KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM (Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM

(Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah

dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro

Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang)

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh :

NILASARI UMININGSIH

11111180

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

  MOTTOBerangkat dengan penuh keyakinan

   Berjalan dengan penuh keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi cobaan

   Dan . . . kekuatan terbesar adalah DO”A

“Cukuplah Allah bagiku dan hanya kepada-Nya aku bertawakal “

  (Q.S.At-Taubat : 129)

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan Skripsi ini untuk. . . Bapakku, Kamidi dan Ibuku, Sutarni; Jerih payahmu tidak akan pernah bisa aku balas”

  

“Senantisa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah

putus untuk anak-anaknya, Terimakasih untuk segalanya”

  Adik-adiku, Rico Dwi Maulana dan Arga Maulana; “Yang membuatku termotivasi dan semangat untuk melangkah menuju kesuksesan”

  Bapak Drs. K.H.Nasafi, M.Pd.I dan Ibu Nyai. Asfiyah selaku Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Asna Pulutan

   Salatiga” “Yang senantiasa membimbingku dan memberikan bekal ilmu duniawi dan akhirati

  Teman- teman PAI E (ExcLusive) dan Sahabat”ku;

Teruntuk teman-teman PAI E angakatan 2011 khususnya sahabat-sahabatku

   yang selalu membantu, berbagi keceriaan dan melewati setiap suka dan duka selama kuliah, terimakasih banyak. "

  ...........”Tiada hari yang indah tanpa kalian semua" ...........

  • Arigato gozaimashita*

KATA PENGANTAR

  Puji syukur alhamdulillah, kami ucapkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW., sehingga penyusunan skripsi yang berjudul KOHESI SOSIAL INTERN UMAT

  ISLAM(Studi Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang) di IAIN Salatiga dapat terselesaikan.

  Dalam penyelesaian penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak baik berupa materi maupun spiritual. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih dan dengan diiringi doa semoga amal baik yang telah di berikan,mendapatkan balasan pahala dari sisi Allah SWT.

  Untuk itu penulis ucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam.

  3. Bapak Achmad Maimun, M.Ag selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiranya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam memberikan bimbingan pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

  4. Bapak, Ibu dan segenap keluarga yang telah memberikan doa restunya kepada penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

  5. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesainya penelitian ini.

  Karena keterbatasan penulis, penulis menyadari dalam penulisan penelitian ini masih banyak kekurangannyadan penulis berharap saran dan masukan dari para pembaca demi kebaikan penelitian ini.

  Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat menunjang pengembangan ilmu pengetahuan.

  Salatiga,15 September 2015 Penulis

  

ABSTRAK

  Ningsih Nilasari Umi, 2015.KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM(Studi

  Terhadap Relasi Antara Warga Muhammadiyah dan NU di Dusun Honggosari Desa Jogonegoro Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang). Dosen Pembimbing: Achmad Maimun, M.Ag

  Kata kunci: Kohesi Sosial Intern Umat Islam yang Berbeda Pemahaman

  Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: kohesi sosial intern umat Islam (studi terhadap relasi antara warga muhammadiyah dan warga NU di dusun Honggosari. Sehubungan dengan itu hendak diketahui bagaimana relasi sosial antara kedua kelompok keagamaan tersebut serta faktor-faktor apa yang mendukung terjadinya kohesi sosial yakni warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama(NU). Pertanyaan utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari? (2) Bagaimana cara pandang keagamaan warga Muhammadiyah dan NU terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari? (3)Faktor apa saja yang melatarbelakangi kohesi Sosial warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari? (4)Bagaimana pendidikan keagamaan di kalangan warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari?

  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan data maka digunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.Subyek penelitian ini adalahwarga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.Setelah dianalisis dan disimpulkan bahwa perbedaan paham antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) itu tidak menjadi masalah bagi warga dusun Honggosari karena selama semua itu tidak melenceng dari Al-

