BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN - 13.30.0045 Eliezer Andre Prayitno BAB IV

  

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Objek pada penelitian ini adalah CV. Tani Jaya Perkasa yang merupakan perusahaan manufactur yang bergerak dibidang pupuk khususnya pupuk organik.

  beralamatkan di KM 9 jalan Purwodadi-Kudus, tepatnya di Desa Karangsari kota Purwodadi Kabupaten Grobogan. Perusahaan ini berdiri pada bulan September 2007. Pendiri perusahaan ini yang juga merupakan distributor pupuk urea, melihat adanya peluang dalam memproduksi pupuk bersubsidi karena masih terbatasnya pabrik pupuk bersubsidi di Jawa Tengah. Berbekal pengetahuan tentang pupuk yang didapat dari pengalaman sebagi distributor pupuk urea maka Ibu Sri membranikan diri mengajukan ke PT. Petrokimia Gersik untuk bekerjasama sebagai mitra dalam memproduksi pupuk bersubsidi.

  Pengajuan diterima dan Ibu Sri membangun pabrik pupuk dengan standart yang telah ditetapkan oleh PT. Petrokimia Gersik. Pabrik pupuk tersebut tetap beroprasi hingga sekarang dengan bermitra dengan PT. Petrokimia Gersik. Saat ini CV. Tani Jaya Perkasa dipimpin oleh Agus Sudiharto. Produk dari CV. Tani Jaya Perkasa hanya satu yaitu pupuk organik bersubsidi bernama Petroganik.

4.2. Analisis Hasil Penelitian 4.2.1.

  Menghitung Parameter-Parameter Perhitungan EOQ Probabilistik Analisis pengendalian ini menggunakan alat analisis metode EOQ

  Probabilistik. Alat ini dipilih karena pemakain bahan baku dari CV. Tani Jaya perkasa selalu berubah ubah atau tidak konsisten. Untuk mengetahui jumlah pemesanan yang paling ekonomis, diperlukan data pemakaian bahan baku dalam 1 periode sebelumnya pada CV. Tani Jaya Perkasa. Dalam EOQ Probabilistik Terdapat beberapa hal yang harus diketahui terlebih dahulu, yaitu: a.

  Penggunakan bahan baku selama satu tahun (D) b.

  Biaya pemesanan (S) c. Biaya simpan (H) d.

  Biaya kehabisan (BK) e. Titik pemesanan kembali (SP) f. Probabilitas pemakaian bahan baku (PKi) a.

  Penggunakan Bahan Baku (D) Bahan baku yang dijadikan sebagai objek adalah kotoran ayam dan kotoran sapi yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan pupuk organik tersebut. Data yang digunakan adalah data pemakaian tahun 2016. Dimana pemakaian terbanyak terjadi pada bulan Februari yaitu 285 ton untuk kotoran sapi dan 218 ton untuk kotoran ayam. Data pemakain bahan baku dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.1 Produksi Pupuk dan Pemakaian Bahan Baku 2016

  7 Juli

  12 Desember 302 181 139

  91

  11 November 198 119

  98

  10 Oktober 213 128

  9 September 260 156 120

  8 Agustus 433 260 199

  26

  34

  57

  66

  No Bulan Produksi (ton) Pemakaian Bahan baku (ton) kotoran sapi kotoran ayam

  86

  6 Juni 143

  97

  5 Mei 210 126

  79

  4 April 172 103

  76

  99

  3 Maret 165

  2 Februari 475 285 218

  1 Januari 300 180 138

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Selanjutnya dilakukan peramalan untuk mengetahui kebutuhan bahan baku pada tahun 2017. Metode peramalan yang digunakan adalah metode peramalan regresi sederhana. Peramalan regresi sederhana dipilih karena metode ini didasarkan kepada variabel yang ada dan yang akan mempengaruhi hasil peramalan. Sesuai dengan keadaan di CV. Tani Jaya Perkasa dimana pembelian kotoran ayam akan mempengaruhi produksi perusahaan karena persediaan kotoran ayam dari pemasok selalu berubah ubah. Metode regresi sederhana merupakan sebuah metode peramalan dengan metode perhitungan :

  Notasi : Berikut adalah hasil peramalan menggunakan metode regresi sederhana :

Tabel 4.2 Hasil Peramalan Produksi Pupuk Dengan Metode Regresi

  

