Modul Teknologi dalam Pembelajaran Untuk
LEMBAGA ADMINISTRASI
NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah mengamanatkan
bahwa salah satu upaya peningkatan kompetensi
sumber daya aparatur adalah melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan (diklat). Sebagai salah
satu tenaga kediklatan, Widyaiswara berperan
sebagai ujung tombak dalam meningkatkan
kompetensi peserta Diklat. Sejalan dengan
tuntutan peran tersebut, maka muncul pula
tuntutan akan hadirnya Widyaiswara-Widyaiswara
yang berkualitas tinggi. Disinilah peranan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Widyaiswara
dalam mengembangkan sistem pembinaan
Widyaiswara, mulai dari sistem rekruitmen
sampai dengan sistem pemberhentian.
Sebagai
bentuk
pembinaan
terhadap
Widyaiswara, LAN telah menyelenggarakan
program Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang
berdasarkan Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun
2005
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kewidyaiswaraan
Berjenjang. Program ini diselenggarakan dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan
kompetensi yang dimiliki oleh Widyaiswara, baik
di bidang metodologi maupun substansi, agar
i
sesuai dengan standar kompetensi Jabatan
Fungsional Widyaiswara, disamping juga untuk
memenuhi salah satu persyaratan kenaikan
jabatan/pangkat Widyaiswara.
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan
perubahan
maupun
masukan
dari
para
stakeholder, maka telah dilakukan revisi atas
Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun 2005 menjadi
Peraturan Kepala LAN No. 23 Tahun 2011 tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kewidyaiswaraan
Berjenjang.
Menindaklanjuti
revisi
tersebut,
maka
dijalankanlah penyempurnaan terhadap modulmodul yang telah ada, yang dikembangkan
sebagai bahan ajar minimal dalam kegiatan
Diklat
Kewidyaiswaraan
Berjenjang.
Penyempurnaan modul ini juga dilakukan dalam
rangka memenuhi Peraturan Kepala LAN No. 5
Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul
Pendidikan dan Pelatihan, yang mengamanatkan
agar isi modul selalu merupakan bahan terkini
(up-to-date), dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan.
Modul-modul
yang
direvisi
tersebut terdiri atas 10 (sepuluh) modul sebagai
standar/penjamin
kualitas
penyelenggaraan
program itu sendiri, yang terdiri atas: (1)
Penyusunan Kurikulum; (2) Penyusunan Bahan
Ajar; (3) Metode pembelajaran; (4) Teknologi
Dalam Pembelajaran; (5) Evaluasi Program Diklat;
(6) Komunikasi Persuasif; (7) Penulisan Karya Tulis
Ilmiah; (8) Kebijakan Pembinaan Widyaiswara; (9)
Integritas Widyaiswara; (10) Merancang Program
Diklat.
Dengan diterbitkannya revisi modul-modul
ini, diharapkan dapat menjawab tuntutan yang
semakin
meningkat
terhadap
kualitas
ii
penyelenggaraan
Diklat
Kewidyaiswaraan
Berjenjang maupun kualitas Widyaiswara yang
bersangkutan. Meskipun isi modul-modul ini telah
dikembangkan
dengan
seoptimal mungkin,
namun tak dapat dipungkiri masih terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu kami selalu mengharapkan saran dan
masukan dari para stakeholder demi peningkatan
kualitas
Diklat
sekaligus
kualitas
penyelenggaraan
Diklat
Kewidyaiswaraan
Berjenjang. Selanjutnya, kepada para penulis
modul Diklat ini yang telah banyak memberikan
kontribusi dan kerjasamanya dalam revisi modul,
kami sampaikan banyak terima kasih dan
penghargaan.
Akhirnya, semoga Tuhan selalu meridhoi
usaha kita semua. Amin.
Jakarta,
Desember 2012
Kepala
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia,
Agus Dwiyanto
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................
i
DAFTAR ISI.........................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN....................................
1
A. Latar Belakang................................
1
B. Deskripsi Singkat............................
5
C. Hasil Belajar....................................
5
D. Indikator Hasil Belajar.....................
6
E. Materi Pokok...................................
6
F. Metode.............................................
6
G. Media..............................................
7
H. Waktu.............................................
7
BAB II
PENGERTIAN TEKNOLOGI DALAM
PEMBELAJARAN...................................
8
A. Fungsi TIK dalam Pembelajaran..... 14
B. Seberapa
Penting
TIK
dalam
Pembelajaran..................................................... 15
C. Bagaimana Kedudukan TIK dalam
Pembelajaran.............................. 16
D. Rangkuman.................................... 21
E. Latihan........................................... 23
F. Evaluasi......................................... 24
iv
BAB III
TEKNOLOGI SEBAGAI SUMBER DAN ALAT
BELAJAR ............................................. 25
A. Model-model Pemanfaatan TIK Untuk
Kegiatan Pembelajaran.................. 29
B. Rangkuman.................................... 34
C. Latihan........................................... 36
D. Evaluasi......................................... 37
BAB IV
RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI DALAM
PEMBELAJARAN................................... 38
A. Buku Elektronik.............................. 46
B. E-Learning...................................... 47
C. Aplikasi Lain................................... 50
D. Rangkuman.................................... 52
E. Latihan........................................... 53
F. Evaluasi......................................... 53
BAB V
KESIMPULAN....................................... 54
DAFTAR PUSTAKA............................................. 57
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi merupakan alat atau sarana teknis
yang
digunakan
manusia
untuk
meningkatkan perbaikan/ penyempurnaan
lingkungannya. Teknologi merupakan suatu
pengetahuan tentang cara menggunakan
alat dan mesin untuk melaksanakan tugas
secara efisien. Selain itu, teknologi dapat
juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat,
dan sistem yang digunakan untuk membuat
hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui
pemanfaatan
teknologi
memungkinkan
orang dapat berkomunikasi dengan lebih
baik dan lebih cepat. Teknologi ada di manamana
dan
manusia
dapat
membuat
menjadi
kehidupan
lebih
baik
(http://www.bergen.org/technology/defin.ht
ml).
Yang menjadi esensi dari rumusan di atas
adalah bahwa teknologi itu pada dasarnya
merupakan pengetahuan yang menjawab
pertanyaan
tentang
bagaimana
(“know
how”). Dengan memanfaatkan teknologi,
1
pekerjaan atau tugas dapat dilaksanakan
secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya
dalam
kegiatan
seorang
pembelajaran
Widyaiswara
melaksanakan
adalah
yang
pembaharuan
telah
terhadap
“know how” dalam membelajarkan para
peserta diklatnya sehingga terjadi efisiensi.
Berikut
ini
penerapan
disajikan
teknologi
contoh
tentang
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Seorang
Widyaiswara
memperkenalkan
metode pembelajaran yang menekankan
pengembangan
kemampuan/keterampilan
bertanya di kalangan para peserta diklat
sebagai
ganti
Manakala
dari
metode
ceramah.
kemampuan/keterampilan
bertanya telah tumbuh dan berkembang di
kalangan para peserta diklatnya, berarti
sang
Widyaiswara
menerapkan
teknologi
telah
dalam
berhasil
kegiatan
pembelajarannya. Atau, sang Widyaiswara
telah melakukan suatu pembaharuan dalam
kegiatan pembelajaran.
Dalam
konteks
tersebut
di
atas,
Widyaiswara tidak lagi harus sepenuhnya
berceramah selama jam pelajaran yang
2
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
berlangsung.
Tetapi
Widyaiswara
lebih
cenderung berfungsi sebagai fasilitator yang
memfasilitasi
terjadinya
kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Para
peserta
diklat
juga
dikondisikan
untuk
berlatih mencari/menggali sendiri berbagai
informasi yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang dibahas atau didiskusikan. Di
samping
itu,
para
peserta
diklat
juga
dikondisikan untuk berlatih mengemukakan
pendapatnya terhadap suatu kasus atau
pemikiran yang disampaikan Widyaiswara.
Dalam
kegiatan
demikian
ini,
pembelajaran
sang
yang
Widyaiswara
telah
berinisiatif untuk melakukan pembaharuan
khususnya di bidang metode pembelajaran.
Pemahaman lain mengenai teknologi dalam
konteks
pembelajaran
di
kelas
adalah
sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005)
yang
digunakan
untuk
melakukan
perbaikan/penyempurnaan
kegiatan
pembelajaran sehingga para peserta diklat
menjadi lebih otonom dan kritis dalam
menghadapi masalah, yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan hasil kegiatan
belajar
peserta
diklat
(Karsenti,
2005).
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
3
Teknologi dapat dan benar-benar membantu
peserta diklat mengembangkan semua jenis
keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat
mendasar
sampai
dengan
tingkat
keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi
(MacKinnon, 2005).
Istilah teknologi sudah sering digunakan di
dalam
dalam
kehidupan
kegiatan
sehari-hari
termasuk
pembelajaran.
Sekalipun
sudah sering digunakan, namun tampaknya
masih terjadi pemahaman yang berbeda
mengenai
istilah
teknologi.
sebagian
orang
yang
Bahkan
agak
ada
berlebihan
pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan
teknologi itu dengan komputer atau internet
saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan
mengenai teknologi, maka yang terlintas di
dalam pemikiran yang bersangkutan adalah
komputer
atau
internet.
Padahal
dalam
penerapannya di lingkungan pembelajaran
dapatlah dikatakan bahwa teknologi juga
mencakup
perangkat
keras,
perangkat
lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan
infrastruktur
dengan
(akuisisi),
4
yang
fungsinya
berkaitan
pengambilan,
pengumpulan
pengolahan,
penyimpanan,
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
penyebaran,
dan
penyajian
informasi
dengan
beberapa
(materi pelajaran).
Apabila
contoh
dihadapkan
yang
pemahaman
telah
dikemukakan,
mengenai
teknologi
maka
dalam
pembelajaran tidak lagi hanya sebatas pada
hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti
komputer, internet dan LCD projector atau
sekarang dengan pemanfaatan media tiga
dimensi hologram; tetapi juga mencakup
yang konvensional, seperti bahan cetakan,
kaset
audio,
(OHT)/Overhead
Overhead
Projector
Transparancy
(OHP),
bingkai
suara (sound slides), radio, dan TV serta flip
charts yang pada masanya masing-masing
merupakan
salah
satu
bentuk
sarana
teknologi dalam pembelajaran.
Modul
ini
bertujuan
untuk
memberikan
acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan
belajar
mengajar
dalam
Mata
Diklat
Teknologi dalam Pembelajaran untuk Progam
Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Lanjutan.
Berikut ini beberapa hal mengenai deskripsi
singkat, hasil belajar, indikator hasil belajar,
materi pokok, metode, media, dan waktu
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
5
pemebelajaran
yang
dikaitkan
dengan
substansi modul ini.
B. Deskripsi Singkat
Mata
diklat
ini
membahas
tentang
pengertian Teknologi dalam Pembelajaran,
teknologi sebagai sumber dan alat belajar
(manfaat),
ragam
Teknologi
dalam
Pembelajaran, serta aplikasi pemanfaatan
teknologi.
C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diharapkan
dapat
memilih
memanfaatkan
teknologi
dalam
dan
program
diklat.
D. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat:
1.
Menjelaskan
2.
dalam pembelajaran;
Menjelaskan teknologi sebagai sumber
3.
dan alat belajar (manfaat);
Mengidentifikasi
ragam
4.
dalam pembelajaran;
Menentukan jenis teknologi yang akan
pengertian
dimanfaatkan dalam
program diklat.
6
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
teknologi
teknologi
E. Materi Pokok
Materi pokok dalam mata diklat ini adalah:
1.
Pengertian
teknologi
dalam
F.
2.
pembelajaran;
Teknologi sebagai sumber dan alat
3.
4.
belajar;
Ragam teknologi;
Jenis teknologi.
Metode
Metode
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
pembelajaran
yang
digunakan
Ceramah;
Tanya jawab;
Latihan;
Demonstrasi;
Praktik.
G. Media
Media
pembelajaran
yang
dipergunakan
adalah:
1.
2.
3.
Modul;
Slide;
Kasus.
H. Waktu
Alokasi waktu: 10 JP
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
7
BAB II
PENGERTIAN TEKNOLOGI
DALAM PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat
menjelaskan pengertian teknologi dalam
pembelajaran
Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia
untuk memahami gejala dan fakta alam, dan
melestarikan
pengetahuan
tersebut
secara
konseptional dan sistematis. Sedangkan teknologi
adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan
itu
untuk
kepentingan
dan
kesejahteraan. Karena hubungan tersebut maka
perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait
dengan perkembangan teknologi, demikian pula
sebaliknya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai ciri eksponensial yaitu semakin lama
semakin cepat, karena hasil dari suatu tahap
menjadi dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya.
Ditinjau
dari
peran
ekonominya
teknologi
merupakan pendorong utama bagi penciptaan
nilai tambah ekonomis. Nilai tambah ini dinikmati
oleh para pelaku ekonomi, sehingga menaikkan
kualitas kehidupannya. Dengan naiknya kualitas
8
kehidupan maka semakin besar pula dorongan
untuk penciptaan nilai tambah agar peningkatan
kualitas hidup itu berkesinambungan.
Tidak
mengherankan
bahwa
bukan
saja
perkembangannya semakin cepat tapi peranan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dalam
masyarakat modern bertambah lama bertambah
penting.