  Qur’an dan Hadis. Serta, kohesi sosial intern umat Islam antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) di dusun Honggosari ini baik. Baik ini karena hubungan di antara mereka didasarkan pada beberapa faktor, antara lain:1) kerjasama, baik dalam bidang keagamaan dan sosial. Misalnya, dalam pengelolaan masjid, semua warga Muhammadiyah maupun NU dilibatkan, dalam pengelolaan TPA, walaupun lembaga TPA didirikan oleh warga Muhammadiyah, tetapi ada kerjasama dari warga NU, yaitu dengan mengajikan anaknya di TPA tersebut. 2) Adanya rasa toleran, yaitu saling menghargai pemahaman yang berbeda dan tetap berpegang terhadap pemahaman masing-masing. Contohnya; ketika hari raya warga NU sholat ied di Masjid dan warga Muhammadiyah di Lapangan, dan hal itu bagi warga NU maupun Muhammadiyah tidak menjadi masalah. 3) Adanya kebersamaan antara warga Muhammadiyah dan NU, seperti sholat bersama, mengurus masjid bersama. 4) Serta cara pandang yang tidak fanatik, yaitu membiarkan orang lain berbeda dengan pemahamannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankannya, di sisi lain tetap berpegang teguh kepada yang diyakini benar.

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN LOGO ......................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... v MOTTO .......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii ABSTRAK ....................................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 6 E. Penegasan Istilah ...................................................................... 7 F. Metode Penelitian ..................................................................... 9 G. Sistematika Penulisan ............................................................... 18

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kohesi Sosial Intern Umat Islam .............................................. 22 1. Kohesi sosial ...................................................................... 22 2. Ukhuwah dalam Islam........................................................ 23 a. Pengertian ukhuwah ........................................................ 23 b. Macam-macam ukhuwah ................................................ 26 c. Tingkatanukhuwah .......................................................... 28 d. Pentingnya ukhuwah..................................................... .. 29 B. Sekilas Sejarah Berdirinya NU dan Muhammadiyah ............... 30 1. Muhammadiyah.................................................................. 30 a. Sejarah berdirinya Muhammadiyah ................................ 30 b. Konsep ukhuwah Muhammadiyah ................................. 32 c. Keyakinan dan cita-cita hidup Muhammadiyah ............. 33 2. Nahdlatul Ulama(NU) ........................................................ 35 a. Sejarah berdirinya NU ................................................... 35 b. Ukhuwah NU .................................................................. 37 c. Basis massa NU .............................................................. 38 C. Pemahaman Keagamaan Antara Muhammadiyah dan NU ...... 39

  1. Paham keagamaan Muhammadiyah ................................ 39

  2. Paham keagamaan Nahdlatul Ulama .............................. 40 D. Prinsip-Prinsip keberagamaan Muhammadiyah dan NU ......... 42

  1. Dasar-dasar paham keagamaan Muhammadiyah ............ 42

  2. Dasar-dasar paham keagamaan Nahdlatul Ulama .......... 43

  BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Letak Geografis Dusun Honggosari ......................................... 46

  1. Keadaan Monografi......................................................... 46

  2. Keadaan Demografi ........................................................ 46 B. Keadaan Sosial Kemasyarakatan Agama ................................. 50 C.

  Struktur Organisasi Muhammadiyah dan NU .......................... 53 D.

  Kegiatan Bersama Muhammadiyah dan NU ............................ 56 E. Kerukunan dan Upaya Peningkatan ......................................... 57 F. Temuan Penelitian .................................................................... 62

  BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data ............................................................................ 67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 82 B. Saran ........................................................................................ 83 C. Penutup ..................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Kisi-kisi Instrumen 2. Pedoman Wawancara 3. Daftar Riwayat Hidup 4. Daftar SKK 5. Lembar Konsultasi 6. Surat Pembimbing 7. Surat Ijin Penelitian 8. Hasil Wawancara 9. Hasil Observasi 10.

  Dokumentasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai keanekaragaman

  agama, aliran kepercayaan, bahasa, adat istiadat, serta pemahaman agama yang berbeda-beda. Agama merupakan sebuah sistem keyakinan yang berisikan suatu ajaran dan petunjuk bagi para penganutnya supaya selamat dunia akhirat serta sarana bagi manusia untuk melakukan hubungan atau komunikasi dengan Tuhan.Agama merupakan wujudyang mengatur kehidupan rohani manusia.

