Treaty Room - Treaty

セ@

セ@

REPUBLEKINDONESlA

Perjanjian

antara

Pemerintah Republik Federal Jerman

dan

Pemerintah Republik Indonesia

Tentang

Kerja Sama Teknik

Tahun 2011


- 2-

Pemerintah Republik Federal Jerman
dan
Pemerintah Republik Indonesia

dalam perjanjian ini bersama-sama disebut "Para Pihak",

Dalam semangat hubungan bersahabat antara Pemerintah Republik Federal
Jerman dan Republik Indonesia,

berkeinginan

untuk

memperkuat

dan


mengintensifkan

hubungan

yang

bersahabat tersebut melalui Kerja Sarna Teknik dalam semangat kemitraan,

menyadari bahwa pemeliharaan hubungan tersebut merupakan dasar dari
Perjanjian ini,

bermaksud untuk memberikan kontribusi kepada pembangunan sosial dan
ekonomi di Republik Indonesia,

merujuk kepada Nota No. 245/2011 tertanggal 5 Mei 2011 mengenai komitmen
pendanaan ,

Nota

No.


386/2011

tertanggal

28

Juni

2011

mengenai

reprogramming fund, Summary Record dari hasil perundingan antar-pemerintah

tertanggal 20 Oktober 2011 , Perjanjian tertanggal 4 Oktober 2005 antara
Pemerintah Republik Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia
mengenai Kerja Sarna Teknik pada tahun 2003, Perjanjian tertanggal 26
Januari 2006 antara Pemerintah Republik Federal Jerman dan Pemerintah
Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik pada tahun 2004, Perjanjian

tertanggal 3 Mei 2007 antara Pemerintah Republik Federal Jerman dan
Pemerintah Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik pada tahun 2005
dan Perjanjian tertanggal 20 April 201 0 antara Pemerintah Republik Federal
Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik pada
tahun 2007,

-3-

Sesuai dengan hukum, peraturan perundang-undangan dan prosedur di negara
masing-masing yang mengatur kegiatan Kerja Sarna Teknik,

telah menyetujui hal-hal sebagai berikut:

Pasal1

(1) Sesuai dengan Perjanjian tertanggal 9 April 1984 antara Pemerintah
Republik Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia mengenai
Kerja Sarna Teknik, proyek-proyek berikut didukung untuk dilaksanakan
dalam kerangka Perjanjian ini:


1. Penguatan Hak-Hak Perempuan (SWR),
2. Desentralisasi sebagai Kontribusi terhadap Tata Kelola Pemerintahan
yang Baik (DeCGG),

3. Dukungan untuk Perbaikan Sistem Administrasi Kependudukan
Indonesia (GG PAS),
4. Bantuan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (KPK),
5. Program Pembangunan Ekonomi Regional (RED),

6. Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan melalui Pendidikan dan Pelatihan
Kejuruan dan Teknik (SED-TVET),

7. Proyek Perbaikan Transportasi Kota yang Berkelanjutan (SUTIP),
8. Hutan dan Perubahan lklim (FORCLIME),

9. Saran Kebijakan untuk Lingkungan Hidup dan Perubahan lklim
(PAKLIM),
10. Program Perlindungan Sosial (SPP),

- 4-


11. Dana Studi dan Tenaga Ahli,
apabila setelah dilakukan penelitian proyek-proyek tersebut dinilai telah
memenuhi syarat untuk dibiayai.

(2) Bagi

proyek-proyek yang disebutkan pada ayat (1) di atas, Pemerintah

Republik Federal Jerman wajib menyediakan kontribusi senilai

EUR

30.750.000 (tiga puluh juta tujuh ratus lima puluh ribu euro) dalam bentuk
personil,

masukan,

dan


apabila

memungkinkan , bantuan

keuangan.

Pembagian kontribusi seluruhnya untuk masing-masing proyek

diatur

tersendiri dalam lampiran Perjanjian ini. Pemerintah Republik Federal
Jerman

akan

menugaskan

Deutsche

Gesellschaft fOr


lnternationale

Zusammmenarbeit (GIZ) GmbH untuk melaksanakan proyek-proyek yang
disebutkan pad a ayat (1) butir 1 sampai 11 di atas.

(3) Pemerintah Republik Indonesia wajib menjamin bahwa akan disediakan
anggaran

terperinci

untuk setiap

proyek dalam

rangka

memastikan

kelancaran pelaksanaan proyek dan harus memastikan bahwa institusiinstitusi yang akan ditunjuk sebagai pelaksana akan memberikan kontribusi

yang dibutuhkan untuk proyek-proyek sebagaimana tercantum pada ayat (1)
di atas. Kontribusi tersebut mencakup personil, masukan, dan apabila
memungkinkan berupa bantuan keuangan.

(4) Proyek-proyek yang ditentukan pad a ayat (1) di atas dapat diganti dengan
proyek-proyek lainnya dengan ketentuan bahwa Pemerintah Republik
Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia menyetujuinya.

