Makna pendampingan personal bagi kecakapan emosional penderita autis di Arogya Mitra Klaten dalam perspektif pastoral - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MAKNA PENDAMPINGAN PERSONAL

  

BAGI KECAKAPAN EMOSIONAL PENDERITA AUTIS

DI AROGYA MITRA KLATEN DALAM

PERSPEKTIF PASTORAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MAKNA PENDAMPINGAN PERSONAL

  

BAGI KECAKAPAN EMOSIONAL PENDERITA AUTIS

DI AROGYA MITRA KLATEN DALAM

PERSPEKTIF PASTORAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  

Oleh:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan : Bagi Dia, Sang Pencipta dan Pemberi Hidup Bagi adik-adik “spesial” di manapun mereka berada. Bagi semua orang tua yang dianugerahi anak “spesial”. Bagi semua insan yang mempunyai rasa peduli terhadap penderita autis di manapun mereka berada.

  Bagi Kongregasi Suster Misi Abdi Roh Kudus Propinsi Maria Bunda Allah Surabaya-Jawa.

  Bagi keluarga, saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku yang telah mendukungku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  MOTTO

Kau bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan

jika kau cukup kuat untuk menginginkannya.

  

Kau bisa menjadi apapun yang kau inginkan

dan melakukan apapun yang ingin kau capai

jika kau bertahan pada keinginan itu dengan satu tujuan yang pasti dan jelas

  (

Abraham Lincoln)

“Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang

dari saudara-Ku yang paling hina ini,

kamu telah melakukannya untuk Aku.”

  

(Matius 25:40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  

Yogyakarta,30 September 2011

Penulis Lusia Sri Andayani

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Lusia Sri Andayani

  Nomor Induk Mahasiswa : 061124001

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

MAKNA PENDAMPINGAN PERSONAL BAGI KECAKAPAN EMOSIONAL PENDERITA AUTIS DI AROGYA MITRA KLATEN DALAM PERSPEKTIF PASTORAL

  

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Judul skripsi ini adalah “MAKNA PENDAMPINGAN PERSONAL BAGI

KECAKAPAN EMOSIONAL PENDERITA AUTIS DI AROGYA MITRA

  

KLATEN”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya keprihatinan semakin

banyaknya penderita autis di masyarakat, dan berdasarkan tema kapitel jendral Suster-

Suster Misi Abdi Roh Kudus untuk membela kehidupan bagi mereka yang lemah dan

tersingkir.

  Menanggapi situasi tersebut, penulis mengangkat topik pendampingan

personal bagi peningkatan kecakapan emosional penderita autis. Pendampingan

personal adalah suatu proses pendampingan yang membantu atau menolong individu

berdasarkan keunikannya masing-masing, agar individu dapat bertumbuh dan

berkembang sesuai potensi yang ada dalam dirinya. Ciri khas pelaksanaan

pendampingan personal baik pendampingan yang dilakukan secara individu maupun

pendampingan dalam kelompok tetap menekankan pada keunikan dari masing-masing

pribadi. Dengan demikian dapat diketahui sejauhmana makna pendampingan personal

dapat meningkatkan kecakapan emosional penderita autis. Tujuan pendampingan

personal yang dilaksanakan di Arogya Mitra Klaten adalah menolong penderita autis

agar dapat sembuh sehingga masa depannya baik dan diakui di masyarakat.

Pelaksanaan pendampngan ini dengan menggunakan metode one on one maupun

metode gabungan. Metode one on one adalah pelaksanaan pendampingan dengan satu

guru dan satu murid. Metode gabungan yaitu penderita autis dikelompokkan sesuai

dengan tingkat permasalahan individu tersebut.

  Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yaitu

mengambarkan dan menganalisi data yang diperoleh baik melalui hasil pengamatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT The title of this thesis is “PERSONAL ASSISTING SIGNIFICANCE

  

FOR THE EMOTIONAL ABILITY OF AUTISM PATIENTS IN AROGYA

MITRA KLATEN”. The title is based on the thoughtfulness of the increasing

number of autism patients in the society and based on the Holy Spirit sisters’ capital

general theme to defend life for those who are weak and shoved aside.