Pengembangan
ilmu
pengetahuan
berjalan aktif di segala bidang yaitu kesehatan,
pertanian,
ekonomi,sosial, pengetahuan alam
dan sebagainya. Akan tetapi jika diamati lebih
teliti ada empat bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi strategis yang akan menentukan masa
depan dunia, dan karena itu akan berkembang
dengan cepat dan dengan prioritas yang tinggi
bagi
umat
manusia,
yaitu
:Material,
Energi,
Mikroelektronik dan Bioteknologi. Secara umum
teknologi dewasa ini telah merambah kepada
berbagai aspek di masyarakat, tidak hanya untuk
industri, ekonomi, sosial tapi juga pendidikan dan
khususnya pembelajaran.
Proses dan produk teknologi yang dihasilkan,
tidak semuanya dapat dimanfaatkan dan secara
relevan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
terutama untuk proses dan hasil pembelajaran.
Produk
teknologi
seperti
bioteknologi,
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
9
mikroteknologi
dan
material
tidak
secara
langsung digunakan sebagai alat dan bahan
untuk pembelajaran. Dengan demikian teknologi
yang
secara
langsung
relevan
dengan
pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna
pembelajaran itu sendiri.
Ase Suherlan (2000 : 48) mengemukakan bahwa
pembelajaran
komunikasi
pada
yang
hakikatnya
transaksional
merupakan
yang
bersifat
timbal balik baik diantara Widyaiswara dengan
peserta diklat maupun peserta diklat dengan
peserta diklat dan lingkungan belajar dalam
upaya mencapaian tujuan pembelajaran. Dari
makna pembelajaran di atas terdapat makna inti
bahwa pembelajaran harus mengandung unsur
komunikasi
dan
informasi.
Dengan
demikian
produk dan proses teknologi yang dibutuhkan
dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik
tersebut.
Dengan
berhubungan
adalah
demikian
langsung
teknologi
teknologi
dengan
informasi
yang
pembelajaran
dan
komunikasi
(Information Communication and Technology).
Teknologi
pelaksanaan
menangkap,
mengambil,
Informasi
dan
menekankan
pemprosesan
mentransmisikan,
memanipulasi
atau
data
pada
seperti
menyimpan,
menampilkan
data dengan menggunakan perangkat-perangkat
10
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
teknologi elektronik terutama komputer. Makna
teknologi
informasi
menggambarkan
secara
tersebut
belum
langsung
kaitannya
dengan sistem komunikasi, namum lebih pada
pengolahan
teknologi
data
dan
komunikasi
penggunaan
perangkat
informasi.
Sedangkan
menekankan
teknologi
pada
elektronika
yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian
tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data
dan informasi yang diolah dengan teknologi
informasi harus memenuhi kriteria komunikasi
yang efektif.
Sebagai contoh salah satu aplikasi Teknologi
Informasi
dan
conference,
Komunikasi
yang
adalah
menggunakan
video
teknologi
informasi untuk menghubungkan (networking)
antar client dengan fasilitas internet, pesanpesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak
diterima, diolah, dianalisis dan ditransmisikan,
oleh teknologi informasi sehingga sampai pada
masing-masing pihak melalui internet dengan
jaringan
satelit
komunikasi
atau
adalah
kabel.
Peran
mengatur
teknologi
mekanisme
komunikasi antar kedua belah pihak dengan cara
desain komunikasi yang sesuai, visualisasi jelas,
pesan teks, suara, video memenuhi standar
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
11
komunikasi,
pengaturan
feed
back
sehingga
komunikasi berlangsung menjadi dua arah.
Secara
lebih
ringkas,
Martin
(2006:18)
mengemukakan adanya keterkaitan erat antara
Teknologi Informasi dan Komunikasi, teknologi
informasi lebih pada sistem pengolahan informasi
sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk
pengiriman
informasi
(information
delivery).
Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
di
ranah
pendidikan
dan
pelatihan
(diklat)
memadukan kedua unsur teknologi informasi dan
teknologi komunikasi menjadi Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dengan tujuan peserta
diklat
dan
Widyaiswara
memiliki
kompetensi
untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai
perangkat keras dan perangkat lunak untuk
mengolah, menganalisis dan mentransmisikan
data dengan memperhatikan dan memanfaatkan
teknologi
komunikasi
untuk
memperlancar
komunikasi dan produk teknologi informasi yang
dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan bahan
komunikasi pembelajaran, untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
TIK dikatakan dapat memberikan suatu solusi
praktis
kuantitas
12
untuk
meningkatkan
pemebalajaran.
kualitas
Dalam
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
kaitan
dan
ini,
keberhasilan
untuk
memecahkan
masalah
pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah
pada
peningkatan
pemeblajaran
kualitas
adalah
dan
kuantitas
sepenuhnya
sangat
ditentukan oleh Widyaiswara yang melaksanakan
pemanfaatan TIK itu sendiri. Disadari bahwa TIK
tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas
tunggal, dan prestasi belajar peserta diklat tidak
semata-mata
hanya
ditentukan
oleh
sebaik
apapun para peserta diklat mencapai hasil tes
standar, tetapi ditentukan juga oleh kemampuan
peserta diklat untuk menggunakan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis,
berpikir
analitis,
membuat
inferensi,
dan
pemecahan masalah).
Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa
pada
umumnya
dimanfaatkan
fasilitas/peralatan
untuk
kegiatan
TIK
pembelajaran
karena potensinya antara lain yang dapat:
1.
2.
Membuat
konkrit
misalnya
untuk
konsep
yang
abstrak,
menjelaskan
sistem
peredaran darah;
Membawa obyek yang berbahaya atau sukar
didapat
ke
dalam
lingkungan
seperti:
binatang-binatang
buas,
belajar,
atau
penguin dari kutub selatan;
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
13
3.
Menampilkan
4.
seperti pasar, candi borobudur;
Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat
dengan
5.
obyek
mata
organisme;
Mengamati
yang
terlalu
telanjang,
gerakan
besar,
seperti:
mikro
terlalu
cepat,
yang
misalnya dengan slow motion atau time6.
lapse photograhy;
Memungkinkan peserta diklat berinteraksi
7.
langsung dengan lingkungannya;
Memungkinkan keseragaman pengamatan
dan
persepsi
bagi
8.
peserta diklat;
Membangkitkan
9.
diklat;
Menyajikan
pengalaman
motivasi
informasi
belajar
belajar
peserta
belajar
secara
konsisten, akurat, berkualitas dan dapat
diulang
penggunaannya
atau
disimpan
sesuai dengan kebutuhan; atau
10. Menyajikan pesan atau informasi belajar
secara serempak untuk lingkup sasaran
yang
sedikit/kecil
mengatasi
batasan
atau
waktu
banyak/luas,
(kapan
saja)
maupun ruang di mana saja).
TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam
membantu peningkatan efektivitas pembelajaran
berdasarkan referensi penelitian yang dirujuk Ade
Kusnandar
(2001:98).
Potensi
TIK
dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut:
14
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
yang
1.
10%
informasi
diperoleh
dengan
cara
2.
membaca (teks);
20% informasi diperoleh
dengan
cara
3.
mendengar (suara);
30% informasi diperoleh
dengan
cara
4.
melihat (grafis/foto);
50% informasi diperoleh
dengan
cara
5.
melihat dan mendengar (video/animasi).
80% informasi diperoleh dengan cara
6.
berbicara.
80% informasi
diperoleh
dengan
cara
berbicara dan melakukan (interaktif).
A. Fungsi
TIK
dalam
Pembelajaran
Berikut
ini
beberapa
fungsi
TIK
dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1.
TIK berfungsi sebagai gudang ilmu
pengetahuan, dapat berupa referensi
berbagai
ilmu
pengetahuan
yang
tersedia dan dapat diakses melalui
fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan,
jaringan pakar, jaringan antara institusi
2.
pemebalajaran, dan lain-lain;
Fungsi
TIK
sebagai
alat
bantu
pembelajaran dapat berupa alat bantu
mengajar bagi Widyaiswara, alat bantu
belajar bagi peserta diklat, serta alat
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
15
bantu
3.
interaksi
antara
Widyaiswara
dengan peserta diklat;
Fungsi
TIK
sebagai
pembelajaran
di
fasilitas
pusdiklat
dapat
berupa pojok internet, perpustakaan
digital, kelas virtual, lab multimedia,
papan elektronik, dan lain-lain.
B. Seberapa Penting TIK dalam
Pembelajaran?
Seperti
uraian
diantaranya
di
atas,
sebagai
fungsi
alat
TIK
bantu
pembelajaran, sumber ilmu pengetahuan
untuk
optimalisasi
pembelajaran.
proses
dan
Terlebih
hasil
kerangka
pembelajaran (frame work of instructional)
tentang telah mengalami perubahan. Berikut
ini beberapa perubahan yang dimungkinkan
dengan adanya pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran:
Dari
Pembelajaran
berorientasi
Widyaiswara
16
Ke
Pembalajaran
pada berorientasi
Peserta Diklat
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
pada
Stimulasi Satu indra
Stimulasi Ragam Indra
Perkembangan
Satu Perkembangan
Arah
Kerangka
Berbagai Arah
Kerja Kerangka
Kerja
Terisolasi
Penyampaian Informasi
Pemebalajaran Pasif
Pemikiran Faktual
Pengambilan Keputusan
Kolaborasi
Pertukaran Informasi
Pembelajaran Aktif
Pemikiran Kritikal
Pengambilan Keputusan
berdasarkan
berdasarkan informasi
Pengetahuan
Respon reaktif
Respon proaktif
Pengetahuan terisolasi
Pengetahuan Asli
Konteks Buatan
Konteks Dunia Nyata
Sumber : http://pustekkom.or.id
C. Bagaimana
Kedudukan
TIK
dalam Pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran di pusdiklat
selalu akan terkait dua pihak utama yaitu
peserta
diklat
dan
Widyaiswara.
Yang
diharapkan terjadi diantara keduanya adalah
interaksi
pedagogis
transaksional.
Baik
yang
intensif
Widyaiswara
dan
maupun
peserta diklat memiliki peran untuk saling
memberikan
informasi
(knowledge
sharring). Peserta diklat tidak dipandang
sebagai individu yang pasif namun aktif
sebagai
pembelajar.
Untuk
terjadinya
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
17
interaksi inilah dibutuhkan alat (tools) yang
berbasis TIK. Secara umum ada 3 fungsi TIK
dalam pembelajaran ini, yaitu :
1.
Sebagai alat bantu Widyaiswara;
2.
Sebagai alat bantu interaksi peserta
diklat dan Widyaiswara;
3.
Sebagai alat bantu peserta diklat.
Sebagai alat bantu Widyaiswara, beberapa
contoh
aplikasi
diantaranya
:
(1)
alat
evaluasi peserta diklat (student evaluation
system), (2) Sumber referensi bahan ajar
(Knowledge reference), (3) Evaluasi kinerja
peserta
diklat
performance),
simulation
(4)
simulasi
system),
pembelajaran
system),
(student
(6)
animation),
evaluation
kasus
(case
(5)
Multimedia
(multimedia
instructionl
animasi
(7)
peristiwa
komunikasi
(event
antar
Widyaiswara(inter teacher communication).
Sebagai alat bantu interaksi peserta diklat
dan Widyaiswara, dalam hal ini TIK dapat
berperan sebagai alat untuk mengefektifkan
dan meningkatkan kadar interaksi antara
peserta
diklat
dan
Widyaiswara.
Selain
interaksi langsung (direct interaction), juga
interaksi maya (virtual interaction). Interaksi
18
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
maya
memiliki
kelebihan
karena
dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja “any
time
any
where”
dapat
mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, internet
adalah media yang cocok untuk tujuan
tersebut. Contoh aplikasi TIK sebagai alat
bantu interaksi diantaranya : (1) komunikasi
Widyaiswara peserta diklat (teacher-student
communication
kelompok
system),
studi
manajemen
(2)
(workshop
kelas
terpadu
kolaborasi
system),
(3)
(integrated
cource system).
Sebagai alat bantu peserta diklat. Peran
peserta diklat yang utama adalah belajar
“learning”,
belajar
membutuhkan
cukup
banyak bahan dan alat, TIK memiliki peran
yang strategis untuk membantu masalah
tersebut. Contoh aplikasi TIK sebagai alat
bantu bagi belajar peserta diklat adalah; (1).
Buku interaktif (interactive story book), (2)
belajar mandiri (self learning system), (3)
latihan
soal
multimedia
(cources
untuk
practising),
belajar,
(5)
(4)
simulasi
pembelajaran (simulation tools), (6) alat
karya peserta diklat (productivity tools), (7)
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
19
komunikasi
antar
peserta
diklat
(intra
communication tools).
Dengan
memperhatikan
berbagai
hal
sebagaimana dikemukakan di atas, jelas
sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup
berarti
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya
individuasi,
akselerasi,
perluasan,
efektivitas
pengayaan,
dan
produktivitas
pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
infrastruktur pengembangan sumber daya
manusia
secara
keseluruhan.
Melalui
penggunaan TIK setiap peserta diklat akan
terangsang
untuk
belajar
maju
berkelanjutan sesuai dengan potensi dan
kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran
dengan
menggunakan
TIK
menuntut
kreativitas dan kemandirian diri sehingga
memungkinkan mengembangkan
semua
potensi yang dimilikinya.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan
modern
di
kemandirian
mampu
20
abad-21
sangat
beradaptasi
ini
kreativitas
diperlukan
dengan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
dan
untuk
berbagai
tuntutan.
