NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI

  BOYONGAN RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh SUGENG WIBOWO NIM 11110017 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

  

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 fax 323433 Salatiga 50721

Website: www.stain salatiga.ac.id/Email

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Sugeng Wibowo NIM : 11110017 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : Nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi boyongan rumah di desa ngenden kecamatan ampel kabupaten boyolali tahun 2014 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 12 Oktober 2014 Pembimbing Drs. Juz‟an, M.Hum.

  NIP. 19611024 1989031 002 SKRIPSI

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN

  RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN 2014

  DISUSUN OLEH

  

SUGENG WIBOWO

111 10 017

  Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal...................... 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Sekretaris Penguji : Penguji I : Penguji II : Penguji III : Salatiga, ......................

  Ketua STAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Sugeng Wibowo NIM : 11110017 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar

  • – benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga 12 November 2014 Yang menyatakan

  Sugeng Wibowo NIM 11110017

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

...               

     

...belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan

kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan

tidak ada lagi syafa'at, dan orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah : 254)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Bapak Wardi dan Ibu Sukinah selaku orang tua yang selalu mendukung, mendo'akan dan memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi kelancaran studi, semoga Allah senantiasa meridhoinya.

  2. Endang Safitri dan Endah Safitri selaku adikku yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

  3. Bapak Drs. Juz‟an M.Hum, selaku Dosen Pembimbing yang dengan keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

  4. Rekan-rekan seperjuangan (PAI Angkatan 2010) yang selalu memberikan

  

KATA PENGANTAR

ميح ّرلا نمح ّرلا الله مسب

Assalamu‟alaikum Wr. Wb.

  Puja dan puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya dalam penyusunan skripsi berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Boyongan Rumah Didesa Ngenden

  Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014 . Shalawat dan salam semoga

  senantiasa tercurah kepada Nabi Muhamad yang telah menerangi dunia dengan kesempurnaan agama Islam.

  Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian kualitatif untuk mengetahui seberapa jauh upaya untuk menjaga dan melestarikan ritual dari tradisi yang ada dalam masyarakat. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd.

  2. Ketua Jurusan STAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

  3. Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam Rasimin, S.Pd.I, M.Pd.

  4. atas bimbingan, arahan, dan Pembimbing Skripsi Drs. Juz‟an, M.Hum. motivasi yang diberikan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik STAIN Salatiga.

  6. Drs. Eko Warsono selaku Kepala Desa Ngenden yang telah memberikan ijin penelitian bagi penulis.

  Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang peneliti harapkan. Tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam pembahasan ataupun penulisan. Hal ini merupakan keterbatasan kemampuan peneliti. Dan semoga apa yang telah tertulis dalam skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, dan khususnya bagi peneliti.

  Salatiga, 12 November 2014

  Peneliti Sugeng Wibowo NIM 111 10 017

  

ABSTRAK

  Wibowo, Sugeng. 2014. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Boyongan

  Rumah Di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

  Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Juz‟an, M.Hum.

  Kata kunci : Nilai Pendidikan Islam, Boyongan Rumah Penelitian ini merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan ritual dari tradisi yang ada dalam masyarakat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

  1. Bagaimanakah masyarakat memahami tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014? 2. Bagaimanakah masyarakat melakukan prosesi tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014? 3. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2014?.

  Tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pemahamam masyarakat tentang tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014. 2. Untuk mengetahui prosesi tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014. 3. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan. Analisis datanya menggunakan deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014 adalah: Nilai aqidah, yaitu meyakini bahwa Allah SWT merupakan satu-satunya dzat yang memberikan keselamatan dan rezeki kepada manusia. Nilai ibadah, yaitu dilakukan upacara berdo‟a untuk mendoakan keselamatan warga dan arwah sebagai wujud ibadah. Nilai syukur yaitu mensyukuri segala nikmat yang diberikan oleh Allah. Nilai gotong royong/ kerjasama yaitu masyarakat secara bersama-sama gotong royong memindahkan rumah ataupun perlengkapan rumah dari rumah lama ke tempat yang baru. Nilai Persatuan dan Kesatuan yaitu kebersamaan yang senantiasa terjaga agar kehidupan disekitarnya dapat hidup dengan rukun dan tanpa ada perselisihan.

