ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK DENGAN ME

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN
METODE RGEC (RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE,EARNINGS,
CAPITAL)

(Studi pada PT. BANK BUKOPIN, Tbk periode 2010-2014)
Nuzul Asrul Fantri Inggraha Iha
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Email : nuzulasrul@gmail.com

ABSTRACT

The research was carried out aiming to know the financial performance of bank Bukopin with
the RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital) for the period 20102014. The research method used is the type of research descriptive with quantitative approach.
Variables are and measurements in this study consists of factors Risk the profile, Good
Corporate Governance, Earnings and Capital. The analysis shows that the financial
performance of Bank Bukopin of the year 2010 to 2014 as measured by using the method of
RGEC as a whole it can be said a healthy bank. Factor Risk Profile is considered through nonperforming loans and to deposit the overall trends in the management of risks that have been
implemented well. Factors good corporate governance bank Bukopin already has and assign
governance company with good. Factor of Earnings or profitability the assessment using
higher in profit but the number of assets it continues to grow until 2014, the bank Bukopin is

at the predicate healthy enough. Factor of Capital that was assessed by using, researchers
proved that Bank Bukopin have the Capital, a good because the CAR are in for 8 % based on
the Bank Indonesia.
Keywoards : method of RGEC, financial performance, risk analysis, the helath of the bank
ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan bank Bukopin dengan
menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital)
untuk periode 2010-2014. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deksriptif
1

dengan pendekatan kuantitaif. Variabel dan pengukuran pada penelitian ini terdiri dari faktor
Risk profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital. Hasil analisis menunjukkan
bahwa kinerja keuangan Bank Bukopin dari tahun 2010 sampai dengan 2014 yang diukur
dengan menggunakan metode RGEC secara keseluruhan dapat dikatakan bank yang sehat.
Faktor Risk Profile yang dinilai melalui NPL dan LDR secara keseluruhan menggambarkan
pengelolaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik. Faktor Good Corporate Governance
Bank Bukopin sudah memiliki dan menetapkan tata kelola perusahaan dengan baik. Faktor
Earnings atau rentabilitas yang penilaiannya menggunakan ROA mengalami penurunan laba
tetapi jumlah asetnya terus bertambah sampai tahun 2014, bank Bukopin berada pada predikat

cukup sehat. Faktor Capital yang dinilai dengan menggunakan CAR, peneliti membuktikan
bahwa Bank Bukopin memiliki faktor Capital yang baik karena nilai CAR berada di atas 8%
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia.
Kata Kunci : metode RGEC, kinerja keuangan, analisis risiko, tingkatk kesehatan bank

PENDAHULUAN
Pada saat ini kegiatan ekonomi suatu negara tidak lepas dari kegiatan perbankan. Pada
umumnya perbankan mempunyai peranan penting dalam memajukan perekonomian negara
karena fungsi bank adalah menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat, memberikan
kredit dan memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Di Indonesia
jumlah bank meningkat tajam. Dengan jumlah pilihan bank yang demikian banyak, nasabah
harus benar-benar paham dalam memilih bank yang sehat dan dapat dipercaya untuk dijadikan
tempat menyimpan dana yang dimilikinya.
Secara sederhana bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya
dengan baik. Dengan kata lain, kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan dan mampu untuk memenuhi semua
kewajibannya dengan baik sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengaruh dari
bank yang sehat akan meningkatkan semangat dan kemampuan untuk bekerja. Sedangkan
bank yang tidak sehat akan membahayakan bank itu sendiri dan juga pihak-pihak lain.
Penilaian kesehatan bank itu sangat penting karena diberi kepercayaan untuk megelola dana

dari masyarakat. Dana tersebut bisa saja seaktu-waktu diambil oleh nasabah dan bank harus
sanggup untuk mengembalikan dana tersebut jika ingin terus dipercayakan sebagai bank yang
sehat oleh nasabahnya.
Dalam Surat Edaran (SE) Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011
tentang penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum menjelaskan beberapa parameter dan
2

indikator dalam menilai tingkat kesehatan bank. Penilaian ini mewajibkan Bank Umum untuk
melakukan penilaian sendiri (self assessment) tingkat kesehatan bank dengan menggunakan
pendekatan Risiko (Risk-Based bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun
konsolidasi. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum mulai diberlakukan pada 1 Januari 2012
dengan pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital).
Metode RGEC adalah pengganti tata cara perhitungan pada metode CAMELS 2004 yang
terdiri dari ukuran kinerja perusahaan mulai dari Capital, Asset Quality, Mangamenet, Earning
dan Liquidity serta sensivity to Market Risk.
Menganalisis kondisi kesehatan bank maupun kinerja bank dapat menggunakan laporan
keuangan. Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk diperlajari dalam mengukur dan
mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan karena di dalam laporan keuangan terdapat
informasi penting berupa


