IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

DINI DI KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

Disusun Oleh : SEPTIYANA BEKTI NUGRAHANINGSIH

D0106020

SKRIPSI

Disusun Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Dra. Retno Suryawati, M.Si

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari

Tanggal

Panitia Penguji :

1. Drs. Wahyu Nurharjadmo, M.Si

) NIP. 196411231988031001

Ketua

2. Herwan Parwiyanto, S.Sos, M.Si

) NIP. 197505052008011033

Sekretaris

3. Dra. Retno Suryawati, M. Si. ) NIP. 196001061987022001

Penguji

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Drs. H Supriyadi, SN., SU. NIP. 195301281981031001

MOTTO

rjalan. Saat orang lain berjalan, kita

mulai berlari. Saat orang lain berlari, kita sudah sampai. Saat orang lain sampai, kita istirahat. Saat orang lain istirahat, kita sudah mulai jalan lagi. One step ahead (anonim)

t dan kemauan untuk berusaha.

Kalau kita mau kita pasti bisa ! (penulis)

PERSEMBAHAN

Tulisan sederhana ini penulis persembahkan untuk : - Ibu dan Bapak untuk segala kasih sayang, kesabaran,

dan doa yang telah beliau berikan. - Kakak dan adikku yang selalu memberikan semangat

dan dukungan. - Sahabatku yang senantiasa memberikan motivasi dan

doanya.

Bismillahirrahmaanirrahim

hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KECAMATAN BOYOLALI

Penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku pembimbing penulisan skripsi, atas bimbingannya, arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Sukadi, M.Si selaku pembimbing akademis, atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.

3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si dan Bapak Drs. Agung Priyono, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina (Ibu Titin) selaku Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali yang telah membantu dan memberikan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.

6. Para pendidik dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini yang telah

membantu dan memberikan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.

tiada habisnya dan tidak tergantikan untuk setiap dukungan dan doa restu yang tidak pernah putus.

8. Kakak dan adikku atas doa dan dukungannya.

9. Teman-teman Pondok Anita (Mbak Maya, Windy, Mbak Ana, Tina, dan Dhian) atas kebersamaan kita selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan (Eka dan Mbak Dhita) yang mendukung dan memotivasi. Untuk Neny, Rahma, Asri, Titik, Rere, Sindu, Fida, Wida, dan Fela, kalau kita mau kita pasti bisa !!

11. Teman-teman

6, tetap semangat dan sukses selalu.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan.

Surakarta, November 2010

Penulis

Halaman

Tabel 1.1 Data Target dan Capaian Angka Partisipasi Kasar Program

Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Tahun 2005-2009 ......... 2

Tabel 1.2 Jumlah Taman Kanak-Kanak dan Siswa (Pendidikan Anak Usia

Dini Jalur Pendidikan Formal) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008/2009 ..................................................................................... 4

Tabel 1.3 Data Lembaga dan Peserta Didik PAUD Jalur Pendidikan Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ............................ 5

Tabel 1.4 Anggaran APBD dan APBN untuk Pendidikan Anak Usia Dini

Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2009 ................. 6

Tabel 1.5 Jumlah Lembaga, Pendidik, dan Peserta Didik Pendidikan Anak

Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ............ 7

Tabel 4.1 Banyaknya Dusun, RW, dan RT di Kecamatan Boyolali Tahun

2008 ............................................................................................ 36 Tabel 4.2 Data Pelatihan Pendidikan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ................................................. 51

Table 4.3 Data Lembaga Penerima Dana BantuanProgram PAUD Non

Formal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009 ................................. 60

Tabel 4.4 Jumlah Lembaga dan Pendidik PAUD Nonformal di Kecamatan

Boyolali Tahun 2009 ................................................................... 76 Tabel 4.5 Anggaran APBD dan APBN untuk PAUD Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 .................................................. 79

Halaman

Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III ............... 18 Gambar 2.2 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain ............ 21 Gambar 2.3 Gambaran Teknis Pelaksanaan TPA........................................... 22 Gambar 2.4 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD ......................... 23 Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................... 25 Gambar 3.1 Model Analisis Interaktif .......................................................... 34 Gambar 4.1 Ruang Sentra Persiapan ............................................................ 54 Gambar 4.2 Ruang Sentra Persiapan ............................................................ 54 Gambar 4.3 Ruang Sentra Balok .................................................................. 54 Gambar 4.4 Ruang Sentra Balok .................................................................. 54 Gambar 4.5 Ruang Sentra Seni Peran ........................................................... 55 Gambar 4.6 Ruang Sentra Seni Peran ........................................................... 55 Gambar 4.7 Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair .................................... 55 Gambar 4.8 Ruang Sentra Bahan Alam dan Zat Cair .................................... 55 Gambar 4.9 Kegiatan bersama di KB Permatasari ........................................ 71 Gambar 4.10 Kegiatan bersama di KB Permatasari ....................................... 71

Septiyana Bekti Nugrahaningsih, D0106020, Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali tahun 2009, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010, 90 Hal.

