DOCRPIJM 351254a860 BAB IIIBAB 3 Akhir

  Bab Bab Bab Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Belitung Timur Karya untuk Kabupaten Belitung Timur Karya untuk Kabupaten Belitung Timur

  Bagian ini berisikan arahan an RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), ), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kaw awasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi p si program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasio sional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupu pun RTRW KSN yang terkait dengan Kabupaten ten Belitunng Timur dipaparkan pada bagi gian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebija bijakan spasial, bagian ini juga memaparkan k n kedudukan kota pada rencana pengembangan ka kawasan khusus, antara lain dalam rangka pe pengembangan MP3EI dan KEK.

3.1 RENCANA TATA RU RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilay ilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Pera eraturan Pemerintah No.

  26 Tahun 2008 tentang R Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTR TRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: k: a. Penyusunan rencana pe pembangunan jangka panjang nasional,

  b. Penyusunan rencana pe pembangunan jangka menengah nasional,

  c. Pemanfaatan ruang dan an pengendalian pemanfaatan ruang di wilaya yah nasional,

  d. Perwujudan keterpadua uan, keterkaitan, dan keseimbangan perkem embangan antarwilayah provinsi, serta keserasia sian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fu fungsi ruang untuk investasi,

  f. Penataan ruang kawasa san strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah ah provinsi dan kabupaten/kota.

  Arahan yang harus diper erhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti juti ke dalam RPI2-JM Kabupaten Belitung Timur ur adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan Pusat Kegi giatan Nasional (PKN)

  Kriteria: i. Kawasan perkotaan n yang berfungsi atau berpotensi sebagai si simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pin pintu gerbang menuju kawasan internasional, l, ii. Kawasan perkotaan n yang berfungsi atau berpotensi sebagai pu pusat kegiatan industri dan jasa skala nasion sional atau yang melayani beberapa provinsi, da , dan/atau iii. Kawasan perkotaan y n yang berfungsi atau berpotensi sebagai simp mpul utama transportasi skala nasional atau m u melayani beberapa provinsi.

  b. Penetapan Pusat Kegi giatan Wilayah (PKW)

  Kriteria: i. Kawasan Perkotaan an yang berfungsi atau berpotensi sebagai si simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang m mendukung PKN, ii. Kawasan perkotaan n yang berfungsi atau berpotensi sebagai pu pusat kegiatan industri dan jasa yang melaya ayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, n, dan/atau iii. Kawasan perkotaan n yang berfungsi atau berpotensi sebagai sim simpul transportasi yang melayani skala provin vinsi atau beberapa kabupaten.

  c. Penetapan Pusat Kegi giatan Strategis Nasional (PKSN)

  Kriteria: i. Pusat perkotaan ya yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan n lintas batas dengan negara tetangga, ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu y gerbang g internasional yang menghubungkan den engan negara tetangga, iii. Pusat perkotaan yan ang merupakan simpul utama transportasi y si yang menghubungkan wilayah sekitarnya, d , dan/atau iv. Pusat perkotaan y yang merupakan pusat pertumbuhan ek ekonomi yang dapat mendorong perkemb bangan kawasan di sekitarnya.

  d. Penetapan Kawasan S Strategis Nasional (KSN)

  Penetapan kawasan stra strategis nasional dilakukan berdasarkan kepen pentingan: i. Pertahanan dan keam amanan,

  a) diperuntukkan bag bagi kepentingan pemeliharaan keamanan da dan pertahanan negara berdasarkan geos ostrategi nasional, b) diperuntukkan ba bagi basis militer, daerah latihan militer, d , daerah pembuangan amunisi dan peral ralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, d si, daerah uji coba sistem persenjataan, dan an/atau kawasan industri sistem pertahanan, a , atau c) merupakan wilaya ayah kedaulatan negara termasuk pulau-pula ulau kecil terluar yang berbatasan langsu sung dengan negara tetangga dan/atau laut le t lepas. ii. Pertumbuhan ekonom omi,

  a) memiliki potensi e si ekonomi cepat tumbuh, b) memiliki sektor u r unggulan yang dapat menggerakkan pe pertumbuhan ekonomi nasional, b) memiliki potensi e si ekspor,

  c) didukung jaringan an prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan n ekonomi,

  d) memiliki kegiatan n ekonomi yang memanfaatkan teknologi tingg ggi,

  e) berfungsi untuk m mempertahankan tingkat produksi pangan na nasional dalam rangka mewujudkan ketah tahanan pangan nasional, f) berfungsi untuk m k mempertahankan tingkat produksi sumber r energi dalam rangka mewujudkan ketah tahanan energi nasional, atau g) ditetapkan untuk m k mempercepat pertumbuhan kawasan tertingg ggal. iii. Sosial dan budaya

  a) merupakan tempa pat pelestarian dan pengembangan adat i t istiadat atau budaya nasional, b) merupakan priorita ritas peningkatan kualitas social dan budaya se serta jati diri bangsa,

  c) merupakan aset n t nasional atau internasional yang harus dilindu dungi dan dilestarikan,

  d) merupakan tempa pat perlindungan peninggalan budaya nasional nal,

  e) memberikan perlin rlindungan terhadap keanekaragaman budaya, ya, atau f) memiliki potensi ke si kerawanan terhadap konflik sosial skala nasio sional. iv. Pendayagunaan sum sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  a) diperuntukkan bag agi kepentingan pengembangan ilmu

  b) pengetahuan dan an teknologi berdasarkan lokasi sumber r daya alam strategis nasional, pengemb mbangan antariksa, serta tenaga atom dan nu nuklir c) memiliki sumber d r daya alam strategis nasional

  d) berfungsi sebagai ai pusat pengendalian dan pengembangan ant antariksa

  e) berfungsi sebagai ai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, lir, atau f) berfungsi sebagai ai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. gis. v. Fungsi dan daya duk ukung lingkungan hidup.