  Saran yang dapat disampaikan adalah pentingnya nilai pendidikan Islam yang ada dalam tradisi boyongan rumah tersebut perlu adanya pelestarian dari generasi penerus, terutama dalam memahami aspek-aspek nilai pendidikan Islam yang ada di dalam acara tersebut, sehingga tidak akan mudah tergerus oleh perkembangan zaman.

  DAFTAR ISI

  1. Nilai........................................................................

  19

  18

  16

  16

  4. Tujuan Pendidikan Islam........................................

  3. Pendidikan Islam.....................................................

  2. Subjek Pendidikan..................................................

  16 A. Nilai-nilai Pendidikan Islam .........................................

  HALAMAN JUDUL........................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................... iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iv HALAMAN MOTTO......................................................................... v HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................... vi KATA PENGANTAR......................................................................... vii ABSTRAK........................................................................................... viii DAFTAR ISI....................................................................................... x DAFTAR TABEL............................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN.................................................................

  15 BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................

  9 G. Sistematika Penulisan....................................................

  6 F. Metode Penelitian..........................................................

  5 E. Definisi Operasional......................................................

  4 D. Manfaat Penelitian.........................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ..........................................................

  1 B. Rumusan Masalah..........................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah................................................

  22

  7.

  25 Materi Pendidikan Islam.........................................

  B.

  29 Kebudayaan Masyarakat Jawa.......................................

  C.

  32 Hubungan Islam dengan Budaya Jawa..........................

  D.

  34 Tinjauan tentang Boyongan Rumah..............................

  BAB III HASIL PENELITIAN..........................................................

  44 A.

  44 Paparan Data..................................................................

  1.

  44 Letak Geografis........................................................

  2.

  46 Keadaan Demografis................................................

  3.

  49 Keadaan Sosial Budaya...........................................

  B.

  50 Temuan Peneliti.............................................................

  BAB IV PEMBAHASAN...................................................................

  65 BAB V PENUTUP.............................................................................

  70 A.

  70 Kesimpulan....................................................................

  B.

  73 Saran.............................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

  3.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin...................................... 46

  3.2 Sarana Pendidikan........................................................................... 47

  3.3 Pendidikan Masyarakat Desa Ngenden........................................... 47

  3.4 Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian........................ 48

  3.5 Data Pemeluk Agama...................................................................... 49

  3.6 Sarana Ibadah.................................................................................. 49

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Daftar Pertanyaan

  2. Hasil Wawancara

  3. Dokumentasi

  4. Surat Keterangan Penelitian 5.

  Daftar Riwayat Hidup

  6. Surat Keterangan Kegiatan

  7. Lembar Konsultasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tempat tinggal atau Rumah menurut istilah jawa adalah panggonan

  atau panggenan. Dalam kehidupan berumah tangga, agar tercipta keluarga yang harmonis adalah memiliki tempat tinggal atau rumah sendiri. Menurut Arya Ronald (1997:196) orang jawa menganggap bahwa keadaan yang ideal adalah mempunyai rumah tangga sendiri yang neolokal (somah), yang dapat dibuktikan dengan adanya istilah omah-omah. Bagi orang Jawa, rumah merupakan status kemantapan rumah tangga, sehingga rumah direncanakan dan dibuat sedemikian hati-hatinya agar dikemudian hari dapat memberikan jaminan kehidupan yang lebih baik.

  Rumah merupakan monumen keluarga, yang selalu direncanakan dan dibuat sedemikian rupa kuatnya agar dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama. Anggapan satu rumah untuk selamanya masih cukup berakar di kalangan orang jawa, yang berarti untuk memiliki rumah memerlukan proses yang rumit dan panjang, juga memakan waktu yang cukup lama.

