TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

  

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

  

Oleh:

MUKHAMMAD SUKRON

NIM 214 11 007

JURUSAN S1-HUKUM EKONOMI

  SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

NOTA PEMBIMBING

  Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth.

  Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga di Salatiga

  Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa : Nama : Mukhammad Sukron NIM : 214 11 007 Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

  MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

  Dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang munaqosyah.

  Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

  Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

  Salatiga, Februari 2016 Pembimbing, Dra.Siti Zumrotun, M.Ag.

  NIP. 1967 0115 199803 2002

KEMENTERIAN AGAMA

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS SYARI’AH Jalan Nakula Sadewa V No. 9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722

  Website :-mail :adminitrasi@iainsalatiga.ac.id

PENGESAHAN

  

Skripsi Berjudul :

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MUKHABARAH DI

DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN

MAGELANG

  Oleh : Mukhammad Sukron

  NIM: 214 11 007 T elah dipertahankan di depan sidang munaqosyah skripsi Fakultas Syari‟ah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada……., tanggal………, dan telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana syari‟ah (S.Sy).

  Dewan Sidang Munaqosyah Ketua Sidang : 1.

  Sekretaris Sidang : 2. Penguji I : 3. Penguji II : 4.

  Salatiga, Februari 2016 Dekan Fakultas Syari‟ah NIP. 19670115 199803 2002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Mukhammad Sukron NIM : 214 11 007 Jurusan :

  S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah Fakultas :

  Syari‟ah Judul : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK

  MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

  Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan (Plagiat) dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah (Buku Pedoman IAIN Salatiga).

  Salatiga, Febuari 2016 Yang Menyatakan,

  Mukhammad Sukron NIM: 214 11 007

  

Moto Penulis

     

  Dan Barangsiapa yang bersunguh-sungguh, Maka Sesungguhnya kesungguhan itu adalah untuk dirinya sendiri. (QS. Al-Ankabut: 6) Sesuatu Yang Belum Dikerjakan, Seringkali Tampak Mustahil, Kita Baru Yakin

  Kalau Kita Telah Berhasil Melakukannya Dengan Baik (Andrew Jackson)

  • o------------------ Apabila Kamu Berbuat Kebaikan Kepada Orang Lain, Maka Kamu Telah Berbuat Baik Terhadap Dirimu Sendiri

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini kepada :

  1. Kedua orang tuaku Bapak Muhlasin (alm) dan Ibu Nuriyah tercinta, yang telah memberikan dukungan, doa, kasih sayang serta penyemangat hidupku.

  2. Semua keluargaku yang selalu memberikan semangat dan motivator dalam menjalanni proses belajar ini.

  3. Kepada seseorang yang telah memberikan berbagai warna kehidupan dan mensupport dalam hal apapun serta memberikan waktunya untuk menemani proses ini.

  4. Kapada bapak dan Ibu Guru mulai dari SD hingga ke perguruan tinggi, yang selalu memberikan ilmu-ilmunya.

  5. Almamater tercinta Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang penulis banggakan.

  Kepada teman-teman seperjuangan Youth Association of Bidik Misi Limardhotillah (Ya Bissmillah) yang tak terlupakan

KATA PENGANTAR

      Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan hanya untuk Allah SWT.

  Rasa syukur yang tiada kira penulis haturkan kepada-Nya yang telah memberikan semua yang kami butuhkan dalam hidup ini. Terima kasih untuk semua limpahan berkah, rezeki rahmat, hidayat, kesehatan serta kesempatan yang Engkau berikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan judul: TINJAUAN

  

HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH

DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN

MAGELANG.

  Sholawat dan salam-Nya Allah semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi agung yaitu Nabi Muhammad SAW. Nabi Kekasih, Spirit Perubahan, beserta segenap keluarga dan para sahabat-sahabatnya, syafa‟at beliau sangat peneliti harapkan di dunia ini hingga di hari pembalasan nanti.

  Laporan ini disusun dan diajukan sebagai skripsi untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Syariah (S.Sy). penulis mengakui bahwa dalam penyusunan Laporan Penelitian ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, serta ungkapan terima kasih yang banyak. Maka perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah di IAIN

  Salatiga, dan selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan dan masukan berkaitan penulisan skripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

  3. Bapak Ilya Muhsin, S.H.i., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas Syari‟ah Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar dan baik.

  4. Ibu Evi Ariyani, M.H, selaku Ketua Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah di IAIN Salatiga.

  5. Ibu Lutfiana Zahriani, M.H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan skripsi sehingga penulisan skripsi ini bisa saya selesaikan.

  6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar dan seluruh staf adminitrasi Fakultas Syari‟ah yang tidak bisa kami sebut satu persatu yang selalu memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa halangan apapun.

