PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

  

PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO

UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum

  

Oleh:

Diena Surianas Tutie

NIM : 21413038

  

FAKULTAS SYARI’AH

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

  

MOTTO

  “Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.”

  

(Dr. H. C Ary Ginanjar Agustian)

  “Anda cuma bisa hidup sekali saja di dunia ini, tetapi jika anda hidup dengan benar, sekali saja sudah cukup.”

  

(Dr. H. C Ary Ginanjar Agustian)

  “Do‟a dapat mengubah energi negatif menjadi energi positif.”

  

(Dr. H. C Ary Ginanjar Agustian)

  “165 ( 1 Hati – 6 Prinsip – 5 Langkah )” “165 ( 1 Ihsan – 6 Iman – 5 Rukun Islam )”

  “165 ( Tanggal 1 – bulan 6 – 45 Tahun lahir Pancasila )” “165 adalah manusia Religius Cinta Allah dan Nasionalisme cinta NKRI”

  

(Dr. H. C Ary Ginanjar Agustian)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini dipersembahkan untuk : 1.

  ALLAH SUBHANAHU WATA‟ALA Yang telah memberikan jalan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  2. Bapak (Sumarno Atmojo) dan Ibu (Lafifa Widiastuti) tercinta yang selalu dan selalu memberikan do‟a, inspirasi, motivasi, dorongan, perhatian, serta bantuan di setiap langkah saya jua berjuta kasih sayangnya.

  3. Bapak (alm) Sudiman dan Ibu Eko Ratna Wati, orang tua kandung saya yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang, begitu juga dengan untaian

  • – untaian doa di setiap langkah saya, meski tidak tinggal bersama doa beliau tetap bersama.

  

Kata Pengantar

  Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kepada kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

  • – Nya penulisan sekripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yag di harapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh
  • – Nya, sehingga penulis dapat menyusun penulisan sekripsi ini.

  Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi, kekasih, spirit

  • – perubahan Rasulullah SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat sahabatnya, syafa‟at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan.

  Penulisan Sekripsi ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan guan memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H), Fakultas Syari‟ah, Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah yang berjudul : “Pengupahan di Toko Pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran dalam Perspektif Hukum Islam

  ”. Penulis mengakui bahwa dalam menyusun penulisan sekripsi ini tidak dapat diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi

  • – tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata – kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga.

  3. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH., M. Si, selaku Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah IAIN Salatiga.

  4. Ibu Heni Satar Nurhaida, SH. M. Si, Selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan saran pengarahan dan masukan berkaitan dengan penulisan sekripsi sehingga dapat selesai dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

  5. Ibu Luthfiana Zahriani, M. H, selaku Kepala Lab. Fakultas Syari‟ah IAIN Salatiga yang memberikan pemahaman, arahan dalam penulisan sekripsi, sehingga penulisan sekripsi ini bisa saya selesaikan.

  6. Bapak dan Ibu Dosen selaku staf pengajar dan seluruh staf administrasi Fakultas Syari‟ah yang tidak bisa penulis sebut satu persatu yang selalu memeberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini tanpa halangan apapun.

  7. Sahabat – sahabatku selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga Maulina, Intan, Aeni, mbak Yayan, Diana, Azizah, Anida yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi.

  8. Upin (Tugini) dia adalah sahabat saya, bapak saya, ibu saya, kakak saya, yang selalu berjalan selangkah di depan saya, yang setiap hari setiap saat selalu membantu dan mendorong saya untuk cepat-cepat menyelesaikan sekripsi ini.

  9. Riyana, Ihah, Oviana, Okah, Mahfud, Surti teman seperjuangan di PA Sahal Suhail yang selalu saya repoti apapun itu.

  10. Sahabat – sahabat, adik – adik, serta seluruh keluarga besar di LKSA PA Sahal Suhail yang selalu memotivasi dan menyemangati belajar saya, bahwa saya disini tidak sendirian, masih ada kalian disetiap langkah perjalanan hidup saya.

  11. Teman – teman Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah angkatan 2013 di IAIN Salatiga yang telah banyak memberikan cerita selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.

  12. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun memberikan kontribusi hebat dalam penyusunan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan kepada penulis, agar pula senantiasa mendapatkan maghfiroh, dan dilingkupi rahmat dan cita-Nya, Amiin.

  Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan sekripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi metodologi, penggunaan bahasa, isi, maupun analisisnya, sehingga kritik dan saran yang konstruktif, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan sekripsi ini, sehingga mudah dipahami.

  Akhirnya penulis berharap semoga sekripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.

  Salatiga, 17 September 2018 Penulis.

  

ABSTRAK

  Diena Surianas Tutie. 2018. Pengupahan di Toko Pintar 03 Pasar Bandarjo

  Ungaran dalam Perspektif Hukum Islam . Skr ipsi. Fakultas Syari‟ah.

  Program Studi Hukum Ekonomi Syari‟ah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Heni Satar Nur Haida, S. H., M. Si.

  Kata Kunci: Pengupahan, Perspektif Hukum Islam.

  Manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, kebutuhan hidup sangatlah bervariasi sedikit atau banyak itu relatif. Perkembangan perekonomian dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang pesat terutama dibidang kewirausahaan. Upah merupakan komponen penting dalam ketenegakerjaan, upah diterima pekerja atas imbalan jasa kerja yang dilakukan oleh pihak lain. Upah adalah hal yang paling utama dalam ketenagakerjaan karena orang bekerja adalah untuk mendapatkan upah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pengupahan di Toko pintar 3 ini membuat penulis tertarik untuk meneliti bagaimana pelaksanaan pengupahan di toko pintar 3 pasar bandarjo ungaran, bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pengupahan di toko pintar 3 pasar bandarjo ungaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengupahan di toko pintar 3 pasar bandarjo ungaran, dan untuk mengetahui tinjauan hukum islam dalam pelaksanaan pengupahan.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan metode pengumpulan data, observasi, wawancara, dokumentasi. Sifat penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris dilakukan dengan meneliti data primer yang diperoleh secara langsung di lapangan. dan juga dengan cara meneliti bahan

  • – bahan perpustakaan yang merupakan data pendukung untuk penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang diperoleh, penulis menyimpulkan bahwa Pelaksanaan pembayaran upah di Toko Pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran merupakan sistem pengupahan yang kebijakannya berdasar kesepakatan sepihak yaitu keputusan dari pemilik sedangkan karyawan hanya menerima saja. Dimana gaji mereka dibawah UMR, karena di toko tersebut para karyawan di gaji atau diberi upah sebesar 1.600.000 sedangkan ketentuan Gubernur Jawa Tengah adalah 1.900.000. Pelaksanaan upah secara akad sudah menjalankannya secara benar namun, dalam hal penentuan jumlah upah masih jauh dari ketentuan Islam yang mengharuskan prinsip suka sama suka atau ridho. Sehingga karyawan hanya menerima apa yang sudah di tetapkan oleh pemilik toko. Dan juga dalam Islam dianjurkan untuk membayar jasa seorang karyawan atau pekerja sesuai dengan pekerjaannya.

  DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................... i

NOTA PEMBIMBING ............................................................................ ii

PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................... v

PERSEMBAHAN .................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................ x

DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penleitian .......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5 E. Penegasan Penelitian ..................................................................... 6 F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7 G. Metode Penelitian .......................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan .................................................................... 12 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengupahan ................................................................. 13 B. Macam – macam upah atau pengupahan ...................................... 15 C. Teori Pengupahan .......................................................................... 25 D. Pengupahan menurut Hukum Islam .............................................. 27 E. Besaran Upah dalam Hukum Islam .............................................. 41 F. Aturan Penetapan UMR ................................................................ 42

  BAB III HASIL PENELITIAN A. Deskripsi tempat penelitian ........................................................... 44 B. Bentuk – bentuk pelaksanaan pengupahan .................................. 51 BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM

PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDARJO UNGARAN

............................................................................................................... 58

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 64 B. Saran ............................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 66 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk memenuhi

  kebutuhannya. Kebutuhan hidup sangatlah bervariasi, sedikit atau banyak adalah relatif tergantung pada kemampuan atau daya beli seseorang. Perkembangan perekonomian di Indonesia dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang sangat pesat. Terutama didalam dunia kewirausahaan yang mulai menunjukkan perkembangan dan kemajuannya.

  Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih. Salah satu factor berkembangnya suatu usaha itu adalah para karyawan atau pekerja yang bekerja disebuah perusahaan atau industry (Sanusi, 1994).

  Upah merupakan komponen penting dalam ketenagakerjaan, yaitu sebagai salah satu unsur dalam pelaksanaan hubungan kerja, yang mempunyai peranan strategi dalam pelaksanaan hubungan industrial. Upah diterima pekerja atas imbalan jasa kerja yang dilakukan bagi pihak lain, sehingga upah pada dasarnya harus sebanding dengan kontribusi yang diberikan pekerja dalam memproduksi barang atau jasa tertentu (Heidjrahman, 2005: 14-22).

  Persoalan-persolan ketenagakerjaan di Indonesia merupakan masalah nasional yang sangat kompleks. Namun masalah pengupahan menjadi masalah utama dalam ketenagakerjaan. Upah merupakan komponen penting dalam ketenagakerjaan, yaitu sebagai salah satu unsur dalam pelaksanaan hubungan kerja, yang mempunyai peranan strategi dalam pelaksanaan hubungan industrial. Upah diterima pekerja atas imbalan jasa kerja yang dilakukan bagi pihak lain, sehingga upah pada dasarnya harus sebanding dengan kontribusi yang diberikan pekerja dalam memproduksi barang atau jasa tertentu.

  Menurut Mursi(1999: 33) upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan.Konsep upah biasanya dihubungkandengan proses pembayaran bagi tenaga kerja lepas.

  Pekerjaan adalah sarana untuk mencapai rezeki dan kelayakan hidup. Pekerjaan manusia adalah tugas rasio (akal) dan fisik. Jika manusia tidak bekerja maka ia tidak bisa memenuhi tugas hidupnya. Manusia harus menggunakan akalnya untuk berpikir dan menjadikan pemikiran sebagai pedoman dalam kehidupan.