Meskipun Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali telah dilaksanakan sejak tahun 2001, masih banyak isu yang berkembang dalam pelaksanaannya, antara lain isu mengenai rendahnya layanan Pendidikan Anak Usia Dini dan rendahnya partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali serta faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan program tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan dukungan data kualitatif. Tehnik pengumpulan data diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam. Penentuan informan diperoleh dengan tehnik purposive sampling. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis interaktif, sedangkan validitas datanya menggunakan triangulasi data.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali terdiri dari tiga tahap yaitu sosialisasi, pelaksanaan, serta pembinaan dan pengawasan. Dalam sosialisasi masih kurang maksimal, karena belum rutin dan hanya jika ada anggaran. Pelaksanaan dimulai dengan pembentukan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, pelatihan kader dan pendidik, dan pemberian dana bantuan. Pembentukan lembaga dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah. Pelatihan kader untuk tahun 2009 sudah dilaksanakan namun belum mencakup semua pendidik dan untuk pemberian dana bantuan belum semua lembaga bisa mendapatkan karena keterbatasan dana. Untuk pengawasan terlihat dari tingkat rutinitas laporan per tiga bulanan yang menunjukkan komitmen pelaksana. Sedangkan tahap pembinaan terlihat dari adanya pelatihan untuk pendidik Pendidikan Anak Usia Dini, namun ini dilakukan hanya bila ada dana pelatihan dan belum mencakup semua pendidik. Selain tahap-tahap pelaksanaan program, dibahas juga mengenai faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaan program, yaitu sikap pelaksana, komunikasi, sumber daya, dan struktur birokrasi. Sikap pelaksana terlihat dari kemauan pemerintah memberikan sosialisasi serta pembinaan dan pengawasan. Dari pendidik juga bersungguh- sungguh dalam melaksanakan tugasnya. Komunikasi dapat dikatakan sudah lancar karena informasi sampai kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Sumber daya yang ada belum mencukupi sehingga program belum terlaksana dengan maksimal. Struktur birokrasi menghambat pelaksanaan terutama pada saat pencairan honor bagi pendidik dan pencairan dana bantuan kepada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini.

Untuk pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini selanjutnya, sosialisasi perlu diintensifkan. Selain itu, perlu pendataan mengenai pendidik yang sudah maupun belum mendapatkan pelatihan. Kemudian untuk masalah penyediaan peralatan bermain anak, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dapat bekerja sama dengan pihak swasta.

Septiyana Bekti Nugrahaningsih, D0106020, Implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District Boyolali Regency on 2009, Thesis, Department of Administration Science, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010, 90 Pages.

Although Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency was held since 2001, there are many issues that blooming in its implementation, such as low of Early Childhood Education services and low of society participation. Because of that, researcher wants to know how the implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency and also many factors that support or hamper the program implementation.

This research is descriptive research with qualitative data support. Data collective technique gets from documentation study, observation, and deep interview. Informant gets with purposive sampling technique. Data analysis

triangulation. This research result conclussed that the implementation of Early Childhood Education Program in Boyolali District, Boyolali Regency is consist of three steps, there are socialization, implementation, then guiding and monitoring.

there. The implementation step started from Early Childhood Education institutions formation, teachers and cadres training, and fund given. The institutions formation is done by government and society. The cadres and teachers training for 2009 are well done but not yet cover all of the teachers and all institutions not yet get fund given because of the limited fund. The monitoring

for all of the teachers. Beside the program implementation steps, also discuss about many factors that support or hamper the program implementation, there are

the socialization and also guiding and monitoring. The teachers also seriously do their job. The communication is well done because the information accepted by

the Early Childhood Education institutions. Th implementation, especially when salary given to the teacher and fund given to the