  Perceiving the situation, the writer adapts the topic of personal assisting to

emotional ability for autism patients. A personal assisting is assisting process which

helps and assists an individual based on their uniqueness, to make the individual

grows and develop as their potential. The characteristic of the implementation of

personal assisting either in individual or in group emphasizes on each individual’s

uniqueness. Thereby, it can be recognized how far the significance of personal

assisting can improve the emotional ability of autism patients. The aim of personal

assisting implemented in Arogya Mitra Klaten is to help healing the autism patients

so that their future is better and admitted by the society. The implementation of this

assisting uses either one on one method or mix method. One on one method is an

assisting implementation with a teacher and a student. Mix method is a method

which groups the autism patients as the problem level of the individual.

  This is a qualitative research with phenomenological approach, which draws

and analyzes the obtained data through observation or interview result and then

compare it to the occurrence in field. The focus of this research is on the personal

assisting to emotional ability improvement of autism patients in Arogya Mitra

Klaten. Therefore, it is recognized the significance of personal assisting which help PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah Tritunggal Maha Kudus yang telah menyertai

dan membimbing dengan kasih setia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  

Selama proses penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu besar campur

tangan Allah, lewat teman-teman, para dosen maupun semua pihak yang telah

mendukung penulis.

  Oleh sebab itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak atas segala dukungan, bantuan, dorongan, bimbingan serta cinta baik

secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  

1. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., selaku kepala prodi yang telah memberi ijin,

kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.

  

2. Bapak F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing utama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

4. Bapak Y. Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji III, yang telah berkenan

dan bersedia menjadi dosen penguji.

  

5. Segenap staf dosen, sekretariat, perpustakaan dan karyawan-karyawati Prodi

  IPPAK-USD yang telah memberi perhatian, dukungan, selama penulis menjalani proses studi di IPPAK.

  

6. Tim Pimpinan SSpS Propinsi Maria Bunda Allah Jawa, yang telah memberi

kesempatan penulis untuk belajar di Universitas Sanata Dharma. Para suster di Komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing telah mendukung penulis selama studi hingga terselesainya skripsi ini.

  

7. Seluruh keluarga yang telah mendukung dan memberi semangat kepada penulis

untuk terus berusaha menyelesaikan skripsi ini.

  

8. Bagi sahabat-sahabatku yang telah mendukung, menguatkan dan membantu

sehingga terselesaikan skripsi ini.

  

9. Teman-teman angkatan 2006, terima kasih untuk dukungan dan perhatian serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terutama Yafet, Teguh, Lina, Lani, David yang telah membagikan pengalaman hidupnya.

  Penulis menyadari, bahwa masih banyak keterbatasan dalam skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna demi

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi mereka yang

mempunyai hati bagi penderita autis di mana mereka berada dan bagi siapa saja yang membaca karya tulis ini.

  Yogyakarta,

  30 September 2011 Penulis

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACK ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ....................................................................................... x

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  G. Metode Penulisan .................................................................................... 9

  H. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10

  

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 12

A. Pendampingan ......................................................................................... 13

  1. Pengertian Pendampingan ..................................................................... 13

  2. Pengertian Pendampingan Personal ...................................................... 14

  a. Tujuan dan Fungsi Pendampingan ................................................... 15

  b. Unsur-Unsur dalam Pendampingan Personal ................................. 17

  c. Sikap Dasar dalam Pendampingan Personal ................................... 17

  d. Sikap Dasar Peserta Pendampingan Personal ................................. 19

  e. Bentuk-Bentuk Pendekatan dalam Pendampingan Personal ............ 20

  3. Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Pendampingan Personal .......... 22

  a. Langkah Identifikasi ........................................................................ 22

  b. Langkah Diagnosis ......................................................................... 23

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d. Pastoral Merupakan Tindakan Pengungkapan Ciri Pelayanan Gereja ...............................................................................................

