KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

ABSTRAK

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI
BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN
BANDING AGUNG OKU SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh
Eka Puspita Sari

Kebiasaan belajar dalam proses pembelajaran Geografi sangat penting yaitu
merupakan komponen dalam proses pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan
dari diri siswa seperti membuat jadwal pelajaran, membaca buku, membuat
catatan, mengulangi pelajaran, dan mengerjakan tugas dengan diterapkan kelima
kebiasaan siswa tersebut prestasi siswa akan baik tapi sebaliknya jika tidak di
terapkan prestasi siswa rendah. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang
memiliki prestasi yang masih rendah dalam belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang hubungan kebiasaan belajar
dengan prestasi belajar Geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Oku
Selatan Tahun Pelajran 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian adalah korelasional dengan populasi 90 siswa yang kemudian diambil

sebagai sampel sebanyak 45 siswa. Pengumpulan datanya menggunakan test,
angket dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan korelasi Sperman Rank
atau spearman Brown.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: Ada hubungan positif erat dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar Geografi siswa kelas X MAN Banding Agung OKU Selatan
tahun pelajaran 2012-2013. Hal ini dikarenakan besarnya nilai yang diperoleh
yaitu sebesar 0,425 berada antara 0,25–0,50, sehingga tingkat keeratan hubungan
dikatakan cukup kuat.

Kata Kunci: Korelasi, Kebiasaan Belajar, Prestasi Belajar

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .....................................................................................

xii


DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xiv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………… ....
B. Identifikasi Masalah……………………………………. .
C. Rumusan Masalah……………………………………….
D. Tujuan Penelitian ..............................................................
E. Kegunaan Penelitian..........................................................
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................

1
8
8
9
9
9


II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka ............................................................... 11
1. PengertianBelajar ........................................................ 11
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah belajar ... 13
3. Pembelajaran Geografi ............................................... 18
4. Prestasi belajar ........................................................... 19
5. Kebiasaan belajar ........................................................ 20
6. Hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi belajar... 26
B. Penelitian yang Relevan .................................................... 27
C. Kerangka Pikir .................................................................. 27
D. Hipotesis ........................................................................... 28
III.

METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .............................................................
B. Populasi dan Sampel .........................................................
1. Populasi .......................................................................
2. Sampel .........................................................................
C. Variabel Penelitian ............................................................
D. Definisi Operasional Variabel ..........................................


29
29
29
30
31
32

E.

F.

G.
H.

1. Kebiasaan Belajar........................................................
2. Prestasi Belajar ............................................................
Tekhnik Pengumpulan Data .............................................
1. Angket .........................................................................
2. Test .............................................................................

3. Dokumentasi ..............................................................
Uji Persyaratan Instrumen ................................................
1. Uji Validitas ...............................................................
2. Uji Reliabilitas ...........................................................
3. Revisi Instrumen ........................................................
4. Tingkat kesukaran .....................................................
5. Daya pembeda .............................................................
Laporan Hasil Uji Persyaratan Analisis Data....................
1. Uji Normalitas .............................................................
Pengujian Hipotesis ...........................................................

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Tempat Penelitian .................................
1. Lokasi Penelitian ........................................................
2. Sejarah Berdirinya MAN Banding Agung Oku
Selatan ........................................................................
3. Visi dan Misi MAN Banding Agung ..........................
4. Keadaan Gedung MAN Banding Agung Oku
Selatan .........................................................................
5. Keadaan Guru dan Staf MAN Banding Agung Oku

Selatan .........................................................................
6. Keadaan Siswa MAN Banding Agung Oku Selatan ...
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................
1. Keadaan Responden Berdasarkan Prestasi Belajar ....
2. Gambaran Jawaban Responden Tentang Kebiasaan
Belajar Siswa...............................................................
C. Laporan Hasil Uji Persyaratan Instrumen ……………...
1. Validitas …………………………………………….
2. Reliabilitas ………………………………………….
D. Pengujian Hipotesis ...........................................................
E. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................
V.

32
33
34
34
35
35
36

36
37
38
40
41
41
41
42

44
44
45
45
46
49
50
50
51
53
54

54
55
57
58

PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran ..................................................................................

64
65

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................

67

LAMPIRAN ..................................................................................

68


1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pengertian sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyrakat dan
kebudayaan. Pendidikan bagi kehidupan umat mausia merupakan kebutuhan
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan
aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan
hidup mereka.

Pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan
konsisten berdasarkan berbagai pandangan teoretikal sepanjang waktu sesuai
dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Jadi dari uraian diatas tentang
pengertian pendidikan dapat kita kemukakan bahwa pendidikan adalah aktivitas
dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina

potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani
dan jasmani panca indera serta keterampilan).

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan
atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi

2

pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa
bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan
(verbal) sebagian besar informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang
diajarkan oleh guru.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman
(learning is defined as the modification or strengthening of behafior through
experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kengiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan belajar bukan hanya mengingat, akan
tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan
hasil latihan melainkan pengubahan kelakuaan. Belajar merupakan tindakan dan
prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh

siswa sendiri, siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Proses belajar terjadinya berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan
sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam, bendabenda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan
belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut tampak sebagai perilaku
belajar yang tampak dari luar.