Early Childhood Education institutions. For the next Early Childhood Education Program implementation, the socialization must done by intensive. Beside that, need data manage about the

provide, the Early Childhood Education institutions can work together with the private.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Di Indonesia, pendidikan bagi anak usia dini tertuang dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini yang dilaksanakan sejak tahun 1997/1998 melalui proyek Bank Dunia. Layanan Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional

sehingga Pendidikan Anak Usia Dini ditegaskan dalam pasal 28 Undang-

Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dengan dimasukkannya Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, maka Program Pendidikan Anak Usia Dini menjadi salah satu dari 10 program prioritas Kementerian Pendidikan Nasional. Sebagai salah satu program prioritas, maka pelaksanaannya perlu didukung melalui partisipasi anak di seluruh Indonesia dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut adalah data target dan capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia tahun 2005-2009 :

Data Target dan Capaian Angka Partisipasi Kasar Program Pendidikan Anak Usia Dini Di Indonesia Tahun 2005-2009

TH JUMLAH ANAK USIA 0-6

TERLAYANI DI PAUD NON FORMAL

TERLAYANI

DI PAUD FORMAL

TOTAL TERLAYANI

DI PAUD

APK PAUD

NON FORMAL

APK PAUD FORMAL

TARGET / CAPAIAN PAUD (%)

TARGET / CAPAIAN

DISPARITAS PAUD (%)

TARG

ET

REAL ISASI

TARG ET

REAL ISASI

Paud Nonformal : Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB),

Satuan PAUD Sejenis (SPS)

Paud Formal

: Taman Kanak-kanak (TK), Roudhotul Athfal

(RA), Bustanul Athfal (BA)

Sumber : www.pnfi.depdiknas.go.id Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) Program Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia baik formal maupun nonformal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun (2005- 2009) dilihat dari target dan realisasinya. Meskipun realisasi melebihi target, namun dalam pelaksanaannya, pelayanan Program Pendidikan Anak Usia Dini dinilai masih rendah. Hal ini didasarkan pada hasil kajian Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini tentang penyebab rendahnya pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini. Penyebabnya antara lain :

1. Belum semua anak usia dini memperoleh layanan Pendidikan Anak

Usia Dini, terutama anak usia 2-4 tahun Usia Dini, terutama anak usia 2-4 tahun

3. Terbatasnya lembaga layanan Pendidikan Anak Usia Dini (khususnya layanan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal) yang pada umumnya terdapat di daerah perkotaan dan belum menjangkau masyarakat pedesaan

4. Masih terbatasnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini yang sebagian besar belum memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan

5. Masih terbatasnya dukungan pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam upaya peningkatan akses dan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2010 : 1)

Di Kabupaten Boyolali sendiri pada tahun 2009 masih mengalami permasalahan rendahnya layanan Program Pendidikan Anak Usia Dini. Berikut merupakan data Angka Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Pendidikan Formal dan Nonformal di Kabupaten Boyolali :

Jumlah Taman Kanak-Kanak dan Siswa (Pendidikan Anak Usia Dini Jalur Pendidikan Formal) di Kabupaten Boyolali Tahun 2008/2009

No Kecamatan Sekolah

(TK)

Siswa menurut kelompok

Siswa menurut jenis kelamin

Siswa 5-6 Kel. A tahun Kel. B Jumlah L P Jumlah

Sumber : Buku Profil Pendidikan tahun 2009 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olah Raga Kabupaten Boyolali

Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah Taman Kanak-Kanak (Pendidikan Anak Usia Dini Formal) di Kabupaten Boyolali pada tahun 2008/2009 adalah sebanyak 651 buah dengan jumlah siswa sebanyak 20.915 anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Untuk siswa yang berusia 5-6 tahun diketahui sebanyak 15.295 anak. Jadi untuk anak usia 0- Dari tabel 1.2 di atas dapat diketahui bahwa jumlah Taman Kanak-Kanak (Pendidikan Anak Usia Dini Formal) di Kabupaten Boyolali pada tahun 2008/2009 adalah sebanyak 651 buah dengan jumlah siswa sebanyak 20.915 anak dengan rentang usia 0-6 tahun. Untuk siswa yang berusia 5-6 tahun diketahui sebanyak 15.295 anak. Jadi untuk anak usia 0-

Tabel 1.3 Data Lembaga dan Peserta Didik PAUD Jalur Pendidikan Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2009

Bentuk Satuan PAUD Banyak

Satuan

PAUD

Peserta Didik

0 2 tahun Jumlah > 2 4 tahun > 4 6 tahun

Taman Penitipan Anak

5 13 11 23 23 8 10 88 Kelompok Bermain

864 878 3118 Pos PAUD

Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten

Boyolali (Data Diolah)

Dari tabel 1.3 dapat diketahui bahwa jumlah lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 adalah sebanyak 182 lembaga dengan jumlah peserta didik sebanyak 6.120 anak untuk rentang usia 0-6 tahun.

