Pengaruh Komunikasi dan Kerjasama Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Sisumut Labuhan Batu Selatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOMUNIKASI
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Usman (2011 : 420) menyatakan bahwa komunikasi ialah proses penyampaian
atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun
tidak langsung, secara tertulis, lisan maupun bahasa nonverbal. Menurut Keith Davis
(2000:58), komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang
kepada orang lain.
Sedangkan menurut Purwanto (2006 : 30), komunikasi merupakan suatu proses
pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang (lazim), baik dengan
simbol-simbol, sinyal-sinyal maupun perilaku atau tindakan. Jadi dalam komunikasi itu
terdapat suatu proses, terdapat simbol-simbol dan simbol-simbol itu mengandung arti.
Arti atau makna simbol disini tentu saja tergantung pada pemahaman dan persepsi
komunikan sehingga ada umpan balik (feedback) bagi komunikan setelah mendapatkan
pesan. Oleh karena itu, komunikasi akan efektif dan tujuan komunikasi akan tercapai,
apabila masing-masing pelaku yang terlibat di dalamnya mempunyai persepsi yang sama
terhadap simbol.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
komunikasi adalah sebagai proses pemindahan informasi , ide, pengertian dari

seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain tersebut dapat
menginterpretasikan sesuai dengan tujuan yang dimaksud.

8
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Bentuk – Bentuk Komunikasi
Menurut Budiyono (2004 : 285) komunikasi pada dasarnya dapat
dikelompokkan kedalam 2 bentuk, yaitu :
1. Komunikasi lisan dan tertulis.
Berdasarkan bentuk pesan yang disampaikan, komunikasi dapat berbentuk lisan
atau tertulis.Pemilihan bentuk komunikasi lisan atau tertulis dipengaruhi oleh
faktor-faktor waktu, kecepatan, biaya, preferensi pribadi, keterampilan individu
dalam berkomunikasi, fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi.
2. Komunikasi verbal dan non verbal
Komunikasi verbal yaitu komunikasi melalui kata-kata baik lisan maupun
tertulis.Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa
badan atau tubuh, seperti gerakan tangan, jari, mata dan kepala.Alasan
penggunaan jenis komunikasi ini biasanya berkaitan dengan masalah waktu dan
situasi saat komunikasi terjadi.


2.1.3 Proses Komunikasi
Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari pengirim
kepada penerima, menggunakan isyarat tangan, atau menggunakan sarana
komunikasi tertentu lainnya.

9
Universitas Sumatera Utara

Proses komunikasi dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini :

Sumber : Usman (2011:421)
Gambar 2.1 Proses Komunikasi
Keterangan :
1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi.
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada
seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan
sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan
disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau
non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

Materi pesan dapat berupa :

10
Universitas Sumatera Utara

a. Informasi
b. Ajakan
c. Rencana kerja
d. Pertanyaan dan sebagainya
2. Simbol/ isyarat.
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan
dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan
bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak,
membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.
3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi
pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah

pesan diterima

melalui indera (telinga, mata dan seterusnya)

maka sipenerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan
tersebut, sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
5. Penerima pesan

11
Universitas Sumatera Utara

Penerima
sipengirim

pesan

adalah


orang

yang

dapat

meskipun dalam bentuk kode/isyarat

memahami

pesan

dari

tanpa mengurangi arti

pesan yang dimaksud oleh pengirim
6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan

tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi
manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima
dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh
penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang
disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung
yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan
apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak
Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi
balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan
menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang
diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat
menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan
serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
7. Gangguan

12
Universitas Sumatera Utara

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi


akan tetapi

mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi
hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal
yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah
menafsirkan pesan yang diterimanya.