  Islam yang berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan patuh mengandung pengertian yang menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengajarkan pada pemeluknya untuk menyebarkan benih perdamaian, keamanan, dan keselamatan untuk diri sendiri, sesama manusia, dan kepada lingkungan sekitarnya sehingga dapat menciptakan suasana yang rukun. Perdamaian, keamanan, dan keselamatan ini hanya dapat diperoleh setiap muslim yang taat dan patuh pada perintah Allah SWT. dan menjauhi larangan-Nya seperti yang dijelaskan dalam Al-

  Qur’an. Sedangkan, kerukunan adalah suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang berlainan, dan setiap unsur tersebut saling menguatkan (Didiek, 2012: 54)

  Salah satu masalah yang dihadapi umat Islam sekarang ini adalah rendahnya rasa kesatuan dan persatuan sehingga kekuatan mereka menjadi lemah, hal itu salah satunya disebabkan oleh rendahnya penghayatan terhadap nilai-nilai Islam. Persatuan dikalangan muslim tampaknya belum dapat diwujudkan secara nyata, perbedaan pemahaman sering kali menjadi sebab kerenggangan umat Islam kadang kala di masyarakat, seperti warga Muhammadiyah dan NU.Contohnya di desa Ketanggi kabupaten Suruh antara warga Muhammadiyah dan NU ada semacam sekat.Misalnya, warga NU mempunyai hajat, tetapi warga Muhammadiyah sama sekali tidak ikut berpartisipasi dan sebaliknya. Maka dengan keadaan tersebut sangat terlihat ketidakrukunan antara warga Muhammadiyah dengan NU di desa Ketanggi. Namun, di dusun Honggosari ini antara warga Muhammadiyah dan NU sangat rukun, mereka saling bergotong-royong baik masalah agama maupun masalah sosial. Misalnya, sholat berjamaah antara warga Muhammadiyah dan warga NU walaupun yang menjadi imam dari salah satu pihak, ketika ada yang meninggal dunia baik warga Muhammadiyah maupun NU, semua ikut berpartisipasi dalam proses pemakaman.

  Dapat dilihat disisi lain,sering kali terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran mengenai suatu hukum yang kemudian melahirkan berbagai pandangan yang berbeda. Misalnya,orang Muhammadiyah sholat subuh tanpa doa qunut sedangkan orang NU menggunakan doa qunut, setiap malam jum’at biasanya warga NU membaca surat yasin dan mungkin sebaliknya warga

  Muhammadiyah juga membaca tetapi dengan bacaan surat al-kahfi, demikian juga bacaan-bacaan sholatnya pun juga ada sebagian yang berbeda.

  Seharusnya semua itu tidak menjadi masalah di kalangan umat Islam karena selama ajaran - ajaran tersebut tidak bertentangan dengan Al- Qur’an dan hadis. Maka, hal tersebut tidak boleh dipermasalahkan karena hal itu dapat menimbulkan kerenggangan bahkan dapat menjadi perpecahan antara umat Islam sendiri. Di dalam Al-

  Qur’an di jelaskan dalam QS.Ali-imron[ 3] : 103

  









  Artinya:Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara, dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah SWT.menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS.Ali-imron [3]: 103)

  Sering dijumpai di sekitar umat Islam yang kurang menyatu karena perbedaan pemahaman, mereka sama-sama berpegang teguh dan menguatkan egonya masing-masing bahwa pemahaman yang di anutnya lah yang paling benar dan seketika itu juga mereka mengecam bahwa pemahaman orang lain itu tidak benar. Apabila umat Islam sendiri tidak dapat menjaga kesatuan, maka agama lain akan memandang bahwa agama Islam bukanlah agama yang baik,sebab agama yang baik adalah agama yang mengajarkan kehidupan yang rukun, damai, dan saling mengahargai satu sama lain.

  Berbeda dengan yang telah dipaparkan di atas bahwa warga dusun Honggosari meskipun mereka berbeda paham keagamaannya (ada yang muhammadiyah dan ada yang NU), akan tetapi mereka dapat bekerjasama dalam lingkup keagamaan maupun sosial.Di dusun Honggosari ini, mereka saling menghargai satu sama lain dan menjadikan perbedaan pemahaman ini suatu ilmu yang baru dan semata-mata dengan niat mencari ridho Allah SWT.

  Kehidupan yang multikultural ini bisa berdamai dan saling tolong- menolong dalam suka maupun duka. Manusia adalah insan sosial, dengan demikian dia tidak bisa berdiri sendiri, antara satu sama lain saling membutuhkan. Manusia yang satu dengan yang lainnya mempunyai corak yang berbeda, kendati demikian keduanya mempunyai kepentingan yang sama dalam menjalani kehidupannya.

