Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Dan Pemetaan
Survei dan pemetaan tanah tidak hanya dapat memberikan gambaran
tentang macam tanah yang dijumpai, tetapi harus dapat menggambarkan secara
tepat dimana tanah tersebut dijumpai. Hal ini tidak berarti bahwa tanah yang
dijumpai haruslah homogen, melainkan harus dapat menggambarkan bahwa pada
suatu polygon yang dicantumkan dalam satuan peta tanah dapat diketahui satuan
tanah utama (yang mendominasi) dan satuan peta tanah pendamping (Foth, 1994).
Dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid
(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), metode fisiografi dengan bantuan
interpretasi foto udara (menggunakan prinsip amalitik), dan metode grid bebas
yang merupakan penerapan gabungan dari kedua metode survei. Biasanya dalam
metode grid bebas, pemeta ‘bebas’ memilih lokasi titik pengamatan dalam
mengkonfirmasi secara sistematis menarik batas dan menentukan komposisi
satuan peta (Rayes, 2007).
Survei tanah adalah mendeskripsikan karakteristik tanah-tanah di suatu
daerah, mengklasifikasikannya menurut sistem klasifikasi baku, memplot batas
tanah pada peta dan membuat prediksi tentang sifat tanah. Perbedaan penggunaan
tanah dan bagaimana tanggapan pengelolaan mempengaruhi tanah itulah yang
terutama perlu diperhatikan (dalam merencanakan dan melakukan survei tanah).

Informasi yang dikumpulkan dalam survei tanah membantu pengembangan
rencana penggunaan lahan dan sekaligus mengevaluasi dan memprediksi
pengaruh penggunaan lahan terhadap lingkungan (Rayes, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.Macam-macam Peta Tanah berdasarkan Skala Peta (Hakim, dkk 1986).
Macam
Peta

Skala

Luas
Kerapatan
tiap 1
pengamata
cm2 pd
n rata-rata
peta
625

Dihimpun
km2
dari data
peta yang
ada (studi
pustaka)

Satuan
peta dan
Satuan
tanah
Assosiasi
dan
beberapa
konsosiasi:
ordo, subordo
Assosiasi
dan
beberapa
konsosiasi:

grup dan
sub-grup

Kisaran

Umumnya

Bagan


1:2.500.000

1:2.500.000

Eksploras
i

1:1.000.000
s/d
1:500.000


1:1.000.000

100
km2
atau
kurang

Dihimpun
dari data
peta yang
ada (studi
pustaka)

Tinjau

1:500.000
s/d
1:200.000


1:250.000
1:100.000

625 Ha
100 Ha

1 tiap
12,5km2
1 tiap 2
km2

Assosiasi
dan
beberapa
konsosiasi:
sub-grup
dan family

Semidetail


1:100.000
s/d
1:25.000

1:50.000

25 Ha

1 tiap 50
Ha

Konsosiasi
beberapa
komplek
dan
asosiasi,
family /
seri.

Contoh

penggunaan
Gambaran umum
tentang sebaran
tanah di tingkat
nasional; materi
pendidikan.
Perencanaan
tingkat nasional,
untuk
menentukan
penelitian secara
terarah, materi
pendidikan .
Perencanaan
pembangunan
makro di tkt
regional dan
provinsi;
Penyusunan tata
ruang wilayah

provinsi,
Penyusunan
penggunaan
lahan secara
nasional;
Penentuan lokasi
wilayaah prioritas
utk
dikembangkan
Penyusunan peta
tata ruang
wilayah
kabupaten / kota;
Perencanaan
mikro untuk
proyek-proyek
pertanian,
perkebunan,
transmigrasi,
perencanaan dan

perluasan
jaringan irigasi.

Universitas Sumatera Utara

Macam
Peta

Skala
Kisaran

Umumnya

Detail

1:25.000
s/d
1:10.000

1:25.000

1:20.000
1:10.000

Sangat
Detail

≥ 1:10.000

1:5.000

Luas
tiap 1
cm2 pd
peta
6, 25
Ha
5 Ha
1 Ha

Kerapatan

pengamatan
rata-rata
1 tiap 12,5
Ha
1 tiap 8 Ha
1 tiap 2 Ha

0,25 Ha

Satuan
peta dan
Satuan
tanah
Konsosiasi
beberapa
komplek:
Fase dari
family dan
seri.

Konsosiasi,
fase dari
seri

Contoh
penggunaan
Perencanaan
mikro dan
operasional
proyek-proyek
pengembangan
tkt kabupaten
atau kecamatan,
transmigrasi,
perencanaan
dan perluasan
jaringan irigasi
sekunder dan
tertier.
Perencanaan
dan pengolahan
lahan di tkt
petani,
penyusunan
rancangan
usaha tani
konservasi;
lahan kebun.

