PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI
AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh:
Dianita Eka Sari
Nim: 214-14-058

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018

i

ii


PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI
AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum Islam

Oleh:
Dianita Eka Sari
Nim: 214-14-058

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018

iii


NOTA PEMBIMBING
Lamp
: 4 (empat) eksemplar
Hal : Pengajuan Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Disampaikan dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan
koreksi, maka naskah skripsi mahasiswa:
Nama

: Dianita Eka Sari

NIM

: 21414058

Judul


: PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN
APLIKASI AKULAKU PADA ELECTRONIC
COMMERCE DALAM PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM)

dapat diajukan kepada Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga untuk diujikan dalam
sidang munaqasyah.
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagimana mestinya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga,
Pembimbing,

Sukron Ma‟mun, SHi, MSi
NIP.

iv


KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS SYARI’AH
Jl. Nakula Sadewa V No.9 Telp.(0298) 3419400 Fax 323433 Salatiga 50722
Website : http://syariah.iainsalatiga.ac.id/ E-mail : fakultassyariah.iainsala3@gmail.com

PENGESAHAN
Skripsi Berjudul:
PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI
AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
Oleh:
Dianita Eka Sari
NIM : 21414058
telah dipertahankan di depan sidang munaqasyah skripsi Fakultas Syari‟ah,
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada hari Selasa, tanggal
21, bulan Agustus 2018 telah dinyatakan memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar sarjana dalam hukum Islam.

Dewan Sidang Munaqasyah


Ketua Sidang

:

Dr. H. Muh Irfan Helmy, M.A

....................

Sekretaris Sidang :

Sukron Ma‟mun, S.HI., M.Si

....................

Penguji I

:

Prof. Dr. Muh Zuhri, M.A


....................

Penguji II

:

Evi Ariyani, S.H, M.H

....................

Salatiga,
Dekan Fakultas Syari‟ah

Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.
NIP.19670115 199803 2 002

v

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Dianita Eka Sari

NIM

: 21414058

Jurusan

: Hukum Ekonomi Syari‟ah

Fakultas

: Syari‟ah

Judul Skripsi


: PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN
APLIKASI AKULAKU PADA ELECTRONIC
COMMERCE DALAM PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM

menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri,
bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain
yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.

Salatiga, 21 Agustus 2018
Yang menyatakan

Dianita Eka Sari
NIM: 21414058

vi

MOTTO


Hidup ini bukanlah suatu jalan yang datar dan ditaburi bunga,
melainkan adakalanya disirami air mata dan juga darah
(Bunya Hamka)

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Allah SWT Yang telah memberikan nikmat dan karuninya di dunia ini.
2. Kedua orang tuaku Bapak Agus Tri Yunianto dan Ibu Surti Sis Winarni
tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta
pengorbanan selama ini.
3. Adikku Satria Widyan Toro yang selalu mengganggu dalam pembuatan
skripsi.
4. Keluarga besar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa
kepadaku.
5. Calon teman hidupku Fery Yuli Prasetyo yang selalu menemaniku dan
menyemangati dalam suka maupun duka.
6. Teman-teman Rasan-rasan Squad terima kasih kalian memberikan warna

dalam hidupku.
7. Teman-teman HES 2014 terimakasih untuk 4 tahun ini, kalian
memberikan semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.
8. Untuk semua orang yang disekitarku yang tidak bisa kusebutkan satu
persatu, terimakasih atas doa kalian.

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Allah
SWT,

karena

berkat

rahmat-

Nya


Skripsi

ini

dapat

penulis

selesaikansesuai dengan yang diharapakan. Penulis juga beryukur atas
rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh- Nya sehingga penulis
dapat menyusun Skripsi ini.
Sholawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi, Kekasih,
Spirit Perubahan, Rasulullah Muhammad SAW bserta segenap keluarga
dan para sahabat- sahabatnya.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah,
dengan Judul

PRAKTIK KREDIT DENGAN MENGGUNAKAN

APLIKASI AKULAKU PADA ELECTRONIC COMMERCE DALAM
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Penulis mengakui bahwa dalam
menyusun Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari
beberapa pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang
setinggi- tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili
kata- kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Ibu Dra. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah
IAIN Salatiga.
ix

3. Ibu Evi Ariyani, SH., MH, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi
Syari‟ah IAIN Salatiga.
4. Bapak Farkhani, SH., MH, selaku dosen Pembimbing
Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan perngarahan
untuk selal melakukan yang terbaik.
5. Bapak Sukron Ma‟mun SHi, MSi, selaku Dosen Pembimbing
yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga
skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.
6. Bapak M. Rifa‟ Jamaluddin Nasir, M.Si. selaku Dosen yang telah
membantu membimbing dalam pembuatan skripsi.
7. Teman- teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014
IAIN Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut
ilmu.
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka
dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa
mendapatkan maghfiroh, dilingkupi rahmat dan cita- Nya. Amin.
Akhirnya, peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 21 Agustus 2018

