ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

  

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI

KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Wahyu Wulandari

NIM : 21414069

  PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI

KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

  

Oleh:

Wahyu Wulandari

NIM : 21414069

  PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

One who wants to wear the crown, bears the ctown ...

  

Jangan pernah menyesali, pada setiap langkah yang

telah kalian perbuat,

Jika gagal (perbaiki)

Jangan mudah putus asa, lalu mundur

  

Karena setiap orang yang ingin memakai mahkota

(sukses), harus melewati rintangan serta cobaan terlebih

dahulu...

Yakin, percaya dan ikhlas

Bahwa setiap masalah akan indah pada waktunya

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Allah SWT Yang telah memberikan nikmat dan karuninya di dunia ini.

  2. Kedua orang tuaku Bapak Affandi dan Ibu Siti Muzaroah tercinta, yang hadir layaknya sosok malaikat dalam hidupku, selalu menyayangiku dan mundukungku dalam penyelesaian skripsi ini.

  3. Adikku Dwi Widiyastuti yang selalu memberikan support.

  4. Mas Muhlisin terima kasih atas doa dan semangatnya.

  5. Mas Iwan Ulumuddin, Mbak Nihla, Pengurus Koin NU dan seluruh masyarakat Gemolong terima kasih telah membantu perolehan data.

  6. Keluarga besar yang tidak hentinya memberikan dukungan dan doa kepadaku.

  7. Rasan-rasan Squad (Pupung, Esha, Erza, Dian, Intan, Vivi, Umah, Wilda) terima kasih kalian adalah teman ceriwisku.

  8. Teman-teman HES 2014 terimakasih untuk empat tahun ini, kalian memberikan semangat dan pengalaman yang tidak terlupakan.

  9. Untuk semua orang yang disekitarku yang tidak bisa kusebutkan satu persatu, terimakasih atas doa kalian.

KATA PENGANTAR

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat- Nya Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapakan. Penulis juga beryukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh- Nya sehingga penulis dapat menyusun Skripsi ini.

  Sholawat dan salam semoga tercurahkan untuk Nabi kita, Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiyah menuju era kemenangan, beserta segenap keluarga dan para sahabat- sahabatnya.

  Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, dengan Judul ANALISIS PELAKSANAAN PENGELOLAAN KOIN NU DI KECAMATAN

GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM.

  Penulis mengakui bahwa dalam menyusun Skripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi- tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata- kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Evi Ariyani, SH., MH, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A, selaku dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan pengarahan untuk selalu melakukan yang terbaik.

  5. Bapak Drs. Machfud, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan masukan sehingga skripsi dapat selesai dengan maksimal sesuai yang diharapkan.

  6. Teman- teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah angkatan 2014 IAIN Salatiga, yang selalu mendukung penulis dalam menuntut ilmu.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan dan senantiasa mendapatkan

  maghfiroh, dilingkupi rahmat dan cita- Nya. Amin.

  Akhirnya, peneliti berharap semoga Skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, 01 Oktober 2018 Penulis

  

ABSTRAK

  Wahyu Wulandari. 2018. Analisis Pelaksanaan Pengelolaan KOIN NU di

Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dalam Perspektif Hukum Islam. Skripsi.

Fakultas Syariah. Jurusan. Hukum Ekonomi Syariah. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Machfud. M.Ag.

  Kata Kunci : Pengelolaan, KOIN NU, Hukum Islam

  Infaq adalah mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh ajaran Islam. Agama menganjurkan kepada setiap umat Islam untuk berinfaq, agar tujuan Islam dalam pemerataan kesejahteraan hidup dalam bermasyarakat dapat terwujud. Untuk mewujudkan tujuan dari berinfaq munculah gerakan kotak 1000 KOIN yang berada di kecamatan Gemolong. Dilihat dari antusias masyarakat dalam berinfaq, dana yang terkumpul sungguh di luar perkiraan pengurus. Hal ini membuat penulis ingin meneliti lebih dalam terkait dengan pelaksanaan pengelolaan KOIN NU. Terkait dengan permasalahan yang timbul tentang pendistribusian atau pentasarufan dana yang tidak direncanakan sejak awal menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat, dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga memunculkan banyak prespektif negatif serta keraguan terkait pengelolaan dana infaq yang sudah terkumpul.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sistem pelaksanaan pengelolaan KOIN NU dan Untuk mengetahui secara mendalam mengenai proses pengelolaan KOIN NU apakah sudah sesuai dengan Hukum Islam.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, Sifat penelitian adalah deskriptif kualitatif.

  Hasil dari penelitian ini, menunjukan pelaksanaan KOIN NU di Gemolong sudah sesuai peraturan surat keputusan pengurus cabang NU Kabupaten Sragen tentang pembagian hasil perolehan kotak infaq KOIN NU. Akan tetapi, pengelolaan KOIN NU dalam perspektif hukum Islam belum sesuai karena dana yang dikumpulkan hanya digunakan untuk pengeluaran operasional saja, walaupun pada awalnya dana ini bertujuan untuk meningkatkan organisasi NU. Perlu adanya peraturan baru dalam pendistibusiannya, mengingat dana tersebut bersumber dari masyarakat dan masih banyak masyarakat Gemolong yang membutuhkan uluran tangan. Bahwa sesungguhnya infaq memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat terutama sebagai sarana untuk mensejahterakan masyarakat sekitar.

