HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI INDUSTRI GARMEN

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP

LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN PRODUKTIVITAS

KERJA KARYAWAN DI INDUSTRI GARMEN

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Anggun Octavia Purnamasari

NIM : 079114027

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP

LINGKUNGAN KERJA FISIK DAN PRODUKTIVITAS

KERJA KARYAWAN DI INDUSTRI GARMEN

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  

Oleh:

Anggun Octavia Purnamasari

NIM : 079114027

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

MOTTO

  Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil.

  • Linda Irmanti- Setiap hari itu perang, bersiaplah untuk menang.
  • Sun Zi- Meminjam gagasan bukanlah pencurian, tetapi justru suatu kebutuhan untuk menciptakan inovasi.
  • Publishers Weekly- Talk Less Do More.
  • Class Mild-

  

PERSEMBAHAN

Sebuah karya yang sederhana ini kupersembahkan kepada:

  Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru Selamatku yang selalu memberi petunjuk saat aku merasa tersesat...

  Bunda Maria, Ibu dari Bapaku yang mau mendengar semua keluh kesahku...

  Papa dan Mamaku tercinta, adikku terkasih “Anggit dan Angga”, Adik- Serta sahabat dalam hidupku “Yuka Pradipta”

  

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA

FISIK DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

DI INDUSTRI GARMEN

Anggun Octavia Purnamasari

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap lingkungan

kerja fisik dengan produktivitas kerja karyawan. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat

hubungan yang positif antara persepsi terhadap lingkungan kerja fisik dan produktivitas kerja.

Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan produksi bidang penjahitan celana jeans Levi ’s di

salah satu industri garmen Semarang yang berjumlah 64 orang dengan kriteria telah bekerja

minimal satu tahun. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran skala persepsi terhadap

lingkungan kerja fisik dan menggunakan data dokumentasi perusahaan yang berupa catatan jumlah

produk celana jeans merk Levi ’s yang dihasilkan oleh karyawan dalam periode waktu tertentu

(satu bulan). Pada skala persepsi terhadap lingkungan kerja fisik diperoleh koefisiensi reliabilitas

(α) sebesar 0,902 dengan jumlah aitem 35. Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan

analisis kuantitatif statistik dengan teknik korelasi Pearson. Koefisiensi korelasi yang diperoleh

dalam penelitian ini sebesar 0,646 pada taraf signifikansi (p) 0,01. Hal ini berarti ada hubungan

positif antara persepsi terhadap lingkungan kerja fisik dan produktivitas kerja karyawan. Kata kunci : Lingkungan Kerja Fisik, Produktivitas

  

THE RELATIONSHIP BETWEEN PERCEPTION ON THE PHYSICAL

WORK ENVIRONMENT AND EMPLOYEES’ WORK PRODUCTIVITY

AT GARMENT INDUSTRY

  

Anggun Octavia Purnamasari

ABSTRACT

This research is aimed to knowing the relationship between perception on the physical

work environment and employee s’ work productivity. The hypothesis of this research is there is a

positive relationship between perception on the physical work environment with work productivity.

The subjects in this research were 64 employees of garment industry at Semarang in the

production field of sewing jeans Levi

  ’s, with the criteria have been working at least one year. Data

collecting using scale perception of the physical work environment and data documentation is

jeans Levi ’s products that produced by the employee with a specified time period (one month). On

the scale of perception of the physical work environment is obtained reliability coefficient (α) of

0.902 with 35 item. To test this hypothesis using statistical quantitative analysis with Pearson

correlation technique. The correlation coefficient on this research was 0.646 at the significance

level (p) 0.01. This mean that there is a positive relationship between perceptions of the physical

work environment and employee s’ work productivity.

  Keywords: Physical Work Environment, Productivity

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala anugerah yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Selama menyusun skripsi, penulis menyadari ada banyak pihak yang membantu dan sangat berperan bagi penyelesaian skripsi ini. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

  1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberi ijin melakukan penelitian.

  2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang selalu membantu penulis dalam men yelesaikan skripsi ini. “Terima

  kasih atas bimbingan, saran, kritik, dan masukannya ya Pak”.

  3. Bapak Minta Istono, S.Psi., M.Si dan Ibu Agnes Indar E., S.Psi., M.Si., Psi. selaku dosen penguji penulis. Terima kasih atas segala masukan dan kritikan, sehingga skripsi menjadi lebih baik.