Kreativitas
sangat
diperlukan
dalam hidup ini dengan beberapa alasan
antara
lain:
pertama,
kreativitas
memberikan peluang bagi individu untuk
mengaktualisasikan
kreativitas
menemukan
pemecahan
dirinya,
memungkinkan
berbagai
masalah,
kedua,
orang
alternatif
ketiga,
dapat
dalam
kreativitas
dapat memberikan kepuasan hidup, dan
keempat,
kreativitas
memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan
kemampuan
berfikir
kelancaran,
keluwesan,
yang
memiliki
keaslian,
dan
perincian. Sedangkan dari segi afektifnya
kreativitas ditandai dengan motivasi yang
kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas
majemuk, berani menghadapi resiko, tidak
mudah putus asa, menghargai keindahan,
memiliki rasa humor, selalu ingin mencari
pengalaman baru, menghargai diri sendiri
dan orang lain, dan sebagainya. Karya-karya
kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki
nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat
dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian
sangat diperlukan dalam kehidupan yang
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
21
penuh tantangan ini sebab kemandirian
merupakan kunci utama bagi individu untuk
mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan
dalam kehidupannya. Kemandirian didukung
dengan
kualitas
pribadi
yang
ditandai
dengan penguasaan kompetensi tertentu,
konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif
dalam
berfikir
dan
mengendalikan
bertindak,
dirinya,
dan
mampu
memiliki
komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas
dan
kemandirian
tersebut,
maka
dapat
dikatakan bahwa TIK memberikan peluang
untuk
berkembangnya
kreativitas
dan
kemandirian peserta diklat. Pembelajaran
dengan dukungan TIK memungkinkan dapat
menghasilkan karya-karya baru yang orsinil,
memiliki
nilai
yang
tinggi,
dan
dapat
dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan
yang lebih bermakna. Melalui TIK peserta
diklat akan memperoleh berbagai informasi
dalam
lingkup
mendalam
yang
lebih
sehingga
luas
dan
meningkatkan
wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan
yang
kondusif
kemandirian
anak
pengembangan
22
bagi
berkembangnya
terutama
kompetensi,
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
dalam
hal
kreativitas,
kendali diri, konsistensi, dan komitmennya
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
pihak lain.
D. Rangkuman
Pada bab ini kesimpulan yang bisa kita ambil
bahwa pembelajaran
harus mengandung
unsur komunikasi dan informasi. Dengan
demikian teknologi yang secara langsung
relevan
dengan
pembelajaran
adalah
disesuaikan dengan makna pembelajaran itu
sendiri. Dengan demikian teknologi yang
berhubungan
pembelajaran
dan
langsung
adalah
dengan
teknologi
komunikasi
informasi
(Information
Communication and Technology).
Teknologi
Informasi
menekankan
pada
pelaksanaan dan pemprosesan data seperti
menangkap, mentransmisikan, menyimpan,
mengambil,
memanipulasi
atau
menampilkan data dengan menggunakan
perangkat-perangkat
terutama
komputer.
teknologi
elektronik
Makna
teknologi
informasi tersebut belum menggambarkan
secara langsung kaitannya dengan sistem
komunikasi, namun lebih pada pengolahan
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
23
data dan informasi. Sedangkan teknologi
komunikasi menekankan pada penggunaan
perangkat teknologi elektronika yang lebih
menekankan
pada
aspek
ketercapaian
tujuan dalam proses komunikasi, sehingga
data dan informasi yang diolah dengan
teknologi informasi harus memenuhi kriteria
komunikasi yang efektif.
Pembelajaran
Komunikasi
Teknologi
di
ranah
Informasi
dan
pendidikan
dan
pelatihan (diklat) memadukan kedua unsur
teknologi
informasi
dan
teknologi
komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
(TIK) dengan tujuan peserta
diklat dan Widyaiswara memiliki kompetensi
untuk memanfaatkan teknologi informasi
sebagai perangkat keras dan perangkat
lunak untuk mengolah, menganalisis dan
mentransmisikan
memperhatikan
data
dan
dengan
memanfaatkan
teknologi komunikasi untuk memperlancar
komunikasi dan produk teknologi informasi
yang dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan
bahan
komunikasi
pembelajaran,
meningkatkan kualitas pembelajaran.
24
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
untuk
Dengan
memperhatikan
berbagai
hal
sebagaimana dikemukakan di atas, jelas
sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup
berarti
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya
individuasi,
perluasan,
akselerasi,
efektivitas
pengayaan,
dan
produktivitas
pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
infrastruktur pengembangan sumber daya
manusia
secara
keseluruhan.
Melalui
penggunaan TIK setiap peserta diklat akan
terangsang
untuk
belajar
maju
berkelanjutan sesuai dengan potensi dan
kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran
dengan
menggunakan
TIK
menuntut
kreativitas dan kemandirian diri sehingga
memungkinkan
mengembangkan
semua
potensi yang dimilikinya.
E. Latihan
1.
Jelaskan bahwa pembelajaran harus
mengandung
2.
3.
unsur
komunikasi
dan
informasi ?
Jelaskan peran teknologi komunikasi ?
Jelaskan keterkaitan antara teknologi
informasi dan komunikasi ?
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
25
4.
Jelaskan
apa
menjadikan
saja
fasilitas/peralatan
dimanfaatkan
5.
potensi
untuk
yang
TIK
kegiatan
pembelajaran ?
Sebutkan beberapa fungsi TIK dalam
pembelajaran ?
F.
Evaluasi
Jelaskan
bagaimana
kemandirian
mampu
sangat
beradaptasi
kreativitas
diperlukan
dengan
dan
untuk
berbagai
tuntutan pada saat sekarang terutama pada
pembelajaran diklat.
26
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
BAB III
TEKNOLOGI SEBAGAI
SUMBER DAN ALAT BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat : Menjelaskan teknologi sebagai
sumber dan alat belajar (manfaat)
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada
tahun 1999, dikemukakan bahwa relatif kecil
prosentase
jumlah
Widyaiswara
(20%)
yang
menyampaikan bahwa mereka mempersiapkan
diri secara baik untuk mengintegrasikan TIK ke
dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh,
seorang trainer mengatakan “Saya menggunakan
komputer di kelas sebagai upaya pengayaan
terhadap topik materi yang telah dibahas”, “Para
trainees
menggunakan
internet
untuk
mendapatkan berbagai informasi yang perlu bagi
laporan
powerpoint
mereka”,
untuk
“Saya
menggunakan
mempersiapkan
semua
presentasi saya di dalam kelas” (US Department
of Education, 1999).
27
Seperti yang dilustrasikan di paragraf di atas,
terdapat beberapa tahapan untuk memanfaatkan
TIK
dalam
pemebelajaran.
Pertama-tama,
tentukan dulu tujuan pemanfaatan TIK dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, yang tentunya
haruslah
mengacu
pada
tujuan
pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus.
Apakah
TIK
dimanfaatkan
untuk
mendukung
inkuiri, meningkatkan komunikasi, memperluas
akses ke berbagai sumber, membimbing peserta
diklat untuk menganalisis dan memvisualisasikan
data,
memungkinkan
pengembangan
produk,
dilakukannya
atau
mendorong
pengungkapan gagasan? Kedua, pilihlah jenis TIK
yang sesuai dengan kebutuhan dan dilanjutkan
dengan
pengembangan
Kembangkanlah
suatu
kurikulum.
rencana
untuk
mengevaluasi pekerjaan peserta diklat dan juga
penilaian dampak dari pemanfaatan teknologi.
Pengembangan
kemampuan
profesional
Widyaiswara yang sesuai dengan perkembangan
tuntutan/kebutuhan
adalah
penting
untuk
dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan
demikian, ada kesempatan bagi Widyaiswara
untuk belajar, tidak hanya yang terkait dengan
cara-cara pemanfaatan TIK baru tetapi juga
tentang
28
cara-cara
menyajikan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
materi
pembelajaran
kegiatan
yang
lainnya
bermakna,
yang
dan
berbagai
terkait
dengan
pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Tetapi
lebih
dari
pelatihan
sekedar
Widyaiswara
cara
haruslah
memanfaatkan
TIK
(termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi
pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse)
keterampilan teknologis ke dalam proses belajar”
(Sulla, 1999).
Pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama,
sumber belajar yang dirancang atau secara
sengaja dibuat untuk pembelajaran disebut juga
learning resources by design misalnya : buku,
brosur, ensiklopedia, film, video, tape, slide, film
strip,
dan
lain-lain;
kedua
sumber
belajar
dimanfaatkan dan tidak secara sengaja dirancang
untuk pembelajaran
Sumber
belajar
ini
yang ada disekitar kita.
disebut
juga
learning
resources by utilization, misalnya alam sekitar,
pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan
sebagainya. Semua sumber belajar baik yang
dirancang maupun yang tidak dirancang dapat
diklasifikasikan yang meliputi : orang, peralatan,
teknik dan metode, dan lingkungan. Secara rinci
sumber belajar terdiri dari :
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
29
JENIS
CONTOH
DIRANCAN DIGUNAKA
SUMBE
R
G
PENGERTIAN
N
BELAJA
R
1. Pesan
Informasi
Bahan-
Cerita
(Messag
yang harus
bahan
rakyat,
e)
disalurkan
pelajaran
dongeng,
oleh
legenda,
komponen
nasihat,
lain
dan lain-
berbentuk
lain.
ide, fakta,
pengertian,
2. Manusia
(People)
data
Orang-orang
Widyaiswar
Pemuka
yang
a / peserta
masyarakat
menyampaika
diklat,
,
n informasi
pembicara
pengusaha,
atau
pakar,
politisi,
menyalurkan
konsultan,
pimpinan
pesan
kantor,
(informasi
responden,
pembelajaran
dan lain-
Bahan
)
Sesuatu bisa
Transparans
lain
Relief,
(materia
disebut media
i, film slide,
candi, arca,
l)
/ software
buku,
peralatan
yang
gambar,
teknik, dan
mengandung
liflet,
lain-lain.
pesan untuk
brosur,
30
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
disajikan
modul,
melalui
digital
pemakaian
library (CD
peralatan
Sesuatu
buku)
OHP,
Generator,
Peralata
dapat disebut
Multimedia
peralatan
n
media
projector,
kesenian,
(device)
(hardware,
Slide
alat-alat
yang
projector,
kendaraan,
menyalurkan
Film, TV,
mesin, dan
pesan, untuk
Kamera,
lain-lain.
disajikan
Whiteboard
4.
bersama
dengan
software)
Prosedur yang
Ceramah,
Permainan,
metode
disiapkan
diskusi,
saresehan,
(techni-
dalam
Contextual
percakapan
que)
memperguna
Teaching
biasa
kan bahan
Learning,
(spontanita
pelajaran,
Simulasi,
s), dan lain-
peralatan,
Demonstras
lain.
situasi,
i, Kuliah,
kondisi
Seminar,
peralatan
Belajar
untuk
Mandiri.
5. Teknik /
menyampaika
6.
Lingkun
n pesan
Situasi sekitar
Ruang
Taman,
dimana pesan
kelas,
kebun,
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
31
gan
disalurkan /
laboratoriu
gunung,
(Setting)
ditransmisika
m seni,
bukit,
n
perpustaka
museum,
an,
toko,
auditorium
tempat
wisata.
Berdasarkan tabel tersebut TIK terdapat pada
peralatan (device) atau tools dan juga pada
bahan pembelajaran (teaching materials)
A. Model-model Pemanfaatan TIK
Untuk Kegiatan Pembelajaran
Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk
menentukan model pemanfaatan TIK yang
akan
diterapkannya
pembelajaran.
dalam
Penentuan
kegiatan
model
pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan
dengan berbagai kondisi yang ada, seperti:
ketersediaan
fasilitas
TIK
di
pusdiklat
(apakah lengkap untuk setiap peserta diklat
atau peserta diklat harus berpasangan),
tingkat
kemampuan
Widyaiswara
atau
keterampilan
mengoperasikan
fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas
TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat
kemampuan
diklat
32
atau
keterampilan
mengoperasikan
peserta
fasilitas/peralatan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat
terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat.
Apabila kondisi obyektif yang ada memang
memungkinkan
peserta
diklat
untuk
melakukan kegiatan belajar berbasis TIK,
maka
model
pemanfaatan
TIK
yang
mendukung adalah model yang terintegrasi
dalam
kegiatan
mungkin
pembelajaran
tidak
terintegrasi
ini
sekalipun
sepenuhnya.
hanya
dapat
Model
diterapkan
apabila setiap peserta diklat telah memiliki
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
mengoperasikan fasilitas TIK di samping
tidak
memiliki
kendala/hambatan
untuk
memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat.
Model
pemanfaatan
pembelajaran
yang
TIK
untuk
kedua
kegiatan
yang
dapat
diterapkan adalah model campuran (mixed
model) dengan porsi yang lebih besar pada
pemanfaatan
TIK
dalam
kegiatan
pembelajaran. Model campuran ini dapat
dibedakan menjadi:
1.