2.1.4 Tujuan dan Manfaat Komunikasi
Tujuan dan manfaat komunikasi menurut Usman (2011 : 420) adalah sebagai
sarana untuk:
a. Meningkatkan kemampuan manajerial dan hubungan sosial
b. Menyampaikan dan atau menerima informasi
c. Menyampaikan dan menjawab pertanyaan
d. Mengubah perilaku (pola pikir, perasaan,

dan

tindakan) melalui

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

e. Mengubah keadaan social
f. Dua hal yang dapat mengubah perilaku dan keadaan sosial dalam
komunikasi dan pengambilan keputusan.
2.1.5 Dimensi Komunikasi
Menurut Effendy (2005:97), komunikasi memiliki 3 dimensi yaitu :
a. Dimensi Isi

13
Universitas Sumatera Utara

Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi,
yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk
pada isi pesan.
b. Dimensi Hubungan
Dimensi hubungan disandi secara verbal dan menunjukkan bagaimana cara
menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi antara
satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan.
Dalam komunikasi massa dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur
lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan, bahasa, kemampuan komunikan, dan kemampuan menerima

informasi.

c. Dimensi Arah.
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu
arah (Vertikal) dan komunikasi dua arah (Horizontal). Komunikasi satu arah
merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada
timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana
satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga
memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara
keduanya.

14
Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi
Menurut Scoot dan Allen (2000:205), ada 7 faktor yang mempengaruhi
komunikasi agar proses komunikasi berjalan secara efektif :
1. Kepercayaan (Credibility).
Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor kepercayaan. Dalam hal ini
komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan komunikan saling

mempercayai dan saling memerlukan. Apabila tidak ada kepercayaan maka
proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung.
2. Perhubungan (Context).
Proses komunikasi dipengaruhi oleh faktor perhubungan. Apabila tidak terjadi
kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi. Keberhasilan
komunikasi berhubungan erat dengan kondisi dan situasi lingkungan ketika
komunikasi berlangsung.

3. Kepuasan (Content)
Komunikasi harus menimbulkan rasa puas dari kedua belah pihak, dan
kepuasan tersebut akan tercapai apa bila berita atau pesan yang dikirim oleh
komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan.
4. Kejelasan (Clarity)

15
Universitas Sumatera Utara

Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi. Ketidak jelasan
suatu informasi atau pesan dapat mengakibatkan interpretasi yang diberikan
komunikan akan berbeda dengan yang dikehendaki oleh komunikator.

Kejelasan tersebut meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak
dicapai, dan kejelasan kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi.
5. Kesinambungan dan Konsisten (Continuity &Consistency)
Komunikasi dapat berlangsung jika terdapat kesinambungan dan konsistensi
atau kesenjangan hubungan dari kedua belah pihak.Komunikasi harus
dilakukan secara terus menerus dan konsisten, selain itu informasi yang
disampaikan jangan saling bertentangan.
6. Kemampuan Komunikan (Capability of Audience)
Kemampuan komunikan sangat menentukan dalam proses komunikasi. Dalam
hal ini pengiriman berita atau pesan perlu disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita.Oleh karena itu
komunikator harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak lazim
dan sukar dipahami oleh komunikan.

7. Saluran Pengirim Berita (Channel of Distribution)
Saluran atau sarana yang dipergunakan dalam pengiriman berita merupakan
faktor yang penting dalam proses komunikasi. Agar komunikasi dapat
berlangsung dengan baik perlu dipakai media komunikasi yang biasa

16
Universitas Sumatera Utara

dipergunakan oleh masyarakat umum. Media komunikasi tersebut antara lain
media cetak (surat, koran, majalah, bulletin dan buku), media elektronik
seperti radio, televisi, telepon dan internet.
2.1.7 Hambatan - Hambatan Komunikasi
Hambatan-hambatan komunikasi menurut Purwanto (2007 : 66) adalah:
1. Hambatan sistematis, yaitu hambatan yang dikarenakan bahasa
2. Hambatan tehnik, yaitu hambatan yang disebabkan oleh alat-alat teknis
yang dipergunakan untuk berkomunikasi, seperti telepon dan lain-lain
3. Hambatan biologis, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh kurang baiknya
panca indera komunikator atau komunikan, misalnya tuli atau gagu
4. Hambatan fisiologis, yaitu hambatan karena kejiwaan yang disebabkan
perbedaan status dan keadaan. Misalnya antara direktur dan pesuruh
5. Hambatan persepsi, yaitu hambatan yang disebabkan komunikan kurang
mampu menangkap atau menafsirkan pesan komunikasi, sehingga
dipersepsi serta dilakukan secara salah.