  a) merupakan tempa pat perlindungan keanekaragaman hayati,

  b) merupakan aset n t nasional berupa kawasan lindung yang

  c) ditetapkan bagi pe i perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna na yang hampir punah atau diperkirakan n akan punah yang harus dilindungi dan/atau d u dilestarikan,

  • Banten

  Perkotaan Semarang- Kendal-Demak-Ungaran- Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap

  Tabel III.1.

usat kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiata

asarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRW

  PKN Lhokseumawe Sabang, Banda Ace Kawasan Perkotaan Medan-injai-Deli-Serdang- Karo (Mebidangro)

  Tebingtinggi, Sidika Balige, Rantau Prap Balige, Padang Side Padang Pariaman, Sawahlun Bukittinggi, Solok

  Pekanbaru, Dumai Tanjung Pinang, Te Dabo – Pulau Singk Karimun

  Jambi Kuala Tungkal, Saro Muara Bulian Palembang Muara Enim, Kayua Prabumulih, Lubuk L Bengkulu, Manna, M Pangkal Pinang, M Pandan, Manggar

  Bandar Lampung Bandar Lampung M Menggala, Kotabum Barat Kawasan Perkotaan

  Jabodetabek Serang, Cilegon Pandeglang, Rangk Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon

  Sukabumi, Cikampe Pelabuhanratu, Indra Kadipaten, Tasikma Surakarta, Kawasan

  Boyolali, Klaten, Sal Pekalongan, Kudus, Wonosobo, Kebume Yogyakarta Bantul, Sleman

  19 Nusa Tenggara Timur

  Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila), Malang Probolinggo, Tuban

  Banyuwangi, Jembe Bojonegoro, Pacitan Kawasan Perkotaan Denpasar-Bangli-Gianyar- Tabanan (Sarbagita) Singaraja, Semarap

t Mataram Praya, Raya, Sumba

r Kupang

  Soe, Kefamenanu, En Waingapu, Ruteng,

  ir yang setiap tahun kro dup empunyai dampak luas

  iatan Wilayah (PKW) RWN PKW Aceh, Takengon, Meulaboh ikalang, pematang Siantar,

  Prapat, Kisaran, Gunung idempuan, Sibolga lunto, Muarasiberut, Terempa, Daik Lingga, gkep, Tanjung Balai Sarolangun, Muarabungo, uagung, Baturaja, k Linggau, Sekayu, Lahat

  , Muko-Muko, Curup , Muntok, Tanjung r

  Metro, Kalianda, Liwa, umi, Kota Agung gkas Bitung pek – Cikopo, dramayu, malaya, Pangandaran

  Salatiga, Tegal, us, Cepu, Magelang, men, Purwokerto an, Kediri, Madiun, ber, Blitar, Pamekasan, tan apura, Negara bawa Besar u, Ende, Maumere,

  erlindungan keseimbangan tata guna air nimbulkan kerugian negara, rlindungan terhadap keseimbangan iklim makro tas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup alam nasional ukan dalam perubahan rona alam dan mem sungan kehidupan.

  18 Nusa Tenggara Barat

  d) memberikan perl berpeluang menim e) memberikan perlin

  6 Jambi

  f) menuntut prioritas

  g) rawan bencana ala

  h) sangat menentuk terhadap kelangsu

  Penetapan Lokasi Pus Berdasa NO PROVINSI

  1 Nanggroe Aceh Darussalam

  2 Sumatera Utara

  3 Sumatera Barat

  4 Riau

  7 Sumatera Selatan

  17 Bali

  8 Bengkulu

  9 Bangka Belitung

  10 Lampung

  11 DKI Jakarta – Jawa Bara

  12 Banten

  13 Jawa Barat

  14 Jawa Tengah

  15 Daerah Istimewa Yogyakarta

  16 Jawa Timur

  g, Labuan Bajo

NO PROVINSI

  20 Kalimantan Barat

  g, dan Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 20 ur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah

  Kawasan Perkotaan Manado-Bitung Tomohon, Tondano Palu Poso, Luwuk, Buol, Donggala

  Kawasan Perkotaan Makassar-Sungguminasa- Takalar-Maros (Maminasata)

  Pangkajene, Jenepo Watampone, Buluku Mamuju, Majene, Pa Kendari Unaaha, Lasolo, Ba

  Ambon Masohi, Werinama, Namlea, Wahai, Bul Ternate Tidore, Tobelo, Labu

  Sorong Fak-Fak, Manokwari Jayapura, Timika Biak, Nabire, Muting Arso, Wamena

  JM Bidang Cipta Karya, 2015

  uraian di atas, Kabupaten Belitung Timur me

  NA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) PRO NG

  21 Kalimantan Tengah

  Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan Bangka h Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan b i RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitun itung Timur adalah: an pola ruang dan struktur ruang yang mencak ngan pola ruang: bangan kawasan lindung dan budidaya mbangan pola ruang terkait bidang C

  RTH.