(5) Komitmen atas proyek-proyek yang ditentukan dalam ayat (1) butir 1 sampai
11 di atas dan untuk jumlah Kerja Sarna Teknik yang ditentukan dalam ayat
2 di atas akan batal tanpa penggantian apabila perjanjian pelaksanaan dan
pembiayaan yang dimaksud pada Pasal 2 dari Perjanjian ini tidak d isepakati
dalam

waktu delapan tahun setelah komitmen tersebut dibuat. Untuk

komitmen yang dibuat tahun ini, tanpa mengabaikan ketentuan dalam ayat

- 5-


(4) di atas, batas waktu tersebut adalah sampai dengan tanggal 31
Desember 2019. Apabila dalam periode tersebut perjanjian pelaksanaan dan
pembiayaan yang disepakati hanya untuk sebagian komitmen, klausula
pembatalan ini hanya berlaku untuk jumlah dana yang tidak tercakup dalam
perjanjian tersebut.

Pasal2
Perincian dari proyek-proyek yang ditetapkan dalam

Pasal 1 ayat (1)

Perjanjian ini dan perincian kontribusi serta kewajiban-kewajiban

ditetapkan

dalam perjanjian pelaksanaan tersendiri dan, apabila memungkinkan, dalam
bentuk perjanjian pembiayaan yang dibuat antara lembaga yang berwenang
atau yang akan diberikan wewenang untuk melaksanakan proyek-proyek
tersebut sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) dan (3) dari Perjanjian ini. Perjanjianperjanjian pelaksanaan dan pembiayaan tersebut harus sesuai dengan
Perjanjian ini dan tunduk kepada hukum dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku di Republik Federal Jerman .

Pasal3
(1) Pemerintah Republik Indonesia wajib membebaskan material, kendaraan
bermotor, barang-barang, perlengkapan dan suku cadang yang disediakan/
dipasok untuk proyek-proyek yang ditetapkan dalam Pasal 1 ayat (1)
Perjanjian ini atas nama dan atas biaya Pemerintah Republik Federal
Jerman dari lisensi, bea cukai, bea pelabuhan, bea impor dan ekspor serta
pungutan-pungutan

resmi

lainnya ,

serta

biaya

gudang,

dan

wajib

memastikan bahwa masuknya barang-barang tersebut diijinkan oleh pihak
Bea Cukai tanpa penundaan.

-6-

(2) Pemerintah Republik Indonesia wajib membebaskan GIZ dari segala pajak
dan pungutan-pungutan resmi lainnya yang berlaku di Republik Indonesia
dalam hubungannya dengan pemberlakuan dan pemenuhan

perjanjian

pelaksanaan dan pembiayaan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2
di atas. Pembebasan pajak ini wajib diberlakukan berdasarkan hukum dan
peraturan perundang-undangan perpajakan Indonesia dan berlaku sampai
masa berakhirnya Perjanjian ini.

Pasal4

(1) Sejumlah EUR 60,000 (enam puluh ribu euro) dari kontribusi sebesar
EUR 1,500,000 (satu juta lima ratus ribu euro) dalam bentuk personil,
masukan

dan,

apabila

memungkinkan,

bantuan

keuangan

yang

diuraikan dalam Perjanjian tertanggal 4 Oktober 2005 antara Pemerintah
Republik Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia mengenai
Kerja Sarna Teknik tahun 2003 untuk proyek Pengembangan Sumber
Daya Manusia dalam Sektor Kesehatan harus dibatalkan dan dananya
digunakan untuk proyek: Dukungan untuk Lembaga Keuangan Kecil
(ProFI) yang dimaksud
Pemerintah

Republik

dalam Perjanjian 20 April 2010 antara

Federal

Jerman

dan

Pemerintah

Republik

Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik tahun 2007, apabila setelah
diteliti, proyek tersebut dinilai telah memenuhi syarat untuk dibiayai.
Dalam hal-hal lain, ketentuan-ketentuan dari Perjanjian ini juga berlaku
untuk proyek ini.

(2) Sejumlah EUR 40,000 (empat puluh ribu euro) dari kontribusi sebesar
EUR 6,000,000 (enam juta euro) dalam bentuk personil, masukan dan,
apabila

memungkinkan, bantuan keuangan yang diuraikan dalam

Perjanjian tanggal 26 Januari 2006 antara Pemerintah Republik Federal
Jerman dan Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik tahun
2004 untuk proyek Pemerintah Daerah yang Memihak Masyarakat

- 7-

Miskin harus dibatalkan dan dananya digunakan untuk proyek Dukungan
untuk Lembaga

Keuangan Kecil (ProF!) yang disebutkan dalam

Perjanjian 20 April 2010 antara Pemerintah Republik Federal Jerman
dan Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik tahun 2007,
apabila setelah diteliti, proyek tersebut dinilai telah memenuhi syarat
untuk dibiayai. Dalam hal-hal lain, ketentuan-ketentuan dari Perjanjian ini
juga berlaku untuk proyek ini.

(3) Sejumlah

EUR 200,000 (dua ratus ribu euro) dari kontribusi sebesar

EUR 3,500,000 (tiga juta lima ratus ribu euro) dalam bentuk personil,
masukan

dan,

apabila

memungkinkan,

bantuan

keuangan

yang

diuraikan dalam Perjanjian tertanggal 3 Mei 2007 antara Pemerintah
Republik Federal Jerman dan Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna
Teknik tahun 2005 untuk proyek Pengembangan Sistem Asuransi
Kesehatan Sosial harus dibatalkan dan
proyek Dukungan

dananya digunakan untuk

untuk Lembaga Keuangan

Kecil (ProFI) yang

dimaksud dalam Perjanjian tertanggal 20 April 201 0 antara Pemerintah
Republik Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia mengenai
Kerja Sarna Teknik tahun 2007, apabila setelah diteliti, proyek tersebut
dinilai telah memenuhi syarat untuk dibiayai. Dalam hal-hal lain,
ketentuan-ketentuan dari Perjanjian ini juga berlaku untuk proyek ini.

