza,
pengindraan jarak
remote sensing data and
Herwig Peressonb,
jauh (remote
geographic information
Janauschek
sensing data)
system
Wolfgangb
dalam pemetaan
litologi dalam
mendeteksi
struktur geologi
(misalnya,
kelurusan)
Universitas Sumatera Utara
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini dibahas teori yang digunakan sebagai landasan pengerjaan aplikasi
pembangunan Geographic Information System.
2.1 Geographic Information System (GIS)
Geographic Information System atau dalam bahasa indonesia dikenal sebagai Sistem
Informasi Geografis adalah suatu sistem informasi yang dibangun untuk bekerja
dengan data spasial atau berkoordinat geografis. atau dengan kata lain Geographic
Infromation System adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk
menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat
kerja (Barus et all, 2000). Data spasial yang dimaksud disini adalah data yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Nugraha, 2012) :
1. Memiliki geometric propertiesi seperti koordinat dan lokasi
2. Terkait dengan aspek ruang seperti persil, kota, kawasan pembangunan
3. Berhubungan dengan semua fenomena yang terdapat di bumi, misalnya
data kejadian, gejala atau objek.
4. Dipakai untuk maksud-maksud tertentu, misalnya analisis, pemantaun
ataupun pengolahan
Geographic Information System atau Sistem Informasi Geografis merupakan akronim
dari (Sugito et all, 2009) :
Universitas Sumatera Utara
7
1. Sistem (System)
Pengertian sistem itu sendiri adalah kumpulan elemen – elemen yang
saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis
dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Informasi (Information)
Informasi berasal dari kumpulan beberapa data. Dalam Geographic
Information System informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek
geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data
yang ada dapat terwakili didalam peta. Jadi, semua data harus
diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi
berkualitas. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan
geografis yang representatif, maka data tersebut mampu memeberi
informasi hanya dengan mengklik mouse pada objek. Perlu diingat bahwa
informasi adalah data tetapi data tidak sepenuhnya informasi.
3. Georgrafis (Geographic)
Istilah ini digunakan karena Geographic Infromation System dibuat
berdasarkan pada ‘geografi’ atau spasial. Setiap objek geografi mengarah
kepada spesifikasi lokasi dalam suatu ruang ( space). Objek bisa berupa
fisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan
pada suatu peta untuk memberikan gambaran yang representatif dari
spasial suatu objek sesuai dengan kenyataan di bumi. Simbol, warna, dan
gaya garis digunakan untuk mewakili setiap data spasial yang berbeda pada
peta dua dimensi.
Geographic Information System merupakan alat yang handal untuk menangani
data spasial, dimana didalamnya data dipelihara dalam bentuk digital sehingga
data ini lebih padat dibandingkan dengan bentuk peta cetak, tabel, atau dalam
bentuk konvensional lainya yang akhirnya dapat memepercepat dan
meringankan pekerjaan. (Barus et all, 2000). Berikut adalah beberapa
keunggulan Geographic Information System dibandingkan dengan perpetaan
konvensional :
Universitas Sumatera Utara
8
Tabel 2.1 : Perbedaan GIS dan perpetaan konvensional (Sugito et all, 2009)
No.
Sistem Perpetaan Konvensional
Geographic Information System
1.
Statis
Statis dan Dinamis
2.
Proses update mahal
Proses update murah
3.
Rigid
Fleksibel
4.
Diskrit
Kontinu dan yang perlu saja
5.
Analisi dan modeling secara langsung Analisis dan modeling secara langsung
6.
tidak mungkin
sangat mungkin
Menurunkan data perlu interpretasi
Menurunkan data tidak perlu interpretasi
Komponen GIS adalah sistem komputer yang terdiri atas perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software), data geospatial dan pengguna
(brainware), seperti yang ditunjukan gambar 2.1
Sistem Komputer
Data Geospatial
Peta, foto udara, data
statistik, dll
Pengguna
Desain, analisi dan
penerapan
Gambar 2.1 Komponen Geographic Information System (GIS) (Sari, 2007)
Universitas Sumatera Utara
9
Data yang diolah pada GIS adalah data Geopastial (Data Spasial dan Non Spasial).
