T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Kooperatif Tipe Question Student Have Untuk Meningkatkan Partisipasi Peserta Didik Dengan Memanfaatkan Geschool pada Mata Pelajaran TIK Kelas IX E Semester I di S

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT
HAVE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI PESERTA DIDIK
DENGAN MEMANFAATKAN GESCHOOL PADA MATA PELAJARAN
TIK KELAS IX E SEMESTER I DI SMP N 1 SALATIGA TAHUN
AJARAN 2014/2015

Diajukan Kepada
Fakultas Teknologi Informasi
Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh :
Gadis Pertiwi (702010078)
Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Januari 2015

i


ii

iii

iv

v

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE QUESTION
STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI
PESERTA DIDIK DENGAN MEMANFAATKAN GESCHOOL
PADA MATA PELAJARAN TIK
(Studi Kasus SMP N 1 Salatiga Kelas IX E Tahun Ajaran
2014/2015)
1)
Gadis Pertiwi, 2) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1) 702010078@student.uksw.edu, 2)

adriyanto.gundo@staff.uksw.edu
Abstract

Research in SMP N 1 Salatiga deal with a problem of the lack of student’s
participation during the learning in the classroom. Cooperative learning type
“question student have” applied to increase the participation of learners. Utilizing
GeSchool as a medium of learning outside of instructional hours. Research is
classroom action research. Action research consists of four phases: planning,
implementation, observation, and reflection. The results of the study in the first cycle
to the second cycle showed increased participation of learners. Results response has
been from learners through questionnaires showed 88.89% agreed with the
implementation of cooperative type “question student have”.
Keyword: participation, question student have, geschool
Abstrak
Penelitian di SMP N 1 Salatiga membahas permasalahan yang terjadi, yaitu
minimnya partisipasi peserta didik saat pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran
kooperatif tipe question student have diterapkan untuk meningkatkan partisipasi
peserta didik. Memanfaatkan GeSchool sebagai media pembelajaran di luar jam

pembelajaran. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan , dan refleksi. Hasil penelitian pada siklus I ke siklus II menunjukkan
partisipasi peserta didik meningkat. Hasil tangggapan dari peserta didik melalui
angket menunjukan 88,89% setuju dengan diterapkannya pendekatan kooperatif tipe
question student have.

Kata kunci : partsipasi, question student have, geschool

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga

1

1. Pendahuluan

Pengaruh era digital dan peran TIK dalam pendidikan sangat dominan.
Sebagian para guru setuju atas kehadiran TIK dalam pendidikan kita, karena TIK
merupakan alat pendukung pembelajaran dan sekaligus sebagai sumber belajar
yang dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Berbagai metode rancangan
pembelajaran telah dikembangkan sekaligus model-model pembelajarannya. [1]
Telah dipublikasikan berbagai rancangan pembelajaran mulai dari
rancangan yang disusun secara sederhana hingga bentuk rancangan yang sangat
kompleks. Berbagai jenis-jenis metode itu seharusnya memberi pilihan bagi para
pengguna dalam pelajaran, pedagogi dan teknologi yang tersedia sangat
diperlukan bagi guru. Praktiknya, guru lebih memilih metode yang paling
sederhana. Misalnya, metode ceramah yang didasarkan berdasarkan topik
pelajaran. Hal ini dilakukan dengan ketersediaan TIK di pelajaran. Faktanya,
eksplorasi guru dalam memilih metode pembelajaran masih sangat terbatas akibat
kurangnya pengetahuan dan pemahaman metode pembelajaran berbasis TIK [1]
Metode pembelajaran berbasis TIK yang selama ini dominan diterapkan di
sekolah adalah metode ceramah. Apabila guru masih menggunakan metode
ceramah yang kurang bervariasi, peserta didik cenderung bosan dan jenuh,
sehingga hasil belajar peserta didik kurang optimal [2]. Guru sebaiknya
menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, berjalan
dengan lancar dan tercapai tujuannya, Pembelajaran yang digunakan adalah

pembelajaran kooperatif. Tujuan dalam penerapan pembelajaran kooperatif adalah
supaya peserta didik termotivasi untuk belajar, saling membantu satu sama lain,
dan prestasi belajar mereka juga semakin meningkat. Selain itu, melihat dari
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan relasi antar peserta didik yang
memiliki latar belakang ras, kelompok etnik, dan kemampuan akademik yang
berbeda-beda, serta mampu meningkatkan produktivitas mereka dalam
memecahkan masalah [2].
Menurut observasi yang telah dilakukan pada pembelajaran TIK di SMP N
1 Salatiga menunjukkan adanya permasalahan partisipasi peserta didik kurang
dalam pembelajaran. Keterbatasan sarana laboratorium dengan internet yang
kurang lancar dan menghambat proses pembelajaran, mengakibatkan peserta didik
kurang dalam memahami pembelajaran.
Diperlukan satu strategi yang aktif dan kreatif, sehingga tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai, strategi yang digunakan adalah
question student have. Strategi question student have ini digunakan untuk
mempelajari tentang keinginan dan harapan siswa sebagai dasar untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki. Metode ini menggunakan sebuah
teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik
digunakan pada peserta didik yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan,
keinginan dan harapan-harapannya melalui tulisan [3]. Kelemahan dari strategi

question student have tidak semua peserta didik dapat menuangkan pertanyaan,
karena kemampuan peserta didik berbeda-beda. Kelebihan dari strategi ini dapat
merangsang peserta didik mengembangkan daya pikir dan ingatannya terhadap