(4) Sejumlah EUR 100,000 (seratus ribu euro) dari kontribusi sebesar EUR
2,000,000 (dua juta euro) dalam bentuk personil, masukan dan, apabila
memungkinkan , bantuan keuangan yang diuraikan

dalam Perjanjian

tertanggal 3 Mei 2007 antara Pemerintah Republik Federal Jerman dan
Pemerintah Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik tahun
2005 untuk proyek Penguatan Kapasitas Manajemen di Kementerian
Perhutanan harus dibatalkan dan

dananya digunakan untuk proyek

Dukungan untuk Lembaga Keuangan Kecil (ProFI) yang dimaksud
dalam Perjanjian tertanggal 20 April 2010 antara Pemerintah Republik
Federal Jerman dan Pemerintah Republik Indonesia mengenai Kerja

- 8-

Sarna Teknik tahun 2007, apabila setelah diteliti, proyek tersebut dinilai
telah memenuhi syarat untuk dibiayai. Dalam hal-hal lain, ketentuanketentuan dari Perjanjian ini juga berlaku untuk proyek ini.

Pasal5
(1) Para Pihak setuju bahwa setiap hak kekayaan intelektual yang timbul dari
pelaksanaan Perjanjian ini harus diatur dalam pengaturan terpisah oleh
lembaga pelaksana.

(2) Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual wajib diberlakukan sesuai
dengan hukum dan peraturan perundang-undangan nasional dari kedua
negara tersebut dan sesuai dengan perjanjian internasional lainnya yang
juga ditandatangani oleh kedua negara tersebut.

Pasal6
Setiap perselisihan yang timbul dari interpretasi atau pelaksanaan Perjanjian ini
wajib diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi.

Pasal 7
Perjanjian

ini

dapat diamandemen

(diubah)

kesepakatan tertulis dari kedua -negara tersebut.

setiap

waktu

berdasarkan

-9-

Pasal8
Dalam hal-hal lainnya, ketentuan-ketentuan yang ada

dalam Perjanjian

tertanggal 9 April 1984 mengenai Kerja Sarna Teknik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal1 ayat (1) di atas berlaku untuk Perjanjian ini.

Pasal9
Perjanjian ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan.

Demikianlah perjanjian ini telah ditandatangani oleh para wakil yang telah diberi
kuasa untuk keperluan tersebut.

Dibuat di Jakarta pada tanggal17 September 2013 dalam rangkap dua masingmasing dalam bahasa Indonesia, Jerman, dan lnggris, ketiga naskah ini
mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dalam hal terjadi perbedaan
penafsiran antara naskah dalam bahasa Indonesia dan naskah dalam bahasa
Jerman, maka naskah dalam bahasa lnggris yang berlaku.

Untuk Pemerintah

Untuk Pemerintah

Federal Jerman

Republik Indonesia

(I--

- 10-

Lampiran Perjanjian antara Pemerintah Republik Federal Jerman dan
Pemerintah Republik Indonesia mengenai Kerja Sarna Teknik tahun 2011:

No.

Proyek

Lembaga Mitra Indonesia

Komitmen
dalam jutaan


1.

Penguatan Hak-Hak
Perempuan (SWR)

2.

Desentralisasi sebagai
Kontribusi terhadap Tata
Kelola Pemerintahan yang
Baik (DeCGG)
Dukungan untuk Perbaikan
Sistem Administrasi
Kependudukan Indonesia
(GG PAS)
Bantuan dalam Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi
(KPK)
Program Pembangunan
Ekonomi Regional (RED)
Pembangunan Ekonomi
Berkelanjutan melalui
Pendidikan dan Pelatihan
Kejuruan dan Teknik (SEDTVET)
Proyek Perbaikan
Transportasi Kota yang
Berkelanjutan (SUTIP)
Hutan dan perubahan iklim
(FORCLIME)
Saran Kebijakan untuk
Lingkungan Hidup dan
Perubahan lklim (PAKLIM)
Program Perlindungan
Sosial (SPP)
Dana Studi dan Tenaga Ahli

3.

4.

5.
6.

7.

8.
9.

10.
11 .

Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan
Anak
Kementerian Dalam Negeri

2.0

Kementerian Dalam Negeri

0.5

KPK

1.5

BAPPENAS

1.5

3.25

Kementerian Pendidikan dan
Budaya

3.0

Kementerian Transportasi

1.5

Kementerian Kehutanan

7.0

Kementerian Lingkungan
Hid up

7.5

BAPPENAS

2.0

BAPPENAS

1.0

w
セ@

REPUBLIK INDONESIA

Abkommen
zwischen
der Regierung der Bundesrepublik Deutschland
und
der Regierung der Republik lndonesien
Ober
Technische Zusammenarbeit

2011

-2-

Die Regierung der Bundesrepublik Deutschland
und
die Regierung der Republik lndonesien,

im Folgenden gemeinsam als ,Vertragsparteien" bezeichnetim Geiste der bestehenden freundschaftlichen Beziehungen zwischen der
Bundesrepublik Deutschland und der Republik lndonesien,
in dem Wunsch , diese freundschaftlichen Beziehungen durch partnerschaftliche
Technische Zusammenarbeit zu festigen und zu vertiefen,
in dem Bewusstsein, dass die Aufrechterhaltung dieser Beziehungen die
Grundlage dieses Abkommens ist,
in der Absicht, zur sozialen und wirtschaftlichen Entwicklung in der Republik
lndonesien beizutragen ,
unter Bezugnahme auf die Zusagenote 245/2011 vom 5. Mai 2011, die
Reprogrammierungsnote 386/2011 vom 28. Juni 2011, das Protokoll der
Regierungsverhandlungen vom 20. Oktober 2011 , das Abkommen vom
4. Oktober 2005 zwischen der Regierung der Bundesrepublik Deutschland und
der Regierung der Republik lndonesien uber Technische Zusammenarbeit 2003,
das Abkommen vom 26. Januar 2006 zwischen der Regierung der
Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien uber
Technische Zusammenarbeit 2004 sowie das Abkommen vom 3. Mai 2007
zwischen der Regierung der Bundesrepublik Deutschland und der Reg ierung
der Republik lndonesien uber Technische Zusammenarbeit 2005 und das
Abkommen vom 20. April 2010 zwischen der Regierung der Bundesrepublik
Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien Ober Technische
Zusammenarbeit 2007,
in Anwendung der fOr Tatigkeiten der Technischen Zusammenarbeit im
jeweiligen Land geltenden Gesetze, sonstigen Rechtsvorschriften und
Verfahren -

- 3-

sind wie folgt Obereingekommen:

Artikel 1
(1)

In AusfOhrung des Abkommens vom 9. April 1984 zwischen der

Regierung der Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik
lndonesien Ober Technische Zusammenarbeit werden folgende Vorhaben im
Rahmen dieses Abkommens gef6rdert:
1.
2.

Starkung von Frauenrechten (SWR);
Forderung der Dezentralisierungspolitik als Beitrag zur Guten

3.

RegierungsfOhrung (DeCGG);
Schaffung von Rechtssicherheit und Gleichbehandlung im

4.

Einwohnerwesen (GG PAS);
Vorbeugung und Bekampfung von Korruption (KPK);

5.

Programm lokale und regionale Wirtschaftsentwicklung (RED);

6.

Nachhaltige Wirtschaftsentwicklung durch technische und
berufliche Ausbildung sowie Training (SED-TVET);

7.

Emissionsminderungen im stadtischen Verkehr (SUTIP);

8.

Wald- und Klimaschutz (FORCLIME);

9.

Politikberatung im Umwelt- und Klimaschutz (PAKLIM);

10.

Programm Soziale Sicherung (SPP) ;

11 .

Studien- und Fachkraftefonds,

wenn nach PrOfung die ForderungswOrdigkeit dieser Vorhaben festgestellt
worden ist.
(2)

Die Regierung der Bundesrepublik Deutschland stellt fOr die in Absatz 1

genannten Vorhaben auf ihre Kosten Personal- und Sachleistungen sowie
gegebenenfalls Finanzierungsbeitrage im Gesamtwert von 30 750 000 Euro
H、イ・ゥセァ@

Millionen siebenhundertfOnfzigtausen Euro) zur VerfOgung. Die
Aufteilung des Gesamtbeitrags auf die einzelnen Vorhaben wird in der Anlage
zu diesem Abkommen geregelt. Sie beauftragt mit der DurchfOhrung der in
Absatz 1 Nummern 1 bis 11 genannten Vorhaben die Deutsche Gesellschaft fOr
lnternationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH .

- 4-

(3)

Die Regierung der Republik lndonesien gewahrleistet eine eigene

aufgeschlusselte Haushaltsplanung zur Sicherung einer stetigen DurchfOhrung
der jeweiligen Vorhaben und stellt sicher, dass die von ihr mit der DurchfOhrung
zu beauftragenden lnstitutionen die fOr die in Absatz 1 genannten Vorhaben
notwendigen Leistungen erbringen. Diese Leistungen umfassen Personal- und
Sachleistungen sowie gegebenenfalls Finanzierungsbeitrage.
(4)

Die in Absatz 1 bezeichneten Vorhaben konnen im Einvernehmen

zwischen der Regierung der Bundesrepublik Deutschland und der Regierung
der Republik lndonesien durch andere Vorhaben ersetzt werden.
(5)

Die Zusagen fOr die in Absatz 1 Nummern 1 bis 11 genannten Vorhaben

und den in Absatz 2 genannten Betrag der Technischen Zusammenarbeit
entfallen ersatzlos, soweit nicht innerhalb von acht Jahren nach dem
Zusagejahr die in Artikel 2 genannten Durchtohrungs- sowie gegebenenfalls
Finanzierungsvertrage abgeschlossen werden. Fur die Zusagen dieses Jahres
endet diese Frist, unbeschadet der Regelung in Absatz 4, mit Ablauf des
31. Dezember 2019. Sollten in dem vorgesehenen Zeitraum nur fOr einen Teil
der Zusagen DurchfOhrungs- sowie gegebenenfalls Finanzierungsvertrage
abgeschlossen werden, so gilt diese Verfallsklausel nur fOr die noch nicht durch
diese Vertrage gebundenen Teilbetrage.