  4. Bapak Victorius Didik Suryo Hartoko S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis atas bimbingannya selama menempuh pendidikan.

  5. Segenap Dosen Fakultas Psikologi yang pernah mengajar penulis selama menempuh pendidikan. Terima kasih atas ilmu dan pengetahuan dunia

  6. Karyawan Fakultas Psikologi Mas Gandung, Pak Gik, Mas Donny, dan Mas Muji. Terima kasih atas segala bantuan dan kerja samanya.

  7. Bapak H. Dedy Mulyadi Ali selaku General Manager PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang atas ijin melakukan penelitian di perusahaan yang bapak pimpin.

  8. Bapak Pengawas dan semua Karyawan penjahitan celana jeans PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang atas bantuan dalam mengisi skala.

  “Terima kasih sudah mau direpoti”.

  9. Papa dan Mama yang mau merawat dan membesarkan penulis.

  “Makasih ya pa, ma sudah mendukung dan selalu mendoakanku. Aku tahu kalian pasti ingin yang terbaik buatku, tapi please.. jangan paksa aku untuk menjadi seperti yang kalian inginkan. A ku ingin menentukan hidupku sendiri..”

  10. Adik- adikku terkasih Anggit “Ci We” dan Angga “Bandot” atas dukungannya.

  “Maaf, kalau aku belum bisa jadi kakak yang baik dan nggak bisa kasih contoh yang baik buat kalian. Tetep semangat dan jangan berani nglawan or ang tua yaa??”

  11. Saudara-saudaraku Tan Tri yang sudah memberi info tentang kondisi pabrik garmen, Mas Ryan atas bantuan main umpet-umpetannya, Tan Indah, Om Yono, Mas Bayu, dan Om Hendra.

  “Makasih udah mau denger curhatanku. Tanpa kalian mungkin aku tidak bi sa sekuat dan setegar ini”.

  12. Teman-teman Fakultas Psikologi Dewi, Ayu, Ira, Tino, Anton, Ditra, Uline, Ateng, Putu, Ve,

  Ika, Devi, Vivin ’09, Hesty ’08, Mbak Lisa, Mbak Ike, serta teman-teman lain yang sudah membantu dan mendukung penulis selama pengerjaan skripsi.

  13. Sahabat-sahabatku Bobby, Aulia, Mega, Brigitha, Gilang, Ongky, Botak, dan Dom.

  “Thanx Bro n Sis atas dukungannya.. I miss U!!”.

  14. Yuka Pradipta, sahabat dalam hidup yang selalu menemani, mendukung, dan menyemangati penulis dalam menyusun skripsi.

  “Makasih atas cinta, dukungan, harapan, perjuangan, kejujuran, dan pengorbananmu selama ini.

  Hidupku jadi lebih berwarna karena ada kamu. Love you..”.

  Penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik pembaca untuk memperbaiki skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berharap penelitian ini berguna bagi para pembaca.

  Yogyakarta, Mei 2011 Penulis,

  Anggun Octavia Purnamasari

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii PERNYATAAN PUBLIKASI ......................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..............................................................

  1 B. Rumusan Masalah .......................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian ......................................................................

  8 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................

  9 A. Produktivitas Kerja .....................................................................

  9 1. Pengertian Produktivitas Kerja ...............................................

  9

  3. Pengukuran Produktivitas Kerja .............................................

  17 B. Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik .................................

  19 1. Pengertian Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik ..........

  19 2. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja Fisik ..................................

  23 C. Hubungan Antara Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik dengan Produktivitas Kerja .........................................................

  30 D. Hipotesis ......................................................................................

  34 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................

  35 A. Jenis Penelitian ............................................................................

  35 B. Variabel Penelitian ......................................................................

  35 C. Definisi Operasional ...................................................................

  36 D. Subyek Penelitian ........................................................................

  37 E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data ......................................

  38 F. Validitas dan Reliabilitas ............................................................

  42 G. Teknik Analisis Data ...................................................................

  45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................

  46 A. Orientasi Kancah Penelitian ........................................................

  46 1. Lokasi PT. Sandang Asia Maju Abadi ...................................

  46 2. Sejarah PT. Sandang Asia Maju Abadi ..................................

  46 3. Struktur Organisasi .................................................................