2

pelajaran. Peserta didik berani memberikan pertanyaan atau pendapatnya. [4]
Manfaat dari strategi ini melatih peserta didik agar memiliki kemampuan dan
ketrampilan bertanya [5]
Mengatasi pada jam pembelajaran yang kurang, dimanfaatkan media
GeSchool. Media ini juga mendukung untuk belajar dan pembelajaran. Geschool
digunakan untuk pemberian evaluasi soal. Peserta didik menjawab pertanyaanpertanyaan dengan akun Geschool masing-masing. Tampilan Geschool hampir
sama dengan tampilan Facebook dan Twitter, sehingga memudahkan peserta didik
untuk mengoperasikannya. Peserta didik yang tidak mengerjakan soal akan
terlihat oleh guru dan teman yang lain. Blog pada GeSchool digunakan guru untuk
meng-upload materi [6].
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian berjudul yang dilakukan oleh Noviansa, Opi. Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have pada Konsep Ekosistem Di
Kelas VII SMP N 5 Tasikmalaya. Berdasarkan hasil pengamatan langsung

ditinjau dari penerapan kooperatif tipe question student have. Peserta didik lebih
cepat memahami materi yang dibahas. Peserta didik dapat menerangkan sendiri
apa yang dipelajari, sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Peningkatan
ini terjadi disebabkan oleh minat dan antusias peserta didik ketika mengikuti
pembelajaran. Strategi question student have tampak lebih aktif dibandingkan
dengan metode pembelajaran langsung. Strategi pembelajaran question student
have menjadikan peserta didik lebih aktif, kreatif dan mandiri sehingga hasil
pembelajarannya lebih baik [7].
Almeng, Kesma (2010) dengan judul Pengaruh Strategi Question Student
Have Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas VII di
SMP N 1 Bayang Kab. Pesisir Selatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa strategi
QSH dan motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar ekonomi
siswa [8].
Penelitian yang dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Penelitian ini mengkombinasikan dengan menerapkan strategi pembelajaran
kooperatif tipe question student have untuk meningkatkan partisipasi peserta didik
dengan memanfaatkan GeSchool sebagai media pembelajaran yang digunakan
diluar jam pembelajaran sekolah.
Pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran ketika
peserta didik bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam

belajar. Pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari
4 peserta didik dengan kemampuan yang berbeda. Pembelajaran kooperatif
biasanya menempatkan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil selama
beberapa pertemuan ke depan [2]
Keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah 1)
saling ketergantungan yang positif, 2) adanya pengakuan dalam merespon
perbedaan individu, 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas,
4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5) terjalin hubungan yang hangat

3

dan bersahabat antara siswa dengan guru, dan 6) memiliki banyak kesempatan
untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan [9].
Kelemahan metode pembelajaran kooperatif antara lain 1) selain harus
mempersiapkan pembelajaran secara matang, guru perlu menyediakan tenaga,
pemikiran, dan waktu yang lebih, 2) dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan
biaya yang cukup memadai agar proses pembelajaran lancar, 3) selama kegiatan
diskusi kelompok, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas
meluas yang mengakibatkan ketidaksesuaian waktu yang telah ditentukan, dan 4)
terkadang presentasi didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain

menjadi pasif [9].
Peserta didik dapat berpartisipasi saat pelajaran TIK berlangsung.
Penggunaan strategi untuk meningkatkan partisipasi peserta didik supaya tujuan
pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. Strategi yang digunakan adalah
question student have. Question student have dikembangkan untuk melatih peserta
didik agar memiliki kemampuan dan keterampilan bertanya. Pembelajaran dengan
metode ini diawali dengan membagi kelas menjadi empat kelompok. Jumlah
kelompok sebaiknya disesuaikan dengan jumlah peserta didik [7]. Question
student have adalah pertanyaan yang dimiliki peserta didik. Strategi ini dapat
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami topik yang
sudah dipelajari [10].
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan.
Pertanyaan ditulis pada kertas kemudian digeser searah jarum jam untuk
dikomentari temannya. Apakah pertanyaan tersebut layak didiskusikan. Strategi
ini juga mendorong semua peserta didik, khususnya peserta didik yang pasif
dalam pembelajaran untuk menuangkan pertanyaan. Langkah-langkah
pembelajaran question student have adalah [11]:
1. Guru menentukan topik yang sudah dipelajari.
2. Setiap peserta didik diminta untuk menuliskan 1 pertanyaan di
kertas dari topik yang sudah dipelajari.