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Nota Pembimbing Skripsi 2. Surat Permohonan Izin Penelitian 3. Lembar Konsultasi 4. Daftar Panduan Wawancara 5. Foto Penulis Bersama Informan 6. Daftar Nilai SKK 7. Surat Keputusan Pusat Tentang Pengelolaan KOIN NU 8. Daftar Pemasukan dan Pengeluaran KOIN NU setiap bulannya 9. Daftar Riwayat Hidup

  

DAFTAR ISI

  

  E.

   F. G.

  

  

   C. D.

   E. Prosedur Pengelolaan Dana infak..............................................................35

  

  

RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang komprehensif (rahmatan

  lil’alamin)

  yang mengatur semua aspek kehidupan manusia yang telah disampaikan oleh Rasulullah saw. Salah satu bidang yang diatur adalah masalah aturan atau hukum, baik yang mengatur secara individual maupun sosial, yang lebih tepatnya, Islam mengatur kehidupan bermasyarakat (Ismail, 2012 : 03).

  Qardhawi mengemukakan pendapat bahwa diantara karakteristik hukum Islam adalah komprehensif dan realistis (Qardhawi, 2000 : 156- 158). Islam sebagai agama komprehensif diartikan sebagai hukum yang ditetapkan untuk individu, keluarga, masyarakat, serta penganut agama ahlul kitab maupun penyembah berhala (Muafiroh, 2010 : 6).

  Islam sebagai pedoman hidup setiap manusia mengajarkan berbagai amalan yang memiliki nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan manusia. Infaq dan sedekah merupakan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan oleh Islam bagi setiap umatnya, yaitu berupa pemberian sebagian harta yang dimiliki oleh kepentingan sosial. Amalan ini dinilai sebagai salah satu ibadah bagi seseorang karena mengandung nilai kebaikan dan mendatangkan pahala (Khumairoh, 2015 : 1).

  Dalam muamalah ada berbagai macam cara untuk melakukan pemindahan hak kepada orang lain, diantaranya adalah dengan infaq. Karena Islam menghendaki setiap individu hidup di tengah masyarakat secara layak sebagai manusia, sekurang-kurangnya, dapat memenuhi kehidupan pokok berupa sandang dan pangan, memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya, atau membangun rumah tangga dengan bekal yang cukup.

  Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi oleh seluruh bangsa yang ada di dunia, termasuk Indonesia.

  Kemiskinan yang melanda umat Islam adalah suatu ironi mengingat agama Islam merupakan satu-satunya agama samawi yang dengan tegas mengharuskan umatnya untuk mengeluarkan zakat, infaq dan sedekah (Masdar Dkk, 2004 :125-126).

  Dalam Islam, infaq adalah ibadah sunnah. Pengertian infaq itu sendiri adalah sesuatu yang diberikan oleh seseorang guna menutupi kebutuhan orang lain, baik berupa makanan, minuman, dan lain sebagainya. Mendermakan atau memberikan sebagian rizki (karunia) menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas karena Allah semata. Firman Allah :

  َ َ ٓ ىُت َ ٓ َ َ َ َ َ َْا َ ٓ َ َ ٓ ت غ ك َِد َ تِّٛ غ ٍِي َْإُمِفَ أ َ ٍِٚزَّن َٱ ب ُّٓٚ أ َ ٘ ب ي ٰ ُُٕ يا ء ٰ َ ٓ َ ٓ س أ َ ٓ ل َ ىُك ن َ ب َ َ ٓ َ ٓ ر أ َ َ ٓ

  َٱ ج س َ ٍِّي بًَِّي ٔ َِض

  “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah)

sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang

Kami keluarkan dari bumi untuk kamu”(Qs. Al-Baqarah :267).

  Dianjurkan kepada umat untuk menginfaqkan sebagian harta yang dimiliki yang ada di bumi ini kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena infaq adalah manifestasi dari budi pekerti Islam sebagai ibadah, walaupun sebagai amal suka rela, akan tetapi mempunyai pendorong yang kuat sebagai alat jihad Islam, karena kedudukan infaq dalam Islam adalah sebagai ta’awun atau gotong royong. Infaq merupakan salah satu solusi untuk memecahkan problematika kemiskinan dalam masyarakat, mengatasi kesenjangan sosial yang terjadi antara orang miskin dan kaya, serta dalam rangka pemerataan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kwalitas hidup lainnya (Muafiroh, 2010 : 04).

  Infaq adalah ibadah suka rela yang diberikan oleh orang yang memiliki kelebihan dari harta yang dimiliki kepada orang membutuhkan.

  Karena apa yang dimiliki manusia adalah titipan dari Allah. Agama menganjurkan kepada setiap umat Islam untuk berinfaq, agar tujuan Islam dalam pemerataan kesejahteraan hidup dalam bermasyarakat dapat terwujud, sehingga tidak terjadi penumpukkan harta dalam satu tempat.