  7. Masyarakat Desa Tlogorejo khususnya Bapak Slamet, Bapak Damhuri, Bapak Nardi, Bapak Supari, Bapak Jamroni, Ibu Nuriyah, Ibu Sofiatun, Ibu Komariyah dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah mendukung penelitian sehingga dapat terlaksana dengan lancar.

  8. Bapak kepala desa serta perangkat-perangkatnya yang telah memberikan informasi tentang Desa Tlogorejo, sehingga laporan penelitian dapat diselesaikan.

  9. Sahabat-sahabtku yang tidak henti-hentinya memberi motifasi dan bantuannya sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar.

  10. Teman-teman Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2011 di

  IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga

  11. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan ini.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis jazakumullah khoiro

  

jaza‟, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan

cinta-Nya. Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisanya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapan demi kenyamanan dibaca dan dipahami.

  Akhirnya, penulis berharap semoga skrispi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri, bagi Fakultas Syariah dan umumnya bagi pembaca.

  

ِاوَ صَّلا ِ ُ َ ْ َو ُاو

  “Dan Allah lebih mnegetahui yang sebenar-benarnya” Salatiga, 20 Februari 2016 Penulis.

  

ABSTRAK

  Sukron, Mukhammad. 2016. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Bagi

  

Hasil Mukhabarah di Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag Kabupaten

Magelang. Penelitia. Fakultas Syariah. Jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah.

  Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Zumrotun, M.Ag.

  Kata Kunci : Tinjauan, Hukum Islam, Praktek, Bagi Hasil Mukhabarah

  Kerjasama bagi hasil dalam pertanian merupakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi yang salah satunya dilakukan oleh masyarakat Desa Tlogorejo. Dalam muammalah kerjasama bagi hasil pertanian disebut

  

muzara‟ah yaitu pemilik tanah memberikan modal kepada petani untuk digarap

  dan mukhabarah yaitu pemilik tanah hanya menyerahkan tanahnya dan modal pertanian dari petani.

  Dalam penelitian ini penulis mempunyai pertanyaan, yaitu: (1) Bagaimanakah praktek mukhabarah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tlogoreo. (2) bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktek mukhabarah tersebut. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui bagaimana praktek mukhabarah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tlogorejo, (2) untuk mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap praktek mukhabarah di Desa Tlogorejo tersebut, (3) untuk memberikan informasi yang benar tentang praktek mukhabarah.

  Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lapangan (field research) yaitu penelitian secara langsung dan berinteraksi terhadap obyek penelitian. Dalam menganalisis penulis menggunakan deskriptif kualitatif yakni metode penelitian yang menjelaskan kenyataan yang diperoleh dari lapangan.objek penelitiannya adalah Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabuoaten Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi selain itu digunakan juga data dan dokumen untuk melengkapi hasil penelitian ini. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) akad yang dilakukan adalah secara lisan, dalam akad tersebut kesepakatan dibuat bahwa pemilik tanah hanya menyerahkan tanahnya dan biaya penggarapan dari petani. (2) bagi hasil yang dilakukan adalah dengan sistem maro atau dibagi rata antara pemilik sawah dan petani yaitu 50% : 50% tanpa dikurangi biaya penggarapan. (3) alasan pemilik sawah melakukan

  

mukhabarah ini adalah karena tenaga yang sudah tidak mampu mengolah,

  waktunya tidak ada, dan untuk tolong menolong. Sedangkan alasan petani adalah karena tidak mempunyai lahan, kurangnya ekonomi, serta tolong menolong. Mereka dalam melakukan praktek mukhabarah tersebut atas dasar saling rela atau ridho dan tolon menolong. Praktek bagi hasil mukhabarah yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang ditinjau secara hukum Islam adalah sudah sesuai. Akan tetapi apabila dilihat dari undang- undang nomor 2 tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil, maka praktek tersebut belum tepat.

  

DAFTAR ISI

i HALAMAN JUDUL…………………………………………...………... NOTA PEMBIMBI ii NG………………………………….......................... iii PENGESAHAN………………………………..……………………….... PERNYATAAN KEASLIAN iv TULISAN………………………………. v MOTO……………………………………………………………………. PERSEMBAHA vi N………………………………………………………... KATA PENGANT vii AR…………………………………………………… x ABSTRAK……………………………………………………………...... xi DAFTAR ISI………………………………………………………….......

  BAB I PENDAHULUAN

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah……………………………..............

  B.

  12 Rumusan Masalah…….……………………………………..

  C.

  12 Tujuan Penelitian…………………………………………… D.

  13 Kegunaan Penelitian………………………………………...

  E.

  14 Telaah Pustaka……………………………………………....

  F.