Sederhana

y x xy y2 x2 Peramalan

  (ton) 300 64 19200 90000 4096 168 475 206 97850 225625 42436 310

  165 90 14850 27225 8100 194 172 77 13244 29584 5929 181 210 92 19320 44100 8464 196 143 151 21593 20449 22801 255

  57 13 741 3249 169 117 433 247 106951 187489 61009 351 260 79 20540 67600 6241 183 213

  33 7029 45369 1089 137 198 91 18018 39204 8281 195 302 148 44696 91204 21904 252

  

2928 1291 384032 871098 190519 2539

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017)

  Setelah mengetahui hasil peramalan produksi maka peramalan penggunakan bahan baku kotoran sapi dan ayam dapat diketahui mengingat komposisi dari 1 ton pupuk adalah 60% kotoran sapi dan 46% kotoran ayam.

Tabel 4.3 Pemakaian Bahan Baku Berdasarkan Hasil Peramalan Produksi

  Bulan Produksi (ton) Pemakaian Bahan baku (ton)

  Kotoran Sapi Kotoran Ayam Januari 168 100,8 77,28 Februari 310 186 142,6 Maret 194 116,4 89,24 April 181 108,6 83,26 Mei 196 117,6 90,16 Juni 255 153 117,3 Juli 117 70,2 53,82 Agustus 351 210,6 161,46 September 183 109,8 84,18 Oktober 137 82,2 63,02 November 195 117 89,7 Desember 252 151,2 115,92 Total 2539 1523,4 1167,94

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) b.

  Biaya Pesan Komponen biaya pesan pada CV. Tani Jaya Perkasa adalah biaya menelepon pemasok dan biaya bongkar muat yang dapat dilihat dalam table berikut.

Tabel 4.4 Komponen Biaya Pesan Tahun 2017 CV. Tani Jaya Perkasa

  Jumlah Jenis Biaya Sapi Ayam

Biaya Telepon Rp 10.000,00 Rp 10.000,00

  Biaya Bongkar Muat (2 orang @

Rp 100.000,00) Rp 200.000,00 Rp 200.000,00

Jumlah Rp 210.000,00 Rp 210.000,00

(Sumber : Data yang diolah, 2017)

  sekunder Untuk setiap menelepon pemasok baik itu kotoran ayam dan sapi diperlukan Rp 10.000,00 umtuk biaya telepon dan biaya bongkar muat yang sebesar Rp 100.000,00 untuk setiap orang dan diperlukan 2 orang untuk bongkar muat jadi setiap kali pemesanan diperlukan biaya bongkar muat sebesar Rp 200.000,00 baik itu kotoran ayam maupun kotoran sapi. Total biaya pesan untuk setaip kali pesan adalah penjumlahan biaya telepon dan biaya bongkar muat yaitu Rp 210.000,00 baik kotoran ayam maupun kotoran sapi. c.

  Biaya

  Simpan Biaya simpan pada CV. Tani Jaya Perkasa adalah biaya gaji penjaga gudang dan biaya depresiasi gedung gudang tempat penyimpanan. Komponen biaya simpan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.5 Komponen Biaya Simpan Tahun 2017 CV. Tani Jaya Perkasa

  

Jenis Biaya Jumlah

Biaya Gaji Penjaga Gudang Rp 17.220.000,00 Penyusutan Bangunan Gudang Bahan Baku Rp 15.000.000,00 Jumlah Rp 32.220.000,00 Demand (ton) 2691 Biaya Simpan Per ton Rp 11.973,00

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Kotoran ayam dan sapi dalam penyimpanannya dijadikan satu gudang. Berati biaya penyimpanan baik kotoran ayam dan sapi adalah sama. Biaya penjaga gudang dengan gaji Rp 1.435.000,00 perbulan yang berati dalam satu tahun mencapai Rp 17.220.000,00 sedangkan biaya penyusutan gudang yang dipakai menyimpan pertahunnya adalah Rp 15.00.000,00. Peggunakan bahan baku pada peramalan tahun 2017 mencapai 2691 ton yang terdiri dari 1523 ton kotoran sapi dan 1168 ton kotoran ayam.

  d.