  Anjuran tersebut ditandai dengan ayat-ayat al- Qur’an serta hadis-hadis Nabi yang memerintahkan kepada umatnya untuk senantiasa berinfaq.

  Perkembangan Islam di Indonesia belakangan ini semakin menarik untuk diperhatikan, dimana semakin banyak daerah-daerah yang mulai memberdayakan zakat, infaq dan sedekah untuk pemberdayaan ekonomi umat. Salah satunya adalah pemberdayaan infaq, karena infaq memiliki kontribusi yang sangat besar dalam mengatasi masalah kemiskinan yang tengah dihadapi oleh banyak masyarakat (Muafiroh, 2010 : 3).

  Sebagai ormas keagamaan terbesar di Indonesia, sepanjang sejarahnya, NU dalam menangani masalah sosial terhadap umat manusia yakni dengan cara mengoptimalkan peran zakat, infaq, sedekah sebagai jaminan sosial dengan model pemberdayaan ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan. Peran ZIS tersebut sebagai upaya untuk mengatasi persoalan sosial di bidang ekonomi dengan cara mengangkat derajat hidup masyarakat. Maka dari itu, muculah gerakan kotak 1000 KOIN yang berada di kecamtan Gemolong.

  Dalam wawancara dengan bapak Arwani, pengurus Ansor, beliau mengatakan “bahwa KOIN NU ini lahir dikarenakan, organisasi NU merupakan organisasi yang besar. Akan tetapi, tidak pernah memiliki dana yang cukup. Dahulu pada saat ada kegiatan, para pengurus harus menggalang dana terlebih dahulu agar memiliki modal untuk melaksanakan kegiatan seperti bantuan pembangunan masjid, santunan anak yatim ataupun bantuan-bantuan lainnya ”.

  Gerakan KOIN NU merupakan gerakan Nahdliyin untuk mengumpulkan uang receh (koin) dari rumah-rumah Nahdliyin dengan

  2

  memberikan kotak infaq kecil berukuran 9 x 9 cm di setiap rumah warga nahdliyin dengan harapan agar setiap warga mengisi kotak tersebut dengan uang koin (recehan) yang dikumpulkan setiap satu bulan sekali oleh petugas yang sudah ditentukan, Program KOIN NU ini bertujuan untuk

  

memberikan pendidikan kepada Nahdliyin untuk selalu istiqomah dalam

  

berinfaq serta manfaatnya untuk memberikan solusi bagi nahdliyin dalam

berbagai aspek kehidupan dan mewujudkan kemandirian warga NU.

  Program gerakan seribu KOIN ini mulai dicanangkan pada bulan

Juni 2016, sebanyak 690 kotak koin NU dibagikan kepada pengurus NU,

Muslimat, Fatayat dan Ansor. Kemudian karena antusias masyarakat

dalam berinfaq, sekarang kotak yang telah disebarkan mencapai hampir

  • 1800 Kotak KOIN NU.

  Dana yang terkumpul dari program KOIN NU ini sungguh di luar perkiraan pengurus NU, karena pada bulan pertama penarikannya kotak koin NU ini, dana yang terkumpul sudah mencapai angka Rp. 8.993.350,00 (sesuai catatan pada buku rekening koin di BMTNU). Dilihat dari banyaknya dana yang masuk setiap bulannya. Membuat penulis ingin meneliti lebih dalam terkait dengan pelaksanaan pengelolaan KOIN NU tersebut.

  Dari pengamatan yang penulis lakukan, setidaknya ada beberapa masalah yang muncul dari adanya program KOIN NU ini, masalah- masalah tersebut antara lain adalah mengenai pendistribusian atau pentasarufan dana yang tidak direncanakan sejak awal menimbulkan perdebatan di tengah masyarakat, dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat sehingga memunculkan banyak prespektif negatif atau keraguan terkait pengelolaan dana infaq yang sudah terkumpul. Berpijak dari latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, penyusun tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai permasalahan tersebut dan memaparkannya dalam bentuk skripsi den gan judul “Analisis

  Pelaksanaan Pengelolaan KOIN NU di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Dalam Prespektif Hukum Islam”.

B. Rumusan Masalah 1.

  Bagaimana pelaksanaan pengelolaan KOIN NU di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen? 2. Bagaimana pelaksanaan Pengelolaan KOIN NU di Kecamatan

  Gemolong Kabupaten Sragen dalam perspektif hukum Islam? C.

   Tujuan Penulisan dan Manfaat Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pelaksanaan pengelolaan KOIN NU di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.

  2. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai pelaksanaan pengelolaan KOIN NU dalam perspektif Hukum Islam di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Adapun manfaat penelitiaan ini adalah sebagai berikut : 1.

  Manfaat teoritis a.

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia perekonomian tentang pelaksanaan pengelolaan KOIN NU dalam perspektif Hukum Islam di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.

2. Manfaat praktis

  a.

  Menambah wawasan penulis mengenai pelaksanaan dan pengelolaan Koin NU dalam perspektif hukum Islam.

  b.