  Dalam peristiwa pembuatan, pemindahan, perbaikan, pembongkaran, dan berpindah rumah, erat kaitannya dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat pada kekuatan disekitarnya. Secara rasional, masyarakat jawa Pencipta, pemilik semesta alam beserta seluruh isinya. Kaitannya dengan berpindah rumah atau memiliki rumah yang baru orang jawa semisalnya yang ada di Desa Ngenden mempunyai suatu tradisi yang biasanya disebut dengan Boyongan Rumah.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia istilah Boyongan mempunyai arti pindah tempat (tinggal), sedangkan Rumah dalam KBBI adalah bangunan untuk tempat tinggal (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Jadi,

  

Boyongan Rumah dapat diartikan berpindah tempat atau berpindah ke rumah

yang baru.

  Dalam peristiwa Boyongan Rumah yang ada di Desa Ngenden orang yang akan menempati rumah baru tersebut jauh tempo hari sebelum akan berpindah rumah sudah menentukan hari untuk berpindah rumah. Dalam penentuan hari atau petangan, orang yang akan berpindah rumah biasanya pergi ke orang pintar atau sesepuh atau biasanya disebut dhukun petangan. Menurut Koentjaraningrat (1994:422) kata dhukun mempunyai arti yang sangat luas. Bukan hanya orang yang ahli dalam ilmu petangan saja yang mendapat sebutan itu, tetapi juga orang yang menjalankan praktek penyembuhan tradisional, ilmu gaib dan ilmu sihir. Biasanya dhukun

  

petangan meramal hari atau menentukan harinya dengan menggunakan

Primbon. Dhukun petangan berbeda dengan kahin, dhukun petangan

  menggunakan buku primbon dalam memeberikan hari baik sedangkan kahin

  Setelah mendapatkan hari yang sudah ditentukan oleh dhukun, saat prosesi pindahan menuju rumah yang baru ada kegiatan yang dinamakan

  

Slup-slupan dan Slametan atau Selamatan. Slametan berasal dari kata slamet

  yang artinya terhindar dari suatu kejadian yang tidak diinginkan secara lahiriah dan batiniah serta selalu dalam pengayoman dari Gusti Kang Murbeng Dumadi. Menurut Koentjaraningrat (1994:344) Slametan atau

  

wilujengan adalah suatu upacara pokok atau unsur terpenting dari hampir

  semua ritus dan upacara dalam sistem religi orang jawa pada umumnya dan penganut Agami Jawi khususnya, seperti yang telah dinyatakan juga oleh C.

  Geertz (1960: 11-15, 30-37). Hakekat slametan dalam bahasa jawa dinyatak an bahwa ”manungsa iku urip ing alam donya ora mung luru

  

pangan, sandhang lan papan ananging uga luru kasuwargan ”. Maksudnya

  manusia hidup di dunia tidak hanya mencari makan, pakaian, dan rumah, tapi juga mencari akherat (surga).

  Selain diadakannya Slametan, biasannya orang yang mempunyai hajat berpindah rumah sudah menyiapkan ubo rampe yang berupa tikar, bantal, guling, dan ubo rampe lainnya. Selain itu, rumah baru yang akan di huni biasannya di tiang atas (blandar) dikasih cikal (benih kelapa) ada juga yang menaruh bendera kebangsaan Indonesia yaitu Bendera Merah Putih.

  Dalam tradisi atau tindakannya tersebut, orang jawa selalu berpegang kepada dua hal. Pertama, kepada pandangan hidupnya atau falsafah hidupnya menghubungkan segala sesuatu dengan Tuhan yang serba rohaniyah atau mistis dengan magis, dengan menghormati arwah nenek moyang atau leluhurnya serta kekuatan-kekuatan yang tidak tampak oleh indra manusia. Sistem kepercayaan Jawa sama dengan Kebudayaan Jawa, makna itu merupakan serangkaian pengetahuan, petunjuk-petunjuk, aturan-aturan, resep-resep, dan strategi-strategi untuk menyesuaikan diri dan membudidayakan lingkungan hidup, yang bersumber pada sistem etika dan pandangan hidup manusia Jawa (Mulder, Niels. 1983:58)

  Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan suatu penelitian guna mengetahui maksud, tujuan, dan nilai-nilai pendidikan Islam dari tradisi Boyongan Rumah yang ada dalam kehidupan masyarakat di desa Ngenden, peneliti mengambil judul “NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI BOYONGAN

  RUMAH DI DESA NGENDEN KECAMATAN AMPEL KABUPATEN

  BOYOLALI TAHUN 20 14” B.

RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan Latar Belakang yang penulis kemukakan diatas maka yang menjadi topik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah masyarakat memahami tradisi Boyongan Rumah di Desa

  Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014? 2. Bagaimanakah masyarakat melakukan prosesi tradisi Boyongan Rumah di

  3. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2014?

C. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini secara umum bertujuan sebagai berikut : 1.

  Untuk mengetahui pemahamam masyarakat tentang tradisi Boyongan

  Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014.

  2. Untuk mengetahui prosesi tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014.

  3. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi Boyongan

  Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2014.

D. MANFAAT PENELITIAN

  Dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai penjelas adanya manfaat yang baik, bagi siapa saja yang bisa memahami kegiatan Boyongan Rumah ini dan tentunya bagi pelakunya dalam lahir, batinnya maupun dalam masyarakat yang mau melaksanakannya. Serta diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktisnya .

1. Manfaat Teoritis

  Lembaga dalam hal ini STAIN Salatiga apabila hasil penelitiannya sesuai dengan manfaatnya dan merupakan sebagai salah satu sumbangan

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini dapat mengetahui manfaat yang terkandung dalam kegiatan

  Boyongan Rumah secara sosial kemasyarakatan maupun secara spiritual bagi warga di Desa Ngenden, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

  Penelitian dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat dalam kegiatan

  Boyongan Rumah sebagai sarana bersosialisasi di kehidupan bermasyarakat, bersedekah, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

  Adapun kegunaan lain dari penelitian ini adalah: 1.

  Diharapkan dapat memberi kontribusi positif pada kajian-kajian sejenis pada waktu-waktu selanjutnya.

  2. Dengan penelitian ini diharapkan menjadi nilai tambah yang berguna untuk peneliti khususnya dan untuk masyarakat pada umumnya.

3. Dapat memberikan tambahan informasi dan pengetahuan bagi para pembaca.

E. DEFINISI OPERASIONAL

  Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam menafsirkan kata- kata istilah yang digunakan oleh penulis, maka penulis mendefinisikan istilah-istilah sebagai berikut: Nilai merupakan bentuk yang simbolik dan praktis yang ada dalam dunia umat manusia yang sekaligus membedakannya dengan makhluk yang lain.

  Misalnya, nilai baik buruk, adil sewenang-wenang, demokratis-otoriter, benar-salah, dan lain-lain (Alaena, Badrun. 2000: 159 ). Nilai-nilai mempunyai sebuah elemen konsepsi yang lebih mendalam dibandingkan dengan hanya sekedar sensasi, emosi, atau kebutuhan. Dalam kenyataan, nilai-nilai berhubungan dengan pilihan, dan pilihan merupakan prasyarat untuk mengambil suatu tindakan.

2. Pendidikan Islam

  Pendidikan Islam adalah segala usaha memelihara dan mengembangkan

  fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada padanya menuju

  terbentuknya manusia seutuhnya(insan kamil) sesuai dengan norma islam (Ahmadi, 1992:20).