Model campuran yang sebagian besar
kegiatan
pembelajaran
dilakukan
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
33
dengan
pemanfaatan
sebagian
kecil
saja
pembelajaran
dari
secara
dilakukan
tatap
Widyaiswara
merencanakan
pembelajaran
muka.
memang
ada
yang
hanya
kegiatan
yang
Widyaiswara
Artinya,
TIK;
kegiatan
diselenggarakan
secara tatap muka dan ada pula yang
diselenggarakan melalui pemanfaatan
TIK.
2.
Model campuran yang sebagian besar
kegiatan
secara
pembelajaran
tatap
kegiatan
muka;
dilakukan
sedangkan
pembelajaran
pemanfaatan
TIK
hanya
melalui
dilakukan
dalam persentase yang lebih kecil.
Dalam hal ini, Widyaiswara memang
merencanakan
pembelajaran
ada
yang
kegiatan
diselenggarakan
melalui memanfaatkan TIK.
Penerapan model campuran ini didasarkan
atas pertimbangan mengenai ketersediaan
fasilitas TIK di pusdiklat. Manakala fasilitas
TIK
yang
tersedia
dimanfaatkan
individual
atau
di
peserta
pusdiklat
dapat
diklat
secara
setidak-tidaknya
secara
berpasangan, dan fasilitas TIK yang sama
34
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
juga dapat dimanfaatkan peserta diklat di
luar jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas
TIK
juga
tersedia
di
lingkungan
sekitar
peserta diklat (peserta diklat tidak akan
mengalami kesulitan atau hambatan dalam
memanfaatkan fasilitas TIK), maka model
campuran yang pertama dapat diterapkan
Widyaiswara.
Sebaliknya,
manakala
fasilitas
TIK
yang
tersedia di pusdiklat terbatas jumlahnya
sehingga hanya dapat dimanfaatkan peserta
diklat secara berpasangan, trio atau bahkan
kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak
mungkin dimanfaatkan peserta diklat di luar
jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas TIK
yang tersedia di lingkungan sekitar peserta
diklat juga sangat terbatas, maka model
campuran
yang
memungkinkan
Widyaiswara.
kedua
untuk
Artinya,
yang
lebih
diterapkan
pemanfaatan
TIK
untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam
bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan
para peserta diklat.
Di bawah ini adalah beberapa tahapan yang
dapat dilakukan apabila Widyaiswara ingin
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
35
memanfaatkan
TIK
dalam
proses
pembelajarannya:
1.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan,
seorang
Widyaiswara,
sebagai
tentunya
bapak/ibu akan melakukan serangkaian
kegiatan, seperti:
a.
Merancang/Mengemas
b.
Pelajaran;
Mempersiapkan
c.
Pembelajaran;
Mempersiapkan
Materi
Strategi
Lembar
Peserta Diklat; dan
d. Mempersiapkan Lembar
Kerja
Penilaian
Hasil Belajar Peserta Diklat.
2.
Pelaksanaan
Pemanfaatan
TIK
dalam Kegiatan Pembelajaran
Pada tahap pelaksanaan pemanfaatan
TIK
dalam
kegiatan
pembelajaran,
seorang Widyaiswara haruslah benarbenar yakin bahwa fasilitas TIK yang
akan dimanfaatkannya dalam keadaan
berfungsi baik. Artinya, Widyaiswara
harus melakukan tes terhadap fasilitas
TIK sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Hanya
dengan
cara
yang demikian ini diharapkan bahwa
36
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
kegiatan
pembelajaran
melalui
pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat
berjalan lancar.
Kemudian, para peserta diklat juga
perlu disiapkan agar masing-masing
mereka
fokus
terhadap
pelajaran
yang
Penyiapan
peserta
dilakukan
dengan
materi
akan
dibahas.
diklat
dapat
mengarahkan
perhatian mereka terhadap kompetensi
yang perlu mereka kuasai pada akhir
kegiatan
pembelajaran.
Strategi
pembelajaran yang akan diterapkan
selama
perlu
kegiatan
pembelajaran
dikomunikasikan
kepada
juga
para
peserta diklat agar mereka memiliki
kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan
belajar yang dituntut untuk mereka
lakukan.
3.
Penilaian
Kegiatan
Pembelajaran
yang Memanfaatkan TIK
Penilaian hasil belajar peserta diklat
dalam
kegiatan
memanfaatkan
pembelajaran
TIK
dapat
yang
dilakukan
secara (a) terintegrasi atau menyatu
dalam bahan belajar peserta diklat,
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
37
baik
yang
pertanyaan
berupa
lisan
pertanyaan-
sewaktu
kegiatan
belajar tatap muka, soal-soal latihan
secara
tertulis
(self-evaluation)
maupun kuis, (b) tersendiri, baik yang
berupa
penugasan
individual
atau
kelompok, maupun tes.
B. Rangkuman
Pengembangan
Widyaiswara
kemampuan
yang
profesional
sesuai
dengan
perkembangan tuntutan kebutuhan adalah
penting
untuk
dilaksanakan
secara
berkesinambungan. Dengan demikian, ada
kesempatan bagi Widyaiswara untuk belajar,
tidak hanya yang terkait dengan cara-cara
pemanfaatan TIK baru tetapi juga tentang
cara-cara menyajikan materi pembelajaran
yang
bermakna,
dan
berbagai
kegiatan
lainnya yang terkait dengan pemanfaatan
TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Tetapi pelatihan Widyaiswara haruslah lebih
dari
sekedar
cara
memanfaatkan
TIK
(termasuk komputer), tetapi sampai pada
strategi
pembelajaran
yang
dibutuhkan
untuk (infuse) keterampilan teknologis ke
dalam proses belajar” (Sulla, 1999).
38
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk
menentukan model pemanfaatan TIK yang
akan
diterapkannya
pembelajaran.
dalam
Penentuan
kegiatan
model
pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan
dengan berbagai kondisi yang ada, seperti:
ketersediaan
fasilitas
TIK
di
pusdiklat
(apakah lengkap untuk setiap peserta diklat
atau peserta diklat harus berpasangan),
tingkat
kemampuan
atau
Widyaiswara
keterampilan
mengoperasikan
fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas
TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat
kemampuan
diklat
atau
keterampilan
mengoperasikan
peserta
fasilitas/peralatan
TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat
terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat.
Tahapan yang harus dilakukan Widyaiswara
dalam memanfaatkan
TIK
dalam proses
pembelajarannya :
1.
2.
Perencanaan
Pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam
3.
kegiatan pembelajaran
Penilaian kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan TIK.
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
39
C. Latihan
1.
Sebutkan
dan
pemanfaatan
jelaskan
TIK
2
macam
sebagai
sumber
2.
belajar?
Sebutkan dan jelaskan 2 jenis dari
3.
model campuran ?
Diantara 2 model pemanfaatan TIK
sebagai
sumber
belajar,
model
manakah yang lebih baik diterapkan?
4.
Jelaskan?
Sebutkan
beberapa
tahapan
yang
dapat dilakukan apabila Widyaiswara
ingin memanfaatkan TIK dalam proses
5.
pembelajarannya?
Jelaskan
penilaian
kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan TIK?
D. Evaluasi
Berikan contoh nyata anda sebagai seorang
Widyaiswara
dalam
proses
dalam
memanfaatkan
pembelajaran
TIK
berdasarkan
tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan di
atas.
40
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
BAB IV
RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI
DALAM PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat :
Mengidentifikasi
ragam
teknologi
dalam
pembelajaran;
Menentukan
jenis
teknologi
yang
akan
dimanfaatkan dalam program diklat.
Teknologi
dalam
Pembelajaran
banyak
sekali
ragam dan jenisnya. Mulai dari teknologi yang
paling sederhana dan murah sampai teknologi
yang paling canggih dan mahal harganya. Ada
teknologi
yang
Widyaiswara
didesain
dapat
sendiri
pabrik.
dikembangkan
dan
Ada
ada
teknologi
oleh
teknlogi
yang
yang
sudah
tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita
manfaatkan, ada pula
sengaja
yang secara khusus
dirancang
pembelajaran.
untuk
Meskipun
teknologi
keperluan
banyak
ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak
jenis
teknologi
yang
biasa
Widyaiswara di pusdiklat.
41
digunakan
oleh
Beberapa teknologi yang paling akrab dan hampir
semua bentuk kediklatan adalah memanfaatkan
adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain
itu, banyak juga yang telah memanfaatkan jenis
hasil
teknologi
overhead
lain
projektor
seperti
(OHP)
gambar,
dan
model,
obyek-obyek
nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio,
video, VCD, slide (film bingkai), serta program
pembelajaran komputer masih jarang digunakan
meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi bagi
sebagian besar Widyaiswara. Meskipun demikian,
sebagai seorang Widyaiswara alangkah baiknya
bila dapat mengenal beberapa jenis Teknologi
dalam
Pembelajaran
tersebut.
Hal
ini
dimaksudkan agar mendorong Widyaiswara untuk
mengadakan
dan
memanfaatkan
teknologi
tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk
menggolongkan
Pembelajaran.
jenis
Rudy
Bretz
Teknologi
(1971),
dalam
misalnya,
mengidentifikasi jenis-jenis media sebagai bentuk
Teknologi dalam Pembelajaran berdasarkan tiga
unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak.
Berdasarkan
tiga
mengklasifikasikan
unsur
media
tersebut,
Teknologi
Bretz
dalam
Pembelajaran ke dalam delapan kelompok, yaitu:
(1) media audio, (2) media cetak, (3) media visual
42
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
diam, (4) media visual gerak, (5) media audio
semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media
audio visual diam, serta (8) media audio visual
gerak.
Anderson
(1976)
mengelompokkan
media
sebagai bentuk Teknologi dalam Pembelajaran
menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
No.
Golongan Media
Contoh dalam Teknologi dalam
Pembelajaran
Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
1.
2.
Audio
Cetak
3.
4.
gambar
Audio cetak
Kaset audio yang dilengkapibahantertulis
Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film
5.
Proyeksi
6.
7.
8.
9.
visual diam
Visual gerak
Film bisu
Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi
Obyek fisik
Benda nyata, model, spesimen
Manusia
dan Guru, pustakawan, laboran
10.
lingkungan
Komputer
bingkai (slide)
audio Film bingkai (slide) bersuara.
CAI
(pembelajaran
komputer)
dan
CBI
berbantuan
(pembelajaran
berbasis komputer)
Sementara itu, Schramm (1985) menggolongkan
media dalam Teknologi dalam Pembelajaran atas
dasar kompleksnya suatu media. Atas dasar itu,
Schramm membagi media menjadi dua golongan
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
43
yaitu: media besar (media yang mahal dan
kompleks) dan media kecil (media sederhana dan
murah). Termasuk media besar misalnya: film,
televisi,
dan
video
NCD,
sedangkan
yang
termasuk media kecil misalnya: slide, audio,
transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga
membedakan media atas dasar jangkauannya,
yaitu media masal (liputannya luas dan serentak),
media
kelompok
tertentu),
(liputannya
dan
media
seluas
ruangan
individual
(untuk
perorangan). Termasuk media masal adalah radio
dan televisi. Termasuk media kelompok adalah:
kaset audio, video, OHP, dan slide. Sedangkan
yang termasuk media individual adalah: buku
teks,
telepon,
dan
program
komputer
pembelajaran (CAI).
Sebagian
ahli
berdasarkan
lain
pada
mengelompokkan
tingkat
teknologi
media
yang
digunakan, mulai dari media dengan teknologi
rendah
hingga yang
menggunakan teknologi
tinggi. Jika media digolongkan atas dasar tingkat
teknologi yang digunakan, maka penggolongan
media sangat dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Media tertentu akan dapat mengalami
perubahan dalam penggolongannya. Misalnya,
pada tahun 1950-an, media televisi dikategorikan
media paling tinggi. Tetapi kemudian pada tahun
44
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
1970-an
kategori
tersebut
bergeser
dengan
hadirnya media komputer. Pada masa tersebut,
komputer
digolongkan
pada
media
dengan
teknologi yang paling tinggi. Tetapi dewasa ini
media komputer tergeser kedudukannya dengan
adanya program computer conferencing melalui
NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
KATA PENGANTAR
Peraturan Pemerintah (PP) No. 101 Tahun
2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah mengamanatkan
bahwa salah satu upaya peningkatan kompetensi
sumber daya aparatur adalah melalui kegiatan
pendidikan dan pelatihan (diklat). Sebagai salah
satu tenaga kediklatan, Widyaiswara berperan
sebagai ujung tombak dalam meningkatkan
kompetensi peserta Diklat. Sejalan dengan
tuntutan peran tersebut, maka muncul pula
tuntutan akan hadirnya Widyaiswara-Widyaiswara
yang berkualitas tinggi. Disinilah peranan
Lembaga Administrasi Negara (LAN) sebagai
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Widyaiswara
dalam mengembangkan sistem pembinaan
Widyaiswara, mulai dari sistem rekruitmen
sampai dengan sistem pemberhentian.
Sebagai
bentuk
pembinaan
terhadap
Widyaiswara, LAN telah menyelenggarakan
program Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang
berdasarkan Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun
2005
tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kewidyaiswaraan
Berjenjang. Program ini diselenggarakan dalam
rangka mengembangkan dan meningkatkan
kompetensi yang dimiliki oleh Widyaiswara, baik
di bidang metodologi maupun substansi, agar
i
sesuai dengan standar kompetensi Jabatan
Fungsional Widyaiswara, disamping juga untuk
memenuhi salah satu persyaratan kenaikan
jabatan/pangkat Widyaiswara.