informasi tentang hasil usaha maupun posisi finansial dari

perusahaan bank tersebut. Laporan keuangan juga berisikan informasi keuangan yang
mencerminkan kesehatan dan kemampuan perusahaan yang bersangkutan.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja keuangan PT Bank Bukopin,
Tbk jika diukur dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earnings, Capital) selama periode tahun 2010-2014.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam pernelitian ini adalah jenis penletian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif, menjelaskan objek yang diteliti dengan cara memberikan deskripsi
terhadap masalah yang sudah diidentifikasi secara terini terhadapt suatu perusahaan.
Variabel dan pengukuran ini berfungsi untuk membatasi informasi yang tidak berkaitan
dengan penelitian. Adapaun yang menjadi variabel dan pengukuran dalam penelitian ini :
1. Faktor Risk Profile
Faktor risk profile demgan menggunakan indicator pengukuran pada faktor risiko kredit
dengan menggunakan rumus Non Performing Loan (NPL) dan Risiko Likuiditas
dengan menggunakan rumus Loan to Deposit Ratio (LDR) saja dikarenakan pada
risiko tersebut peneliti dapat memperoleh data kuantitatif yang tidak dapat diperoleh

pada factor risiko operasional, risiko hokum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko
reputasi.
3

2. Faktor Good Corporate Governance (GCG)
Dengan menganalisis laporan GCG berdasarkan atas aspek penilaian yang mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum.
3. Faktor Earnings (Rentabilitas)
Earning yaitu penilaian kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan

menggunakan rasio Return on Asset (ROA).
4. Faktor Capital (permodfalan)
Capital (permodalan), yaitu metode penilaian bank berdasarkan permodalan yang

dimiliki bank dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis Risk Proifle
a. Risiko Kredit
Dengan menghitung rasio Non Performing Loan :


b. Risiko Likuiditas

=

Total Kredit





%

Dengan menghitung Loan to Deposit Ratio (LDR)
�=

��

Total dana pihak ketiga

2. Analisis Good Corporate Governance (GCG)


%

Dengan menganlisis laporan GCG berdasarkan atas aaspek penilaian yang mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Bank Umum yang terdiri dari :
a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
b. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite
d. Penanganan beturan kepentingan
e. Penerapan fungsi kepatuhan bank
f. Penerapan fungsi audit intern
g. Penerpan fungsi audit ekstern
h. Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern
i. Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan Debitur Besar (large
exposures)
4

j. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan
laporan internal
k. Rencana strategis bank.

3. Analisis Earnings (rentabilitas)
Dengan menghitung Return on Asset (ROA) :


=

Rata − rata total Aktiva

4. Analisis Capital (Permodalan)



%

Dengan menghitung Capital Adequacy Ratio
�=

HASIL DAN PEMBAHASAN

ATMR




%

1. Risk Profile
a. Risiko Kredit
Tabel 1
Komponen Perhitungan NPL
(disajikan dalam jutaan Rupiah)
Tahun

Kredit Bermasalah

Total Kredit

2010
2011
2012
2013

2014

980.265
1.152.650
1.264.513
1.175.772
1.529.494

30.173.015
40.748.306
45.530.740
48.461.043
55.262.577

Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin

Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio NPL Bank Bukopin
Tahun 2010

Tahun 2011


=

=

.
.

.

.

.
.

.



%= ,

%



%= ,

%
5

Tahun 2012
=

Tahun 2013

=

Tahun 2014

=

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.



%= ,

%



%= ,

%



%= ,

%

Tabel 2

Ringkasan Penilaian NPL Bank Bukopin
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014