  Menurut Drs. Burlian Shomad, Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajad tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah. Beliau mengemukakan pendidikan itu baru dapat disebut Pendidikan Islam apabila memiliki 2 ciri yaitu :

1. Tujuannya untuk membentuk individu menjadi bercorak tertinggi menurut ukuran Al-Qur'an.

  sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. diakses pada 08 November 2013 pukul 15:09)

3. Tradisi

  Tradisi traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok atauang sama. Istilah tradisi, biasannya secara umum dimaksudkan untuk menunjuk kepada suatu nilai, norma dan adat kebiasaan yang berbau lama, dan yang lama tersebut hingga kini masih diterima, di ikuti bahkan dipertahankan oleh kelompok tertentu. Menurut khasanah bahasa indonesia, tradisi berarti segala sesuatu seperti adat, kebiasaan, ajaran, dan sebagainnya, yang turun temurun dari nenek moyang. Ada pula yang menginformasikan, bahwa tradisi berasal dari kata traditium, yaitu segala sesuatu yang di transmisikan, diwariskan oleh masa lalu ke masa sekarang.

  Berdasarkan dua sumber tersebut jelaslah bahwa tradisi, intinya adalah warisan masa lalu yang di lestarikan hingga sekarang. Warisan masa lalu itu dapat berupa nilai, norma sosial, pola kelakuan dan adat kebiasaan lain yang merupakan wujud dari berbagai aspek kehidupan (Bawani, 1990:23).

  Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanyaang lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah.

4. Boyongan Rumah

  Boyongan menurut KBBI mempunyai arti pindah tempat (tinggal), Rumah

  berarti bangunan untuk tempat tinggal. Jadi, Boyongan Rumah dapat diartikan berpindah tempat atau berpindah ke rumah yang baru.

F. METODE PENELITIAN

  Metode di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Penelitian diartikan upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati-hati, dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

  Ada beberapa komponen dalam metode penelitian ini : 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian lapangan. Dan menggunakan pendekatan kualitatif. Dilihat dari sifatnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, penelitian yang menjelaskan realitas yang ada di lapangan kemudian menganalisisnya dengan cara memaparkan atau mendeskripsikan dengan kata-kata atau kalimat.

2. Kehadiran Peneliti

  dalam penelitian ini bertindak secara langsung dan terlibat aktif di lapangan guna mendapatkan data yang riil dan akurat.

  3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ngenden, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Sebuah desa yang tradisi

  Boyongan Rumahnya masih ada yang melakukan ritual-ritual sesuai tradisi

  yang berlaku di masyarakat tersebut. Alasan tersebutlah yang menjadikan penulis ingin melakukan penelitian di desa tersebut.

  4. Sumber Data a.

  Sumber Primer Sumber Primer berupa bukti atau fakta tentang tradisi Boyongan Rumah yang diuraikan oleh para pelaku yang melakukan tradisi Boyongan

  Rumah .

  b.

  Sumber Sekunder Sumber Sekunder berupa laporan penelitian dan buku-buku yang berkaitan atau mirip dengan tradisi Boyongan Rumah.

  5. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode diantarannya : a.

  Yaitu pengamatan atau pencatatan dengan sistematis fenomena- fenomena yang diselidiki, mengenai keterkaitan antara nilai-nilai pendidikan islam dalam tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Dalam observasi, peneliti ikut serta dalam kegiatan Boyongan Rumah.

  b.

  Wawancara atau Interview Yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan. Hal ini dilakukan kepada masyarakat di Desa Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali di antarannya: (1) sesepuh desa (2) pemerintah desa (3) tokoh masyarakat (4) tokoh agama.

  c.

  Dokumen Yaitu teknik dengan cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah penyelidikan. Dokumen yang digunakan oleh peneliti adalah keikutsertaan dalam proses kegiatan Boyongan Rumah.

6. Analisis Data

  Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis. Kegiatan-kegiatan analisis selama penulis mengumpulkan data meliputi: a. b.

  Penyusunan temuan-temuan sementara berdasarkan data yang telah terkumpul.

  c.

  Pembuatan rencana pengumpulan data berikutnya berdasarkan temuan- temuan pengumpulan data sebelumnya.

  d.

  Pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka pengumpulan data berikutnya.

  e.

  Penetapan sasaran-sasaran pengumpulan data berikutnya.

  Setelah data terkumpul maka selanjutnya adalah tahap menganalisis data, sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah di teliti. Jadi, “teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data serta menarik kesimpulan (verifikasi)

  “ (Milles, 1992:16-18).