Proses belajar membutuhkan kerja keras dan kebiasaan-kebiasaan belajar yang
baik. Banyak orang merasa bahwa belajar merupakan masalah yang sederhana,
mereka berpendapat hasilnya lah yang penting. Bila nilai ujian baik, berarti
kegiatan belajar yang sudah dilakukan benar tidak perlu dipersoalkan lagi,
memang pendapat tersebut ada benarnya. Suatu bidang pengetahuan akan lebih
mudah dipelajari seseorang, tetapi bagi yang lain tidak mudah. Seorang siswa

3

mungkin dapat berbuat lebih sekadar dari menghafal. Ia mampu menyusun faktafakta menjadi pemikiran yang lebih teratur atau bisa juga dikatakan bahwa
aktivitas belajar menghasilkan hal yang berbeda bagi tiap-tiap individu.

Pada proses belajar, berhasil tidaknya atau tingkat keberhasilan belajar ditentukan
atau dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang penting adalah
bagaimana subyek didik melakukan aktivitas belajar atau cara belajar siswa
(subyek didik) akan mempengaruhi perolehan hasil belajarnya. Hamalik (1980:6)
mengemukakan, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila subyek didik memiliki
(1) kesadaran atau tanggung jawab belajar (2) cara belajar yang baik dan efisien
(3) syarat-syarat yang diperlukan. Jadi cara belajar merupakan masalah yang
penting dalam proses pendidikan.

Dalam meningkatkan mutu pendidikan, fungsi sekolah sangat penting. Sekolah
Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan
peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Salah satu usaha sadar yang
digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi
belajar siswa. Dalam proses belajar siswa tidak selalu lancar seperti yang
diharapkan, terkadang mereka mengalami kesulitan dalam belajar, sehingga hal
itu menyebabkan rendahnya prestasi belajar mereka. Rendahnya prestasi belajar
disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal yang berasal dari dalam diri
siswa dan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa. Dari kedua faktor
tersebut, faktor intern siswa merupakan faktor penting dalam menentukan

4

keberhasilan belajar, sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah siswa
tersebut sebagai subyek belajar.
Ilmu tidak hanya dapat diperoleh dari lembaga pendidikan tapi dapat juga
diperoleh dimana saja kita berada apalagi didukung dengan canggihnya
tekhnologi pada zaman sekarang yang bisa mempermudah seseorang untuk
mengakses berbagai informasi dan pengetahuan. Jadi prestasi seseorang tidak
semata-mata didapat dibangku sekolah dengan berkebiasaan belajar yang baik
belum tentu prestasi belajar siswa itu akan baik juga. Di zaman sekarang kita
banyak melihat seseorang yang tidak mengenyam bangku pendidikan tapi bisa
juga mendapat kan prestasi walaupun hanya melihat dan membaca media masa
seperti dengan menonton tv, membaca koran, bertukar fikiran sama teman dan
mengakses internet sehingga wawasan, keterampilan, dan pengetahuan mereka
akan lebih luas.
Di MAN Banding Agung

tidak semua mata pelajaran yang diajarkan pada

siswanya memperoleh prestasi belajar yang tinggi, salah satunya adalah mata
pelajaran geografi. Dari seluruh siswa kelas X semester genap tahun pelajaran
2012-2013 masih banyak siswa yang memperoleh prestasi rendah pada mata
pelajaran geografi. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan di
MAN Banding Agung saat ini kebiasaan belajar siswa masih banyak yang kurang
baik ini sebabkan oleh kurangnya pengawasan sehingga siswa banyak yang
bermalas-malasan dalam belajar, sehingga proses belajar di dalam kelas tidak
berjalan efektif. Proses belajar membutuhkan kerja keras dan kebiasaan-kebiasaan
belajaryang baik. Banyak orang merasa bahwa belajar merupakan masalah yang
sederhana, mereka berpendapat hasilnya lah yang penting. Bila nilai ujian baik,

5

berarti kegiatan belajar yang sudah dilakukan benar tidak perlu dipersoalkan lagi,
memang pendapat tersebut ada benarnya. Suatu bidang pengetahuan akan lebih
mudah dipelajari seseorang, tetapi bagi yang lain tidak mudah. Seorang siswa
mungkin dapat berbuat lebih sekadar dari menghafal. Ia mampu menyusun faktafakta menjadi pemikiran yang lebih teratur atau bisa juga dikatakan bahwa
aktivitas belajar menghasilkan hal yang berbeda bagi tiap-tiap individu.

Kebiasaan belajar siswa MAN Banding Agung yang rendah seperti siswa tidak
mempunyai jadwal pelajaran, banyak dari siswa tidak memiliki buku catatan
geografi, membaca dan mengulangi pelajaran geografi dirumah jarang dilakukan
saat pemberian tugas dari mereka banyak yang tidak mengerjakan ini disebabkan
banyak siswa yang bermalas-malasan pada saat mengikuti proses pembelajaran,
saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa enggan memperhatikan materi yang
dijelaskan oleh guru dan saat berlangsungnya diskusi di kelas siswa lebih sering
bermain-main tidak serius dalam menjalankan diskusi. Sarana belajar atau sumber
belajar yang mereka miliki sangat minim, selain itu disekolah juga telah
menyediakan perpustakaan, komputer, tetapi mereka kurang memanfaatkan secara
maksimal fasilitas yang ada. Sehingga kebiasaan yang kurang baik dan tidak bisa
memanfaatkan fasilitas yang ada bisa menyebabkan rendahnya prestasi belajar
yang dimiliki siswa ini terlihat dari Tabel ulangan harian dibawah ini:

6

Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa Tiap Kelas X Semester Genap
MAN Banding Agung Oku SelatanTahun
Pelajaran 2012-2013
No
Kelas
Nilai
Jumlah Siswa
Nilai
Tertinggi

Nilai
Terendah

1

X1

17

13

30

2

X2

15

15

30

3

X3

13

17

30

Siswa

45

45

90

%

50

50

100

Sumber : Data Nilai kelas X Guru Mata Pelajaran Geografi

Dari Tabel 1 diatas, dari 90 siswa terlihat hanya 45 (50 %) siswa mendapat nilai
Tinggi dan sisanya 45 (50%) siswa masih banyak yang rendah. Terlihat bahwa
prestasi belajar siswa kelas X MAN Banding Agung belum merata ini dilihat dari
nilai harian siswa dengan standar ketuntasan minimum 70 (KKM).
Hal ini terlihat dari banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dikarenakan tidak menguasai materi prasyarat. Di awal
pembelajaran, guru sering memberikan tes untuk mengetahui kemampuan awal
siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Dari hasil tersebut, diketahui
bahwa banyak siswa yang tidak mampu menjawab soal-soal tes yang diberikan
oleh guru. Selain itu, juga diperoleh informasi bahwa kebiasaan belajar geografi
siswa kelas X di MAN Banding Agung tergolong kurang baik. Sebagian besar
siswa belum memiliki pengaturan jadwal belajar, baik di sekolah maupun di
rumah dengan baik, jarang bertanya untuk hal-hal yang kurang dipahami
mengenai materi yang sedang dipelajari pada guru, siswa belajar hanya dengan

7

menggunakan sumber yang terbatas, sering tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.

Adapun faktor yang menentukan prestasi belajar siswa adalah kebiasaan belajar,
kebiasaan belajar merupakan pola belajar yang ada pada diri siswa yang bersifat
teratur dan otomatis. Kebiasaan belajar bukan lah bawaan sejak lahir melainkan
kebiasaan itu dapat di bentuk oleh siswa sendiri serta lingkungan pendukungnya.
Suatu tuntutan atau tekad serta cita-cita yang ingin dicapai dapat mendorong
seseorang untuk membiasakan dirinya melakukan sesuatu agar apa yang
diinginkannya tercapai dengan baik. Kebiasaan belajar yang baik akan dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, sebaliknya kebiasaan belajar yang tidak baik
cenderung menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi rendah. Dalam kegiatan
sehari-hari ditemukan adanya belajar yang kurang baik. Kebiasaan tersebut antara
lain (1) belajar pada akhir semester (2) belajar tidak teratur (3) menyia-nyiakan
kesempatan belajar (4) bersekolah hanya untuk bergengsi. Kebiasaan-kebiasaan
buruk tersebut dapat ditemukan disekolah yang ada dikota besar, kota kecil, dan
dipelosok tanah air. Untuk sebagian, kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh
ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Untuk itu, maka
kebiasaan belajar yang baik sangat diperlukan karna akan memberikan hasil yang
baik.

Pentingnya kebiasaan belajar yang baik ini sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Slameto (2003:82) yaitu “Belajar bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan sikap, kecakapan, dan keterampilan, cara-cara tersebut akan menjadi
kebiasaan. Kebiasaan belajar akan mempengaruhi hasil

belajar itu sendiri”.

8

Kebiasaan belajar dapat diartikan juga sebagai cara atau tehnik yang menetap
pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan
tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kengiatan. (Djaali, 2008:128).

Prestasi belajar akan meningkat apabila siswa memiliki kebiasaan belajar yang
baik, dengan adanya kebiasaan belajar yang baik maka siswa akan mendapatkan
nilai yang baik pula sehingga memungkinkan semakin baik juga prestasi
belajarnya.
Berdasarkan latar belakang diatas alasan saya untuk mengambil judul ini untuk
mengetahui apakah ada hubungan kebiasaan belajar dan prestasi belajar terhadap
prestasi belajar geografi di sekolah ini selain untuk memudahkan saya untuk
melakukan penelitian oleh sebab itu saya tertarik untuk mengambil judul tentang
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar karna menurut informasi dari guru mata
pelajaran geografi bahwa kebiasaan belajar siswa kurang baik sehingga
berdampak pada prestasi siswa yang rendah, maka penulis mengambil judul:
“Korelasi Antara Kebiasaan Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa
Kelas X MAN Banding Agung Oku Selatan Tahun Pelajaran 2012-2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka dapat di identifikasikan
permasalahannya di MAN Banding Agung adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Prestasi belajar geografi siswa kelas X tahun pelajaran 2012-2013
di MAN Banding Agung Oku Selatan.
2. Faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa yaitu faktor
kebiasaan belajar siswa dalam pembuatan jadwal, membaca buku, membuat

9

catatan pelajaran geografi serta mengulang pelajaran dan kebiasaan siswa
dalam mengerjakan tugas dan latihan soal mandiri dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar geografi siswa.

C. Rumusan Masalah

Adakah korelasi yang positif antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi
belajar geografi siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui korelasi kebiasaan belajar siswa dengan

prestasi belajar

geografi kelas X di MAN Banding Agung.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam
pendidikan berkaitan dengan hubungan kebiasaan belajar terhadap prestasi
belajar geografi.
2. Untuk membantu memperbaiki kebiasaan belajar siswa
3. Dengan mengetahui keterkaitan hubungan dari kebiasaan belajar siswa
terhadap prestasi belajar geografi diharapkan dapat
belajar geografi siswa.

meningkatkan prestasi

10

4. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Fakultas
Kenguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang lingkup obyek penelitian adalah kebiasaan belajar, dan prestasi belajar
siswa.
2. Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas X semester genap
MAN Banding Agung Oku Selatan.
3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah MAN Banding Agung Oku Selatan
Ruang lingkup waktu penelitian pada tahun pelajaran 2012-2013.
4. Ruang lingkup ilmu: pembelajaran Geografi yaitu ilmu pendidikan khususnya
pada mata pelajaran Geografi.