Sajian data dari dua tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah anak dengan rentang usia 0-6 yang berpartisipasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Formal maupun Nonformal sebanyak 27.035 anak. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan Formal maupun Nonformal masih rendah jika dibandingkan dengan seluruh anak di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 menurut data Forabi (dalam harianjoglosemar.com) tercatat sebanyak 85.865 anak dari 19 kecamatan di Kabupaten Boyolali. Jadi bila mengacu Sajian data dari dua tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah anak dengan rentang usia 0-6 yang berpartisipasi dalam Pendidikan Anak Usia Dini Formal maupun Nonformal sebanyak 27.035 anak. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan Formal maupun Nonformal masih rendah jika dibandingkan dengan seluruh anak di Kabupaten Boyolali pada tahun 2009 menurut data Forabi (dalam harianjoglosemar.com) tercatat sebanyak 85.865 anak dari 19 kecamatan di Kabupaten Boyolali. Jadi bila mengacu

Belum terlayaninya seluruh anak di Kabupaten Boyolali dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini disebabkan peran keterlibatan pemerintah dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal melalui APBD terus merosot. Keterbatasan anggaran tersebut menjadi kendala serius bagi kelangsungan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal. Berikut merupakan alokasi dana dari APBD dan APBN untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dari tahun 2006- 2009 :

Tabel 1.4 Anggaran APBD dan APBN untuk Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kabupaten Boyolali Tahun 2006 2009

APBD PROPINSI

278.400.000 343.400.000 APBD KABUPATEN

594.129.500 435.000.000 APBN untuk Program PAUD

Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten

Boyolali (Data Diolah)

Dari tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2008 anggaran dari APBD dan APBN memang meningkat, namun menurun pada tahun 2009. Selain masalah anggaran, pada tahun 2009 tercatat hanya sekitar 182 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal yang berdiri. Jumlah tersebut tentu saja tidak mampu meng-cover seluruh anak di Dari tabel 1.4 di atas dapat diketahui bahwa dari tahun 2006-2008 anggaran dari APBD dan APBN memang meningkat, namun menurun pada tahun 2009. Selain masalah anggaran, pada tahun 2009 tercatat hanya sekitar 182 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal yang berdiri. Jumlah tersebut tentu saja tidak mampu meng-cover seluruh anak di

Isu-isu dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal tersebut di atas juga ditemukan di Kecamatan Boyolali. Kecamatan Boyolali merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal terbanyak. Berikut merupakan data jumlah lembaga, pendidik, dan peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali pada tahun 2009 :

Tabel 1.5 Jumlah Lembaga, Pendidik, dan Peserta Didik Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali Tahun 2009

Bentuk Satuan PAUD

Banyak Satuan

PAUD

Peserta Didik

Pendidik

Jml Pendi- dik

Jml Peserta Didik

0 2 th

> 2 4 th > 4 6 th

Jenis Kelamin

Pendidikan

SMP SMA PT

Taman Penitipan Anak

Kelompok Bermain

Pos PAUD

Sumber : Data PAUD Seksi Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Kabupaten

Boyolali (Data Diolah)

Dari tabel di atas diketahui bahwa di Kecamatan Boyolali terdapat

20 lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan peserta didik

66 orang. Meskipun Kecamatan Boyolali mempunyai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal terbanyak, namun masih banyak isu yang berkembang dalam pelaksanaannya seperti kurangnya anggaran, sarana dan prasarana, serta masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam program Pendidikan Anak Usia Dini. Untuk itulah peneliti tert arik

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut : proses implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada tahun 2009? Faktor apa

C. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan berikut:

1. Tujuan Individual

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi

Surakarta.

2. Tujuan Operasional

Dalam setiap penelitian ilmiah, pasti ada tujuan yang hendak dicapai oleh seorang peneliti. Adapun tujuan yang hendak peneliti capai adalah untuk mengetahui proses implementasi program Pendidikan Anak Usia Dini yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali serta faktor- faktor yang mendukung maupun menghambat implementasinya.

3. Tujuan Fungsional

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan penulis dalam memahami pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali pada tahun 2009.

b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali khususnya Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Mempraktekkan teori-teori dalam Administrasi Negara mengenai

implementasi kebijakan / program pemerintah.

2. Melatih diri dalam memahami fenomena yang berkembang di

masyarakat.

3. Memberikan sumbangan pemikiran yang nantinya dapat digunakan

untuk membantu bagi penelitian sejenis yang selanjutnya.