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan serta pembanding bagi pembaca untuk dijadikan landasan kepada pemikir hukum Islam dalam hal tata cara yang benar dalam mengelola dana infaq.

D. Penegasan istilah

  Untuk menghindari pembahasan yang meluas dan menghindari kesalahpahaman pembaca dalam memahami istilah yang di pakai dalam skripsi ini , maka dibuat penjelasan istilah, yaitu : 1.

  Pengelolaan menurut kamus besar bahasa Indonesia (online) adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan dalam organisasi.

  2. KOIN merupakan gabungan kata dari kotak dan infaq yaitu kotak tempat pengumpulan koin (uang receh) dari rumah-rumah Nahdliyin

  3. NU (Nahdlatul Ulama) adalah sebuah organisasi Islam terbesar anggotanya di Indonesia, yang berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak dibidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi (wikipedia).

  4. Hukum Islam adalah hukum yang diturunkan oleh Allah kepada manusia untuk menjamin terwujudnya kemaslahatan bagi manusia itu sendiri, baik di dunia maupun di akhirat kelak (Koto, 2012 : 2).

E. Tinjauan Pustaka Pembahasan mengenai infak memang bukanlah yang pertama.

  Akan tetapi sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut, peneliti mengkaji terlebih dahulu skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul yang hampir sama.

  Setelah diteliti dan dipelajari, dari penelitian-penelitian sebelumnya untuk mengetahui hal-hal apa saja yang sudah dan belum diteliti sehingga tidak terjadi duplikasi. Selain itu, penyusun menemukan beberapa tulisan ilmiah dan skripsi yang berkaitan dengan pelaksanaan pengelolaan KOIN NU di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, yaitu:

1. Dalam skripsi Nani Hamdani Amir, Mahasiswa Program Studi

  Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam universitas Islam Negeri Alauddin Makasar, dengan judul “Pengelolaan Dana Infaq dan Sedekah dari Orang Tua Siswa pada Sekolah Al-Fityan, tahun 2017. Dengan rumusan masalah bagaimana konsep pengelolaan dana infaq dan sedekah dari orang tua siswa pada sekolah Al-Fityan, apakah sudah sesuai dengan prinsip Islam serta bagaimana pemanfaatan dana infaq dan sedekah dari orang tua siswa pada sekolah Al-Fityan, apakah sudah sesuai dengan prinsip islam. Dijelaskan penelitian bersifat deskriptif kualitatif, dengan maksud bahwa pengelolaan dana infaq dan sedekah pada sekolah Al-Fityan sudah sesuai dengan syariat Islam dengan tidak menentukan jumlah dana yang akan diberikan oleh orang tua kepada pihak sekolahan. Kemudian pemanfaatannya juga sudah sesuai dengan syariat Islam dengan memberikan kepada orang yang membutuhkan.

2. Skripsi Anisatul Khumairoh, Mahasiswa Program Studi

  Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Infaq Panen (Studi di MI Ma’arif Purwodeso Kecamatan Sruweng Kabepaten Kebumen)”, tahun 2015. Dengan rumusan masalah bagaimana pandangan hukum Islam terhadap praktik penarikan infaq panen di MI Ma’arif di Purwodeso. Di jelaskan bahwa pelaksanaan infaq di Mi Ma’arif menimbulkan banyak persepsi masyarakat terkait dengan zakat pertanian. Infaq juga termasuk wajib atau zakat bagi orang tua peserta didik yang memiliki lahan pertanian dan sudah memenuhi syarat-syarat wajib zakat. Karena orang tua murid sudah termasuk muzakki yang wajib memunaikan zakat menurut islam. Infaq panen di Desa Purworejo termasuk dalam kategori infaq sunah yang sifatnya sukarela. Adanya upaya wajib untuk mendorong wali murid untuk meningkatkan solidaritas dalam kehidupan sosial. Orang tua siswa yang tidak memiliki lahan pertanian seharusnya terbebas dari infaq panen karena termasuk golongan mustahik zakat.

3. Skripsi Nikmatul Muafiroh, Mahasiswa Program Studi Muamalah

  Fakultas Syariah dan Hukum, dengan judul Pengelolaan dan Pendistribusian Infaq Jum’at Masjid di Pedukuhan Papringan Catur Tunggal Depok Sleman Yogyakarta Dalam Perspektif Hukum Islam Tahun 2007-2008, tahun 2010. Dengan pokok masalah bagaimana pengelo laan dan pendistribusian infaq Jum’at oleh ta’mir masjid di Padukuhan Papringan Catur Tunggal Depok

  Sleman Yogyakarta dan Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pengelolaan dan pendistribusian infaq ju m’at oleh ta’mir masjid di Padukuhan Papringan Catur Tunggal Depok Sleman

  Yogyakarta. Isi dari penelitian tersebut bahwa tidak berfungsinya peran infaq sesuai dengan syariat Islam, diharapkan pengelola harus benar-benar memperhatikan kebutuhan juga keadaan masyarakat lingkungan masjid. Karena infaq sesungguhnya memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan yang menjadi masalah klasik dalam kehidupan masyarakat.