  47 4. Proses Produksi ......................................................................

  47 B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................

  48

  2. Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian .............................

  49 a. Skala Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik ..............

  49 b. Data Produktivitas Kerja Karyawan ..................................

  50 C. Analisa Hasil Penelitian ..............................................................

  51 1. Deskripsi Data Penelitian .......................................................

  51 a. Deskripsi Subyek Penelitian ..............................................

  51 b. Deskripsi Data Penelitian ..................................................

  51 2. Uji Asumsi ..............................................................................

  52 a. Uji Normalitas ...................................................................

  52 b. Uji Linearitas .....................................................................

  53 3. Uji Hipotesis ...........................................................................

  53 D. Pembahasan .................................................................................

  54 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................

  58 A. Kesimpulan .................................................................................

  58 B. Saran ............................................................................................

  58 1. Bagi PT. Sandang Asia Maju Abadi Semarang .....................

  58 2. Bagi Peneliti Selanjutnya .......................................................

  59 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

  61 LAMPIRAN .....................................................................................................

  64

  

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Warna yang Mempengaruhi Perasaan Manusia ........................

  29 Tabel III.1 Distribusi Aitem Skala Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik ...........................................................................................

  40 Tabel III.2 Skala Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik Setelah Uji Coba ..........................................................................................

  44 Tabel IV.1 Deskripsi Statistik Data Penelitian ............................................

  51 Tabel IV.2 Mean Teoritis dan Mean Empiris ..............................................

  52

  

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A .................................................................................................

  65 1. Skala Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik ......................................

  66

  2. Data Penelitian Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik Sebelum Digugurkan ................................................................................................

  70

  3. Reliabilitas Skala Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik Sebelum Digugurkan ................................................................................................

  74 LAMPIRAN B .................................................................................................

  76

  1. Data Penelitian Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik Setelah Digugurkan ................................................................................................

  77

  2. Reliabilitas Skala Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Fisik Setelah Digugurkan ................................................................................................

  81 3. Data Produktivitas Kerja ...........................................................................

  83 4. Data Total ..................................................................................................

  85 LAMPIRAN C .................................................................................................

  87 1. Deskripsi Data Penelitian ..........................................................................

  88 2. Uji Normalitas ...........................................................................................

  88 3. Uji Linearitas .............................................................................................

  90 4. Uji Korelasi ...............................................................................................

  91 LAMPIRAN D .................................................................................................

  92 1. Susunan Organisasi PT. Sandang Asia Maju Abadi .................................

  93 2. Surat Ijin Melakukan Penelitian ................................................................

  94

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam setahun belakangan ini, produk China semakin membanjiri

  kawasan perdagangan Indonesia. Hal ini merupakan dampak dari pemberlakuan kawasan perdagangan bebas ASEAN-China (Free Trade Area/FTA) yang sudah dimulai sejak 1 Januari 2010 lalu. Dengan adanya pemberlakuan FTA tersebut, 90 persen produk China dan ASEAN akan menikmati tarif nol persen (Santi, 2010). Dari peristiwa tersebut, banyak pengusaha yang memprediksi industri di Indonesia akan mengalami kebangkrutan karena industri Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan industri luar. Ditambah lagi oleh pernyataan Judarwanto (2010) yang menyatakan bahwa perdagangan bebas ASEAN-China akan berdampak kepada tidak seimbangnya neraca perdagangan antara China dengan negara- negara ASEAN, termasuk Indonesia. Menurutnya, China lebih menguasai perdagangan karena produktivitas tenaga kerjanya yang tinggi dan massal (korananakindonesia.wordpress.com). Dengan produksi massal, biaya produksi produk-produk China dapat rendah karena biaya per-unit juga lebih rendah. Apalagi jumlah tenaga kerja China yang murah dan produktivitas kerja yang lebih tinggi, China telah muncul sebagai pesaing kuat dan berhasil menjadi negara pengekspor hasil industri kelima terbesar di dunia (Wie, 2003).