  17 Penegasan Istilah…………………………………………….

  G.

  19 Metodologi Penelitian…………………………………….....

  H.

  23 Sistematika Penulisan……………………………………….

  BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MUKHABARAH

  25 A.

  25 Pengertian dan Dasar Hukum Mukhabarah………………....

  1.

  25 Pengertian Mukhabarah………....……………………….

  2.

  28 Dasar Hukum Mukhabarah……………….......………….

  B.

  30 Pendapat Ulama Tentang Praktek Mukhabarah.....………… 1.

  34 Mukhabarah yang diperbolehkan………………......…….

  2.

  34 Mukhabarah yang dilarang……………………………….

  C.

  36 Rukun dan Syarat Mukhabarah…………..........……………

  1.

  36 Rukun Mukhabarah............................................................

  2.

  37 Syarat Mukhabarah............................................................

  3.

  39 Tinjauan Tentang akad.......................................................

  4.

  45 Zakat dalam Mukhabarah...................................................

  5.

  48 Tinjauan Tentang Bagi Hasil Dalam Mukhabarah.............

  D.

  52 Akibat Hukum Dari Praktek Mukhabarah..............................

  E.

  54 Berakhirnya Akad Mukhabarah..............................................

  F.

  55 Hikmah Mukhabarah..............................................................

  BAB

  

III PELAKSANAAN PRAKTEK BAGI HASIL

MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO

  57 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG A.

  Gambaran Umum Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag Kabupaten

  57 Magelang…………………................................

  1.

  57 Tata Letak geografis Desa Tlogorejo…………………… 2.

  58 Keadaan Demografi Desa Tlogorejo…………………….

  3.Keadaan Tanah Desa Tlogorejo........................................

  59 4.Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat................................

  60 B. Pelaksanaan Praktek Bagi Hasil Mukhabarah di Desa

  60 Tlogorejo…......

  1.

  61 Awal Mula Terjadinya Akad Mukhabarah....................

  2.

  68 Subjek dan Objek Mukhabarah......................................

  3.

  69 Jangka Waktu Perjanjian................................................

  4.

  70 Pelaksanaan Bagi Hasil..................................................

  5.

  73 Zakat Hasil Panenan.......................................................

  BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO

KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG

  75 A.

  Analisis Praktek Bagi Hasil Mukhabarah di Desa

  Tlogorejo Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Ditinjau Secara Hukum Islam...........................................

  75 1.

  76 Akad...........................................................................

  2.

  79 Modal..........................................................................

  3.

  80 Jangka Waktu Perjanjian.............................................

  4.

  82 Bagi Hasil Pertanian....................................................

  5.

  84 Zakat Mukhabarah......................................................

  B.

  86 Hikmah Adanyan Praktek Mukhbarah............………….

  BAB V PENUTUP

  88 A.

  88 Kesimpulan………………………………………………..

  B.

  89 Saran……………………………………………………….

  DAFTAR PUSTAKA................................................................................

  91 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Penduduk.....................................................................

Tabel 3.2 Tingkat Pendidikan...................................................................

  58

  59

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang komprehensif ( Rahmatal lil‟alamin) yang

  mengatur semua aspek kehidupan manusia yang telah disampaikan oleh Rosulallah Muhammad SAW. Yang salah satunya adalah mengatur kehidupan bersosial atau bermasyarakat yaitu yang saling melibatkan dan membutuhkan bantuan kepada satu sama lain. Islam juga tidak mengabaikan setiap perkara yang ada dalam kehidupan manusia yaitu perkara yang dihalalkan dan perkara yang diharamkan.

  Hukum-hukum amal (ahkam amaliyah) yang berkaitan dengan seluruh tindakan atau perbuatan orang yang mampu melakukan hukum (mukallaf) baik ucapan, perbuatan, perjanjian dan urusan lainya tidak akan lepas dari pertanggungjawaban kepada sesama manusia dan terutama kepada Allah SWT (Nawawi, 2012: 4-5). Oleh karena itu hukum-hukum islam telah mempunyai beberapa sumber yang menjadi landasan atau rujukan dalam setiap perkara, yaitu al-

  Qur‟an, Sunnah Nabi SAW, Ijmak (konsensus), qiyas (analogi), Istihsan (kebijaksanaan hukum), Kemaslahatan,

  „uruf (adat kebiasaan), Sadduz-zari‟ah tindakan prevebtif), istishab (kelangsungan hukum), Fatwa Sahabat Nabi SAW Syar‟u man qoblana (hukum agama samawi terdahulu). (Anwar, 2010: 15). Sehingga

  telah jelaslah bahwa setiap apa yang dilakukan manusia telah ada ketentuanya agar manusia tidak salah dan sesuai dengan syariat Islam yang tujuanya untuk menyejahterakan kehidupan manuisa dalam beribadah, baik itu Ibadah Mahdhoh yaitu suatu perbuatan yang langsung dengan Allah atau disebut dengan habluminallah (Vertikal), maupun ibadah

  

Ghoirumahdhoh yaitu ibadah yang tertuju kepada manusia atau disebut

dengan habluminannas (Horisontal).