  Biaya Kehabisan Biaya kehabisan persediaan merupakan biaya yang terjadi karena persediaan bahan baku tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan produksi. Dari tahun sebelumnya diketahui bahwa jika perusahaan mengalami kekurangan bahan baku, perusahaan terpaksa membeli kotoran sapi dan ayam yang masih basah dengan harga Rp 150.000,00 untuk kotoran sapi dan Rp. 310.000,00 untuk kotoran ayam. Tetapi setelah dikeringkan berat dari kotoran basah baik ayam maupun sapi akan berkurang beratnya sekitar 25% jadi untuk mendapat 1 ton kotoran sapi kering diperlukan 1,25 ton kotoran sapi basah yang berharga Rp 187.500,00 yang berati ada selisih Rp. 12.500,00 lebih mahal tiap tonnya mengingat harga kotoran sapi kering Rp 175.000,00 per ton. Begitu pula dengan kotoran ayam diperlukan 1,25 ton kotoran ayam kotor berharga Rp. 387.500,00 untuk menjadi 1 ton kotoran ayam kering yang berati adalah selisih Rp 17.000,00 lebih mahal tiap tonnya mengingat kotoran ayam kering berharga Rp 370.000,00 per ton. Biaya kehabisan persediaan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.6 Komponen Biaya Kehabisan Tahun 2017 CV. Tani Jaya Perkasa

  Bahan Baku Keterangan Kotoran Sapi Kotoran Ayam

Selisih harga per ton Rp 12.500,00 Rp 17.500,00

  Total biaya kehabisan bahan baku

(per ton) Rp 12.500,00 Rp 17.500,00

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) e. Menetukan Titik Pemesanan Kembali (SP)

  Dalam menentukan titik pemesanan kembali perlu diketahui besarnya safety stock perusahaan. Sedangkan dalam menentukan safety stock perusahaan perlu diketahui faktor keamanan. Faktor keamanan dapat diperoleh setelah mengetahui peluang kehabisan bahan baku. Peluang kehabisan bahan baku dapat diperoleh dengan menetukan terlebih dahulu Q sementara. Berikut perhitungan titik pemesanan kembali : 1.

  Menetukan Q dengan Menganggap Tidak Ada Kehabisan Q semetara dihitung dengan menganggap bahwa tidak adanya kehabisan bahan baku. Pencarian Q sementara berguna untuk mengetahui peluang kehabisan persediaan. Sebelumnya telah diketahui dari perusahaan biaya yang berkaitan dengan persediaan yaitu sebagai berikut: a.

  Kotoran Sapi 1.

  Biaya pesan : Rp 210.000,00 2. Biaya simpan : Rp. 11.973,00 3. Biaya kehabisan persediaan : Rp 12.500,00 4. Demand 1 tahun : 1523 ton b.

  Kotoran Ayam 1.

  Biaya pesan : Rp 210.000,00 2. Biaya simpan : Rp 11.973,00 3. Biaya kehabisan persediaan : Rp 17.500,00 4. Demand 1 tahun : 1168 ton

2. Menetukan Peluang Kehabisan Persediaan atau P(KP)

  Menentukan peluang kehabisan persedian untuk mengetahui faktor keamanan yang digunakan untuk perhitungan safety stock.

  Dari data analisis sebelumnya sudah diketahui : a.

  Kotoran Sapi 1.

  Pemakaian bahan baku per tahun : 1523 ton 2. Q optimal sementara : 231 ton 3. Biaya simpan : Rp 11.973,00 4. Biaya kehabisan persediaan : Rp 12.500,00

  Peluang kehabisan persediaan sebesar 0,1453 itu berati peluang tidak kehabisan persediaan adalah 1-0,1453 = 0,8547.

  Peluang tidak kehabisan persediaan dengan nilai 0,8547 dapat dilihat pada kurva normal (lampiran) terletak diantara nilai 0,8531 pada z = 1,05 dan nilai 0,8554 pada z = 1,06. oleh karena itu teknik interpolasi linear harus diterpakan sebagai berikut :

  Jadi nilai z atau faktor keamanan adalah 1,057.

  b.

  Kotoran Ayam 1. Pemakaian bahan baku per tahun : 1168 ton 2. Q optimal sementara : 202 ton 3. Biaya simpan : Rp 11.973,00 4. Biaya kehabisan persediaan : Rp 17.500,00

  Peluang kehabisan persediaan sebesar 0,1183 itu berati peluang tidak kehabisan persediaan adalah 1-0,1183 = 0,8817.