Jadi, pembelajaran Geografi adalah seperangkat peristiwa yang dilakukan guru
untuk mengarahkan anak didik dalam memahami mengenai berbagai fenomena
geosfer termasuk didalamnya prestasi belajar siswa.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar

Sekarang ini sekolah merupakan wadah yang paling cocok untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar yang paling efisien. Guru atau sekolah tidak mungkin
„menyuapi‟ para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan
yang ada dan yang akan masih bermunculan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Slameto (2003:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan.

Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa belajar adalah proses yang
dapat mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku dari diri se-seorang yang
mengalaminya. Dimana perubahan tersebut dapat menuju kearah yang positif dan
juga bisa ke arah negatif tergantung dari bagaimana perubahan itu terjadi.

12

Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam individu banyak sekali sifat maupun
jenisnya.
Oleh karena itu tidak semua perubahan dalam diri individu dikatakan perubahan
dalam arti belajar. Ciri-ciri tertentu dari suatu perubahan tingkah laku menurut
Djamarah, Syaiful Bahri (2008:15-16)
a. Perubahan terjadi secara sadar
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
e. Perubahan dalam belajar bertujuan terarah perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku”.
Proses belajar mengajar harus mempunyai tujuan yang jelas untuk memberikan
arah dan menuntun siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sardiman (2003:28)
”Tujuan belajar ada tiga jenis, yaitu :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan.
b. Penanaman konsep keterampilan baru.
c. Pembentukan sikap.

Dari pendapat yang telah diungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
dapat merubah tingkah laku seseorang sehingga menadapatkan pengetahuan baru
dalam menerima konsep yang dipelajari. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan
pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,

13

sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu
terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Secara khusus dalam proses belajar guru berperan sebagai pengajar, pembimbing,
perantara sekolah dengan masyarakat, administrator, dan lain-lain. Untuk itu
wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti:
a. Kecerdasan dan bakat khusus
b. Prestasi sejak permulaan sekolah
c. Perkembangan jasmani dan kesehatannya
d. Kecendrungan emosi dan krakternya
e. Sikap dan minat belajar
f. Cita-cita
g. Kebiasaan belajar dan bekerja
h. Hobi dan penggunaan waktu senggang
i. Hubungan sosial disekolah dan dirumah
j. Latar belakang keluarga
k. Lingkungan tempat tinggal
l. Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masalah Belajar

Menurut

Slameto

(1995:54-72)

menyatakan

bahwa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
jenis saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada diluar individu.

14

Bukan hanya faktor pendukung belajar yang harus diperhatikan tetapi juga
masalah yang menghambat proses belajar itu sendiri, disini pengertian masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga
berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalahmasalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam
belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.

1. Masalah-masalah internal belajar
Dalam interaksi belajar mengajar siswa merupakan kunci utama keberhasilan
belajar selama proses belajar yang dilakukan. Proses belajar merupakan
aktivitas psikis berkenaan dengan bahan belajar. Untuk bertindak belajar siswa
menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat mengatasi
masalahnya, maka ia tidak dapat belajar dengan baik. Terdapat beberapa faktor
intern yang dialami dan dihayati oleh siswa dan hal ini akan sangat
berpengaruh terhadap proses belajar. Faktor-faktor tersebut akan diuraikan
sebagai berikut:
a. Sikap terhadap belajar
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang
membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian terhadap sesuatu
memberikan sikap menerima, menolak atau mengabaikannya begitu saja.
Selama melakukan proses pembelajaran sikap siswa akan menentukan hasil

15

dari pembelajaran tersebut. Pemahaman siswa yang salah terhadap belajar
akan membawa kepada sikap yang salah dalam melakukan pembelajaran.
Sikap siswa ini akan mempengaruhinya terhadap tindakana belajar. Sikap
yang salah akan membawa siswa merasa tidak peduli dengan belajar lagi.
Akibatnya tidak akan terjadi proses belajar yang kondusif. Tentunya hal ini
akan sangat menghambat proses belajar. Sikap siswa terhadap belajar akan
menentukan proses belajar itu sendiri. Ketika siswa sudah tidak peduli
terhadap belajar maka upaya pembelajaran yang dilakaukan akan sia-sia.
Maka siswa sebaiknya mempertimbangkan masak-masak akibat sikap
terhadap belajar.
b. Motivasi belajar
Tidak diragukan bahwa dorongan belajar mempunyai peranan besar dalam
menumbuhkan semangat pada siswa untuk belajar. Karena seorang siswa
meski memiliki semangat yang tinggi dan keinginan yang kuat, pasti akan
tetap ditiup oleh angin kemalasan, tertimpa keengganan dan kelalaian. Maka
tunas semangat ini harus dipelihara secara terus menerus. Motivasi belajar
merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar.
Lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan
kegiatan belajar. Selanjutnya mutu belajar akan menjadi rendah. Oleh
karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus.
Motivasi yang diberikan dapat meliputi penjelasan tentang keutamaan ilmu
dan keutamaan mencari ilmu. Bila siswa mengetahui betapa besarnya
keutamaan sebuah ilmu dan betapa besarnya ganjaran bagi orang yang
menuntut ilmu, maka siswa akan merasa haus untuk menuntut ilmu. Selain