2.2 Kerjasama Kelompok
2.2.1 PengertianKerjasama Kelompok
Menurut Bachtiar (2004:15), kerjasama merupakan sinergisitas kekuatan dari
beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang diinginkan. Kerjasama akan
menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan pada kesuksesan.Kerjasama
17
Universitas Sumatera Utara

kelompok merupakan kumpulan beberapa indivdu yang memandang diri mereka dan
dipandang oleh lingkungan kerjanya sebagai kesatuan sosial.
Menurut Robbins (2002 : 60) kerjasama tim atau kelompok merupakan cara
untuk menguasai beberapa perilaku anggota atau orang-orang dalam suatu organisasi
yang tidak sama, yang secara teoritis tidak rumit, tetapi sangat sulit diterapkan dalam
kenyataan sehari-harinya. Kerjasama tim atau kelompok yang baik akan tercipta jika
setiap anggota tim atau kelompok memiliki komitmen yang sama. Oleh karena itu
dalam melakukan kerjasama tim atau kelompok lebih banyak membutuhkan
keberanian, ketekunan dan kedisiplinan.
Secara garis besar komponen kerjasama kelompok yang memperoleh perhatian
yang paling besar adalah kerjasama, kepercayaan, dan kekompakan.Masing-masing
komponen terwujud melalui kerjasama kelompok. Komponen kerjasama dapat
tercipta melalui kerja tim, dimana upaya-upaya kelompok secara sistematis
terintegrasi untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Semakin besar integrasinya,akan
semakin besar pula tingkat kerjasama.Setiap tim maupun individu berhubungan erat
dengan kerjasama yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja.
Dalam kerjasama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerjasama pada kerja tim adalah
munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari berbagai individu yang tergabung
dalam kerja tim.

Menurut Patrick (2006 :260), agar kerjasama bisa terjalin dengan baik perlu
adanyabeberapa tahapan kesamaan sebagai berikut :

18
Universitas Sumatera Utara

1. Kesamaan Tempat.
Kesamaan tempat ini bisa menjadi dasar bagi terwujudnya kerjasama. Karena
denganberada di tempat yang sama, akan memudahkan seluruhanggota kelompok
atau organisasiuntuk saling berkomunikasi, berdiskusi atau berargumentasi,
sehingga memudahkanterwujudnya kerjasama.
2. Kesamaan Pikiran
Karena berada di tempat yang sama, memudahkan seluruh anggota kelompok atau
semuapihak untuk menyamakan pikiran atau konsep pemikiran. Jika seluruh
anggota kelompokatau organisasi sudah mempunyai kesamaan sudut pandang atau
konsep pemikiran, makaakan mudah untuk mencari solusi atau pemecahan setiap
masalah yang terjadi dalamorganisasi, meskipun mereka tidak berada di tempat
yang sama.
3. Kesamaan Perasaan
Dalam mengelola suatu organisasi, tidak mungkin seseorang selalu berfikir linier
atauberfikir yang monoton.Karena pemikiran linier tersebut sudah diwakili oleh
data ataudokumen.Sehingga pada tahap tertentu seseorang harus menggunakan
perasaan untuk menyelesaikan masalah yang ada, khususnya yang berkaitan
dengan policy, kebijakan,kebijaksanaan atau yang terkait dengan faktor eksternal.
4. Kesamaan Jiwa
Kesamaan jiwa ini merupakan tahap yang tertinggi dalam membangun
kerjasamakelompok, dimana masing-masing anggota organisasi telah memahami

19
Universitas Sumatera Utara

seutuhnya tentangfungsi, tugas dan kewajibannya. Selain itu telah ada kepercayaan
atau saling percayadiantara sesama anggota organisasi atau kelompok, sehingga
akan terbentuk suatu kulturorganisasi yang baik dan utuh. Pada tahapan ini, tidak
akan banyak terjadi perbedaanpendapat, dan jika masih ada perbedaan pendapat
tidak akan menimbulkan prasangkaburuk diantara mereka.

