BAB VI - DOCRPIJM 1506589005BAB VI

Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


BAB VI
KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN
PENDAPATAN
6.1 Umum
Dengan diberlakukannya Peraturan Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintah antar pemerintah, pemerintah daerah provinsi
dan pemerntahan daerah kabupaten/kota, maka pemerintah kabupaten mempunyai
kewajiban untuk menyelengarakan dan melaksanakan urusan perintah daerah yang
menjadi kewenangannya. urusan pemerintah daerah tersebut meliputi: Urusan Wajib
dan Urusan Pilihan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah tersebut secara umum
berperan menjalankan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:fungsi pelayanman, fungsi
pembangunan dan fungsi pemerintahan umum. fungsi pelayanan berhubungan
dengan unit organisasi pemertah yang pada hakikatnya merupakan bagian atau
berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya adalah pelayanan publik (public

service) langsung kepada masyarakat. fungsi pembangunan berhubungan dengan
organisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintah daerah guna
mencapai tujuan pembangunan.

Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang

berhubungan dengan rangkaian organiasain pemerintah yang menjalankan tugastugas pemerintah umum termasuk memelihara ketertiban dan keamanan . Fungsinya
lebih kepada fungsi pengaturan (regulative function).
Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan
anggaran yang memadai yang tertuang dalam anggaran Pendapatan dan Belanja
daerah (APD) untuk melaksanakan semua urusan pemerintah daerah yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Sekadau, angaran Pendapatandaerah
(APBD) meruupakan rencana keuangan tahunan pemerintah Daerah yang
mengambarrkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintah Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD selain itu juga merupakan
instrrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-1




Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


masyarakat. berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja yang
secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan
pemerintah daerah menjadi tolah ukur bagi tercapainya keseimbangan serta
konsistensi pembangunan daerah secara keseluruhan menuju tercapainya sasaran
yang telah disepakati bersama.
Bertitik tolak dari target kinerja pembangunan daerah yang dicapai dan dengan
memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan daerah perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya
yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan
pengadilan yang ketat sesuai ketentuan perundabg-undangan yang berlaku. Hal ini
dimaksudkan agar target kinerja pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengolahan
Keuangan Daerah, maka Prioritas dan Plafon Angaran (PPA) yang telah disepakati

bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Kebijakan Umum APBD
(KUA)dimaksudkan sebagaui pijakan dan dasar bagi perintah daerah dan
DPRDdalam membahas dan menyepakati PPA yang selanjutnya menjadi bahan
utama penyusunan RAPBD, oleh karena itu KUA tersebut juga memberikan landasan
dan pedoman bagi setiap satuian kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
program dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengantugas pkok dan fungsinya
masing-masing.
Anggaran

pendapat dan belanja daerah (APBD)pada hakikatnya merupakan

perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legislative untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah
yang dimiliki. bertitik tolak pada hal tersebut, maka setiap penyusunan APBD
Kabupaten Sekadau disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip:
1. Partisipasi Masyarakat
Hal ini mengandung makna bahwa mengambil keputusan dalam proses penyusunan
dan penetapan APBD

sedapat memungkinkan partisipasi masyarakat sehingga


masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-2



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


2. Transparansi
Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang disusun harus dapat
menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diaskes oleh masyarakat yang
meliputi: tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/ objek belanja serta
kolerasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang dicapai dari suatu
kegiatan yang dianggarkan oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus
bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk mencapai
hasil yang ditetapkan

Tranparasi dan akuntabilisasi anggaran, baik dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, maupun akuntasinya merupakan wujud
pertanggungjawaban pemerintah Derah dan DPRD kepada rakyat.
3. disiplin Anggaran
Anggaran daerah disusun berdasarkan kebutuhan rill dan prioritas masyarakat
didaerah sesuai dengan target dan sasaran pembangunan daerah. dengan demikian
dapat dihindari adanya kebiasaan alokasi anggaran pembangunan keseluruh sektor
yang kurang efisien dan efektif.
Anggaran yang tersedia pada setiappos/ rekening merupakan batas tertinggi
belanja/pengeluaran. oleh karena itu, tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan
melampaui batas kredit anggaran yang ditetapkan.
4. Keadilan anggaran
Pajak daerah, retribusi daerah dan punggutan daerah lainnya yang dibebankan kepada
masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan unytuk membayar, masyarakat
yang memiliki kemampuan pendapatan rendah secara proporsionaldiberi beban yang
sama , sedangkan masyarakat yang memampuan untuk membayar tinggi diberi beban
yang tinggi pula.untuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut pemerintah daerah
dapat memberikan deskriminasi tariff secara rasionalguna menghilanhgkan rasa
ketidak adilan. selain daripada itu dalam mengalokasikan belanja daerah, harus
mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh

lkapisan ,masyararkat tama dikriminasi pemberian pelayanan.
Pemerintah daerah didalam menetapkan besaran pajak dan retribusi harus mampu
mengambarkan nilai-nilai rasional dan transparan terkait dengan penentuan hak-hak
dan tingkat pelayanan yang diterima oleh masyarakat di daerah. Mengingat, adanya
beban pembiayaan yang dipikul langsung maupun tidak langsung oleh kelompok
masyarakat melalui mekanisme pajak/retribusi, serta adanya keharusan untuk
Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-3