  Penetapan besarnya upah yang diberikan oleh pengusaha kepada pekerja tergantung kepada kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya antara pengusaha dan pekerja. Kesepakatan antara pengusaha dan pekerja ini memungkinkan untuk tidak menimbulkan ketidakadilan dalam pemberian upah. Didalam syariat Islam upah atau bisa disebut sewa menggunakan akad ijarah, yang artinya yaitu pemilikan jasa dari seorang

  ajir (orang yang dikontrak tenaganya) oleh musta‟jir (orang yang

  mengontrak tenaga).

  Ijarah merupakan transaksi terhadap jasa tertentu yang disertai

  dengan kompensasi. Kompensai atas imbalan tersebut berupa al

  • – ujrah

  (upah) (Al- jaziry, 2004: 76), dan Upah / gaji yang diberikan kepada pekerja harus jelas dan bisa diketahui.

  Upah merupakan hal yang paling utama dalam ketenagakerjaan, karena tujuan orang bekerja adalah untuk mendapatkan upah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  Toko pintar 3adalah sebuah tempat yang di dalamnya terjadi kegiatan perdagangan dengan jenis benda yang khusus menjualkan berbagai perlengkapan kebutuhan manusia sehari-hari, misalnya sembako yang macamnya seperti: beras, telur, minyak, dll. Sesungguhnya hampir sama dengan "kedai" atau "warung". Akan tetapi pada perkembangan istilah, kedai dan warung cenderung bersifat tradisional dan sederhana, dan warung umumnya dikaitkan dengan tempat penjualan makanan dan minuman. Secara bangunan fisik, Toko pintar 3lebih terkesan mewah dan modern dalam bangunannya daripada warung. Toko pintar 3juga lebih modern dalam hal barang-barang yang dijual dan proses transaksinya, dalam islam juga mengatur tentang pemberian upah yang harus diberikan kepada mereka yang telah melakukan suatu pekerjaan. Upah tidak hanya diberikan dalam bentuk materi atau uang, akan tetapi untuk kalangan pekerja toko atau warung mereka biasanya diberikan upah dalam bentuk uang atau materi. Seperti firman Allah SWT sebagai berikut:

  ِحَدبَٖهشىاَٗ ِتَْٞغْىا ٌِِىبَع َٰٚىِإ َُُّٗدَشُزَسَٗ ۖ ٍَُُِْْ٘ؤَُْىاَٗ ُُٔىُ٘سَسَٗ ٌُْنَي َََع ُ هاللَّ َٙشََٞسَف اُ٘يََْعا ِوُقَٗ َُُ٘يََْعَر ٌُْزُْْم بََِث ٌُْنُئِّجََُْٞف

  Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul- Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

  Kesimpulan dari surat diatas yaitu, segala sesuatu yang kita kerjakan pasti akan dimintai pertanggungjawaban olehNya, baik itu perbuatan yang baik maupun perbuatan yang tidak baik. Lakukanlah hal yang bermanfaat untuk diri kita sendiri dan orang lain.

  Dalam hadist juga dijelaskan ketentuan memberi upah kepada para pekerja ُُٔقَشَع هفِجَٝ َُْأ َوْجَق َُٓشْجَأ َشِٞجَلأا اُ٘طْعَأ

  “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah, shahih).

  Maksud hadits ini adalah bersegera menunaikan hak si pekerja setelah selesainya pekerjaan, begitu juga bisa dimaksud jika telah ada kesepakatan pemberian gaji setiap bulan. dari pemaparan diatas penulis tertarik untuk membahas dan meneliti tentang

  “PENGUPAHAN DI TOKO PINTAR 3 PASAR BANDAREJO UNGARAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”.

  B. RUMUSAN MASALAH

  Setelah mengurai latar belakang, maka ada beberapa masalah yang harus peneliti identifikasi sebagi masalah yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.

  Bagaimana Pelaksanaan Pengupahan di Toko pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran ? 2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengupahan di Toko pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran ?

  C. TUJUAN PENELITIAN

  Berdasarkan fokus penelitian yang telah teruraikan, maka tujuan dari penulisan ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pengupahan di Toko pintar 3 Pasar

  Bandarjo Ungaran ? 2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pengupahan di

  Toko pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran ? D.

MANFAAT PENELITIAN

  Berdasarkan tujuan yang diinginkan dari penulis ini, maka hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dari segi teoritis dan praktis berupa : 1.

  Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian yang lebih lanjut bagi akademisi dan bagi masyarakat umum dan memberikan ilmu tentang

  Hukum Islam mengenai Pelaksanaan Pengupahan di Toko pintar 3Pasar Bandarjo Ungaran.

2. Manfaat Praktik

  Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pembuka pengetahuan bagi masyarakat dalam pelaksanaan Pengupahan di Toko pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran, serta menjadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak terkait dalam mengambil langkah-langkah pelaksanaan Pengupahan.

E. PENEGASAN PENELITIAN

  Agar tidak terjadi salah pengertian dalam pemahaman penelitian yang akan peneliti ini, maka dipandang perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang ada hubungannya dengan judul peneliti yaitu : 1.