Komponen
NPL
NPL
NPL
NPL
NPL

NPL %
3,25 %
2,83 %
2,78 %
2,43 %
2,77 %

Sumber : Data diolah oleh penulis

Dari hasil perhitungan rasio kredit tersebut selama lima tahun yaitu dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014, bank Bukopin memperoleh rasio NPL yang mengalami
peningkatan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 tetapi mengalami penurunan di tahun
2014. Di tahun 2010 dimana bank Bukopin memperoleh nilai rasio NPL sebesar 3,25% dengan
perolehan kredit bermasalah Rp 980.625, kemudian pada tahun 2011 nilai rasio NPL sebesar
Rp 2,83% dengan perolehan kredit bermasalah Rp 1.152.650. Kemudian pada tahun 2012 nilai
rasio NPL sebesar 2,78% dengan perolehan kredit bermasalah Rp 1.264.513, kemudian pada
tahun 2013 nilai rasio NPL sebesar 2,43% dengan perolehan kredit bermasalah Rp 1.175.772
dan kemudian pada tahun 2014 mengalami penurunan rasio NPL sebesar 2,77% dengan
perolehan kredit bermasalah Rp 1.529.494. Rasio NPL (Non Performing Loan) menunjukkan
bahwa semakin kecil NPL pada bank., maka bank tersebut mempunyai kredit bermasalah yang
kecil. Pada tahun 2011 dengan rasio 2,83%, bank Bukopin menunjukkan perubahan yang
cukup baik dari tahun sebelumnya yaitu 2010 dengan nilai rasio NPL sebesar 3,25%. Kemudian
di tahun 2012 mengalami peningkatan dengan menurunnya nilai rasio NPL menjadi 2,78%. Di
tahun 2013 menunjukkan NPL sebesar 2,43% dan di tahun 2014 mengalami penurunan rasio

6

sebesar 2,77%, bank Bukopin masih memiliki peringkat komposit NPL yang Sehat dan masih
baik dalam menangani kebijakan kredit yang dikeluarkan oleh pihak bank.
b. Risiko Likuiditas
Tabel 3
Komponen Perhitungan LDR
(disajikan dalam jutaan Rupiah)
Kredit yang
diberikan
30.173.015
40.748.306
45.530.740
48.461.043
55.262.577

Tahun
2010
2011
2012
2013
2014

Dana Pihak ketiga
41.377.255
47.929.226
53.957.758
55.822.392
65.390.790

Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin

Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio LDR Bank Bukopin
Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

�=

.
.

.
.



%=

,

%

�=

.
.

.
.



%=

,

%

�=

.
.

.
.



%=

,

%

�=

.
.

.
.



%=

,

%

�=

.
.

.
.



%=

,

%

7

Tabel 4
Ringkasan Penilaian LDR Bank Bukopin
LDR %

2010

Komponen
LDR

2011

LDR

85,02%

2012

LDR

84,38%

2013

LDR

86,81%

2014

LDR

84,51%

Tahun

72,92%

Sumber : Data diolah oleh penulis

Berdasarkan tabel LDR di atas, pada tahun 2010 total kredit yang diberikan bank
Bukopin sebesar Rp 30.173.015 dan total dana pihak ketiga sebesar Rp41.377.255 dan di
peroleh tingkat LDR sebesar 72,92%. Di tahun 2011 bank Bukopin mengalami peningkatan
pada total kredit yang diberikan dan total dana pihak ketiga, untuk total kredit yang diberikan
menjadi Rp 40.748.306 dan dana pihak ketiga sebesar Rp 47.929.226 dan diperoleh tingkat
LDR sebesar 85,02%. Kemudian pada tahun 2012 total kredit yang diberikan meningkat
menjadi Rp 45.530.740 dan dana pihak ketiga pun juga meningkat menjadi Rp 53.957.758,
maka diperoleh tingkat LDR sebesar 84,38%. Pada tahun 2013 total kredit yang diberikan
semakin meningkat menjadi Rp 48.461.043 dan dana pihak ketiga juga meningkat menjadi Rp
55.822.392 dengan tingkat LDR sebesar 86,81% dan pada tahun 2014 total kredit yang
diberikan meningkat cukup besar menjadi Rp 55.262.577 dan dana pihak ketiga juga ikut
meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 65.390.790 dan tingkat LDR menjadi 84,51%. Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa selama periode 2010-2014 tingkat LDR mengalami
peningkatan dan dapat dikatakan sehat, karena berada pada posisi ideal yaitu sekitar 50% 100%.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Tabel 5
Hasil Penilaian Self Assesment GCG
Tahun
2010

Nilai Komposit
1,525

Keterangan
Baik

2011

1,5

Baik

2012

2,5

Baik

8

2013

2

Baik

2014

2

Baik

Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin

Berdasarkan penilaian tabel di atas, pada tahun 2010 hasil penilaian self assessment
untuk bank Bukpoin berada di peringkat 1,525 atau mendapat predikat “Baik” yang
mencerminkan manajemen bank telah melakukan penerapan Good Corporate Governance
yang secara umum baik. Pada tahun 2011 bank Bukopin masih berada pada predikat “Baik”
dengan peringkat komposit 1,5, hal ini terlihat dari pemenuhan yang memadai terhadap prinsipprinsip Good Corporate Governance. Kemudian pada tahun 2012 bank Bukopin mengalami
penurunan predikat komposit menjadi 2,5 dari “Baik” menjadi “Cukup Baik” yang berarti
manajemen bank telah melakukan penerapan umum cukup baik. Namun pada tahun 2013-2014
bank Bukopin mengalami peningkatan menjadi 2 yang berarti manajemen bank telah
melakukan penerapan umum yang “Baik”
3. Earnings (Rentabilitas)
Tabel 6
Komponen Perhitungan ROA
(disajikan dalam jutaan Rupiah)
Tahun