  Jika dilihat terdapat beberapa karya ilmiah yang membahas tentang infaq. Akan tetapi, belum ada penulis yang meneliti tentang bagaimana cara pelaksanaan dan pengelolaan KOIN NU tersebut. Dengan adanya hal ini, penyusun tertari ingin mengkaji lebih dalam mengenai pelaksanaan dan pengelolaan KOIN NU di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dalam perspektif hukum Islam.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap pada hasil penelitian nanti, jenis penelitian yang penyusun lakukan adalah menggunakan penelitian lapangan (field research), yang merupakan penelitian secara rinci pada subjek dan objek penelitian.

  Ide pentingnya adalah bahwa penelitian ini berangkat dari lapangan untuk mengamati atau mengadakan pengamatan tentang suatu fenomena dalam suatu keadaan. Adapun penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, adalah pendekatan yang berdasarkan pada norma dan hukum Islam, artinya mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau fakta sosial sesuai dengan kenyataan hidup dalam masyarakat (Utsman, 2014 : 2).

2. Sumber Data

  Sumber data ialah tempat atau orang dimana data tersebut di peroleh. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah ( Azwar, 1998 : 91 ) sebagai berikut : a.

  Data primer Sumber data primer adalah sumber yang dapat memberikan informasi secara langsung, serta sumber data tersebut memiliki hubungan dengan masalah pokok penelitian sebagai bahan informasi yang di cari. Dengan demikian, data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari sumber pertama berupa hasil wawancara langsung dengan pengurus KOIN NU dan masyarakat Gemolong.

  b.

  Data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang menjadi bahan penunjang dan melengkapi dalam suatu analisis, selanjutnya data ini disebut data tidak langsung. Sedangkan data yang termasuk data sekunder pada penelitian ini adalah data yang berasal dari dokumen yang berkenaan dengan pengelolaan dana infaq NU.

3. Metode Pengumpulan Data

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : a.

  Observasi ( pengamatan ) Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( Sujarweni.

  2014 : 75 ). Dalam observasi, peneliti melakukan pengamatan langsung dengan obyek penelitian yaitu pelaksanaan serta pengelolaan KOIN NU di Gemolong dengan subyek penelitian tentang KOIN NU.

  b.

  Wawancara ( interview ) Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk menggali data scara lisan ( Sujarweni. 2014 : 74 ). Wawancara yang peneliti lakukan untuk melengkapi pengumpulan data yang diperlukan, selain melakukan observasi langsung peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada pengurus KOIN NU dan Masyarakat, yang dianggap dapat memberikan informasi kepada penulis yang berhubungan dengan penelitian c.

  Dokumentasi ( pengumpulan data ) Merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar fakta data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi ( Sujarweni. 2014 : 33 ). Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap data.

4. Analisa Data

  Proses analisa data merupakan suatu proses penelaahan data secara mendalam. Menurut Lexy J. Moleong proses analisa data dapat dilakukan pada saat yang bersamaan dengan pelaksanaan pengumpulan data meskipun pada umumnya dilakukan setelah data terkumpul ( Moleong, 2005 : 103 )

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam memberikan, menyajikan, dan menyimpulkan data, maka dalam penelitian ini menggunakan metode analisa deskritif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang mendeskripsikan suatu situasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. ( Danim, 2002 : 21 )

  Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Metode ini merupakan metode analisa data dengan cara menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisah menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini, pertama peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai ZIS dan kajian mendalam mengenai infaq, kemudian menghubungkan dengan proses pengelolaan dana KOIN NU dan bagaimana pendistribusiannya. Sebagai langkah penutup adalah pengambilan kesimpulan, yang mana pengambilan kesimpulan itu merupakan akhir proses dari sebuah penelitian, dari pengambilan kesimpulan ini akhirnya akan terjawab pertanyaan ada dalam rumusan masalah didalam latar belakang masalah.

5. Tahap Penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu :

  1. Tahap sebelum lapangan, yaitu hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan penelitian seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan surat ijin penelitian, menetapkan fokus penelitian dan sebagainya yang harus dipenuhi sebelum melakukan penelitian.

  2. Tahap pekerjaan lapangan, yaitu mengumpulkan data melalui pengamatan dan wawancara terhadap pengurus NU mengenai faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan KOIN NU.

  3. Tahap analisa data, apabila semua data telah terkumpul dan dirasa cukup maka tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut dan mengambarkan hasil penelitian sehingga bisa memberi arti pada objek yang diteliti.

  4. Tahap penulisan laporan, yaitu apabila semua data telah terkumpul dan telah dianalisis serta dikonsultasikan kepada pembimbing maka yang dilakukan peneliti selanjutnya adalah menulis hasil penelitian tersebut sesuai dengan pedoman penulisan yang telah ditentukan.