  Pengupahan Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan kepada karyawan berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan (Kadarisman, 2012).

  Konsep Upah biasanya dihubungkan dengan proses pembayaran tenaga lepas. upah ditentukan oleh jenjang posisi yang ditetapkan berdasarkan asumsi bahwa tugas-tugas dan tanggung jawab setiap kerja yang berbeda jenjangnya, tidak sama antara yang satu dengan yang lainnya. Sedang penetapan unit kerja dalam posisi atau jabatan yang sama jenjangnya, harus bertolak dari asumsi bahwa beban kerja dan tanggungjawabnya relatif sama bobotnya beban tersebut telah tersedia dalam deskripsi pekerjaan.

2. Hukum Islam

  Hukum Islam yaitu rangkaian yang terdiri dari kata “Hukum” dan kata “Islam”Hukum yaitu sepakat peraturan tentang tinglah laku manusia yang diakui sekelompok masyarakat itu berlaku dan mengikat unntuk anggotanya. Hukum Islam yaitu peraturan berdasarkan wahyu Allah SWT dan Rasuluallah SAW tentang tingkah laku manusia yang diakui dan diyakini serta mengikat untuk semua yang beragam Islam (Syarifudin, 1997:4-5).

F. TINJAUAN PUSTAKA

  Penelitian ini tidak mengulang atau duplikasi dari penelitian yang ada, karena penelitian yang penulis teliti ini mendiskripsikan tentang Pengupahan yang di Tinjau dari Hukum Islam.

  Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi peneliti ini antara lain yaitu terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang Pengupahan.

  Pertama,

  skripsi yang berjudul “Pengupahan Karyawan Dalam Perspektif Fiqh Muamalah (Stusi Kasus Pada Home Industri Pulo Kali Bata Jakarta Selatan)” disusun oleh Zulkairin Hadi Syam, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Tahun 2011. Dalam skripsi ini membahas tentang akad pengupahan yang diberikan sudah memenuhi perspektif fiqh muamalah mulai dari akad awalnya hingga kelayakan upah yang diberikan.

  Kedua,

  skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Pembayaran Upah bagi Pengrajin Tas Anyaman di Desa Sukoreno Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo

  .” Disusun oleh Muhammad Latief Fakhrudin. Dalam skripsi tersebut menjelaskan bahwa dalam kerjasama ini terdapat beberapa kekurangan yang berawal dari kurang jelasnya akad perjanjian yang dilaksanakan, sehingga salah satu pihak sering mengingkari isi perjanjian.

  Ketiga

  , Skripsi yang berjudul “Sistem Pemberian Upah Pegawai PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera “Bringin Life” dalam Tinjauan

  Hukum Islam.” Disusun oleh Agus Tri Hendra Jatmika. Dalam skripsi tersebut berisi tentang sistem pemberian upah bagi karyawan PT. Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera “Bringin Life” yang didasarkan pada prosentase perolehan nasabah.

  Keempat,

  skripsi yang berjudul “Upah bagi Pekerja borongan tersebut telah memenuhi kriteria Prinsip Keadilan Islam terhadap Sistem Upah di Desa Pekajangan Kabupaten Pekalongan.” Disusun oleh Muhammad Nadzif. Dalam skripsi tersebut berisi tentang sistem pengupahan bagi pekerja borongan di Koperasi Batik Desa Pekajangan Kabupaten Pekalongan.

  Kelima,

  Skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Upah pekerjaan borongan di PT. Gudang Garam Kediri.” Disusun oleh Asrori. Skripsi tersebut yang berisi tentang sistem pengupahan pekerja borongan bagi buruh yang dikaitkan dengan UMR Kabupaten Kediri Tahun 1997.

G. METODE PENELITIAN

  Metode Penelitian adalah suatu cara untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran untuk mencapai sebuah tujuan dengan cara mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai pada penyusunan laporan (Cholid, 2003:1).

  Penelitian sendiri merupakan suatu aktifitas ilmiah yang memiliki tujuan dan berarah. Maka data dan informasi yang di dapatkan dalam penelitian harus sesuai dengan persoalan yang nyata. Maka dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian yang sesuai agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, adalah sebagai berikut : 1.

  Jenis penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang lokasinya di Toko pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran dengan pendekatan yuridis empiris. Penelitian yuridis empiris adalah suatu jenis pendekatan hukum sosiologis dan dapat pula disebut sebagai penelitian lapangan yaitu yang mengkaji tentang hukum yang berlaku dan apa yang terjadi dalam masyarakat (Bambang, 2002:15). Atau dengan dengan kata lain adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat, guna untuk mengetahui fakta-fakta dan data yang dibutuhkan. Setelah data-data yang dibutuhkan telah muncul maka menuju ke identifikasi masalah dan menuju pada penyelesaian masalah.

  2. Sumber data Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yang terdiri dari : a.

  Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data langsung pada objek sebagai sumber informasi yang dicari (Abuddin Nata,2000:39). Adapun sumber data primer adalah hasil wawancara dan observasi tentang pelaksanaan pengupahan di Toko Pintar 3 Pasar Bandarjo.

  b.