  Seperti halnya dengan industri garmen di Indonesia yang produknya merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan di pasar global. Menurut Sutrisno (2007) ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan bahwa kebutuhan produk tekstil dan pakaian jadi (garmen) akan terus meningkat dari tahun ke tahun (Fitrihana, 2007). Oleh sebab itu, industri Indonesia masih ada peluang untuk dapat bersaing dengan industri luar seperti China. Walaupun produk China dapat mendominasi pasar tekstil, masih ada beberapa kelemahan dalam produknya yaitu masalah kualitas (Judarwanto, 2010). Masalah kelemahan kualitas inilah yang harus diperhatikan oleh para pelaku industri garmen di Indonesia agar dapat bersaing dengan produk China.

  Dalam memproduksi produk yang berkualitas, faktor produktivitas tidak dapat dipisahkan begitu saja. Mengingat bahwa memproduksi suatu barang adalah menghasilkan keluaran atau output yang memiliki nilai tambah (Wignjosoebroto, 2008). Ditambah lagi oleh piagam produktivitas Oslo 1984 yang mengemukakan konsep produktivitas didasarkan pada pendekatan multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana pengembangan, dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap menjaga kualitas (Ravianto, 1985).

  Pada kenyataannya, industri di Indonesia khususnya garmen dan tekstil produktivitas kerja karyawannya relatif rendah bila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, dan upaya peningkatan produktivitas kesulitan. Oleh sebab itu, pemerintah pusat telah mengambil serangkaian langkah untuk membantu perkembangan industri tekstil dan garmen, misalnya dengan meluncurkan kredit untuk peningkatan mesin-mesin dalam usaha mengatasi hambatan kegiatan industri (AKATIGA, 2010).

  Selain itu, pemerintah lokal mengeluarkan kebijakan yang sungguh- sungguh untuk mendukung industri tekstil dan garmen karena industri ini dianggap masih strategis untuk mendatangkan pendapatan asli daerah maupun untuk menyerap tenaga kerja lokal. Pada tahun 2010, Jawa Tengah mempersiapkan tenaga kerja yang siap bekerja dan terlatih sekitar 20.000 khusus di bidang industri tekstil dan garmen. Ditambah dengan pernyataan Ir.

  Agus Sriyanto, M.Si. (2009) yang menjabat sebagai Kepala Bidang Industri Logam Mesin dan Tekstil Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng menyatakan bahwa jumlah tersebut dibutuhkan untuk tujuh industri garmen yang akan melakukan relokasi usahanya dari wilayah lain ke Jawa Tengah. Mengingat selama ini industri tekstil dan garmen menjadi komoditas unggulan Jawa Tengah karena banyak menyerap tenaga kerja dan mampu menyumbang 30 persen pendapatan dari ekspor nonmigas (Jatengprov.go.id).

  Peningkatan produktivitas dalam industri garmen ternyata sangat diperhatikan oleh pemerintah maupun pengusaha untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat. Namun demikian, peningkatan produktivitas sebaiknya tidak hanya berfokus pada penambahan tenaga kerja yang terampil dan rekonstruksi mesin saja karena masih banyak faktor yang mempengaruhi pemberitaan seputar industri garmen, ternyata pemerintah ataupun pengusaha kurang memperhatikan kondisi atau lingkungan kerjanya. Padahal kerja secara produktif tidak saja memerlukan keterampilan kerja, namun juga lingkungan kerja yang nyaman sehingga mampu menunjang kelancaran penyelesaian pekerjaan (Oktavia, 2010).

  Sebagai buktinya adalah penelitian yang dilakukan oleh Noor Fitrihana (2008) yang membuktikan bahwa kondisi lingkungan kerja di industri garmen Indonesia umumnya didesain kurang memperhatikan aspek ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja. Hasil evaluasi ergonomi menunjukkan bahwa kondisi suhu dan kelembaban ruang kerja sebesar 31º C dan RH 56,4% dan tingkat pencahayaan antara 132 lux

  • –571 lux. Kondisi tersebut belum memenuhi standar kesehatan berdasarkan SK MENKES RI 1405/MENKES/XI/2002. Area kerja juga terlihat tidak rapi dan kurang bersih. Dalam thesisnya, beliau mengungkapkan bahwa manajemen perusahaan garmen umumnya memberikan fasilitas kerja di line produksi dengan fasilitas seadanya, sehingga lingkungan kerja tidak tertata dengan baik. Kondisi tidak aman dan tidak sehat ini pada akhirnya akan mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja dan juga akan mempengaruhi produktivitas karyawan dan kualitas produk.