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama Kelompok
Menurut Robbins (2002 : 64), ada beberapa hal yang mempengaruhi
kerjasama kelompok yang baik, antara lain :
1. Rasa saling percaya
Rasa saling percaya merupakan hal yang perlu dibangun dalam suatu
kelompok, supaya terhindar dari kepentingan pribadi atau individual yang
dapat menimbulkan konflik. Dengan adanya saling percaya antar setiap
anggota dan menyadari bahwa mereka semua sebagai satu kesatuan, maka
kerjasama kelompok akan menjadi baik dan berkembang.
2. Keterbukaan
Keterbukaan cenderung mengarah pada pembentukan sikap dalam diri
seseorang, di mana sikap keterbukaan ini difokuskan pada sejauh mana orang
lain mampu mengetahui tentang dirinya dan atau sebaliknya. Pada sikap
keterbukaan ini, juga diperlukan sikap positif dan dewasa, baik dalam pola
piker maupun tindakan dari setiap orang dalam berinteraksi.

20
Universitas Sumatera Utara

3. Realisasi diri
Realisasi diri merupakan suatu bentuk kebutuhan setiap orang dan merupakan
kebutuhan yang paling dicari.Dengan adanya realisasi diri diharapkan
keberadaan dirinya dapat dirasakan dan diakui dalam lingkungannya.Krena
pada kebutuhan ini setiap individu mempunyai peran yang melekat pada
dirinya, baik dalam hal kecerdasan, pekerjaan, ketrampilan dan sebagainya.
4. Saling ketergantungan
Saling ketergantungan dipengaruhi antara lain oleh adanya ikatan antar
individu. Supaya saling ketergantungan ini dapat terjalin dengan baik, maka
siperlukan pemeliharaan tingkat hubungan yang lebih harmonis, kondusif dan
lebih matang.Karena saling ketergantungan dalam kelompok perlu adanya
upaya untuk menerima perbedaan pendapat antar anggota kelompok.
2.2.3 Dimensi dan Indikator-indikator Kerjasama Kelompok
Menurut West (2002:160), kerjasama kelompok memiliki 3 dimensi yaitu :
1. Kebersamaan.
Kebersamaan yang terjalin baik di antara anggota kelompok akan
menghasilkan kinerja yang lebih efektif dan efisien. Telah banyak riset
membuktikan bahwa rasa kebersamaan dalam bekerja secara berkelompok
mengarah pada efisiensi dan efektivitas yang lebih baik.
Indikator-indikator Kebersamaan :

21
Universitas Sumatera Utara

1) Tanggung jawab secara bersama-sama menyelesaikan pekerjaan, yaitu
dengan pemberian tanggung jawab dapat tercipta kerja sama yang baik.
2) Saling berkontribusi, yaitu dengan saling berkontribusi baik tenaga
maupun pikiran akan terciptanya kerja sama.
3) Pengerahan kemampuan secara maksimal, yaitu dengan mengerahkan
kemampuan masing-masing anggota tim secara maksimal, kerja sama
akan lebih kuat dan berkualitas.
2. Kepercayaan
Kepercayaan (trust) adalah keyakinan bahwa seseorang sungguh-sungguh
dengan apa yang dikatakan dan dilakukannya. Kepercayaan lahir dari sikap
yang dimunculkannya ketika berinteraksi dengan orang lain, misalnya
pemimpin

dengan

bawahan,

bawahan

dengan

pemimpin

atau

antarkaryawan di sebuah perusahaan. Kepercayaan adalah bentuk
perlakuan diri kita kepada orang lain secara tulus. Kepemimpinan akan
sukses ila dila dasi ada ya keper ayaa satu sa a lai ”.
Indikator-indikator kepercayaan, yaitu:
1) Kejujuran, yaitu dengan adanya kejujuran anggota tim akan
menciptakan rasa saling percaya.

22
Universitas Sumatera Utara

2) Pemberian tugas, yaitu dengan pemberian tugas pada anggota tim
berarti telah memberikan kepercayaan bahwa anggota tim mampu
melaksanakannya.
3) Integritas, yaitu setiap anggota dianggap memiliki integritas atau
bersikap sebenarnya (truthfulness) dalam bekerja.
3. Kekompakan
Kekompakan adalah bekerja sama secara teratur dan rapi, bersatu padu
dalam menghadapi suatu pekerjaan yang biasanya ditandai adanya saling
ketergantungan.
Indikator-indikator sebagai berikut :
1) Saling ketergantungan tugas, yaitu saling ketergantungan pada tugas
menciptakan kekompakan.
2) Saling ketergantungan hasil, yaitu anggota tim merasa hasil yang
dicapai bukanlah hasil secara individu, tetapi hasil kekompakan
bersama dalam bekerja.
3) Komitmen yang tinggi, yaitu anggota tim dianggap memiliki komitmen
yang tinggi pada tujuan yang akan dicapai tim.