  Peluang tidak kehabisan persediaan dengan nilai 0,8817 dapat dilihat pada kurva normal (lampiran) terletak diantara nilai

  0,8810 pada z = 1,18 dan nilai 0,8830 pada z = 1,19. oleh karena itu teknik interpolasi linear harus diterpakan sebagai berikut : Jadi nilai z atau faktor keamanan adalah 3.

   Safety Stock Safety stock ini merupakan persediaan yang harus ada

  digudang untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku. Hal ini dilakukan agar saat permintaan berfluktuatif , perusahaan tetap dapat memenuhi permintaan pelanggan. Jumlah persediaan cadangan atau safety stock adalah

  Faktor keamanan (z) sudah diketahui yaitu 1,057 untuk kotoran sapi dan 1,184 untuk kotoran ayam, kini tinggal menghitung standart deviasi dengan rumus :

  Berikut adalah perhitungannya : a. Kotoran Sapi

Tabel 4.7 Perhitungan Standart Deviasi Pemakaian Bahan Baku

  

Kotoran Sapi Tahun 2017

Bulan Pemakaian Bahan Baku x- (x- ) 2 Januari 100,8 -26,15 683,82 Februari 186 59,05 3486,90

  Maret 116,4 -10,55 111,30 April 108,6 -18,35 336.,2 Mei 117,6 -9,35 87,42 Juni 153 26,05 678,60 Juli 70,2 -56,75 3220,56 Agustus 210.6 83,65 6997,32 September 109,8 -17,15 294,12 Oktober 82,2 -44,75 2002,56 November 117 -9,95 99,00 Desember 151,2 24,25 588,06 Total 1523,4 18586,41 (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017)

  = 1523,4 : 12 = 126,95

  Karena faktor keamanan adalah 1,057 maka persediaan cadangannya adalah b.

  Kotoran Ayam

Tabel 4.8 Perhitungan Standart Deviasi Pemakaian Bahan Baku Kotoran Ayam Tahun 2017

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017)

  Bulan Pemakaian Bahan Baku x- (x- ) 2 Januari 77,28 -20,05 401,94 Februari 142,6 45,27 2049,52

  Maret 89,24 -8,09 65,42 April 83,26 -14,07 197,92 Mei 90,16 -7,17 51,39 Juni 117,3 19,97 398,87 Juli 53,82 -43,51 1892,98 Agustus 161,46 64,13 4112,87 September 84,18 -13,15 172,88 Oktober 63,02 -34,31 1177,06 November 89,7 -7,63 58,19 Desember 115,92 18.,9 345,65 Total 1167,94 10924,68

  = 1167,94: 12 = 97,33

  Karena faktor keamanan adalah 1,184 maka persediaan cadangannya adalah

4. TItik Pesan Kembali (SP) a.

  Kotoran Sapi Lead time pemesanan adalah 1 hari setiap kali melakukan pesanan. Diketahui penggunakan bahan baku tahun 2017 1523,4 ton. Sedangkan terdapat 297 hari kerja pada 2017. Maka rata- rata pemakaian bahan baku perhari adalah 1523,4 : 297 = 5.1 ton dibulatkan menjadi 5 ton b.

  Kotoran Ayam Lead time pemesanan adalah 3 hari setiap kali melakukan pesanan. Diketahui penggunakan bahan baku tahun 2017

  1167,94 ton. Sedangkan terdapat 297 hari kerja pada 2017.

  Maka rata-rata pemakaian bahan baku perhari adalah 1167,94 : 297 = 3,9 ton dibulatkan menjadi 4 ton f.

  Pemakaian Bahan Baku Selama Lead Time (K) Pemakaian bahan baku selama lead time dapat dihitung dengan mengkalikan rata-rata pemakaian perhari dengan lead time.

  a.

  Kotoran Sapi

Tabel 4.9 Pemakaian Kotoran Sapi Selama Lead Time Tahun 2017

  Pemakaian Bahan Pemakaian Lead Pemakaian Hari Baku

  Bulan per Hari Time (Ton) Kerja Selama (Ton) (Hari) Lead Time

  (Ton) Januari 100,8 25 4,03 1 4,03 Februari 186 24 7,75 1 7,75 Maret 116,4 26 4,48 1 4,48 April 108,6 23 4,72 1 4,72 Mei 117,6 24 4,90 1 4,90 Juni 153 22 6,95 1 6,95 Juli 70,2 26 2,70 1 2,70 Agustus 210,6 26 8,10 1 8,10 September 109,8 25 4,39 1 4,39 Oktober 82,2 26 3,16 1 3,16 November 117 26 4,50 1 4,50 Desember 151,2 24 6,30 1 6,30 Total 1523,4 297 61,99