  Data sekunder data yang diperoleh secara tidak langsung dari subjek penelitinya, yaitu di ambil dari undang

  • – undang, buku– buku, artikel, dan sumber lainnya yang memiliki hubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

  3. Metode pengumpulan data Pada bagian ini peneliti mendapatkan data yang akurat karena dilakukan dengan mengumpulkan sumber data baik data primer dan sekunder, yang disesuaikan dengan pendekatan penelitian. Teknik pengumpulan data primer dan data sekunder yang digunakan adalah : a.

  Observasi Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala

  • – gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan (Joko Subagyo,1991:231) dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung di Toko pintar 3 Pasar Bandarjo.

  b.

  Interview atau wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu

  (Moloeng,2000:148). Sedangkan jenis interview atau wawancara yang digunakan oleh penulis adalah jenis pedoman interview yang tidak terstruktur, yakni pedoman wawancara yang hanya memuat garis

  • – garis besar pertanyaan yang akan diajukan (Suharsini Arikunto,1997:231) dalam hal ini penulis bertanya langsung kepada pemilik dan karyawan di Toko Pintar 3 Pasar Bandarjo.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal

  • – hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya (Suharsini Arikunto,1997:206). Dalam hal ini penulis memperoleh data dari buku
  • – buku, literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti, dan juga foto- foto yang di dapat pada saat melakukan observasi dan wawancara.
Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai informasi Pelaksanaan Pengupahan di Toko pintar 3 Pasar Bandarejo Ungaran.

H. SISTEMATIKA PENELITIAN

  Untuk memberikan kemudahan dalam penyusunan laporan penelitian ini, maka penulisan sekripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

  BAB II Landasan teori yang terdiri dari Pengertian upah secara umum, macam-macam upah, teori pengupahan, pengupahan menurut undang-undang ketenagakerjaan, dan pengupahan menurut hukum Islam.

  BAB IIIHasil Penelitian dan pembahasan yang terdiri dari deskripsi Tempat Penelitian, Pelaksanan pengupahan di Toko pintar 3 Pasar Bandarjo Ungaran. BAB IV Pembahasan tentang sistem pengupahan di Tinjau dari Hukum Islam. BAB V Penutup yang berisi kesimpulan yang memuat semua kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pengupahan Secara Umum Di Indonesia kata upah biasa digunakan dalam konteks hubungan

  antara pengusaha dengan pekerjanya. Upah sendiri mempunyai pengertian yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu, “Uang dan lain sebagainya yang dibayarkan sebagai pembalas jasa atau sebagai pembayar tenaga yang sudah dikeluarkan untuk mengerjakan sesuatu (Pusat bahasa DepDikNas, 2005: 1250). Sedangkan dalam Ensiklopedi Indonesia menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan upah yaitu pembayaran yang diterima oleh buruh untuk jasa yang telah diberikannya (Syadily, 1984: 3718).

  Menurut ekonomi konvensional, ada yang membedakan pembayaran tenaga kerja pada dua pengertian, yakni gaji dan upah. Istilah gaji biasa digunakan pada instansi pemerintah dan istilah upah biasanya digunakan untuk perusahaan swasta (Winarni, dkk, 2006: 16).

  Idris Ahmad berpendapat bahwa upah adalah mengambil manfaat tenaga orang lain dengan jalan memberi ganti menurut syarat-syarat tertentu (Suhendi, 2005: 115). Nurimansyah Haribuan mendefinisikan bahwa upah adalah segala macam bentuk penghasilan yang diterma buruh (pekerja) baik berupa uang ataupun barang dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi (Asikin, 1997: 80). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upah atau al-ujrah adalah pembayaran atau imbalan yang wujudnya dapat diberikan dalam berbagai macam bentuk, yang diberikan oleh seseorang atau lembaga atau instansi atas usaha, kerja, dan prestasi kerja yang di berikan selama ini.

  Upah yang diberikan kepada seseorang harus sebanding dengan kegiatan atau jasa yang telah diberikan, cukup juga bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan hidup yang wajar. Dalam hal ini baik karena perbedaan tingkat kebutuhan dan kemampuan seseorang ataupun karena faktor lingkungan dan sebagainya (Kartasaputra, 1994: 94).

  Menurut pernyataan Prof. Benham : Upah dapat didefinisikan dengan sejumlah uang dibayar oleh orang yang memberikan pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai dengan perjanjian (Afzalur, 1995: 361). Sedangkan menurut Sadono Sutikno pengupahan yaitu pembayaran kepada pekerja-pekerja kasar yang pekeraannya selalu berpindah-pindah, misal pekerjaan pertania, tukang kayu, tukang batu, dan buruh kasar (Sukirno, 1994: 354).

  Menurut Afzalur Rahman upah adalah harga dari tenaga yang dibayar atas jasanya dalam produksi (Rahman, 1995: 361). Penjelasan menurut Hendri Anto tentang upah yaitu kompensasi atas jasa yang diberikan seorang tenaga kerja, dan perampasan terhadap upah adalah perbuatan buruk yang nantinya akan mendapat ancaman dari Allah SWT (Anto, 2003: 227). Ada lagi upah menurut UU kecelakaan tahun 1974 No.