  Penelitian tersebut juga didukung oleh pendapat dari beberapa buruh di salah satu industri garmen Semarang yang menyatakan bahwa lingkungan kerja di industri tempat mereka bekerja belum terlalu memikirkan kondisi beberapa buruh tersebut mengatakan bahwa pemilik bisnis garmen hanya menuntut buruh untuk menghasilkan produk sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan apa yang dirasakan oleh para buruhnya. Buruh tersebut sering mengeluhkan kondisi AC (air condition) dan ventilasi yang tidak baik, penempatan mesin yang terlalu rapat, sehingga mengakibatkan peningkatkan suhu di tempat kerja. Mereka merasa kepanasan sehingga menimbulkan kegairahan kerja menurun. Selain itu, para pekerja juga mengeluhkan kamar mandi (WC) yang bau dan letaknya tidak jauh dari tempat ia bekerja, sehingga pekerja tersebut merasa kurang mendapat kenyamanan dalam bekerja.

  Dari penelitian-penelitian tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar industri garmen kurang memperhatikan lingkungan kerja dan banyak menuntut pekerja untuk lebih produktif. Padahal lingkungan kerja sangat mempengaruhi tingkah laku manusia dalam bekerja. Lingkungan kerja yang buruk akan mempengaruhi pekerja, produktivitas kerja menjadi turun karena pekerja merasa terganggu dalam pekerjaannya, sehingga tidak dapat mencurahkan perhatian penuh terhadap pekerjaannya. Oleh sebab itu, tugas untuk pemilik industri untuk mengatur keadaan lingkungan kerja karyawan agar diperoleh kenaikan produktivitas dan berkurangnya biaya produksi tiap satuan. Pengaturan lingkungan kerja yang dimaksud adalah pengaturan lingkungan fisik berupa penerangan tempat kerja, pengontrolan terhadap suara gaduh, pengontrolan udara, pengaturan kebersihan dan keamanan tempat kerja (Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo, 1984).

  Pengaturan kondisi lingkungan kerja fisik yang lebih ergonomis akan memberikan kenyamanan dalam arti fisik maupun sosial psikologis (Wignjosoebroto, 2008). Kondisi ruangan kerja yang pengap dan ventilasi tidak ada, penerangan kurang jelas, dan udara ruangan panas dapat membuat individu mengalami perasaan tidak puas. Situasi tersebut dapat menyebabkan kenyamanan dan keamanan kerja terganggu, akibatnya individu mengalami perasaan jengkel, tertekan, dan stress (Wijono, 2010). Menurut Alex S. Nitisemito (1991), lingkungan kerja didefinisikan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankannya.

  Memperhatikan kondisi lingkungan kerja karyawan berarti berusaha menciptakan kondisi lingkungan kerja yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan sebagai pelaksana kerja pada tempat kerja tersebut (Oktavia, 2010). Hal ini dapat diduga bahwa penilaian baik dan buruknya lingkungan kerja bergantung pada persepsi masing-masing karyawan karena keinginan dan kebutuhan setiap karyawan berbeda. Persepsi sendiri mengandung arti yaitu proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita (Kreitner & Kinicki, 2003). Proses kognitif yang dilakukan seseorang akan berbeda dengan proses kognitif yang dilakukan orang lain, sehingga persepsi bersifat subyektif.

  Walaupun obyek yang dilihat sama, namun setiap orang akan berbeda cara menafsirkan dan memahami obyek tersebut. Oleh sebab itu, penilaian dari para karyawan terhadap lingkungan dimana mereka bekerja sangat penting untuk dapat melihat seberapa tinggi produktivitas yang dicapai.

  Sebagai asumsinya karyawan yang memiliki persepsi positif mengenai lingkungan kerja fisik dimana ia bekerja, akan merasa nyaman sehingga akan lebih semangat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini juga mendorong tercapainya produktivitas kerja yang tinggi. Sebaliknya, karyawan yang memiliki persepsi negatif mengenai lingkungan kerja fisik dimana ia bekerja, akan merasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga menimbulkan turunnya produktivitas kerja.

  Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara persepsi terhadap lingkungan kerja fisik dan produktivitas kerja.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah ada hubungan antara persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja fisik dan produktivitas kerja?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja fisik dan produktivitas kerja.

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang dapat diambil dari penelitian ini bagi perusahaan adalah membantu perusahaan menetapkan strategi peningkatan produktivitas melalui perbaikan kondisi lingkungan kerja.