  27

  2. Makna Pendampingan Personal dalam Pelayanan Pastoral ................ 27

  C. Kecakapan Emosional ............................................................................. 32

  

1. Pengertian Emosi ............................................................................... 32

  

2. Perkembangan Emosi ......................................................................... 33

  

3. Hal-Hal yang Mempengaruhi Emosi dalam Kehidupan .................... 34

  

4. Peran Emosi dalam Kehidupan .......................................................... 35

  a. Emosi Menciptakan Persahabatan dalam Kehidupan .................... 36

  b. Emosi Sebagai Dasar Kehidupan Seni .......................................... 36

  c. Emosi Memberi Tenaga Tambahan ............................................... 37

  d. Emosi Memacu Untuk Berbuat Baik ............................................. 37

  e. Emosi Sebagai Obat Penguat ......................................................... 37

  

5. Pengendalian Emosi ............................................................................ 38

  

D. Penderita Autis dan Permasalahannya ..................................................... 47

  1. Siapa itu Penderita Autis .................................................................... 47

  2. Ciri-Ciri Penderita Autis .................................................................... 49

a. Komunikasi ....................................................................................

  49

  b. Bersosialisasi (berteman) ............................................................... 50

  c. Kelainan Pendengaran ................................................................... 50

d. Bermain .........................................................................................

  50

e. Perilaku ..........................................................................................

  50

  3. Perkembangan Penderita Autis .......................................................... 50

  4. Keunikan Penderita Autis .................................................................. 52

  8. Perilaku Penderita Autis ..................................................................... 52

  

E. Pengertian Makna ...................................................................................... 54

  

F. Kerangka Pikir .......................................................................................... 54

  

G. Fokus Penelitian ....................................................................................... 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  b. Definisi Konseptual Kecakapan Emosional ................................ 60

  c. Definisi Operasional Pendampingan Personal ............................ 60

  d. Definisi Operasional Kecakapan Emosional ............................... 60

  e. Kisi-Kisi Penelitian ...................................................................... 61

  f. Tahap Penelitian .......................................................................... 63

  5. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................ 64

  a. Tingkat Kepercayaan / Validitas .................................................. 65

  b. Kebergantungan / Reliabilitas ...................................................... 67

  c. Kepastian / Obyektivitas .............................................................. 68

  6. Tehnik Analisi Data ........................................................................... 68

  

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 68

  1. Temuan Umum .................................................................................. 69

  a. Latar Belakang Lembaga Arogya Mitra Klaten .......................... 69

  b. Visi dan Misi Lembaga Arogya Mitra Klaten ............................ 71

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

c. Kecakapan Emosional Penderita Autis di Arogya Mitra

Klaten .......................................................................................... 84 d. Makna Pendampingan Personal Bagi Peningkatan Kecakapan Emosional Penderita Autis di Arogya Mitra Klaten .................. 87

  C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 91

  1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pendampingan Personal di Arogya Mitra Klaten ...................................................................... 91

  

2. Sarana dan Metode dalam Pelaksanaan Pendampingan Personal

di Arogya Mitra Klaten ...................................................................... 97

  3. Kecakapan Emosional Penderita Autis di Arogya Mitra Klaten ................................................................................................ 99

  

4. Makna Pendampingan Personal Bagi Peningkatan Kecakapan

Emosional Penderita Autis di Arogya Mitra Klaten .......................... 99 D. Refleksi Kateketis .................................................................................. 103

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 113

LAMPIRAN ........................................................................................................ 115

  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN Hal

Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................. 116

  

Lampiran 2 : Panduan Pertanyaan Penelitian ................................................. 117

Lampiran 3 : Hasil Wawancara dengan Penderita Autis ................................ 118

Lampiran 4 : Hasil Wawancara dengan Pendamping ..................................... 138

Lampiran 5 : Tabel Hasil Wawancara dengan Responden ............................. 160

Lampiran 6 : Tabel Hasil Wawancara dengan Pendamping .......................... 166

Lampiran 7: Surat Keputusan Tentang Data Guru Sekolah Autis

  Hiperaktif Arogya Mitra .......................................................... 173

Lampiran 8: Denah Kompleks Lokasi Arogya Mitra Klaten ......................... 174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

  Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

Perjanjian Baru dan Kitab Suci Perjanjian Lama terjemahan Lembaga Alkitab

Indonesia, Jakarta 2006. Kej :Kejadian Kor : Korentus

  Luk : Lukas Mat : Matius Mzm : Mazmur Sam : Samuel

  Yak : Yakobus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  E.Q : Emotional Quotient Gb : Gambar Hal : Halaman

  I.Q : Intelligence Quotient MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia PKL : Praktek Kerja Lapangan Sisdiknas : Sistem Pendidikan Nasional

  SMS : Short Message Service

SSpS :Serva Spiritus Sancti (Konggregasi Suster Misi Abdi Roh

Kudus) WIB : Waktu Indonesia Barat

  WHO : Word Health Organisation

  1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapakah manusia itu? sebuah pertanyaan mengenai eksistensi manusia

  yang tidak akan pernah tuntas terjawab. Meskipun demikian setiap pribadi harus bisa memberikan sebuah jawaban atas pertanyaan ini. Jawaban yang paling sederhana yang dapat diberikan yakni manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.