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran
permukaan bumi dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga
didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy (Tamtomo, 2008).
Kopi ( Coffea Sp.)
Kopi ( Coffea Sp ) termasuk kedalam jenis coffea, anggota dari family
Rubiceae yang terdiri dari 3 spesies utama yakni coffea arabika, coffea canephora,
dan coffea liberica. Dari ketiga spesies tersebut terdapat banyak varietas yang
merupakan hasil turunan klon-klon di golongkan dalam kelas dicotyledonae
(Bahri, 1996).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2. Kriteria Kesesuaian lahan dan iklim untuk tanaman kopi Arabika
(Coffea arabica ) dan tanaman kopi Robusta (Coffea canephora).
No Karakteristik/Kualitas
Kelas Kesesuaian Lahan S1
Lahan
Kopi Arabika
Kopi Robusta
1
Temperatur (tc)
- Suhu udara rata-rata
tahunan (0C)
16-22
22-25
- Ketinggian tempat dpl
(m)
700-1.600
400-700
2
Ketersediaan Air (wa)
- Curah hujan (mm)
1.200-1.800
2.000-3.000
- Bulan kering (< 75 mm)
1-4
2-3
- Kelembaban udara (%)
40-70
45-80
3
Ketersediaan oksigen (oa)
- Drainase tanah
Baik
Baik
4
Media perakaran (rc)
- Tekstur
Halus, agak
Halus, agak halus,
halus, sedang
sedang
- Bahan kasar (%)
100
5
Gambut
- Ketebalan (cm)
1,65 g/cm3 untuk tanah berpasir ; 1,0-1,6 g/cm3 pada tanah
geluh yang mengandung BO tanah sedang - tinggi, BD mungkin lebih kecil dari 1
g/cm3 pada tanah dengan kandungan BO tinggi. BD sangat bervariasi antar
horizon tergantung pada tipe dan derajat agregasi, tekstur dan BO tanah. Bulk
density sangat sensitif terhadap pengolahan tanah ( Kurnia, dkk, 2006 ).
Bulk Density (BD) merupakan indikator dari pemadatan tanah. Hal ini
dihitung sebagai berat kering tanah dibagi dengan volume. Volume ini termasuk
volume dari partikel tanah dan volume pori antara partikel tanah. BD biasanya
dinyatakan dalam g/cm3. BD tergantung pada tekstur tanah dan kepadatan mineral
tanah (pasir, debu, liat) dan partikel bahan organik (Brady, 2008).
Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menentukan
kemampuan tanah untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Tektur tanah akan
mempengaruhi

kemampuan

tanah

menyimpan

dan

menghantarkan

air,

menyimpan dan menyediakan hara tanaman. Tanah bertekstur pasir yaitu tanah
dengan kandungan pasir > 70 %, porositasnya rendah ( 35 %
kemampuan menyimpan air dan hara tanaman tinggi. Air yang ada diserap dengan

Universitas Sumatera Utara

energi yang tinggi, sehingga liat sulit dilepaskan terutama bila kering sehingga
kurang tersedia untuk tanaman. Tanah liat juga disebut tanah berat karena sulit
diolah, tanah berlempung, merupakan tanah dengan proporsi pasir, debu, dan liat
sedemikian rupa sehingga sifatnya berada diantara tanah berpasir dan berliat.
(Islami dan Utomo, 1995).
Oleh karena luas permukaan pasir adalah kecil, maka peranannya dalam
ikut mengatur sifat sifat kimia dan bahan organik tanah adalah kecil sekali.
Disamping itu, disebabkan fraksi pasir itu mempunyai luas permukaan yang kecil,
tetapi mempunyai ukuran yang besar, maka fungsi utamanya adalah sebagai
penyokong tanah dalam mana sekelilingnya terdapat partikel-partikel liat dan
debu yang lebih aktif (Hakim, dkk 1986).
Pengelompokan kelas tekstur yang digunakan adalah:
- Halus (h) : Liat berpasir, liat, liat berdebu
- Agak halus (ah) : Lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
Berdebu
- Sedang (s) : Lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung
berdebu, debu
- Agak kasar (ak) : Lempung berpasir
- Kasar (k) : Pasir, pasir berlempung
- Sangat halus (sh): Liat (tipe mineral liat 2:1)
(Djaenudin dkk, 2011).
Kandungan bahan organik meningkat cenderung dengan meningkatnya
kandungan liat. Ikatan antara liat dan bahan organik melindungi bahan tersebut
dari aksi dekomposisi oleh mikrobia tanah. Tingginya kandungan liat juga