Artikel2
Einzelheiten der in Artikel 1 Absatz 1 genannten Vorhaben und der zu
erbringenden Leistungen und Verpflichtungen werden in einzelnen
DurchfOhrungs- sowie gegebenenfalls Finanzierungsvertragen festgelegt, die
zwischen den nach Artikel 1 Absatze 2 und 3 mit der DurchfOhrung der
Vorhaben beauftragten oder noch zu beauftragenden lnstitutionen geschlossen
werden. Die DurchfOhrungs- sowie gegebenenfalls Finanzierungsvertrage
stehen mit diesem Abkommen in Einklang und unterliegen den in der
Bundesrepublik Deutschland geltenden Rechtsvorschriften.

-5-

Artikel 3
(1)

Die Regie rung der Republik lndonesien befreit die im Auftrag und auf

Kosten der Regierung der Bundesrepublik Deutschland fOr die in Artikel 1
Absatz 1 genannten Vorhaben gelieferten Materialien, Fahrzeuge, GOter und
AusrOstungsgegenstande sowie Ersatzteile von Lizenzen, Zoll-, Hafen-, Einfuhr-,
Ausfuhr- und sonstigen offentlichen Abgaben sowie von LagergebOhren und
stellt deren unverzOgliche Entzollung sicher.
(2)

Die Regierung der Republik lndonesien stellt die GIZ von samtlichen

Steuern und sonstigen offentlichen Abgaben frei, die im Zusammenhang mit
dem Abschluss und der ErfOIIung der in Artikel 2 genannten DurchfOhrungssowie gegebenenfalls Finanzierungsvertrage in der Republik lndonesien
entstehen. Diese Steuerbefreiung erfolgt in Obereinstimmung mit indonesischen
Steuergesetzen und -verordnungen und wird fOr die gesamte GOitigkeitsdauer
dieses Abkommens gewahrt.

Artikel4
(1)

Die im Abkommen vom 4. Oktober 2005 zwischen der Regierung der

Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien Ober
Technische Zusammenarbeit 2003 fOr das Vorhaben
,Personalentwicklungssystem im Gesundheitssektor" vorgesehenen Personalund Sachleistungen sowie gegebenenfalls Finanzierungsbeitrage mit einem
Gesamtwert von 1 500 000 Euro (in Worten: eine Million fOnfhunderttausend
Euro) werden mit einem Betrag von 60 000 Euro (in Worten: sechzigtausend
Euro) reprogrammiert und fOr das im Abkommen vom 20. April2010 zwischen
der Regierung der Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der
Republik lndonesien Ober Technische Zusammenarbeit 2007 erwahnte Vorhaben ,Starkung kleiner Finanzinstitutionen" verwendet, wenn nach PrOfung
dessen ForderungswOrdigkeit festgestellt worden ist. lm Obrigen gelten die
Bestimmungen dieses Abkommens auch fOr dieses Vorhaben.
(2)

Die im Abkommen vom 26. Januar 2006 zwischen der Regierung der

Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien Ober
Technische Zusammenarbeit 2004 fOr das Vorhaben ,Armutsorientierte lokale

-6RegierungsfOhrung" vorgesehenen Personal- und Sachleistungen sowie
gegebenenfalls Finanzierungsbeitrage mit einem Gesamtwert von
6 000 000 Euro (in Worten: sechs Millionen Euro) werden mit einem Betrag von
40 000 Euro (in Worten: vierzigtausend Euro) reprogrammiert und fOr das im
Abkommen vom 20. April 2010 zwischen der Regie rung der Bundesrepublik
Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien Ober Technische
Zusammenarbeit 2007 erwahnte Vorhaben ,Starkung kleiner
Finanzinstitutionen" verwendet, wenn nach Prufung dessen Forderungswurdigkeit festgestellt worden ist. lm Obrigen gelten die Bestimmungen dieses
Abkommens auch fOr dieses Vorhaben.
(3)

Die im Abkommen vom 3. Mai 2007 zwischen der Regierung der

Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien uber
Technische Zusammenarbeit 2005 fOr das Vorhaben ,Entwicklung eines
sozialen Krankenversicherungssystems" vorgesehenen Personal- und
Sachleistungen sowie gegebenenfalls Finanzierungsbeitrage mit einem
Gesamtwert von 3 500 000 Euro (in Worten: drei Millionen fOnfhunderttausen
Euro) werden mit einem Betrag von 200 000 Euro (in Worten:
zweihunderttausen Euro) reprogrammiert und fOr das im Abkommen vom
20. April 2010 zwischen der Regie rung der Bundesrepublik Deutschland und
der Regierung der Republik lndonesien uber Technische Zusammenarbeit 2007
erwahnte Vorhaben ,Starkung kleiner Finanzinstitutionen" verwendet, wenn
nach Prufung dessen Forderungswurdigkeit festgestellt worden ist. lm Obrigen
gelten die Bestimmungen dieses Abkommens auch fOr dieses Vorhaben.
(4)