23
Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Alasan – Alasan diperlukan Kerjasama Kelompok
Menurut Patrick (2006 : 56), kerjasama kelompok sangat diperlukan dalam
suatu organisasi atau perusahaansupaya kumpulan manusia tersebut dapat saling
berhubungan

dan

bekerja

sama

satu

samalain.

Adapun

alasan-alasan

diperlukannya kerjasama kelompok adalah :
1. Kerjasama kelompok dapat memberikan hasil yang lebih banyak.
2. Kerjasama kelompok memberikan semangat, kepuasan dan kebahagiaan bagi
para anggotakelompok.
3. Kemampuan perorangan dalam kerja sama kelompok dapat dimanfaatkan
untukmeningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan.
4. Keberhasilan kelompok dapat diraih melalui saling membantu antara anggota
kelompok.
2.3 Kinerja
2.3.1. Pengertian Kinerja
Menurut Mangkunegara (2004:43), kinerja adalah hasil yang dicapai melalui
serangkaian kegiatan dan tata cara tertentu dengan menggunakan sumber daya
perusahaan untuk mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.

Menurut

Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari
kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya.
Sedangkan menurut Bernardin dan Russel (2006 :223) menyatakan bahwa kinerja
merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau

24
Universitas Sumatera Utara

kegiatan yang dilakukan selama periode waktu tertentu. Kemudian menurut Mujaldi
(2000:111) kinerja dapat diartikan sebagai perilaku berkarya, berpenampilan atau
berhasil karya. Dari pengertian-pengertian tersebut maka kinerja adalah hasil kerja
pegawai yang berfungsi untuk mewujudkan tujuan organisasi dengan kemampuan
masing-masing karyawan.
2.3.2. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut Mangkunegara (2011:67) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
adalah:
1. Faktor kemampuan (Ability)
Secara psikologis, kemampuan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (Knowledge + Skill). Artinya karyawan yang memiliki
IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, gifted dangenius
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan mudah mencapai kinerja
maksimal.
2. Faktor motivasi (Motivation)
Motivasi dapat diartikan sebagai suatu sikap (attitude) pimpinan dan
karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya.
Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan
menunjukkan situasi kerja tinggi dan sebaliknya jika merreka bersikap
negative (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi

25
Universitas Sumatera Utara

kerja yang rendah. Situasi kerja yang dimaksud mencakup antara lain
hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola
kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.
Menurut Anogara (2004:178), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan adalah sebagai berikut :
1. Kompetensi
Pimpinan organisasi perlu mengetahui kompetensi kerja dari anggota
organisasi.Dengan mengetahui Kompetensi itu maka pimpinan dapat
mendorong bekerja lebih baik.

2. Pendidikan
Pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan
mempunyai kinerja yang lebih baik, hal demikian merupakan syarat yang
penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tanpa bekal pendidikan,
mustahil orang akan mudah dalam mempelajari hal-hal yang bersifat baru
dalam cara atau suatu sistem.
3. Disiplin kerja
Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang
senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan
yang telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat

26
Universitas Sumatera Utara

dengan Kompetensi, kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan
bekerja menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang
positif terhadap kinerja karyawan.
4. Komunikasi
Komunikasi memiliki banyak pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan serta dengan sesama
anggota karyawan lain dalam perusahaan dapat mengkompetensi karyawan
untuk melakukan pekerjaan karena komunikasi yang sesuai telah terjalin
dan karyawan mengerti satu sama lain sehingga dapat mencapai tujuan yang
dimaksud. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa komunikasi verbal
maupun komunikasi non verbal.
5. Sikap etika kerja
Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan
kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan
tercapainya hubungan yang seimbang antara prilaku dalam proses produksi
akan meningkatkan kinerja.
6. Kerjasama Kelompok
Kerjasama kelompok merupakan sinergitas kekuatan dari karayawan untuk
mencapai tujuan perusahaan secara bersama – sama.
7. Tingkat penghasilan

27
Universitas Sumatera Utara

Penghasilan yang cukup akan memberikan semangat kerja tiap karyawan
untuk memacu prestasi sehingga kinerja karyawan akan meningkat.
8. Lingkungan kerja dan iklim kerja
Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan atara karyawan,
hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan penerangan dan
sebagainya.Hal ini sangat penting untuk mendapatkan perhatian dari
perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja, karena tidak ada
kekompakkan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak
menyenangkan.Hal itu tentu menggangu kerja karyawan.
9. Teknologi
Dengan adannya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang semakin
otomatis dan canggih akan membuat dukungan tingakat produksi dan
mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

10. Sarana produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses
produksi
11. Jaminan sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan, menunjang
kesehatan dan keselamatan.Dengan harapan agar karyawan semakin
bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.