16

itu, bagaimana seorang guru mampu membuat siswanya merasa
membutuhkan ilmu.
c. Konsentrasi
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada
pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar
maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian guru perlu
melakukan berbagai strategi belajar mengajar dan memperhatikan waktu
belajar serta selingan istirahat. Perlu diperhatikan oleh guru ketika memulai
proses belajar ialah sebaiknya seorang guru tidak langsung melakukan
pembelajaran namun seorang guru harus memusatkan perhatian siswanya
sehingga siap untuk melakukan pembelajaran. Sebab ketika awal masuk
kelas perhatian siswa masih terpecah-pecah dengana berbagai masalah.
Sehingga sangat perlu untuk melakukan pemusatan perhatian dengan
berbagai strategi.
d. Mengolah bahan belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menrima isi
dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi
bahan belajar merupakan nilai nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilai
agama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalam
mengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siswa berperan aktif
selama proses belajar.
2. Faktor-faktor ekstern belajar
Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsic siswa. Disamping itu proses
belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila didorong oleh

17

lingkungan siswa. Dengan kata lain aktifitas belajar dapat meningkat bila
program pembelajaran disusun dengan baik. Program pembelajaran sebagai
rekayasa pendidikan guru di sekolah merupakan factor eksternal belajar.
Ditinjau dari segi siswa, maka ditemukan beberapa factor eksternal yang
berpengaruh pada aktifias belajar. Faktor-fsktor eksternal tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi
yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik pemuda
generasi bangsanya. Guru yang mengajar siswa adalah seorang pribadi yang
tumbuh menjadi penyandang profesi bidang studi tertentu. Sebagai seorang
pribadi ia juga mengembangkan diri menjadi pribadi utuh. Sebagai seorang
diri yang mengembangkan keutuhan pribadi, ia juga menghadapi masalah
pengembangan diri, pemenuhan kebutuhan hidup sebagai manusia.
b. Keluarga
Lingkungan keluarga sangat berperan penting dalam pendidikan anak,
misalnya keadaan rumah dan ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana
belajar yang ada dan suasana rumah apakah tenang atau banyak kegaduhan
dan yang sangat penting suasana lingkungan sekitar rumah.
c. Masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap semangat dan aktifitas
belajar siswa, lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar
belakang pendidikan dan sumber-sumber belajar didalamnya akan

18

memberikan pengaruh yang positif terhadap semangat dan perkembangan
belajar siswa.

3. Pembelajaran Geografi

Pembelajaran Geografi di sekolah sangat diperlukan selain untuk menambah ilmu
belajar Geografi juga dapat menambah wawasan kita karna belajar Geografi
bukan hanya sekedar teori tetapi banyak terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
Adapun pengertian Geografi itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari persamaan
dan perbedaan fenomena geosfer (muka bumi) dengan sudut pandang
kelingkungan, ekologis, dan kewilayahan dalam konteks keruangan (IGI). Belajar
geografi hendaknya siswa bisa lebih aktif dan mengerti apa yang sudah dijelaskan
oleh guru ini sangat penting karna dengan belajar geografi yang baik otomatis
siswa akan menambah prestasi yang baik juga. Pembelajaran geografi hakikatnya
adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang
merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi
kewilayahanya. Dengan kata lain, pembelajaran geografi merupakan pembelajaran
tentang hakikat geografi yang diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan tingkat
perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing (Nursid
Sumaatmaja, 2001:12).

4. Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan belajar yang dapat dicapai setiap
siswa dalam proses belajar. Selama mengalami proses, siswa dalam keadaan
belajar didukung oleh banyak faktor yang mempengaruhinya. Setelah proses

19

belajar berakhir, akan dapat dilihat tingkat keberhasilan yang dicapai siswa.
Prestasi belajar ini merupakan wujud dari proses belajar yang dilakukan di
sekolah. Prestasi belajar diungkapkan dengan nilai yang dapat diperoleh siswa
selama mengikuti proses belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu
”Prestatie”. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “Prestasi” yang berarti
“Hasil Usaha”. Prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau
kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan
bobot yang dicapainya. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya
prestasi belajar siswa.

Sedangkan prestasi belajar mata pelajaran geografi adalah hasil belajar yang
dicapai siswa dalam mata pelajaran geografi setelah seorang siswa mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah. Hasil belajar yang telah
dicapai para siswa akan nampak pada bentuk nilai nyata yang diperoleh melalui
suatu penilaian yang telah distandarisasikan baik dalam bentuk huruf maupun
angka.
Menurut S. Nasution (1996:17) Prestasi belajar adalah “kesempurnaan yang
dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif,dan psikomotor.
Sebaliknya dikatakan berprestasi kurang memuaskan jika seseorang belum
mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut”.
Berdasarkan pengertian diatas maka yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
hasil atau nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan

20

kemampuanya / usahanya dalam belajar. Prestasi seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar
mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil
dari evaluasi dapat mmperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar
siswa. Adapun dikatakan dengan prestasi belajar yang baik adalah yang sudah
mencapai kreteria penilaiaan sebesar 70 yang mengacu pada Kreteria Ketuntasan
Minimum (KKM).