  33 pasal 7 ayat (a) dijelaskan tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh atau pekerja sebagai ganti pekerjaan atau jasanya (Ranupandojo, dkk, 1984: 128-129).

  Menurut Endang Dyah Widyastuti upah yaitu suatu penghargaan atau balas jasa yang diberikan pengusaha kepada karyawannya atas pekerjaan atau jasa-jasa yang telah dilakukan utuk perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Upah yaitu pembayaran kerja untuk waktu jangka pendek, dan upah diberikan untuk para pekerja yang terlibat langsung dengan produksi maupun yang tidak langsung (Widyastuti, 2002: 121).

  Sesuai dengan hadist: أ

  ُٔقَشَع هفِجَٝ َُْأ َوْجَق َُٓشْجَأ َشِٞجَلأا اُ٘طْع

  Artinya : berikanlah kepada karyawanmu upah sebelum kering keringatnya.(H.R ibnu majah)

  Dari penjelasan hadist diatas bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang apabila pekerjaan itu telah selesai maka, segeralah untuk memberikan imbalan jasa atau upahnya janganlah menundanya.

  B.

  Macam- macam upah atau pengupahan Macam-macam upah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu: 1.

  Upah yang sepadan (ujrah al-misli)

  Ujrah al-misli yaitu upah yang sepadan dengan kerjanya serta

  sepadan dengan jenis pekerjaannya, sesuai dengan jumlah nilai yang disebutkan dan disepakati oleh kedua belah pihak yaitu pemberi kerja dan yang menerima kerja (pekerja) pada saat transaksi pembelian jasa, maka dengan itu untuk menentukan tarif upah atas kedua belah pihak yang melakukan transaksi pembeli jasa, tetapi belum menentukan upah yang disepakati maka mereka harus menentukan upah yang wajar dengan pekerjaannya atau upah yang dalam situasi normal biasa diberlakukan dan sepadan dengan tingkat jenis pekerjaan tersebut. Tujuan ditentukan tarif upah yang sepadan yaitu untuk menjaga kepentingan kedua belah pihak, baik penjual jasa maupun pemberi jasa, dan menghindarkan adanya unsur eksploitasi didalam transaksi-transaksi dengan demikian, melalui tarif upah yang sepadan, setiap perselisihan yang terjadi dalam transaksi jual beli jasa akan dapat terselesaikan secara adil (Salim, 1999: 99-100).

2. Upah yang telah disebutkan ( ujrah al-musamma)

  Upah yang disebut (ujrah al-musamma) syaratnya ketika disebutkan harus disertai adanya kerelaan (diterima) kedua belah pihak yang sedang melakukan transaksi terhadap upah tersebut. Oleh karena itu pihak

  musta‟jir tidak boleh dipaksa untuk

  membayar lebih besar dari apa yang telah disebutkan, sebagaimana pihak ajir juga tidak boleh dipaksa untuk mendapatkan lebih kecil dari apa yang telah disebutkan, melainkan upah tersebut merupakan upah yang wajib mengikuti ketentuan syara‟.

  Apabila upah tersebut disebutkan pada saat transaksi, maka upah itu merupakan upah yang disebutkan (ajrun musamma).

  Namun apabila belum disebutkan, ataupun terjadi perselisihan terhadap upah yang telah disebutkan, maka upahnya bisa dibedakan upah yang sepadan(ajrun misli) (An-Nabhani, 1996:103).

  Macam-macam upah yang diberikan kepada para pekerjanya biasanya ditentukan oleh sistem atau kebijakan yang diterapkan dalam perusahaan atau tempat usaha itu sendiri. Namun setelah terjadinya perkembangan dalam bidang Muamalah pada saat ini, maka jenisnya pun sangat banyak diantaranya: 1.

  Upah perbuatan taat Menurut mazhab Hanafi, menyewa seseorang untuk shalat, puasa, haji, membaca Al-

  Qur‟an, maupun adzan tidak diperbolehkan, dan hukumnya haram dalam mengambil upah atas jasa pekerjaan itu. Kartena perbuatan yang tergolong taqarrub apabila berlangsung, pahalanya jatuh kepada si pelaku, oleh karena itu tidak boleh mengambil upah dari orang lain untuk pekerjaan itu (Sabiq, 2006: 21).

2. Upah mengajarkan Al-Qur‟an

  Pada saat ini beberapa fuqaha menyatakan bahwa boleh mengambil upah dari pengajaran Al- Qur‟an dan ilmu-ilmu syari‟ah lainnya, karena para guru juga membutuhkan penunjang kehidupan mereka dan kehidupan orang-orang yang berada dalam tanggungan para guru tersebut. Dan waktu mereka juga tersita atau berkurang untuk kepentingan pengajaran Al- Qur‟an dan ilmu-ilmu syari‟ah tersebut, maka dari itu diperbolehkan untuk memberikan kepada mereka sesuatu imbalan dari pengajaran ini (Sabiq, 2006: 22).