  Mengenai realita ini penulis ingin mencoba memberikan suatu gambaran tentang kohesi sosial intern umat Islam studi terhadap relasi antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang, dimana masyarakat dusun ini semua beragama Islam, tetapi terdapat 2 aliran atau pemahaman yang berbeda yaitu Muhammadiyah dan NU.Namun, masyarakat di dusun ini mampu menerapkan sikap toleransi antar umat Islam. Misalnya, warga Muhammadiyah dan warga NU sama-sama mau mengurus masjid yang ada di dusun Honggosari ini meskipun masjid tersebut diketuai oleh warga Muhammadiyah, dan setiap malam selasa di masjid tersebut ada kegiatan pengajian warga Muhammadiyah dan warga NU pun juga ikut serta dalam pengajian tersebut. Perbedaan paham itu tidak menjadi masalah bagi warga dusun Honggosari karena selama semua itu tidak melenceng dari Al-Qur

  ’an dan Hadis. Penulis mengangkat judul ini agar dapat menjadi contoh di kalangan umat Islam yang lain.

  Dari paparan di atas penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut. Maka, dalam hal ini penulis ingin membuat penelitian dengan judul KOHESI SOSIAL INTERN UMAT ISLAM(Studi Terhadap Relasi antara Warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang).

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.

  Bagaimana relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari? 2. Bagaimana cara pandangkeagamaan warga Muhammadiyah dan NU terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari?

  3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kohesi sosial warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari?

4. Bagaimana pendidikan keagamaan di kalangan warga Muhammadiyah dan

  NU di dusun Honggosari? C.

   Tujuan Penelitian

  Melihat dari rumusan masalah tersebut, maka penulis dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahuirelasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  2. Untuk mengetahui cara pandang keagamaan warga Muhammadiyah dan NU terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari.

  3. Untuk mengetahui apa saja yang melatarbelakangi kohesi sosial warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  4. Untuk mengetahui pendidikan keagamaan di kalangan warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari D.

   Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentangkohesi intern umat Islam studi terhadap relasi antara warga Muhammadiyah dan NUdi dusun Honggosari.Dari informasi tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis maupun praktisyaitu:

1. Secara Teoritis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya tentang kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman di dusun Honggosari dan menambah toleransi sesama umat Islam.

2. Secara Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kerukunan umat Islam yang mempunyai pemahaman agama Islam yang berbeda serta memberi masukan bagi masyarakat muslim di lapangan setempat dalam menjaga relasi antara umat Islam, antara lain : a.

  Dapat mempererat tali silaturrahim dan menghindari terjadinya perpecahan.

  b.

  Dapat menciptakan suasana damai dalam bermasyarakat.

  c.

  Meminimalisir konflik yang mengatasnamakan agama.

E. Penegasan Istilah

  Sebelum diuraikan lebih panjang tentang penelitian ini terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan-penjelasan terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam skripsi ini, dengan maksud agar nantinya tidak salah pengertian di kalangan pembaca dalam memahami skripsi ini. Adapun istilah- istilah yang dimaksud adalah: 1.

   Kohesi Sosial

  Kohesi adalah kesatuan, kohesi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ukhuwah, kata ukhuwah berarti persaudaraan. Maksudnya adanya perasaan simpati dan empati antara dua orang atau lebih. Masing- masing memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan ini menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu bila pihak lain mengalami kesulitan dan sikap saling membagi kesenangan kepada pihak lain mengalami kesulitan.

2. Umat Islam

  Menurut KBBI (1982: 1123), kata umat berarti : para penganut atau pengikut suatu agama. Umat adalah sekelompok orang yang menganut suatu agama dan melaksanakan ajaran agama tersebut. Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW. (KBBI, 1982: 388). Sedangkan menurut Mudjahid (1996: 125) Islam adalah penyerahan diri. Islam mempunyai lima tiang utama yaitu : syahadat, sholat, puasa, zakat, dan haji,Islam mengajarkan bahwa Allah SWT.menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad SAW. adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah SWT.

  Jadi umat Islam adalah sekelompok orang yang mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. yang wajib disembah dan Muhammad adalah utusan-Nya serta mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika mampu.