Die im Abkommen vom 3. Mai 2007 zwischen der Regierung der

Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien uber
Technische Zusammenarbeit 2005 fOr das Vorhaben ,Starkung der
Managementkapazitaten des Forstministeriums" vorgesehenen Personal- und
Sachleistungen sowie gegebenenfalls Finanzierungsbeitrage mit einem
Gesamtwert von 2 000 000 Euro (in Worten: zwei Millionen Euro) werden mit
einem Betrag von 100 000 Euro (in Worten: einhunderttausend Euro)
reprogrammiert und fOr das im Abkommen vom 20. April 2010 zwischen der
Regierung der Bundesrepublik Deutschland und der Regierung der Republik
lndonesien uber Technische Zusammenarbeit 2007 erwahnte Vorhaben
,Starkung kleiner Finanzinstitutionen" verwendet, wenn nach Prufung dessen

- 7-

ForderungswOrdigkeit festgestellt worden ist. lm Obrigen gelten die
Bestimmungen dieses Abkommens auch fOr dieses Vorhaben.

Artikel 5
(1)

Die Vertragsparteien kommen Oberein, dass jegliche Angelegenheiten in

Bezug auf das geistige Eigentum, die sich aus der DurchfOhrung des
Abkommens ergeben, von den DurchfOhrungsorganisaitonen in einer
gesonderten Vereinbarung geregelt werden .
(2)

Der Schutz von Rechten des geistigen Eigentums erfolgt in

Obereinstimmung mit den jeweiligen innerstaatlichen Gesetzen und
Vorschriften der beiden Lander sowie weiteren internationalen ObereinkOnften ,
denen beide Lander als Vertragsparteien angehoren.

Artikel6
Streitigkeiten , die sich aus der Auslegung oder DurchfOhrung dieses
Abkommens ergeben, werden durch Konsultationen und Verhand lungen gOtlich
beigelegt.

Artikel 7
Dieses Abkommen kann mit dem gegenseitigen schriftlichen Einverstandnis
beider Lander jederzeit geandert werden.

Artikel 8
lm Obrigen gelten die Bestimmungen des in Artikel 1 Absatz 1 genannten
Abkommens vom 9 . April 1984 Ober Technische Zusammenarbeit auch fOr
dieses Abkommen .

- 8-

Artikel 9
Dieses Abkommen tritt am Tag seiner Unterzeichnung in Kraft.

Zu Urkund dessen haben die hierzu gehorig befugten Bevollmachtigten dieses
Abkommen unterschrieben.

'7 .Se.n{-e.tM
".A( ZO·'l:
. d em
.
Gesche hen zu J a ka rta am ......
........I...•m zwe1. Ursc h n'ften, Je
;·\'··· ···J'
deutscher, indonesischer und englischer Sprache, wobei jeder Wortlaut
verbindlich ist. Bei unterschiedlicher Auslegung des deutschen und des
indonesischen Wortlauts ist der englische Wortlaut ュ。セァ・「ョ、N@

Fur die Regierung der
publik Deutschland

Fur die Regierung der
Republik lndonesien

Anlage zum Abkommen zwischen der Regierung der Bundesrepublik
Deutschland und der Regierung der Republik lndonesien Ober Technische
Zusammenarbeit 2011:
Nr.
1.

Projekt

lndonesische

Zusage

Partnerinstitution

in Mio.€

Starkung von Frauenrechten

Ministerium fOr die

(SWR)

Forderung von Frauen und

1,5

den Schutz von Kindem
2.

Forderung der

lnnenministerium

2,0

lnnenministerium

0,5

Vorbeugung und Bekampfung

Kommission zur

1,5

von Korruption (KPK)

Bekampfung der Korruption

Dezentralisierungspolitik als
Beitrag zur Guten
RegierungsfOhrung (DeCGG)
3.

Schaffung von Rechtssicherheit
und Gleichbehandlung im
Einwohnerwesen (GG PAS)

4.

(KPK)
5.

6.

Programm lokale und regionale

Nationale Planungs-

Wirtschaftsentwicklung (RED)

kommission (BAPPENAS_)

Nachhaltige

Ministerium fOr Bildung und

Wirtschaftsentwicklung durch

Kultur

3,25
3,0

technische und berufliche
Ausbildung sowie Training
(SED- TVET)
7.

Emissionsminderungen im

Verkehrsministerium

1,5

Forstministerium

7,0

Umweltministerium

7,5

Nationale Planungs-

2,0

stadtischen Verkehr (SUTIP)

8.

Wald- und Klimaschutz
(FOR CLIME)

9.

Politikberatung im Umwelt- und
Klimaschutz (PAKLIM)

10. Programm Soziale Sicherung
(SPP)
11 . Studien- und Fachkraftefonds

kommission (BAPPENAS)
Nationale Planungskommission (BAPPENAS)

1,0

.


ェ@

.