3. Pastikan tulisan peserta didik bisa dibaca oleh teman-temannya.
4. Geser pertanyaan tersebut ke teman sampingnya searah jarum jam.
5. Minta temannya membaca pertanyaannya, kalau pertanyaan itu
layak ditanyakan maka centanglah (checklis).
6. Lakukan hal serupa sehingga pertanyaan tersebut kembali ke
pemiliknya.
7. Minta peserta didik yang mendapat checklis terbanyak pada
pertanyaannya untuk membaca pertanyaannya.
8. Diskusikan bersama tentang pertanyaan yang mendapat centang
terbanyak.
9. Guru mengklarifikasikan hasil diskusi.
Strategi question student have tidak membuat peserta didik takut
mengungkapkan pertanyaan dan pendapat karena mereka dituntut berpartisipasi
melalui tulisan. Question Student have merupakan cara yang mudah dilakukan
untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta didik. Guru dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik tercapai [11]

4

Partisipasi peserta didik mulai muncul dengan menggunakan metode

pembelajaran koopertaif tipe question student have. Kata partisipasi berasal dari
bahasa Inggris yaitu participation yang berarti pengambilan bagian atau
pengikutsertaan. Kata partisipasi mempunyai pengertian yang luas. Partisipasi
adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok.
Mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka,
tercapainya tujuan-tujuan dan bersama bertanggung jawab terhadap tujuan
tersebut [12]. Keith Davis menyatakan partisipasi dimaksudkan sebagai
keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut
bertanggung jawab di dalamnya. Pikiran utama pada definisi di atas adalah
keterlibatan mental dan emosional individu [12] .
Geschool adalah website jejaring sosial yang berbasis edukasi. Geschool
menyediakan fitur pertemanan dengan menggabungkan kemampuan berbagai
jejaring sosial lainnya sehingga layak untuk menjadi media sosial baik pelajar,
guru, alumni, orang tua dan masyarakat umum. Keutamaannya adalah tersedianya
pembelajaran online yang lengkap dan gratis (Gebook, Getop, Getrol dan Getube)
yang dapat diakses oleh pengguna kapan saja dimana saja seiring aktivitas
sosialnya. Geschool juga membangun komunitas sekolah baik dalam lingkup
akademis maupun interaksi sosialnya. Geschool siap menjadi jejaring sosial yang
digunakan seluruh lapisan masyarakat, dan menjadi one stop studying website for
Indonesians students. Penggunaan GeSchool dapat membantu pengajar saat
pembelajaran berlangsung kurang maksimal, hambatannya karena waktu yang
kurang atau sarana sekolah yang kurang mendukung. Partisipasi peserta juga akan
nampak saat diberikan tugas atau pemberian materi dengan memanfaatkan
GeSchool, guru dapat melihat aktifitas peserta didik yang dilakukan pada
GeSchool [6].
Konsep dan indikator partisipasi pada penelitian ini mengamati: 1)
indikator aktivitas peserta didik dalam diskusi meliputi, saling membantu teman
kelompok, memecahkan masalah pada kelompok bersama, melakukan perintah
dari guru. 2) indikator kemampuan peserta didik mengemukakan pendapat
meliputi, teman kelompok dapat memberikan pendapat dengan lancar. 3)
indikator urutan pikiran peserta didik meliputi, dapat menyampaikan pendapat
secara runtun mengenai materi yang dibahas. 4) indikator kemampuan peserta
didik membantah pendapat orang lain meliputi, tepat dalam menyampaikan
pendapat. 5) indikator kemampuan peserta didik mendukung pendapat orang lain
meliputi, dapat menyempurnakan pendapat orang lain hingga teman yang lain
mampu memahami pendapat temannya. 6) indikator kemampuan menarik
kesimpulan meliputi, mampu memberikan kesimpulan dari materi yang telah
dibahas. 7) indikator sikap terhadap pendapat orang lain meliputi, mampu
menghargai pendapat teman yang lain tidak melihat dari kemampuan yang
dimiliki temannya [13]

