BAB VI - KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 1508316226BAB VI RPIJM BENGKALIS

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

BAB VI - KELEMBAGAAN

6.1.

Kerangka Kelembagaan

6.1.1.

Kondisi Kelembagaan Saat Ini

1. Dinas Tata Kota,Tata Ruang Dan Pemukiman
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin oleh
seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok Dan Fungsi
Tugas Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang adalah membantu Bupati dalam
melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan
tugas


pembantuan

dibidang

Cipta

Karya

dan

Tata

Ruang

dan

menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
Cipta Karya dan Tata Ruang ;

b. Perumusan kebijakan teknis dibidang Cipta Karya dan Tata Ruang ;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Cipta Karya dan Tata Ruang ;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
3. Susunan Organisasi
Susunan Organisasi
a.

KEPALA DINAS

b.

SEKRETARIAT
Terdiri dari :
1) Sub Bagian Penyusunan Program ;
2) Sub Bagian Tata Usaha ;
3) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan.

c.


BIDANG TATA BANGUNAN
Terdiri dari :
1) Seksi Penilaian Rencana Teknis Bangunan ;
2) Seksi Pengendalian Bangunan ;

141

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

3) Seksi Pengawasan dan Penertiban Bangunan.
d.

BIDANG PEMUKIMAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Terdiri dari :
1) Seksi Penataan Pemukiman ;
2) Seksi Pertamanan ;
3) Seksi Pengendalian Lingkungan.

e. BIDANG TATA KOTA

Terdiri dari :
1) Seksi Perencanaan Tata Kota ;
2) Seksi Pelayanan Tata Kota ;
3) Seksi Pengendalian dan Pengawasan Tata Kota.
f. BIDANG TATA RUANG
Terdiri dari :
1) Seksi Penataan Ruang Kawasan ;
2) Seksi Pemanfaatan Tata Ruang ;
3) Seksi Pengendalian Tata Ruang.
g. UPTD
h. KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

A. DAK sub Bidang Air Minum
Pembina teknis DAK Bidang Air Minum di tingkat Pusat akan dilakukan oleh
Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU.
Pembina teknis DAK Bidang Air Minum di tingkat daerah akan dilakukan oleh
Satuan Kerja Provinsi Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta
Karya, Kementerian PU. Mekanisme koordinasi dan pelaporan antara daerah
penerima


Dana

Kementerian
tentang

PU

Petunjuk

Alokasi

Khusus

mengacu
Teknis

pada

(DAK)


Bidang

Permen

Penggunaan

PU
Dana

Air

Nomor:

Minum

dengan

15/PRT/M/2010

Alokasi Khusus Bidang


Infrastruktur. Saat ini telah dibangun sistem pelaporan monitoring dan
evaluasi DAK oleh Kementerian PU yang berbasis web e-Monitoring DAK.
Satker

Pengembangan

berkoordinasi

dengan

Kinerja

Pengelolaan

Air

SKPD

terkait


daerah

di

Minum

Provinsi

untuk

akan

memantau

pelaksanaan DAK. SKPD terkait penanggung jawab DAK Bidang Air Minum
di Kabupaten/Kota dapat berupa Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Cipta Karya,

142


Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Dinas Tata Ruang

dan

Permukiman,

ataupun

Dinas

yang

membidangi

urusan penyediaan air minum wajib menyampaikan laporan monitoring
dan


evaluasi

kepada pembina

teknis DAK Bidang

Untuk kegiatan penyediaan air minum

Air Minum di Provinsi.

perpipaan juga akan dikoordinasikan

dengan PDAM setempat.

B. DAK Subbidang Infrastruktur Sanitasi

Arah Kebijakan
1. Meningkatkan

cakupan


pengelolaan air
masyarakat

pelayanan

sanitasi

terutama

limbah, yang berupa sarana

atau penambahan sambungan

untuk sarana

komunal

berbasis

rumah terhadap sistem

terpusat untuk kabupaten/kota yang sudah memiliki sistem terpusat
skala kota maupun skala kawasan. Bila suatu desa/kelurahan sudah
ODF/SBS (Stop BAB Sembarangan) opsi persampahan dapat dipilih;
1. Didasarkan kepada kesiapan daerah dalam melaksanakan pembangunan
sanitasinya.

Sasaran
Sasaran Tahun 2015: Meningkatnya pelayanan sanitasi melalui Sanimas
dan prasarana persampahan (3R) bagi 834.200 jiwa penduduk.
Sasaran Jangka Menengah (2015-2017): Meningkatnya pelayanan sanitasi
melalui

Sanimas

dan

prasarana

persampahan (3R) bagi 3.036.500 jiwa

penduduk.