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017)

  Dari data diatas dapat diketahui rata-rata pemakaian bahan baku selama lead time tahun 2017 adalah 61,99 : 12 = 5,16 ton dibulatkan menjadi 5 ton.

  b. Kotoran Ayam Tabel 4.10 Pemakaian Kotoran Ayam Selama Lead Time Tahun 2017 Pemakaian Bahan

  Pemakaian Lead Pemakaian Hari Baku Bulan per Hari Time (Ton) Kerja Selama

  (Ton) (Hari) Lead Time (Ton) Januari 77,28

  25 3,09 3 9,27 Februari 142,6 24 5,94 3 17,83 Maret 89,24 26 3,43 3 10,30 April 83,26 23 3,62 3 10,86 Mei 90,16 24 3,76 3 11,27 Juni 117,3 22 5,33 3 16,00 Juli 53,82 26 2,07 3 6,21 Agustus 161,46 26 6,21 3 18,63 September 84,18 25 3,37 3 10,10 Oktober 63,02 26 2,42 3 7,27 November 89,7 26 3,45 3 10,35 Desember 115,92 24 4,83 3 14,49 Total 1167,94 297 142,57

  Total 1523,4 297 61,99 (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017)

  Dari data diatas dapat diketahui rata-rata pemakaian bahan baku selama lead time tahun 2017 adalah 142,57 : 12 = 11,88 ton dibulatkan menjadi 12 ton. g.

  Probabilitas Pemakaian Selama Lead Time Besarnya probabilitas didapat dari frekuensi pemakaian benang selama lead time dalam periode 2017.

1. Kotoran Sapi

  Banyak kelas : 1+3,3 log (n) = 1+3,3 log 12 = 4,56 dibulatkan menjadi 5.

Tabel 4.11 Probabilitas Pemakaian Kotoran Sapi Selama Lead Time Tahun 2017 (dalam ton) dengan Lead Time 1 Hari

  Pemakaian Selama Lead Time (Ton) Frekuensi Probabilitas 2,7-3,78 2 0,167 3,79-4,86

  4 0,333 4,87-5,94 2 0,167 5,95-7,02 2 0,167 7,03-8,1 2 0,167

  Total

  12

  1

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Sebelumnya telah diketahui bahwa rata-rata pemakaian bahan baku kotoran sapi selama lead time tahun 2017 adalah 5 ton. Dan 5 ton terdapat pada interval 4,87-5,94 yang berati probabilitasnya adalah 0,167.

2. Kotoran Ayam

  Banyak kelas : 1+3,3 log (n) = 1+3,3 log 12 = 4,56 dibulatkan menjadi 5.

Tabel 4.12 Pemakaian Kotoran Ayam Selama Lead Time Tahun 2017 (dalam ton) Lead Lead Time 3 Hari

  Pemakaian Selama Lead Time (Ton) Frekuensi Probabilitas 6,21-8,69 2 0,167 8,70-11,18

  5 0,417 11,19-13,66 1 0,083 13,67-16,14 2 0,167 16,15-18,63 2 0,167

  Total

  12

  1

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Sebelumnya telah diketahui bahwa rata-rata pemakaian bahan baku kotoran ayam selama lead time tahun 2017 adalah 12 ton. Dan 12 ton terdapat pada interval 11,19-13,66 yang berati probabilitasnya adalah 0,083.

4.2.2. Menghitung EOQ Probabilistik a.

  Perhitungan EOQ Probabilistik Berikut adalah perhitungan EOQ Probabilisistik :

Tabel 4.13 Perhitungan EOQ Probabilistik Kotoran Sapi dan Ayam Tahun 2017

  Bahan Baku D (ton) S BK

  K (ton) R (ton) P(Ki) H

  EOQ (ton) Kotoran Sapi 1523

  Rp 210.000,00 Rp 12.500,00 5

  47 0.167 Rp 11.973,00 176,4 Kotoran

  Ayam 1168 Rp 210.000,00 Rp

  17.500,00 12 48 0.083 Rp 11.973,00 175,4

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Dengan menggunakan rumus Maka EOQ dapat dihitung sebagai berikut Dengan demikian kuantitas pesanan optimal kotoran sapi pada tahun 2017 adalah 176,4 ton. Berarti perusahaan setiap melakukan pembelian bahan baku sebesar 176,4 ton dan dengan lead time 1 hari pemebelian dilakukan pada saat persedian mencapai 47 ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