Data spasial adalah data yang berhubungan dengan kondisi geografis misalnya sungai,
wilayah adminstrasi, gedung, jalan raya dan sebagainya. Sedangkan data non spasial
adalah data yang berupa text atau angka biasanya disebut dengan atribut.
Data non-spasial menggambarkan data spasial atau sebagai dasar untuk
menggambarkan data spasial. Dari data non spasial ini nantinya akan dibentuk data
spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk maka
diperlukan data jumlah penduduk dari masing – masing daerah, dari data tersebut akan
digambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing – masing daerah.(Sari, 2007).
2.1.1
Manfaat Geographic Information System
Fungsi GIS adalah meningkatkan kemampuan menganalisis informasi spasial secara
terpadu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. SIG dapat memberikan
informasi kepada pengambil keputusan untuk analisis dan penerapan database
keruangan (Prahasta,2002).
GIS mampu memberikan kemudahan-kemudahan yang diinginkan. Dengan
GIS kita akan dimudahkan dalam melihat fenomena kebumian dengan perspektif yang
lebih baik. GIS mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan
data spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto
udara, peta bahkan data statistik. GIS juga mengakomodasi dinamika data,
pemutakhiran data yang akan menjadi lebih mudah (Swastikayana, 2011).
2.1.2
Subsistem Gegoraphic Information System
Menurut Prahasta (2005), GIS dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai
berikut :
1. Data Input
Subsitem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam
mengkonversi atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format
yang dapat digunakan oleh GIS.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian
basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti : tabel,
grafik, peta, dan lain-lain.
3. Data Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut kedalam sebuah
basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan di-edit.
4. Analisis dan Manipulasi Data
Subsistem ini menentukan informasi – informasi yang dapat dihasilkan oleh GIS.
Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.1.3
Kemampuan GIS
Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai
data pada suatu titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisis dan akhirnya
memetakan hasilnya : (Prahasta, 2009)
1. Memasukkan dan mengumpulkan data geografis (spasial dan atribut)
2. Mengintegrasikan data geografis.
3. Memeriksa, meng-update (meng-edit) data geografis.
4. Menyimpan atau memanggil kembali data geografis.
5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografis.
6. Mengelola, memanipulasi dan menganalisis data geografis.
7. Menghasilkan output data geografis dalam bentuk peta tematik (view dan
layout),tabel,grafik (chart) laporan, dan lainnya baik dalam bentuk hardcopy
maupun softcopy.
2.1.4
Cara kerja GIS
GIS dapat menyajikan real world (dunia nyata) pada monitor sebagaimana lembaran
peta dapat merepresentasikan dunia nyata diatas kertas. Tetapi, GIS memiliki
kekuatan lebih dan fleksibilitas dari pada lembaran pada kertas. Peta merupakan
representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang dipresentasikan di atas peta
disebut unsur peta atau map features (contohnya adalah sungai, taman, kebun, jalan
Universitas Sumatera Utara
11
dan lain-lain). Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasrkan lokasilokasinya. GIS menyimpan semua informasi deksriptif unsur-unsurnya sebagai
atribut-atribut didalam basis data. Kemudian, GIS membentuk dan menyimpannya
didalam tabel-tabel (relasional) dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses
melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya, unsur - unsur peta juga dapat
diakses melalui atribut-atributnya. (Prahasta, 2005)
2.2 Peta
Peta merupakan gambaran wilayah geografis, bagian permukaan bumi yang disajikan
dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensionalyang tercetak hingga
peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat digambarkan denganberbagai
gaya, masing – masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang
sama untuk menvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
Peta berbasis komputer (digital) lebih serba guna dan dinamis karena bisa
menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek yang sama. Peta ini juga
memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara, dan bisa
terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet. Peta digital dapat diupdate
ke peta tematik baru dan bisa menambahkan detail informasi geografi lainnya.