Penulis

x

ABSTRAK
Sari, Dianita Eka. 2018. Praktik kredit Dengan Menggunakan Aplikasi
Akulaku Pada Electronic Commerce dalam Perspektif Hukum Islam.
Skripsi. Fakultas Syariah. Jurusan. Hukum Ekonomi Syariah. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Sukron Ma‟mun, SHI.
MSi.
Kata Kunci : E-Commerce, Aplikasi Kredit Online, Hukum Islam.
Sebagai masyarakat milenial banyak Muslim yang kurang
memperhatikan lagi konsep transaksi jual beli yang di syariatkan dalam
Islam. Mereka sering terjebak oleh sebuah transaksi yang dimana
menjuruskan mereka pada perilaku bertransaksi yang kurang tepat bahkan
cendrung salah menurut syariat. Perilaku tersebut seperti transaksi yang
mengandung ghoror, maisir dan riba. Aspek yang sering dirasakan
masyarakat modern adalah ketika teknologi semakin berkembang maka
akan semakin mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial termasuk dalam
kehidupan masyarakat muslim modern. Aplikasi Akulaku pada electronic
commerce adalah sebuah aplikasi yang menawarkan kemudahan dalam
berbelanja berbagai macam produk baik dengan sistem cash maupun
kredit. Peneliti dalam hal ini ingin mengkaji tentang Praktik Kredit dengan
menggunakan aplikasi Akulaku pada electronic commerce dalam
Perspektif hukum Islam. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui
penelitian ini adalah (1) Bagaimana mekanisme praktik kredit dengan
menggunakan aplikasi akulaku pada electronic commerce?. (2) bagaimana
tinjauan hukum Islam mengenai praktik kredit aplikasi akulaku?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka dilakukan penelitian
kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis serta
menggunakan jenis penelitian fild reaserch (penelitian lapangan).
Sehingga dari penelitian ini menjukkan bahwa pertama: Bahwa praktik
kredit dengan menggunakan aplikasi Akulaku pada e-commerce terbukti
menggunakan sistem bunga. Kedua: Praktik kredit dengan menggunakan
aplikasi Akulaku pada e-commerce
diperbolehkan karena sudah
memenuhi rukun serta syarat jual beli menurut syariat dan menurut fatwa
DSN-MUI tentang jual beli istishna‟. Namun, disisi lain aplikasi ini
diharamkan karena Aplikasi tersebut nyata-nyata menjelaskan bahwa
penambahan harga termasuk kedalam bunga, sedangkan bunga dalam jual
beli menurut syariat dikategorikan sebagai riba. Hal ini dipertegas dengan
fatwa DSN-MUI baik tentang jual beli istishna‟, jual beli emas secara
tidak tunai, Syariah card dan pedoman bermuamalah melalui media sosial.
Aplikasi Akulaku dapat digunakan oleh masyarakat muslim dengan syarat
pihak Akulaku merubah adanya sistem bunga dengan sistem yang lebih
Syariah.

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN BERLOGO .................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................... iv
PENGESAHAN .................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. vi
MOTO ................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 7
E. Penegasan Istilah ....................................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 9
G. Metode Penelitian ................................................................................... 13
H. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 15
xii

I. Analisis Data ............................................................................................ 17
J. Sistematika Penulisan ............................................................................. 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 20
A. Pengertian Akad Dan Jual Beli ............................................................... 20
B. Dasar Hukum Jual Beli Dalam Islam ..................................................... 21
C. Rukun Dan Syarat Jual beli Dalam Islam ............................................... 22
D. Jual Beli Di Dunia Maya (E-commerce) ................................................. 27
E. Pengertian Kredit ..................................................................................... 32
F. Jual Beli Kredit Dalam Islam ................................................................... 33
G. Kartu Kredit Dan Hukum Kartu Kredit .................................................. 39
BAB III MEKANISME APLIKASI AKULAKU ........................................... 42
A. Gambaran Umum Aplikasi Akulaku ....................................................... 42
B. Pengguna Aplikasi Akulaku .................................................................... 43
C. Syarat Dan Ketentuan ............................................................................ 45
D. Cara Bergabung Sebagai penjual (Merchant) ......................................... 64
E. Cara Bergabung Sebagai Pembeli (User) ............................................... 65
F. Kredit Point Dalam Aplikasi Akulaku .................................................... 70
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KREDIT ONLINE
DENGAN APLIKASI AKULAKU .................................................................. 71
A. Mekanisme Kredit Pada Aplikasi Akulaku .............................................. 71
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Aplikasi Akulaku ............................... 77
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 89
xiii

A. Kesimpulan ............................................................................................. 89
B. Saran ......................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 92
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 94
RIWAYAT HIDUP

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sebagai masyarakat milenial banyak Muslim yang kurang memperhatikan lagi
konsep transaksi jual beli yang di syariatkan dalam Islam. Mereka sering terjebak oleh
sebuah transaksi yang dimana menjuruskan mereka pada perilaku bertransaksi yang
kurang tepat bahkan cendrung salah menurut syariat. Perilaku tersebut seperti
transaksi yang mengandung ghoror, maisir dan riba. Padahal telah jelas sebagaimana
firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an ayat 275:

... ‫الربَا‬
ِّ ‫َح َّل اللَّوُ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬
َ ‫ َوأ‬...

Ayat tersebut menjelaskan tentang sebuah penolakan terhadap apa yang

mereka (bangsa Jahiliyah) katakan sebelumnya (transaksi Jual beli), padahal mereka
telah mengetahui perbedaan hukum antara jual beli dengan riba, dimana jul beli halal
sedangkan riba perkara yang haram (Dep. Agama, 1997).
Pada dasarnya Islam tidak mengharamkan perdagangan kecuali perdagangan
itu mengandung unsur kezhaliman, penipuan, eksploitasi, atau mempromosikan
barang-barang yang dilarang. Seperti perdagangan Khamr, ganja, babi, patung, dan
barang-barang haram lainnya, baik pengkonsumsiannya, pendistribusi, ataupun
pemanfaatannya yang diharamkan. Padahal telah jelas dalam Islam bahwa Setiap
daging yang tumbuh dari hal yang haram, balasannya adalah neraka (Azzam, 2010:
20).
Aspek yang sering dirasakan masyarakat modern adalah ketika teknologi
semakin berkembang maka akan semakin mempengaruhi perubahan gaya hidup sosial
termasuk dalam kehidupan masyarakat muslim modern. Berkembangnya pemanfaatan
media internet sebagai sarana interaksi sosial telah mengantarkan banyak kemudahan
komunikasi maupun informasi dalam segala bidang terutama pada dunia bisnis yang
menghadapi persaingan global yang sangat ketat. Saat ini, internet menjadi unggulan
1