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


merasionalkan anggaran yang lebih menguntungkan bagi kepentingan masyaraka dan
mampu merangsang pertumbuhan ekonomi daerah sesuai mekanisme pasar.
5. Efesiensi dan Efektifitas Anggaran
dana yang tersedia harus dimanfatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat
menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna

kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisien
dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan:
a. Pendapatan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator
kinerja yang ingin dicapai;
b. penetapan prioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja serta penetapan harrga
satuan yang rasional;
c. Taat azas
anggaran pendapatan dan Belanjja Daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah yang
ditetapkan dengan Peraturan daerah didalam p[enyusunannyatidak boleh bertebtangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan unum dan
peraturan daerah lainnya.

6.2 Profil Keuangan Kabupaten Sekadau
6.2.1. Komponen Penerimaan Pendapatan
Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang dari kas rekening kas umum daerah
yang menambah ekuitas dana lancer sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak perlu dibayar kembali ke daerah. Pendapatan daerah Kabupaten
Sekadau terdiri dari pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain
PAD. Kondisi umum masing-masing masing sumber pendapatan daerah Kabupaten
sekadau adalah sebagai berikut:

a.

Pendapatan asli Daerah (PAD)
Pendapatan asli Daerah (PAD) Kabupaten Sekadau terdiri dari;
1) Pajak daerah;
2) Retribusi daerah;
3) Hasil pengelolaan PERUSDA dan kekayaan daerah yang dipisahkan;
4) Lain-lain PAD.

b.

Dana pertimbangan
Dana Pertimbangan Kabupaten Sekadau terdiri dari:

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-4



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya

Kabupaten sekadau


1) Bagi hasilPajak dan Bukan pajak
2) Dana Alokasi Umum (DAU);
3) Dana Alokasi Khusus ( DAK);
c.

Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari:
1) pendapata Hibah;
2) dana darurat
3) Bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya;
4) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;
5) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

Perkembangan pendapatan asli daerah kbupaten Sekadau disajikan pada tabel berikut
ini.
Belum ada data.
6.2.1 Komponen Pengeluaran Belanja

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum yang
mengurangi ekuitas dana lancer, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.
belanja dalam rangka urusanwajib yang digunakan untuk melindungidanm
neningkatkan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintah yang
secara nyata ada dan berpotensi untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai
dengan kondisi, kekhasan dan potensi keungulan daerah, seperti: perikanan,pertanian,
perkebunan, kehutanan dan pariwisata.
Belanja menurut kelompok belanja teriri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang diangarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelakaksanaanprogram kegiatan, seperti:
a. Belanja Pegawai;
b. bungga;
c. Subsidi;

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-5




Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


d. Hibah;
e. Bantuan Sosial;
f. Belanja Bagi Hasil;
g. Bantuan Keuangan;
h. Bantuan Tak Terduga
Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang anggarannya terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:
a. Belanja Pegawai;
b. Belanja Barang dan Jasa;
c. Belanja Modal.
Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Sekadau dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut ini.
Belum ada data.
6.3. Permasalahan dan Analisis Keuangan
6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten Sekadau
Permasalahan utama pada kegiatan keuangan Pemerintah Kabupaten Sekadau adalah
pada upaya optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), permasalahn yang masih
dijumpai adalah:
a.

Kecilnya potensi PAD, yang menyebabkan ketergantungan pemerintah daerah
kepada Dana Pertimbangan;

b.

Secara teknis penentuan target PAD oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD)
belum didasarkan pada potensi pendapatan yang ada;

c.

Keterlambatan informasi dan penyaluran dana perimbangan dan bagi hasil
sehingga belum dapat di tempatinnyapencarian dana perimbangan dan bagi hasil;

d.

Beberapa target PAD utamanya Pada Lain-lain PAD tidak dapat terrealisasi
karena terkait dengan permasalahan yang melingkupi dan memerlukan langkahlangkah pemecahan masalah secara komperehensip;

e.