  PKW kawang, Sambas, ibau, Entikong, Sanggau, angkalan Bun, Buntok, pit ra, Marabahan, Kotabaru angata, Nunukan, Tanjung anlumbis, Tanah Grogot, , Tilamuta no, Kotamobagu ol, Kolonedale, Tolitoli, eponto, Palopo, kumba, Barru, Parepare

  Pasangkayu Bau-Bau, Raha, kolaka a, Kairatu, Tual, Bula, abuha, Sanana ari, Ayamaru ing, Bade, Merauke, Sarmi,

  merupakan bagian dari 2008 tentang RTRWN, h (PKW) yang berpusat

  ka Belitung ditetapkan beberapa arahan yang ung untuk penyusunan cakup:

  Cipta Karya seperti

  Tanjung Redeb, San Selor, Malinau, Tanl Sendawar Gorontalo Isimu, Kuandang, Ti

  Muarateweh, Sampi Banjarmasin Amuntai, Martapura Kawasan Perkotaan Balikpapan-Tenggarong- Samarinda-Bontang, Tarakan

  Ketapang, Putussiba Sintang Palangkaraya Kuala Kapuas, Pang

  29 Sulawesi Tenggara

  22 Kalimantan Selatan

  23 Kalimantan Timur

  24 Gorontalo

  25 Sulawesi Utara

  26 Sulawesi Tengah

  27 Sulawesi Selatan

  28 Sulawesi Barat

  30 Maluku

  PKN Pontianak Mempawah, Singka

  31 Maluku Utara

  32 Papua Barat

  33 Papua Sumber: Pedoman Penyusunan RPI2JM

  Berdasarkan Tabel dan ur Provinsi Bangka Belitung, Kabupaten Belitung Timur di Manggar.

3.2 ARAHAN RENCANA BANGKA BELITUNG

ROVINSI KEPULAUAN

  Rencana Tata Ruang Wil melalui Peraturan Daerah harus diperhatikan dari R RPI2-JM Kabupaten Belitun

  a. Arahan pengembangan i. Arahan pengembang

  a) Arahan pengemba

  b) Arahan pengem pengembangan R ii. Arahan pengembang prasarana sarana air b. Strategi operasionalisasi Cipta Karya.

3.3 ARAHAN RENCANA TIMUR

  Sesuai dengan amanat U Kabupaten Belitung Timur

  13 Tahun 2014 tentang arahan dalam RTRW Kabu RPI2-JM Kabupaten Belitun

  a. Penetapan Kawasan kepentingan: i. Pertahanan keaman ii. Ekonomi iii. Lingkungan hidup iv. Sosial budaya v. Pendayagunaan su

  b. Arahan pengembangan i. Arahan pengemban

  a) Arahan pengemb

  b) Arahan pengem pengembangan R ii. Arahan pengemban prasarana sarana a maupun Agropolitan

  c. Ketentuan zonasi bagi diperhatikan mencakup kawasan budidaya, sist

  d. Indikasi program seba khususnya untuk bidan ngan struktur ruang terkait keciptakaryaan se air minum, air limbah, persampahan, dan drain sasi rencana pola ruang dan struktur ruang khu

  NA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABU

  UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Rua ur ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupate g RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun bupaten Belitung Timur yang perlu diperhatika itung Timur adalah sebagai berikut: n Strategis Kabupaten Belitung Timur y anan p sumberdaya alam atau teknologi tinggi an pola ruang dan struktur ruang yang mencak angan pola ruang: mbangan kawasan lindung dan budidaya embangan pola ruang terkait bidang C n RTH. angan struktur ruang terkait keciptakaryaan se a air minum, air limbah, persampahan, draina itan. gi pembangunan prasarana sarana bidang Cip kup ketentuan umum peraturan zonasi untu sistem perkotaan, dan jaringan prasarana. sebagai operasionalisasi rencana pola ruang ang Cipta Karya. seperti pengembangan inase khususnya untuk bidang

  BUPATEN BELITUNG

  uang Wilayah (RTRW) aten Belitung Timur No. un 2014-2034. Adapun tikan dalam penyusunan yang didasari sudut cakup:

  Cipta Karya seperti seperti pengembangan inase, RTH, Rusunawa,

  Cipta Karya yang harus ntuk kawasan lindung, ng dan struktur ruang

3.3.1 Penetapan Kawasan san Strategis Kabupaten Belitung Timur

  Kawasan strategis yang ter terdapat di Kabupaten Belitung Timur meliputi: uti:

a. Kawasan strategis yang ng ditetapkan oleh provinsi; dan b. Kawasan strategis yang ng ditetapkan oleh kabupaten.

  Kawasan strategis provinsi nsi, terdiri atas:

  a. kawasan strategis berd rdasarkan kepentingan ekonomi yaitu Kawasa asan Industri Air Kelik (KIAK), Pelabuhan ASD SDP Manggar-Ketapang, Kawasan Industri P ri Perikanan Manggar, dan Kawasan Kota Terp erpadu Mandiri; dan b. kawasan strategis berda rdasarkan kepentingan sosial budaya yaitu Ka Kawasan Desa Wisata Sejuta Pelangi.

  Kawasan strategis kabupat paten, terdiri atas:

  a. kawasan strategis berd rdasarkan kepentingan ekonomi yaitu Kawasa asan Industri Air Kelik (KIAK), Pelabuhan ASD SDP Manggar - Ketapang, Pelabuhan Denda ndang, Kawasan Kota Terpadu Mandiri, Pela elabuhan Terpadu Teluk Asam, Pelabuhan an Perikanan Pantai Manggar, Kawasan Wis isata Terpadu sepanjang Pantai Nyiur Melam ambai - Kuale Tambak

  • Burung Mandi, Kawasa asan Pengembangan Hatchery perikanan laut ut dan wisata bahari di Kecamatan Manggar, K , Kawasan Pengembangan Energi PLTU Keca ecamatan Damar, dan Kawasan Marina Band andoeng River, Kawasan Wisata Pantai Pu Punai, dan Kawasan Minapolitan;

  b. kawasan strategis berda rdasarkan kepentingan sosial budaya yaitu Ka Kawasan Desa Wisata Sejuta Pelangi di Desa esa Lenggang Kecamatan Gantung, dan Ka Kawasan Pelestarian Budaya Gunung Samak ak dan Gusong Cine; dan

  c. kawasan strategis untuk tuk kepentingan fungsi dan daya dukung lingk gkungan hidup seluas 1.116 (seribu seratus us enam belas) yaitu Kawasan Gunung K Kematang Panjang (Kecamatan Kelapa Kam Kampit dan Kecamatan Damar), Kawasan Gun unung Malang Lepau (Kecamatan Damar), da dan Kawasan Gunung Mangkro dan Gunung ng Badau (Kecamatan Dendang).