5

3. Metode Penelitian

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan
Pengamatan

Gambar 3.1 Desain penelitian tindakan [14]
Gambar 3.1 adalah desain penelitian tindakan kelas. Peneliatan tindakan
kelas terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus I, yang pertama
perencanaan meliputi: menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
sesuai dengan materi yang akan dilakukan tindakan, menyiapkan semua
kelengkapan yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran, merancang lembar
pengamatan, merencanakan skenario pembelajaran dengan penerapan metode
kooperatif tipe question student have. Tindakan berupa guru melakukan
pembelajaran dengan mengacu kepada skenario dan RPP yang telah disusun,
guru menerapkan metode kooperatif tipe question student dan pelaksanaan
melibatkan peserta didik dan guru. Ketiga, pengamatan yang dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observer mengamati aktivitas dari
peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung melalui lembar
pengamatan yang telah disusun serta guru melakukan evaluasi dengan
memberikan post test atau menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran. Keempat,
refleksi yaitu hasil observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan
dijadikan bahan analisis (refleksi) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar
peserta didik, sehingga berdampak pada peningkatan hasil partisipasi peserta
didik. Penelitian ini guru melakukan refleksi untuk mengetahui apakah yang
terjadi sesuai dengan rancangan skenario, apakah tidak terjadi penyimpangan
atau kesalahan prosedur dan apakah prosesnya sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil refleksi ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menentukan siklus
berikutnya.
Siklus II, Hasil refleksi pada siklus pertama sangat menentukan
perencanaan tindakan pada siklus kedua. Jika sudah terjadi peningkatan sesuai
dengan ketercapaian indikator keberhasilan, siklus kedua hanya sebagai
pemantapan dari siklus pertama. Namun, jika peningkatan belum sesuai dengan
indikator keberhasilan, maka siklus kedua tahap kerjanya seperti siklus pertama.
Siklus ini juga dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada
siklus pertama. Siklus ini berakhir apabila pada tahap kedua kriteria yang
dimunculkan sudah terpenuhi, namun apabila pada siklus kedua kriteria yang
diajukan belum terpenuhi maka siklus dilanjutkan pada siklus ketiga.

6

Tabel 3.1 Langkah-langkah penelitian siklus 1
Langkah-langkah
penelitian
Inti
- Eksplorasi

Guru

Peserta Didik

Menerapkan metode kooperatif
Membentuk kelompok dengan
kemampuan yang berbeda
Membagi kelompok menjadi 6
kelompok yang berisikan 4-5
peserta
Menjelaskan materi

-

-

Penutup

Elaborasi

Konfirmasi

Mengkonfirmasikan pertanyaanpertanyaan, jika soal sama dan
memilah-milah pertanyaan yang
mendapatkan checklist terbanyak
Membagikan lembar pertanyaan
yang
mendapat
checklist
terbanyak
Membahas
bersama
tentang
pertanyaan dari kelompok jika
kelompok
kesulitan
untuk
memecahkannya
Memberikan tanya jawab tentang
materi
Memberikan arahan yang runtun
pada materi
Memberi
kesempatan
untuk
bertanya
Menyimpulkan
hasil
pembelajaran
Memberikan evaluasi

Mengikuti perintah guru, namun
memilih teman dalam kelompok
Peserta didik menuliskan pertanyaan.
Tidak
semua
peserta
didik
mengerjakannya karena kemampuan
peserta didik berbeda-beda.
Pertanyaan diputar searah dengan
jarum jam dengan diberikan
checklist hingga pertanyaan kembali
ke pemiliknya. Masih terdapat
peserta didik kebingungan dengan
penerapan pembelajaran. Belum bisa
menghargai pertenyaan milik teman.

Berdiskusi
dengan
kelompok.
Aktivitas kelompok meningkat
setiap pertemuannya.
Memecahkan masalah yang ada.
Peserta didik yang pandai dapat
membentu peserta didik yang
kurang mampu.
Memberikan pendapat atau jawaban
dari pertanyaan. Setiap kelompok
memberikan pendapatnya.
Memberikan pertanyaan tentang
materi
Menyimpulkan materi yang telah
dibahas secara akurat.
Menjawab evaluasi dari guru

Tabel 3.1 kegiatan guru dan peserta didik saat melakukan penelitian
tindakan di kelas. Pemberian perlakuan di siklus I sama di setiap pertemuannya.
Pertemuan pertama dan kedua evaluasi dilakukan dikelas. Evaluasi siklus I ini
yaitu menarik kesimpulan tentang materi yang telah dibahas, pemberian satu atau
dua pertanyaan kepada peserta didik yang kemudian diberikan penghargaan oleh
guru. Mengenalkan media GeSchool pada peserta didik supaya membuat akun.

7

Tabel 3.2 Langkah-langkah penelitian siklus 2
Langkah-langkah
penelitian
Inti
- Eksplorasi

Guru

Peserta Didik

Menerapkan metode kooperatif
Membentuk
kelompok
dengan
kemampuan yang berbeda
Membagi kelompok menjadi 6
kelompok yang berisikan 4-5 peserta

Menjelaskan materi

-

Elaborasi

Mengkonfirmasikan
pertanyaanpertanyaan, jika soal sama dan
memilah-milah pertanyaan yang
mendapatkan checklist terbanyak
Membagikan lembar pertanyaan yang
mendapat checklist terbanyak
Membahas
bersama
tentang
pertanyaan dari kelompok jika
kelompok
kesulitan
untuk
memecahkannya
Memberikan tanya jawab tentang
materi

-

Penutup

Konfirmasi

Memberikan arahan yang runtun pada
materi
Memberi kesempatan untuk bertanya
Memberikan
evaluasi
dengan
memanfaatkan media Geshool

Mengikuti perintah guru. Tidak
kebingungan
karena
sudah
terbiasa
dengan
penerapan
metode kooperatif tipe question
student have.
Peserta
didik
menuliskan
pertanyaan. Banyak pertanyaan
yang dituliskan setiap peserta.
Pertanyaan diputar searah dengan
jarum jam dengan diberikan
checklist hingga pertanyaan
kembali
ke
pemiliknya.
Menghargai pertanyaan teman.
Tidak memilih-milih pertanyaan
dari teman.