3. Muhamadiyah

  Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir sebagai alterntif berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam di Indonesia sekitar akhir abad 19 dan awal abad 20 yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan(Mulkhan, 1990:1).

  Warga Muhammadiyah lebih menekankan kepada amar ma’ruf nahi mungkar, setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan membudayakan ibadah sunah sesuai dengan tuntutan Rasulullah SAW. serta tidak menjauhkan diri dari kehidupan dengan landasan Iman, Islam, dan Ihsan.

4. Nahdatul Ulama (NU)

  Nahdatul Ulama (NU) adalah sebuah organisasi Islam yang didirikan oleh Syaikh Hasyim Asy’ari pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya

  (Jaiz, 2006:141). NU pada dasarnya adalah sebuah identitas kultural keagamaan yang dianut mayoritas umat Islam Nusantara. Warga NU menganut paham ahlussunah wal jama’ah, bahwa mereka mengakui empat madzhab dan menganut satu dari empat madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i, Hambali) tersebut dalam menjalankan ibadahnya.

  Jadi yang peneliti maksudkan kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman adalah tidak terjadinya perpecahan umat Islamantara Muhamadiyah dan NU dan saling menghargai pendapat satu sama lain.

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Lexy J.Moleong menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian.Misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 1988:6).

  Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah warga dusun Honggosari yang beragama Islam .

  Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis

  testing ,sehingga teori yang dihasilkan bukan teori subtansif dan teori-teori

  yang diangkat dari dasar. Dalam penelitian kualitatif ini peneliti hanya mencari gambaran dan data yang bersifat deskriptif yang berada di dusun Honggosari.

  2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data dilapangan.

  Sedangkan instrumen pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alatbantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung.Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya disini mutlak diperlukan.

  3. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Penelitian dilaksanakan di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang mulai bulan April hingga selesai.

  Pemilihan lokasi didusun Honggosari sebagai tempat penelitian karena melihat realita yang ada yaitu rukunnya umat Islam yang berbeda pemahaman agama Islam yaitu Muhamadiyah dan NU.

4. Sumber Data

  Berdasarkan sumbernya, jenis data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Lofland dan Lofland seperti yang dikutip oleh Moelong (2010: 157) sumber data primer dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata perilaku dan data tambahan seperti dokumen.

  Data yang dikumpulkan meliputi berbagai macam data yang berhubungan dengan pola kerukunan hidup intern umat Islam yang berbeda pemahaman di dusun Honggosari desa Jogonegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang. Sedangkan, data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari dokumen, serta data yang telah dikumpulkan oleh kantor balai desaJogonegoro. Adapun data yang dapat diambil, sebagai berikut : 1)

  Data primer : data yang diambil dari hasil interview dengan tokoh masyarakat setempat seperti pak lurah, pak kadus, tokoh masyarakat, serta sebagian warga dusun Honggosari, yaitu tentang keadaan sosio kultural masyarakat dusun Honggosari, bentuk kerukunan hidup intern umat Islam yang berbeda pemahaman di dusun Honggosari, dan faktor yang melatarbelakangi kerukunan antara warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  2) Data sekunder :Keadaan geografis dusun Honggosari, sejarah

  Masjid Al-Mubarok dusun Honggosari, serta struktur organisasi Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  Seperti halnya dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

  Jenis data Sumber Data Tekhnik Data Primer 1. kerukunan antara warga

  1. Tokoh masyarakat wawancara Muhammadiyah dan NU

  2. Pemuka Agama 2.

  3. Masyarakat

   Relasi antara warga

  Muhammadiyah dan NU

  4. Warga

  3. Muhammadiyah Cara pandang warga

  Muhammadiyah dan NU

  5. Warga NU terhadap pemahaman yang berbeda 4.

   Faktor yang

  melatarbelakangi kohesi sosial warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari 5.

   Pendidikan keagamaan

  dikalangan warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari Data Sekunder

  1. Dokumen dusun 1.

  Observasi Keadaan geografis

  Honggosari 2.

  Keadaan demografi 3.

  Dokumentasi Sejarah masjid

  2. Monografi 4.

  Kegiatan masyarakat antara

  masyarakat

  warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari 5.

  Struktur organisasi warga

  3. Pengurus

  Muhammadiyah dan NU

  Muhammadiyah dan NU

6. Prosedur Pengumpulan Data a.

  Observasi Secara umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan.