6. Sistematika Penulisan

  Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab, yang berisi hal-hal pokok yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami pembahasan ini. Adapun perinciannya sebagai berikut yaitu:

  BAB I: Pendahuluan, yang berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian,Tahap Penelitian dan Sistematika Penelitian. BAB II: Landasan teori, yang berisi penjelasan terhadap pengertian Zakat, Infaq sedekah (ZIS), Dasar Hukum Penetapan Infaq, Rukun dan Syarat Infaq, Manfaat dan Hikmah Infaq, dan Prosedur Pengelolaan Dana Infaq

  BAB III: Paparan Data yang menjelaskan tentang profil Kecamatan Gemolong dan pengelolaan dana KOIN infaq NU. BAB IV: Pembahasan berisi tentang analisis mengenai analisis hukum islam terhadap pelaksanaan pengelolaan KOIN NU di Kecamatan Gemolong. Pada bab ini dijelaskan pelaksanaan, pengelolaan dan pendistribusian KOIN NU Peduli menurut analisis Hukum Islam.

  BAB V: Penutup berisi tentang kesimpulan dari seluruh hasil penelitian, saran-saran ataupun rekomendasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan tentang hukum-hukum Islam. Khususnya Analisis hukum islam terhadap pelaksanaan, pengelolaan dan pendistribusian KOIN NU yang ada di Kecamatan Gemolong.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Zakat, Infak, dan Sedekah 1. Pengertian Zakat Menurut bahasa (lughat) zakat berarti tumbuh,

  berkembang, kesuburan atau bertambah. Zakat secara harfiah di

  berkah, bersih,

  dalam kamus Al-Munawir zakat mempunyai makna

  baik, dan meningkat (Munawir, 1997 : 577). Sedangkan secara bahasa

At-Thaharah (kesucian), Al-barakah (keberkahan), An-Nam

a’ (pertumbuhan/perkembangan). (Soemitra, 2009 : 403).

  Sedangkan menurut istilah zakat adalah sebagian harta benda yang wajib diberikan orang-orang tertentu dengan berbagai syarat, kadar harta tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu pula ( Latief, 1987 : 13 ).

  Adapun hal tersebut dijelaskan di dalam surat at-taubah ayat 103 yaitu:

  َ َ َ َ َ َ َ َ َْزُخ َْىُُْشِّٓ طُت َ خ ل ذ ص ٍَِْي َِّم ص ٔ َْىِِّٓٛك ضُت ٔ َْىِِٓنا ْٕي أ ب ِٓث

  َ َ َ َ ٓ َ َ َ َ َ ٓ َ َ ىِٛه ع َ عًِٛ ع َْىُٓ ن َ ٍ ك ع َ ك ت لَ ص ََُّاللّ ٔ َْىِْٓٛ ه ع ٌََِّإ

  “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs. At- Taubah : 103).

  Maksud dari ayat diatas yaitu dengan adanya zakat membuat seseorang menjadi bersih dari kekikiran dan dari berlebih-lebihan dalam mencintai harta benda dan zakat dapat mensyucikan orang yang mengeluarkannya serta mendapatkan pahala.

  Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak pemahaman diantaranya :

  1. Menurut Yusuf al-Qardhawi zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.

  2. Wahbah Zuhaili dalam bukunya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu mendefinisikan dari sudut empat madzab, yaitu : a.

  Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat) kepada orang yang berhak menerimanya (Zuhaili, 2000 : 83).

  b.

  Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pulan sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh penbuat syari’at semata-mata karena Allah SWT.

  c.

  Madzhab Syafii, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau benda dengan cara-cara tertentu.

  d.

  Madzab Hambali, zakat yaitu penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak. Seperti yang telah dijelaskan di dalam surat at-taubah : 60 yaitu:

  ب ًََِّإ َ َُدب ل ذَّصنا َ َِءا ش مُفْهِن َ

  َ ىِٛك د “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs. At-Taubah : 60 )

  berkurang, qalla (Sedikit), dzahaba (pergi), kharaja (keluar). Karena itu, kata al infaq secara bahasa bisa berarti infaq (menghabiskan, ifna

  nafaq[an] yang artinya: nafada (habis), faniya (hilang/lenyap),

  Kata infaq adalah kata serapan dari bahasa arab al-infaq. Kata al infaq adalah masdar (gerund) dari kata anfaqa-yunfiqu-infaq[an]. Kata anfaqa sendiri merupakan kata bentukan asalnya nafaqa-yanfuqu-

  1994 : 121). Arti infaq menjadi khusus ketika dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah. Selain itu, infaq juga berarti membelanjakan dengan kebaikan (Nasir, 2011 : 403).

  Infaq berasal dari kata

قافنإ

, artinya membelanjakan (Mujieb,

  Dari ayat diatas dijelaskan pendistribusian zakat diberikan kepada orang- orang tertentu yang telah ditentukan oleh Al Qur’an yaitu orang-orang fakir, miskin, amil zakat, muallaf (orang-orang yang dilunakkan hatinya), budak, orang yang berhutang, fi sabillilah (orang yang berjuang dijalan Allah), dan ibnu sabil.