dalam usaha memenangkan persaingan bisnis. Ini didasari oleh meningkatnya
pengguna internet di dunia sehingga memudahkan para pebisnis untuk memasarkan
dan mengembangkan lahan bisnisnya lebih luas dan global.
Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet
Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa lebih dari setengah penduduk Indonesia
kini telah bergabung ke internet. Survei yang dilakukan sepanjang 2016 menemukan
bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah bergabung ke internet dan total penduduk
Indonesia sendiri sebanyak 256,2 juta orang. Menurut mereka terjadi kenaikan 51,8
persen dibandingkan jumlah pengguna internet pada 2014 lalu. Survei yang dilakukan
APJII pada 2014 hanya ada 88 juta pengguna internet. Sebagian besar pengguna
internet Indonesia tinggal di Pulau Jawa tepatnya 86,3 juta orang atau tepatnya 65%.
Peringkat kedua berada di Pulau Sumatra dengan 20,75 juta (15,7%) dan Pulau
Sulawesi berada di posisi ketiga dengan 8,45 juta (6,3%). Berikutnya Kalimantan
(5,8%). Bali-Nusa (4,7%), dan Maluku-Papua (2,5%). Dari sisi usia, pengguna
internet terbanyak datang dari kelompok usia 25-39 tahun (APJII. Edisi-05. 2016. hal
1).
Sebagai pengguna internet yang bijak, hendaknya selalu memanfatkan situs
Web, Aplikasi, dll yang dirasa menguntungkan, misalnya sebagai ladang berbisnis
atau e-commerce. Menurut Wikipedia yang diakses pada tanggal 6 November 2017,
Electronic Commerce (e-commerce) adalah penyebaran, pembelian, penjualan,
pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi,
www, atau jaringan komputer lainnya. e-commerce dapat melibatkan transfer dana
elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan
sistem pengumpulan data otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan ecommerce ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan
dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply
chain management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online
2

(online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing),
pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
Banyak jasa-jasa yang ditawarkan untuk mempermudah proses bertransaksi
melalui internet mulai dari E-Banking, Smartbisnis, pembayaran tagihan, pemesanan
tiket baik pesawat ataupun bioskop, pinjaman online, bahkan kredit online.
Kata kredit memang rasanya sudah tak asing lagi didengar. Kredit tidak hanya
dikenal oleh masyarakat perkotaan saja, namun sudah dikenal akrab sampai di
pedesaan sekalipun. Mengapa masyarakat banyak yang yang melakukan kredit?
Manusia adalah Homo Economicus yang sejatinya selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan primer, skunder, dan tersier
yang dimana memiliki prioritas tersendiri untuk memenuhinya. Namun, pada
dasarnya Manusia juga merupakan makhluk yang tidak pernah puas akan sesuatu.
Sedangkan kemampuan untuk memenuhi hasrat tersebut sangatlah terbatas. Sehinga
hal ini menyebabkan manusia membutuhkan bantuan untuk memenuhi hasrat dan
cita-citanya salah satunya melalui kredit atau cicilan. Banyak jasa yang menawarkan
pembelian secara cicilan ini yakni mulai dari kartu kredit bahkan kredit yang
dilakukan secara online.
Kredit Online muncul dikarenakan semakin luasnya e-commerce dikalangan
masyarakat kita. Maka tak heran jika saat ini sistem pembelian barang melalui ecommerce dengan cara kredit banyak diperbincangkan oleh masyarakat luas. sebab
fitur ini menawarkan pemberian jasa kredit tanpa menggunakan kartu kredit. Salah
satu diantaranya adalah Aplikasi Akulaku. “Aplikasi AKULAKU” adalah aplikasi
mobile pencarian toko dan barang yang dijual oleh penjual terdaftar (market place),
yang memberikan layanan fasilitas tertentu bagi penjual terdaftar untuk menawarkan
fitur pembayaran cicilan melalui Pembiayaan Multiguna untuk pembelian barang
yang dijual oleh penjual melalui Aplikasi AKULAKU.

3

Melalui Aplikasi ini para pecinta belanja online akan disuguhi berbagai
produk dan metode pembayaran cicilan sesuai dengan panduan yang tertera dalam
aplikasi. Aplikasi Akulaku serupa dengan Kartu kredit yang dimana terdapat data diri
yang harus diisi oleh debitur atau pemohon secara lengkap. “Pemohon” sendiri adalah
Pembeli yang mengajukan permohonan penggunaan fasilitas Program Cicilan di
Aplikasi AKULAKU yang akan ditindak lanjuti sepenuhnya oleh PT. Akulaku
Finance Indonesia melalui Pembiayaan Multiguna dalam membeli Produk yang dijual
Merchant, serta bersedia memenuhi dan setuju atas seluruh syarat dan ketentuan
Program Cicilan yang ditetapkan oleh PT. Akulaku Finance Indonesia. Selain itu,
dalam aplikasi ini juga terdapat penetapan batas maksimal kredit atau yang biasa
disebut “limit kredit”.
Jual beli kredit dan kartu kredit memang terasa umum dikalangan masyarakat
namun, berbeda dengan jual beli kredit dengan sistem online yang baru-baru ini
muncul dan menyuguhkan berbagai macam kemudahan dalam bertransaksi. Banyak
Ulama yang memperdebatkan jual beli dengan sistem kredit ini dikarenakan terdapat
penambahan pembayaran di dalamnya. Sebagai umat Islam haruslah berhati-hati
dalam bertransaksi dikarenakan bisa saja kita terkena jebakan riba yang sesungguhnya
telah dilarang keras oleh Allah SWT.
Dari pemaparan data tersebut. Dan timbulnya fenomena-fenomena baru yang
dirasa belum diteliti. Maka peneliti berinisiatif untuk meneliti tentang Praktik Kredit
Dengan Menggunakan Aplikasi Akulaku Pada Electronic commerce Dalam
Perspektif Hukum Islam.
B. Fokus Penelitian
Agar tidak meluasnya pembahasan penelitian, diperlukan pembatasan serta
perumusan masalah dalam penelitian ini. Dengan berdasar pada latar pemaparan
belakang, maka dikemukakan pokok bahasan permasalahan dalam penelitian ini yang
dirumuskan sebagai berikut:
4

1. Bagaimana mekanisme Praktik Kredit Dengan Menggunakan Aplikasi Akulaku
Pada Electronic commerce?
2. Bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai praktik Kredit aplikasi Akulaku?
C. Tujuan penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui mekanisme Prakti Kredit Dengan Menggunakan Aplikasi
Akulaku Pada Electronic Commerce.
2. Menjelaskan tinjauan hukum Islam mengenai praktik Kredit aplikasi Akulaku.
D. Kegunaan penelitian
Manfaat penelitian, penelitian ini dirasa akan bermanfaat guna:
1. Secara teoritis
a. Memperkaya wacana keilmuan mengenai sistem kredit online dan kredit
dalam Islam.
b. Menambah bahan pustaka bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Secara praktis
Dapat memberi kontribusi pada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam
bertransaksi di media sosial.
E. Penegasan Istilah
Untuk menjelaskan judul di atas, sehingga peneliti memberikan beberapa
pengertian istilah yang terasa asing agar pembaca mengetahui apa yang dimaksud
oleh penulis.
1. Kredit adalah
Istilah kredit berasal dari Bahasa Yunani (Credere) yang berarti kepercayaan
(truth/faith) oleh karena itu, dasar dari kredit ialah kepercayaan seorang atau suatu
badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur)