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan
perubahan
maupun
masukan
dari
para
stakeholder, maka telah dilakukan revisi atas
Peraturan Kepala LAN No. 9 Tahun 2005 menjadi
Peraturan Kepala LAN No. 23 Tahun 2011 tentang
Pedoman
Penyelenggaraan
Pendidikan
dan
Pelatihan
Kewidyaiswaraan
Berjenjang.
Menindaklanjuti
revisi
tersebut,
maka
dijalankanlah penyempurnaan terhadap modulmodul yang telah ada, yang dikembangkan
sebagai bahan ajar minimal dalam kegiatan
Diklat
Kewidyaiswaraan
Berjenjang.
Penyempurnaan modul ini juga dilakukan dalam
rangka memenuhi Peraturan Kepala LAN No. 5
Tahun 2009 tentang Pedoman Penulisan Modul
Pendidikan dan Pelatihan, yang mengamanatkan
agar isi modul selalu merupakan bahan terkini
(up-to-date), dan sesuai dengan tuntutan
perkembangan.
Modul-modul
yang
direvisi
tersebut terdiri atas 10 (sepuluh) modul sebagai
standar/penjamin
kualitas
penyelenggaraan
program itu sendiri, yang terdiri atas: (1)
Penyusunan Kurikulum; (2) Penyusunan Bahan
Ajar; (3) Metode pembelajaran; (4) Teknologi
Dalam Pembelajaran; (5) Evaluasi Program Diklat;
(6) Komunikasi Persuasif; (7) Penulisan Karya Tulis
Ilmiah; (8) Kebijakan Pembinaan Widyaiswara; (9)
Integritas Widyaiswara; (10) Merancang Program
Diklat.
Dengan diterbitkannya revisi modul-modul
ini, diharapkan dapat menjawab tuntutan yang
semakin
meningkat
terhadap
kualitas
ii
penyelenggaraan
Diklat
Kewidyaiswaraan
Berjenjang maupun kualitas Widyaiswara yang
bersangkutan. Meskipun isi modul-modul ini telah
dikembangkan
dengan
seoptimal mungkin,
namun tak dapat dipungkiri masih terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena
itu kami selalu mengharapkan saran dan
masukan dari para stakeholder demi peningkatan
kualitas
Diklat
sekaligus
kualitas
penyelenggaraan
Diklat
Kewidyaiswaraan
Berjenjang. Selanjutnya, kepada para penulis
modul Diklat ini yang telah banyak memberikan
kontribusi dan kerjasamanya dalam revisi modul,
kami sampaikan banyak terima kasih dan
penghargaan.
Akhirnya, semoga Tuhan selalu meridhoi
usaha kita semua. Amin.
Jakarta,
Desember 2012
Kepala
Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia,
Agus Dwiyanto
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................
i
DAFTAR ISI.........................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN....................................
1
A. Latar Belakang................................
1
B. Deskripsi Singkat............................
5
C. Hasil Belajar....................................
5
D. Indikator Hasil Belajar.....................
6
E. Materi Pokok...................................
6
F. Metode.............................................
6
G. Media..............................................
7
H. Waktu.............................................
7
BAB II
PENGERTIAN TEKNOLOGI DALAM
PEMBELAJARAN...................................
8
A. Fungsi TIK dalam Pembelajaran..... 14
B. Seberapa
Penting
TIK
dalam
Pembelajaran..................................................... 15
C. Bagaimana Kedudukan TIK dalam
Pembelajaran.............................. 16
D. Rangkuman.................................... 21
E. Latihan........................................... 23
F. Evaluasi......................................... 24
iv
BAB III
TEKNOLOGI SEBAGAI SUMBER DAN ALAT
BELAJAR ............................................. 25
A. Model-model Pemanfaatan TIK Untuk
Kegiatan Pembelajaran.................. 29
B. Rangkuman.................................... 34
C. Latihan........................................... 36
D. Evaluasi......................................... 37
BAB IV
RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI DALAM
PEMBELAJARAN................................... 38
A. Buku Elektronik.............................. 46
B. E-Learning...................................... 47
C. Aplikasi Lain................................... 50
D. Rangkuman.................................... 52
E. Latihan........................................... 53
F. Evaluasi......................................... 53
BAB V
KESIMPULAN....................................... 54
DAFTAR PUSTAKA............................................. 57
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi merupakan alat atau sarana teknis
yang
digunakan
manusia
untuk
meningkatkan perbaikan/ penyempurnaan
lingkungannya. Teknologi merupakan suatu
pengetahuan tentang cara menggunakan
alat dan mesin untuk melaksanakan tugas
secara efisien. Selain itu, teknologi dapat
juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat,
dan sistem yang digunakan untuk membuat
hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui
pemanfaatan
teknologi
memungkinkan
orang dapat berkomunikasi dengan lebih
baik dan lebih cepat. Teknologi ada di manamana
dan
manusia
dapat
membuat
menjadi
kehidupan
lebih
baik
(http://www.bergen.org/technology/defin.ht
ml).
Yang menjadi esensi dari rumusan di atas
adalah bahwa teknologi itu pada dasarnya
merupakan pengetahuan yang menjawab
pertanyaan
tentang
bagaimana
(“know
how”). Dengan memanfaatkan teknologi,
1
pekerjaan atau tugas dapat dilaksanakan
secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya
dalam
kegiatan
seorang
pembelajaran
Widyaiswara
melaksanakan
adalah
yang
pembaharuan
telah
terhadap
“know how” dalam membelajarkan para
peserta diklatnya sehingga terjadi efisiensi.
Berikut
ini
penerapan
disajikan
teknologi
contoh
tentang
dalam
kegiatan
pembelajaran.
Seorang
Widyaiswara
memperkenalkan
metode pembelajaran yang menekankan
pengembangan
kemampuan/keterampilan
bertanya di kalangan para peserta diklat
sebagai
ganti
Manakala
dari
metode
ceramah.
kemampuan/keterampilan
bertanya telah tumbuh dan berkembang di
kalangan para peserta diklatnya, berarti
sang
Widyaiswara
menerapkan
teknologi
telah
dalam
berhasil
kegiatan
pembelajarannya. Atau, sang Widyaiswara
telah melakukan suatu pembaharuan dalam
kegiatan pembelajaran.
Dalam
konteks
tersebut
di
atas,
Widyaiswara tidak lagi harus sepenuhnya
berceramah selama jam pelajaran yang
2
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
berlangsung.
Tetapi
Widyaiswara
lebih
cenderung berfungsi sebagai fasilitator yang
memfasilitasi
terjadinya
kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Para
peserta
diklat
juga
dikondisikan
untuk
berlatih mencari/menggali sendiri berbagai
informasi yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang dibahas atau didiskusikan. Di
samping
itu,
para
peserta
diklat
juga
dikondisikan untuk berlatih mengemukakan
pendapatnya terhadap suatu kasus atau
pemikiran yang disampaikan Widyaiswara.
Dalam
kegiatan
demikian
ini,
pembelajaran
sang
yang
Widyaiswara
telah
berinisiatif untuk melakukan pembaharuan
khususnya di bidang metode pembelajaran.
Pemahaman lain mengenai teknologi dalam
konteks
pembelajaran
di
kelas
adalah
sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005)
yang
digunakan
untuk
melakukan
perbaikan/penyempurnaan
kegiatan
pembelajaran sehingga para peserta diklat
menjadi lebih otonom dan kritis dalam
menghadapi masalah, yang pada akhirnya
bermuara pada peningkatan hasil kegiatan
belajar
peserta
diklat
(Karsenti,
2005).
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
3
Teknologi dapat dan benar-benar membantu
peserta diklat mengembangkan semua jenis
keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat
mendasar
sampai
dengan
tingkat
keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi
(MacKinnon, 2005).
Istilah teknologi sudah sering digunakan di
dalam
dalam
kehidupan
kegiatan
sehari-hari
termasuk
pembelajaran.
Sekalipun
sudah sering digunakan, namun tampaknya
masih terjadi pemahaman yang berbeda
mengenai
istilah
teknologi.
sebagian
orang
yang
Bahkan
agak
ada
berlebihan
pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan
teknologi itu dengan komputer atau internet
saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan
mengenai teknologi, maka yang terlintas di
dalam pemikiran yang bersangkutan adalah
komputer
atau
internet.
Padahal
dalam
penerapannya di lingkungan pembelajaran
dapatlah dikatakan bahwa teknologi juga
mencakup
perangkat
keras,
perangkat
lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan
infrastruktur
dengan
(akuisisi),
4
yang
fungsinya
berkaitan
pengambilan,
pengumpulan
pengolahan,
penyimpanan,
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
penyebaran,
dan
penyajian
informasi
dengan
beberapa
(materi pelajaran).
Apabila
contoh
dihadapkan
yang
pemahaman
telah
dikemukakan,
mengenai
teknologi
maka
dalam
pembelajaran tidak lagi hanya sebatas pada
hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti
komputer, internet dan LCD projector atau
sekarang dengan pemanfaatan media tiga
dimensi hologram; tetapi juga mencakup
yang konvensional, seperti bahan cetakan,
kaset
audio,
(OHT)/Overhead
Overhead
Projector
Transparancy
(OHP),
bingkai
suara (sound slides), radio, dan TV serta flip
charts yang pada masanya masing-masing
merupakan
salah
satu
bentuk
sarana
teknologi dalam pembelajaran.
Modul
ini
bertujuan
untuk
memberikan
acuan utama dalam pelaksanaan kegiatan
belajar
mengajar
dalam
Mata
Diklat
Teknologi dalam Pembelajaran untuk Progam
Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang Lanjutan.
Berikut ini beberapa hal mengenai deskripsi
singkat, hasil belajar, indikator hasil belajar,
materi pokok, metode, media, dan waktu
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
5
pemebelajaran
yang
dikaitkan
dengan
substansi modul ini.
B. Deskripsi Singkat
Mata
diklat
ini
membahas
tentang
pengertian Teknologi dalam Pembelajaran,
teknologi sebagai sumber dan alat belajar
(manfaat),
ragam
Teknologi
dalam
Pembelajaran, serta aplikasi pemanfaatan
teknologi.
C. Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
diharapkan
dapat
memilih
memanfaatkan
teknologi
dalam
dan
program
diklat.
D. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat:
1.
Menjelaskan
2.
dalam pembelajaran;
Menjelaskan teknologi sebagai sumber
3.
dan alat belajar (manfaat);
Mengidentifikasi
ragam
4.
dalam pembelajaran;
Menentukan jenis teknologi yang akan
pengertian
dimanfaatkan dalam
program diklat.
6
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
teknologi
teknologi
E. Materi Pokok
Materi pokok dalam mata diklat ini adalah:
1.
Pengertian
teknologi
dalam
F.
2.
pembelajaran;
Teknologi sebagai sumber dan alat
3.
4.
belajar;
Ragam teknologi;
Jenis teknologi.
Metode
Metode
adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
pembelajaran
yang
digunakan
Ceramah;
Tanya jawab;
Latihan;
Demonstrasi;
Praktik.
G. Media
Media
pembelajaran
yang
dipergunakan
adalah:
1.
2.
3.
Modul;
Slide;
Kasus.
H. Waktu
Alokasi waktu: 10 JP
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
7
BAB II
PENGERTIAN TEKNOLOGI
DALAM PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat
menjelaskan pengertian teknologi dalam
pembelajaran
Ilmu pengetahuan merupakan usaha manusia
untuk memahami gejala dan fakta alam, dan
melestarikan
pengetahuan
tersebut
secara
konseptional dan sistematis. Sedangkan teknologi
adalah usaha manusia untuk memanfaatkan ilmu
pengetahuan
itu
untuk
kepentingan
dan
kesejahteraan. Karena hubungan tersebut maka
perkembangan ilmu pengetahuan selalu terkait
dengan perkembangan teknologi, demikian pula
sebaliknya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai ciri eksponensial yaitu semakin lama
semakin cepat, karena hasil dari suatu tahap
menjadi dasar dan alasan bagi tahap selanjutnya.
Ditinjau
dari
peran
ekonominya
teknologi
merupakan pendorong utama bagi penciptaan
nilai tambah ekonomis. Nilai tambah ini dinikmati
oleh para pelaku ekonomi, sehingga menaikkan
kualitas kehidupannya. Dengan naiknya kualitas
8
kehidupan maka semakin besar pula dorongan
untuk penciptaan nilai tambah agar peningkatan
kualitas hidup itu berkesinambungan.
Tidak
mengherankan
bahwa
bukan
saja
perkembangannya semakin cepat tapi peranan
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
dalam
masyarakat modern bertambah lama bertambah
penting.
Pengembangan
ilmu
pengetahuan
berjalan aktif di segala bidang yaitu kesehatan,
pertanian,
ekonomi,sosial, pengetahuan alam
dan sebagainya. Akan tetapi jika diamati lebih
teliti ada empat bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi strategis yang akan menentukan masa
depan dunia, dan karena itu akan berkembang
dengan cepat dan dengan prioritas yang tinggi
bagi
umat
manusia,
yaitu
:Material,
Energi,
Mikroelektronik dan Bioteknologi. Secara umum
teknologi dewasa ini telah merambah kepada
berbagai aspek di masyarakat, tidak hanya untuk
industri, ekonomi, sosial tapi juga pendidikan dan
khususnya pembelajaran.