  Sedangkan secara khusus, dalam dunia penelitian observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosialkeagamaan

  (perilaku, kejadian-kejadian, keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu tanpa memengaruhi fenomena yang diobservasi yaitu dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis (Thobrani, 2001: 167).Menurut peneliti observasi adalah mengamati objek untuk dijadikan ukuran ada tidaknya kerukunan intern agama Islam yang berbeda pemahaman di dusun tersebut.

  Black dan Champion mengelompokkan observasi dalam dua kelompok besar yaitu observasi nonpartisipan dan observasi partisipan. Observasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak banyak dituntut peranan tingkah laku atau keterlibatannya terhadap kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Dan observasi ini bersifat terbuka karena diketahui oleh subjek yang diteliti (Suprayogo,2003:167).

  Data-data yang akan digali melalui observasi pengumpulan data dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1)

  Kondisi obyektif warga dusun Honggosari Dalam hal ini, peneliti mengamati langsung kondisi obyektif warga dusun Honggosari dengan cara melakukan wawancara kepada warga dan mengamati langsung keadaan yang ada.

  2) Kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman

  Peneliti melakukan wawancara kepada masing-masing warga Muhammadiyah dan warga NU dengan menggunakan pedoman wawancara.

  b.

  Interview / Wawancara Interview yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu(Moleong,2011:186).

  Sedangkan menurut Zulganef (2008:162) wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi antara peneliti dengan responden dimana pewawancara diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden secara lisan, merangsang responden untuk menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara terbuka dimana para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu. Selain itu, penelitian ini juga termasuk kedalam jenis wawancara terstruktur dimana dalam suatu kegiatan wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan- pertanyaan yang akan diajukan. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan ketat (Moleong, 2008:188).

  Untuk membantu mendapatkan data penting maka peneliti menggunakan tape recorder. Dalam wawancara, pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik, sehingga informan bersedia bekerjasama dan merasa bebas berbicara serta dapat memberikan informasi yang sebenarnya.

  Wawancara akan dilakukan dengan beberapa warga dusun Honggosari yang berpaham Muhammadiyah dan NU baik itu laki- laki maupun perempuan. Metode ini digunakan untuk mencari informasi mengenai kohesi sosial intern umat Islam studi terhadap relasi warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  c.

  Dokumentasi Suharsimi Arikunto (1998:236) menjelaskan metode dokumentasi yaitu laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan dan buku.

  Data-data yang akan digali melalui dokumentasi, antara lain sebagai berikut : 1)

  Letak geografis dusun Honggosari 2)

  Sejarahmasjid Honggosari 3)

  Struktur organisasi Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari

7. Teknik Analisis Data

  Berdasarkan hasil pengumpulan data, selanjutnya peneliti akan melakukan analisa dan pembahasan secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun sedemikian rupa sehingga dikupas secara runtut.

  Menurut Salim (Maslikhah, 2013:323) proses analisis data sebagaimana penelitian kualitatif, maka digunakan teknik analisis data dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan. Penyajian data yaitu deskripsi kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Verifikasi dari permulaan pengumpulan data, periset kualitatif mencari makna dari gejala yang diperoleh di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur akusalitas, dan proposisi. Jadi, dalam analisis data terdapat tiga hal yaitu dengan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.

  Maka dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif, dimana data dianalisa dengan metode deskriptif analisis non statistik yang meliputi cara berfikir induktif, yaitu peneliti berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum.

  8. Pengecekan Keabsahan Temuan

  Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data yang dikumpulkan, peneliti menggunakan trianggulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2011:330).

  Dalam penelitian ini, Triangulasi yang peneliti gunakan yaitu, metode wawancara, sumber, dan observasi. Triangulasi wawancara adalah menggali kebenaran informan melalui wawancara dari informan tersebut, dan triangulasi sumber adalah menggali kebenaran informan tertentu melalui sumber yang berbeda. Sedangkan, triangulasi observasi adalah menggali kebenaran informan tertentu dengan mengamati langsung dan dokumentasi. diakses

  8April 2015). Misalnya dengan bertanya kepada orang terdekat dari informan untuk memperkaya pengetahuan peneliti.

  9. Tahap-tahap penelitian

  Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penelitian laporan.Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut: a.