  Hukum amaliyah yang dimaksud disni adalah peraturan dalam bermuammalah. Sedangkan pengertian muammalah secara bahasa adalah bentuk masdar dari kata

  „amala yang artinya saling bertindak, saling

  berbuat, dan saling beramal. Sedangkan secara istilah muammalah merupakan sistim kehidupan, sistim kehidupan itu sendiri tidak terlepas dari dunia ekonomi, bisnis dan masalah sosial. Kegiatan ekonomi yang dilakukan bukan hanya berbasis pada nilai material saja, melainkan terdapat sandaran transendental atau bersifat kerohanian di dalamnya, sehingga bernilai ibadah. Oleh karena itu muammalah mempunyai beberapa kaidah yaitu : Hukum asal muammalah adalah diperbolehkan, konsep fikih muammalah untuk mewujudkan kemaslahatan, menetapkan harga yang kompetitif, meninggalkan intervensi yang terlarang, menghindari eksploitasi, memberikan kelenturan dan toleransi. (Nawawi, 2012: 10).

  Muammalah adalah hubungan antara manusia dengan manusia lain yang berkaitan denga benda atau mal. Hakikat dari hubungan tersebut adalah berkaitan dengan hak dan kewajibanantara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Muammalah yang juga dapat diakatan ilmu ekonomi syariah adalah ilmu yang mempelajari aktivitas atau perilaku manusia secara aktual dan empirical, baik dalam produksi, distribusi maupun konsumsi berdasarkan syariat islam yang bersumber al-

  Qur‟an dan as- Sunnah sera Ijma‟ para Ulama‟ dengan tujuan untuk mecapai kebahagiaan dunia dan akhirat. (Nurul Hak, 2011: 6). Muammalah berbeda dengan ibadah, dalam ibadah semua perbuatan dilarang kecuali yang diperintahkan. Oleh karena itu semua perbuatan yang dikerjakan harus sesuai dengan tuntutan yang diajarkan Rasulullah. Dalam kaidah Ibadah yang berlaku adalah:

.

   ُع َ ِ ِ َ ُ ْ ِ ْ صَّتَّلاو ِاوَا َ ِ ْاو ِ ُ ْ َْ َو

  “Pada dasarnya dalam ibadah harus menunggu (perintah)dan mengikuti”. Sebaliknya, dalam muammalah semuanya boleh kecuali yang dilarang. Semua bentuk akad dan berbagai cara transaksi yang dibuat oleh manusia hukumnya sah dan dibolehkan, asal tidak bertentangan dengan ketentuan- ketentu an umum yang ada dalam syara‟. Hal tersebut sesuai dengan kaidah:

   َ َ ٌ ْ ِاَا َمْ ُقَتَّي صَّتَح ُةصَّحِّلَاو ِاَلام َ ُمْاوَ ِاْ ُقُ ْاو ْيِ ُ ْ و ِ ْيِ ْحصَّلاوَ ِنَلاْ ُ

  Pada dasarnya semua akad dan muammalah hukumnya sah sehingga ada dalil yang membatalkan dan mengharamkannya. (Muslich, 2010: 3-4). Dalam kaidah fiqih yang lain juga disebutkan ;

   َهِمْيِ ْحَ َ َ ٌ ْ ِاَا َلُدَي ْنَو صَّلاإ ُةَح َ و ِةَ َم َ ُمْاو ْيِ ُ ْ َو

  “Hukum asal dalam semua bentuk muammalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya”.

  Maksud kaidah ini adalah bahwa dalam setiap muammalah dan tranksaksi, pada dasarnya boleh, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, kerjasama (Mudharabah atau Musyarakah), perwakilan dan lain-lain, kecuali yang tegas-tegas diharamkan seperti mengakibatkan kemadharatan, tipuan, judi dan riba. (Djazuli, 2006: 130)

  Bagi hasil adalah suatu jenis kerjasama antara pekerja dan pemilik tanah. Terkadang si pekerja memiliki kemahiran di dalam mengolah tanah sedangkan dia tidak memiliki tanah. Dan terkadang ada pemilimtanah yang tidak mempunyai kemampuan bercocok tanam. Maka islam mensyariatkan kerjasama seperti ini sebagai upaya/bukti pertalian dua belah pihak. (Sabiq, 1987:159).