Berdiskusi dengan kelompok.
Aktivitas kelompok semakin
meningkat keaktifannya.
Memecahkan masalah yang ada.
Memberikan pendapat yang
logis hingga teman yang lain
memahami apa yang dimaksud.
Memberikan pendapat atau
jawaban dari pertanyaan dengan
lancar.

Memberikan pertanyaan tentang
materi
Menjawab evaluasi dari guru
menggunakan akun GeSchool
masing-masing

Tabel 3.2 kegiatan guru dan peserta didik saat melakukan penelitian
tindakan di kelas siklus II. Pada pertemuan pertama evaluasi diberikan pertanyaan
yang dijawab menggunakan kertas. Evaluasi pertemuan kedua diberikan soal
dengan memanfaatkan GeSchool. Pemberian soal evaluasi diberikan hanya
beberapa soal. Pemberian soal dari materi pertama hingga akhir diberikan dengan
memanfaatkan GeSchool. Peserta didik menjawab pertanyaan soal menggunakan
akun masing-masing.

8

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara tanya jawab lisan antara pewawancara dan narasumber. wawancara
yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang
bebas di mana saat penelitian tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara berurutan dan lengkap untuk pengumpulan datanya, pedoman
wawancara yang digunakan hanyalah berupa garis-garis besarnya saja.
Observasi, digunakan untuk memperoleh data mengenai proses belajar dan
pembelajaran berlangsung pada partisipasi peserta didik kelas IX E SMP N 1
Salatiga pada mata pelajaran TIK. Lembar observasi yang dibuat berdasarkan
indikator penilaian yang diamati. Indikator penilaian observasi menggunakan
skala Guttman berupa “ya” atau “tidak”.
Tabel 3.3
Kisi-kisi lembar descriptive graphic rating scale [13]
No

Aspek

1

Aktivitas peserta
didik dalam diskusi
Kemampuan peserta
didik
mengemukakan
pendapat
Urutan pikiran
peserta didik
Kemampuan peserta
membantah
pendapat orang lain
Kemampuan peserta
didik mendukung
pendapat orang lain
Kemampuan
menarik kesimpulan
Sikap terhadap
pendapat orang lain

2

3
4

5

6
7

Graphic Rating Scale
Keterangan
Aktif

1

0

Keterangan
Tidak aktif

Lancar

Tidak lancar

Sistematis

Kacau

Tepat

Tidak tepat

Logis

Tak jelas

Akurat

Kabur

Menghargai

Menganggap
enteng

Descriptive graphic rating scale adalah penilaian dengan memberi tanda
tertentu pada suatu kontinum baris [13]. Tabel 3.3 menunjukkan hasil partisipasi
peserta didik dari siklus I dan siklus II. Kriteria aktif pada aspek aktivitas peserta
didik dalam diskusi mampu membatu teman kelompok, bisa memecahkan sebuah
masalah pada kelompok, dan aktif dalam bekerja sama. Aspek kemampuan
peserta didik mengembangkan pendapat kemampuan, peserta didik
menyampaikan pendapatnya dengan lancar. Aspek urutan pikiran peserta didik,
peserta didik menyampaikan pendapatnya beruntun dengan materi yang diberikan.
Aspek kemampuan peserta didik membantah pendapat orang lain, pendapat
peserta didik bisa diterima dengan temannya. Aspek kemampuan peserta didik
mendukung pendapat orang lain, peserta didik dapat menyempurnakan pendapat
orang lain dengan logis. Aspek kemampuan menarik kesimpulan, peserta didik
tepat dengan memberikan pendapatnya tentang materi yang relah dibahas. Aspek

9

sikap terhadapa pendapat orang lain, peserta didik dapat menghargai pendapat
temannya, walaupun pendapat temannya kurang tepat atau tidak logis.
Angket, dibagikan untuk mengetahui minat atau motivasi peserta didik
terhadap penerapan question student have., efektifitas penerapan question student
have, kendala penerapan question student have di kelas dan juga kekurangan
penerapan question student have menurut peserta didik. Indikator penilaian
menggunakan skala Guttman. Kriteria keterangan pada skala ini, yaitu jika peserta
didik menjawab “ya”= 1, “tidak”=0 [15].
Tabel 3.4 Kisi-kisi angket partisipasi peserta didik terhadap penerapan
metode kooperatif tipe question student have
Indikator
Motivasi