Proses dan produk teknologi yang dihasilkan,
tidak semuanya dapat dimanfaatkan dan secara
relevan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran
terutama untuk proses dan hasil pembelajaran.
Produk
teknologi
seperti
bioteknologi,
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
9
mikroteknologi
dan
material
tidak
secara
langsung digunakan sebagai alat dan bahan
untuk pembelajaran. Dengan demikian teknologi
yang
secara
langsung
relevan
dengan
pembelajaran adalah disesuaikan dengan makna
pembelajaran itu sendiri.
Ase Suherlan (2000 : 48) mengemukakan bahwa
pembelajaran
komunikasi
pada
yang
hakikatnya
transaksional
merupakan
yang
bersifat
timbal balik baik diantara Widyaiswara dengan
peserta diklat maupun peserta diklat dengan
peserta diklat dan lingkungan belajar dalam
upaya mencapaian tujuan pembelajaran. Dari
makna pembelajaran di atas terdapat makna inti
bahwa pembelajaran harus mengandung unsur
komunikasi
dan
informasi.
Dengan
demikian
produk dan proses teknologi yang dibutuhkan
dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik
tersebut.
Dengan
berhubungan
adalah
demikian
langsung
teknologi
teknologi
dengan
informasi
yang
pembelajaran
dan
komunikasi
(Information Communication and Technology).
Teknologi
pelaksanaan
menangkap,
mengambil,
Informasi
dan
menekankan
pemprosesan
mentransmisikan,
memanipulasi
atau
data
pada
seperti
menyimpan,
menampilkan
data dengan menggunakan perangkat-perangkat
10
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
teknologi elektronik terutama komputer. Makna
teknologi
informasi
menggambarkan
secara
tersebut
belum
langsung
kaitannya
dengan sistem komunikasi, namum lebih pada
pengolahan
teknologi
data
dan
komunikasi
penggunaan
perangkat
informasi.
Sedangkan
menekankan
teknologi
pada
elektronika
yang lebih menekankan pada aspek ketercapaian
tujuan dalam proses komunikasi, sehingga data
dan informasi yang diolah dengan teknologi
informasi harus memenuhi kriteria komunikasi
yang efektif.
Sebagai contoh salah satu aplikasi Teknologi
Informasi
dan
conference,
Komunikasi
yang
adalah
menggunakan
video
teknologi
informasi untuk menghubungkan (networking)
antar client dengan fasilitas internet, pesanpesan yang disampaikan oleh kedua belah pihak
diterima, diolah, dianalisis dan ditransmisikan,
oleh teknologi informasi sehingga sampai pada
masing-masing pihak melalui internet dengan
jaringan
satelit
komunikasi
atau
adalah
kabel.
Peran
mengatur
teknologi
mekanisme
komunikasi antar kedua belah pihak dengan cara
desain komunikasi yang sesuai, visualisasi jelas,
pesan teks, suara, video memenuhi standar
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
11
komunikasi,
pengaturan
feed
back
sehingga
komunikasi berlangsung menjadi dua arah.
Secara
lebih
ringkas,
Martin
(2006:18)
mengemukakan adanya keterkaitan erat antara
Teknologi Informasi dan Komunikasi, teknologi
informasi lebih pada sistem pengolahan informasi
sedangkan teknologi komunikasi berfungsi untuk
pengiriman
informasi
(information
delivery).
Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi
di
ranah
pendidikan
dan
pelatihan
(diklat)
memadukan kedua unsur teknologi informasi dan
teknologi komunikasi menjadi Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) dengan tujuan peserta
diklat
dan
Widyaiswara
memiliki
kompetensi
untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai
perangkat keras dan perangkat lunak untuk
mengolah, menganalisis dan mentransmisikan
data dengan memperhatikan dan memanfaatkan
teknologi
komunikasi
untuk
memperlancar
komunikasi dan produk teknologi informasi yang
dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan bahan
komunikasi pembelajaran, untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
TIK dikatakan dapat memberikan suatu solusi
praktis
kuantitas
12
untuk
meningkatkan
pemebalajaran.
kualitas
Dalam
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
kaitan
dan
ini,
keberhasilan
untuk
memecahkan
masalah
pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah
pada
peningkatan
pemeblajaran
kualitas
adalah
dan
kuantitas
sepenuhnya
sangat
ditentukan oleh Widyaiswara yang melaksanakan
pemanfaatan TIK itu sendiri. Disadari bahwa TIK
tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas
tunggal, dan prestasi belajar peserta diklat tidak
semata-mata
hanya
ditentukan
oleh
sebaik
apapun para peserta diklat mencapai hasil tes
standar, tetapi ditentukan juga oleh kemampuan
peserta diklat untuk menggunakan keterampilan
berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis,
berpikir
analitis,
membuat
inferensi,
dan
pemecahan masalah).
Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa
pada
umumnya
dimanfaatkan
fasilitas/peralatan
untuk
kegiatan
TIK
pembelajaran
karena potensinya antara lain yang dapat:
1.
2.
Membuat
konkrit
misalnya
untuk
konsep
yang
abstrak,
menjelaskan
sistem
peredaran darah;
Membawa obyek yang berbahaya atau sukar
didapat
ke
dalam
lingkungan
seperti:
binatang-binatang
buas,
belajar,
atau
penguin dari kutub selatan;
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
13
3.
Menampilkan
4.
seperti pasar, candi borobudur;
Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat
dengan
5.
obyek
mata
organisme;
Mengamati
yang
terlalu
telanjang,
gerakan
besar,
seperti:
mikro
terlalu
cepat,
yang
misalnya dengan slow motion atau time6.
lapse photograhy;
Memungkinkan peserta diklat berinteraksi
7.
langsung dengan lingkungannya;
Memungkinkan keseragaman pengamatan
dan
persepsi
bagi
8.
peserta diklat;
Membangkitkan
9.
diklat;
Menyajikan
pengalaman
motivasi
informasi
belajar
belajar
peserta
belajar
secara
konsisten, akurat, berkualitas dan dapat
diulang
penggunaannya
atau
disimpan
sesuai dengan kebutuhan; atau
10. Menyajikan pesan atau informasi belajar
secara serempak untuk lingkup sasaran
yang
sedikit/kecil
mengatasi
batasan
atau
waktu
banyak/luas,
(kapan
saja)
maupun ruang di mana saja).
TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam
membantu peningkatan efektivitas pembelajaran
berdasarkan referensi penelitian yang dirujuk Ade
Kusnandar
(2001:98).
Potensi
TIK
dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut:
14
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
yang
1.
10%
informasi
diperoleh
dengan
cara
2.
membaca (teks);
20% informasi diperoleh
dengan
cara
3.
mendengar (suara);
30% informasi diperoleh
dengan
cara
4.
melihat (grafis/foto);
50% informasi diperoleh
dengan
cara
5.
melihat dan mendengar (video/animasi).
80% informasi diperoleh dengan cara
6.
berbicara.
80% informasi
diperoleh
dengan
cara
berbicara dan melakukan (interaktif).
A. Fungsi
TIK
dalam
Pembelajaran
Berikut
ini
beberapa
fungsi
TIK
dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1.
TIK berfungsi sebagai gudang ilmu
pengetahuan, dapat berupa referensi
berbagai
ilmu
pengetahuan
yang
tersedia dan dapat diakses melalui
fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan,
jaringan pakar, jaringan antara institusi
2.
pemebalajaran, dan lain-lain;
Fungsi
TIK
sebagai
alat
bantu
pembelajaran dapat berupa alat bantu
mengajar bagi Widyaiswara, alat bantu
belajar bagi peserta diklat, serta alat
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
15
bantu
3.
interaksi
antara
Widyaiswara
dengan peserta diklat;
Fungsi
TIK
sebagai
pembelajaran
di
fasilitas
pusdiklat
dapat
berupa pojok internet, perpustakaan
digital, kelas virtual, lab multimedia,
papan elektronik, dan lain-lain.
B. Seberapa Penting TIK dalam
Pembelajaran?
Seperti
uraian
diantaranya
di
atas,
sebagai
fungsi
alat
TIK
bantu
pembelajaran, sumber ilmu pengetahuan
untuk
optimalisasi
pembelajaran.
proses
dan
Terlebih
hasil
kerangka
pembelajaran (frame work of instructional)
tentang telah mengalami perubahan. Berikut
ini beberapa perubahan yang dimungkinkan
dengan adanya pemanfaatan TIK dalam
pembelajaran:
Dari
Pembelajaran
berorientasi
Widyaiswara
16
Ke
Pembalajaran
pada berorientasi
Peserta Diklat
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
pada
Stimulasi Satu indra
Stimulasi Ragam Indra
Perkembangan
Satu Perkembangan
Arah
Kerangka
Berbagai Arah
Kerja Kerangka
Kerja
Terisolasi
Penyampaian Informasi
Pemebalajaran Pasif
Pemikiran Faktual
Pengambilan Keputusan
Kolaborasi
Pertukaran Informasi
Pembelajaran Aktif
Pemikiran Kritikal
Pengambilan Keputusan
berdasarkan
berdasarkan informasi
Pengetahuan
Respon reaktif
Respon proaktif
Pengetahuan terisolasi
Pengetahuan Asli
Konteks Buatan
Konteks Dunia Nyata
Sumber : http://pustekkom.or.id
C. Bagaimana
Kedudukan
TIK
dalam Pembelajaran
Dalam konteks pembelajaran di pusdiklat
selalu akan terkait dua pihak utama yaitu
peserta
diklat
dan
Widyaiswara.
Yang
diharapkan terjadi diantara keduanya adalah
interaksi
pedagogis
transaksional.
Baik
yang
intensif
Widyaiswara
dan
maupun
peserta diklat memiliki peran untuk saling
memberikan
informasi
(knowledge
sharring). Peserta diklat tidak dipandang
sebagai individu yang pasif namun aktif
sebagai
pembelajar.
Untuk
terjadinya
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
17
interaksi inilah dibutuhkan alat (tools) yang
berbasis TIK. Secara umum ada 3 fungsi TIK
dalam pembelajaran ini, yaitu :
1.
Sebagai alat bantu Widyaiswara;
2.
Sebagai alat bantu interaksi peserta
diklat dan Widyaiswara;
3.
Sebagai alat bantu peserta diklat.
Sebagai alat bantu Widyaiswara, beberapa
contoh
aplikasi
diantaranya
:
(1)
alat
evaluasi peserta diklat (student evaluation
system), (2) Sumber referensi bahan ajar
(Knowledge reference), (3) Evaluasi kinerja
peserta
diklat
performance),
simulation
(4)
simulasi
system),
pembelajaran
system),
(student
(6)
animation),
evaluation
kasus
(case
(5)
Multimedia
(multimedia
instructionl
animasi
(7)
peristiwa
komunikasi
(event
antar
Widyaiswara(inter teacher communication).
Sebagai alat bantu interaksi peserta diklat
dan Widyaiswara, dalam hal ini TIK dapat
berperan sebagai alat untuk mengefektifkan
dan meningkatkan kadar interaksi antara
peserta
diklat
dan
Widyaiswara.
Selain
interaksi langsung (direct interaction), juga
interaksi maya (virtual interaction). Interaksi
18
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
maya
memiliki
kelebihan
karena
dapat
terjadi dimana saja dan kapan saja “any
time
any
where”
dapat
mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu, internet
adalah media yang cocok untuk tujuan
tersebut. Contoh aplikasi TIK sebagai alat
bantu interaksi diantaranya : (1) komunikasi
Widyaiswara peserta diklat (teacher-student
communication
kelompok
system),
studi
manajemen
(2)
(workshop
kelas
terpadu
kolaborasi
system),
(3)
(integrated
cource system).
Sebagai alat bantu peserta diklat. Peran
peserta diklat yang utama adalah belajar
“learning”,
belajar
membutuhkan
cukup
banyak bahan dan alat, TIK memiliki peran
yang strategis untuk membantu masalah
tersebut. Contoh aplikasi TIK sebagai alat
bantu bagi belajar peserta diklat adalah; (1).
Buku interaktif (interactive story book), (2)
belajar mandiri (self learning system), (3)
latihan
soal
multimedia
(cources
untuk
practising),
belajar,
(5)
(4)
simulasi
pembelajaran (simulation tools), (6) alat
karya peserta diklat (productivity tools), (7)
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
19
komunikasi
antar
peserta
diklat
(intra
communication tools).
Dengan
memperhatikan
berbagai
hal
sebagaimana dikemukakan di atas, jelas
sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup
berarti
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya
individuasi,
akselerasi,
perluasan,
efektivitas
pengayaan,
dan
produktivitas
pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
infrastruktur pengembangan sumber daya
manusia
secara
keseluruhan.
Melalui
penggunaan TIK setiap peserta diklat akan
terangsang
untuk
belajar
maju
berkelanjutan sesuai dengan potensi dan
kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran
dengan
menggunakan
TIK
menuntut
kreativitas dan kemandirian diri sehingga
memungkinkan mengembangkan
semua
potensi yang dimilikinya.
Dalam menghadapi tantangan kehidupan
modern
di
kemandirian
mampu
20
abad-21
sangat
beradaptasi
ini
kreativitas
diperlukan
dengan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
dan
untuk
berbagai
tuntutan.