  2. Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang dapat diambil dari penelitian ini adalah menambahkan pengetahuan mengenai pentingnya memperhatikan lingkungan kerja fisik untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan dalam perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI A. PRODUKTIVITAS KERJA

1. Pengertian Produktivitas Kerja

  Jika membicarakan masalah produktivitas, maka muncul suatu situasi yang bertentangan karena belum ada kesepakatan umum tentang pengertian produktivitas serta kriterianya dalam mengukur petunjuk- petunjuk produktivitas. Hal ini dikarenakan masih banyak orang yang memiliki pengertian tentang produktivitas secara berbeda. Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masukan sebenarnya (Sinungan, 1997).

  Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa produktivitas sama artinya dengan performansi walaupun sebenarnya kedua kata tersebut memiliki arti yang berbeda. Performansi berkaitan dengan hal pencapaian tujuan yang berupa hasil pelaksanaan suatu pekerjaan baik berupa fisik/material ataupun nonfisik. Pencapaian tujuan di sini berkaitan dengan kuantitas, kualitas, pengetahuan tentang pekerjaan dan keterampilan, penyampaian gagasan/saran, kesediaan bekerja sama, semangat, dan kualitas personal. Hal ini berarti bahwa produktivitas dapat digunakan sebagai ukuran performansi (Sundjoto, 2008).

  Pada dasarnya, produktivitas merupakan sistem dimana faktor- faktor tenaga kerja dan modal (mesin, peralatan kerja, bahan baku, barang atau jasa secara efektif dan efisien (Wignjosoebroto, 2008). Produktivitas juga merupakan ukuran efisiensi produktif, yaitu suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Selain itu, produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang- barang atau jasa. Dengan kata lain, produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang. Menurut L. Greenberg dalam Sinungan, produktivitas adalah perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tertentu (Sinungan, 1997).

  Dalam berbagai referensi, terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas, yang dapat dikelompokkan menjadi tiga (Sinungan, 1997):

  a. Rumusan tradisional, produktivitas adalah rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input).

  b. Produktivitas secara filosofi adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan esok hari lebih baik dari hari ini.

  c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni: investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen, dan tenaga kerja.

  Dari pemahaman mengenai pengertian dari produktivitas dapat efisiensi dan efektivitas. Efisiensi selalu berorientasi pada input (Sinungan, 1997) dimana merupakan usaha pada produksi untuk memberantas segala pemborosan bahan dan tenaga kerja maupun gejala yang merugikan (Sedarmayanti, 2001). Tindakan efisien di sini berarti menghemat penggunaan input atau dapat mendekati suatu standar tertentu.

  Dimensi produktivitas yang kedua adalah efektivitas yang merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Efektivitas ini berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Pengertian efektivitas lebih berorientasi pada keluaran dan masukan kurang menjadi perhatian utama.

  Produktivitas kerja tidak dapat dipisahkan dengan tenaga kerja yang melaksanakan proses produksi. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia memegang peranan utama dalam peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakikatnya adalah hasil karya manusia (Ravianto, 1985). Secara spesifik yang dimaksud dengan produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu (Kussriyanto, 1986). Dapat dikatakan bahwa rasio produktivitas tenaga kerja berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas kerja dibagi dengan jam kerja yang dikontribusikan sebagai sumber masukan (Wignjosoebroto, 2008).

  Setiap perusahaan akan selalu berusaha agar produktivitas kerja dari para karyawannya dapat ditingkatkan. Perusahaan dapat dikatakan penggunaan input yang semakin berkurang atau meningkatkan tingkat output dengan tidak menambah input. Di dalam produktivitas kerja terdapat suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas yang tinggi. Produktivitas kerja menunjuk pada bagaimana seorang pekerja melaksanakan pekerjaannya. Produktivitas kerja bukan semata-mata ditujukan untuk mendapatkan hasil kerja sebanyak- banyaknya, melainkan kualitas kerja juga penting untuk diperhatikan (Sinungan, 1997).

  Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai produktivitas di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja merupakan kemampuan karyawan dalam menghasilkan barang atau jasa dengan menggunakan berbagai sumber masukan sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan tanpa mengabaikan kualitas.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

  Mengingat produktivitas kerja tidak tercipta begitu saja, maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja baik yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan maupun dengan kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan; seperti pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan dan kebijakan pemerintah di bidang produksi, investasi, perijinan, teknologi, moneter, fiskal, harga, distribusi, dan lain-lain.