Aspek
Rasa senang,
ketertarikan
peserta didik
untuk
mendalami
pengetauan
yang diberikan
oleh guru

Efektif dan
efisisen

Ketuntasan saat
pembelajaran,
dan hasil yang
di
dapatkan
oleh
peserta
didik, setelah
mengikuti
pembelajaran

Pertanyaan
1. Menurut anda dengan pendekatan kooperatif tipe
question student have membuat anda senang?
2. Apakah anda lebih mudah memahami materi
dengan cara belajar pendekatan kooperatif tipe
question student have?
3. Apakah cara belajar dengan pendekatan
kooperatif tipe question student have merangsang
anda untuk lebih giat belajar?
4. Apakah dengan belajar dengan pendekatan
kooperatif tipe question student have, anda ikut
menjadi aktif?
5. Pembelajaran menggunakan question student have
membantu saya dalam memahami
materi
pembelajaran?
6. Pembelajaran menggunakan question student have
membantu saya dalam bertanya tanpa rasa malu?
7. apakah anda senang mengerjakan soal evaluasi
menggunakan geschool?
8. Apakah belajar berkelompok dengan pendekatan
kooperatif tipe question student have perlu
diterapkan pada pembelajaran berikutnya?
9. Apakah penggunaan media GeSchool lebih efektif
untuk mengerjakan soal?
10. Apakah pembelajaran kooperatif memberi beban
berat belajar anda?

Indikator untuk mengetahui kriteria peserta didik terhadap penerapan
question student have. Motivasi belajar peserta didik ditunjukkan dari rasa senang,
ketertarikan peserta didik untuk mendalami pengetahuan yang diberikan oleh guru
yang menunjukkan partisipasi [16]. Indikator motivasi siswa terhadap penerapan
question student have, diukur dengan melihat jawaban butir pertanyaan nomor 1,
2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Efektifitas pembelajaran dapat dilihat dari ketercapaian
tujuan pembelajaran dan hasil yang didapat oleh peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran [17] diukur dengan butir soal 8, 9, dan 10. Kisi- kisi angket
dapat dilihat pada tabel 3.3.

10

4. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe question student have dapat meningkatkan
partisipasi peserta didik dalam pembelajaran TIK. Peningkatan partisipasi
peserta didik dapat dilihat melalui observasi dan angket partisipasi peserta
didik. Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan guru
dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya
pembelajaran. Peran metode pembelajaran adalah sebagai alat untuk
menciptakan proses belajar mengajar. Metode kooperatif tipe question student
have merupakan bentuk pembelajaran untuk menuntut peserta didik dalam
bertanya serta belajar mandiri dengan kelompok dalam memecahkan masalah.
Metode kooperatif tipe question student have menyajikan keakraban dalam
kelompok. Metode ini berpengaruh positif karena membuat peserta didik yang
tidak aktif menjadi aktif. Menuntut peserta didik untuk lebih aktif, membuat
peserta didik berani mengungkapkan pertanyaan atau pendapat. Pertanyaan
yang diungkapkan oleh peserta didik dinilai oleh teman-temannya dengan
memberikan checklist pada pertanyaan. Pertanyaan yang mendapatkan
checklist terbanyak akan di diskusikan oleh kelompok.
Pada siklus I saat menggunakan metode koopertif tipe question student
have. Partisipasi peserta didik kurang, karena masih banyak yang tidak
memperhatikan. Sudah menunjukkan peningkatan karena peserta didik
mampu melakukan yang diperintahkan oleh guru. Meskipun masih ada yang
kurang displin dan kurang memperhatikan ketika sedang membuat pertanyaan.
Pertama kali diterapkannya metode question student have banyak peserta
didik yang kebingungan dengan cara pembelajarannya. Pemberian treatment
ini disetiap pertemuan akan membuat peserta didik terbiasa. Peserta didik
belum menghargai pendapat dari temannya. Memberikan checklist pada
pertanyaan masih memilih-milih teman. Keaktifan dalam kelompok masih
kurang, terdapat peserta yang menyendiri karena tidak cocok dengan anggota.
Pemberian evaluasi pada siklus I dilakukan di dalam kelas. Kemampuan
peserta didik dalam menarik kesimpulan masih belum akurat. Pengenalan
media GeSchool sudah diberikan kepada peserta didik, namun hanya
digunakan untuk meng-upload materi. Antusias peserta didik untuk membuat
akun belum ada, terdapat beberapa peserta didik.
Pada siklus II sudah menunjukkan lebih meningkatnya antusias untuk
belajar. Peserta didik sudah terbiasa dengan penerapan metode kooperatif tipe
question student have. Pada pertemuan pertama di siklus ini masih ada
beberapa peserta didik yang kurang berpartispasi, dikarenakan kemampuan
peserta didik kurang. Anggota kelompok membantu anggota yang lain yang
kurang mampu. Pada siklus ini peserta didik banyak yang aktif dengan
pemberian pertanyaan serta pendapat pada kelompok. Menghargai pendapat
teman-temannya, walaupun pendapat temannya kurang tepat atau tidak logis.
Evaluasi pada siklus II diberikan dengan memanfaatkan media GeSchool
dengan memberikan soal evaluasi dan soal latihan.