Kreativitas
sangat
diperlukan
dalam hidup ini dengan beberapa alasan
antara
lain:
pertama,
kreativitas
memberikan peluang bagi individu untuk
mengaktualisasikan
kreativitas
menemukan
pemecahan
dirinya,
memungkinkan
berbagai
masalah,
kedua,
orang
alternatif
ketiga,
dapat
dalam
kreativitas
dapat memberikan kepuasan hidup, dan
keempat,
kreativitas
memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Dari segi kognitifnya, kreativitas merupakan
kemampuan
berfikir
kelancaran,
keluwesan,
yang
memiliki
keaslian,
dan
perincian. Sedangkan dari segi afektifnya
kreativitas ditandai dengan motivasi yang
kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas
majemuk, berani menghadapi resiko, tidak
mudah putus asa, menghargai keindahan,
memiliki rasa humor, selalu ingin mencari
pengalaman baru, menghargai diri sendiri
dan orang lain, dan sebagainya. Karya-karya
kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki
nilai, dapat ditransformasikan, dan dapat
dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian
sangat diperlukan dalam kehidupan yang
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
21
penuh tantangan ini sebab kemandirian
merupakan kunci utama bagi individu untuk
mampu mengarahkan dirinya ke arah tujuan
dalam kehidupannya. Kemandirian didukung
dengan
kualitas
pribadi
yang
ditandai
dengan penguasaan kompetensi tertentu,
konsistensi terhadap pendiriannya, kreatif
dalam
berfikir
dan
mengendalikan
bertindak,
dirinya,
dan
mampu
memiliki
komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.
Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas
dan
kemandirian
tersebut,
maka
dapat
dikatakan bahwa TIK memberikan peluang
untuk
berkembangnya
kreativitas
dan
kemandirian peserta diklat. Pembelajaran
dengan dukungan TIK memungkinkan dapat
menghasilkan karya-karya baru yang orsinil,
memiliki
nilai
yang
tinggi,
dan
dapat
dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan
yang lebih bermakna. Melalui TIK peserta
diklat akan memperoleh berbagai informasi
dalam
lingkup
mendalam
yang
lebih
sehingga
luas
dan
meningkatkan
wawasannya. Hal ini merupakan rangsangan
yang
kondusif
kemandirian
anak
pengembangan
22
bagi
berkembangnya
terutama
kompetensi,
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
dalam
hal
kreativitas,
kendali diri, konsistensi, dan komitmennya
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap
pihak lain.
D. Rangkuman
Pada bab ini kesimpulan yang bisa kita ambil
bahwa pembelajaran
harus mengandung
unsur komunikasi dan informasi. Dengan
demikian teknologi yang secara langsung
relevan
dengan
pembelajaran
adalah
disesuaikan dengan makna pembelajaran itu
sendiri. Dengan demikian teknologi yang
berhubungan
pembelajaran
dan
langsung
adalah
dengan
teknologi
komunikasi
informasi
(Information
Communication and Technology).
Teknologi
Informasi
menekankan
pada
pelaksanaan dan pemprosesan data seperti
menangkap, mentransmisikan, menyimpan,
mengambil,
memanipulasi
atau
menampilkan data dengan menggunakan
perangkat-perangkat
terutama
komputer.
teknologi
elektronik
Makna
teknologi
informasi tersebut belum menggambarkan
secara langsung kaitannya dengan sistem
komunikasi, namun lebih pada pengolahan
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
23
data dan informasi. Sedangkan teknologi
komunikasi menekankan pada penggunaan
perangkat teknologi elektronika yang lebih
menekankan
pada
aspek
ketercapaian
tujuan dalam proses komunikasi, sehingga
data dan informasi yang diolah dengan
teknologi informasi harus memenuhi kriteria
komunikasi yang efektif.
Pembelajaran
Komunikasi
Teknologi
di
ranah
Informasi
dan
pendidikan
dan
pelatihan (diklat) memadukan kedua unsur
teknologi
informasi
dan
teknologi
komunikasi menjadi Teknologi Informasi dan
Komunikasi
(TIK) dengan tujuan peserta
diklat dan Widyaiswara memiliki kompetensi
untuk memanfaatkan teknologi informasi
sebagai perangkat keras dan perangkat
lunak untuk mengolah, menganalisis dan
mentransmisikan
memperhatikan
data
dan
dengan
memanfaatkan
teknologi komunikasi untuk memperlancar
komunikasi dan produk teknologi informasi
yang dihasilkan bermanfaat sebagai alat dan
bahan
komunikasi
pembelajaran,
meningkatkan kualitas pembelajaran.
24
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
untuk
Dengan
memperhatikan
berbagai
hal
sebagaimana dikemukakan di atas, jelas
sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup
berarti
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. TIK telah memungkinkan terjadinya
individuasi,
perluasan,
akselerasi,
efektivitas
pengayaan,
dan
produktivitas
pembelajaran yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas pendidikan sebagai
infrastruktur pengembangan sumber daya
manusia
secara
keseluruhan.
Melalui
penggunaan TIK setiap peserta diklat akan
terangsang
untuk
belajar
maju
berkelanjutan sesuai dengan potensi dan
kecakapan yang dimilikinya. Pembelajaran
dengan
menggunakan
TIK
menuntut
kreativitas dan kemandirian diri sehingga
memungkinkan
mengembangkan
semua
potensi yang dimilikinya.
E. Latihan
1.
Jelaskan bahwa pembelajaran harus
mengandung
2.
3.
unsur
komunikasi
dan
informasi ?
Jelaskan peran teknologi komunikasi ?
Jelaskan keterkaitan antara teknologi
informasi dan komunikasi ?
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
25
4.
Jelaskan
apa
menjadikan
saja
fasilitas/peralatan
dimanfaatkan
5.
potensi
untuk
yang
TIK
kegiatan
pembelajaran ?
Sebutkan beberapa fungsi TIK dalam
pembelajaran ?
F.
Evaluasi
Jelaskan
bagaimana
kemandirian
mampu
sangat
beradaptasi
kreativitas
diperlukan
dengan
dan
untuk
berbagai
tuntutan pada saat sekarang terutama pada
pembelajaran diklat.
26
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
BAB III
TEKNOLOGI SEBAGAI
SUMBER DAN ALAT BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat : Menjelaskan teknologi sebagai
sumber dan alat belajar (manfaat)
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada
tahun 1999, dikemukakan bahwa relatif kecil
prosentase
jumlah
Widyaiswara
(20%)
yang
menyampaikan bahwa mereka mempersiapkan
diri secara baik untuk mengintegrasikan TIK ke
dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh,
seorang trainer mengatakan “Saya menggunakan
komputer di kelas sebagai upaya pengayaan
terhadap topik materi yang telah dibahas”, “Para
trainees
menggunakan
internet
untuk
mendapatkan berbagai informasi yang perlu bagi
laporan
powerpoint
mereka”,
untuk
“Saya
menggunakan
mempersiapkan
semua
presentasi saya di dalam kelas” (US Department
of Education, 1999).
27
Seperti yang dilustrasikan di paragraf di atas,
terdapat beberapa tahapan untuk memanfaatkan
TIK
dalam
pemebelajaran.
Pertama-tama,
tentukan dulu tujuan pemanfaatan TIK dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, yang tentunya
haruslah
mengacu
pada
tujuan
pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus.
Apakah
TIK
dimanfaatkan
untuk
mendukung
inkuiri, meningkatkan komunikasi, memperluas
akses ke berbagai sumber, membimbing peserta
diklat untuk menganalisis dan memvisualisasikan
data,
memungkinkan
pengembangan
produk,
dilakukannya
atau
mendorong
pengungkapan gagasan? Kedua, pilihlah jenis TIK
yang sesuai dengan kebutuhan dan dilanjutkan
dengan
pengembangan
Kembangkanlah
suatu
kurikulum.
rencana
untuk
mengevaluasi pekerjaan peserta diklat dan juga
penilaian dampak dari pemanfaatan teknologi.
Pengembangan
kemampuan
profesional
Widyaiswara yang sesuai dengan perkembangan
tuntutan/kebutuhan
adalah
penting
untuk
dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan
demikian, ada kesempatan bagi Widyaiswara
untuk belajar, tidak hanya yang terkait dengan
cara-cara pemanfaatan TIK baru tetapi juga
tentang
28
cara-cara
menyajikan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
materi
pembelajaran
kegiatan
yang
lainnya
bermakna,
yang
dan
berbagai
terkait
dengan
pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Tetapi
lebih
dari
pelatihan
sekedar
Widyaiswara
cara
haruslah
memanfaatkan
TIK
(termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi
pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse)
keterampilan teknologis ke dalam proses belajar”
(Sulla, 1999).
Pemanfaatan TIK sebagai sumber belajar dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama,
sumber belajar yang dirancang atau secara
sengaja dibuat untuk pembelajaran disebut juga
learning resources by design misalnya : buku,
brosur, ensiklopedia, film, video, tape, slide, film
strip,
dan
lain-lain;
kedua
sumber
belajar
dimanfaatkan dan tidak secara sengaja dirancang
untuk pembelajaran
Sumber
belajar
ini
yang ada disekitar kita.
disebut
juga
learning
resources by utilization, misalnya alam sekitar,
pasar, toko, museum, tokoh masyarakat dan
sebagainya. Semua sumber belajar baik yang
dirancang maupun yang tidak dirancang dapat
diklasifikasikan yang meliputi : orang, peralatan,
teknik dan metode, dan lingkungan. Secara rinci
sumber belajar terdiri dari :
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
29
JENIS
CONTOH
DIRANCAN DIGUNAKA
SUMBE
R
G
PENGERTIAN
N
BELAJA
R
1. Pesan
Informasi
Bahan-
Cerita
(Messag
yang harus
bahan
rakyat,
e)
disalurkan
pelajaran
dongeng,
oleh
legenda,
komponen
nasihat,
lain
dan lain-
berbentuk
lain.
ide, fakta,
pengertian,
2. Manusia
(People)
data
Orang-orang
Widyaiswar
Pemuka
yang
a / peserta
masyarakat
menyampaika
diklat,
,
n informasi
pembicara
pengusaha,
atau
pakar,
politisi,
menyalurkan
konsultan,
pimpinan
pesan
kantor,
(informasi
responden,
pembelajaran
dan lain-
Bahan
)
Sesuatu bisa
Transparans
lain
Relief,
(materia
disebut media
i, film slide,
candi, arca,
l)
/ software
buku,
peralatan
yang
gambar,
teknik, dan
mengandung
liflet,
lain-lain.
pesan untuk
brosur,
30
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
disajikan
modul,
melalui
digital
pemakaian
library (CD
peralatan
Sesuatu
buku)
OHP,
Generator,
Peralata
dapat disebut
Multimedia
peralatan
n
media
projector,
kesenian,
(device)
(hardware,
Slide
alat-alat
yang
projector,
kendaraan,
menyalurkan
Film, TV,
mesin, dan
pesan, untuk
Kamera,
lain-lain.
disajikan
Whiteboard
4.
bersama
dengan
software)
Prosedur yang
Ceramah,
Permainan,
metode
disiapkan
diskusi,
saresehan,
(techni-
dalam
Contextual
percakapan
que)
memperguna
Teaching
biasa
kan bahan
Learning,
(spontanita
pelajaran,
Simulasi,
s), dan lain-
peralatan,
Demonstras
lain.
situasi,
i, Kuliah,
kondisi
Seminar,
peralatan
Belajar
untuk
Mandiri.
5. Teknik /
menyampaika
6.
Lingkun
n pesan
Situasi sekitar
Ruang
Taman,
dimana pesan
kelas,
kebun,
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
31
gan
disalurkan /
laboratoriu
gunung,
(Setting)
ditransmisika
m seni,
bukit,
n
perpustaka
museum,
an,
toko,
auditorium
tempat
wisata.
Berdasarkan tabel tersebut TIK terdapat pada
peralatan (device) atau tools dan juga pada
bahan pembelajaran (teaching materials)
A. Model-model Pemanfaatan TIK
Untuk Kegiatan Pembelajaran
Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk
menentukan model pemanfaatan TIK yang
akan
diterapkannya
pembelajaran.
dalam
Penentuan
kegiatan
model
pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan
dengan berbagai kondisi yang ada, seperti:
ketersediaan
fasilitas
TIK
di
pusdiklat
(apakah lengkap untuk setiap peserta diklat
atau peserta diklat harus berpasangan),
tingkat
kemampuan
Widyaiswara
atau
keterampilan
mengoperasikan
fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas
TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat
kemampuan
diklat
32
atau
keterampilan
mengoperasikan
peserta
fasilitas/peralatan
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat
terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat.
Apabila kondisi obyektif yang ada memang
memungkinkan
peserta
diklat
untuk
melakukan kegiatan belajar berbasis TIK,
maka
model
pemanfaatan
TIK
yang
mendukung adalah model yang terintegrasi
dalam
kegiatan
mungkin
pembelajaran
tidak
terintegrasi
ini
sekalipun
sepenuhnya.
hanya
dapat
Model
diterapkan
apabila setiap peserta diklat telah memiliki
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
mengoperasikan fasilitas TIK di samping
tidak
memiliki
kendala/hambatan
untuk
memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat.