  ََُّاللّ ٔ َ َ ىِٛه ع َ

  

ٍَِِٛكب غ ًْنا ٔ

َ َ ٍِٛهِيب عْنا ٔ َ

  َ ٍِي َ ََِّاللّ َ َ ٓ َ

  َِمِٛجَّغنا

َ َ ٓ َ

َ خ عِٚش ف َ

  ََِّاللّ َ ٍَِْثا ٔ َ

  ِٙف ٔ َ َِمِٛج ع َ

  َِةب ل ِّشنا َ َ ٍِٛيِسب غْنا ٔ َ

  َْىُُٓثُٕهُل َ ِٙف ٔ

َ

  ب ْٓٛ ه ع َ َِخ فَّن ؤًُْنا ٔ َ

2. Infaq

  (pelenyapan atau pemunahan), taqlil (pengurangan), idzhab (menyingkirkan), atau ikhraj (pengeluaran) (Hamim, 2016 : 39).

  Menurut kamus bahasa Indonesia infaq adalah mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan non zakat sedangkan menurut terminologi syariat infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh ajaran Islam. Sedangkan menurut Undang-Undang No 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat dijelaskan bahwa infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa infaq dapat diberikan kepada siapa saja artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu, yang mencakup harta bendayang dimiliki dan bukan merupakan zakat. Infaq ada yang wajib dan ada pula yang sunnah. Infaq wajib diantaranya zakat,kafarat,nadzar dan lain-lainnya. Infaq sunnah diantaranya infaq kepada fakir miskin, sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan dan lainnya. Terkait dengan infaq tersebut Rasullulah saw bersabda dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada Malaikat yang senantiasa berdoa setiap pagi dan sore :

  “Ya Allah Swt berilah orang berinfaq, gantinya” Dan berkata

yang lain : “Ya Allah jadikanlah orang yang menahan infaq,

kehancuran” (Zuhaili, 1996 : 916).

  Infaq tidak mengenal adanya nishab seperti zakat. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi ataupun rendah, disaat lapang ataupun sempit. Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an yaitu:

  َ َ عْٛ غْنا َ َ َ َ َ َ َِءاَّشَّغنا ِٙف َ ٌُٕمِفُُْٚ َ ٍِٚزَّنا َ ًٍِِٛظب كْنا ٔ َِءاَّشَّعنا ٔ َ َ َ َ ٓ َ َ َ

  َُّت ِذُٚ َ ٍُِِٛغ ْذًُْنا ََُّاللّ ٔ َ ٍِٛفب عْنا ٔ َِطبَُّنا ٍَِ ع

  “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang- orang yang berbuat kebajikan”.

  Selain itu, infaq juga bisa di tasharrufkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan dan kemaslahatan perorangan ataupun kelompok baik masjid ataupun lembaga seperti pembiayaan administrasi ataupun pemberian bisyarah kepada para pengurusnya, karena dana infaq bukanlah termasuk barang waqaf yang kekal, dan tidak terdapat akad di dalamnya. ( Hamim, 2016 : 43).

3. Sedekah

  Kata sedekah berasal dari kata shadaqa atau sidqun yang berarti jujur dan benar (Amir, 2017 : 11). Dari sinilah sedekah diartikan mengeluarkan harta dijalan Allah sebagai bukti kejujuran dan kebenaran iman. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Saw yaitu

  “sedekah itu adalah bukti dari iman. Sedekah dalam konsep islam

  memiliki arti yang luas, tidak hanya terbatas pada pemberian seseorang. Sesuatu yang bersifat materil kepada orang miskin, tetapi lebih dari itu, sedekah mencakup semua perbuatan kebaikan, baiki bersifat materi maupun non materi.

  Sedekah merupakan perilaku ekonomi dalam rangka membantu orang lain. Dengan tujuan mencari pahala Allah swt (Nawawi, 2017 : 259). Sedekah diperbolehkan pada setiap waktu dan disunahkan berdasarkan Al Qur’an dan sunah, diantaranya :

  َ َ ٓ َ َ َ َُّ ن َ َ َ ب ظْش ل َ َ َ َ ا ر َ َ ح شِٛث ك ب فب عْظ أ َُّ فِعب عُٛ ف ب ُ غ د ِ٘زَّنا َ َّاللّ ٍَْ ي

  َُضِشْمُٚ َ َ َ َ ٌُٕع جْشُت َُػُغْج ٚ ٔ ََُّاللّ ٔ

  َِّْٛ نِإ ٔ َُطِجْم ٚ “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,

pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah

akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda

yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan

kepada-Nya- lah kamu dikembalikan”.(Qs. Al Baqarah : 245)

  Sedekah bersifat sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarnnya baik mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya. Sedekah merupakan pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan jenis, jumlah maupun waktunya (Ruslan, 2014 : 68).

  Dengan demikian, setiap orang dapat bersedekah berdasarkan dengan kemampuannya. Setiap kebaikan yang dilakukan seseorang dapat bernilai sedekah pada ketulusan. Inilah nilai sosial yang tinggi dari sebuah syari’at yang digariskan Allah bagi ummat manusia (Sulaiman, 2010 : 218).