Laba sebelum pajak

2010
2011
2012
2013
2014

667.065
940.404
1.059.370
1.193.605
971.121

Rata-rata total
aset
47.489.366
57.183.463
65.689.830
69.457.663
79.051.268

Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin

Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio ROA Bank Bukopin
Tahun 2010

Tahun 2011



=



=

.
.

.
.

.
.



%= ,

%



%= ,

%

9

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014



=



=



=

.

.

.

.

.

.
.

.

.

.
.



%= ,

%



%= ,

%



%= ,

%

Tabel 7

Ringkasan Penilaian ROA Bank Bukopin
Tahun

Komponen

ROA
2010
ROA
2011
ROA
2012
ROA
2013
ROA
2014
Sumber : Data diolah oleh penulis

ROA %
1,40 %
1,64 %
1,61 %
1,72 %
1,23 %

Dari hasil perhitungan rasio ROA (Return on Asset) di atas, bank Bukopin
menunjukkan penurunan yang cukup besar dari 2010 ke 2014 dimana terjadi penurunan sebesar
0,17% meski pun diantara tahun 2010-2013 terjadi naik turunnya rasio ROA. Dilihat dari tahun
2010 bank Bukopin memperoleh nilai rasio ROA sebesar 1,40% dimana laba sebelum pajak
sebesar Rp 667.065 dan memperoleh total asset Rp 47.489.366 dan kemudian mengalami
peningkatan rasio ROA sebesar 0,24% di tahun 2011 menjadi 1,64% dengan laba sebelum
pajak sebesar Rp 940.404 dan memperoleh total asset Rp 57.183.463. Kemudian di tahun 2012
mengalami penurunan rasio sebesar 0,03% menjadi 1,61% dimana laba sebelum pajak sebesar
Rp 1.059.370 dan total asset sebesar Rp 65.689.830 , di tahun 2013 mengalami peningkatan
rasio sebesar 0,11% menjadi 1,72% dimana laba sebelum pajak sebesar Rp 1.193.605 dan total
asset sebesar Rp 69.457.663 dan pada tahun 2014 mengalami penurunan rasio yang cukup
besar dari 1,72% menjadi 1,23% dengan laba sebelum pajak sebesar Rp 971.121 dan total asset
sebesar Rp 79.051.268. Dalam hal ini bank Bukopin masuk kedalam kategori bank yang sehat
karena berada pada rasio ROA < 1,25%4. Capital (Permodalan)

10

Tabel 8
Komponen Perhitungan CAR
(disajikan dalam jutaan Rupiah)
Tahun

Modal

ATMR

2010
2011
2012
2013
2014

2.891.958
4.374.094
4.996.742
6.213.369
6.821.480

22.129.345
30.851.552
35.620.713
43.468.860
48.551.547

Sumber : Laporan Keuangan Bank Bukopin

Berdasarkan tabel di atas, perhitungan dan penilaian rasio CAR Bank Bukopin
Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

�=
�=
�=
�=
�=

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.

.
.
.
.
.