Model
pemanfaatan
pembelajaran
yang
TIK
untuk
kedua
kegiatan
yang
dapat
diterapkan adalah model campuran (mixed
model) dengan porsi yang lebih besar pada
pemanfaatan
TIK
dalam
kegiatan
pembelajaran. Model campuran ini dapat
dibedakan menjadi:
1.
Model campuran yang sebagian besar
kegiatan
pembelajaran
dilakukan
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
33
dengan
pemanfaatan
sebagian
kecil
saja
pembelajaran
dari
secara
dilakukan
tatap
Widyaiswara
merencanakan
pembelajaran
muka.
memang
ada
yang
hanya
kegiatan
yang
Widyaiswara
Artinya,
TIK;
kegiatan
diselenggarakan
secara tatap muka dan ada pula yang
diselenggarakan melalui pemanfaatan
TIK.
2.
Model campuran yang sebagian besar
kegiatan
secara
pembelajaran
tatap
kegiatan
muka;
dilakukan
sedangkan
pembelajaran
pemanfaatan
TIK
hanya
melalui
dilakukan
dalam persentase yang lebih kecil.
Dalam hal ini, Widyaiswara memang
merencanakan
pembelajaran
ada
yang
kegiatan
diselenggarakan
melalui memanfaatkan TIK.
Penerapan model campuran ini didasarkan
atas pertimbangan mengenai ketersediaan
fasilitas TIK di pusdiklat. Manakala fasilitas
TIK
yang
tersedia
dimanfaatkan
individual
atau
di
peserta
pusdiklat
dapat
diklat
secara
setidak-tidaknya
secara
berpasangan, dan fasilitas TIK yang sama
34
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
juga dapat dimanfaatkan peserta diklat di
luar jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas
TIK
juga
tersedia
di
lingkungan
sekitar
peserta diklat (peserta diklat tidak akan
mengalami kesulitan atau hambatan dalam
memanfaatkan fasilitas TIK), maka model
campuran yang pertama dapat diterapkan
Widyaiswara.
Sebaliknya,
manakala
fasilitas
TIK
yang
tersedia di pusdiklat terbatas jumlahnya
sehingga hanya dapat dimanfaatkan peserta
diklat secara berpasangan, trio atau bahkan
kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak
mungkin dimanfaatkan peserta diklat di luar
jam pelajaran pusdiklat, serta fasilitas TIK
yang tersedia di lingkungan sekitar peserta
diklat juga sangat terbatas, maka model
campuran
yang
memungkinkan
Widyaiswara.
kedua
untuk
Artinya,
yang
lebih
diterapkan
pemanfaatan
TIK
untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam
bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan
para peserta diklat.
Di bawah ini adalah beberapa tahapan yang
dapat dilakukan apabila Widyaiswara ingin
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
35
memanfaatkan
TIK
dalam
proses
pembelajarannya:
1.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan,
seorang
Widyaiswara,
sebagai
tentunya
bapak/ibu akan melakukan serangkaian
kegiatan, seperti:
a.
Merancang/Mengemas
b.
Pelajaran;
Mempersiapkan
c.
Pembelajaran;
Mempersiapkan
Materi
Strategi
Lembar
Peserta Diklat; dan
d. Mempersiapkan Lembar
Kerja
Penilaian
Hasil Belajar Peserta Diklat.
2.
Pelaksanaan
Pemanfaatan
TIK
dalam Kegiatan Pembelajaran
Pada tahap pelaksanaan pemanfaatan
TIK
dalam
kegiatan
pembelajaran,
seorang Widyaiswara haruslah benarbenar yakin bahwa fasilitas TIK yang
akan dimanfaatkannya dalam keadaan
berfungsi baik. Artinya, Widyaiswara
harus melakukan tes terhadap fasilitas
TIK sebelum digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Hanya
dengan
cara
yang demikian ini diharapkan bahwa
36
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
kegiatan
pembelajaran
melalui
pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat
berjalan lancar.
Kemudian, para peserta diklat juga
perlu disiapkan agar masing-masing
mereka
fokus
terhadap
pelajaran
yang
Penyiapan
peserta
dilakukan
dengan
materi
akan
dibahas.
diklat
dapat
mengarahkan
perhatian mereka terhadap kompetensi
yang perlu mereka kuasai pada akhir
kegiatan
pembelajaran.
Strategi
pembelajaran yang akan diterapkan
selama
perlu
kegiatan
pembelajaran
dikomunikasikan
kepada
juga
para
peserta diklat agar mereka memiliki
kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan
belajar yang dituntut untuk mereka
lakukan.
3.
Penilaian
Kegiatan
Pembelajaran
yang Memanfaatkan TIK
Penilaian hasil belajar peserta diklat
dalam
kegiatan
memanfaatkan
pembelajaran
TIK
dapat
yang
dilakukan
secara (a) terintegrasi atau menyatu
dalam bahan belajar peserta diklat,
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
37
baik
yang
pertanyaan
berupa
lisan
pertanyaan-
sewaktu
kegiatan
belajar tatap muka, soal-soal latihan
secara
tertulis
(self-evaluation)
maupun kuis, (b) tersendiri, baik yang
berupa
penugasan
individual
atau
kelompok, maupun tes.
B. Rangkuman
Pengembangan
Widyaiswara
kemampuan
yang
profesional
sesuai
dengan
perkembangan tuntutan kebutuhan adalah
penting
untuk
dilaksanakan
secara
berkesinambungan. Dengan demikian, ada
kesempatan bagi Widyaiswara untuk belajar,
tidak hanya yang terkait dengan cara-cara
pemanfaatan TIK baru tetapi juga tentang
cara-cara menyajikan materi pembelajaran
yang
bermakna,
dan
berbagai
kegiatan
lainnya yang terkait dengan pemanfaatan
TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Tetapi pelatihan Widyaiswara haruslah lebih
dari
sekedar
cara
memanfaatkan
TIK
(termasuk komputer), tetapi sampai pada
strategi
pembelajaran
yang
dibutuhkan
untuk (infuse) keterampilan teknologis ke
dalam proses belajar” (Sulla, 1999).
38
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
Widyaiswara mempunyai kebebasan untuk
menentukan model pemanfaatan TIK yang
akan
diterapkannya
pembelajaran.
dalam
Penentuan
kegiatan
model
pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan
dengan berbagai kondisi yang ada, seperti:
ketersediaan
fasilitas
TIK
di
pusdiklat
(apakah lengkap untuk setiap peserta diklat
atau peserta diklat harus berpasangan),
tingkat
kemampuan
atau
Widyaiswara
keterampilan
mengoperasikan
fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas
TIK yang dimiliki peserta diklat, tingkat
kemampuan
diklat
atau
keterampilan
mengoperasikan
peserta
fasilitas/peralatan
TIK, atau tingkat aksesibilitas peserta diklat
terhadap materi pelajaran di luar pusdiklat.
Tahapan yang harus dilakukan Widyaiswara
dalam memanfaatkan
TIK
dalam proses
pembelajarannya :
1.
2.
Perencanaan
Pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam
3.
kegiatan pembelajaran
Penilaian kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan TIK.
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
39
C. Latihan
1.
Sebutkan
dan
pemanfaatan
jelaskan
TIK
2
macam
sebagai
sumber
2.
belajar?
Sebutkan dan jelaskan 2 jenis dari
3.
model campuran ?
Diantara 2 model pemanfaatan TIK
sebagai
sumber
belajar,
model
manakah yang lebih baik diterapkan?
4.
Jelaskan?
Sebutkan
beberapa
tahapan
yang
dapat dilakukan apabila Widyaiswara
ingin memanfaatkan TIK dalam proses
5.
pembelajarannya?
Jelaskan
penilaian
kegiatan
pembelajaran yang memanfaatkan TIK?
D. Evaluasi
Berikan contoh nyata anda sebagai seorang
Widyaiswara
dalam
proses
dalam
memanfaatkan
pembelajaran
TIK
berdasarkan
tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan di
atas.
40
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
BAB IV
RAGAM DAN JENIS TEKNOLOGI
DALAM PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
dapat :
Mengidentifikasi
ragam
teknologi
dalam
pembelajaran;
Menentukan
jenis
teknologi
yang
akan
dimanfaatkan dalam program diklat.
Teknologi
dalam
Pembelajaran
banyak
sekali
ragam dan jenisnya. Mulai dari teknologi yang
paling sederhana dan murah sampai teknologi
yang paling canggih dan mahal harganya. Ada
teknologi
yang
Widyaiswara
didesain
dapat
sendiri
pabrik.
dikembangkan
dan
Ada
ada
teknologi
oleh
teknlogi
yang
yang
sudah
tersedia di lingkungan yang langsung dapat kita
manfaatkan, ada pula
sengaja
yang secara khusus
dirancang
pembelajaran.
untuk
Meskipun
teknologi
keperluan
banyak
ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak
jenis
teknologi
yang
biasa
Widyaiswara di pusdiklat.
41
digunakan
oleh
Beberapa teknologi yang paling akrab dan hampir
semua bentuk kediklatan adalah memanfaatkan
adalah media cetak (buku) dan papan tulis. Selain
itu, banyak juga yang telah memanfaatkan jenis
hasil
teknologi
overhead
lain
projektor
seperti
(OHP)
gambar,
dan
model,
obyek-obyek
nyata. Sedangkan media lain seperti kaset audio,
video, VCD, slide (film bingkai), serta program
pembelajaran komputer masih jarang digunakan
meskipun sebenamya sudah tidak asing lagi bagi
sebagian besar Widyaiswara. Meskipun demikian,
sebagai seorang Widyaiswara alangkah baiknya
bila dapat mengenal beberapa jenis Teknologi
dalam
Pembelajaran
tersebut.
Hal
ini
dimaksudkan agar mendorong Widyaiswara untuk
mengadakan
dan
memanfaatkan
teknologi
tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Ada berbagai cara dan sudut pandang untuk
menggolongkan
Pembelajaran.
jenis
Rudy
Bretz
Teknologi
(1971),
dalam
misalnya,
mengidentifikasi jenis-jenis media sebagai bentuk
Teknologi dalam Pembelajaran berdasarkan tiga
unsur pokok, yaitu: suara, visual dan gerak.
Berdasarkan
tiga
mengklasifikasikan
unsur
media
tersebut,
Teknologi
Bretz
dalam
Pembelajaran ke dalam delapan kelompok, yaitu:
(1) media audio, (2) media cetak, (3) media visual
42
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
diam, (4) media visual gerak, (5) media audio
semi gerak, (6) media semi gerak, (7) media
audio visual diam, serta (8) media audio visual
gerak.
Anderson
(1976)
mengelompokkan
media
sebagai bentuk Teknologi dalam Pembelajaran
menjadi sepuluh golongan sebagai berikut:
No.
Golongan Media
Contoh dalam Teknologi dalam
Pembelajaran
Kaset audio, siaran radio, CID, telepon
Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet,
1.
2.
Audio
Cetak
3.
4.
gambar
Audio cetak
Kaset audio yang dilengkapibahantertulis
Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), film
5.
Proyeksi
6.
7.
8.
9.
visual diam
Visual gerak
Film bisu
Audio visual gerak Film gerak bersuara, video NCD, televisi
Obyek fisik
Benda nyata, model, spesimen
Manusia
dan Guru, pustakawan, laboran
10.
lingkungan
Komputer
bingkai (slide)
audio Film bingkai (slide) bersuara.
CAI
(pembelajaran
komputer)
dan
CBI
berbantuan
(pembelajaran
berbasis komputer)
Sementara itu, Schramm (1985) menggolongkan
media dalam Teknologi dalam Pembelajaran atas
dasar kompleksnya suatu media. Atas dasar itu,
Schramm membagi media menjadi dua golongan
MODUL DIKLAT KEWIDYAISWARAAN BERJENJANG TK.
LANJUTAN
43
yaitu: media besar (media yang mahal dan
kompleks) dan media kecil (media sederhana dan
murah). Termasuk media besar misalnya: film,
televisi,
dan
video
NCD,
sedangkan
yang
termasuk media kecil misalnya: slide, audio,
transparansi, dan teks. Selain itu Schramm juga
membedakan media atas dasar jangkauannya,
yaitu media masal (liputannya luas dan serentak),
media
kelompok
tertentu),
(liputannya
dan
media
seluas
ruangan
individual
(untuk
perorangan). Termasuk media masal adalah radio
dan televisi. Termasuk media kelompok adalah:
kaset audio, video, OHP, dan slide. Sedangkan
yang termasuk media individual adalah: buku
teks,
telepon,
dan
program
komputer
pembelajaran (CAI).
Sebagian
ahli
berdasarkan
lain
pada
mengelompokkan
tingkat
teknologi
media
yang
digunakan, mulai dari media dengan teknologi
rendah
hingga yang
menggunakan teknologi
tinggi. Jika media digolongkan atas dasar tingkat
teknologi yang digunakan, maka penggolongan
media sangat dipengaruhi oleh perkembangan
teknologi. Media tertentu akan dapat mengalami
perubahan dalam penggolongannya. Misalnya,
pada tahun 1950-an, media televisi dikategorikan
media paling tinggi. Tetapi kemudian pada tahun
44
TEKNOLOGI DALAM PEMBELAJARAN
1970-an
kategori
tersebut
bergeser
dengan
hadirnya media komputer. Pada masa tersebut,
komputer
digolongkan
pada
media
dengan
teknologi yang paling tinggi. Tetapi dewasa ini
media komputer tergeser kedudukannya dengan
adanya program computer conferencing melalui