  Kitab Suci menjelaskan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej.1:26) ... dan baik adanya (Kej.1:31). Pernyataan Kitab Suci ini menyatakan tentang eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki martabat yang paling luhur di antara segala ciptaan lainnya, yang dilengkapai dengan potensi-potensi rohaniah, intelektual, emosional dan spiritual.

  Potensi-potensi ini akan dapat berkembang dengan baik jika setiap pribadi sejak

  2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berprestasi di sekolah, baik hati, menjadi orang yang bertanggung jawab, dan berpikir positif mengenai diri sendiri. Singkatnya bahwa orang tua mengharapkan anaknya untuk bahagia dan sukses dalam hidupnya (Azerrad, 2005;13). Namun apa yang terjadi, jika orang tua mengetahui bahwa anak mereka menderita autis.

  Mungkin orang tua merasa berdosa, bersalah dan segala perasaan yang tidak menyenangkan berkecamuk dalam hati, bahkan mereka khawatir akan masa depannya. Kondisi tersebut harus semakin memperkuat tanggung jawab orang tua dalam pendampingan secara khusus atau pendampingan pribadi, serta bagi siapa saja yang memberikan perhatian dan pendampingan personal bagi penderita autis.

  Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Hal ini membawa dampak yang mendukung bagi kelangsungan hidup manusia. Namun, sebaliknya dampak yang kurang mendukung dari pengaruh teknologi yang berupa pencemaran atau polusi dan limbah yang berpengaruh terhadap timbulnya autis. Penyebab lain timbulnya autis adalah pola hidup yang tidak sehat dan

  3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  autis umumnya mengalami gangguan interaksi sosial atau ketidakmampuan untuk bergaul. Anak cenderung menyendiri atau mengasingkan diri, sangat tertutup, terfokus pada diri sendiri sekaligus mengalami gangguan emosi yang meluap- luap. Anak juga sulit untuk berkonsentrasi. Selain itu, anak autis juga mengalami keterlambatan perkembangan dalam bidang komunikasi, imajinasi, yang gejalanya mulai tampak sebelum anak berusia tiga tahun. Dalam masyarakat muncul banyak keprihatinan atas permasalahan penderita autis yang kompleks dan akhir-akhir ini, penderita autis menunjukkan peningkatan jumlahnya (Safari, 2005;11).

  Panggilan kemanusiaan untuk membela dan menyelamatkan kehidupan terutama bagi mereka yang tersisih dan terpinggirkan menjadi tekad bagi Konggregasi Suster Misi Abdi Roh Kudus berdasarkan kapitel jendral ke XIII tahun 2008. Tema dari kapitel jendral ini adalah ”membela kehidupan atau pro

  

life ”. Hal yang menjadi spirit dan mendorong penulis untuk ambil bagian dalam

  keprihatinan saat ini yang sesuai dengan konteks arah misi dan prioritas kapitel

  4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pemerintah juga memberikan jaminan sepenuhnya kepada penderita autis untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan 3 memuat beberapa hal penting tentang sistem pendidikan nasional sebagai berikut:

  Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Sisdiknas, 2009;48).

  Oleh karena itu, lembaga Arogya Mitra Klaten memberikan wadah pendampingan dan pendidikan yang dapat membantu proses perkembangan dan pertumbuhan penderita autis. Upaya penanganan terhadap penderita autis dilakukan melalui pendampingan personal yang pelaksanaan dan proses pendampingannya dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kebutuhannya. Adapun pendampingan tersebut bertujuan untuk membantu meningkatkan kecakapan emosional peserta didik. Pendampingan dapat tercapai dengan metode

  5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kebutuhannya, serta ditunjang dengan penanganan medis. Dalam proses pendampingan masing-masing penderita didampingi sesuai dengan keunikan dan kekhasan mereka. Proses pendampingan ini disebut dengan pendampingan personal.