5

dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan,
yakni dapat berupa barang, uang/jasa (Suyanto, 1995: 5).
2. Aplikasi Akulaku
“Aplikasi AKULAKU” adalah aplikasi mobile pencarian toko dan barang yang
dijual oleh penjual terdaftar (market place), yang memberikan layanan fasilitas
tertentu bagi penjual terdaftar untuk menawarkan fitur pembayaran cicilan melalui
Pembiayaan Multiguna untuk pembelian barang yang dijual oleh penjual melalui
Aplikasi AKULAKU.
3. Perdagangan Elektonik (E-commerce)
Menurut Wikipedia yang diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 Perdagangan
elektronik (bahasa Inggris: electronic commerce atau E-commerce) adalah
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. Ecommerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik,
sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan E-commerce ini sebagai aplikasi dan
penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial,
seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management),
pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing),
pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data
elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau kajian pustaka berkedudukan sangat penting dalam
sebuah penelitian, karena penggunaan teori untuk dijadikan kerangka pemikiran tidak
akan dapat dilakukan jika tidak ada tinjauan pustaka. Hanya perlu diperhatikan bahwa
dalam tinjauan pustaka tidak perlu menguraikan penjelasan yang panjang lebar,
6

sehingga tampak seperti memindahkan pendapat orang secara keseluruhan ke dalam
tinjauan pustaka, tanpa sedikit pun pemilihan substansi uraian-uraiannya (Saebani,
2008: 160).
1. Skripsi yang berjudul “Membangun Aplikasi Analisa Kredit Online Menggunakan
JSP (Java Server Page)”. Oleh Pramayunta Yudha Kiswara, tahun 2010. Institut
Teknologi Sepuluh November. Menyatakan bahwa bahwa dalam kebutuhan
sehari-hari sering membutuhkan berbagai macam jenis barang, baik itu barang
property, furniture, elektronik, bahkan kendaraan sekalipun. Namun dalam
permasalahan seperti ini kita tidak dapat mengingkan pemesanan secara instan
atau cepat melalui website apabila kebutuhan finansial kita menjadi hambatan.
Terbatasnya dana untuk memenuhi hal tersebut dapat menjadi suatu permasalahan
yang serius bagi mereka yang sangat membutuhkannya. Dalam pembuatan
aplikasi ini nantinya pihak leasing melakukan proses pemilihan calon konsumen
yang layak melakukan kredit dan memiliki akses validasi terhadap data barang
yang diinput User. Tujuan dari pembuatuan aplikasi itu sendiri ialah sebagai
sarana untuk mempermudah pengisian leasing bagi calon konsumen, sebagai
sarana untuk mempermudah pihak leasing untuk menganalisa konsumen yang
akan mengajukan kredit.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan:
a. Perusahaan leasing dapat memanfaatkan sistem ini sebagai acuan untuk
menerima dan menyetujui leasing dari para calon konsumen yang ingin
mengajukan kredit.
b. Memudahkan pihak leasing dalam melakukan analisa dan seleksi terhadap
calon konsumen atas dasar prosedur yang ditetapkan dibandingkan dengan
cara manual.
c. Mempermudah calon konsumen dalam mengisi aplikasi leasing sebagai syarat
pengajuan kredit.
7

d. Untuk mempercepat proses analisa data leasing calon konsumen oleh pihak
leasing, sehingga pada nantinya calon konsumen dapat mengetahui lebih awal
apakah status leasingnya diterima atau ditolak.
2. Laporan Penelitian Individu yang berjudul “Kearifan Islam Atas Jual Beli Kredit
(Studi Pada Tukang kredit Di Kec. Cepiring Kabupaten Kendal”. Oleh Nur
Fatoni, M.,Ag (2014). Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Fenomena jual beli para tukang kredit di Kec. Cepiring Kab. Perilaku yang
ditunjukka para tukang kredit nempaknya memiliki latar belakang ajaran hukum
agama. Mereka takut dengan riba. Mereka takut bisnisnya tidak diridai Allah
SWT. Mereka ingin bahagia dunia akhirat. Mereka membangun presepsi positif
(khusus al-dan) kepada pembeli dan pesaing. Mereka tidak meyoal pembeli yang
tidak lancer membayar bahkan macet sekalipun. Sesuatu yang diupayakan oleh
para tukang kredit adalah rajin menagih dan tetap berjualan. Niat yang mereka
bangun adalah berdagang. Manakala mereka berurusan dengan bank dalam
mencari tambahan modal, mereka berniat mencari modal semata.
Permasalahan yang muncul dari latar belakan tersebut ialah pertama, bagaimana
para tukang kredit melakukan transaksi jual beli menurut pemahaman agama
Islam yang mereka percaya? Kedua, Bagaimana Islam mengatur/mengkreasi jual
beli bayar tunda (kredit)? Ketiga, Mengapa Islam memberi soludi atas masalah
kebutuhan dan ketersediaan iwad berupa jual beli kredit? Menurut bidangnya,
jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis dan pendekatan yang
digunakan adalah sosiologis filosofis.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa tukang kredit atau biasa disebut mendring
memiliki kesamaan norma dalam transaksi Islam yakni perdagangan barang bagi
pembeli yang menunda angsuran. Jual beli bayar tunda sama dngan jual beli bayar
kontan, dari sisi prosedur, pelaku, penentuan harga dan moralitasnya.
Perbedaannya ada pad acara pembayaran yang disepakati dan penjual dilarang
8