4. Perbedaan Zakat Infak dan Sedekah

  Zakat, infak dan sedekah atau yang sering dikenal dengan ZIS merupakan suatu cara menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki tujuan akhir yang sama. Akan tetapi, dalam prakteknya memiliki aturan yang berbeda-beda. Diantara perbedaannya adalah :

  Zakat hukumnya wajib sedangkan infaq dan sedekah hukumnya sunnah, zakat ditentukan nisabnya sedangkan infaq dan sedekah tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq dan sedekah boleh diberikan kepada siapa saja. Infaq ada yang wajib ada juga yang sunah. Infaq yang wajib diantaranya zakat, kafarat, nazar, dan lain-lain. Infaq sunah diantaranya, infaq kepada para fakir miskin, sesama muslim, infaq bencana alam, infaq kemanusiaan, dan lain-lain.

  Perbedaan infaq dan sedekah adalah infaq merupakan amal yang tidak wajib dapat diberikan kapan saja dan harta yang dikeluarkan untuk kepentingan diri sendiri ataupun keluarganya. Sedangkan sedekah adalah amal yang tidak wajib dapat diberikan kapan saja dan dana yang digunakan untuk membelanjakan hartanya di jalan Allah.

  Perbedaan mendasar dari infaq dan sedekah yaitu sedekah adlah mengeluarkan berupa harta untuk tujuan ibadah yang tidak wajib. Dengan demikian sedekah adalah suatu perilaku yang bersifat sunnah dan mendapat pahala apabila diniati ikhlas karena Allah. Sedang infaq lebih umum, ia dapat berarti untuk ibadah bisa juga untuk perkara yang dibolehkan (tapi tidak mendapat pahala) seperti menafkahi anak istri, memberi mahar, dan lain-lain ataupun perkara yang wajib.

  Dari segi bahasa infaq sama dengan zakat dan sedekah yang menujuk kepada pembarian wajib dan sunah. Akan tetapi dari segi istilah, zakat dipakai khusus untuk pemberian yang sifatnya wajib, sedekah dipakai untuk pemberian yang sifatnya sunah, sedangkan infaq dapat menunjuk salah satu ataupun dua-duanya (Arraiyyah, 2007 : 118).

  Zakat, infaq, sedekah ialah sesuatu yang diberikan orang sebagai hak Allah SWT, kepada orang yang berhak menerimanya.

  Dalam menunaikan ibadah zakat dan infaq, harta yang dikeluarkan untuk berzakat dan berinfaq haruslah harta yang baik, terpilih dan tertentu. Khusus untuk zakat, ketentuan untuk penerima dana zakat sudah ditentukan oleh kategori delapan Asnaf sedangkan untuk infaq dan sedekah, peraturan bagi kategori kelompok penerima lebih longgar ketimbang zakat, yang artinya distribusi infaq dan sedekah dapat diberikan kepada siapa saja yang membutuhkannya (Mufraini, 2006 : 157).

  B.

  

Dasar Hukum Penetapan Infaq dalam Hukum Islam dan Hukum

Positif

  Adapun dasar hukum penetapan infaq, telah dijelakan secara rinci di dalam Al Qur’an dan hadis. Berikut ini adalah beberapa dari ayat Al- quran yang mengatur mengenai infaq: 1.

  Anjuran untuk berinfaq Berikut merupakan anjuran dari berinfaq diatur dalam ayat berikut : a.

  Dalam Surat al-Baqarah ayat 215

  َ َ َ َ َ َ َْمُل َ َ ٓ َ َ َ ٍَِْي َْىُتْم فَْ أ َ ٌُٕمِفُُْٚ َ ك َُٕن ؤْغ ٚ ٍَِْٚ ذِنا ْٕهِه ف ب ي ا رب ي َ شْٛ خ

  َ َ َ َ َ َ ٓ َ َ َ َ َ ٍَِْي إُه عْف ت ٰ ب ي ٔ َِمِٛجَّغنا ٍَِْثا ٔ ٍَِِٛكب غ ًْنا ٔ ٗ يب ت ْٛنا ٔ َ ٍِٛث شْل ْلْا ٔ

  َ شْٛ خ َ َ َ َّاللّ

  َِِّث ٌََِّئ ف َ َ ىِٛه ع

  “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak- anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebaikan yang kamu buat,

maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”

  Dari ayat diatas dijelaskan perintah untuk memberikan infaq, adapun infaq pada ayat di atas bersifat umum. Alasanya, nafaqah atau infaq bagi orang tua dan anak-anak adalah wajib jika mereka dalam keadaan yang memutuhkkan, sedang infak bagi anak yatim atau orang miskin tertentu pula. Anak yatim dan orang-orang miskin adalah orang yang lebih berhak untuk mendapatkan pemberian wajib ataupun sunah sesudah kerabat. (Rasyid, 1988 : 309). b.

  Dalam Surat Al-Baqarah 245

Dokumen yang terkait

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

ABORSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 80

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL SAWAH TAHUNAN (STUDI KASUS DI DESA PURWOREJO KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 90

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK BAGI HASIL MUKHABARAH DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memeperoleh Gelar Sarjana Dalam Hukum Islam

0 0 120

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

PERJANJIAN PRA NIKAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA (Studi Kasus di KUA Kecamatan Tingkir Kotamadya Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

1 1 125

PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

0 0 93