  Tahap sebelum kelapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman di dusun honggosari.

  c.

  Tahap Analisis Data Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam tentang kerukunan intern umat Islam yang berbeda pemahaman. Kemudian, dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti, selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data, sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

  d.

  Tahap Laporan Tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian, kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu, melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan peneliti skripsi yang sempurna.Langkah terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

BABI PENDAHULUAN

  Dalam bab pendahuluan akan dibahas:

  A. Latar belakang masalah

  B. Rumusan Masalah

  C. Tujuan Penelitian

  D. Kegunaan Penelitian

  E. Penegasan Istilah

  F. Metode penelitian

  1. Jenis Penelitian

  2. Kehadiran Peneliti

  3. Lokasi Penelitian

  4. Sumber Data

  5. Prosedur pengumpulan Data

  6. Analisis Data

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  8. Tahap-tahap Penelitian

  G. Sistematika penulisan

Bab II LANDASAN TEORI

  Dalam bab ini akan dibahas beberapa teori yang berhubungan dengan penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain:

  A. Kohesi sosialintern umat Islam

  1. Kohesi sosial

  2. Ukhuwah dalam Islam a.

  Pengertian ukhuwah b.

  Macam-macam ukhuwah c. Tingkat ukhuwah d.

  Pentingnya ukhuwah

  B. Sekilas Sejarah Muhammadiyah dan NU

  1. Muhammadiyah a.

  Sejarah Muhammadiyah b. Konsep ukhuwah Muhammadiyah c. Keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah

  2. Nahdalatul Ulama (NU)

  a. Sejarah NU

  b. Ukhuwah NU

  c. Basis massa NU

  C. Pemahaman keagamaan antara Muhammadiyah dan NU 1.

  Paham Muhammadiyah 2. Paham Nahdlatul Ulama (NU)

  D. Prinsip-prinsip keberagamaan Muhammadiyah dan NU

1. Dasar-dasar paham keagamaan Muhammadiyah 2.

  Dasar-dasar paham keagamaan NU

  2. Sejarah Masjid Al-Mubarok dusun Honggosari.

  3. Struktur organisasi Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  4. Kondisi obyektif warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

  2. Cara pandang keagamaan warga Muhammadiyah dan NU terhadap pemahaman yang berbeda di dusun Honggosari.

  3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi kohesi sosial warga Muhammadiyah dan NU di usun Honggosari.

  4. Pendidikan keagamaan di kalangan warga Muhammadiyah dan NU di dusun Honggosari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kohesi Sosial Intern Umat Islam 1. Kohesi Sosial Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 712) salah satu pengertian dari kohesi adalah hubungan yang erat; perpaduan yang kokoh. Sedangkan, sosial adalah berkenaan dengan masyarakat; suka

  memperhatikan kepentingan umum. Jadi, kohesi sosial adalah kekuatan yang berlaku pada anggota suatu masyarakat untuk tinggal di dalamnya, dan dengan aktif berperan untuk kelompok menjadi kompak. s 14 September 2015)

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkanbahwa kohesi merupakan usaha suatu kelompok untuk menyatu dengan kelompok yang lain.

  Sedangkan, sosial adalah hubungan manusia dengan manusia dalam suatu lingkungan, yang di dalamnya terdapat interaksi kehidupan seperti gotong- royong. Jadi, kohesi sosial adalah keterikatan manusia dalam sebuah kelompok yang saling mendorong dan membantu satu sama lain dengan landasan kebersamaan dan persaudaran.

  Persatuan adalah buah persaudaraan, di mana masyarakat Islam yang bersaudara adalah masyarakat yang satu dalam akidah, ibadah, akhlak, nilai-nilai kemanusiaan dan dasar-dasar hukumnya. Islam telah menyatukan seseorang dalam ikatan persaudaraan yang di dalamnya terdapat berbagai perbedaan aliran pemikiran, keanekaragaman budaya, serta tingkat kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik (Musa, 2005:68).

  Kohesi dalam Islam tidak lain adalah ukhuwah, seperti halnya kohesi kelompok dalam bidang akidah atau akhlak dapat dilihat secara real dalam bentuk ukhuwah antar umat Islam.