Beberapa perusahaan daerah masih memerlukan peningkatan manajemen
pengelolaan sehingga memberikan kontribusi kepada PAD;

f.

Perlu upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah dengan
memperhatikan keseimbangan dengan potensi yang ada;

g.

Perlu adanya upaya pengendalian sumber-sumber pendapatan derah yang baru
dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang ada serta
tidak memberatkan dunia usaha masyarakat;
Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-6



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


h.

Dalam hal pelayanan yang perlu ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan
prosedur administrasi pajak dan retribusi daerah serta meningkatkan ketaatan
wajib pajak dan pembayaran retribusi daerah.

Permasalahan lain adalah di perencanaan masih dijumpai beberapa Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun rencana kerja dan angaran SKPD belum
sesuai dengan tugas pokokdan fungsi SKPD dan perencanaan strategis daerah serta
masih ditemukan adanya ketidaksesuaian antara target kinerja yang akan dicapai
dengan perincian kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan. Demikian juga
dalam hal penetapan kegiatan target kinerja keluar (output) dan hasil (output) tidak
jelas indicator capaian kinerjanya. sedangkan pada tahap pelaksanaan, umumnya
terkendala pada ketersediaan waktu pelaksanaan khususnya pada pelaksanaan
kegiatan-kegiatan yang ditetapkan pada APBD perubahan.
6.3.2. Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Sekadau
Belum ada data.

6.4 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana
6.4.1.Analiasis Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sekadau untuk mendukung pembangunan
didasarkan pada sekala proritas pembangunan yang mendesak untuk meningkatkan
kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dukungan dana melalui berbagai
sumber pendanaan, seperti: DAU dan DAK masih sangat dibutuhkan Kabupaten
Sekadau. Selain itu peningkatan PAD perlu ditingkatkan melalui optimalisasi
pendapatan yang ada selama ini dan pengawasan, seperti:retribusi parker, kebersihan
dan lainnya, serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Untuk mendukung kemampuan keuangan daerah, setiap kegiatan pembangunan
daerah setiap kegiatan pembangunan dapat melibatkan partisipasi dan swadaya
masyarakat, swasta. Para investioryang akan masuk ke Kabupaten Sekadau perlu
didukung dengan memberikan insentif seperti kemudahan perizinan yang teap sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang ada.
Pengunaan tabungan masyarakat (public saving) juga dapat digunakan untuk
mendukungpeningkatan kemampuan keuangan daerah kabupaten Sekadau atau
bahkan melalui pinjaman bila mendesak perlu dilakukan.

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-7



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


6.4.2.Aspek Keuangan Perusahaan
Salah satu dukungan keuangan perusahaan yang ada antara lain dari PDAM
Kabupaten Sekadau. Pelayanan PDAM ini sangat mendukung penyediaan prasarana
dan sarana air minum di Kabupaten Sekadau yang sangat dibutuhkan karena sebagian
dari penduduk belum terlayani air minum dengan baik.

6.5 Rencana Pembiayaan Program
6.5.1 Rencana Pembiayaan
Sumber-sumber pembiayaan pembanguan di Kabupaten Sekadau didukung oleh
banyak sumber baik dari pemerintah Pusat, Provinsi Kalimantan barat dan
Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan
swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan
Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan
strategi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan bantuan teknis
(Bantek) serta bimbingan teknis (Bintek). Diharapkan Dengan dukungan ini ,
pembangunan di Kabupaten Sekadau menjadi terpacu dan mampu meningkatkan
masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.
6.5.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kbupaten Sekadau Tahun
2012-2017, direncanakan didukung oleh banyak sumber, baik pemerintah Pusat,
Provinsi, Pemerintah Kabupaten Sekadau, perusahaan daerah serta partisipasi
masyarakat/ pihak swasta dan investor.
Pola pemberdayaan masyarakat juga ditetapkan dalam pembangunan di kabupaten
Sekadau serta kepedulian dan rasa memiliki setiap kegiatan pembangunan dirasakan
karena masyarakat sebagai pelaku pembangun.
Diharapkan dengan adanya kesepakatan pelaksanaan program (project memorandum)
didalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Sekadau,
program/kegiatan yang direncanakan dapat dapat dilaksanakan dan dapat dukungan
dari semua pihak. Dukungan ini selain dukungan pembiayaan, juga dalam
pelaksanaan dan pengawasan dilapangan sehingga setiap program/ kegiatan tetap
sesuai dengan rencana awal.