Universitas Sumatera Utara

berpotensi tinggi untuk formasi agregat. Agregat makro akan melindungi bahan
organik dari mineralisasi lebih lanjut (Rice, 2002).
Istilah tekstur tanah berkaitan dengan kisaran ukuran partikel tanah, yaitu
partikel penyusunan tanah tertentu. Istilah tekstur tanah menyatakan distribusi
ukuran partikel terukur atau proporsi dari berbagai kisaran ukuran partikel yang
terdapat pada suatu tanah. Dalam pengertian ini tekstur tanah adalah atribut tanah
yang bersifat permanen dan alami, dan istilah ini paling sering digunakan untuk
mencirikan susunan fisik tanah. Metode tradisional pencirian ukuran partikel pada
tanah adalah membagi susunan ukuran partikel menjadi tiga kisaran ukuran
berbeda, dikenal sebagai fraksi tekstur atau bahan tunggal, yaitu pasir, debu dan
liat (Hillel, 1997).
Apabila tanah mengandung terlalu banyak liat, maka tanah tersebut dapat
menyimpan air dalam jumlah yang besar, akan tetapi air tidak mudah meresap
kedalam tanah tersebut karena air akan mengalir pada permukaan tanah dan
menyebabkan erosi. Atau apabila tanah berpasir, air akan mudah meresap tetapi
tidak dapat disimpan lama karena akan infiltrasi kelapisan bawahnya. Dengan
demikian, tanah yang ideal adalah tanah yang mempunyai tekstur yang kandungan
liat, pasir, dan debunya seimbang disebut lempung (loam) (Rachmiati, 2013).
Tekstur

tanah

menunjukkan

kasar

halusnya

tanah

berdasarkan

perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
dipengaruhi oleh faktor dan proses pembentukan tanah tersebut. Faktor
pembentukan tanah yang penting antara lain adalah bahan induk tanah. Bahan
induk bertekstur kasar cenderung menghasilkan tanah bertekstur kasar dan
sebaliknya (Hardjowigeno, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Debu merupakan fraksi tanah yang paling mudah tererosi, karena selain
mempunyai ukuran yang relatif halus, juga tidak mempunyai kemampuan untuk
membentuk ikatan (tanpa adanya bantuan bahan perekat/pengikat), karena tidak
mempunyai muatan. Berbeda dengan debu, liat meskipun berukuran halus, namun
karena mempunyai muatan, maka fraksi ini dapat membentuk ikatan
(Meyer dan Harmon, 1984).
Salah satu kelas tekstur tanah adalah lempung yang letaknya di sekitar
pertengahan segitiga tekstur. Lempung mempunyai komposisi yang seimbang
antara fraksi kasa, halus dan lempung sering dianggap sebagai tekstur yang
optimal untuk pertanian. Hal ini disebabkan oleh kapasitasnya menjerap hara pada
umumnya

lebih

baik

daripada

pasir.

Sementara

drainase,

aerasi

dan

kemudahannya diolah lebih baik daripada liat (Badan Litbang Pertanian, 2006).
Suhu Tanah
Suhu tanah merupakan suatu konsep yang bersifat luas, karena dapat
digunakan untuk menggolongkan sifat- sifat panas dari suatu system. Selain itu,
suhu tanah merupakan faktor penting dalam menentukan proses-proses fisika
yang terjadi di dalam tanah, serta pertukaran energy dan massa dengan atmosfer,
termasuk proses evaporasi dan aerasi (Kurnia dkk, 2006).
Suhu tanah berperan penting dalam mengendalikan aktifitas jasad hidup,
baik tanaman maupun kegiatan biologi tanah. Suhu berperan pula dalam
menentukan reaksi-reaksi kimia, sifat fisika dan fisika-kimia tanah. Panas yang
diterima tanah yang berasal dari radiasi matahari akan hilang melalui penguapan,
radiasi kedalam atmosfer sebagai radiasi gelombang panjang, memanaskan udara
dalam tanah dan tanah itu sendiri. Suhu tanah dapat dikontrol dengan pembuangan

Universitas Sumatera Utara

air berlebihan dengan pembuatan parit-parit drainase, perlindungan tanah dengan
tanaman dan penggunaan mulsa (Hakim, dkk, 1986).
Suhu tanah beragam menurut pola harian atau musiman. Di kedalaman 3
m, suhu agak konstan. Fluktuasi suhu terbesar berada diantara udara dan tanah,
daripada berada dibawah atau diatas tanah. Di bawah 15 cm, variasi suhu tanah
harian sangat kecil, namun bila terdapat bahan organik diatas permukaan tanah,
dapat mengurangi fluktuasi suhu tanah. Penggunaan mulsa dan berbagai macam
naungan dapat mengurangi jumlah radiasi matahari yang diserap tanah, hilangnya
energi dari tanah akibat radiasi, dan hilangnya air melalui evaporasi
(Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Evaluasi Sifat Fisika Tanah Tanaman Kopi (Coffea sp.) Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

4 52 56

Kajian Produksi Kopi Robusta (Coffea robusta Lindl.) Pada Beberapa Ketinggian , Kemiringan Lereng dan Jenis Tanah di Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

0 50 89

Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

0 15 67

Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

0 0 12

Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

1 6 2

Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

0 0 5

Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

0 1 3

Kajian Kandungan Bahan Organik Dan Sifat Fisik Tanah (Bulk Density, Tekstur, Suhu Tanah) Untuk Tanaman Kopi (Coffea Sp.) Di Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Dairi

0 0 16

Evaluasi Sifat Fisika Tanah Tanaman Kopi (Coffea sp.) Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

1 2 10

EVALUASI SIFAT FISIKA TANAH TANAMAN KOPI (Coffea sp.) BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN MANDAILING NATAL SKRIPSI

0 0 12