%=

,

%



%=

,

%



%=

,

%



%=

,

%



%=

,

%

11

Tabel 9
Ringkasan Penilaian CAR Bank Bukopin
Tahun

CAR %

2010

Komponen
CAR

2011

CAR

14,18 %

2012

CAR

14,03 %

2013

CAR

14,29 %

2014

CAR

14,05 %

13,07 %

Sumber : Data diolah oleh penulis

Berdasarkan hasil perhitungan pada table di atas pada tahun 2010 modal bank Bukopin
sebesar Rp 2.891.958 dan total ATMR sebesar Rp 22.129.345 dan tingkat CAR sebesar
13,07%. Untuk tahun 2011 Modal bank Bukopin mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp
4.374.094 dan total ATMR juga meningkat menjadi sebesar Rp 30.851.552 dengan tingkat
CAR sebesar 14,18%. Kemudian di tahun 2012 modal dan total ATMR bank Bukopin
meningkat lagi menjadi Rp 4.996.742 dan Rp 35.620.713 dengan tingkat rasio CAR sebesar
14,03%. Pada tahun 2013 modal dan total ATMR bank Bukopin mengalami peningkatan lagi
menjadi sebesar Rp 6.213.369 dan Rp 48.551.547 dengan tingkat CAR 14,29% dan pada tahun
2014 modal bank bukopin meningkat sebesar Rp 6.821.480 dan disertai meningkatnya juga
total ATMR sebesar Rp 48.551.547 dengan CAR 14,05%. Dari uraian di atas selama periode
2010-2014 dapat disimpulkan bahwa tingkat CAR bank Bukopin mengalami peningkatan dan
dapat dikategorikan sehat karena nilar CAR berada diatas 8%.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian dan pembahasan adalah tingkat kesehatan
PT Bank Bukopin, Tbk selama periode tahun 2010-2014 yang diukur dengan menggunakan
metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,Earnings, Capital) secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa bank Bukopin merupakan bank yang sehat walaupun
dalam satu indikator mendapatkan predikat cukup sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam
penilaian kesehatan bank umum tersebut telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
ketetapan dan ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan efektif dan efisien. Pernyataan
kesimpulan tersebut didukung dengan data-data sebagai berikut :
1. Risk Profile (Profile Risiko)
12

Berdasarkan faktor risk profile yang penilaiannya terdiri dari penilaian risiko kredit
dengan menggunakan rasio NPL menunjukkan pengelolaan risiko kredit Bank Bukopin telah
dilaksanakan dengan baik, karena dari tahun 2010-2014 mengalami penurunan walaupun
masih berada di atas 2%. Dengan nilai rasio tersebut Bank Bukopin masih dalam kategori bank
yang sehat. Pada penilaian risiko likuiditas yang dihitung dengan rasio LDR menunjukkan
bahwa Bank Bukopin mendapatkan predikat yang baik dan hal tersebut membuktikan bahwa
bank Bukopin memiliki profitabilitas yang baik terhadap pengembalian kembali dana pihak
ketiga.
2. Good Corporate Governance (GCG)
Berdasarkan faktor Good Corporate Governance (GCG), Bank Bukopin pada tahun
2010 sampai dengan 2014 sudah memiliki dan menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik.
Dapat dilihat dari hasil penilaian self assessment yang dilakukan perusahaan selama tahun 2010
sampai 2014 berada pada predikat baik walaupun pada tahun 2013 berada pada predikat cukup
baik. Hal ini menunjukkan bahwa bank Bukopin dalam menjalankan

operasional usaha

mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders, corporate value dan menjamin pertumbuhqn
yang berkelanjutan.
3. Earnings (Rentabilitas)
Berdasarkan faktor Earnings (Rentabilitas) yang penilaiannya dengan menggunakan
rasio ROA mulai pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 mengalami peningkatan sehingga
bank mendapat predikat sehat, tetapi di tahun 2014 rasio ROA turun menjadi 1,23% dan bank
Bukopin mendapat predikat Cukup Sehat. Hal ini menandakan bahwa bertambahnya jumlah
asset tidak dikuti dengan bertambahnya jumlah keuntungan yang didapatkan oleh bank
Bukopin.
4.. Capital (Permodalan)
Berdasarkan faktor Capital atau permodalan yang penilaiannya menggunakan rumus
Capital Adequacy Ratio (CAR). Bank Bukopin pada tahun 2010 sampai dengan 2014 memiliki

rasio CAR yang sudah di atas ketentuan Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Bank
Bukopin mampu melakukan pengelolaan permodalan dengan sangat baik sesuai dengan
karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas usaha perseroan, disamping hal tersebut bank
Bukopin juga memiliki tingkat kecukupan modal yang baik atas pemenuhan kewajiban yang
dimilikinya dan dapat mengatasi kemungkinan terjadinya risiko.
13

DAFTAR PUSTAKA
Aswajun, Febryani. 2014. Analisis Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode RGEC pada
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Universitas Gunadarma, Depok.

Bank Bukopin 2010-2014. Laporan Keuangan PT. Bank Bukopin, Tbk. Diunduh dari
www.bukopin.co.id (diakses tanggal 7 Mei 2015)
Bank Indonesia. 2001. Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember
2001.

Bank Indonesia. 2011. Lampiran Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011
Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 oktober 2011.
Heidy, Arrvida Lasta, Zainul Arifin dan Nilai Firdausi Nuzula. 2014. Analisis Kesehatan Bank
dengan Menggunakan Pendekatan RGEC. Universitas Brawijaya, Malang.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi. Rajawali Pers, Jakarta.
Tri, Yusnia Efendi. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank pada PT. Bank DKI Kantor Pusat
dengan Metode RGEC. Universitas Gunadarma, Depok.

Undang-undang Republik Indonesia. 1998. UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Di
unduh dari www.bi.go.id (diakses tanggal 31 Mei 2015)

14