  Sehingga setiap manusia dalam melakukan kegiatan apapun dalam masyarakat tidak akan lepas dari tanggung jawab atas perbuatan tersebut, baik tanggung jawab sesama manusia maupun tanggung jawab terhadap Allah SWT. Hal ini tidak lepas dari tugas manusia sendiri, yang mana telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk bersebaran di muka bumi guna memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri.selain itu manusia juga diperintahkan untuk tolong menolong sesama manusia dalam hal kebaikan.

  Manusia adalah makhluk sosial yang telah dikodratkan hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia saling memerlukan dan membutuhkan satu sama lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia secara tidak langsung selalu berhubungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia tidak lepas dari pergaulan hidup itu sendiri. (Basyir, 2000: 11).

  Secara adi kodrati (sunatullah), manusia diciptakan untuk bermasyarakat, hidup berkelompok dan interdependensi antara satu dengan yang lainya.

  Tidak ada satu manusiapun yang dapat hidup menyendiri dan bertahan hidup lama, apalagi sampai menciptakan sebuah peradaban. (Farkhani, 2011: 1). Dalam Islam telah diterangkan bahwa manusia diciptakan di dunia salah satunya adalah untuk saling tolong menolong dan kerjasama dalam kebaikan terhadap sesama makhluk. Allah berfirman dalam surat at- Maidah ayat 2 :

  َرهۡهلَّلٱ ِلَّٱ َييِ لَّٱ بَهُّيَأَٰٓ َي َلََو َااَرَحهۡٱ َرِئَٰٓ َعَش ْاىُّلِحُت َلَ ْاىُنَماَء َنىُغَتهۡ َي َ هۡيَ هۡٱ َ ِئَٰٓ َلَ هۡٱ ٌَ هۡ َههۡٱ

  َييِّمَٰٓاَء َٰٓ َلََو َلََو َلََو َااَرَحهۡٱ َلَ اْۚاوُابَ هۡٱ َو

  َ هۡ ُتهۡلَلَ اَ ِ َو اۚبلٗا َى هۡ ِ َو هۡ ِهِّ لَّ يِّم لٗا هۡ َ نَأ ِااَرَحهۡٱ ِ ِج هۡ َ هۡٱ

  ِيَع هۡ ُكوُّ َٱ نَأ ٍا هۡىَق ُنبَ َنَش هۡ ُكلَّنَمِر هۡجَي ًَلَع ْاىُ َوبَعَت َلََو يَىهۡ لَّتٱ َو ًَلَع ْاىُ َوبَعَتَو ْْۘاوُ َت هۡعَت ِ هۡ ِ هۡٱ ِّرِ هۡٱ ْاىُ لَّت

  

ِةبَ ِعهۡٱ ُ يِ َش

َلَّٱ َلَّٱ َو َو لَّنِ اِۚن َو هۡ ُعهۡٱ

  Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan- bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.

  Dalam kehidupan bermasyarakat banyak hal yang terjadi untuk saling tolong menolong dan saling menguntungkan satu sama lain, salah satunya adalah bermuammalah yang berupa kerjasama dalam pertanian, perkebunan, pengairan, pemberdayaan tanah dan masih banyak lagi kegiatan bermuammalah. dalam hal ini yang akan difokuskan oleh peneliti adalah sistem perekonomian atau bermuammalah melalui sistem pertanian.

  Bagi hasil dalam pertanian merupakan bentuk pemanfaatan tanah dimana pembagian hasil terdapat dua unsur produksi, yaitu modal dan kerja atau tenaga dilaksanakan menurut perbandingan tertentu dari hasil tanah.

  Di dalam al- Qur‟anpun telah diterangkan dalam surat Yasin ayat 33 yang di dalamnya diterangkan bahwa Allah menghidupkan tanah yang mati dan menjadikanya subur agar manusia dapat makan dari apa yang dihasilkan bumi tersebut, yaitu:

  ةٞ َياَءَو ُ ُهلَّٱ ُ هۡ َ هۡٱ ُ َتهۡيَ هۡٱ ُههۡنِ َ بلٗاّ َ بَههۡنِم بَن هۡجَر هۡخَأَو بَه َنهۡيَي هۡ َأ

  َنىُلُكهۡأَي

  Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka dari padanya mereka makan. (Suwiknyo, 2010: 203). Imam Qurthubi mengatakan: pertanian termasukf ardhu kifayah. Karena itu wajib bagi imam memaksakan manusia ke arah itu dan apa saja yang termasuk pengertiany; dalam bentuk menanam pohon. ( Sabiq, 1987: 158). Kerjasama dalam hal pertanianpun ada beberapa macam kerjasama, salah satunya adalah penggarapan sawah orang lain dan hasilnya dibagi dua antara pemilik tanah dan penggarap sawah. Dalam bahasa arab pertanian disebut dengan

  muzara‟ah dan mukhabarah. Taqiyyuddin

  menyatakan bahwa

  muzara‟ah dan mukhabarah merupakan satu

  pengertian. Tetapi pada saat yang bersamaan keduanya mempunyai dua arti, yang pertama berarti tharh az-zurrah (melemparkan tanaman), yang kedua adalah al-hadr