5. Kebiasaan Belajar

Kebiasaan sebagai suatu tingkah laku yang sudah terpola akan mempengaruhi
tindakan dalam belajar dan prestasi yang dicapainya. Kebiasaan belajar yang
baik, cenderung akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula, karena
terdapat persesuaian antara apa yang lakukan siswa dengan pola tingkah laku yang
dituntut oleh proses belajar. Sedangkan kebiasaan belajar yang kurang baik dapat
menghambat tindakan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi yang
kurang baik pula.
Matsuroh.2000.TeoriKebiasaanBelajar.hhtp://repository.upi.edu/operator/upload/
s_ptm_994745_chapter2.pdf diakses pada 3 februari 20013 pukul 10.30.
Menurut Sumadi Suryabrata (1984:63)” Kebiasaan belajar adalah suatu perbuatan
belajar dan kengiatan belajar tersebut dilakukan secara berulang-ulang secara
terencana, terarah, sistematis, serta dilakukan dalam situasi belajar tertentu”.
Istilah belajar menunjukkan pada kegiatan dan peranan peserta didik yang
menerima pelajaran atau belajar yang artinya suatu kegiatan yang bertujuan untuk

21

memperoleh pengetahuan atau ketrampilan mengenai suatu pekerjaan yang dapat
dicapai melalui proses berpikir atau dengan cara melakukan praktek.

Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara
berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat optimis.
Kebiasaan belajar merupakan hal yang penting dalam menentukan efektif
tidaknya usaha belajar yang dilakukan.

Kebiasaan belajar bukan bakat alamiah atau bawaan dari lahir. Setiap orang dapat
membentuk sendiri kebiasaan itu. Kebiasaan belajar yang baik timbul didalam diri
kita jika kita berniat melakukannya. Tentunya geografi itu harus dilaksanakan
dalam perbuatan yang berulang-ulang setiap hari sehingga menjadi suatu
kebiasaan. Agar seseorang dapat belajar dengan baik, dia harus mengetahui
metode, teknik, kemahiran atau cara-cara belajar yang efisien. Kemudian
pengetahuan itu dipraktekkan setiap hari sampai menjadi kebiasaan dalam belajar.
http://M. Asrori Ardiansyah, M.Pd.asrori.com/2011/5/03/pengertian kebiasaan
belajar/ diakses tanggal 20 Maret 2012 pukul 19.15.

Kebiasaan belajar dapat diartikan juga sebagai cara atau tehnik yang menetap
pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan
tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kengiatan. (Djaali, 2008:128)

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar
adalah kecenderungan tingkah laku kengiatan belajar yang dilakukan secara
berulang-ulang menjadi suatu kebiasaan. Berikut ini akan dikemukakan tentang
kebiasaan belajar yaitu:

22

1. Kebiasaan membuat perencanaan jadwal belajar dan pelaksanaanya menurut
Slameto (2003:83 ), agar dapat berjalan dengan baik dan berhasil perlu lah
seorang siswa mempunyai jadwal belajar dirumah ataupun diperpustakaan
yang dilaksanakan secara teratur. Adapun cara untuk membuat jadwal yang
baik menurut Slameto (2003:82) sebagai berikut:
a. Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan-keperluan tidur,
belajar, makan, mandi, olah raga, dan lain-lain.
b. Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.
c. Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis
mata pelajarannya dan urutan-urutan yang harus dipelajari.
d. Menyelidiki waktu-waktu yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan
hasil terbaik. Sesudah waktu itu diketahui, kemudian dipergunakan untuk
mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang dianggap mudah
dipelajari pada jam belajar lain.
e. Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk
memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.

Supaya berhasil dalam belajar, Jadwal yang sudah dibuat haruslah dilaksanakan
secara teratur, disiplin, efisien. Dengan demikian perencanaan jadwal merupakan
hal yang termasuk dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Kebisaan membaca buku pelajaran menurut Slameto(2003:83). Membaca besar
pengaruhnya terhadap belajar. Hampir sebagian besar kengiatan belajar adalah
membaca, agar dapat belajar dengan baik maka perlulah membaca dengan
baik pula, karena membaca adalah alat belajar. Upaya untuk meningkatkan

23

hasil belajar yang baik tiap siswa harus teratur membaca buku pelajaran setiap
hari.
Agar siswa dapat membaca dengan efisien perlu memiliki kebiasaan yang baik
menurut The Liang Gie (1984:85) adalah sebagai berikut:
a. Mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam membaca, artinya
memperhatikan kesehatan membaca dan memberi tanda-tanda pada buku
pelajaran.
b. Mengerti betul isi buku yang dibacanya.
c. Sehabis membaca dapat mengingat sebagian besar dari pokok-pokok apa
yang dibacanya.
d. Dapat membaca dengan cepat.

Lebih lanjut The Liang Gie mengatakan bahwa ada hubungan yang pasti dan
penting antara kesanggupan membaca dengan angka hasil ujian para siswa di
sekolah. Siswa yang sanggup secara efisien dan teratur buku-buku yang
diwajibkan biasanya memperoleh angka yang baik dan akhirnya sukses dalam
studinya.
3. Kebiasaan membuat catatan, menurut Slameto (2003:83). Membuat catatan
sangat penting dalam kengiatan belajar karena dengan membuat catatan dapat
membantu siswa dalam mengingat hal-hal penting pada setiap materi pelajaran
geografi, untuk itu catatan harus dibuat dengan rapi agar mudah dibaca dengan
mencatat maka ingatan siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari
akan semakin baik, karena dengan mencatat siswa lebih mudah mengigat.