  Faktor-faktor yang disebutkan di atas dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas baik secara langsung maupun tidak langsung.

  Untuk menyederhanakannya, faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan dalam enam faktor utama (Ravianto, 1985): a. Pendidikan dan latihan

  Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat. Latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Dengan demikian, semakin tinggi pendidikan dan latihan seseorang, semakin tinggi tingkat produktivitasnya.

  b. Gizi dan kesehatan Keadaan gizi dan kesehatan yang baik memberikan kemampuan serta kesegaran fisik dan mental seseorang dalam melakukan pekerjaan.

  Semakin baik keadaan gizi dan kesehatan seseorang, semakin tinggi tingkat produktivitasnya.

  c. Penghasilan dan jaminan sosial Penghasilan dan jaminan sosial dalam arti imbalan atau penghargaan ternyata dapat menjadi pendorong untuk bekerja giat atau lebih produktif. Penghasilan dan jaminan sosial yang baik akan meningkatkan produktivitas kerja, baik secara langsung, maupun tidak langsung melalui kemungkinan lebih besar untuk perbaikan gizi dan kesehatan, serta peningkatan pendidikan dan latihan.

  d. Kesempatan kerja Tingkat produktivitas seseorang sangat tergantung pada kesempatan yang terbuka padanya. Kesempatan yang dimaksud adalah kesempatan untuk bekerja, pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan keterampilan tiap orang, dan kesempatan memperkembangkan diri.

  Pegawai yang bekerja tentu mengharapkan peningkatan karier atau pengembangan potensi pribadi yang nantinya akan bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi organisasi. Apabila terbuka kesempatan untuk berprestasi, maka akan menimbulkan psikologis untuk meningkatkan dedikasi serta pemanfaatan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan produktivitas kerja.

  e. Peningkatan kemampuan manajerial pimpinan Faktor manajemen sangat berperan penting dalam peningkatan produktivitas kerja, baik secara langsung melalui perbaikan pengorganisasian dan tata prosedur yang memperkecil pemborosan dan keborosan, maupun secara tidak langsung melalui penciptaan jaminan kesempatan bagi seseorang untuk berkembang, penyediaan fasilitas latihan, dan perbaikan penghasilan dan jaminan sosial.

  f. Kebijakan pemerintah Usaha peningkatan produktivitas sangat sensitif terhadap usaha, teknologi, moneter, fiskal, harga, dan distribusi. Tiap-tiap kebijaksanaan di bidang tersebut mempengaruhi produktivitas baik secara langsung, maupun tidak langsung melalui pendidikan dan latihan, gizi dan kesehatan, penghasilan dan jaminan sosial, kesempatan dan pengembangan manajemen.

  Dalam pendekatan sistem, ada tiga faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan seperti yang diungkapkan oleh Simanjuntak (1985) adalah sebagai berikut:

  a. Kualitas dan kemampuan Kualitas dan kemampuan karyawan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan. Pendidikan memberikan pengetahuan dan landasan untuk mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada di sekitar kita untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Latihan kerja melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara- cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Pegawai akan lebih menjadi terampil apabila mempunyai kecakapan (ability) dan pengalaman (experience) yang cukup.

  b. Sarana pendukung Sarana pendukung untuk meningkatan produktivitas kerja karyawan menyangkut dua hal, yaitu:

  1) Lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, sarana dan peralatan produksi yang digunakan, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja, serta suasana dalam lingkungan kerja itu sendiri. 2) Kesejahteraan karyawan yang tercermin dalam sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja.

  Perbaikan di bidang lingkungan kerja dapat menumbuhkan kegairahan, semangat, dan kecepatan kerja. Lingkungan kerja yang baik akan mendorong karyawan senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan lebih baik menuju ke arah peningkatan produktivitas. Demikian juga dengan perbaikan di bidang pengupahan dan jaminan sosial dapat menimbulkan motivasi kerja dan meningkatkan kemampuan fisik karyawan.

  c. Supra sarana Aktivitas perusahaan tidak terjadi dalam isolasi. Apa yang terjadi di dalam perusahaan dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya, seperti sumber-sumber faktor produksi yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan, perijinan, lingkungan hidup, dan lain-lain.