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil di kumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Secara ringkas menurut Lexy J. Moloeng (2008:326) mengatakan, pemeriksaan Keabsahan data yaitu: a.

  Perpanjangan keikutsertaan Sebagaimana di jelaskan sebelumnya, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentuan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

  b.

  Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada isu yang di cari tersebut.

  c.

  Triangulasi Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatun yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukannya dengan cara:

  1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

  2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

  3) Memanfatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan dapat

  Teknik ini dilakukan dengan cara menyampaikan hasil sementara atau hasil akhir penelitian kepada rekan-rekan sejawat.

  e.

  Kajian kasus negatif Teknik analisis kasus negatif dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh kasus yang tidak sesuai dengan pola dan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

  f.

  Pengecekan anggota Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Dalam hal ini pengecekan yang dilakukan dengan anggota yang terlibat dalam pengumpulan data meliputi data, Kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan.

  g.

  Uraian rinci Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan.

  h.

  Auditing Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiksal yang dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.

8. Tahap-tahap Penelitian

  Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2)

  5) Ujian munaqosah skripsi

  4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian

  3) Perbaikan hasil konsultasi

  2) Konsultasi penelitian kepada pembimbing

  1) Penulisan hasil penelitian

  Pengecekan keabsahan data d. Tahap penulisan laporan penelitian

  Tahap-tahap penelitian yang di gunakan oleh peneliti sebagai berikut: a.

  Tahap pra lapangan 1)

  3) Pencatatan data yang telah di kumpulkan c.

  2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian

  1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

  Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi:

  Menyusun proposal penelitian 3)

  Mengajukan judul penelitian 2)

  Tahap analisis data, meliputi kegiatan: 1)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika dalam penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan saling melengkapi, adapun sitematika penulisan sebagai berikut:

  BAB I Menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, subyek penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka A. Tinjauan tentang Nilai pendidikan Islam meliputi : Definisi Nilai, Pendidikan Islam, Tujuan Pendidikan Islam, Prinsip- Prinsip Pendidikan Islam dan Materi Pendidikan Islam. B. Kebudayaan masyarakat jawa. C. Tinjauan tentang Boyongan Rumah. BAB III Paparan data dan hasil penelitian yang mencakup gambaran umum Desa Ngenden, Keadaan Sosial Masyarakat, serta Ritual Tradisi Boyongan Rumah di Desa Ngenden

  BAB V Penutup Dalam bab ini akan disampaikan tentang kesimpulan dan saran. Diakhiri dengan daftar pustaka, serta lampiran-lampiran yang dapat mendukung laporan penelitian ini. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam 1. Nilai

  Nilai adalah standar tingkah laku, keindahan, keadilan, dan efisiensi yang mengikat manusia dan sepatutnya dijalankan serta dipertahankan. Nilai merupakan hak milik pribadi seseorang. Tindakan seseorang mencerminkan nilai yang dianutnya, baik atau buruk tindakan seseorang merupakan pilihan, karena suatu nilai telah menjadi pegangan, suatu norma, bahkan telah menjadi prinsip hidup seseorang. Perwujudan nilai dari seseorang dapat dilihat dari cara berpakaian, teman-teman yang dipilihnya, tempat kediaman, bacaan, tempat pilihan rekreasi, cara bergaul, bahkan pekerjaan yang dipilihnya.

  Menurut Thoha (1996:61) nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ia ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, disenangi dan tidak disenangi. Nilai juga diartikan sebagai sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu yang bernilai itu berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Persahabatan sebagai nilai (positif/baik) tidak akan berubah esensinya manakala ada pengkhianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung.

  Segala sesuatu yang ada dalam alam semesta, langsung atau tidak langsung, disadari atau tidak disadari manusia mengandung nilai-nilai perwujudan nilai-nilai di dalam dunia budaya manusia. Nilai-nilai kehidupan manusia sebagai makhluk sosial merupakan modal kesadaran diri dalam memahami tujuan hidup dan menyadari untuk apa manusia hidup dengan segala keterbatasan dan potensi yang dimilikinya.