4. Agar penelitian ini bermanfaat bagi Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Boyolali khususnya Seksi Pendidikan Luar Sekolah serta lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dalam pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Implementasi Kebijakan

1. Kebijakan

Menurut Turner dan Hulme, kebijakan merupakan proses yang meliputi proses pembuatan kebijakan dan implementasi kebijakan (Yeremias T. Keban, 2004 : 56).

Kebijaksanaan (policy) menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan dalam Irfan Islamy (2004 : 15-17) diartikan sebagai

a projected program of goals, values, and practices program pencapaian tujuan, nilai-nilai, dan praktek-praktek yang

Sedangkan menurut Carl I. Friedrick, kebijakan adalah : ok,

atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluang yang ada. Kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalam rangka mencapai tujuan

09 : 83-84).

James E. Anderson dalam Irfan Islamy (2004 : 17) mengemukakan bahwa kebijaksanaan adalah :

A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter in concern ai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter in concern ai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah

George C. Edwards III dan Ira Sharkansky mengartikan kebijaksanaan negara yang hamper mirip dengan definisi Thomas R. Dye di atas yaitu :

is what governments say and do, or do not do. It is the goals or purposes of government programs apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijaksanaan negara itu berupa sasaran atau tujuan program- : 18).

Selanjutnya Edwards dan Sharkansky mengatakan bahwa kebijaksanaan negara itu dapat ditetapkan secara jelas dalam peraturan-peraturan perundang-undangan atau dalam bentuk pidato- pidato pejabat pemerintah ataupun berupa program-program dan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah (Irfan Islamy, 2004 : 18-19).

Dari berbagai pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai sasaran dan tujuan, yang diusulkan seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu untuk memecahkan suatu masalah dengan memanfaatkan peluang serta mengatasi hambatan yang dihadapi kemudian ditetapkan secara jelas dalam peraturan perundang-undangan dengan diikuti implementasi kebijakan tersebut.

diinterpretasikan dalam bentuk program kemudian dioperasionalkan lagi dalam bentuk proyek dan kegiatan, yang dengannya para pelaksana di tingkat lapangan dapat bertindak. Dalam program tersebut terkandung beberapa unsur kebijakan yaitu siapa pelaksananya, sumber daya pendanaan, kelompok sasaran, pengelola, dan ukuran keberhasilan.

Menurut Solichin Abdul Wahab (2008 : 28-29), salah satu substansi dari kebijakan adalah kebijakan sebagai suatu program.

relatif khusus dan jelas batas-batasnya. Dalam konteks program itu sendiri biasanya akan mencakup serangkaian kegiatan yang menyangkut pengesahan / legislasi, pengorganisasian, dan pengerahan atau penyediaan sumber- sumber daya. Program-program atau sub-sub program dipandang sebagai sarana (instrumen) untuk mewujudkan berbagai tujuan-

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar (2004 : 3), program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa program adalah suatu bentuk realisasi dari kebijakan yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan berkesinambungan, dilakukan oleh sekelompok orang dengan mengerahkan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan pemerintah.

Fungsi implementasi adalah untuk membentuk suatu hubungan yang memungkinkan tujuan-tujuan ataupun sasaran-sasaran outcome (hasil akhir) kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah. Fungsi policy delivery system (sistem penyampaian / penerusan kebijakan publik) yang biasanya terdiri dari cara-cara atau sarana-sarana tertentu yang dirancang secara khusus serta diarahkan menuju tercapainya tujuan-tujuan sasaran- sasaran yang dikehendaki. (Solichin Abdul Wahab, 2008 : 185)

Fixsen et al. dalam American Journal of Community Psychology (Vol 43, No 1, Page 3 : 2009) dengan judul Four Keys to Success (Theory, Implementation, Evaluation, and Resource/System Support) : High Hopes and Challenges in Participation karya Abraham Wandersman mengungkapkan pengertian implementasi dan proses implementasi sebagai berikut :

Implementation is a specified set of activities designed to put into practice an activity or program of known dimensions. Implementation processes are purposeful and the activity or program being implemented is described in such a way that independent observers can detect its presence and strength

dirancang untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program yang diketahui ukuran-ukurannya. Proses implementasi memiliki tujuan dan kegiatan atau program yang diimplementasikan digambarkan dalam suatu cara sehingga pengamat independen dapat mengetahui kehadiran dan

springerlink.com) springerlink.com)

the execution of policies is as important if not more important than policy making. Policies will remain dreams or blue prints file jackets unless they are implemented (pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan).

William N. Dunn (2000 : 132) dalam Pengantar Analisis Kebijakan Publik menyatakan bahwa implementasi kebijakan adalah pelaksanaan pengendalian aksi-aksi kebijakan di dalam kurun waktu tertentu.