menaikkan atau menambah harga dengan alasan apapun. Islam memberi solusi
bagi para pembeli yang tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar kontan
atau memilih untuk membayar secara tunda. Islam juga memberi solusi bagi
pedagang yang akan menjual barang dengan pembayaran tunda. Penundaan
pembayaran adalah pilihan mubah sepanjang disepakati oleh kedua pihak pada
saat akad.
3. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah 5(2), dengan judul KARTU KREDIT
(SUATU TINJAUAN SYARI‟AT ISLAM). Maraknya pengguna kartu kredit
dalam suatu transaksi menimbulkan fenomena pada masyarakat yang semakin
konsumtif. Melihat kondisi demikian perbankan (konvensional) semakin gencar
mengeluarkan produk-produk kartu kredit. Demikian juga dengan bank syariah
yang ingin mempertahankan nasabahnya. Kartu kredit memiliki dampak positif
maupun negatif. Identifikasi masalah dalam jurnal ini adalah bagaimanakah kartu
kredit dalam tinjauan syari‟at Islam?. Maka didapat sebuah kesimpulan bahwa
kartu kredit (konvensional) baik dari sisi akadnya yaitu utang piutang dengan
sistem riba, begitu juga dengan denda/penalty akibat keterlambatan bayar dari
tenggang waktu yang diberikan oleh pihak bank juga termasuk dalam kategori
riba karena merupakan tambahan harta untuk hutang.
Dari ketiga penelitian di atas pertama, pembahasan mengenai pembuatan
sebuah aplikasi yang mempermudah pengisian leasing bagi calon konsumen,
sebagai sarana untuk mempermudah pihak leasing untuk menganalisa konsumen
yang akan mengajukan kredit. Kedua, pembahasan tentang jual beli kredit yang
dilakukan oleh mendring atau tukang kredit dan menganalisisnya dengan hukum
Islam. Ketiga, pembahasan tentang hukum penggunaan kartu kredit yang
diterbitkan oleh bank konvensional maupun syariah. Sehingga pembahasan
mengenai Prakti Kredit Dengan Menggunakan Aplikasi Akulaku Pada
Electronic commerce belum ada dan sangat menarik untuk diteliti. Walaupun
9

sebagian dari skripsi tersebut sudah sedikit membahsas mengenai jual beli kredit
ataaupun kartu kredit dari pandangan Islam.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis
empiris atau sosiologi hukum. Pendekatan tersebut adalah pendekatan dengan
melihat sesuatu kenyataan hukum didalam masyarakat atau pendekatan yang
sering digunakan untuk melihat aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial di
dalam masyarakat, dan berfungsi sebagai penunjang untuk mengidentifikasi dan
mengklarifikasi temuan bahan non hukum bagi keperluan penelitian atau
penulisan hukum (Ali, 2009:105).
Jenis penelitian yang digunakan adalah fild research (penelitian lapangan)
yaitu penelitian yang dilakukan di dalam masyarakat itu sendiri atau dalam
instansi yang bersangkutan. Pengertian lain dari penelitian lapangan (fild
reaserch), yaitu research yang dilakukan dikancah atau di medan terjadinya
gejala-gejala (Hadi, 2000: 10). Yaitu bagaimana praktik Kredit Dengan
Menggunakan Aplikasi Akulaku Pada Electronic Commerce Ditinjau Dari
Perspektif Hukum Islam.
Selain itu, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Moleong, 1998: 4). Penelitian kualitatif juga harus memiliki fokus penelitian
yang jelas. Focus dapat berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan
(STAIN, 2008: 26)
2. Objek & Subjek Penelitian

10

Objek dari penelitian ini adalah aplikasi akulaku, dimana objek tersebut sangat
banyak diminati serta belum ada penelitian yang membahas tentang cara kerja
aplikasi ini dan tinjauannya dari segi hukum Islam.
Sedangkan subjeknya meliputi respon para pengguna aplikasi Akulaku ketika
melakukan transaksi baik itu cash maupun non cash. Selain itu, peneliti juga
terjun langsung dalam melakukan penelitian (Penelitian Berperanserta) sehingga
memudahkan dalam memperoleh data yang lebih banyak.
3. Sumber data
a. Sumber data primer
Merupakan sumber data yang diperoleh langsung oleh penulis dari lapangan
yang dalam pengambilannya tanpa melalui media perantara. Sumber data
primer dalam penelitian ini adalah aplikasi Akulaku, respon para pengguna
aplikasi Akulaku dan berbagai macam komentar para pengguna yang
tercantum pada penilaian aplikasi di play store.
b. Sumber Data Sekunder
Merupakan data yang sudah tersedia yakni berupa sumber tertulis yang
dijadikan acuan pembuatan penelitian ini adalah buku, skripsi, jurnal, fatwa
DSN-MUI majalah-majalah online, dan yang paling penting adalah web resmi
akulaku dan aplikasi akulaku.
H. Prosedur Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian (Sujarweni, 2014:75). Observasi yang
dilakukan peneliti adalah dengan mengunduh aplikasi akulaku mendaftarkan
data diri guna melakukan pengamatan berperanserta, mengamati respon para
pengguna aplikasi akulaku dan selain itu peneleliti juga mengamati web-web

11

yang berkaitan dengan aplikasi akulaku yang dirasa menunjang dalam
pembuatan skripsi ini.
b. Wawancara
Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data
secara lisan (Sujarweni, 2014:74). Peneliti melakukan wawancara kepada para
pembeli yang pernah melakukan transaksi kredit dengan menggunakan
aplikasi akulaku, selain itu peneliti juga mengamati respon para pengguna
aplikasi tersebut melalui catatan atau kesan pesan para pengguna yang ada
timeline aplikasi akulaku yang keluar ketika akan mengunduh aplikasi
tersebut.
c. Dokumentasi
Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta dan data
tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi (Sujarweni, 2014: 33).
Metode ini digunakkan sebagai salah satu pelengkap data.
d. Pengamatan Berperanserta
Dalam melakukan penelitian peneliti terjun langsung atau melakukan
pengamatan secara langsung (Pengamatan Berperanserta). Pengalaman
berperan serta menceritakan kepadapeneliti apa yang dilakukan oleh orangorang

dalam

situasi

peneliti

memperoleh

kesempatan

mengadakan

pengamatan. Sering terjadi peneliti sering menghendaki suatu informasi lebih
dari sekedar mengamatinya. Ia barang kali ingin mengetahui suatu peristiwa,
apakah sering terjadi dan apa yang dikatakan orang tentang hal itu. Peneliti
ingin mengetahui apakah tanpa kehadirannya subjek berperilaku tetap atau
menjadi berbeda dan sebagainya. Jadi pengamatan berperan serta pada
dasarnya berati mengadakan pengamatan dengan cermat mungkin sampai
pada yang sekecil-kecilnya sekalipun (Moleong, 1988: 164).