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-8



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


6.6 Peningkatan Kemampuan Pendanaan
Peningkatan kemampuan Pendanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kbupaten Sekadau
Tahun 2012-2017dengan mengoptimalkan pendapatan APBD Kabupaten Sekadau
yang telah ada dan didukung oleh semua komponen masyarakat.
Partisipasi masyarak/swasta, transparansi dalam perencanaan dan akuntabilitas
anggaran sera disiplin anggaran sangat dibutuhkan sehingga pembangunan menjadi
lebih efisien dan efektif. diharapkan dengan keterlibatan semua komponen
masyarakat dan didukung dalam pembiayaan akan meningkatkan kemampuan
pendanaan pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di lapangan.
6.7 Peningkatan Kapasitas Pembiayaan
Untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan ini, Pemerintah Kabupaten sekadau
mencari alternative sumber-sumber pembiayaan yang dapat digunakan untuk
menutup anggaran deficit. alternative sumber pembiayaan antara lain dari sisa Lebih
Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun sebelumnnya, penerimaan dana cadangan ,
penerimaan obligasi, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dan
penerimaan pembiayaan lain-lain.
Beberapa upaya dalam meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah (potensi
Penerimaan daerah) adalah meliputi:
1.

Meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui identifikasi dan ekstensifikasi
Pendapatan Asli daerah, bagi Hasil Pajak dan mengoptimalkan perolehan dana
Perimbangan yang lebih adil dan proposional, melalui penyederhanaan proses
administrasi pemungutan dan penyempurnaan sistem pelayanan, optimalisasi
pelaksanaan landasan hokum yang terkait dengan penerimaan daerah, sosialisasi
dan penyuluhan kepada masyarakat baik secara langsung maupun media massa
mengenai ketentuan pajak daerah dan retribusi daerah, peningkatan koordinasi
dan kerjasama dengan unit SKPD yang terkait agar penerimaan yang bersumber
dari PAD dan dana Perimbangan diperolh secara optimal.

2.

Upaya peningkatan dan realisai PAD (khususnya dari pajak daerah) merupakan
konsep atau berkesinambungan. pada satu sisi, tahap perencanaan dan
pengendalian oprasional harus mampu meningkatkan kualitas sistem dan
prosedur yang ada sehingga total biaya administratif dapat diminimalisir. Pada

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-9



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


sisi yang lain, tahap perencanaan dan pengendalian oprasional harus mampu
pula mengidentifikasi jenis-jenis pajak baru untuk ekstensifikasi selaras dengan
perkembangan dinamis perekonomian.
3.

Meningkatkan kinerja dan ektefitas SKPD yang bertangung jawab menangani
penerimaan daerah melalui pelayanan birokrasi secara profesiaonal dan
transparan serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan uasaha dan
investasi. dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah
dilarang menetapkan perda tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi
biaya tinggi dan yang menghambat mobilitas penduduk, lalulintas barang dan
jasa antar daerah, dan kegiatan inpor/ ekspoR.

4.

Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah daerah terdiri atas
pendapatan asli daerah , Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah , dan Lain-lain
Pendapatan Yang Sah.

5.

Pendapatan Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil
pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yag dipisahkan, dan lain-lain
hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasan
kepada daerah untuk menggali pendanaan dalam pelaksanaan dalam otonomi
daerah sebagai perwujudan asas deentralisai.

6.

Dana perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN
yang terdirin atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum(DAU), dan
Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan Selain dimaksud untuk
membantu daerah dalam mendanai kewenangan, juga bertujuan untuk
mengurangi ketimpangan sumber pendannaan pemerintah antar pusat dan daerah.
ketiga komponen dana perimbangan ini merupakan transfer dana dari pemerintah
serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

7.

DBH adalah dana sumber dari pendapatan APBD yang dibagihasilkan kepada
daerah berdasarkan angka persentase terentu. pengaturan DPH dalam undanundang ini merupak penyelarasan dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang pajak penghasil sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan
UU No. 17 Tahun 2000. Dalam Undang-undang ini dimuat pengaturan mengenai
bagi hasil Penerimaan Pajak Penghasil (PPh) pada pasal 25 dan psl 29 Wajib
Pajak Dalam Negeri dan PPh pasal 21 serta sektor pertambanan panas bumi

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-10



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi.
selain itu, dana reboisasi yang semula termasuk bagian dari DAK, dialihkan
menjadi DBH.
8.

DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang
dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antara
daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan
potensi daerah. DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya daerah fisikal
(fiscal gap) suatu daerah yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah dan
potensi daerah.daerah yang potensi fiscalnya besar tetapi kebutuhan kecil akan
memperoleh alokasi DAU kecil dan sebaliknya, terkandung maksud sebagai
pemerataan kapasitas fiscal.

9.