(Charter et al, 2003)
2.3 Web – GIS
Web-GIS merupakan Sistem Informasi Geografi berbasis web yang terdiri dari
beberapa komponen yang saling terkait. Web-GIS merupakan gabungan antara design
grafis pemetaan, peta digital dengan analisa geografis, pemrograman komputer, dan
sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web design dan web
pemetaan. Nama lain untuk Web-GIS sendiri bermacam-macam yang diantaranya
adalah Web-Based GIS, Online GIS, Distributed GIS, Internet Mapping. Sebuah WebGIS yang potensial merupakan aplikasi GIS atau pemetaan untuk pengguna di seluruh
dunia tidak tergantung pada platform ataupun sistem operasi. (Aulia, 2011)
Universitas Sumatera Utara
12
2.4 Sumber Daya Pendidikan
Dalam Undang – Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pasal 1 ayat (10) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Sumber Daya Pendidikan
adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai
tenaga, dana, sarana dan prasarna yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh
keluarga, masyarakat, peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama. Hal ini diperkuat kembali dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat (23) dikatakan bahwa Sumber
Daya Pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan
pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana dan sarana dan
prasarana.
2.5. Pendidikan
Pendidikan merupakan sarana utama untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM antara lain sangat
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Arah kebijakan pembangunan pendidikan di
Tapanuli Utara merupakan salah satu dari misi pembangunan yaitu dalam upaya
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan handal adalah dengan
peningkatan pendidikan berkualitas. Beberapa kebijakan pembangunan pendidikan
dimaksud adalah dengan menyelenggarakn wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,
menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara, meningkatkan
perluasan dan pemerataan pendidikan.(BAPEDA dan BPS, 2013).
Pemerintah Daetah Kabupaten Tapanuli Utara telah menetapkan beberapa
kebijakan pembangunan daerah, salah satunya adalah kebijakan pembangunan sektor
pendidikan yang diarahkan dalam rangka penciptaan SDM berkualitas dan mampu
berperanserta dalam melaksanakan pembangunan berbagai sektor dan dalam upaya
peningkatan kesejahterahan rakyat melalui .(BAPEDA dan BPS, 2013):
1. Peningkatan kualitas pengajaran dan kualitas kelulusan pendidikan formal,
2. Penanggulangan kekurangan guru di setiap wilayah / Kecamatan.
Penilaian tingkat pendidikan dilihat dari nilai pemerataan pendidikan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
13
1.Angka partisipasi kasar (APK)
APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA
dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa,
berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap
jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat
pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya
serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK didapat
dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa
memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk
kelompok
usia
yang
berkaitan
dengan
jenjang
pendidikan
tersebut.
(PERMENDAGRI, 2010).
APK dapat dihitung dengan :
APK
=
100%
2.Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun
yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah
penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah
persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari
jumlah penduduk di usia yang sama APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk
usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan
indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika
dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena
APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang
sesuai dengan standar tersebut.(PERMENDAGRI, 2010).
APM dapat dihitung dengan rumus :
APM :
100%
Universitas Sumatera Utara
14
3.Rasio Guru Murid (RGM)
Rasio guru per murid dididefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru dengan
jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu. untuk mengetahui rata-rata jumlah
guru yang dapat melayani murid di suatu sekolah atau daerah tertentu.(Junaidi, 2010).
Rasio Guru Murid dapat dicari dengan :
RGM =
4.Rasio Gedung Sekolah –Murid (RSM)
Rasio sekolah per murid didefinisikan sebagai perbandingan antar jumlah sekolah
dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu untuk mengetahui rata-rata
besarnya kepadatan sekolah di suatu daerah.
Kriteria :
” Semakin tinggi nilai rasio, berarti tingkat kepadatan sekolah makin tinggi. Pada
umumnya terdapat suatu pola bahwa makin tinggi jenjang pendidikan makin padat
jumlah murid di sekolah. Kondisi ini juga menunjukkan makin tinggi jenjang
pendidikan, makin kurang jumlah sekolahnya. (Junaidi, 2010)
Rasio Sekolah Murid dapat dihitung dengan :
RSM =
5.Rasio Kelas – Murid (RKM)
Rasio murid per kelas didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid dengan
jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu.
Hal ini digunakan untuk
mengetahui rata-rata besarnya kepadatan kelas di suatu sekolah atau daerah tertentu.