  Lembaga Arogya Mitra dengan visi-misinya, yang mengupayakan dan menyelamatkan penderita autis agar dapat bertumbuh sebagaimana mestinya.

  Harapan ini ditunjang dengan kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan tingkat permasalahan dan keadaan dari peserta didik. Proses belajar mengajar di Arogya Mitra berlangsung dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 WIB, dari hari Senin sampai hari Sabtu. Proses pendampingan personal bagi kecakapan emosional penderita autis membutuhkan waktu yang panjang untuk dapat sungguh mengenal permasalahannya sehingga dapat melaksanakan proses pendampingan yang kontinu dan intensif. Untuk menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan pendampingan bagi penderita autis agar dapat bertumbuh dan

  6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  perkembangan penderita autis ke arah yang lebih baik. Namun pada kenyataannya belum semua pendamping, orang tua, keluarga, masyarakat dapat memahami dan mengerti mengenai pendampingan personal terhadap penderita autis.

  Pelayanan pendampingan personal bertujuan untuk membantu dan menolong pribadi berdasarkan kebutuhan, kesulitan agar dapat “keluar” dari situasi tersebut sehingga penderita dapat tumbuh dan berkembang untuk mampu bersyukur untuk mengalami pengalaman kasih Allah. Demikian halnya dengan pendampingan pastoral yang bertujuan untuk membantu orang untuk mengenal kasih Allah. Pendampingan personal bagi penderita autis untuk meningkatkan kecakapan emosional masih sangat kurang, baik dari segi pendampingnya sendiri maupun lembaga yang menangani penderita autis. Penulis berharap melalui tulisan ini, penulis mampu menyumbangkan pemikiran dalam hal pendampingan personal bagi kecakapan emosional penderita autis, sehingga penderita autis dapat sungguh ditolong dan terselamatkan masa depannya. Mereka juga adalah

  7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSONAL BAGI KECAKAPAN EMOSIONAL PENDERITA AUTIS DI

AROGYA MITRA KLATEN“.

B. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka ditemukan beberapa persoalan sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan pendampingan personal?

  2. Apa yang dimaksud dengan kecakapan emosional?

  3. Bagaimana makna pendampingan personal bagi peningkatan kecakapan emosional penderita autis di Arogya Mitra Klaten?

  4. Bagaimana kualitas pendamping?

  5. Bagaimanakah kurikulum di lembaga Arogya Mitra Klaten?

  6. Sejauh mana perkembangan kecakapan emosional penderita autis selama menempuh pendidikan di Arogya Mitra klaten?

  8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  D. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas dan permasalahan yang muncul maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah pelaksanaan pendampingan personal di Arogya Mitra Klaten?

  2. Bagaimanakah kecakapan emosional penderita autis di Arogya Mitra Klaten?

  3. Sejauhmana pendampingan personal bermakna bagi peningkatan kecakapan emosional penderita autis di Arogya Mitra Klaten?

  E. Tujuan Penulisan Berdasarkan identifikasi dan rumusan permasalah, penulisan skripsi ini

  bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan pendampingan personal di Arogya Mitra Klaten.

  2. Mendeskripsikan kecakapan emosional penderita autis di Arogya Mitra Klaten.

  9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Agar dapat menemukan metode pendampingan yang tepat bagi pengembangan kecakapan emosianal penderita autis dalam memecahkan persoalan hidup sehari-hari.

  3. Bagi penderita autis di Arogya Mitra Klaten Agar penderita autis menyadari mereka adalah kelompok manusia yang berharga sebagai gambaran dan citra Allah.

  4. Bagi penulis Agar penulis memiliki wawasan yang tepat dan benar mengenai penderita autis dan metode pendampingan yang sesuai serta bagian dari perutusan penulis untuk membela dan menyelamatkan kehidupan terutama bagi penderita autis.

  5. Bagi lembaga pendidikan ilmu kateketik Agar lembaga pendidikan kateketik menyadari bahwa pelayanan bagi penderita autis juga merupakan bagian dari karya pendidikan dan pelayanan

  10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berhubungan dengan pendampingan personal dalam meningkatkan kecakapan emosional penderita autis.