  Kebijakan pemerintah di bidang ekspor-impor, pembatasan dan pengawasan juga akan mempengaruhi ruang gerak pimpinan perusahaan dan jalannya aktivitas di perusahaan. Selain itu, hubungan antara pengusaha dan karyawan juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehari-hari, meliputi pendangan pengusaha terhadap pengusaha, serta sejauh mana karyawan diikutsertakan dalam penentuan kebijaksanaan.

  Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja baik yang berasal dari dalam diri seperti kemampuan dan keterampilan, maupun dari luar individu seperti sarana pendukung dan kebijakan pemerintah. Namun demikian, faktor dari luar individu akan mempengaruhi tingkah laku individu dalam melaksanakan pekerjaannya.

3. Pengukuran Produktivitas Kerja

  Pada penjelasan di atas telah dikemukakan pengertian mengenai produktivitas yang memiliki konsep hubungan rasio antara output dan input. Produktivitas juga digunakan sebagai suatu ukuran performansi dimana pengukurannya lebih menitikberatkan pada pengukuran secara obyektif. Dalam pengukuran produktivitas, terdapat dua pendekatan yang sering digunakan (Heizer dan Render, 2009) yaitu: a. Pendekatan produktivitas total atau faktor ganda yaitu output dihadapkan dengan seluruh input yang dipakai. Produktivitas total dihitung melalui perbandingan antara total keluaran (output) dengan total masukan (input) per satuan waktu. Dalam penghitungan produktivitas total, semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) tehadap total keluaran harus diperhitungkan.

  Perhitungan produktivitas total dapat dituliskan persamaan seperti b. Pendekatan produktivitas parsial atau faktor tunggal yaitu output dihadapkan dengan satu input saja, seperti tenaga kerja. Dalam pengukuran produktivitas kerja, pengukuran produktivitas tenaga kerja sangat penting untuk diukur karena berkaitan dengan aktivitas kerja yang dilakukan pekerja per satuan waktu. Untuk mengukur produktivitas tenaga kerja, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja (jam, hari, atau tahun). Pengeluaran diubah ke dalam unit- unit pekerja yang biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam oleh pekerja yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Oleh karena hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:

  Pengukuran produktivitas di atas dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana hasil pencapaian kerja yang telah dilakukan pada satu periode tertentu. Dari pengukuran produktivitas, kita dapat mengetahui penambahan atau pengurangan produktivitas kerja. Produktivitas akan bertambah bila ada penambahan secara proporsional dari nilai keluaran per masukan. Jika masukan dalam keadaan konstan, sedang keluaran yang dihasilkan terus bertambah, maka hal ini akan menunjukkan bahwa dioperasikan, dimanfaatkan, dan dikelola secara efektif dan efisien (Wignjosoebroto, 2008).

  Selanjutnya, karyawan dikatakan telah bekerja secara produktif apabila menunjukkan output kerja yang paling tidak mencapai suatu ketentuan minimal. Ketentuan ini didasarkan atas besarnya keluaran yang dihasilkan secara normal dan diselesaikan dalam jangka waktu yang layak pula (Wignjosoebroto, 2008). Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan terdapat dua unsur yang bisa dimasukkan sebagai kriteria produktivitas, yaitu besar/kecilnya keluaran yang dihasilkan dan waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan itu.

B. PERSEPSI TERHADAP LINGKUNGAN KERJA FISIK 1. Pengertian Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Fisik

  Dalam kehidupannya, individu tidak dapat lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Sejak dilahirkan, individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitar di luar dirinya. Ketika individu berhubungan dengan dunia di luar dirinya, saat itulah individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya dan hal ini berkaitan dengan persepsi.

  Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera. Proses penerimaan stimulus ini disebut proses sensoris (Walgito, 2010). Alat indera yang digunakan tersebut merupakan alat penghubung Marquis, 1957 dalam Walgito, 2010). Persepsi individu tentang dunia atau lingkungan luar tidak sekadar hasil dari penginderaan itu, tetapi stimulus tersebut perlu diteruskan untuk menemukan suatu pemahaman terhadap sesuatu. Pemahaman inilah yang kurang lebih disebut dengan persepsi (Sarwono, 2009).