24

Lebih lanjut The Liang Gie (1984:79) mengemukakan:
“Catatan yang baik merupakan catatan yang telah dimengerti oleh otak,
diorganisir dalam kepala dan kemudian dituliskan dalam buku catatannya,
sedangkan catatan yang berupa semua perkataan guru diambil dengan tulisan
tidaklah dianjurkan. Catatan yang demikian tidak terlampau banyak
manfaatnya, bahkan catatan tersebut akan menimbulkan kebiasaan buruk pada
seorang siswa yaitu mencatat semua perkataan dengan tidak dipikir lagi”.
Berdasarkan pendapat diatas bahwa dengan membuat catatan yang rapi dan
teratur dengan tulisan yang jelas akan membantu sekali untuk memudahkan
belajar dan mendapatkan meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Kebiasaan mengulangi materi pelajaran, menurut Slameto (2003:85).
Mengulangi bahan pelajaran besar pengaruhnya dalam belajar, karena dengan
adanya pengulangan akan tertanam dalam diri seseorang, seperti halnya pisau
yang selalu diasah dia akan tajam, mengulang dapat secara langsung sesudah
membaca tetapi juga mempelajarinya kembali bahan pelajaran yang sudah
dipelajari. Agar dapat mengulang pelajaran dengan baik maka perlulah waktu
untuk mengulang dan menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
5. Kebiasaan mengerjakan tugas, menurut Slameto (2003: 85). Suatu bentuk
untuk mengasah kemampuan siswa dengan mengerjakan tugas baik dalam
bentuk ulangan atau pengerjaaan rumah, perlulah mengerjakan tugas secara
teratur gunanya untuk menguji ingatan dan pemahaman mereka mengenai
materi yang sudah dipelajari.

Tentu saja kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang
baik dan kebiasaan belajar yang buruk kebiasaan belajar yang baik akan
membantu peserta didik untuk menguasai pelajarannya, menguasai materi dan
meraih sukses dalam sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan

25

mempersulit peserta didik untuk memahami pelajaranya dan menghambat
kemajuan studi serta menghambat kesuksesan studi disekolah.

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas bahwa belajar merupakan usaha
yang dilakukan individu yang menghasilkan perubahan melalui pembentukan
kebiasaan. Didalam belajar, respon atau tanggapan siswa akan timbul karena
adanya stimulus atau dorongan yang berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan. Pentingnya kebiasaan yang baik dalam belajar dapat mengaktifkan
siswa dalam kengiatan belajarnya sehingga keberhasilan dalam belajar dapat
diperolah siswa.

6. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi
Kebiasaan belajar merupakan faktor yang mempengaruhi siswa dalam pencapaian
prestasi belajarnya. Hal ini dikarenakan kebiasaan belajar merupakan cerminan
prilaku seseorang dalam merespon sesuatu berdasarkan pemahamannya, suasana
hati untuk melakukan atau tidak melakukan, menolak atau menerima sesuatu
belajar, jika kebiasaan belajar siswa positif yaitu memiliki kecendrungan mau
belajar dimungkinkan prestasi belajarnya akan maksimal, dan sebaliknya apabila
cendrung memiliki kebiasaan yang negatif atau kurang baik maka dimungkinkan
prestasi belajar tidak maksimal. Menurut Sumadi Suryabrata (1984:63)”
Kebiasaan belajar adalah suatu perbuatan belajar dan kengiatan belajar tersebut
dilakukan secara berulang-ulang secara terencana, terarah, sistematis, serta
dilakukan dalam situasi belajar tertentu”. Kebiasaan belajar dapat diartikan juga
sebagai cara atau tehnik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima

26

pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk
menyelesaikan kegiatan.

Kebiasaan

belajar siswa merupakan salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan pembelajaran. Kebiasaan

belajar dapat berfungsi sebagai suatu

pencapaian prestasi belajar geografi. Setiap orang mempunyai kebiasaan untuk
belajar, baik itu kebiasaan membuat jadwal pembelajaran, membaca buku
pelajaran, membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, dan mengerjakan tugas.
Siswa akan mendapat prestasi yang baik jika belajar dengan sunguh-sungguh dan
memiliki kebiasaan belajar yang baik. Usaha yang tekun dan didasari adanya
kebiasaan yang baik menyebabkan seseorang dapat prestasi belajar yang baik.

Kebiasaan belajar adakalanya merupakan kebiasaan belajar yang baik dan
kebiasaan belajar yang buruk, kebiasaan belajar yang baik akan membantu peserta
didik untuk menguasai pelajarannya, menguasai materi dan meraih sukses dalam
sekolah. Sedangkan kebiasaan belajar yang buruk akan mempersulit peserta didik
untuk memahami pelajaranya dan menghambat kemajuan studi serta menghambat
kesuksesan studi disekolah. Oleh sebab itu, kebiasaan belajar geografi yang
kurang baik akan mempengaruhi prestasi siswa tersebut.

B. Penelitian yang Relevan
1. Wenda Norita (2012) mengkaji mengenai “Hubungan Antara Motivasi Belajar
dan Kesiapan Belajar dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara Tahun Pelajaran 2011-2012” yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara motivasi belajar dan kesiapan belajar
dengan prestasi belajar geografi siswa.