DAK dimaksudkan untuk membantu membiayaai kegiatan-kegiatan khusus
didaerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan
dasar masyarakat yang belum mencapai standartertentu atau unuk mendorong
percepatan pembangunan daerah.

10. Pinjaman daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan yang bertujuan untuk
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat. Pembiaayaan yang bersumber dari pinjaman harus dikelola secara
benar agar tidak menimbulkan dampak negative bagi keuangan daerah sendiri
serta stabilitas ekonomi dan moneter secara nasional. Oleh karena itu pinjaman
daerah perlu mengikuti criteria, persyaratan, mekanisme, dan saksi pinjaman
daerah yang diatur dalam undang-undang termasuk larangan melakukan
pinjaman langsung keluar negeri. Pinjaman dari luar negeri hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah dengan mekanisme penerusan pinjaman. dilain pihak,
pinjaman daerah tidak hanya dibatasi untuk membiayai prasarana dan sarana
yang menghasilkan penerimaan tetapi juga dapat untuk membiayai proyek
pembangunan prasarana dasar masyarakat maupun dapat untuk membiayai
prasarana dan sarana yang menghasilkan penerimaan, tetapi juga dapat untuk
membiayai proyek pembangunan prasarana dasar masyarakat walaupun tidak
menghasilkan penerimaan. selain itu

dilakukan pembatasan pinjaman dalam

rangka pengendalian deficit APBD dan batas kumulatif pinjaman pemerintah
daerah.

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-11



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


11. Selain itu daerah juga dimungkinkan untuk menerbitkan obligasi daerah dengan
persyaratan tertentu serta mengikuti peraturan perundang-undangan dibidang
pasar modal dan memenuhi ketentuan nilai bersih maksimal Obigasi Daerah
yang mendapatkan persetujuan Pemerintah. Segala bentuk akibat atau resiko
yang timbul dari penerbitan Obigasi Daerah menjadi tangung jawab daerah
sepenuhnya.
12. Dalam lain-lain pendapatan yang sah termasuk dana hibah yang berasal dari
pemerintah, Negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional,
Pemerintah,badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk
devisa, rupiah maupun dalam bentuk barang dan/jasa termasuk tenaga ahli dan
pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
13. Selain dana Hibah, dalam lain-lain yang sah memungkinkan pencantuman
pemberian dana darurat kepada karena bencana nasional dan/atau peristiwa luar
biasa yang tidak dapat ditangulangi dengan dana APBD. Di samping itu,
Pemerintah juga dapat memberikan dana darurat pada daerah yang mengalami
krisis

solvabilitas,

berkaepanjangan.

yaitu

Untuk

daerah

yang

menghindari

mengalami

penurunannya

krisis
pelayanan

keuangan
kepada

masyarakat setempat, pemerintah dapat memberikan Dana Darurat kepada daerah
tersebut setelah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan DPR.
14. Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka peningkatan
Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak dengan peningkatan pemungutan
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan
(BPHTB),dan mengoptimalkan potensi Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21, Pasal
25, dan Pasal 29, sehingga akan diperoleh secara maksimal sesuai dengan potensi
daerah yangada berupa 64,8% dari 90% dan 65% dari 10%total penerimaan PBB,
64% dari 80% dan pemerataan 20% Total seluruh penerimaan BPHT, 60% dari
20% total penerimaan PPh pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29.
15. Melakukan kerjasama dengan pihak terkait dalam rangka peningkatan Iuran
Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana
Reboisasi, sehingga 64% dari 80% IHPH dan 32% dari 80% penerimaan PSDH
serta pemerataan 32%dari pemerataan PSDH dengan Kabupaten Dalam Provinsi,
dana Reboisasi yaitu sebesar 40% dari seluruh dana Reboisasi dapat diperoleh
secara maksimal sesuai dengan potensi daerah yang ada, demikian pula

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-12



Laporan Akhir
Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten sekadau


pendapatan dari sumber-sumber pertambangan umum yang ada di Kabupaten
sekadau.
16. Meghitung secara cermat Celah Fiskal berupa kebutuhan fiscal dikurangidengan
kapasitas fiscal daerah berupa kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan
fungsi layanan dasar umum yang diukur secara berturut-turut dengan jumlah
penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan kontruksi, PDRB per kapita dan
indek pembangunan manusia(IPM), demikian pula dengan alokasi dasar yang
dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negri Sipil Daerah untuk memperoleh
Dana Alokasi Umum (DAU) secara optimal dan tepat.
17. Secara Maksimal memperjuangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan
mempertimbangkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis yang
sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan standar kuantitas kontruksi yang
dibutuhkan daerah.

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-13