Lingkup Kegiatan
1. Sub-bidang air limbah: pembangunan dan pengembangan prasarana dan
sarana air limbah skala lingkungan/kawasan atau mendukung skala
kota; Bagi Kabupaten/Kota yang sudah mempunyai sistem pengolahan
air limbah terpusat, dapat memanfaatkan DAK
peningkatan

akses

Bidang

Sanitasi

untuk

melalui Sambungan Rumah (unit cost = Rp 3,5

juta/SR).
2. Sub-bidang persampahan: pembangunan dan pengembangan fasilitas
pengelolaan sampah dengan pola 3R (reduce, reuse, dan recycle) di
tingkat komunal/kawasan yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan
sampah di tingkat kota.

143

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Pembinaan teknis DAK Bidang Infrastruktur Sanitasi di tingkat
dilakukan

oleh

Direktorat

Pengembangan

Penyehatan

Pusat

akan

Lingkungan

Permukiman (PPLP) Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU. Pembina teknis
DAK Bidang Air Minum di tingkat daerah akan dilakukan oleh Satuan Kerja
PPLP Provinsi. Satker PPLP di provinsi akan berkoordinasi dengan SKPD
terkait di daerah untuk memantau pelaksanaan DAK melalui Kelompok
Kerja (Pokja)

Air

Minum

dan

Penyehatan

Lingkungan

(AMPL)/Sanitasi.

SKPD terkait penanggung jawab DAK Subbidang Infrastruktur Sanitasi di
Kabupaten/Kota

dapat

berupa Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Cipta Karya,

Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas Kebersihan ataupun Dinas yang
membidangi

urusan

penyediaan

layanan

sanitasi wajib

menyampaikan

laporan monitoring dan evaluasi kepada pembina teknis DAK Subbidang
Infrastruktur Sanitasi di Provinsi. Saat ini telah dibangun sistem pelaporan
monitoring dan evaluasi DAK oleh Kementerian PU yang berbasis web.
Selain itu, koordinasi melalui Pokja AMPL/Sanitasi ditekankan

pada

Dinas

Kesehatan untuk aspek kampanye kepada masyarakat dengan melibatkan
sistem dan mekanisme yang ada di bawah koordinasi Dinkes (sanitarian,
Puskesmas, Posyandu, dll), serta Dinas yang menangani pemberdayaan
masyarakat untuk mendukung keberlanjutannya.

6.1.2.

Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah,

bagian

ini

menguraikan

analisis

permasalahan

kelembagaan

Pemerintah

kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Tujuan analisis keorganisasian
adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah, maka Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
Kabupaten Bengkalis dari segi struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Tugas Dinas Cipta Karya dan Tata
Ruang adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Cipta Karya dan Tata
Ruang dan menyelenggarakan fungsi:

144

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

a. Penyelenggaraan urusan Pemerintahan dan pelayanan umum dibidang Cipta
Karya dan Tata Ruang ;
b. Perumusan kebijakan teknis dibidang Cipta Karya dan Tata Ruang ;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Cipta Karya dan Tata Ruang ;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi Dinas Cipta
Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bengkalis antara lain:
a. Berkembangnya arus informasi, teknologi dan kehidupan masyarakat, sehingga
struktur cipta karya yang ada sangat dinamis sesuai kebutuhan pembangunan
infrastruktur.
b. Teknologi terapan berkembang dinamis, namun kurang diperkenalkan dengan
baik.
c. Kurangnya koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak yang berkompeten
dalam penelitian dan pengembangan (litbang), baik di lingkungan cipta karya
maupun diluar cipta karya yang dapat membantu mengembangkan teknologi
yang embrionya sudah ditetapkan secara terbatas

6.2.

Kerangka Regulasi
Sistem regulasi nasional merupakan suatu proses mekanisme bertahap untuk

mewujudkan harmonisasi antara kebijakan yang dirumuskan kedalam bentuk regulasi
melalui upaya pengelolaan yang terarah (perencanaan, koordinasi, monitoring dan
evaluasi) terutama dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi dan kinerja
penyelenggara Negara demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Dalam Agenda 100-0-100 terdapat Kerangka Regulasi yang merupakan
kebutuhan regulasi yang diperlukan dalam rangka mendukung pencapaian agenda
100-0-100 Bidang Cipta Karya, antara lain yang berkaitan dengan sektor air minum,
sektor penyehatan lingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan
serta sektor pengembangan permukiman.
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada
Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan
keciptakaryaan antara lain:

145

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional


Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan,
maka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum
dan sanitasi diarahkan pada: (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset
(asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2)
pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi
masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi
yang kredibel dan profesional; dan (4) penyediaan sumber-sumber
pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat miskin.



Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan
kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan
perumahan dan permukiman.



Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan
air

minum

pedesaan

untuk

kebutuhan

mendukung

dasar

pertanian;

pengembangan

Pemenuhan

infrastruktur

kebutuhan

hunian

didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa
pemukiman kumuh.


Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem
pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan
akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

 Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah


Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open
dumping) paling lama lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya
UU ini.



Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan
sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan
timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali
sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.

146

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

 Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman


UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan
& pembiayaan, dan peran masyarakat.



Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan,
terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat,
serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran,
peremajaan, dan permukiman kembali.

 Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun


Peraturan

ini

mengatur

perihal

pembinaan,

perencanaan,

pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,
peningkatan

kualitas,

pengendalian,

kelembagaan,

tugas

dan

wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan
peran masyarakat.
 Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar
bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan
selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan
pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan
energi (amanat green building).



Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar
budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi
dan dilestarikan.



Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut
usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang


Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan,
merupakan bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung
sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.



Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan
proporsi paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.

 Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

147

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis



Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat
Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara.
Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga
mendapat

perlakuan

khusus

dalam

penyusunan

kelembagaan,

perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.


Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator
kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat
oleh berbagai stakeholders.



Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah
Pusat memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman
secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis
nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi,
dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel berikut:

Tabel 6. 1 Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota
Urusan

Pemerintah Pusat

Permukiman

a.

Penetapan

Daerah Provinsi

Daerah Kab/Kota

sistem Penyelenggaraan

Penyelenggaraan

pengembangan

infrastruktur

infrastruktur

infrastruktur

pada

pada

permukiman

secara permukiman

nasional.
b.

kawasan

di permukiman

di

Daerah

Penyelenggaraan strategis Daerah kabupaten/kota

infrastruktur

pada Provinsi.

permukiman di kawasan
strategis nasional
Bangunan

a. Penetapan bangunan a. Penetapan

Penyelenggaraan

Gedung

gedung

bangunan

untuk bangunan

148

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Urusan

Pemerintah Pusat
kepentingan

Daerah Provinsi
strategis gedung

nasional
b.

Daerah Kab/Kota

untuk
Penyelenggaraan kepentingan

strategis provinsi

penyelenggaraan

wilayah

Daerah

termasuk
pemberian

dan b.

nasional

di

kabupaten/kota,

bangunan gedung untuk strategis Daerah
kepentingan

gedung

IMB

dan

sertifikat

Penyelenggaeaan laik

fungsi

bangunan gedung fungsi bangunan

bangunan

gedung

khusus

untuk kepentigan
strategis Daerah
provinsi
Penataan

a.

Penetapan Penyelenggaraan

Bangunan

pengembangan sistem

dan

penataan bangunan dan bangunan

Lingkungan

lingkungan

penataan

b.

penataan
dan banguanan

dan

di lingkungan

di

secara lingkungan

nasional

Penyelenggaraan

kawasan

daerah

Penyelenggaraan strategis Daerah kabupaten/kota

penataan bangunan dan provinsi
lingkungannya

dan

di penataan

kawasan

strategis bangunan

nasional

dan

lingkungan lintas
daerah

Air Minum

a.

Penetapan Pengelolaan dan Pengelolaan dan

pengembangan SPAM
secara

nasional

pengembangan
b. SPAM

Pengelolaan dan
pengembangan

SPAM kabupaten/kota

provinsi, dan SPAM untuk
kepentingan

lintas SPAM di daerah

daerah

lintas Daerah

strategis

nasional

149

pengembangan

kabupaten/kota

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Urusan

Pemerintah Pusat

Air Limbah

a.

Daerah Provinsi

Daerah Kab/Kota

Penetapan Pengelolaan dan Pengelolaan dan

pengembangan

sistem pengembangan

pengelolaan

limbah sistem

air

domestik secara nasional
b.

Pengelolaan

sistem

pengelolaan

air

limbah

domestik

lintas

daerah

provinsi,

dan

sistem

pengelolaan

air

airl sistem air limbah

limbah domestik domestik

dan regional

pengembangan

pengembangan

dalam

daerah
kabupaten/kota

limbah

domestik

untuk

kepentingan

strategis

nasional
Persampahan a.