セ@

セ@

セ@

REPUBLIK INDONESIA

Agreement
between
the Government of the Federal Republic of Germany
and
the Government of the Republic of Indonesia
regarding
Technical Cooperation
in 2011

- 2-

The Government of the Federal Republic of Germany
and
the Government of the Republic of Indonesia,

herein collectively referred to as "the Parties",
in the spirit of the friendly relations existing between the Federal Republic of
Germany and the Republic of Indonesia,
desiring to strengthen and intensify those friendly relations through Technical
Cooperation in a spirit of partnership,
aware that the maintenance of those relations constitutes the basis of this
Agreement,
intending to contribute to social and economic development in the Republic of
Indonesia,
referring to the Note No. 245/2011 of 5 May 2011 on the commitment of funds,
Note No. 386/2011 of 28 June 2011 on reprogramming funds, the Summary
Record of the intergovernmental negotiations of 20 October 2011, the
Agreement of 4 October 2005 between the Government of the Federal Republic
of Germany and the Government of the Republic of Indonesia regarding
Technical Cooperation in 2003, the Agreement of 26 January 2006 between the
Government of the Federal Republic of Germany and the Government of the
Republic of Indonesia regarding Technical Cooperation in 2004, the Agreement
of 3 May 2007 between the Government of the Federal Republic of Germany
and the Government of the Republic of Indonesia regarding Technical
Cooperation in 2005 and the Agreement of 20 April 2010 between the Government of the Federal Republic of Germany and the Government of the
Republic of Indonesia regarding Technical Cooperation in 2007,
Applying the laws, regulations and procedures in their respective countries
governing Technical Cooperation activities,

-3-

have agreed as follows:

Article 1
(1)

In pursuance of the Agreement of 9 April 1984 between the Government
of the Federal Republic of Germany and the Government of the Republic
of Indonesia regarding Technical Cooperation, the following projects shall
be promoted within the framework of this Agreement:
1.

Strengthening Women's Rights (SWR),

2.

Decentralization as a Contribution to Good Governance (DeCGG),

3.

Support for the Improvement of the Indonesian Population
Administration System (GG PAS),

4.

Assistance in Preventing and Combating Corruption (KPK),

5.

Regional Economic Development Programme (RED),

6.

Sustainable Economic Development through Technical and
Vocational Education and Training (SED-TVET),

7.
8.

Sustainable Urban Transport Improvement Project (SUTIP),
Forests and climate change (FORCLIME),

9.

Policy Advice on Environment and Climate Change (PAKLIM),

10.

Social Protection Programme (SPP),

11 .

Study and Expert Fund ,

if on examination these projects have been found eligible for promotion.
(2)

For the projects specified in paragraph ( 1) above the Government of the
Federal Republic of Germany shall make available at its own expense
contributions totalling 30,750,000 euros (thirty million seven hundred and
fifty thousand euros) in the form of personnel, inputs and, where
appropriate, financial contributions. The division of the total contribution
among the individual projects shall be regulated in the Annex to this
Agreement. It shall charge the Deutsche Gesellschaft fUr lnternationale
Zusammenarbeit (GIZ) with the implementation of the projects specified
in paragraph (1) 1 to 11 above.

-4(3)

The Government of the Republic of Indonesia shall guarantee that each
project is provided with an itemized budget of its own in order to ensure
its smooth implementation and shall ensure that the institutions it will
charge with implementation provide the necessary contributions for the
projects specified in paragraph (1) above. These contributions shall
include personnel, inputs and, where appropriate, financial contributions.

(4)

The projects specified in paragraph (1) above may be replaced by other
projects provided the Government of the Federal Republic of Germany
and the Government of the Republic of Indonesia so agree.

(5)

The commitments for the projects specified in paragraph (1) 1 to 11
above and for the Technical Cooperation sum specified in paragraph (2)
above shall lapse without replacement if the implementation and
financing agreements referred to in Article 2 of the present Agreement
are not concluded within a period of eight years after the year in which
the commitments were made. For the commitments made this year,
without prejudice to the provisions of paragraph (4) above, this deadline
shall be 31 December 2019. If, in the given period , implementation and
financing agreements are concluded for a part of the commitments only,
this cancellation clause shall apply solely to the amounts not covered by
those agreements.

Article 2
Details of the projects specified in Article 1 (1) of the present Agreement and of
the contributions and obligations shall be laid down in individual implementation
agreements and, where appropriate, financing agreements, to be concluded
between the institutions charged or to be charged under Article 1 (2) and (3) of
the present Agreement with the implementation of the projects. These
implementation and financing agreements shall be in accordance with this
Agreement and be subject to the laws and regulations applicable in the Federal
Republic of Germany.

- 5Article 3
(1)

The Government of the Republic of Indonesia shall exempt the materials,
motor vehicles, goods, items of equipment and spare parts supplied for
the projects specified in Article 1 (1) of this Agreement on behalf and at
the expense of the Government of the Federal Republic of Germany from
licences, customs duties, harbour dues, import and export duties and
other public charges, as well as storage fees, and shall ensure that these
inputs are cleared by customs without delay.

(2)

The Government of the Republic of Indonesia shall exempt the GIZ from
all taxes and other public charges levied in the Republic of Indonesia in
connection with the conclusion and fulfillment of the implementation and
financing agreements referred to in Article 2 above. This tax exemption
shall be effected in accordance with Indonesian tax laws and regulations
and shall be granted for the entire duration of validity of this Agreement.

Article 4
(1)

An amount of 60,000 euros (sixty thousand euros) from the contributions
totalling 1,500,000 euros (one million five hundred thousand euros) in the
form of personnel, inputs and , where appropriate, financial contributions,
envisaged in the Agreement of 4 October 2005 between the Government
of the Federal Republic of Germany and the Government of the Republic
of Indonesia regarding Technical Cooperation in 2003 for the project
Human Resources Development in the Health Sector shall be
reprogrammed and used for the project Support for Small Finance
Institutions (ProF I) referred to in the Agreement of 20 April 2010 between
the Government of the Federal Republic of Germany and the
Government of the Republic of Indonesia regarding Technical
Cooperation in 2007, if on examination it has been found eligible for
promotion. In all other respects the provisions of the present Agreement
shall also apply to this project.