(Junaidi, 2010).
Rasio kelas – murid dapat dicari dengan :
RKM =
Universitas Sumatera Utara
15
6.Angka Shift
Jika angka shift > 1 (lebih besar satu), maka waktu penyelenggaraan proses belajar
mengajar tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan (lebih dari sekali), yang berarti
bahwa sebagian murid melakukan proses belajar mengajar pada waktu pagi, misalnya
pukul 07.00-12.00, sedangkan sejumlah murid yang lain melakukan proses belajar
mengajar pada pukul 13.00-18.00. Dengan cara demikian, maka lama waktu belajar
setiap mata pelajaran tidak lagi 45 menit tetapi berkurang menjadi 40 menit (BPS,
2011).
Angka Shift dapat dihitung dengan :
A. Shift =
2.6 Data
Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi yang tidak
mempunyai makna atau tidak berpengaruh langsung kepada pemakai. Data dapat
berupa nilai terformat, teks, citra, audio dan video (Kadir,2003).
Data yang terformat adalah data dengan suatu format tertentu. Misalnya, data yang
menyatakan tanggal atau jam, atau menyatakan nilai mata uang (Swastikayana, 2011).
Teks adalah sederetan huruf, angka, dan simbol-simbol khususnya (misalnya
“+” dan“$”) yang kombinasinya tidak tergantung pada masing-masing item secara
individual Contoh teks adalah koran. (Swastikayana, 2011)
Citra ( image ) adalah data dalam bentuk gambar. Citra dapat berupa grafik,
foto, hasil rontgen, dan tanda tangan ataupun gambar yang lain. (Swastikayana, 2011)
Audio adalah data dalam bentuk suara. Instrumen musik, suara orang atau suara
binatang, gemercik air, detak jantung merupakan beberapa contoh data audio.
(Swastikayana, 2011)
Video menyatakan data dalam bentuk sejumlah gambar yang bergerak dan bisa
saja dilengkapi dengan suara. Video dapat digunakan untuk mengabadikan suatu
kejadian atau aktivitas (Swastikayana, 2011).
Universitas Sumatera Utara
16
2.6.1 Data Spasial
Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lain,
yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan sebagai berikut
(Puntodewo, et al. 2003):
1. Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum adalah informasi
lintang dan bujur, termasuk diantaranya informasi datum dan proyeksi. Contoh
lain dari informasi spasial yang bisa digunakan untuk mengidentifikasikan
lokasi misalnya adalah Kode Pos.
2. Informasi deskriptif (atribut) atau informasi non spasial. Suatu lokalitas bisa
mempunyai beberapa atribut atau properti yang berkaitan dengannya;
contohnya jenis vegetasi, populasi, pendapatan pertahun, dsb.
Data Spasial dapat diambil dari beberapa sumber, antara lain adalah (Puntodewo, et al.
2003):
1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah,dsb.) Peta analog adalah peta
dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat,
skala, arah mata angina dsb. Peta analog dikonversi menjadi peta digital
dengan berbagai cara yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Referensi
spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi
pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan
dalam format vektor.
2. Data dari sistem Penginderaan Jauh (antara lain citra satelit, foto-udara, dsb.)
Data Pengindraan Jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang terpenting
bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya bermacammacam satelit di ruang angkasa dengan spesifikasinya masing-masing, kita
bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam tujuan pemakaian.
Data ini biasanya direpresentasikan dalam format raster.
3. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang adalah
data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas hak
pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan
tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data atribut.
4. Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam menyediakan
data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan
Universitas Sumatera Utara
17
berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format
vektor.
2.6.2 Data Attribut
Data non spasial atau data atribut adalah data yang berupa text atau angka biasanya
disebut dengan atribut. Data non-spasial menggambarkan data spasial atau sebagai
dasar untuk menggambarkan data spasial. Dari data non spasial ini nantinya akan
dibentuk data spasial. Misalnya jika ingin menggambarkan peta penyebaran penduduk
maka diperlukan data jumlah penduduk dari masing – masing daerah, dari data
tersebut akan digambarkan pola penyebaran penduduk untuk masing – masing
daerah.(Sari, 2007).