28
Universitas Sumatera Utara

12. Manajemen
Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan berorganisasi
dengan baik, dengan demikian kinerja akan tercapai.
13. Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,
dengan memberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan
meningkatkan kinerja.
2.3.3. Indikator Kinerja
Menurut Robbins (2002 : 260), indikator untuk mengukur kinerja karyawan
secara individu ada lima indikator :
1. Kualitas.
Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.

2. Kuantitas.
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu.

29
Universitas Sumatera Utara

Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan,
dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu
yang tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas.
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari
setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti

Tahun
Variabel
Penelitian Penelitian

1

2015

Adrian

Judul
Penelitian

Tehnik
Analisis
Data
Komunikasi Communication Analisis
(X1) dan
at the
Deskriptif
Kinerja (Y) International
Workplace :
The Foreign
Manager’s
Perspective

Hasil Penelitian

This study revealed the
challenges foreign
managers in Vietnam face
in getting the employees
to communicate including
giving feedback and
asking questions. To
survive in the workplace,
employees have to adapt
to the new work
environment by acquiring
new more relevant skills
including communication.
This adjustment should be
considerably hastened by
the employees’ industry.
Interviews with the
managers all point to the
employees’ tremendous
willingness to learn and
to work hard to achieve
success.

30
Universitas Sumatera Utara

No

2

3

Nama
Peneliti
Felina
Susianti
Sidabutar

Tahun
Penelitian
2015

Vivi
2014
Lisnawati

Variabel
Penelitian

Judul
Penelitian

Komunikasi Komunikasi
Organisasi dan
(X1) dan
Kinerja (Y) Kinerja Pegawai

Tehnik
Analisis
Hasil Penelitian
Data
Hubungan antara
Analisis
Deskriptsif komunikasi terhadap

(Studi
Korelasional
mengenai
Pengaruh
Komunikasi
Organisasi
terhadap Kinerja
Pegawai di
Kantor Dinas
Kependudukan
dan Catatan Sipil
Toba Samosir)

Komunikasi Pengaruh
(X1) dan
Komunikasi
Kinerja (Y) dan
Kompetensi
Kerja Terhadap
Kinerja
Karyawan PT.
Perkebunan
Nusantara III
(Persero)
Medan

Analisis
Deskriptif

kinerja karyawan
memiliki hubungan
kurang erat. Nilai
Adjusted R Square 10,8%
kinerja karyawan dapat di
jelaskan oleh variabel
bebas (komunikasi ).
Sedangkan sisanya 89,2%
dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang
diteliti dalam penelitian
ini seperti promosi,
kenaikan jabatan, disiplin
kerja, kepemimpinan,
motivasi kerja dan
kompensas
Hubungan antara variabel
komunikasi dan
kompetensi kerja terhadap
kinerja karyawan
memiliki hubungan yang
erat. Nilai Adjusted R
Square0.704 berarti
62,2% kinerja karyawan
dapat di jelaskan oleh
variabel bebas
(komunikasi dan variabel
Kompetensi kerja).
Sedangkan sisanya 37,8%
dapat dijelaskan oleh
faktor-faktor lain yang
diteliti dalam penelitian
ini seperti gaya
kepemimpinan, disiplin
kerja, dan lain
sebagainya. Berdasarkan
(Uji-F) diketahui bahwa
variabel Komunikasi dan
variabel Kompetensi
Kerja secara serempak
berpengaruh positif dan

31
Universitas Sumatera Utara

signifikan terhadap
Kinerja Karyawan PT.
Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan.