12

I. Analisis Data
Analisis data adalah upaya pengelompokan data yang sudah tersedia atau data
yang diambil melalui observasi, wawancara, hasil pengamatan, hasil diskusi serta
telaah pustaka. Kemudian diolah dengan menggunakan metode kualitatif yaitu teknik
menggambarkan seluruh aspek penelitian yang ada, sehingga bisa menggambarkan
antara yang seharusnya terjadi dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian (Sujarweni, 2014: 103).
Bagan 1.1 Rancangan Sistem Kerja Penelitian
Pengumpulan Data

Observasi

Wawancara

Yuridis (Hukum
Islam

Pengalaman
Berperanserta

Pembacaan
Seluruh
Data

Dokumentasi

Naskah
Akademik

Empiris (Data
Lapangan)

Hasil Analisis
Kesimpulan

J. Sistematika penulisan
Agar pembaca mudah untuk memahami penelitian yang telah dibuat, maka
peneliti membuat sistematika sebanyak lima bab, yakni perinciannya sebagai
berikut:
Bab Pertama

:Penduluan yang berisi uraian tentang latar belakang masalah,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian,
penegasan istilah, metode penelitian, tinjauan pustaka, metode
penelitian dan sistematika penelitian.

Bab Kedua

:Kajian Pustaka yang berisi tentang pengertian akad dan jualbeli, dasar hukum jual-beli dalam Islam, rukun dan syarat jual13

beli dalam Islam, jual-beli dunia maya (e-commerce),
pengertian kredit, jual beli kredit dalam Islam, kartu kredit dan
hukum kartu kredit.

Bab Ketiga

:Mekanisme aplikasi Akulaku yang berisi tentang gambaran
umum aplikasi akulaku, pengguna aplikasi akulaku, syarat &
ketentuan, cara bergabung sebagai penjual atau merchant, cara
bergabung sebagai pemohon atau user.

Bab Keempat

:Analisis hukum Islam terhadap kredit online dengan aplikasi
akulaku berisi tentang mekanisme kredit di akulaku dan
tinjauan hukum Islam terhadap aplikasi akulaku.

Bab Kelima

:Penutup berisi tentang kesimpulan dari seluruh hasil
penelitian, dan pada bab ini juga disertai saran agar dapat
menyempurnakan penelitian ini.

14

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Akad dan Jual Beli
Akad adalah „aqad dalam istilah Bahasa berarti ikatan dan tali pengikat.
Sehingga akad diterjemahkan sebagai penghubungan antara dua perkataan, masuk
juga dalam janji dan sumpah, karena sumpah menguatkan niat berjanji untuk
melaksanakan isi sumpah atau meninggalkannya (Azzam, 2010: 15).
Perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1447-1540 BW. Akan tetapi ketentuan
tersebut tidaklah cukup untuk mengatur segala bentuk perjanjuan jual beli yang ada
dalam masyarakat, akan tetapi cukup untuk mengatur tentang dasar-dasar perjanjian
jul beli.
Dalam pasal 1457 BW diatur tentang pengertian jual beli sebagai berikut.
Perjanjian jual beli adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikat
dirinya untuk menyerahkan suatu benda dan pihak lain untuk membayar harga yang
telah dijanjikan (Miru, 2012: 134)
Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara
tertentu atau akad (Rasjid, 1954: 278). Selain itu menurut pengertian Syariat, yang
dimaksud dengan jual beli adalah: “Pertukaran harta atas dasar saling rela. Atau:
Memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan yaitu berupa alat tukar yang
sah (Lubis, 1993:33).

15

B. Dasar Hukum Jual Beli Dalam Islam
Jual beli dengan system murabahah merupakan jual beli yang diperbolehkan,
hal ini berlandaskan pada dalil-dalil yang dijelaskan dalam Al-Qur‟an, hadis maupun
ijma‟ ulama. Di antara dalil yang memperbolehkan praktik akad jual-beli murabahah
adalah firman Allah dalam QS. An-Nisa‟ [4]:29

ِ ‫يا أَيُّها الَّ ِذين آمنُوا ََل تَأْ ُكلُوا أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم بِالْب‬
ٍ ‫اط ِل إََِّل أَ ْن تَ ُكو َن ِِتَ َارةً َع ْن تَ َر‬
ۚ ‫اض ِمْن ُك ْم‬
َ َ
َ َ
َ ْ َْ ْ َ ْ
ِ ِ
ِ
‫يما‬
ً ‫َوََل تَ ْقتُلُوا أَنْ ُف َس ُك ْم ۚ إ َّن اللَّوَ َكا َن ب ُك ْم َرح‬
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa sebagai orang yang beriman diharamkan baik

memakan, menggunakan maupun memanfaatkan harta orang lain dengan cara yang
bathil

atau tidak dibenarkan

dalam

syari‟at.

Namun,

diperbolehkan jika

pemanfaatannya dengan jalan perdagangan yang didasari asas saling ridho dan saling
suka diantaranya. Selain itu, dalam ayat ini Allah melarang umatnya bunuh diri
maupun saling membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini, sebagai wujud dari
kasih sayang-Nya, karena Allah maha pengasih lagi maha penyayang (Dep. Agama,
1997). Begitu pula dalam QS. Al-Baqarah [1]: 275