(2)

An amount of 40,000 euros (forty thousand euros) from the contributions
totalling 6 ,000,000 euros (six million euros) in the form of personnel,

-6-

inputs and, where appropriate, financial contributions, envisaged in the
Agreement of 26 January 2006 between the Government of the Federal
Republic of Germany and the Government of the Republic of Indonesia
regarding Technical Cooperation in 2004 for the project Pro-Poor Local
Governance shall be reprogrammed and used for the project Support for
Small Financial Institutions (ProF!) referred to in the Agreement of
20 Ap ril 2010 between the Government of the Federal Republic of
Germany and the Government of the Republic of Indonesia regarding
Technical Cooperation in 2007, if on examination it has been found
eligible for promotion . In all other respects the provisions of the present
Agreement shall also apply to this project.
(3)

An amount of 200,000 euros (two hundred thousand euros) from the
contributions totalling 3,500,000 euros (three million five hundred
thousand euros) in the form of personnel, inputs and, where appropriate,
financial contributions, envisaged in the Agreement of 3 May 2007
between the Government of the Federal Republic of Germany and the
Government of the Republic of Indonesia regarding Technical
Cooperation in 2005 for the project Development of a Social Health
Insurance System shall be reprogrammed and used for the project
Support for Small Finance Institutions (ProFI) referred to in the
Agreement of 20 April 2010 between the Government of the Federal
Republic of Germany and the Government of the Republic of Indonesia
regarding Technical Cooperation in 2007, if on examination it has been
found eligible for promotion . In all other respects the provisions of the
present Agreement shall also apply to this project.

(4)

An amount of 100,000 euros (one hundred thousand euros) from the
contributions totalling 2,000,000 euros (two million euros) in the form of
personnel, inputs and, where appropriate, financial contributions,
envisaged in the Agreement of 3 May 2007 between the Government of
the Federal Republic of Germany and the Government bf the Republic of
Indonesia regarding Technical Cooperation in 2005 for the project
Strengthening Management Capacities in the Ministry of Forestry shall
be reprogrammed and used for the project Support for Small Finance
Institutions (ProFI) referred to in the Agreement of 20 April 2010 between
the Government of the Federal Republic of Germ any and the

-7Government of the Republic of Indonesia regarding Technical
Cooperation in 2007, if on examination it has been found eligible for
promotion. In all other respects the provisions of the present Agreement
shall also apply to this project.

Article 5
(1)

The Parties agree that any intellectual property arising under the
implementation of the Agreement shall be regulated under separate
arrangement by the implementing agencies.

(2)

The protection of intellectual property rights shall be enforced in
conformity with the respective national laws and regulations of both
countries and with other international agreements to which the two
countries are party.

Article 6
Any dispute that may arise from the interpretation or implementation of this
Agreement shall be settled amicably through consultation and negotiation .

Article 7
This Agreement may be amended at any time upon mutual written consent of
both countries.

Article 8
In all other respects the provisions of the Agreement of 9 April 1984 regarding
Technical Cooperation referred to in Article 1 (1) above shall apply to the
present Agreement.

-8-

Article 9
This Agreement shall enter into force on the date of signature thereof.

In witness whereof the plenipotentiaries being duly authorized thereto, have
signed this Agreement.

Done at Jakarta on 17 September 2013 in duplicate in the German, Indonesian ,
and English languages, all three texts being authentic. In case of divergent
interpretations of the German and Indonesian texts, the English text shall
prevail.

For the Government of the

For the Government of the

Federal Republic of Germany

Republic of Indonesia

'I--

- 9-

Annex to the Agreement between the Government of the Federal Republic of
Germany and the Government of the Republic of Indonesia regarding Technical
Cooperation in 2011 :
No.
1.

Project

Indonesian

Commitment

partner institution

in million €

Strengthening Women's

Ministry of Women

Rights (SWR)

Empowerment and Child

1.5

Protection
2.

Decentralization as a

Ministry of Home Affa irs

2.0

Ministry of Home Affairs

0.5

KPK

1.5

Contribution to Good
Governance (DeCGG)
3.

Support for the
Improvement of the
Indonesian Population
Administration System (GG
PAS)

4.

Assistance in Preventing
and Combating Corruption
(KPK)

5.

Regional Economic

BAPPENAS

3.25

Development Programme
(RED)

6.

Sustainable Economic

Ministry of Education and

Development through

Culture

3.0

Technical and Vocational
Education and Training
(SED-TVET)
7.

Sustainable Urban

Ministry of Transportation

1.5

Ministry of Forestry

7.0

Ministry of Environment

7.5

Transport Improvement
Project(SUTIP)
8.

Forests and Climate
Change (FORCLIME)

9.

Policy Advice on
Environment and Climate
Change (PAKLIM)

- 10-

10. Social Protection

BAPPENAS

2.0

BAPPENAS

1.0

Programme (SPP)

11.

Study and Expert Fund