H. Sistematika Penulisan

  Judul skripsi ini adalah “Makna Pendampingan Personal Bagi Kecakapan Emosional Penderita Autis di Arogya Mitra Klaten”. Penulisan skripsi ini dibahas dalam empat bab.

  Bab I: Pendahuluan menguraikan, latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.

  Bab II: Kajian teori membahas tentang makna pendampingan personal bagi kecakapan emosional penderita autis yang diuraikan dalam delapan bagian. Bagian A, Pendampingan membahas tentang pengertian pendampingan dan pendampingan personal. Pada bagian ini dibahas tentang tujuan dan fungsi

  11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  gereja, makna pendampingan personal dalam pelayanan pastoral. Bagian C, membahas tentang kecakapan emosional. Pada bagian ini meliputi: pengertian emosi, perkembangan emosi, hal-hal yang mempengaruhi emosi dalam kehidupan, peranan emosi dalam kehidupan, pengendalian emosi, kecakapan emosi, faktor-faktor kecakapan emosi, makna kecakapan emosi. Bagian D, membahas tentang penderita autis dan permasalahannya. Pada bagian ini dibahas tentang siapa penderita autis, ciri-ciri penderita autis, perkembangan penderita autis, keunikan penderita autis, perilaku penderita autis. Bagian E, berisi makna.

  Bagian F, berisi kerangka pikir. Bagian G, berisi fokus. Bagian H, berisi pertanyaan penelitian.

  Bab III: Metodologi, hasil dan pembahasan penelitian. Bagian A, metodologi penelitian, berisi pendekatan penelitian, pemilihan setting, waktu penelitian, subjek peneliti, tehnik pengumpulan data, pemeriksaan keabsahan penelitian, tehnik analisi data. Bagian B, hasil penelitian, berisi temuan umum dan temuan

  12

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB

II KAJIAN PUSTAKA

  Pada bab ini, akan dibahas tentang pendampingan personal, kecakapan emosional penderita autis. Bagian A, Pendampingan membahas tentang pengertian pendampingan dan pendampingan personal yang meliputi: tujuan dan fungsi pendampingan personal, unsur-unsur dalam pendampingan personal, sikap dasar pendampingan personal, sikap dasar peserta pendampingan personal, bentuk-bentuk pendekatan dalam pendampingan personal. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pendampingan personal, langkah identifikasi, langkah diagnose, langkah prognosis, langkah terapi, langkah evaluasai. Bagian B, membahas tentang pendampingan personal sebagai bentuk dari pelayanan pastoral. Pada bagian ini dibahas tentang pengertian pastoral, aspek-aspek karya pastoral, pastoral sebagai tindakan pengembangan iman, pastoral sebagai tindakan

  13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  makna. Bagian F, berisi kerangka pikir. Bagian G,berisi fokus. Bagian H, berisi pertanyaan penelitian.

A. Pendampingan

1. Pengertian Pendampingan

  Secara umum pendampingan merupakan usaha yang dilakukan oleh pendamping terhadap orang tertentu atau kelompok tertentu yang mengalami suatu masalah. Kegiatan pendampingan bertitik tolak dari sebuah keyakinan bahwa permasalahan yang dihadapai dapat teratasi dan orang yang didampingi mempunyai potensi untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik (Mangunhardjana, 1986;21-22). Dalam kegiatan pendampingan setiap pendamping harus menghargai setiap pribadi yang didampingi dan tidak menganggap mereka sebagai orang yang tidak tahu dan tidak mengerti apa-apa. Kehadiran pendamping sedapat mungkin membantu individu yang didampingi

  14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  adanya keterlibatan aktif dari kedua belah pihak. Kegiatan pendampingan selalu bertolak dari sebuah pendapat dasar bahwa persoalan yang dihadapi dapat diatasi karena pribadi yang didampingi mempunyai kemampuan untuk dapat bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik.

2. Pengertian Pendampingan Personal

  Istilah kepribadian “personality” berasal dari kata Latin “persona” yang berarti “topeng”. Allport berpendapat pribadi atau personal adalah susunan sistem-sistem psikofisik (kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan, keadaan, emosional, perasaan) yang dinamis dalam diri sehingga individu mampu menyesuaikan dengan lingkungannya (Hurlock, 1976;236-237).