11

Penerapan metode ini menunjukkan hasil yang signifikan karena peserta
didik bisa lebih cepat memahami materi yang dibahas. Peserta didik bisa
menerangkan materi yang dipelajari. Partisipasi peserta didik meningkat
dengan diterapkannya metode kooperatif tipe question student have. Peserta
didik berani memberikan pertanyaan di selembar kertas yang di instruksikan
oleh guru. Pemberikan pendapat saat berdiskusi kelompok. Hal ini terjadi
karena metode ini dikembangkan untuk melatih peserta didik agar memiliki
kemampuan dan ketrampilan bertanya. Peserta didik secara langsung dapat
mempraktikkan dan akhirnya peserta didik lebih aktif dalam proses
pembelajaran. Peserta didik dalam kelompok juga dapat membantu teman
yang kurang berpartisipasi. Pemberian pertanyaan dapat dibantu oleh temanteman kelompok. Pembahasan tersebut dapat di simpulkan bahwa metode
kooperatif tipe question student have tampak lebih aktif karena pembelajaran
menggunakan strategi question student have menjadikan peserta didik aktif,
mandiri sehingga pembelajaran lebih baik. Pemanfaatan media GeSchool juga
membantu guru serta peserta didik dalam mengatasi kurangnya jam
pembelajaran.

Gambar 4.1 Peserta didik yang mengerjakan soal
Gambar 4.1 adalah tahapan pemberian evaluasi soal pada kurangnya jam
pembelajaran menggunakan media geschool. Soal diberikan peserta didik
berupa pilihan ganda dan essay. Soal diisi diluar jam pembelajaran
berlangsung. Peserta didik yang tidak mengerjakan bisa dilihat oleh guru dan
peserta didik.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I dan siklus II terdapat
peningkatan. Peningkatan partisipasi peserta didik dilihat dari hasil observasi.
Rata-rata presentase observasi partisipasi peserta didik meningkat sebesar
25,93% dari 20,37% di siklus I menjadi 46,30% di siklus II dilihat dari aspek
urutan pikiran peserta didik. Aspek ini meningkat tidak terlalu signifikan
karena peserta didik memahami materi yang diberikan guru namun peserta
didik tidak dapat runtun untuk menjelaskannya. Sedangkan peningkatan
secara signifikan sebesar 55,56% dari 24,07% dari siklus I menjadi 79,63% di
siklus II, dilihat dari aspek aktivitas peserta didik dalam berdiskusi.
Peningkatan peserta didik dalam keaktifan berdiskusi meningkat disetiap
pertemuan.

12

Tabel 4.1 hasil observasi partisipasi peserta didik siklus I dan II
Presentase (%)
Siklus I
Siklus II
24,07
79,63

No

Aspek

1

Aktivitas peserta
didik dalam diskusi

2

Kemampuan peserta
didik
mengemukakan
pendapat

7,41

35,19

3

Urutan pikiran
peserta didik
Kemampuan peserta
membantah
pendapat orang lain

20,37

46,30

12,96

46,30

5

Kemampuan peserta
didik mendukung
pendapat orang lain

22,3

57,41

6

Kemampuan
menarik kesimpulan

16,67

44,5

7

Sikap terhadap
pendapat orang lain

27,78

55,56

4

Tabel 4.1 menunjukkan data yang diperoleh berdasarkan pengamatan
dalam penelitian di SMP N 1 Salatiga meliputi partisipasi peserta didik.
Diketahui partisipasi peserta didik dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
disetiap aspeknya. Hasil presentase dari tabel 4.1 menjawab “ya” disetiap
aspeknya. Aspek no.1 menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga
55,56%, karena dalam aktivitas berdiskusi peserta didik aktif dalam bekerja
sama, dalam kelompok saling membantu satu dengan yang lain, memecahkan
masalah pada kelompok tersebut. Aspek nomer 2, kemampuan peserta didik
dalam penyampaian pendapatanya sudah lancar, hingga mengalami
peningkatan dengan presentase 27.78%. Partispasi peserta didik pada aspek
nomer 3 mengalami peningkatan yang lebih rendah daripada aspek yang lain
25,93%, karena dalam menyampaikan pendapat tidak sistematis dengan materi
yang disampaikan. Peserta didik memahami materi namun dalam
penyampaiannya masih terdapat materi yang terbolak-balik. Kemampuan
peserta didik dalam membantah pendapat orang lain pada aspek nomer 4,
diketahui bahwa peserta didik tepat dengan menyampaian opininya sendiri
dengan presentase 33.34%. Aspek nomer 5 peserta didik dapat menguatkan dan