  3. Upah sewa-menyewa tanah Diperbolehkan menyewakan tanah dan disyaratkan menjelaskan kegunaan tanah yang akan disewa, jenis apa yang akan ditanam ditanah tersebut, kecuali jika orang yang akan menyewakan mengizinkan untuk ditanami apa saja yang dikehendaki. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka ijarah dinyatakan fasid (tidak sah) (Sabiq, 2006: 30).

  4. Upah sewa-menyewa kendaraan Boleh menyewakan kendaraan, baik hewan atau kendaraan lainnya, dengan syarat dijelaskan tempo waktunya, atau tempatnya. Disyaratkan pula kegunaan penyewaan untuk mengangkut barang atau untuk ditunggangi, apa yang diangkut dan siapa yang menunggangi (Syafe‟i, 2004: 133).

  5. Upah sewa-menyewa rumah Menyewakan rumah adalah untuk tempat tinggal oleh penyewa, atau si penyewa menyuruh orang lain untuk menempatinya dengan cara meminjamkan kembali atau menyewakannya kembali, diperbolehkan syarat pihak penyewa tidak merusak bangunan yang akan disewanya. Selain itu pihak penyewa mempunyai kewajiban untuk memelihara rumah tersebut, sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di lingkungan masyarakat (Suhwaradi, 1994: 56).

6. Upah pembekaman

  Usaha bekam tidaklah haram, karena Nabi Saw. Pernah berbekam dan beliau memberikan imbalan kepada tukang bekam itu, sebagaimana dalam hadis. Jika sekiranya haram, tentu beliau tidak akan memberikan upah kepadanya (Sabiq, 2006: 24).

  ُِْث ُء َلََعْىا بََْثهذَح َهبَق َقبَحْسِإ ُِْث ُذهََحٍُ بََْثهذَح َذِٝزَٝ ُِْث ُذهََحٍُ بََْثهذَح

ٌٍُِْْْٖ ٍوُجَس َِْع ٌٍَْٖس َِْٜث ٍِِْ ٍشَْٝشُق ٍِِْ ٍوُجَس َِْع َةُ٘قْعَٝ ِِْث ََِِْحهشىا ِذْجَع

َْٗأ بٍَِْْٖ َعَطَقَف ُِّٜرُأ هطَعَف َخهنََِث بًٍ َلَُغ ُذٍَْسبَع َهبَق ُحَذِجبٍَ َُٔى ُهبَقُٝ بًّجبَح َُْْٔع ُ هاللَّ َِٜظَس ٍشْنَث ُ٘ثَأ بََْْٞيَع ًَِذَق بهََيَف بٍَِْْٖ ُذْعَطَقَف َُُّٔرُأ ُذْعِعَع

  ُِْئَف َُْْٔع ُ هاللَّ َٜ ِظَس ِةبهطَخْىا ِِْث َشََُع َٚىِإ بََِِٖث اُ٘قِيَطّْا َهبَقَف َِْٔٞىِإ بَْْعِفُس َشََُع َٚىِإ بَِْث َُِٜٖزّْا بهََيَف َهبَق هصَزْقَْٞيَف ٍُِْْٔ هصَزْقُٝ َُْأ َغَيَث ُحِسبَجْىا َُبَم ِٜى اُ٘عْدا ٍُِْْٔ هصَزْقُٝ َُْأ اَزَٕ َغَيَث ْذَق ٌَْعَّ َهبَقَف بََْْٞىِإ َشَظَّ َُْْٔع ُ هاللَّ َِٜظَس َِْٔٞيَع ُ هاللَّ ٚهيَص ِ هاللَّ َهُ٘سَس ُذْعََِس ْذَق ِِّّٜإ بٍََأ َهبَق ًَبهجَحْىا َشَم َر بهََيَف بًٍبهجَح

  ْذَقَٗ ِِٔٞف بََٖى ُ هاللَّ َكِسبَجُٝ َُْأ ُ٘جْسَأ بََّأَٗ بًٍ َلَُغ ِٜزَىبَخ ُذَْٞطْعَأ ْذَق ُهُ٘قَٝ ٌَهيَسَٗ َِِع ِٜثَأ بََْثهذَح ُةُ٘قْعَٝ بََْثهذَح بًغِئبَص َْٗأ بًثبهصَق َْٗأ بًٍبهجَح َُٔيَعْجَر َُْأ بَُٖزََّْٖٞ ٌٍَْٖس َِْٜث ٍِِْ ٍوُجَس َِْع ََِِْحهشىا ِذْجَع ُِْث ُء َلََعْىا َِْٜثهذَحَٗ َهبَق َقبَحْسِإ ِِْثا ِٜف َُْْٔع ُ هاللَّ َِٜظَس ٍشْنَث ُ٘ثَأ بََْْٞيَع هجَح َهبَق ُٔهَّأ َِِّْٜٖهسىا َحَذِجبٍَ ِِْثا َِِع

  َثِٝذَحْىا َشَمَزَف ِِٔزَف َلَِخ

  Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin

  Yazid Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Ishaq dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Al 'Ala` Bin

  