  Menurut Alo Liliweri (2003:108) nilai adalah sebuah kepercayaan yang didasarkan pada sebuah kode etik di dalam masyarakat. Nilai menunjukkan kepada kita tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, ia juga menunjukkan tentang bagaimana seharusnya kita hidup sekarang dan akan datang, juga bagaimana pengalaman hidup di masa lalu.

  Nilai merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

  Nilai-nilai merupakan abstraksi dari pengalaman-pengalaman pribadi seseorang dengan sesamanya.

  Adapun tingkatan-tingkatan nilai, menurut Arnold Green, ada tiga tingkatan, yaitu: perasaan (sentimen) yang abstrak, norma-norma moral, dan keakuan (kedirian). Ketiga tingkatan tersebut ditemukan di dalam kepribadian seseorang. (Sulaeman, M. Munandar, 1995 : 20) .

  Dari beberapa pendapat tersebut di atas pengertian nilai dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai di sini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek).

  Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Subjek pendidikan yang dipahami kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru-guru di institusi formal (disekolah) maupun non formal dan lingkungan masyarakat, sedangkan pendidikan pertama (tarbiyatul awwal) yang kita pahami selama ini adalah dalam lingkup rumah tangga (orang tua). Subjek pendidikan sangat berpengaruh sekali kepada keberhasilan atau gagalnya tentang pendidikan, disebabkan banyak hal yang melatarbelakangi sipendidik.

  Ahmad Munir (2008 : 13) mengatakan dalam dunia pendidikan seorang pendidik (orang tua, guru, kyai, tokoh, cerdik-pandai) berposisi sebagai subyek. Sementara anak didik tidak dapat dianggap sebagai obyek, meskipun terhadap mereka inilah proses pendidikan ditujukan. Sementara lingkungan merupakan kesatuan yang berpautan secara utuh dan erat antara subyek dan obyek pendidikan.

  Proses pendidikan tidak terbatas ruang dan waktu. Pendidikan bisa kapan dan dimana saja seperti di lingkungan yang mencakup keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan sarana terpenting untuk proses pendidikan. Dalam lingkungan keluarga yang berperan adalah orang tua, di sekolah yang berperan adalah guru dan pergaulan dari teman yang ada disekolahannya, sedangkan dalam masyarakat secara sederhana masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh

3. Pendidikan Islam

  Pendidikan sangat diperlukan sebagai proses yang mampu membangun potensi manusia menuju kemajuan dalam segala aspek. Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam bahasa Arabnya adalah “tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”. Kata “pengajaran” dalam bahasa Arabnya adalah “ta‟lim” dengan kata kerjanya “ „alama “. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “tarbiyah wa ta‟lim” sedangkan “Pendidikan Islam” dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah” (Depag Republik Indonesia, 1984:25).

  Istilah pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat di dalam masyarakat dan bangsa. Pendidikan menurut Islam atau Pendidikan Islami, yakni pendidikan yang dipahami dan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al- qur‟an dan Al-Sunnah (Muhaimin, 2002 : 29).

  Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

  Dalam hubungannya dengan pengertian pendidikan Islam ini dapat pula kita perhatikan pada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar pendidikan Islam sebagaimana dikutip oleh Djumransjah (2007 : 16-18), antara lain :

  1. Abdurrahman Al-Nahlawi mengemukakan bahwa pendidikan Islam manjadi suatu tuntutan dan kebutuhan mutlak umat manusia, karena; a)

  Untuk menyelamatkan anak-anak di dalam tubuh umat manusia pada umumnya dari ancaman sebagai korban hawa nafsu orang tua terhadap kebendaan, sistem materialistis non humanistis, pemberian kebebasan yang berlebihan dan pemanjaan; b)

  Untuk menyelamatkan anak-anak di lingkungan bangsa-bangsa yang sedang berkembang dan lemah dari ketundukan, kepatuhan dan penyerahan diri kepada kekuasaan kezhaliman dan penjajahan.