  Gambar 4.1

Hubungan Q, SP dan SS Kotoran Sapi

  Sedangkan untuk kuantitas pesanan optimal kotoran ayam dapat dihitung sebagai berikut : Dengan demikian kuantitas pesanan optimal kotoran ayam pada tahun 2017 adalah 175,4 ton. Berarti perusahaan setiap melakukan pembelian bahan baku sebesar 175,4 ton dan dengan lead

  

time 3 hari pemebelian dilakukan pada saat persedian mencapai 36

  ton. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

  Gambar 4.2

Hubungan Q, SP dan SS Kotoran Ayam

  Jadi frekuensi pemesanan kotoran sapi tahun 2017 adalah 1523 : 176,4 = 8,6 kali, dibulatkan menjadi 9 kali. Sedangkan untuk kotoran ayam frekuensi pemesanan kotoran ayam tahun 2017 adalah 1168 : 175,4 = 6,6 kali, dibulatkan menjadi 7 kali.

  Biaya pesan dengan kebijakan EOQ Probabilistik pada peramalan tahun 2017 = jumlah pesan dalam 1 tahun x biaya pesan.

  Jadi biaya pesan kotoran sapi = 9 x Rp 210.000,00 = Rp 1.890.000,00. Sedangkan biaya pesan kotoran ayam = 7 x Rp 210.000,00 = Rp 1.470.000,00.

  Biaya simpan dengan kebijakan perusahaan tahun 2017 = rata-rata jumlah bahan baku per pesan dalam 1 tahun : 2 x biaya simpan. Jadi biaya simpan kotoran sapi = (176,4/2) ton x Rp 11.973,00 = Rp 1.056.019,00. Sedangkan biaya simpan kotoran ayam = (175,4/2) ton x Rp 11.973,00 = Rp 1.050.032,00.

  Jadi Biaya Total Persediaan (BTP) kotoran sapi pada 2017 dengan metode EOQ = biaya pesan + biaya simpan = Rp 1.890.000,00 + Rp 1.056.019,00 = Rp 2.946.019,00. Sedangkan Biaya Total Persediaan (BTP) kotoran ayam pada 2017 dengan metode EOQ adalah = biaya pesan + biaya simpan = Rp 1.470.000,00 + Rp 1.050.032,00 = Rp 2.520.032,00.

  b.

  Elastisitas Pemesanan Elastisitas pemesanan dihitung dengan mengkalikan nilai standar deviasi pemakaian harian dengan (rata-rata hari kerja/

  (frekuensi pesan EOQ/ jumlah bulan).

Tabel 4.14 Perhitungan Standart Deviasi Pemakaian Harian Kotoran Sapi

  

Tahun 2017

Bulan x x- (x- ) 2 Januari 4,03 -1,13 1,29

Februari 7,75 2,58 6,68

  

Maret 4,48 -0,69 0,47

April 4,72 -0,44 0,20

Mei 4,90 -0,27 0,07

Juni 6,95 1,79 3,20

Juli 2,70 -2,47 6,08

Agustus 8,10 2,93 8,61

September 4,39 -0,77 0,60

Oktober 3,16 -2,00 4,02

November 4,50 -0,67 0,44

Desember 6,30 1,13 1,29

Total 61,99 32,94

Rata-Rata 3,96 Standart Deviasi 1,66

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Diketahui standar deviasi pemakaian harian kotoran sapi 1,66.

Tabel 4.15 Perhitungan Standart Deviasi Pemakaian Harian Kotoran Ayam

  

Tahun 2017

Bulan x x- (x- ) 2 Januari 3,09 -0,87 0,76 Februari 5,94 1,98 3,93

  Maret 3,43 -0,53 0,28 April 3,62 -0,34 0,12 Mei 3,76 -0,20 0,04 Juni 5,33 1,37 1,88 Juli 2,07 -1,89 3,57 Agustus 6,21 2,25 5,06 September 3,37 -0,59 0,35 Oktober 2,42 -1,54 2,36 November 3,45 -0,51 0,26 Desember 4,83 0,87 0,76

Total 47,52 19,36

Rata-Rata 3,96 Standart Deviasi 1,27

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Diketahui standar deviasi pemakaian harian kotoran ayam 1,27.