No

Nama
Peneliti

Tahun
Penelitian

Variabel
Penelitian

Judul
Penelitian

4

Sri
Wiranti
Setiyanti

2012

Kerjasama
Kelompok
(X1)

Membangun
Kerjasama Tim
(Kelompok)

5

Murad
Hussain
et al

2011

Teamwork
(X2)
Kinerja (Y)

Effect of
Teamwork on
Employee
Performance

Tehnik
Analisis
Data
Analisis
Deskriptif

Analisis
Deskriptif

Hasil Penelitian

Jika setiap anggota tim
atau kelompok dalam
perusahaan memahami
pentingnya sebuah
kerjasama, maka
hubungan kerja antar
bagian atau unit kerja
akan berjalan dengan baik
dan lancar, sehingga
program-program yang
sudah direncanakan
mudah dicapai. Jika
masing-masing anggota
tim atau kelompok
mempunyai energi dan
potensi yang baik, akan
bersinergi menjadi suatu
kekuatan yang maha
dahsyat
Cooperation can improve
the performance of
employees in order to
achieve company goals

2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah hubungan atau keterkaitan antar konsep yang satu
dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Kinerja merupakan ukuran
keberhasilan

seseorang

dalam

melaksanakan

pekerjaan

dan

tanggung

jawabnya.Apabila kinerja karyawan baik, maka kemungkinan besar kinerja
perusahaan juga baik.Banyak ukuran yang digunakan dalam menilai kinerja

32
Universitas Sumatera Utara

karyawan yang pada tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana karyawan
mampu melaksanakan tugasnya dengan perbandingan terhadap standar yang
diberikan oleh perusahaan.
Menurut Mangkunegara (2004:67), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Ada

banyak

faktor

yang

mempengaruhi

kinerja

karyawan

suatu

perusahaan.Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan adalah
komunikasi.Menurut Usman (2011:420) ada pengaruh komunikasi dengan pekerjaan,
yaitu

dimana dalam melakukan pekerjaanpasti diperlukannya sebuah proses

komunikasi yang efektif baik antara atasan dengan bawahan ataupun sebaliknya dan
antar karyawan. Dengan adanya komunikasi yang efektif, karyawan akan mudah
melaksanakan tugasnya masing – masing sesuai arahan pimpinan dan bisa
bekerjasama dengan baik antar karyawan dan akhirnya meningkatkan efisiensi kerja,
kepuasan karyawan dan lainnya. Selain itu, komunikasi juga dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup organisasi secara berkesinambungan karena menyangkut
bagaimana atasan memotivasi karyawan, memberi perintah dan memimpin karyawan.
Dengan adanya proses komunikasi yang baik, maka karyawan akan semakin
produktif dan memiliki kinerja yang baik sehingga tujuan dari perusahaan dapat
tercapai dan juga untuk kelangsungan hidup perusahaan dan karyawan.

33
Universitas Sumatera Utara

Selain komunikasi, faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan
adalah kerjasama kelompok. Menurut Bacthiar (2004 : 120) kerjasama merupakan
sinergisitas kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai satu tujuan yang
diinginkan. Kerjasama akan menyatukan kekuatan ide-ide yang akan mengantarkan
pada kesuksesan. Kerjasama kelompok merupakan kumpulan beberapa individu
yang memandang diri mereka dan dipandang oleh lingkungan kerjanya sebagai
kesatuan sosial.Tanpa kerjasama yang baik tidak akan memunculkan ide-ide
cemerlang dan kinerja yang maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan kerangka konseptual
seperti gambar berikut :

KOMUNIKASI
(X1)
KINERJA
KARYAWAN
KERJASAMA
KELOMPOK
(X2)

(Y)

Sumber :Mangkunegara (2004:67), Usman (2011:420), Bachtiar (2013:15)
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012 :93) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang diajukan , maka titik tolak untuk merumuskan

34
Universitas Sumatera Utara

hipotesis adalah rumusan masalah. Karena sifatnya masih sementara maka perlu
dibuktikan kebenarannya melalu data empiric yang terkumpul.
1. Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan di PTPN III PKS
SISUMUT
2. Terdapat pengaruh kerjasama kelompok terhadap kinerja karyawan di PTPN
III PKS SISUMUT
3. Terdapat pengaruh komunikasi dan kerjasama kelompok terhadap kinerja
karyawan di PTPN III PKS SISUMUT

35
Universitas Sumatera Utara