  2. Dr. Miqdad Yaljan (seorang Guru Besar Ilmu-ilmu Sosial di Universitas Muhammad bin Su‟ud di Riyadh Saudi Arabia) menerangkan bahwa pendidikan Islam diartikan sebagai usaha menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari segala aspek yang bermacam-macam: aspek kesehatan, akal, keyakinan, kejiwaan, akhlak, kemauan, daya cipta dalam semua tingkat pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan versi dan metode-metode pendidikan yang ada di antaranya.

  3. Pendidikan Islam menurut Dr. Mohammad Fadil al-Jamaly (Guru Besar Pendidikan di Universitas Tunisia) adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar atau fitrah dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar). Esensi pendidikan Islam yang yang memimpin manusia ke arah akhlak yang mulia dengan memberikan kesempatan keterbukaan terhadap pengaruh dari dunia luar dan perkembangan dari dalam diri manusia yang merupakan kemampuan dasar yang dilandasi oleh keimanan kepada Allah. Pendapat beliau tersebut didasarkan atas firman Allah di dalam al-

  Qur‟an: a. Surat al-Rum ayat 30:

             (Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.

  b.

  Surat al-Nahl ayat 78:

               

     “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”

  Dari beberapa pengertian tentang pendidikan Islam tadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar dan kemampuan ajarnya untuk pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.

  4. Tujuan Pendidikan Islam

  Tujuan pendidikan Islam yang agung senantiasa selaras dengan tujuan agama itu sendiri. Yaitu mewujudkan seorang mu‟min yang bertaqwa kepada-Nya, memperbaiki ibadahnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat, sebagaimana Allah mengutus para Rasul sebagai pendidik dan pengajar, dan melengkapinya dengan berbagai kitab samawi, untuk merealisasikan tujuan yang besar diatas,(Muhammad Hafidz dan Kastolani, 2009:34). Menurut Azhari (online) Ciri-ciri mukmin dijelaskan al-Quran dalam surah At-Taubah 112:

  “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang berpuasa, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang- orang mukmin itu”

  Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT, agar mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia, baik kepada sesama makhluk, dan senantiasa beribadah kepada-Nya.

  5. Nilai-nilai Pendidikan Islam

  Nilai adalah sesuatu yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan Pendidikan Islam adalah suatu bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar dan kemampuan ajarnya untuk pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur- angsur ditanamkan ke dalam diri manusia, tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian. Jadi Nilai-nilai Pendidikan Islam adalah hal-hal yang berguna, bermanfaat, mendukung demi tercapainya tujuan pendidikan Islam.

  Hal-hal untuk mencapai tujuan pendidikan islam yang berkaitan dengan adalah seperti dalam kegiatan ritual-ritualnya yaitu

  boyongan rumah

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM SIM BOL-SIM BOL WALIMATUL 'U R SY DI DESA CAN DIREJO KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2 0 0 9 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd

0 1 147

PENDIDIKAN ISLAM BAGI ANAK DALAM KELUARGA BURUH TANI DI DESA SELOPAJANG BARAT KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 124

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI PUNGGAHAN DAN KUPATAN PADA MASYARAKAT DUKUH KRANGKENG SARI DESA GROGOLAN KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 SKRIPSI

0 0 132

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 85

HUBUNGAN INTENSITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN ISLAM DENGAN PENGHAYATAN KEAGAMAAN SISWA KELAS XII SMK NU UNGARAN TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 101

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI WIWIT DAN TINGKEBAN PERTANIAN DI DESA WONOKERTO KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

0 0 83

PENGARUH KEWIBAWAAN PENGASUH TERHADAP INTERAKSI SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN EDI MANCORO DESA GEDANGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 1 103

PEMBINAAN KEAGAMAAN DALAM KONSEP SAPTA MARGA DI LINGKUNGAN TNI YONIF 411 KOSTRAD SALATIGA TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 127