  (modal). Meskipun demikian masih banyak ulama‟ yang mengartikan keduanya memiliki makna yang berbeda. Sedangkan secara istilah

  muzara‟ah dan mukhabarah menurut Syeikh Ibrahim Al-

  Banjuri yaitu mukhabarah adalah pemilik tanah hanya menyerahkan tanahnya kepada pekerja dan modal dari pengelola. Sedangkan

  muzara‟ah yaitu pekerja hanya mengelola tanah dan modal dari pemilik tanah.

  (Nawawi, 2012: 161).

  Muzara‟ah (mengerjakan tanah orang lain dengan

  memperoleh sebagian hasil tanag tersebut), sedangkan bibit (biji) yang ditanam dari pemilik tanah, maka hal itu tidak diperbolehkan, karena tidak syahmenyewakan tanah dengan hasil yang diperoleh daripadenya. Demikian yang mu‟tamad dalam madzhab Syafi‟i sebelum ulama‟ Syafi‟iyah membolehkan sama dengan Musaqoh (orang upahan). ( Hsbi, 1997: 125).

  Dari definisi di atas ada persamaan dan perbedaan antara

  

muzara‟ah dan mukhabarah, persamaanya yaitu pemilik tanah

  menyerahkan tanahnya kepada orang lain untuk dikelola, sedangkan perbedaanya adalah berkaitan pada modal, apabila modal dari pengelola atau penggarap tanah maka disebut mukhabarah, apabila modal dari pemilik tanah maka disebut

  muzara‟ah. (Nawawi, 2012: 162).

  Dasar hukum yang digunakan oleh ulama untuk menetapkan

  mukhabarah dan muzara‟ah adalah sebuah hadist yang diriwayatkan oleh

  Bukhori dan Muslim dari Ibnu Abbas r.a., sebagaimana yang dikutip oleh Suhendi (2010: 156) dalam bukunya yaitu:

   َ ٍضْ َتَّ ِ ْ ُهُضْ َتَّ َقُ ْ َتَّي ْنَوَ َمَو ْ ِ َاَ ُةَ َاوَ ُمْاو ُمِّ َحُي ْ َا م صَّيِ ّلاو ّن َ َ ْنِ َ ُه َخَو َهْحَلْمَ ِاْ َهْ َاْ َتَّ ْ َتَّ ٌضْاَو ُهَا ْتَلَك ْ َم ِهِاْ َقِ . ) ىا خ او هو ا ( . ُهَ ْاَو ْ ِ ْمُ ْ َتَّ

  “Sesungguhnya Nabi Saw. tidak mengaharamkan ber-

  muzara‟ah, bahkan beliau menyuruhnya, supaya yang sebagian

  menyayangi sebagian yang lain”. Dalam redaksi lain, “barangsiapa yang memiliki tanah maka hendaklah

  ditanaminya atau diberikan faedahnya kepada saudaranya, jika ia tidak mau maka boleh ditahan saja tanah itu”.(Riwayat

  Bukhori). Diriwayatkan dari Abu Dawud dan an-

  Nasa‟i dari Rifa‟i r.a. dari Nabi saw., beliau bersabda:

  “Yang boleh bercocok tanam hanya tiga

macam orang: laki-laki yang mempunyai tanah, dialah yang berhak

menanamnya; laki-laki yang diserahi manfaat tanah, dialah yang

menanaminya; dan laki-laki yang menyewa tanah dengan emas dan perak”. Diriwayatkan oleh Muslim dan Thawus r.a., “Sesungguhnya Thawus r.a., ber-mukhabarah, Umar r.a., berkata, dan aku berkata kepadanya, Ya Abdurrohman, kalau engkau tinggalkan mukhabarah ini, nanti mereka mengatakan bahwa nabi melarangnya”. Kemudian Thawus berkata, telah menceritakan kepadaku orang yang sungguh-sungguh mengetahui hal itu, yaitu Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW tidak melarang

  mukhabarah,

  hanya beliau berkata, “Bila seseorang memberi manfaat kepada saudaranya, hal itu lebih baik daripada mengambil manfaat dari saudaranya dengan yang telah dimaklumi”. (Nawawi, 2012: 162).