Abdurrahman Bin Ya'qub dari seorang lelaki Quraisy dari Bani

Sahm dari seorang lelaki di antara mereka yang disebut

Majidah dia berkata; aku bertengkar dengan seorang budak

lelaki di Makkah, kemudian dia menggigit dan memutuskan

telingaku -atau- aku menggigit dan memutuskan telinga, maka

ketika Abu Bakar datang kepada kami untuk melaksanakan haji,

kami mengajukan perkara itu kepadanya, maka dia menjawab;

"Bawalah keduanya kepada Umar Bin Al Khaththab, jika orang

yang melukai mencapai untuk dilaksanakan qishash, maka

hendaklah dia mengqishashnya." Dia berkata; maka ketika kami

sudah tiba dihadapan Umar Bin Al Khaththab, dia memandang

kami dan berkata; "Ya, sudah sampai batas untuk dilakukan

qishash, panggilkanlah untukku tukang bekam." Maka ketika

dia menyebut tukang bekam dia berkata; "Adapun aku

mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Aku telah memberikan seorang hamba sahaya kepada bibiku

dari pihak ibu dengan harapan semoga Allah memberkahinya

dengannya, dan aku telah melarangnya agar jangan sampai

menjadikannya sebagai tukang bekam, tukang jagal hewan atau

tukang emas." Telah menceritakan kepada kami Ya'qub telah

menceritakan kepada kami bapakku dari Ibnu Ishaq dia

berkata; dan telah menceritakan kepada kami Al 'Ala` Bin

Abdurrahman dari seorang lelaki dari Bani Sahm dari Ibnu

  Majidah As Sahmi bahwa dia berkata; "Abu Bakar berangkat haji kepada kami pada masa kekhilafahannya, " kemudian dia menyebutkan hadits .

7. Upah menyusui anak

  Dalam Al- Qur‟an sudah disebutkan bahwa diperbolehkannya memberikan upah bagi orang yang menyusukan anak, sebagaimana yang tercantum dalam surat Al- Baqarah ayat 233.

  ٌُْزَْٞرآ بٍَ ٌُْزَْهيَس اَرِإ ٌُْنَْٞيَع َحبَُْج َلََف ٌُْمَد َلََْٗأ اُ٘عِظْشَزْسَر َُْأ ٌُْرْدَسَأ ُِْإَٗ ِفُٗشْعََْىبِث Artinya: dan jika kamu ingin anakmu disusukan ke oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut (surat Al-Baqarah ayat 233) .

8. Perburuhan

  Disamping sewa-menyewa barang, sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka ada pula beberapa persewaan tenaga yang lazim disebut perburuhan. Buruh adalah orang yang menyewakan tenaganya kepada orang lain untuk dikaryakan berdasarkan kemampuannya dalam suatu pekerjaan (Ya‟qub, 1984: 325).

   ًْيَيَع هّاللَ ىّيَص ي بّىىا ْهَع شَوَأ ْهَع َةَدبَخَق ْهَع َتَواََُع ُهبَأ بَىَثّذَح دبّمَح ههْب ىَي ْحَي بَىَثّذَح هءبَمّضىا ْمهٍْحَزَخَؤَف ْم ٍ يٌَْ لِ َنَهدبَحْشَي اُهقَيَطْوا سبّىىا ْه م َف َيَص شَفَو َتَث َلََث ّنَأ َمّيَصََ بََِٞف

  

ْمهٍهضْعَب َهبَقَف تَصبَصهح هًْى م َنََْشَي بَم ىّخَح فبَجَخهم شَجَح ْم ٍْيَيَع َطَقَضَف ا سبَغ اُهيَخ َذَف

ْمهن ىبَمْعَأ قَثََْؤ ب َّاللَ اُهعْدبَف هّاللَ ّلَ إ ْمهن وبَنَم ب همَيْعَي َلَََ هشَثَ ْلِا بَفَعََ هشَجَحْىا َعَقََ ْذَق ضْعَب ى

ي ف بَمهٍَى هب يْحَأ هجْىهنَف ناَذ ىاََ ي ى َنبَم ْذَق هًّوَأ همَيْعَح َجْىهم ْن إ ّمهٍّيىا ْمهٍْى م وهجَس َهبَقَف َهبَق

بَمهٍَخَى ص ّدهسَأ ْنَأ َتَي ٌاَشَم بَم ٍ صَهءهس ىَيَع هجْمهق هْيَذ قاَس بَمهٍهحْذَجََ اَر إَف بَمهٍي حآَف بَم ٍ ئبَو إ

Dokumen yang terkait

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 26

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 14

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 16

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 102

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 88

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN GRIYA BANK SYARIAH MANDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 119

PERNIKAHAN DI DEPAN JENAZAH ORANG TUA MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi di Kelurahan Tingkir Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 0 130

FENOMENA MITOS LARANGAN PERNIKAHAN DI DESA JETIS DAN DESA ROGOMULYO KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam

0 2 100

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM BARTER (Studi di Desa Benowo Kecanmatan Bener Kabupaten Purworejo) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 92

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERUBAHAN AKTA PENDIRIAN DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam

0 1 88