  Setelah mengetahui Standart deviasi pemakaian harian, perhitungan elastisitas dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.16 Elastisitas

  Jumlah Frekuensi Bahan Standart Rata- Rata Bulan Pesan Sesuai Elastisitas

Baku Deviasi Hari Kerja Dalam 1 EOQ (ton)

Tahun Probabilistik Kotoran Sapi 1,66 24,75

  12 9 54,8 Kotoran Ayam 1,27 24,75

  12 7 54,2

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) 4.2.3. Kebijakan Perusahaan Saat Ini

  Dalam melakukan pemesanan bahan baku baik kotoran sapi maupun kotoran ayam perusahaan melakukannya sebulan sekali dimana itu berati dalam setaun perusahaan melakukan pengadaan bahan baku sebanyak 12 kali. Dengan demikian pada tahun 2017 dengan mengunakan peramalan regresi sederhana dapat diketahui rata-rata pengunakan bahan baku kotoran sapi adalah 1523 ton : 12 kali = 127 ton, dan kotoran ayam adalah 1168 : 12 kali = 97 ton.

  Biaya pesan dengan kebijakan perusahaan tahun 2017 = jumlah pesan dalam 1 tahun x biaya pesan. Jadi biaya pesan kotoran sapi = 12 x Rp 210.000,00 = Rp 2.520.000,00. Sedangkan biaya pesan kotoran ayam = 12 x Rp 210.000,00 = Rp 2.520.000,00. Biaya simpan dengan kebijakan perusahaan tahun 2017 = rata-rata jumlah bahan baku per pesan dalam 1 tahun : 2 x biaya simpan. Jadi biaya simpan kotoran sapi = (127/2) ton x Rp 11.973,00 = Rp 760.286,00. Sedangkan biaya simpan kotoran ayam = (97/2) ton x Rp 11.973,00 = Rp 580.691,00.

  Jadi Biaya Total Persediaan (BTP) kotoran sapi pada 2017 dengan kebijakan saat ini = biaya pesan + biaya simpan = Rp 2.520.000,00 + Rp 760.286,00 = Rp 3.280.286,00. Sedangkan Biaya Total Persediaan (BTP) kotoran ayam pada 2017 dengan kebijakan saat ini adalah = biaya pesan + biaya simpan = Rp 2.520.000,00 + Rp 580.691,00 = Rp 3.100.691,00.

4.2.4. Perbandingan EOQ Probabilistik dengan Kebijakan Perusahaan Saat Ini

  Besarnya penghematan total biaya persediaan dapat dilihat dengan perhitungan BTP, dimana ditentukan dengan nilai jumlah bahan baku pemesanan, biaya pesan, dan biaya simpan. Sebelumnya telah diketahui bahwa biaya Maka dapat dilihat perbandingan jumlah BTP metode perusahaan tanpa EOQ dengan metode EOQ probabilistik pada tabel 4.17 sebagai berikut:

Tabel 4.17 Perbandingan BTP EOQ Probabilistik dan Tanpa EOQ Probabilistik

  Kotoran Sapi Kotoran Ayam EOQ EOQ Probabilistik Tanpa EOQ Probabilistik Tanpa EOQ Rp Rp Rp

  BTP Rp 2.946.019,00 3.280.286,00 2.520.032,00 3.100.691,00 Penghematan Rp 334.267,00 Rp 580.659,00 Total Penghematan Rp 914.926,00

  (Sumber : Data sekunder yang diolah, 2017) Dari hasil perhitungan dapat diketahui adanya penghematan sebesar Rp 914.926,00 atau sekitar 14,3 %.