  Pendampingan personal atau cura personalis adalah proses pendampingan yang dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan situasi masing-masing pribadi.

  Baik itu keunikan atau kekhasan setiap pribadi menjadi penekanan utama dalam

  15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  hidupnya (Soenarja, 1984;76-77). Pendampingan personal menurut Prasetyo merupakan usaha untuk membantu individu terus menerus dalam proses memperbaharui diri atau menata hidup agar tidak “mandeg” dalam proses pertumbuhan dan pembaharuan diri sesuai dengan tempat dan kemampuannya (Prasetyo, 2000;14).

  Pendampingan personal menurut ketiga pendapat di atas dapat dirumuskan sebagai berikut, suatu proses pendampingan yang membantu atau menolong individu berdasarkan keunikannya masing-masing, agar individu dapat bertumbuh dan berkembang sesuai potensi yang ada dalam dirinya. Ciri khas pelaksanaan pendampingan personal baik pendampingan yang dilakukan secara individu maupun pendampingan kelompok atau bersama dengan tetap menekankan pada keunikan masing-masing pribadi. Dalam pelaksanaan pendampingan personal terjadi komunikasi timbal balik antara pendamping dan yang didampingi sehingga terjadi suatu proses pembaharuan dalam diri individu tersebut untuk mengalami

  16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Manusia yang dimaksudkan di sini adalah manusia yang berkembang, yang terus menerus berusaha mewujudkan manusia yang seutuhnya. Wahana paling utama untuk terjadinya proses dan tercapainya tujuan perkembangan tersebut tidak lain adalah pendampingan. Pendampingan personal merupakan upaya memanusiakan manusia. Tanpa pendampingan seorang manusia yang lahir tidak akan mampu memperkembangkan dimensi keindividualannya, kesosialannya, kesusilannya, dan keberagamaannya. Ia akan menjadi “manusia alam”, bukan manusia budaya yang hidup bersama dengan manusia-manusia lainnya dalam tatanan budaya tertentu (Prayitno, 1999;181).

  Dalam hal ini pendampingan dan pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan manusia muda. Upaya pembudayaan ini meliputi menyiapan manusia muda menguasai alam lingkungannya, memahami dan melaksanakan nilai-nilai, norma yang berlaku, melakukan peranan yang sesuai serta menyelenggarakan kehidupan yang layak. Untuk tugas-tugas masa depan mereka

  17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sampai pada pencapaian hasil itu saja, melainkan terus digelindingkan untuk mencapai hasil-hasil perkembangan yang lainnya (Suparno, 2002;12-13).

  b. Unsur-Unsur dalam Pendampingan Personal

  Hal ini perlu disadari, bahwa keberhasilan dalam suatu kegiatan pendampingan sangat ditentukan oleh beberapa unsur berikut yaitu, sikap pendamping, sikap peserta pendampingan, metode pendekatan serta beberapa hal lain yang juga turut menunjang keberhasilan kegiatan dalam pendampingan personal, seperti halnya: kerjasama antara pendamping dengan yang didampingi, antara pendamping dengan pendamping, lingkungan yang kondusif di dalam pelaksanaan pendampingan personal, serta sarana dan prasarana yang menunjang dan memadai (Mayeroff, 1993;25).

  c. Sikap Dasar dalam Pendampingan Personal

  18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  setiap pribadi yang didampingi dengan permasalahan yang dialami. Sikap penerimaan seperti ini harus disertakan dengan suatu kesanggupan untuk dapat membaca setiap situasi yang terjadi dalam diri pribadi yang didampingi, sehingga kegiatan pendampingan tidak dipandang sebagai kegiatan monolog dan membosankan, melainkan suatu kesempatan yang baik bagi peserta pendampingan untuk saling belajar guna menemukan sesuatu yang baru yang dapat memulihkan kembali harga diri mereka. Oleh karena itu dalam proses pendampingan seorang pendamping harus peka terhadap situasi yang dialami oleh setiap pribadi dalam pendampingan, sehingga kegiatan pendampingan tersebut bisa menjawabi kebutuhan mereka.