2. Ukhuwah dalam Islam a.

  Pengertian Ukhuwah Ukhuwah berasal dari kata yang berarti

  اااخأ خ اااي اااخأ - – “menjadikan saudara atau kawan” (Yunus, 1973: 36). Persaudaraan yang dimaksud dalam ukhuwah ini bukan hanya terbatas pada saudara yang masih punya hubungan darah, melainkan saudara seiman.Sehingga dalam ukhuwah Islamiyah tidak hanya terbatas oleh suku, bangsa dan lain sebagainya.Adapun secara istilah ukhuwah islamiyah adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang, persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.

  Ukhuwah (persaudaraan) adalah sesuatu yang telah dicontohkan oleh Rasullullah SAW. dan menjadi salah satu keharusan dalam syariat Islam di mana Islam begitu menjunjung tinggi persaudaraan, baik sesama muslim maupun non muslim, dan inilah bukti bahwa Islam adalah agama rahmatan lil alamin.

  Dengan berukhuwah akan timbul sikap saling tolong-menolong, saling pengertian dan tidak mendzalimi harta maupun kehormatan orang lain yang semua itu muncul karena Allah semata. Sedangkan, menurut Muhaimin, (2005: 357) ukhuwah berarti kesamaan dan keserasian dalam banyak hal.Dengan konsep ukhuwah, diharapkan ada persaudaraan dan persamaan yang tidak membeda-bedakan umat manusia atas jenis kelamin, asal-usul, etnis, warna kulit, latar belakang historis, sosial, status ekonomi, mengingat umat Muhammad adalah umat yang satu (QS.Al- Isra’ ayat 27).

  Islam sangat menekankan pentingnya ajaran ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antara sesama muslim) baik dalam Al-

  Qur’an maupun dalam Hadis. Ajaran tentang ukhuwah ini sangat ditekankan dengan maksud untuk membina dan mengembangkan terciptanya pilar-pilar kerukunan hidup dan hubungan harmonis antara sesama umat Islam (Faisal, 2004: 41).

  Jadi ukhuwah antar umat Islam itu didasarkan pada akidah Islamnya dan pemenuhan kebutuhan sosial yang digambarkan bagaikan satu bangunan, di mana umat Islam satu sama lain saling menguatkan dan juga digambarkan seperti satu tubuh,jika ada bagian tubuh yang sakit maka seluruh anggota tubuh merasakan sakit.

  Ukhuwah sangat diperlukan bagi manusia dalam mempertahankan hidupnya baik untuk dirinya sendiri, kelompok ataupun untuk berbangsa. Manusia itu sendiri akan membentuk kelompok agar keinginan dapat terwujud, maka setiap kelompok masyarakat harus dapat memelihara keberagaman agama dan kerukunan tersebut.

  Nilai-nilai sosial yang ditekankan oleh Islam adalah ukhuwah (persaudaraan), maka hendaknya manusia hidup di masyarakat itu saling mencintai dan saling menolong dengan diikat oleh perasaan layaknya anak-anak dalam satu keluarga (Yusuf, 2003: 221).Di antara buah persaudaraan adalah persatuan (wihdah).

  Masyarakat Islam tidak pantas bila berpecah-belah seperti masyarakat lainnya yang dipicu oleh fanatisme golongan, ras, warna kulit, tanah air, bahasa, kelas sosial, madzhab, atau yang lainnya sehingga umat Islam dapat bersatu dengan tidak memandang sebelah mata perbedaan yang ada. Perbedaan pendapat tidak boleh menjadi penyebab perpecahan atau permusuhan, karena para sahabat dan tabiin juga berselisih dalam berbagai persoalan.Akan tetapi, hal itu tidak membuat mereka berpecah-belah, bahkan mereka toleran dan saling mendoakan (Yusuf, 2003: 238).

  Al- Qur’an menegaskan konsep persaudaraan sesama umat Islam dalam surat Al-Hujurat [49]: 10

  



Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 85

Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 23 119

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM TRADISI GUGUR GUNUNG Studi Kasus di Dusun Kalisari Desa Ngadirejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 127

PENGELOLAAN ZAKAT FITRAH BERDASARKAN KONSEP MASLAHAT LIL UMMAT (Studi Kasus di Dusun Kaliwaru, Desa Tengaran, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 0 141

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101

FUNGSI MANAJEMEN PADA KOMPETENSI PEDAGOGI BAGI GURU MTs NU SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 132

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 4 119