Penetapan Pengembangan

pengembangan

sistem sistem

pengelolaan

dan sistem

pengelolaan

persampahan

secara persampahan

nasional

Pengembangan

regional

dan

pengelolaan
persampahan
dalam

b. Pengembangan sistem

daerah

kabupaten/ kota

pengelolaan
persampahan
daerah

lintas

provinsi

sistem

dan

pengelolaan

persampahan

untuk

kepentingan

strategis

nasional
Drainase

a.

Penetapan Pengelolaan dan Pengelolaan dan

pengembangan

sistem pengembangan

drainase secara nasional
b.

Pengelolaan

sistem

dan yang

pengembangan

drainase sistem
terhubung yang

drainase
terhubung

pengembangan

sistem dengan

sungai dengan

sungai

drainase

daerah lintas

daerah dalam

daerah

lintas

150

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

Urusan

Pemerintah Pusat
provinsi

Daerah Provinsi

dan

sistem kabupaten/kota

drainase

Daerah Kab/Kota
kabupaten/kota

untuk

kepentingan

strategis

nasional

Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan
pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:


PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang
Bangunan Gedung);



PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;



PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;



Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Infrastruktur;



Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;



Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;



Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;



Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.

Berikut adalah kerangka regulasi yang dibutuhkan dalam pencapaian agenda
100-0-100 di Kabupaten Bengkalis:

Tabel 6. 2 Kerangka dan Kebutuhan Regulasi dalam Pencapaian Agenda
100-0-100 Bidang CIpta Karya

151

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

ARAH KERANGKA
REGULASI

KEBUTUHAN
REGULASI
Penerbitan

PEMBENTUKAN

UNIT

BERDASARKAN

NO DAN/ATAU

1

URGENSI

EVALUASI

REGULASI

EKSITING,

KAJIAN,

TERKAIT/
SKPD

DAN PENELITIAN
Perda *Implementasi

UU DPPKAD

ttg Obligasi Daerah 23/2014
sbg

Mekanisme

Pembiayaan
Infrastruktur
2

Peraturan

Sebagai landasan dalam Dinas CKTR

Bupati/Walikota

pembangunan

tentang

Sistem

Rencana Penyediaan Air Minum di

Induk

Sistem Kabupaten/Kota

Penyediaan

Air

Minum
3

Peraturan

Daerah Sebagai landasan dalam Dinas CKTR

Kabupaten/Kota

Pencegahan

Dan

tentang

Peningkatan

Kualitas

Pencegahan

Dan Perumahan Kumuh dan

Peningkatan

Permukiman Kumuh di

Kualitas Perumahan Kabupaten/Kota
Kumuh

dan

Permukiman
Kumuh
4

Peraturan

Daerah Sebagai landasan dalam Dinas

Kabupaten/Kota

Pengelolaan

tentang

Rumah

Pengelolaan

Sejenis Rumah Tangga di Pertamanan

Sampah

Sampah Kebersihan

Tangga

Rumah Kabupaten/Kota

Tangga dan Sejenis
Rumah Tangga

152

dan dan

TARGET
PENYELESAIAN

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Bengkalis

ARAH KERANGKA
REGULASI

KEBUTUHAN
REGULASI
Peraturan

PEMBENTUKAN

UNIT

BERDASARKAN

NO DAN/ATAU

5

URGENSI

EVALUASI

REGULASI

EKSITING,

KAJIAN,

TERKAIT/
SKPD

DAN PENELITIAN
Daerah Sebagai landasan dalam Dinas

Kabupaten/Kota

Pengelolaan Air Limbah Kebersihan

tentang

Rumah

Pengelolaan
Limbah

Tangga

di dan

Air Kabupaten/Kota

Pertamanan

Rumah

Tangga
6

Peraturan

Daerah Sebagai landasan dalam Dinas CKTR

Kabupaten/Kota
tentang

Pembangunan

Rencana Drainase

Induk

Sistem
di

Sistem Kabupaten/Kota

Drainase
Kabupaten/Kota
7

Peraturan

Sebagai petunuk teknis Dinas CKTR

Bupati/Walikota

dalam pelaksanaan Perda

tentang
Ahli

Tenaga Bangunan Gedung
Bangunan

Gedung,

Izin

Mendirikan
Bangunan,
Sertifikat

Laik

Fungsi

dan

Pendataan
Bangunan Gedung
Sumber : Analisa 2016

153

TARGET
PENYELESAIAN