  Selain ulama di atas, ulama‟ lain yang menguatkan bahwa

  

mukhabarah tidak ada halangan adalah Nawawi, Ibnu Munzir dan

  khatabi, mereka mengambil alasan hadis Ibnu Umar sebagaimana dikutib oleh Rasjid (2012:302) dalam bukunya.

   ِطْ َشِ َ َتَّ ْ َخ ِ ْهَو َ َم َ َ صَّ َسَ ِهْ َ َ ُاو ّ َ صَّ ِ صَّلاو صَّنو َ َمُ ِ ْ و ْ َ

) م هو ا ( .

ٍعْاَ ْ َو ٍ َمَ ْ ِم َهْتَّلِم ُ ُ ْخَي َم

  Dari ibnu Umar, “sesungguhnya Nabi SAW. Telah memberikan kebun beliau kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan baik dari buah-buahan maupun dari hasil pertahunan (palawija)”. (Riwayat Muslim). Praktek Mukhabarah yang akan peneliti analisis adalah praktek

Mukhabarah yang dipraktekan oleh masyarakat desa Tlogorejo.

  Kerjasama dalam hal bagi hasil ini dipraktekan oleh masyarakat Tlogorejo, yang dalam bahasa pedasaan sistem tersebut dinamakan digarapke.

  Para pemilik tanah menggarapkan tanahnya sudah bertahun-tahun dan hasil yang diperoleh dari tanahnya dibagi rata antara pemilk tanah dan penggarap sawah, yang mana pembagian hasil belum jelas pada awal perjanjian. Selain itu pemilik tanah tidak mengetahui secara langsung benih-benih yang akan ditanam. Sehingga pemilk tanah hanya menerima hasil bersih dari semua panenannya. Sehingga dari pembagian hasil yang seperti diatas belum diketahui akan untung dan ruginya masing-masing antara pemilik tanah dan penggarap sawah.

  Selain tentang benih dan pembagian hasil panen, jangka waktu penggarapanpun tidak jelas, bahkan sampai berkali-kali panen dan sampai bertahun-tahun, antara penggarap sawah dan pemilik sawah tetap melanjutkan kerjasama tersebut. Dalam akad awal perjanjian antara pemilik tanah dan penggarap sawah hanya serah terima sawah atau ladang untuk dikerjakan atau digarapke. Kemudian diantara mereka melaksanakan hak dan kewajibannya masing-masing. Hak dari pemilik tanah adalah menerima hasil panenan dari sawahnya, dan kewajibannya yaitu memberikan tanahnya untuk dikerjakan. Sedangkan hak dari penggarap sawah adalah menerima hasil panen dan kewajibanya adalah mengelola tanah dan tanamanya serta memberikan hasil panenanya kepada pemilik tanah..

  Akad yang dilakukan antara pemilik tanah dan penggarap sawah adalah secara lisan dan tanpa ada saksi, sehingga dalam perjanjian kerjasama tersebut (Mukhabarah) tidak mempunyai kekuatan hukum apabila dikemudian hari terdapat permasalahan atau kesenjangan antara pemilik tanah dan penggarap sawah. Oleh karena itu orang-orang pedesaan dalam melakukan kerjasama terkadang tidak memperhatikan syariat maupun akibat hukum dari suatu perjanjian, yang ada diantara mereka yang terpenting adalah keuntungan.

  Setelah melihat beberapa masalah diatas, Peneliti akan lebih fokus membahas tentang akad yang dilakukan oleh masyarakat dusun Tlogorejo, Grabag Magelang dalam melakukan perjanjian atau perikatan mengenai mukhabarah , karena dari setiap kegiatan muammalah berawal dari akad.

  Serta akan melihat pengetahuan mereka dalam bermuammalah. Sedikit gambaran tentang proses kerjasama dalam pertanian telah dituliskan diatas yang dilakukan oleh masyarakat Tlogorejo, Grabag, Magelang.

  Setelah ada pembagian kata dalam kerjasama di sektor pertanian peneliti bermaksud meneliti kerjasama yang berupa mukhabarah yaitu pemilik tanah hanya menyerahkan tanahnya untuk digarap oleh penggarap dan benihnya dari penggarap itu sendiri. Maka dari itu sebelum peneliti melanjutkan penelitian dipandang perlu melihat pengertian mukhabarah secara mendalam. Berangkat dari latar belakang di atas penulis bermaksud untuk meneliti praktek bagi hasil mukhabarah yang ada di Desa Tlogorejo, kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Dan mecari kebenaran dengan analisis data yang diperoleh dari penelitian.

B. Rumusan Masalah

  Setelah memaparkan keterangan di atas, maka peneliti mempunyai beberapa persoalan yang perlu dijawab dalam penelitiana yaitu :

  1. Bagaimanakah praktek kerja sama kemitraan dalam pertanian yang berupa bagi hasil mukhabarah di Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang ? 2. Apakah prakterk bagi hasil mukhabarah tersebut sudah sesuai dengan hukum Islam ?