2.7 Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini akan dijabarkan beberapa penelitian terdahulu. Klasifikasi dan
penggunaan Geograhic Information System telah banyak dilakukan pada penelitian
terdahulu. Seperti Sistem Informasi Geografis dalam penelitian perikanan dan
kelautan (Zainuddin, 2006), analisis kerentanan banjir di daerah aliran sungai
Sengakarang Kabupaten Pekalongan Provinsi Jawa Tengah dengan bantuan Sistem
Informasi Geografis (Pratomo, 2008). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No
1.
Judul Penelitian
Pengarang
Sistem Informasi Geografis
Bangun
Berbasis Web Untuk Pemetaan
Muridati Jati
Tahun
Keterangan
2011
Memetakan Penyebaran
Industri Kecil dan
Industri Kecil di Kabupaten
mengetahui grafik
Bantul.
pertumbuhan dan
perkembangan industry
kecil.
Universitas Sumatera Utara
18
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
2
Judul Penelitian
Sistem informasi geografis
Pengarang
Sri Hartati
Tahun
2012
Keterangan
Memetakan wilayah
untuk pemetaan daerah rawan
yang berpotensi rawan
gempa tektonik di Daerah
gempa di Yogyakarta
Istimewa Yogyakarta serta
dan mencarikan rute
jalur evakuasi korban gempa
evakuasi terpendek
dengan rute terpendek.
3.
Pemetaan batas administrasi,
Edy Harseno
2007
Merepresentasikan data
tanah, geologi, penggunaan
& Vickey Igor
– data batas
lahan, lereng, Daerah
Tampubolon
administrasi, tanah,
Istimewa Yogyakarta dan
geologi,
daerah aliran sungai di Jawa
landuse(Kemiringan
Tengah
Lahan), kemiringan
lereng, dan Daerah
Aliran Sungai.
4.
A Geographic Information
Khairil Amri
2015
Memetakan daerah yang
System for Hotspot
& Imas
rawan kebakaran hutan
Occurrences Classification in
Sukaesih
dan
Riau Province Indonesia
Sitanggang
mengklasifikasikanna
dengan metode C4.5
5.
Probabilistic model to
Shunsuke Doi
analyze patient accessibility
et al.
to medical facilities using
2015
Menggunakan kode pos
untuk memperoleh
fasilitas kesehatan.
geographic information
systems
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No.
6.
Judul Penelitian
Pengarang
Tahun
Keterangan
Geographic
César Martín-
2015
Sistem yang dipakai untuk
information system
Gómeza , Javier
mengelola data wilayah
software application
Vergara-Falcesb,
berdasarkan Sistem
developed by a
Asier Elvira-
Informasi Geografis dari
regional emergency
Zaldueguib
sudut pandang klimatologi,
agency
geografi, ilmu bencana,
ilmu lingkungan,
keselamatan kebakaran
dan layanan perkotaan
7.
Geographic
Mohammad
2015
Information System
Abousaeidi ,
dalam pengiriman sayuran
(GIS) modeling
Rosmadi Fauzi
segar, untuk menghindari
approach to determine
dan Rusnah
kebusukan sayuran selama
the fastest delivery
Muhamad
perjalan karena faktor suhu
routes
8.
Menetukan rute tercepat
diwilayah Kuala Lumpur
The Importance Of
Peter Blišťan a ,
Geographic
Ľudovít
berkembangnya Teknoli
Information Systems
Kovanič
GIS dalam bidang
Education At
Universities In The
, Milana
2014
Pentingnya dan
pendidikan
Kovaničová
Process Of Building
A European
KnowledgeBased
Society
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Judul
Pengarang
9.
Lineament analysis of
Rochdi
South Jenein Area
Chaabounia,
Tahun
2012
Keterangan
Penggunaan
teknik
(Southern Tunisia) using Samir Bouaziza,
pengindraan jarak
remote sensing data and
Herwig Peressonb,
jauh (remote
geographic information
Janauschek
sensing data)
system
Wolfgangb
dalam pemetaan
litologi dalam
mendeteksi
struktur geologi
(misalnya,
kelurusan)
Universitas Sumatera Utara