4.3. Implikasi Manajerial

  Seperti yang telah diketahui sebelumnya, perbandingan jumlah BTP menunjukan bahwa adanya penghematan pada metode EOQ Probabilistik karena dilihat dari segi biaya lebih kecil biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan metode tanpa EOQ walaupun selisihnya tidak begitu signifikan bagi perusahaan. Penggunakan EOQ Probabilistik dipilih karena sesuai dengan keadaan perusahaan dimana demand selalu berganti setiap bulannya. Hal tersebut memenuhi asumsi EOQ Probabilistik dimana adanya ketidakonsistenan demand atau leadtime atau keduanya (demand dan leadtime). Untuk segi pembelian bahan baku, metode EOQ Probabilitas melakukan pembelian sebanyak 176,4 ton untuk kotoran sapi dan 175,4 ton untuk kotoran ayam dengan nilai elastisitas sebesar 54,8 ton untuk kotoran sapi dan 54,2 ton untuk kotoran ayam sehingga pemesanan dapat dilakukan sebesar 176,4 ±54,8 ton untuk kotoran sapi dan 175,4 ±54,2 ton pada tahun 2017. Dengan metode EOQ probabilitas perusahaan akan menghemat sebesar Rp 914.926,00 pada tahun 2017.

  Perusahaan memiliki gudang dengan kapasitas maksimal ± 800 ton yang mampu menampung jumlah bahan baku kotoran sapi dan ayam yang dipesan dengan menggunakan metode EOQ. Maka dengan menerapkan metode EOQ perusahaan tidak ada masalah didalam penyimpanan bahan baku nya. Hanya saja dalam implementasinya perlu juga diperhatikan selain kapasitas gudang untuk menyimpan bahan baku kotoran sapi dan ayam yang dibeli dengan mengunakan metode EOQ Probabilistik perlu juga diperhatikan kemampuan pemasok didalam menyediakan kebutuhan bahan baku, ini dan kondisi keuangan CV. Tani Jaya Perkasa yang berkaitan dengan pemesanan bahan baku serta lamanya waktu pembokaran dan lain-lain. Aspek-aspek tersebut perlu diperhatikan karena EOQ Probabilistik hanya mengasumsikan penghematan biaya pada biaya pesan dan biaya simpan saja dan mengabaikan aspek-aspek lainnya.

  Kotoran sapi dan ayam dapat bertahan selama 3 bulan sehingga tidak menimbulkan masalah bahan baku rusak dan tidak dapat digunakan karena pemesanan dilakukan 9x per tahun untuk kotoran sapi dan 7x per tahun untuk kotoran ayam.

  Masalah utama yang perlu diperhatikan perusahaan didalam menggunakan metode EOQ adalah apakah pemasok bahan baku kotoran sapi dan ayam secara konsisten karena seperti yang diketahui pemasok kotoran terutama ayam tidak dapat menjual bahan baku dengan jumlah konsisten dikarenakan ketersediaan kotoran ayam dan sapi yang memenuhi ketentuan sangat bergantung pada kondisi kesahatan ayam dan sapi tersebut. Bila kondisi ayam atau sapi kurang baik maka kotoran yang dihasilkan akan berair dan tidak dapat dijadikan bahan baku. Seperti yang diketahui kondisi ayam lebih mudah terserang penyakit daripada sapi hal ini yang menyebabkan persediaan kotoran ayam lebih tidak konsisten.

  Maka dari itu perusahaan harus mengevaluasi pemasok saat ini. Bila dirasa tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan sebaiknya perusahaan mencari pemasok baru yang dapat diandalkan agar mampu menyediakan bahan baku yang dipesan tiap kali pesan. Selain dengan mencari pemasok baru yang mampu menyediakan bahan baku setiap kali pesan, perusahaan juga dapat membuat perjanjian kontrak jangka panjang dengan pemasok yang berisikan pemasok harus mampu menyediakan bahan baku yang dipesan dan jika pemasok tidak mampu memenuhi permintaan pesanan maka pemasok akan dikenakan denda yang besar yang harus dibayarkan kepada perusahaan sesuai dengan isi perjanjian kontrak yang telah disetujui. Dengan adanya sistem kontrak seperti itu diharapkan pemasok dapat memenuhi permintaan pesanan tiap kali pesan dengan menggunakan metode EOQ.

  Perusahaan juga harus menyediakan safety stock sebagai upaya antisipasi bila adanya permintaan produksi yang mendadak dan untuk berjaga-jaga atas keadaan yang tidak terduga. Perusahaan juga dapat melakukan pemesanan ulang pada saat persediaan pada titik pemesanan ulang. Hal ini berguna untuk menghindari perusahaan dari kehabisan persediaan bahan baku pada waktu lead time. Bila semua itu dapat dijalankan dengan baik dan benar oleh perusahaan makan perusahaan akan mendapatkan sistem produksi yang lancar dan rapi.