13

menyempurnakan pendapat orang lain dengan hasil presentase 35,11%. Aspek
nomer 6, peserta didik dapat mennyimpulkan materi yang telah dibahas
bersama-sama peningkatan ini naik signifikan sebesar 27,82%. Aspek no 7
juga mengalami peningkatan yang signifikan presentase yang didapatkan
27.78%, sikap peserta didik dalam menghargai pendapat orang lain tidak
melihat dari siapa yang berpendapat.
Tabel 4.2 Rekap Tanggapan Angket Siswa
Dan Presentase Angket Peserta Didik
Indikator
Motivasi

Efektif dan efisien

Aspek
Rasa senang
Ketertarikan dari treatment yang
diberikan oleh guru
Ketercapaian tujuan pembelajaran
Hasil peserta didik setelah diterapkan
treatment

Presentase (%)
85,18 %
76,54 %

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa peserta didik lebih banyak
setuju jika penerapan kooperatif tipe question student have diterapkan dikelas.
Presentase dari indikator motivasi mendapatkan 85,18 % dari total jumlah
peserta didik yang menjawab “ya” dari butir soal 1-7. Presentase indikator
efektif dan efisien sejumlah 76,54 % dari total peserta didik yang menjawab
“ya”. Dilihat dari butir soal 8-10.
5. Simpulan Dan Saran
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada penelitian ini.
Diterapkannya metode kooperatif tipe question student have. Disimpulkan bahwa
metode pembelajaran kooperatif tipe question student have dapat meningkatkan
partisipasi. Pengaruh positif terhadap partisipasi peserta didik dibuktikan pada
peningkatan partisipasi dapat dilihat pada presentase siklus I dan siklus II.
Pembelajaran terjalin antar kerjasama dan saling membantu pada setiap anggota
kelompok. Penggunaan strategi question student have ini membuat peserta didik
tidak merasa malu untuk bertanya serta peserta didik berani untuk menuangkan
pendapatnya. Pemanfaatan teknologi yang ada, dengan media GeSchool untuk
mengatasi jam pembelajaran yang kurang. Adanya media ini peserta didik
terbantu dalam evaluasi soal saat jam pembelajaran kurang. Peserta didik dapat
mengerjakan soal evaluasi pada jam diluar sekolah.
Saran yang dapat disampaikan bagi guru mata pelajaran TIK, metode
pembelajaran kooperatif tipe question student have bisa dijadikan alternatif dalam
pembelajaran TIK khususnya pada materi yang banyak di kelas serta teoritis
seperti materi perangkat keras akses internet dan intranet. Bagi penelitian
selanjutnya, penelitian ini bisa dikembangkan lagi karena penelitian ini hanya
mengukur partisipasi saja sehingga perlu dilakukan penelitian yang dapat
mengukur aspek penilaian pembelajaran lain. Bagi pihak sekolah memberi
masukan kepada guru untuk lebih mengupayakan lagi peningkatan partisipasi

14

peserta didik dalam pembelajaran TIK melalui penerapan metode pembelajaran
kooperatif
6. Daftar Pustaka
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]

[8]

[9]
[10]
[11]

[12]

[13]

[14]
[15]
[16]

[17]

Sutrisno (2012). Kreatif mengembangkan aktivitas pembelajaran
berbasis TIK, Jakarta: Referensi
Huda, Miftahul. (2013). Coopertive learning metode, teknik,
struktur dan model penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Zainab, N. 2009. Active Learning. [diunduh tanggal
5 februari 2009]
Djawarah & Zaini. 2010. Strategi belajara Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Suprijono, Agus (2013). Cooperative learning teori dan aplikasi
paikem, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
www.geschool.net
Noviansa, Opi (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Question Student Have (Qsh) Pada Konsep Ekosistem.
Diambil 1 Desember 2013, dari jurnal.unsil.ac.id
Almeng, Kesma (2010). Pengaruh Strategi Question Student Have
Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa
Kelas VII Di SMP N 1 Bayang. Kab Pesisir Selatan, dari
jurnal.unsil.ac.id
Isjoni. 2013. Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran
Berkelompok. Bandung:Alfabeta
Hisyam Zaini. (2002). Desain Pembelajaran di Perguruan
Tinggi. Yogyakarta : IAIN Sunan Kalijaga
Arifin, Zaenal & Setiyawan, Adhi. 2012. Pengembangan
Pembelajaran Aktif dengan ICT. Yogyakarta: Skripta Media
Creative.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan
Siswa. Jakarta : Gaung Persada Press
Prof.Dr. S eko Putro Widoyoko, M.Pd. 2013. Evaluasi program
pembelajaran (panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Daryanto. 2011. Penelitian tindakan kelas dan penelitian tindakan
sekolah. Yogyakarta: Gava Media
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Kuadrat, M dan Uno, H. B. 2009. Mengelola Kecerdasan
Dalam Pembelajaran: Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asmani, J. M. 2011. Tips Aplikasi PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan). Jogjakarta: Diva Press.

15