3.3.2 Arahan Pola Ruang ng dan Struktur Ruang Kabupaten Belitung g Timur

A. Arahan Pola Ruang

  Arahan pengembanga gan pola ruang:

  a. Arahan pengemban angan kawasan lindung dan budidaya

  b. Arahan pengemban angan pola ruang terkait bidang Cipta Karya se seperti pengembangan RTH.

  Rencana pola ruan ang Kabupaten Belitung Timur terdiri atas ka s kawasan lindung dan kawasan budidaya. ya. Kawasan lindung terdiri atas kawasan hut hutan lindung, kawasan yang memberikan kan perlindungan terhadap kawasan b bawahnya, kawasan perlindungan setem empat, kawasan cagar budaya dan ilmu penge getahuan, dan kawasan rawan bencana ala alam. Kawasan budidaya terdiri atas kawasa asan peruntukan hutan produksi, kawasan san peruntukan hutan rakyat, kawasan pe peruntukan pertanian, kawasan peruntuk ukan perikanan, kawasan peruntukan perta ertambangan, kawasan peruntukan permuk ukiman, kawasan peruntukan pariwisata, k , kawasan peruntukan industri, dan kawasa asan peruntukan lainnya. Arahan pengemban angan kawasan lindung di Kabupaten Belitung ung Timur yang terkait dengan bidang Cip ipta Karya adalah pengembangan Ruang Te Terbuka Hijau (RTH) kawasan perkotaan an. RTH kawasan perkotaan merupakan ba bagian dari kawasan perlindungan setem empat di Kabupaten Belitung Timur. Ruang ter terbuka hijau kawasan perkotaan, memilik iliki luas 30% dari luas kawasan perkotaa taan dan terdapat di Perkotaan Manggar gar, Perkotaan Kelapa Kampit, Perkotaan Gan antung dan Perkotaan Dendang.

  Arahan pengemba bangan kawasan budidaya di Kabupaten B Belitung Timur yang terkait dengan bida idang Cipta Karya adalah pengembangan kaw kawasan permukiman. Kawasan peruntuka ukan permukiman memiliki luas kurang lebih 1 h 14.802 (empat belas ribu delapan ratus s dua) hektar, meliputi permukiman perkotaa taan dan permukiman perdesaan. Kawasan permukim kiman perkotaan terdapat di Kecamatan Ma Manggar (Desa Baru, Lalang, Lalang Jay Jaya, Kurnia Jaya, Padang, dan Desa Mekar kar Jaya), Kecamatan Damar (Desa Suk ukamandi), Kecamatan Kelapa Kampit (D (Desa Pembaharuan, Mentawak, Senyub ubuk, dan Desa Mayang), Kecamatan Gantun tung (Desa Selinsing, Gantung dan Desa sa Lenggang), dan Kecamatan Dendang (Desa sa Dendang).

  Kawasan permukim iman perdesaan meliputi Desa Buku Limau, Ke Kelubi, Bentaian Jaya, Buding, Cendil, Jan Jangkar Asam, Limbongan, Batu Penyu, Lilanga ngan, Jangkang, Balok, Nyuruk, Mengkuba bang, Air Kelik, Burung Mandi, Mempaya, R Renggiang, Simpang Tiga, Lintang, Air M r Madu, Simpang Pesak, Dukong, Tanjung Ke Kelumpang, dan Desa Tanjung Batu Itam. m.

B. Arahan Struktur Ruang ang

  Arahan pengembangan an struktur ruang Kabupaten Belitung Timur t r terkait keciptakaryaan antara lain pengembang angan prasarana sarana air minum, air limbah bah, persampahan, dan drainase,. Sistem penyediaan air ir minum yang akan dikembangkan di Kabup upaten Belitung Timur meliputi: a. SPAM Kelapa Kampi pit melayani daerah Kecamatan Kelapa Kamp pit;

  b. SPAM Manggar mela elayani daerah Kecamatan Manggar;

  c. SPAM Gantung mela elayani daerah Kecamatan Gantung;

  d. SPAM Simpang Pesa sak melayani daerah Kecamatan Simpang Pe Pesak;

  e. SPAM Simpang Reng enggiang melayani daerah Kecamatan Simpan ang Renggiang;

  f. SPAM Damar melaya yani daerah Kecamatan Damar;

  g. SPAM Dendang mela elayani daerah Kecamatan Dendang; dan

  h. SPAM Kawasan Khu husus Manggar melayani daerah Perkantora oran dan Permukiman Terpadu Pemerintah h Kabupaten Belitung Timur di Manggar.

  Pengembangan sistem m pengelolaan sampah yang akan dikemban angkan di Kabupaten Belitung Timur meliputi: ti:

  a. pengembangan Tem empat Pemrosesan Akhir (TPA) yang me menggunakan sistem

  sanitary landfill di De Desa Sukamandi Kecamatan Damar;

  b. pembangunan Tem mpat Pemrosesan Sementara (TPS) yang ang tersebar di tiap kecamatan di seluruh ruh wilayah kabupaten; c. pembangunan Sistem stem Peralihan Angkut (SPA) kecamatan di di Kecamatan Kelapa

  Kampit dan Gantung; ng; dan d. pola penanganan per persampahan 3R (reduce - reuse - recycle).