Van Meter dan Van Horn dalam Solichin Abdul Wahab (2005 : 65) merumuskan proses implementasi sebagai :

those actions by public or private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions

-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan).

Solichin Abdul Wahab (2005 : 65) dalam Analisis Kebijaksanaan Negara juga merumuskan bahwa :

hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan pula menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan tindakan- tindakan pelaksanaan kebijakan pada kurun waktu tertentu yang dilakukan baik oleh individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah atau swasta dalam melaksanakan keputusan kebijakan yang melibatkan jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan di lingkungan masyarakat.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan bisa berhasil atau gagal diimplementasikan. Pressman and Wildavsky (1973) dalam Public Organization Review Journal (Vol 10, No 1, Page 72 : 2010) dengan judul Federalism and the Implementation of Environmental Policy : Changing Trends in Canada and the United States karya Ahmed Shafiqul Huque & Nathan Watton, menyatakan bahwa :

between different organizations and departments at the local

pada hubungan antara organisasi dan departemen yang berbeda pada tingkat lokal, dan menggambarkan

(springerlink.com)

Dalam implementasi suatu kebijakan / program ada beberapa model yang dapat dipakai sebagai pedoman yang nantinya digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu program. Dalam penelitian ini, model implementasi yang digunakan adalah Model George C. Edwards III. Dalam pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni :

1. Komunikasi

Persyaratan pertama bagi implementasi kebijakan yang efektif adalah bahwa mereka yang melaksanakan keputusan harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Keputusan- keputusan dan perintah-perintah harus diteruskan kepada personil yang tepat sebelum dapat diikuti.

2. Sumber-sumber

Sumber-sumber merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan kebijakan publik. Sumber-sumber yang penting meliputi : staf yang memadai serta keahlian-keahlian yang baik untuk melaksanakan tugas-tugas mereka, wewenang dan fasilitas- fasilitas yang diperlukan untuk menerjemahkan usul-usul di atas kertas guna melaksanakan pelayanan-pelayanan publik.

3. Kecenderungan-kecenderungan

Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dan hal ini berarti ada dukungan, kemungkinan besar Jika para pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu, dan hal ini berarti ada dukungan, kemungkinan besar

4. Struktur birokrasi

Birokrasi merupakan salah satu badan yang paling sering bahkan secara keseluruhan menjadi pelaksana kebijakan. Para pelaksana kebijakan mungkin mengetahui apa yang dilakukan dan mempunyai cukup keinginan serta sumber-sumber untuk melakukannya, tetapi dalam pelaksanaannya mungkin mereka masih dihambat oleh struktur-struktur organisasi di mana mereka menjalankan kegiatan tersebut. (Budi Winarno, 2008 : 202-203)

Gambar 2.1 Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III

Struktur Birokrasi

Sumber : Budi Winarno (2008 : 208)

B. Program Pendidikan Anak Usia Dini

Program Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada butir 14 adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai Program Pendidikan Anak Usia Dini dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada butir 14 adalah upaya pembinaan yang ditujukan pada anak sejak lahir sampai

Tujuan Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah untuk membantu anak agar mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani motorik, akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Sasaran Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah masyarakat terutama anak usia 0-6 tahun. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat (3), (4), dan (5), Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. Sedangkan Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Dan untuk Program Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Di Kabupaten Boyolali, pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten

(2), dan (3) : (1) Satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal

berbentuk :

a. Kelompok Bermain (KB) atau bentuk lain yang sederajat;

b. Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat;

c. Taman Pendidikan Al- sederajat. (2) Satuan pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diikuti anak sejak lahir sampai anak usia 6 tahun. (3) Lama pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), sesuai dengan usia dan minat peserta didik.

Program Pendidikan Anak Usia Dini jalur Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dilaksanakan melalui lembaga- lembaga Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut :

a. Kelompok Bermain

Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan nonformal yang memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2-6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak, agar kelak siap memasuki pendidikan lebih lanjut.

- Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan pendidikan terpadu untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Berikut ini merupakan gambaran teknis penyelenggaraan Taman Kelompok Bermain :

Gambar 2.2 Gambaran Teknis Pelaksanaan Kelompok Bermain

Sumber : PowerPoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali

b. Taman Penitipan Anak

Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan sosial terhadap anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

Pendidik :

Pendidik PAUD/Pamong

PAUD

Proses Pembelajaran :

- Menggunakan acuan Menu Generik,

Pendekatan bermain sambil belajar (BCCT)

- Pelaks.: selama 2-3 jam diselingi

istirahat, 3 s.d. 6 kali perminggu

Peserta Didik :

Anak usia 2-6 th (prioritas 2-4 th)

Pengelompokan :

Berdasarkan usia

Pembiayaan :

- Masy/orang tua - Pemerintah/Pemda

Tempat Belajar :

- Rumah/sekolah - Bangunan khusus

Hasil Belajar :

Potensi kecerdasan anak melejit & anak siap mengikuti

pendidikan lebih lanjut/masuk SD

Penyelenggara :

Masy/LSM/Org.

Wanita, SKB,

PKBM, dll

Sarana Belajar :

APE, lingkungan sekitar anak, dll

- Memberikan layanan kepada anak usia 0-6 tahun yang terpaksa ditinggal orang tua karena pekerjaan atau halangan lainnya. - Memberikan layanan yang terkait dengan pemenuhan hak-hak anak untuk tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan dan kasih sayang, serta hak untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosialnya.

Berikut ini merupakan gambaran teknis penyelenggaraan Taman Penitipan Anak :

Gambar 2.3 Gambaran Teknis Penyelenggaraan TPA

Sumber : PowerPoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali

c. Pos PAUD

Pos PAUD adalah salah satu bentuk PAUD yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan Bina

Pendidik :

Pendidik PAUD/Pamong PAUD, pengasuh

Proses Pembelajaran :

- menggunakan acuan Menu Generik,

pendekatan bermain sambil belajar (BCCT) - pelaks : (1) melekat selama anak tinggal di

TPA (dilakukan oleh pengasuh); (2) pada jam-jam tertentu (dilakukan oleh pendidik/pamong)

Peserta Didik :

Anak usia 0-6 th (prioritas < 4 th)

Pengelompokan :

Berdasarkan usia

Pembiayaan :

- Masy/orang tua - Pemerintah/Pemda

Tempat Belajar :

- Rumah/sekolah - Bangunan khusus

Hasil Belajar :

Potensi kecerdasan anak melejit & anak siap mengikuti

pendidikan lebih lanjut/masuk SD

Penyelenggara :

Masy/LSM/Org.

Wanita, SKB,

PKBM, dll

Sarana Belajar :

APE, lingkungan sekitar anak

PAUD adalah : - Memberikan layanan PAUD yang dapat menjangkau masyarakat

luas hingga ke pelosok pedesaan - Memberikan wahana bermain yang mendidik bagi anak-anak usia

dini yang tidak terlayani PAUD lainnya. - Memberikan contoh kepada orang tua dan keluarga tentang cara- cara pemberian rangsangan pendidikan bagi anak usia dini untuk dilanjutkan di rumah.

Berikut merupakan gambaran teknis penyelenggaraan Pos

PAUD :

Gambar 2.4 Gambaran Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD

Sumber : Powerpoint Rakor GOW Kabupaten dan Kecamatan Boyolali

Pendidik :

- Orang tua, kader - Pendidik/pamong

PAUD

Proses Pembelajaran :

- Menggunakan acuan Menu Generik,

Pendekatan bermain sambil belajar - Pelaks.: selama 2-3 jam diselingi

istirahat, 1 s.d. 2 kali perminggu, dilanjutkan orang tua di rumah

Peserta Didik :

Anak usia 0-6 th (prioritas < 3 th)

Pengelompokan :

Berdasarkan usia

Pembiayaan :

- Masy/orang tua - Pemerintah/Pemda

Tempat Belajar :

- Rumah/sekolah - Bangunan khusus

Hasil Belajar :

Potensi kecerdasan anak melejit & anak siap mengikuti

pendidikan lebih lanjut/masuk SD

Penyelenggara :

Masy/PKK, SKB,

BPKB, PKBM

Sarana Belajar :

APE, lingkungan sekitar anak, dll

Anak Usia Dini Nonformal adalah : (1) meningkatkan pemerataan dan akses layanan Pendidikan Anak Usia Dini, (2) meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing Pendidikan Anak Usia Dini, (3) meningkatkan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik yang positif di bidang Pendidikan Anak Usia Dini.