ِ
ِ ‫الربا ََل ي ُقومو َن إََِّل َكما ي ُق‬
ِ َّ
ِ
‫َّه ْم‬
َ ‫س ۚ َذل‬
ِّ ‫وم الَّذي يَتَ َخبَّطُوُ الشَّْيطَا ُن م َن الْ َم‬
ُ ‫ك بِأَن‬
ُ َ َ
ُ َ َِّ ‫ين يَأْ ُكلُو َن‬
َ ‫الذ‬
‫الربَا ۚ فَ َم ْن َجاءَهُ َم ْو ِعظَةٌ ِم ْن َربِِّو فَانْتَ َهى‬
ِّ ‫َح َّل اللَّوُ الْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬
ِّ ‫قَالُوا إََِّّنَا الْبَ ْي ُع ِمثْ ُل‬
َ ‫الربَا ۚ َوأ‬
‫اب النَّا ِر ۚ ُى ْم فِ َيها َخالِ ُدو َن‬
َ ِ‫ف َوأ َْم ُرهُ إِ ََل اللَّ ِو ۚ َوَم ْن َع َاد فَأُولَئ‬
َ َ‫فَلَوُ َما َسل‬
ْ ‫كأ‬
ُ ‫َص َح‬
Surat ini menerangkan siksaan bagi mereka yang memakan harta dengan cara

riba yakni tidak dapat berdiri melainkan berdirinya orang yang kemasukan setan
karena gila. Dan mereka juga berdalih bahwa jual beli itu merupakan riba. Sedangkan
Allah telah menjelaskan bahwa jual beli berbeda dengan riba dan Allah menghalalkan
jual beli lagi mengharamkan riba. Ketika Allah sudah memberi peringatan maka
hendaklah bertaubat, namun apabila tetap melakukan. Maka balasan Allah akan lebih

16

kejam, karena mereka lah penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya (Dep.
Agama, 1997).
Dalam kedua ayat ini Allah mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli
secara umum, serta melarang dan menolak konsep ribawi.
C. Rukun dan Syarat Jual Beli Dalam Islam
Di dalam jual beli mempunyai rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga
jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara‟. Menurut hukum Islam ukun dan syarat
jual beli Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rajid (1978) meliputi:
1. Adanya penjual dan pembeli syarat keduanya:
a. Berakala, agar dia tidak terkicuh, orang yang gila atau bodoh tidak sah jual
belinya.
b. Dengan keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan (suka sama suka).
c. Keadaannya tidak mubazir (boros) karena harta orang yang mubazir itu
ditangan walinya.
Seperti Firman Allah swt dalam surat An-Nisa (4): 5

ِ
ِ
‫وىم َوقُولُوا َلُ ْم‬
ُّ ‫َوََلتُ ْؤتُوا‬
ُ ‫الس َف َهآءَ أَْم َوالَ ُك ُم الَِِّت َج َع َل اهللُ لَ ُك ْم قيَ ًام َاوا ْرَزقُ ْوُى ْم فْي َها َوا ْك ُس‬
‫قَ ًوَل َم ْع ُروفًا‬

d. Baliq, anak kecil tidak sah jual belinya. Adapun anak-anak yang sudah
megerti tetapi belum sampai umur dewasa.
2. Uang dan benda yang dibeli syarat keduanya:
a. Suci dan tidak najis.
b. Ada manfaatnya, tidak boleh menjual sesuatu yang tidak ada manfaatnya.
Firman Allah swt dalam Q.S Al-Isra‟: 27

ِ
ِ
‫الشيطَا ُن لَِربِِو َك ُف ْوًرا‬
َّ َ‫ي َوَكان‬
َ ‫إ َّن اَلْ ُمبَذ ِريْ َن َكانُ ْوآ إِ ْخ َوا َن الشَّيَاط‬

Allah tidak menyukai perilaku boros (Mubadzir) yang dimana
menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak ada manfaatnya.

17

Sehingga Allah menyebut bahwa pemboros merupakan saudara setan dan
setan sangatlah ingkar pada Tuhannya.
c. Keadaan barang itu dapat diserahkan, tidak sah menjual sesuatu barang
yang tidak dapat diserahkan kepada yang membeli, seperti ikan dalam laut,
barang rampasan yang masih ditangan yang merampasnya.
3. Lafaz (kalimat ijab dan qabul)
Ijab adalah perkataan penjual, umpamanya: saya jual barang ini sekian.
Qabul adalah seperti kata sipembeli: saya terima (saya beli) dengan harga sekian.
Keterangan ayat yang telah lalu yang mengatakan jual-beli itu suka sama suka,
dan: Rasulullah saw bersabda bahwa: “Sesungguhnya jual-beli itu haruslah
dengan saling suka sama suka.” (Riwayat Ibnu Hibban).
Sedangkan suka sama suka itu tidak dapat terang diketahui kecuali dengan
perkataan yang menunjukkan akan suka seorang dengan seorang, karena suka itu
dalam hati masing-masing. Ini pendapat kebanyakan ulama. Teteapi Nawawi,
Mutawali, Baghawi, dan beberapa ulama ang lain berpendapat bahwa lafaz itu
tidak menjadi rukun, hanya menurut adat kebiasaan saja. Apabila menurut adat
telah berlaku hal yang seperti itu sudah dipandang jual-beli, itu saja sudah cukup
karena tidak ada suatu dalil yang terang untuk mewajibkan lafaz.
Menurut ulama yang mewajibkan lafaz, diwajibkan keadaan lafaz memenuhi
beberapa syarat:
a. Keadaan ijab dan qabul berhubungan. Artinya salah satu dar keduanya
pantas menjadi jawab dari yang lain dan belum berselang lama.
b. Hendak mupakat (sama) makna keduanya walaupun lafaz keduanya
berlainan.
c. Keadan keduanya tidak disangkutkan dengan urusan yang lain, seperti
katanya, katau saya jadi pergi, saya jual barang ini sekian.”

18

d. Tidak berwaktu, sebab jual-beli berwaktu seperti sebulan atau setahun,
tidak sah.
Apabila rukun atau syaratnya kurang, jual-beli tidak dianggap sah. Di
bawah ini akan kita tulis beberapa contoh jual-beli yang tidak sah karena kurang
rukun atau syaratnya:
a. Biasa berlaku dinegeri kita ini mencampurkan hewan betina dengan
jantan. Percampuran ini dengan harga yang tertentu untuk sekali campur,
jadi berarti air mani jantan. Ini tidak sah menurut cara jual-beli karena
tidak dimaklumi kadarnya, juga tidak dapat diserahkan. Seperti hadis
Rasulullah Saw yang artinya “Sesungguhnya Nabi besar saw. Telah
melarang menjual air jantan.” (riwayat Muslim dan Nasai).
Akan tetapi, dengan jalan dipersewakan dalam masa yang tertentu
menurut mazhab Syafi‟i dan Hanbali tidak ada halangan. Adapun dengan
ajalan meminjam, maka sepakat ulama tidak ada halangan malahan dianjurkan
oleh syara‟. Sabda Rasulullah saw: Dari Abu Kabsyah: “Telah bersabda Nabi
besar saw.: Barang siapa mencampurkan hewan jantan dengan betina,
kemudian dengan pencampuran itu mendapat anak, adalah baginya ganjaran
sebanyak

tujuh

puluh

hewan.”

(Riwayat

Ibnu

Hibban

dan

ia

mensahihkannya).
b. Menjual suatu barang yang baru dibeli sebelumnya diterimanya. Karena
miliknya belum sempurna. Tandanya sesuatu yang baru dibeli dan belum
diterimanya, barang itu masih dalam tanggungan si penjual. Berarti kalau
barang itu hilang, si penjual harus mengganti. Sabda Rasululla saw.
“Janganlah engkau jual sesuatu yang engkau beli sebelum engkau
terima.” (Riwayat Ahmad dan Baihaqi).
c. Menjual buah-buahan sebelum nyata pantas dimakan (dipetik), karena
buah-buahan yang masih kecil sering rusak atau busuk sebelum sampai
19

matang. Hal ini mungin harganya dengan tidak ada tukarnya. Seperti hadis
Nabi Muhammad SAW yang artinya Dari Ibnu „Umar: “Telah melarang
Nabi besar saw. Menjual buah-buahan sehingga nyata patutnya (pantas
diambil).” Sepakat ahli hadis (Rasjid, 1987: 262 – 267).
Apapun bentuk jual beli, apapun cara dan media transaksasinya, maka harus
memenuhi syarat dan rukun sebagaimana dijelaskan di atas. Transaksi didunia maya
sebagai salah satu bentuk jual beli juga harus memenuhi syarat-syarat di atas.
D. Jual Beli di Dunia Maya (E-commerce)
Jual beli di dunia maya atau e-commerce merupakan salah satu implementasi
dari bisnis online. Berbicara mengenai bisnis online tidak terlepas dari transaksi,
seperti jual beli via internet. Transaksi inilah yang kemudian dikenal dengan
electronic commerce atau biasa disebut e-commerce. E-commerce merupakan
aktivitas pembelian, penjualan, pemasaran, dan pelayanan atas produk dan jasa yang
ditawarkan melalui jaringan computer. Dunia teknologi melihat sebuah aplikasi bisnis
secara elektronik yang mengacu pada transaksi-transaksi komersial (Mustofa, 2016:
31).
Dalam transaksi e-commerce, yang melakukan penawaran adalah pihak
penjual, yang memanfaatkan website untuk memasarkan barang/jasa yang ditawarkan
kepada semua orang, kecuali apabila penawaran itu dilakukan melalui e-mail yang
dituju. Penjual menawarkan etalase yang memuat tentang katalog tentang barang atau
jasa yang ditawarkan. Di samping itu, pembeli juga soelah-olah berjalan disepan
etalase tersebut untuk memilih barang yang diinginkannya. Hanya saja bedanya
dengan jika pembeli datang membeli langsung ke toko, karena dengan e-commerce
ini, pembeli tidak harus keluar rumah dan tidak perlu khawatir bahwa toko akan tutup
pada jam jam tertentu (Miru, 2012: 154).
Jika pembeli setuju untuk membeli barang atau menggunakan jasa maka
pembeli menyatakan persetujuannya melalui website, e-mail, atau electronic data
20

interchange, tergantung pada cybersystem tersebut. Jika pembeli sudah setuju
memilih barang atau menggunakan jasa melalui website tersebut maka pembayaran
yang dapat dilakukan adalah dengan system ATM, pembayaran cash, ataupun dengan
perantara pihak ketiga seperti kartu kredit online atau check online (Miru, 2012: 155).
Jual beli melalui internet memang sesuatu yang sering dilakukan oleh generasi
millennial dikarenakan jual beli tersebut dirasa mudah dan tidak perlu keluar
kerumah. e-commerce atau jual beli online adalah jual beli objek (barang) tidak ada
saat transaksi yang ada hanya gambar layaknya katalog atau dalam Islam biasa
disebut dengan Ba‟I al Ghaib.
Menuerut Abdul Aziz Muhammad Azzam dalam bukunya yang berjudul Fiqih
Mu‟amalah (system transaksi dalah fiqih Islam) terdapat dua pendapat ulama antara
lain pertama, Qaul qadim-nya Imam Asy-Syafi.i mengatakan jual beli demikian sah,
dan si pembeli berhak melakukan khiyar ketika dia melihatnya dan tidak diketahui
tentang sifatnya sama seperti nikah.
Kedua dalam qaul jaded-nya, imam Asy-Syafi‟I menyatakannya tidak sah,
dengan dalil hadis Abu Hurairah: Bahwa Nabi saw melarang menjual sesuatu yang
tidak diketahui. Alasan lain, dalam akad unsur gharar, sebab ia termasuk dalam jual
beli, maka tidak ssah jika ada yang tidak diketahui dari sifatnya sama seperti jual beli
system salam (Ordering). Namun jika kita mengambil qaul qadim, apakah sahnya
akad mengharuskan kita untuk menyebutkan semua sifat (ciri barang) atau tidak? Di
sini ada tiga pendapat antara lain: (Azzam, 2010: 60).
1. Tidak sah sampai semua sifat (ciri)nya disebutkan sebagaimana barang yang
di pesan (Musallam Fiqih).
2. Tidak sah sampai sifat-sifat utamanya disebutkan.
3. Sah dan tidak perlu menyebutkan sifatnya. Ini adalah pendapat yang dipilih
dalam mazhab syafi‟I karena yang menjadi patokan adalah ru‟yah (melihat)

21

dan dia memiliki hak khiyar ketika melihat, sehingga tidak perlu menyebutkan
cirinya.
Umumnya, penawaran dan akad dalam transaksi elektronik dilakukan secara
tertulis, dimana suatu barang dipajang diman internet dengan dilabeli harga tertentu.
Kamudian b