  Pengembangan sistem m pengelolaan limbah yang akan dikemban angkan di Kabupaten Belitung Timur terdiri ata atas:

  a. pengembangan sept septic tank dengan sistem individual untuk pen engelolaan air limbah rumah tangga; b. peningkatan akses p s pelayanan air limbah baik sistem on site site maupun off site perkotaan dan perde desaan; c. peningkatan peran n serta masyarakat dalam penyediaan se septic tank maupun pengembangan siste stem pengelolaan air limbah; d. penerapan pengelola olaan air limbah secara fisik, kimiawi, dan biolo ologis; e. peningkatan pembiay iayaan pembangunan Prasarana Air Limbah P h Permukiman dengan mendorong kerjasam sama pemerintah - swasta; f. pengembangan Insta stalasi Pengololahan Lumpur Tinja (IPLT); dan an

  g. pengembangan siste sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPA

  IPAL) untuk kawasan industri dibuat oleh m masing-masing industri dengan pengawasan n pemerintah daerah.

  Pengembangan sistem m drainase yang akan dikembangkan di Kabup upaten Belitung Timur terdiri atas: a. pengembangan jaring ringan drainase primer berupa drainase pasan sangan yang berada di sepanjang jalan utam ama; b. pengembangan jaring ringan drainase sekunder berupa drainase pasa asangan yang berada di sepanjang ruas jala jalan lainnya; dan c. pemanfaatan kebera eradaan kolong untuk pengembangan kolam m retensi di wilayah- wilayah pedalaman. n.

3.3.3 Ketentuan Zonasi B i Bagi Pembangunan Prasarana Sarana Bida idang Cipta Karya

  Kertentuan zonasi bagi pem embangunan prasarana dan sarana bidang Ci Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ket ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasa asan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan aan, dan jaringan prasarana. (1) Ketentuan umum pe peraturan zonasi ruang terbuka hijau k kawasan perkotaan ditetapkan sebagai be berikut: a. dalam ruang terbu rbuka hijau kawasan perkotaan tidak diperk erkenankan dilakukan kegiatan budidaya y a yang dapat mengganggu fungsi utama kawasa asan; b. dalam ruang terbu buka hijau kawasan perkotaan masih diperk erkenankan dilakukan kegiatan yang menu enunjang fungsi utama kawasan sesuai ketentu ntuan yang berlaku; c. penerapan konsep sep taman kota pada lokasi yang potensial di di seluruh kabupaten untuk menjaga kual ualitas ruang dan estetika lingkungan; d. rencana pengelola olaan Ruang Terbuka Hijau sepanjang p perbatasan wilayah kabupaten; e. pembangunan fasil silitas olah raga dan rekreasi dengan syarat rat tidak mengganggu fungsi ruang terbuka uka hijau; f. diperkenankan unt untuk kegiatan pembangunan rekreasi terb rbuka, kuburan, dan kegiatan penghutan tanan; g. diperkenankan kegi egiatan pembangunan fasilitas pelayanan sosia sial secara terbatas;

  h. rencana pengelolaa laan ruang terbuka/ruang bebas sepanjang g jalur instalasi listrik tegangan tinggi men engacu pada ketentuan yang berlaku; dan i. luas ruang terbuka h ka hijau perkotaan paling sedikit 30% dari luas k s kawasan perkotaan. (2) Ketentuan umum pera raturan zonasi kawasan permukiman ditetapka kan sebagai berikut: a. peruntukan kawasa asan permukiman diperkenankan untuk di dialihfungsikan sesuai dengan ketentuan p n perundang-undangan yang berlaku; b. pada kawasan p permukiman diperkenankan adanya sara sarana dan prasarana pendukung fasilitas tas permukiman sesuai dengan petunjuk teknis nis dan peraturan yang berlaku;

  c. dalam kawasan pe permukiman masih diperkenankan dibangun gun prasarana wilayah sesuai dengan kete etentuan peraturan yang berlaku; d. kawasan permukim kiman harus dilengkapi dengan fasilitas sosi sosial termasuk Ruang

  Terbuka Hijau (RTH TH) perkotaan dengan luas paling sedikit 30 30% dari luas kawasan perkotaan; e. dalam kawasan pe permukiman masih diperkenankan adanya ke kegiatan industri skala rumah tangga, indu dustri kecil dan menengah yang tidak menimbu bulkan polusi f. dalam kawasan per permukiman diperkenankan adanya fasilitas so s sosial ekonomi lainnya dengan skala pelay layanan lingkungan; g. kawasan permukim iman tidak diperkenankan dibangun di dalam m kawasan lindung dan lahan pertanian den engan irigasi teknis; h. pembatasan perke rkembangan kawasan terbangun yang bera rada atau berbatasan dengan kawasan lin lindung; i. dalam kawasan pe permukiman tidak diperkenankan dikemban angkan kegiatan yang mengganggu fungsi gsi permukiman dan kelangsungan kehidupan n sosial masyarakat; j. pengembangan kaw kawasan permukiman harus dilakukan sesuai suai ketentuan peraturan yang berlaku di bida idang perumahan dan permukiman; k. pembangunan huni unian dan kegiatan lainnya di kawasan perm rmukiman harus sesuai dengan peraturan t n teknis dan peraturan lainnya yang berlaku (K (KDB, KLB, sempadan bangunan, dan lain in sebagainya); l. pada kawasan perm ermukiman perkotaan harus disediakan prasara sarana dan sarana dasar pendukung permuk ukiman yang tersambung dengan sistem prasa asarana perkotaan yang sudah ada. m. prioritas pengemba bangan pada permukiman hirarki rendah h dengan peningkatan pelayanan fasilitas p s permukiman; n. pengembangan per permukiman ditunjang dengan pengembangan gan fasilitas pendukung unit permukiman se seperti: fasilitas perdagangan dan jasa, hibura ran, pemerintahan; dan o. kegiatan pemanfaa aatan ruang yang tidak diperkenankan yaitu k kegiatan pemanfaatan ruang yang mengga ganggu fungsi kawasan.

  (3) Ketentuan Umum Per Peraturan Zonasi untuk Rencana Sistem Pe Perkotaan terdiri atas PKW, PKL, PKLp; da dan PPK.

  Ketentuan umum pera eraturan zonasi PKW sebagaimana dimaksud ud pada ayat (1) huruf

  a, meliputi:

  a. memperhatikan pem emanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi be i berskala provinsi yang didukung dengan fa fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang ses sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilaya layaninya;

  b. peraturan intensit sitas pemanfaatan ruang untuk pengem embangan kawasan permukiman denga gan intensitas kepadatan rendah hingga mene nengah; c. prasarana minimum um setiap kegiatan perdagangan dan jasa a wajib menyediakan areal parkir dan are areal bongkar muat yang proporsional dengan an jenis kegiatan yang dilayani; dan d. setiap kapling harus rus secara proporsional menyediakan ruang te terbuka hijau.

  Ketentuan umum pera eraturan zonasi PKL meliputi :

  a. memperhatikan pe pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi mi berskala kabupaten yang didukung den dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan n yang sesuai dengan kegiatan ekonomi ya i yang dilayaninya;

  b. peraturan intensit sitas pemanfaatan ruang untuk pengem embangan kawasan permukiman denga gan intensitas kepadatan rendah hingga mene nengah; c. prasarana minimum um setiap kegiatan perdagangan dan jasa a wajib menyediakan areal parkir dan are areal bongkar muat yang proporsional dengan an jenis kegiatan yang dilayani; dan d. setiap kapling harus rus secara proporsional menyediakan ruang te terbuka hijau.

  Ketentuan umum pera eraturan zonasi PKLp meliputi:

  a. memperhatikan pe pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi mi berskala kabupaten yang didukung den dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan n yang sesuai dengan kegiatan ekonomi ya i yang dilayaninya;

  b. peraturan intensit sitas pemanfaatan ruang untuk pengem embangan kawasan permukiman denga gan intensitas kepadatan rendah hingga mene nengah; c. prasarana minimum um setiap kegiatan perdagangan dan jasa a wajib menyediakan areal parkir dan are areal bongkar muat yang proporsional dengan an jenis kegiatan yang dilayani; dan d. setiap kapling harus rus secara proporsional menyediakan ruang te terbuka hijau. Ketentuan umum pera eraturan zonasi PPK sebagaimana dimaksud d pada ayat (1) huruf

  d, meliputi:

  a. memperhatikan p n pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi mi berskala kecamatan yang didukung d dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan an yang sesuai dengan kegiatan ekonom mi yang dilayaninya;

  b. kegiatan yang d diperbolehkan dengan syarat meliputi LIS LISIBA dan KASIBA, industri rumah tan tangga; c. kegiatan yang tid tidak diperbolehkan meliputi pusat perkulakan an, industri besar, dan kegiatan industri stri yang menghasilkan B3; d. peraturan intens ensitas pemanfaatan ruang untuk pengem embangan kawasan permukiman deng engan intensitas kepadatan rendah hingga me enengah; e. prasarana minim imum setiap kegiatan perdagangan dan jasa sa wajib menyediakan areal parkir dan n areal bongkar muat yang proporsional den dengan jenis kegiatan yang dilayani; dan dan f. setiap kapling har harus secara proporsional menyediakan ruang ng terbuka hijau.

  (4) Ketentuan umum pera eraturan zonasi sistem penyediaan air minum ( m (SPAM) terdiri atas:

  a. pembangunan insta stalasi pengolahan air minum tidak diizinkan n dibangun langsung pada sumber air ba baku; b. pembangunan dan an pemasangan jaringan primer, sekunder der, dan sambungan rumah (SR) yang g memanfaatkan bahu jalan wajib dilengka kapi izin galian yang dikeluarkan oleh inst instansi yang berwenang;

  c. pembangunan dan an pemasangan jaringan primer, sekunder der, dan sambungan rumah (SR) yang g melintasi tanah milik perorangan wajib dile dilengkapi pernyataan tidak keberatan dar ari pemilik tanah; dan

  d. pembangunan siste sistem penyediaan air minum mengikuti maste sterplan pembangunan air minum sesuai ke i ketentuan perundangan yang berlaku.

  (5) Ketentuan umum pera eraturan zonasi sistem pengelolaan sampah te terdiri atas:

  a. kegiatan yang dip diperkenankan meliputi kegiatan pengopera rasian TPA sampah berupa pemilahan, n, pengolahan, pemrosesan akhir sampah, h, pemeliharaan TPA sampah, dan indust ustri terkait pengolahan sampah; b. kegiatan yang dip diperkenankan dengan syarat meliputi kegia giatan pertanian non pangan, kegiatan p n penghijauan, kegiatan pemukiman dalam ja jarak yang aman dari dampak pengelolaa laan persampahan;

  c. diperkenankan pem embangunan fasilitas pengolahan sampah ya yang diizinkan berupa kantor pengelola, g , gudang/garasi kendaraan pengangkut dan n alat-alat berat, pos keamanan, bangun unan TPS, dan tempat mesin pengolah sampa pah;

  d. pembangunan fasi asilitas pengolahan sampah wajib memper erhatikan kelestarian lingkungan, keseha sehatan masyarakat, dan sesuai dengan kete ketentuan teknis yang berlaku;

  e. memiliki jarak yan ang cukup untuk pengembangan zona peny nyangga (bufferzone) dengan kawasan pe pemukiman; dan f. kegiatan pemanfa nfaatan ruang yang tidak diperkenanka kan yaitu kegiatan pemanfaatan ruang ang yang mengganggu fungsi kawasan.

  (6) Ketentuan umum perat raturan zonasi sistem pengelolaan limbah terd rdiri atas:

  a. setiap kegiatan u usaha yang menghasilkan air limbah h disyaratkan untuk menyediakan instal talasi pengolahan limbah individu dan/atau kom omunal; dan b. pembangunan siste stem pengelolaan air limbah yang dimaksud h huruf a di atas wajib mengikuti ketentuan uan teknis.

  (7) Ketentuan umum perat raturan zonasi sistem drainase terdiri atas: a. larangan membang ngun pada kawasan resapan air dan tangkapa pan air hujan;

  b. setiap pembanguna unan wajib menyediakan jaringan drainase li lingkungan dan/atau sumur resapan ya yang terintegrasi dengan sistem drainase se sekitarnya sesuai ketentuan teknis ya s yang berlaku;

  c. tidak memanfaatka kan saluran drainase untuk pembuangan sam mpah, air limbah atau material padat lainn innya yang dapat mengurangi kapasitas dan fu fungsi saluran; dan d. pengembangan kaw kawasan terbangun yang di dalamnya terdapa apat jaringan drainase wajib dipertahanka kan secara fisik maupun fungsional denga ngan ketentuan tidak mengurangi dimensi ensi saluran serta tidak menutup sebagian ata atau keseluruhan ruas saluran yang ada. .

3.3.4 Indikasi Program Bi Bidang Cipta Karya

  Pentahapan dan urutan pr prioritas program pembangunan dimaksudkan kan untuk mendapatkan rincian mengenai sektor ktor kegiatan yang perlu dilaksanakan sesu sesuai dengan tingkat kepentingannya, jangka a waktu pelaksanaan serta sumber pemb mbiayaan yang dapat dipergunakan untuk pelaksa ksanaan program pembangunan.

  Untuk mencapai tujuan da dan sasaran yang diinginkan dalam pengemba bangan pembangunan, perlu disusun tahapan pela elaksanaan kegiatan sesuai Undang-undang N Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

  g. Pentahapan kegiatan dituangkan dalam keg kegiatan per lima tahun sedangkan indikasi program ram utama lima tahun pertama diuraikan per ta r tahun kegiatan. Indikasi program adalah b bagian yang memuat rincian tahapan dan pr program pembangunan yang akan dilaksanakan d n di kawasan perencanaan, sesuai dengan tu tujuan pengembangan tata ruang di masa yan yang akan datang. Indikasi program pemb mbangunan ditentukan berdasarkan potensi dan n masalah kawasan terkait pengembangan n serta kecenderungan perkembangan sektor-sekt sektor tertentu dan sasaran yang ingin dicapai d i dalam pengembangan dan pembangunan.

  Program-program ini dap apat dikelompokkan dalam beberapa progr ogram kegiatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pad ada indikasi program utama penataan ruang ng kabupaten Belitung Timur 2011-2031. Indika ikasi program sebagai operasionalisasi renca ncana pola ruang dan struktur ruang khususnya u a untuk bidang Cipta Karya.

  

3.4 PRIORITAS KABUP UPATEN BELITUNG TIMUR DALAM KLAST STER PENANGANAN

BIDANG CIPTA KAR ARYA

  Penyelenggaraan pembanguna ngunan infrastruktur Bidang Cipta Karya salah s satunya mengacu pada Undang-Undang No. 32 Tahun ahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peratur raturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pemba bagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, ah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan D Daerah Kabupaten/Kota. Dengan mengacu kepada pada peraturan perundangan tersebut, maka prioritas penang nanganan infrastruktur Bidang Cipta Karya diarahk hkan pada kabupaten/kota yang berfungsi strategis secar cara nasional.

  Pada pelaksanaannya, alokas kasi APBN Bidang Cipta Karya terdapat 5 (lim lima) klaster penanganan Bidang Cipta Karya sebagai be i berikut:

  a. Klaster A, merupakan k n kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang ng termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN N), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKS KSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam m kawasan metropolitan, serta kawasan strategis is lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda rda RTRW dan Perda Bangunan Gedung.

  Tabel III.2. Indikasi Program Utama Bidang Cipta Karya Berdasarkan Ind

Rencana Tat ata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung Timur 2014-2034

WAKTU PELAKSANAAN

  I II

  III

IV IV SUMBER

INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI

  5

  6

  7

  8

  9 2025- 20 2030

  1

  1

  1

  1

  1 - 2029 -20 -2034

  2

  2

  2

  2

  2 2024 PENYEHATAN LINGKUNGAN

  a. Sistem penyediaan air minum:

  • SPAM Kelapa Kampit melayani daerah Kecamatan Kelapa Kampit;
  • SPAM Manggar melayani daerah Kecamatan Manggar;
  • SPAM Gantung melayani daerah Kecamatan Gantung;

  Dinas Bina Marga & SDA,

  • SPAM Simpang Pesak melayani daerah Kecamatan Simpang Pesak; Tiap

  Dinas Cipta Karya dan PR, APBD

  PDAM, SPAM Simpang Renggiang melayani daerah Kecamatan Simpang Renggi ggiang;

  • Kecamatan

  • BLHD SPAM Damar melayani daerah Kecamatan Damar;
  • SPAM Dendang melayani daerah Kecamatan Dendang; dan
  • SPAM Kawasan Khusus Manggar melayani daerah Perkantoran dan Perm ermukiman Terpadu Pemkab Belitung Timur di Manggar..

  b. pengembangan sistem pengelolaan sampah:

  • pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang menggunakan sist sistem sanitary landfill di

  Desa Sukamandi Kecamatan Damar; Dinas Cipta Karya dan PR,

  • pembangunan Tempat Pemrosesan Sementara (TPS) yang tersebar di tiap iap kecamatan di seluruh Tiap

  APBD Dinas Bina Marga & SDA, wilayah kabupaten;

Kecamatan

  BLHD

  • pembangunan Sistem Peralihan Angkut (SPA) kecamatan di Kecamatan K n Kelapa Kampit dan

  Gantung; dan • pola penanganan persampahan 3R (reduce - reuse - recycle).

  c. Pengembangan sistem pengelolaan limbah:

  • pengembangan septic tank dengan sistem individual untuk pengelolaan ai air limbah rumah tangga;
  • peningkatan akses pelayanan air limbah baik sistem on site maupun off ff site perkotaan dan

  perdesaan;

  • peningkatan peran serta masyarakat dalam penyediaan septic tank maupu pun pengembangan sistem

  pengelolaan air limbah; Tiap

  Dinas Bina Marga & SDA,

  • APBD penerapan pengelolaan air limbah secara fisik, kimiawi, dan biologis;

    Kecamatan

  BLHD

  • peningkatan pembiayaan pembangunan Prasarana Air Limbah Permukim iman dengan mendorong

  kerjasama pemerintah - swasta;

  • pengembangan Instalasi Pengololahan Lumpur Tinja (IPLT); dan
  • pengembangan sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk kaw kawasan industri dibuat oleh masing-masing industri dengan pengawasan pemerintah daerah.

  d. Pengembangan sistem drainase: Tiap

  APBD Dinas Cipta Karya dan PR, Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya

  III - 16

  III - 16

  III - 16 Kabupaten Belitung Timur Kabupaten Belitung Timur Kabupaten Belitung Timur

  WAKTU PELAKSANAAN

  I II

  III

  IV IV SUMBER

  INDIKASI PROGRAM UTAMA LOKASI

  INSTANSI PELAKSANA 2020 DANA

  5

  6

  7

  8

  9 2025- 20 2030

  1

  1

  1

  1

  1 - 2029 -2034 -20

  2

  2

  2

  2

  2 2024

  Dinas Bina Marga & SDA utama;

  • pengembangan jaringan drainase primer berupa drainase pasangan yang b g berada di sepanjang jalan kecamatan
  • pengembangan jaringan drainase sekunder berupa drainase pasangan yang ang berada di sepanjang ruas jalan lainnya; dan
  • pemanfaatan keberadaan kolong untuk pengembangan kolam retensi di w i wilayah-wilayah pedalaman.

  KAWASAN PERMUKIMAN Kemenpera Kaw. APBN,APBD, Dinas Bina Marga & SDA

  a. Penyediaan perumahan dan permukiman layak huni permukiman Swasta Dinas Cipta Karya & PR Dinas Sosial Kemenpera

  Kaw.

  APBN,APBD, Dinas Bina Marga & SDA

  b. Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasaran permukiman di kawasan p n perdesaan permukiman Swasta Dinas Cipta Karya & PR Dinas Sosial Kemenpera

  Kaw.

  APBN,APBD,

  c. Pengembangan infrastruktur, sarana dan prasaran permukiman di kawasan p n perkotaan Dinas Bina Marga & SDA permukiman Swasta Dinas Cipta Karya & PR

  Sumber : RTRW Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014-2034 Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya Arahan Strategi Nasional Bidang Cipta Karya

  III - 17

  III - 17

  III - 17 Kabupaten Belitung Timur Kabupaten Belitung Timur Kabupaten Belitung Timur

  

b. Klaster B, merupakan ka n kabupaten/kota prioritas strategis nasional yang ng termasuk dalam Pusat

  Kegiatan Nasional (PKN) N), Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKS KSN) di dalam KSN dan kabupaten/kota di dalam m kawasan metropolitan, serta kawasan strategis is lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda da RTRW.

  

c. Klaster C, terdiri dari k kabupaten/kota yang menjadi prioritas pemenuha nuhan Standar Pelayanan

  Minimal (SPM), berdasark arkan karakteristik antara lain daerah yang rawan be n bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitas nitasi rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis a is atau miskin.

  

d. Klaster D ditujukan dala dalam rangka pengembangan kegiatan pemberdaya dayaan masyarakat Bidang

Cipta Karya yang bertujua juan penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan pe n perdesaan.

  

e. Klaster E ditujukan untuk tuk kabupaten/kota yang memiliki program inov novasi baru Bidang Cipta

Karya yang diusulkan seca ecara kompetitif dan selektif.

  Berdasarkan uraian di atas, K , Kabupaten Belitung Timur merupakan kabupaten y n yang termasuk klaster C dalam rangka pemenuhan nuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Klaster C merupakan Kla kabupaten/kota yang men enjadi prioritas penanganan dalam rangka a pemenuhan Standar Pelayanan Minimal SPM) ) Bidang Cipta Karya, yaitu kabupaten/kota ta di luar Klaster A dan Klaster B. Pemilihan pr prioritas kabupaten/kota dalam pemenuha uhan SPM ditentukan berdasarkan karakteristik m ik masing-masing daerah, antara lain daerah h yang rawan bencana alam, memiliki cakupan ai air minum/sanitasi rendah, permukiman kum muh, dan daerah kritis atau miskin. Selain memen enuhi karakteristik tersebut, daerah juga haru arus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pemb mbangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya d a dan memiliki program yang responsif.