  Hal lain yang perlu disadari dan dipahami oleh setiap pendamping ialah untuk mendapatkan hasil yang baik dari suatu proses pendampingan maka dibutuhkan waktu yang lama. Maka dari itu diperlukan suatu sikap sabar dari seorang pendamping. Sabar tidak dalam arti bersikap pasif dan putus asa

  19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  didampingi untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan menjadi pribadi otonom dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi (Mayerroff, 1993;15-56).

  Apabila kegiatan pendampingan personal itu dilaksanakan dalam sebuah team atau lembaga maka sangat diharapkan kerjasama yang baik antar pendamping. Kerja sama yang dimaksudkan di sini tidak hanya mengacu pada aturan yang sama melainkan merencanakan bersama segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pendampingan personal. Dengan kerjasama ini pula maka terciptalah sebuah lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan seluruh kegiatan pendampingan personal (Mangunhardjana, 1986;49).

d. Sikap Dasar Peserta dalam Pendampingan Personal

  Keberhasilan dalam pendampingan personal tidak hanya ditentukan oleh pendamping dalam melaksanakan tugasnya dalam pendampingan, tetapi juga ditentukan oleh peserta pendampingan itu sendiri. Karena itu, dalam kegiatan

  20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kekurangan dan kelebihan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan sosial disekitarnya.

  Melalui kegiatan pendampingan setiap peserta melakukan kegiatan belajar. Belajar yang dimaksudkan di sini bukan mempelajari teori atau konsep-konsep melainkan belajar tentang nilai-nilai baru, hal-hal yang baru yang belum pernah diketahui. Dengan pengalaman yang baru tersebut dapat membantu setiap pribadi untuk melakukan perubahan dalam bertingkah laku. Agar nilai-nilai yang diperoleh itu bermanfaat bagi perubahan yang diinginkan maka peserta pendampingan harus terlibat secara aktif dalam seluruh kegiatan dan berinteraksi dengan pendamping maupun sesama peserta pendampingan. Hanya dengan berinteraksi dengan pihak lain peserta pendampingan dapat melaksanakan nilai- nilai yang diperoleh dalam pendampingan sehingga nilai-nilai tersebut menjadi miliknya (Mayeroff, 1993;15-56).

  21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  peserta pendampingan. Kekuatan pendampingan ini terletak pada pemberian dorongan dan motivasi, kelemahannya peserta diberi dengan berbagai macam nilai tanpa memperhitungkan minat, kebutuhan dan keadaan dari peserta pendampingan.

  Pendekatan ilmiah adalah usaha penanaman nilai-nilai melalui pemberian informasi yang didasarkan pada hasil-hasil studi dan penelitian ilmiah. Dalam pendekatan ini peserta kadang-kadang dilibatkan dalam proses penelitian. Pendekatan ini efektif untuk memberikan penjelasan yang sifatnya informatif sehingga peserta dapat mengetahui beberapa hal baru namun hal-hal baru tersebut, belum tentu dapat diterapkan dalam kehidupannya karena peserta sendiri tidak mempunyai kemampuan yang cukup dalam memilih mana yang cocok untuk kehidupannya. Di samping itu pendekatan ilmiah cenderung menekankan aspek kognitif (pikiran), bukan pada hati, kehendak, sikap, perbuatan, dan perilaku hidup.

  22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Pendekatan kelompok adalah bentuk pendampingan yang dilakukan dalam kelompok. Kelompok dibentuk untuk dijadikan sarana belajar bersama dalam mengolah dan menghayati nilai-nilai. Pendekatan ini membantu peserta untuk berinteraksi dengan peserta lain, belajar, berlatih dan mempraktekkan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan diri dalam suatu kelompok. Pendekatan ini cukup efektif karena jumlahnya kecil sehingga mudah diarahkan dan peserta sungguh-sungguh terlibat dalam menemukan sesuatu yang berarti baginya dan mencoba mengahayati nilai-nilai yang ditemukan dalam kelompoknya.

  (Mangunhardjana, 1986;52-53).

3. Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan Pendampingan Personal

  Dalam pelaksanaan pendampingan personal, terdapat langkah-langkah sebagai berikut:

  23

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b.

   Langkah Diagnosis