27

2. Burhanuddin (2010) mengkaji mengenai “Hubungan Antara Minat, Kebiasaan
dan Sarana Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Matematika Ekonomi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2007 Reguler FKIP
Unila Semester Ganjil Tahun 2008-2009”. Yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara minat, kebiasaan dan sarana belajar dengan prestasi belajar.

C. Kerangka Pikir

Kebiasaan sebagai suatu tingkah laku yang sudah terpola akan mempengaruhi
tindakan dalam belajar dan prestasi yang dicapainya. Kebiasaan belajar yang
baik, cenderung akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula, karena
terdapat persesuaian antara apa yang lakukan siswa dengan pola tingkah laku yang
dituntut oleh proses belajar. Sedangkan kebiasaan belajar yang kurang baik dapat
menghambat tindakan dalam belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi yang
kurang baik pula.
Matsroh.2000.TeoriKebiasaanBelajar.hhtp://repository.upi.edu/operator/upload/s
_ptm_994745_chapter2.pdf diakses pada 3 februari 20013 pukul 10.30.

Untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, maka setiap siswa harus memilki
kebiasaan belajar yang teratur. Kebiasaan belajar yang sering terjadi disekolah ada
kebiasaan belajar yang baik adapun kebiasaan belajar yang buruk, adapun
indikator kebiasaan belajar : cara membuat jadwal pelajaran di sekolah, membaca
buku pelajaran, membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran dan mengerjakan
tugas.Selain itu, didalam belajar siswa perlu berkonsentrasi penuh agar pikiran
terfokus pada apa yang dipelajari dan hasil yang didapat dari belajar juga
maksimal. Kebiasaan belajar yang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa

28

yang baik pula. Berdasarkan uraian diatas diduga terdapat korelasi yang positif
dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar geografi siswa
kelas X MAN Banding Agung Oku Selatan.
Dengan demikian, keterkaitan antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar
dapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut:

Kebiasaan Belajar esi
(X)

Prestasi Belajar
(Y)

D. Hipotesis
Menurut Sarwono, Jonathan (2009: 25) hipotesis adalah generalisasi atau rumusan
kumpulan yang bersifat sementara apabila telah terbukti dan teruji kebenaranya,
sehubungan dengan permasalahan yang diajukan yaitu sebagai berikut:
Ha : Ada korelasi antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Tahun Pelajaran 2012-2013.
Ho: Tidak ada korelasi antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi belajar
geografi siswa kelas X MAN Banding Agung Tahun Pelajaran 2012-2013.

29

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian yang digunakan

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270). Metode korelasional adalah suatu alat
statistik, yang digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel
yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel
ini. Metode korelasi ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan
antara dua variabel atau lebih. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini
menggunakan ex post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan atas
peristiwa yang telah terjadi untuk menemukan pengaruh atau hubungan variabel
tertentu dengan variabel lainnya, tanpa adanya manipulasi langsung terhadap
variabel independen.

B. Populasi dan Sampel
1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:230) bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN Banding Agung Tahun
pelajaran 2012-2013 yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 90 siswa

30

Tabel 2. Jumlah Siswa Kelas X Semester Genap MAN Banding Agung
Tahun Pelajaran 2012-2013
No.

Kelas

Jumlah

1

X1

30

2

X2

30

3

X3

30

Total

90

Sumber data: Guru Mata Pelajaran Geografi

2. Sampel
Dalam menentukan besarnya sampel penelitian ini, penulis berpegang pada
pendapat Suharsimi Arikunto (2006:107) yang menyatakan bahwa “jika subyek
kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Dan jika subyeknya lebih dari 100 diambil 10-15% atau 2025% ataupun lebih”. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional
random sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah
populasi tiap-tiap kelas yang dilakukan secara acak (random) untuk menentukan
jumlah sampel tiap-tiap kelas. Adapun cara pengambilan sampel melalui undian
dengan menulis nama-nama responden pada kertas kecil, kemudian digulung dan
dimasukkan kedalam kotak atau gelas dan diundi nama yang keluar diambil
sebagai responden untuk sampel tiap-tiap kelas dan dilakukan pengundian lagi
untuk mendapatkan nama responden yang lain sampai sampelnya terpenuhi.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 50% dari jumlah masing-masing
kelas.

31

Tabel 3. Distribusi Sampel Penelitian
No
Kelas
Populasi
Sampel
1

X1

30

30 x 50% = 15

2

X2

30

30 x 50% = 15

3

X3

30

30 x 50% = 15

Jumlah

90

45

Sumber: Data Statistik Sekolah dan hasil Perhitungan

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:39) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan
variabel terikat (dependent). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi
atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya
variabel bebas. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

Dokumen yang terkait

KORELASI ANTARA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAGAR DEWA TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 68

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 14 72

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI RUMAH DENGAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 7 53

KORELASI ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X MAN BANDING AGUNG OKU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012-2013

1 39 47

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

Korelasi Pemanfaatan Sumber Belajar Geografi di Perpustakaan dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Karangdowo Kabupaten Klaten Tahun Ajaran 2005 2006

1 23 137

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X MAN LIMA PULUH TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 28

KORELASI MOTIVASI BELAJAR DAN PENGELOLAAN KELAS DENGAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DOLOK BATU NANGGAR TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 2 22

Kebiasaan belajar, prestasi belajar dalam bidang kinematika, dan korelasi antara kebiasaan belajar dengan prestasi belajar pada siswa SMA kelas XI jurusan IPA di kota Tanjungpinang dan Kota Metro

0 2 185