C. Tujuan Penelitian

  Sesuai dengan permasalahan yang disampaikan dalam rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui pelaksanaan kerjasama kemitraanbagi hasil

  mukhabarah di Desa Tlogorejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

  2. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap praktek bagi hasil mukhabarah yang ada di Desa Tlogorejo.

  3. Untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat tentang praktek bagi hasil mukhabarah .

D. Kegunaan Penelitian

  Tiada lain dalam penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat dan kegunaan secara keseluruhan serta menambah wawasan bagi peneliti khususnya, dan masyarakat umumnya tentang praktek mukhabarah. Maka penelitian ini sekiranya dapat memberikan manfaat diantaranya :

  1. Kegunaan teoritis Setiap ilmu yang telah diajarkan disetiap lembaga formal maupun nonformal di Indonesia adalah untuk kemajuan ilmu pengetahuan.

  Maka dari itu penulis berharap dengan penelitian ini dapat mamajukan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu muammalah khususnya, yang berkaitan dengan kerjasama kemitraan bagi hasil (mukhabarah), sehingga dapat mengungkap permasalahan-permasalahan yang saling berhubungan dengan masyarakat. Dalam hal ini peneliti akan mengungkap praktek bagi hasil mukhabarah yang ada di Desa Tlogorejo Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang ditinjau dari hukum Islam.

  2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi Masyarakat Memberikan wawasan dan pengarahan kepada masyarakat cara bermuammalah yang baik sesuai syariat Islam khusunya dalam bidang pertanian yaitu mukhabarah.

  b.

  Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pola berfikir dalam setiap melihat hal-hal yang terjadi dalam masyarakat, sehingga mampu menjadi perubahan yang baik dalam masyarakat. Dan memberikan informasi tentang akad mukhabarah dalam masyarakat.

  c.

  Bagi Fakultas Syariah

  Peneliti berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kalangan pendidikan sebagai bahan referensi tentang tinjauan hukum islam terhadap praktek bagi hasil mukhabarah dalam masyarakat. Kuhusunya bagi jurusan Hukum Ekonomi Syaria‟ah (HES) Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

E. Telaah Pustaka

  Setiap penelitian hal baru tidaklah salah apabila menelaah penelitian-penelitian terdahulu. Maka dari itu penulis melakukan telaah terhadap penelitian yang terdahulu yang hampir sama untuk dijadikan bahan acuan dan perbandingan bagi penelitian ini.

  Peneliti menemukan sekripsi atau penelitian tentang mukhabarah dan

  muzara‟ah. Oleh karena itu peneliti menelaah pustaka terhadap skripsi

  ataupun penelitian yang bersangkutan dengan muzara‟ah, karena pengertian antara mukhabarah dan

  muzara‟ah adalah hampir sama, yaitu bagi hasil pertanian atau ladang, namun berbeda dalam segi akad.

  Telaah pustaka yang peneliti gunakan diantaranya adalah skripsi yang ditulis oleh Zaini dari UIN Sunan Kalijaga tahun 2014 dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Paron Tanah Cato (Bengkok) Studi Kasus Di Desa Jenangger Kecamatan Batang Kabupaten Sumenep”.

  Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh masyarakat desa tersubut adalah prkatek mukhabarah yaitu perjanjian bagi hasil pertanian dimana pemilik lahan menyediakan lahan dan penggarap menyediakan benih untuk ditanam. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa dalam kerjasama mukhabarah tersebut terdapat pihak ketiga, sehungga tercipta dua akad diantara pihak tersebut, sehingga melahirkan model akad baru yang belum diatur dalam hukum muammalat yaitu

  mukhabarah dan muzara‟ah.

  Selanjutnya skripsi yang bertema mukhabarah adalah skripsi yang diselesaikan oleh Nurhidayah Marsono di UIN Sunan Kalijaga tahun 2013 dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Penggarapan Sawah di Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih Kabupaten Ciamis”.

  Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa akad yang digunakan adalah akad mukhabarah yaitu bagi hasil dengan kesepakatan diawal sesuai kesepakatan di awal menurut kebiasaan. Hasil penelitian yang diungkapkan adalah bahwa perjanjian di desa tersebut sudah sesuai hukum Islam. Dan dalam bagi hasil juga tidak bertentangan dengan Hukum Islam.

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

ANALISIS SOSIOLOGI HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TEBASAN DI DESA SUROJOYO KECAMATAN CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 89

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

0 0 142

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN BAGI HASIL SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (Studi Kasus di BMT Tumang Cabang Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 150