Agar pelaksanaannya berjalan dengan baik, maka perlu ada standarisasi pelaksanaan program yaitu yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Standar Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari :

1. Standar tingkat pencapaian perkembangan

2. Standar pendidik dan tenaga kependidikan

3. Standar isi, proses, dan penilaian

4. Standar sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembinaan

C. Kerangka Pemikiran

Proses Implementasi Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2009 terdiri dari tiga tahap, yaitu sosialisasi, pelaksanaan, serta pengawasan dan pembinaan. Dalam implementasi kebijakan atau program terdapat faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat pelaksanaannya. Faktor-faktor yang mendukung maupun menghambat implementasi Program Pendidikan Anak

1) sikap pelaksana; 2) komunikasi; 3) sumber daya; dan 4) struktur birokrasi. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.5 Skema Kerangka Pemikiran

Program Pendidikan Anak Usia Dini

Tercapainya tujuan Program Pendidikan Anak Usia Dini

Pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini : - Sosialisasi - Pelaksanaan - Pengawasan dan pembinaan

Faktor yang mendukung maupun menghambat implementasi kebijakan : - Sikap pelaksana - Sumber daya - Komunikasi - Struktur birokrasi

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Adapun alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena Kecamatan Boyolali memiliki lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal terbanyak bila dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan yang lain di Kabupaten Boyolali, namun masih mengalami berbagai permasalahan dalam pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini.

B. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk menggambarkan realitas yang cermat terhadap fenomena yang terjadi yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah berdasarkan fakta yang nampak. Menurut H.B Sutopo (2002 : 48) penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna, lebih memfokuskan pada data kualitas dengan analisis kualitatifnya. Dengan kata lain penelitiam kualitatif lebih mementingkan makna, tidak ditentukan oleh kuantitasnya, tetapi lebih ditentukan oleh proses terjadinya (dalam bentuk angka) dan cara memandang atau perspektifnya.

Sedangkan menurut Masri Singarimbun (1995 : 4-5) penelitian deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap Sedangkan menurut Masri Singarimbun (1995 : 4-5) penelitian deskriptif kualitatif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap

Dalam penelitian ini penulis berusaha menggambarkan bagaimana pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali melalui data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar angka atau frekuensi. Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat menggambarkan, memaparkan, menerangkan, dan melukiskan serta menafsirkan secara terperinci tentang proses pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali untuk kemudian diketahui berbagai hambatan yang ada.

C. Sumber Data

a. Primer

Data primer merupakan sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung melalui penelitian di lapangan melalui proses wawancara dan observasi. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan informan yang telah dipilih. Informan yang telah dipilih tersebut adalah:

1. Ibu Dra. Tri Nurjanti Agustina Kepala Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali

Boyolali, Kabupaten Boyolali yaitu : - Ibu Siti Musrifah, S.Pd selaku Kepala KB Permatasari - Ibu Sri Lestari Utami selaku guru tetap di KB Permatasari - Ibu Nur Hardiyaningsih selaku guru tetap di KB Permatasari - Ibu Herawati Kusumaningsih selaku guru tetap di KB

Permatasari - Ibu Lestari Hidayah selaku guru training di KB Permatasari - Ibu Delvita Prayuwati selaku administrasi di KB Permatasari - Ibu AG Sugianti selaku kader Pos PAUD Husada Kasih

3. Masyarakat yang berpartisipasi dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yaitu : - Ibu Indria selaku wali murid di KB Permatasari - Ibu Mulyani warga Kampung Poncobudoyo, RT 03 RW XI,

Pulisen Boyolali - Ibu AG Sugianti selaku Ketua Pengurus PKK RW XI,

Poncobudoyo, Pulisen, Boyolali

b. Sekunder

Adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berkenaan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang tersedia seperti dokumen, arsip, dan buku pedoman serta literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dokumen tersebut diantaranya : Adalah data yang dikumpulkan untuk mendukung dan melengkapi data primer yang berkenaan dengan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang tersedia seperti dokumen, arsip, dan buku pedoman serta literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dokumen tersebut diantaranya :

2. Buku Profil Pendidikan tahun 2009 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olah Raga Kabupaten Boyolali

3. Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain,

Taman Penitipan Anak, dan Pos PAUD tahun 2009

4. Data PAUD dari Seksi Pendidikan Luar Sekolah Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Boyolali

5. Data dari Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan

Boyolali, Kabupaten Boyolali

D. Tehnik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian dan pencatatan tentang keadaan atau fenomena yang diselidiki atau dijumpai secara sistematis. Dalam observasi ini peneliti berusaha mengamati secara langsung pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini di beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Kecamatan Boyolali.

b. Wawancara

Untuk memperoleh data dari informan sebagai sumber data yang sangat penting, maka dalam penelitian ini diperlukan wawancara Untuk memperoleh data dari informan sebagai sumber data yang sangat penting, maka dalam penelitian ini diperlukan wawancara

Dalam H. B Sutopo (2002 : 58) tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang.