SKRIPSI PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI ANTARA PEROKOK PRIA DAN PEROKOK WANITA DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI (di DIY)

  

SKRIPSI

PERBEDAAN KEPERCAYAAN DIRI ANTARA

PEROKOK PRIA DAN PEROKOK WANITA

DALAM PERGAULAN SEHARI-HARI

(di DIY)

  

Disusun oleh :

Agustin Dewi Pratiwi

0 1 9 1 1 4 0 3 7

  

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.

  (Matius 7 : 7) Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan keekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

  (Pengkhotbah 3 : 11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Karya yang sederhana ini aku persembahkan untuk Allah Sang Bapa Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia berkat dan kemurahan-Nya,

  Untuk Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendukung dan mendoakanku, Untuk Bapak dan Ibu mertua yang terkasih atas doa dan nasihatnya,

  Untuk Papa tersayang atas segala cinta dan pengorbanannya, Untuk semua adhe’ku

  Dan untuk semua saudara dan sahabat-sahabatku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalan kutipan dan daftar puataka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, April 2007 Penulis

  Agustin Dewi Pratiwi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK Agustin Dewi Pratiwi (2007). Perbedaan Kepercayaan Diri Antara

Perokok Pria dan Perokok Wanita Dalam Pergaulan Sehari-hari (di

DIY). Yogyakarta : Fakultas Psikologi; Jurusan Psikologi, Program Studi

Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

  Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari. Asumsinya adalah merokok dapat meningkatkan kepercayaan diri pada perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.

  Subjek yang dipakai dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang berusia 15-25 tahun di DIY yang merokok, dengan jumlah sebanyak 102 responden. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah menggunakan kuesioner yang berkaitan dengan kepercayaan diri yang dihubungkan dengan merokok. Kuesioner digunakan untuk mengukur perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita. Untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri digunakan uji beda rata-rata.

  Beda rata-rata kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah -0,508 dengan signifikansi 0,613. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari (di DIY).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

Agustin Dewi Pratiwi (2007). The Different of Self-Esteem Between

Smoker Men and Women In The Daily Interaction (in DIY). Yogyakarta:

Faculty of Psychology, Psychology Departmen, Psychology Study Program,

Sanata Dharma University.

  This was a descriptive quantitative research and it was aimed to identivy the different of self-esteem between smoker men and women in the daily interaction. The assumption was that by smoking can increase self-esteem at smoker men and smoker women in the daily interaction. The hypothsis of the research was that there is different of self-esteem between smoker men and smoker women in the daily interaction.

  The subject of the research were 15 up to 25-year-old-men and women in DIY with 102 numbers of respondent. The questionnaire was used to measure the different of self-esteem between smoker men and smoker women. To know these different, mean different was applied.

  The mean different self-esteem on this research was -0,508 with 0,613 signification. It showed that there was no self-esteem different between smoker men and smoker women in the daily interaction.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang harus ditempuh penulis untuk mendapatkan gelar sarjana strata satu ( S1 ) pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini tak akan terwujud tanpa bantuan, bimbimngan, dukungan, dan dorongan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

  1. Bapak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang telah memberikan ijin penelitian.

  2. Ibu Ratri Sunar Astuti, S. Psi., M. Si., selaku kaprodi Psikologi fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu Sylvia Carolina M.Y.M.,S. Psi., M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis.

  4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, MSi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang penuh kesabaran telah membimbing dan memberi nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan sripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

  5. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat menarik.

  6. Segenap karyawan Fakultas Psikologi atas bantuan dan kerjasamanya selama penulis kuliah.

  7. Semua teman-teman yang sudah mau berkenan mengisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  8. Bapak dan ibu tercinta serta adikku yang telah memberikan kasih saying, doa dan dukungan yang tak pernah berhenti kepada penulis.

  9. Om dan tante serta sepupu, terima kasih atas bantuannya.

  10. Papa tercinta, terimakasih atas doa, cinta, dukungan, pengorbanan, serta perhatiannya selama ini.

  11. Rani dan Sapti ( makasih ya selama ini kalian telah menjadi sahabat terbaikku, karena kalianlah aku dapat seperti ini.

  Kenangan manis bersama kalian tak akan kulupakan. )

  12. Teman-teman angkatan 2001 dan teman-teman lain yang penuls tidak dapat disebutkan satu persatu.

  13. Semua pihak yang telah membantu dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan. Akhir kata, penilis mohon maaf apabila dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Penulis juga mengharapkan kritik serta saran sehingga skripsi ini dapat berguna bagi ilmu psikologi.

  Yogyakarta, April 2007 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL..……..…………………………………………..i PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………...…..ii PENGESAHAN…………………………………………………..…..iii MOTTO…………………………………………………..…………..iv PERSEMBAHAN…………………………………………...………...v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………...vi ABSTRAK……………………………………………………….…..vii ABSTRACT………………………………………………………...viii KATA PENGANTAR……………………………………….……...viii DAFTAR ISI…………………………………………………………xi DAFTAR TABEL……………………………………………..……xiv DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………xv

  BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………..………….1 A. Latar Belakang…………………………………………….1 B. Rumusan Masalah…………………………………………5 C. Tujuan Penelitian………………………………………….5 D. Manfaat Penelitian………………………………………...5 E. Batasan Masalah……………………………………..……5 BAB II : DASAR TEORI……………………………………………..7 A. Percaya Diri………………………………………….……7

  1. Definisi Percaya Diri………………………………….7

  2. Ciri-ciri orang yang percaya diri…………………….14

  B. Rokok…………………………………………………….16

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  A. Identifikasi Variabel…………………………….……….21

  B. Definisi Operasional………………………….………….21

  1. Percaya Diri……………………………...…………..21

  2. Perokok Pria…………………………….……………21

  3. Perokok Wanita………………………….…………...21

  4. Perilaku Merokok……………………….……………22

  C. Subjek Penelitian………………………….……………...22

  D. Alat dan Metode Pemgumpulan Data…………………...22

  1. Alat Analisis Data………………………………....…24

  a. Uji Instrumen Penelitian…………………...….…24

  1. Uji Validitas……………………………..…24

  2. Uji Reliabilitas………………………..……25

  b. Metode Analisis Data……………………….……26

  BAB IV : PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………29 A. Persiapan Penelitian…………………………..…………29

  1. Uji coba Alat Ukur……………………………………29

  a. Uji Reliabilitas…………………………………….31

  b. Uji Validitas…………………………………….....31

  B. Pelaksanaan Penelitian…………………………………...32

  C. Analisis Data………………………………………….….35

  1. Uji Asumsi……………………………………...……..35

  a. Ui Normalitas……………………………………...35

  b. Uji Homogenitas……………………………..……35

  2. Uji Hipotesis…………………………………………..36

  3. Kategorisasi berdasarkan kepercayaan diri……………37

  D. Hasil Penelitian……………………………………………..38

  E. Pembahasan…………………………………………………38

  BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN…………………………..43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Saran……………………………………………………..43 DAFTAR PUSTAKA……………………………….……….…….45 LAMPIRAN………………………………………………………..46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL

  Hal

  Tabel 1. Blue-print Skala Kepercayaan Diri……………………….23 Tabel 2. Jenis Kelamin Responden uji instrumen………………….30 Tabel 3. Umur Responden uji instrumen…………………………...30 Tabel 4. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel …………………….31 Tabel 5. Jenis Kelamin Responden Penelitian……………………..33 Tabel 6. Umur Responden Penelitian………………………………33 Tabel 7. Daerah Asal Responden Penelitian……………………….34 Tabel 8. Hasil Analisis Kepercayaan Diri …………………………36 Tabel 9. Beda Mean Kepercayaan Diri …………………………...37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lampiran A. Kuesioner Uji Coba Kepercayaan Diri Lampiran B. Kuesioner Penelitian Kepercayaan Diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri amatlah penting bagi kehidupan manusia karena

  menyangkut harga diri dari seseorang. Saat kita memiliki harga diri, kita lebih merasa tenang dan percaya diri. Pada saat harga diri hilang, maka ketika itu pula kita kehilangan kepercayaan diri dan segalanya mulai terlihat kacau.

  Percaya diri yang positif dalam perkembangan sosial remaja sangat berperan dalam pembentukan pribadi yang kuat, sehat dan memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan, termasuk mampu berkata tidak untuk hal-hal negatif dan tidak terpengaruh berbagai godaan dari teman sebaya mereka sendiri.

  Rasa percaya diri ini dapat mengalami penurunan, dan ini biasanya banyak dialami oleh remaja pada masa pubertas. Beberapa orang ahli psikologi perkembangan, Marsters dkk, berpendapat bahwa penurunan ini disebabkan oleh perkembangan fisik yang begitu cepat dan tidak beraturan pada diri anak-anak yang beranjak remaja (dalam

  

http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/kw2pd.html, 16/01/06). Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  “bagaimana penampilan saya, bagaimana orang lain melihat saya”, seringkali disepadankan dengan “siapa saya”. Seseorang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebaya daripada dengan orang tua atau anggota keluarga lain seperti di sekolah dari pagi sampai siang, kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan les tambahan, nonton bioskop atau kemah bersama, acara rekreasi bersama atau camping.

  Dalam pergaulan, orang akan mengalami interaksi. Interaksi intensif yang disertai fenomena disebut peer pressure atau tekanan teman sebaya.

  Seseorang merasakan betapa besar pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka sehari-hari, mulai cara berbicara, berpakaian, sampai tingkah laku. Mereka tidak hanya mengikuti apa yang diajarkan dan diarahkan oleh orang tua di rumah, tetapi juga memperhatikan dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-teman sebaya.

  Rasa percaya diri yang rendah akan memperlemah hubungan yang dibina dengan orang lain, sedangkan percaya diri yang tinggi akan mendukung seseorang untuk mengembangkan hubungan dengan orang lain. Masters dan Johnson juga mengatakan bahwa rasa percaya diri (self

  esteem) ini juga berpengaruh terhadap sikap seseorang terhadap status

  sebagai remaja (dalam http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/

  kw2pd.html, 16/01/06). Seseorang yang memiliki percaya diri yang positif akan mudah terbawa godaan yang banyak ditawarkan oleh lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Ini disebabkan oleh salah satu perubahan emosional seseorang yaitu meningkatnya rasa ingin tahu dan ingin mencoba. Misalnya dari sebuah penelitian ditemukan bahwa orang yang mempunyai self esteem rendah cenderung lebih mudah mencoba menyalahgunakan obat-obatan atau mengkonsumsi napza, termasuk rokok. Muchtar, 2005, mengatakan bahwa laporan WHO (World Health Organization) tahun 1983 yang menyebutkan bahwa jumlah perokok meningkat 2,1 persen per tahun di negara-negara berkembang. Hingga kini jumlah perokok tidak berkurang, bahkan semakin banyak diminati oleh anak-anak dan remaja. Data

  survey Kesehatan Nasional Tahun 2001 menunjukkan, bahwa 54,5%

  laki-laki dan 1,2% perempuan Indonesia berusia lebih dari 10 tahun merupakan perokok aktif.

  Dalam iklan-iklan kebiasaan merokok digambarkan sebagai lambang kematangan, kedewasaan, popularitas dan bahkan lambang kecantikan, kehidupan yang sexy serta feminisme. Semua ungkapan di atas “mimpi” bagi wanita, dan mereka menganggap kalau mereka merokok maka mereka akan mendapat semua predikat di atas. Selain itu, bagi sebagian wanita lainnya, kebiasaan merokok juga disangkanya dapat dipakai untuk mengatasi stress, menghilangkan kecemasan dan menenangkan jiwanya yang bergejolak. Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa para wanita yang menyangka bahwa kebiasan merokok dapat membuatnya tampak dewasa, memberi kepercayaan diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dan mengontrol berat badannya akan lebih sering mulai mencoba merokok. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh ini lebih terasa pada wanita dibandingkan dengan yang prianya.

  Wanita biasanya mulai mencoba merokok pada usia 10-14 tahun. Penelitian dari berbagai negara menunjukkan bahwa faktor yang mendorong untuk mulai merokok amat beragam, baik berupa faktor dari dalam dirinya sendiri (personal), sosio-kultural dan pengaruh kuat lingkungannya..

  Melalui uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (Herawati, 1996). Yang termasuk dalam faktor internal antara lain: jenis kelamin, tingkat pendidikan, kemasakan persepsi dan kepercayaan individu tentang merokok serta adanya karakteristik kepribadian tertentu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah pengaruh dari orang tua, pengaruh orang dewasa yang berada di sekitarnya juga teman-teman sebaya dengannya yang merokok.

  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perilaku merokok dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dengan perokok wanita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  B. Rumusan Masalah Apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari?

  C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Ilmiah Untuk menambah kekayaan kepustakaan Psikologi Kepribadian dalam hal kepercayaan diri berhubungan dengan merokok.

  2. Manfaat Praktis Sebagai salah satu sumber data untuk mengetahui perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.

  E. Batasan Masalah Batasan dalam penelitian ini yang ingin diteliti hanyalah adanya perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita. Batasan mengenai kepercayaan diri dalam penelitian ini adalah seseorang yang merasa bisa karena memiliki pengalaman, memiliki self esteem yang tinggi, mampu mengaktualisasikan diri dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Subjek penelitian dalam penelitian ini hanya perokok yang berusia 15-25 tahun yang setiap hari merokok lebih dari 3 batang, tidak berlaku di luar kriteria.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II DASAR TEORI A. Percaya Diri

1. Definisi Percaya Diri :

  Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya (Rini, 2002). Hasan dan kawan – kawan (1981), dalam buku Kamus Istilah Psychology, mengatakan bahwa percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya secara tepat.

  Kira - kira beberapa puluh tahun sebelumnya, seorang psikolog W.H. Miskell telah mendefinisikan arti Percaya Diri dalam bukunya yang berpengaruh, Mental Hygiene. Menurut Miskell (1939), “ Percaya Diri adalah penilaian yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenai kemampuan, bakat, kepemimpinan, inisiatif dan sifat-sifat lain, serta kondisi–kondisi yang mewarnai perasaan manusia.”

  Maslow (1971), mengatakan bahwa, “ Percaya Diri merupakan modal dasar untuk pengembangan aktualisasi diri ( eksplorasi segala kemampuan dalam diri ). Melalui percaya diri seseorang akan mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  mengenal dan memahami diri sendiri. Sementara itu, kurang percaya diri dapat menghambat pengembangan potensi diri. Jadi orang yang kurang percaya diri akan menjadi seseorang yang pesimis dalam menghadapi tantangan, takut dan ragu-ragu untuk menyampaikan gagasan, bimbang dalam menentukan pilihan dan sering membanding- bandingkan dirinya dengan orang lain.”

  Secara umum, seseorang dikatakan Percaya Diri, jika ia memiliki (Iswidharmanjaya dan Agung, 2004) : a. Kemampuan.

  Orang yang percaya diri menyadari kemampuan yang ada pada dirinya.

  b. Merasa bisa melakukan karena memiliki pengalaman.

  Sikap percaya diri bisa timbul karena ia sanggup mengambil hikmah setelah ia mengalami pengalaman-pengalaman tertentu.

  Pengalaman tidak semuanya manis (berhasil), tetapi ada juga yang pahit (kegagalan).

  c. Self Esteem yang tinggi.

  Self esteem adalah rasa menghargai diri sendiri atau kesan

  seseorang mengenai dirinya sendiri yang dianggap sesuatu yang baik. Seseorang dikatakan mempunyai self esteem yang tinggi, karena ia mengetahui kelebihan dan kekurangannya sendiri serta mampu menilai dirinya sendiri bahwa ia adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  orang yang bisa diandalkan.

  d. Kemampuan dalam beraktualisasi.

  Seseorang yang percaya diri akan berusaha sekeras mungkin untuk mengeksplorasi semua bakat yang ia miliki.

  e. Prestasi.

  Prestasi yang jelas akan mendukung seseorang untuk berkembang menjadi orang yang percaya diri. Semakin banyak meraih prestasi, semakin melejit pula dorongannya untuk menjadi orang yang percaya diri.

  f. Nggak neko-neko.

  Seorang yang percaya diri biasanya mampu melihat kenyataan yang ada pada dirinya, sehingga ia tidak akan berusaha menjangkau sebuah tujuan yang terlampau tinggi serta tidak sesuai dengan kapasitas kemampuan yang ia miliki.

  Menurut Silvan Tomkins (dalam Al Bachri, 1991) ada 4 tipe perilaku merokok yang disebut dengan Management of affect theory (dalam

  http://www.e-psikologi.com/remaja/050602.htm, 24/2/06):

  1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  a. Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi.

  b. Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.

  c. Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.

  Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia nyalakan dengan api.

  2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.

3. Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green (1978) disebut sebagai

  

Psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah

  dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.

  4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang merokok (http://www.e-

  psikologi.com/remaja/050602.htm, 24/2/06) :

  1. Pengaruh orang tua Salah satu temuan tentang perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga bahagia (Bear & Corado dalam Aktinson, Pengantar Psikologi, 1999:294). Orang yang berasal dari keluarga konservatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat rokok/ tembakau/ obat-obatan dibandingkan dengan keluarga yang permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku merokok lebih banyak didapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single

  

parent). Orang akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu

  mereka merokok daripada ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada wanita (Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).

  2. Pengaruh teman.

  Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak orang merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama orang tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-temannya tersebut dipengaruhi oleh diri orang tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara para perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan orang non perokok (Al Bachri, 1991).

  3. Faktor kepribadian.

  Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Aktinson, 1999).

4. Pengaruh iklan.

  Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat orang seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).

  Dalam majalah WHO bertajuk : Women and Tobacco Epidemic-

  st Challenges for the 21 Century, rokok juga dipromosikan sebagai simbol

  kematangan, yang bisa menambah rasa percaya diri dan meningkatkan daya tarik seksual.

  Traquet (1992) (dalam Wibowo, 1996) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok, yaitu : a. Sosiokultural, meliputi penerimaan sosial, pengaruh orang tua, teman sebaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Lingkungan, meliputi promosi iklan dan penjualan rokok, pengembangan dan pemasaran produk, mudah didapat, harga terjangkau serta lingkungan bebas rokok.

  Aditama (1997) mengatakan bahwa faktor personal yang paling kuat adalah mencari bentuk jati diri. Menurut Mangoenprasodjo dan Hidayati (2005) faktor sosio-kultural juga turut mendongkrak jumlah wanita perokok misalnya, wanita yang merokok, dianggap lebih gaya daripada wanita yang tidak merokok. Dengan merokok, seolah-olah wanita bisa dinaikkan derajatnya ke kelas tertentu di lingkungan pergaulan. Merokok juga dianggap mampu mengendalikan berat badan serta mengurangi stress.

2. Ciri-ciri Orang Yang Percaya Diri.

  Selain mengartikan tentang Percaya Diri, beberapa ahli psikologi juga memaparkan beberapa ciri orang yang percaya diri. Pada tahun 1978, seorang ahli psikologi yang bernama Lauster memaparkan beberapa ciri dari orang yang percaya diri, yaitu sebagai berikut: tidak mementingkan diri sendiri, cukup toleran, tidak membutuhkan dukungan dari orang lain secara berlebihan, bersikap optimis dan gembira. Selain itu, disebutkan bahwa orang yang percaya diri tidak perlu merisaukan diri untuk memberikan kesan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menyenangkan dimata orang lain dan tidak ragu pada diri sendiri.

  Ada lagi tambahan mengenai ciri-ciri orang yang percaya diri. Kali ini dikemukakan oleh ahli psikologi, Maslow pada tahun 1971 dalam bukunya yang berjudul The Third Forces : The Psychology of

  Abraham Maslow. Ia menyebut ciri-ciri orang yang percaya diri

  adalah orang yang memiliki “ kemerdekaan psikologis ”, yaitu kebebasan mengarahkan pilihan dan mencurahkan tenaga berdasarkan keyakinan pada kemampuan dirinya, untuk melakukan hal-hal yang produktif. Oleh karena itu, biasanya orang percaya diri menyukai pengalaman baru, suka menghadapi tantangan, pekerjaan yang efektif, dan bertanggung jawab sehingga tugas yang dibebankan selesai dengan tuntas.

  Selain itu, Rini (2002) juga menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik orang percaya diri yang proporsional. Karakteristik- karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

  • Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain
  • Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok
  • Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil)
  • Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain)
  • Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya
  • Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

  Rini (2002), dalam http://www.e-

  

psikologi.com/dewasa/161002.htm (26/01/07) juga mengatakan bahwa

  rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

B. Rokok

  Dalam Bab 1 Ketentuan Umum, Pasal 1 disebutkan bahwa rokok adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Nikotin adalah bahan senyawa pirrolidin yang terdapat dalam Nikotiana tabacum, adiktif yang mengakibatkan ketergantungan. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik yang bersifat karsinogenetik.

  Menurut Puguh Irawan, seorang peneliti bidang sosial dan ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS), menyampaikan dalam seminar Rokok dan Kemiskinan 2004, bahwa prevalensi merokok di Indonesia paling tinggi diantara penduduk laki-laki berusia 15 tahun ke atas dan lebih banyak ditemukan di pedesaan dari pada perkotaan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa yang paling banyak merokok adalah kelompok masyarakat miskin.

  Seorang perokok, setiap kali menghisap rokok, sama saja dengan memasukkan aneka rupa racun ke dalam tubuhnya. Tidak mengherankan jika banyak orang meninggal karena terlalu banyak merokok. Di seluruh dunia, tahun 2003 saja puluhan juta orang meninggal karena kecanduan nikotin.

  Sayang sekali banyak orang yang terus ngotot tidak mau berhenti merokok. Ketertarikan awal orang untuk merokok umumnya muncul saat usia remaja, 15-19 tahun atau sewaktu duduk di bangku SMA. Sebagian perokok tahu bahwa merokok tidak baik untuk kesehatan dan lingkungannya, namun mereka memerlukan rokok dengan berbagai alasan, dari soal diterima oleh lingkungan pergaulannya sampai merasa tidak “gagah dan modern” tanpa rokok (http://bz.blogfam.com/bzfit/pria_dan_rokok/, 15/10/2006). Mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tidak menyadari bahwa nikotin yang diisap akan larut dalam darah sampai ke otak.

  Nikotin menggelitik otak sehingga otak mengeluarkan zat kimia yang membuat perasaan menjadi nikmat. Sayangnya rasa nyaman dan nikmat itu tidak bertahan lama. Begitu rokok yang diisap habis, rasa nyaman itu hilang sehingga mulut rasanya menjadi tidak enak lagi. Begitu seterusnya menjadikan perokok sulit untuk menghentikan kebiasaanya, merokok dan terus merokok sampai tua.

  Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru, asap rokok juga bisa menimbulkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan asma.

  Karena itu, orang yang gemar merokok sangat mudah terserang penyakit darah tinggi dan jantung. Seorang bukan perokok yang menikah dengan perokok juga mempunyai resiko terkena penyakit kanker dan jantung daripada mereka yang memiliki pasangan bukan perokok.

  Rokok punya peran yang sangat besar dalam membuat kulit wajah para wanita perokok menjadi pucat keclokatan dan mengeriput. Bibir yang tadinya tampak cerah, secara komulatif perlahan-lahan menjadi ungu kehitaman. Rokok merupakan musuh terbesar untuk keremajaan kulit, dan asap rokok juga punya andil untuk terjadinya proses penuaan. Nikotin yang terdapat dalam rokok akan mengikat vitamin C yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan serabut kolagen untuk kelenturan kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Selain merusak kulit wajah dan bibir, rokok juga membuat efek buruk terhadap gigi. Awalnya gigi menjadi berwarna kuning, lama-lama berubah menjadi kecoklatan dan menghitam. Filter dari batang rokok yang menyelip di kedua jemari saat merokok, juga bisa mengubah warna kuku menjadi semakin menghitam.

  Aspek psikologis oleh sementara kalangan, rokok dianggap sebagai sarana pergaulan di dalam masyarakat. Juga dianggap bisa meningkatkan ‘gaya’ dan penampilan diri, sehingga meningkatkan kepercayaan diri. Dianggap sebagai pelarian bagi orang yang sering gugup dan kurang percaya diri. Sebagai teman saat belajar atau bekerja, atau untuk menimbulkan inspirasi dan lain-lain (http://www.sammaditthi.org/Sd4/silavsaids.asp, 15/10/2006).

  Bila perokok menghentikan kebiasaannya, tubuhnya tidak lagi mendapat suplai nikotin maka timbullah perasaan gelisah, lemas, mudah tersinggung layaknya pecandu morfin. Selain itu dikatakan dalam http://portal.djmbp.esdm.go.id/modules/news/index.php? (15/10/2006).

  Act=detail&sub=news minerbapabum&news id=1207, “Sifat adiktif

  tembakau menyebabkan orang tergantung pada rokok dan jika dihentikan akan menimbulkan berbagai keluhan, seperti sulit mengkonsentrasikan pikiran dan kurang percaya diri."

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Hipotesis : Ada perbedaan kepercayaan diri antara perokok pria dan perokok wanita dalam pergaulan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III` METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah kepercayaan diri perokok pria dengan perokok wanita. B. Definisi Operasional

  1. Percaya diri Percaya diri adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang yang di dalam mengembangkan kemampuan dalam dirinya mempunyai tujuan untuk mendapatkan kepuasan diri, dan bukan bertujuan untuk mengharapkan penghargaan. Percaya diri yang tinggi tidak membutuhkan dukungan dari orang lain dan atau sarana untuk bergaul. Sedangkan pecaya diri yang rendah membutuhkan dukungan dari orang lain dan atau sarana untuk bergaul.

  2. Perokok pria Perokok pria adalah laki-laki yang melakukan perilaku merokok lebih dari 3 batang setiap hari.

  3. Perokok wanita Perokok wanita adalah perempuan yang melakukan perilaku merokok lebih dari 3 batang setiap hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Perilaku merokok

  Perilaku merokok adalah reaksi atau sikap seseorang dengan cara menghisap atau menghirup rokok, yang dapat diukur dan diamati melalui pengakuan atau dengan melihat frekuensi individu merokok.

  C. Subjek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pria dan wanita yang berusia 15-25 tahun yang merokok lebih dari 3 batang setiap hari dan tinggal di DIY. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode random sampling, yaitu sampel yang dipilih secara acak. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sejumlah 102 orang terdistribusi merata untuk 5 wilayah di DIY. Pengambilan sampel sebanyak 102 orang ini diharapkan mampu mewakili populasi perokok pria dan wanita di DIY.

  D. Alat dan Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh langsung dari responden atau subjek yang diteliti, yaitu pria dan wanita di

  Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merokok lebih dari 3 batang setiap hari, sebanyak 102 responden. Adapun data yang diambil dari responden atau subjek adalah data-data yang berkaitan dengan kepercayaan diri yang dihubungkan dengan merokok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini bersumber dalam masyarakat, maka teknik pengumpulan datanya dipergunakan kuesioner.

  Kuesioner yang telah disusun disampaikan kepada responden pria dan wanita yang merokok lebih dari 3 batang setiap hari. Data yang dibutuhkan merupakan data kualitatif, maka diangkakan dengan skala Likert dengan kriteria jawaban sebagai berikut :

  Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5 Setuju (S) diberi nilai 4 Ragu-ragu (R) diberi nilai 3 Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2 Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1

  Skala tersebut disusun berdasarkan 6 aspek kepercayaan diri menurut Rini (http://www.e-psikologi.com/dewasa/161002.htm, 26/01/07).

  Keenam aspek tersebut adalah sebagai berikut : 1. Merasa memiliki kompetensi.

  2. Memiliki keyakinan yang tinggi.

  3. Mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman.

  4. Memiliki potensi aktual.

  5. Berprestasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel 1. Blue-print Skala Kepercayaan Diri No Aspek Nomor item f (%)

  1. Merasa memiliki kompetensi 1 – 9 12,86

  2. Memiliki keyakinan yang tinggi 10 – 13 5,71

  3. Mampu dan percaya bahwa dia bisa – karena didukung oleh pengalaman 14 – 26 18,57

  4. Memiliki potensi aktual 27 – 50 34,29

  5. Berprestasi 51 – 58 11,43

  6. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri.

  59 – 70 17,14 Total item 70 100

1. Alat Analisis Data

a. Uji Instrumen Penelitian

  Untuk menguji kuesioner yang disebarkan kepada responden atau subjek, penulis menggunakan uji reliabilitas dan validitas.

1. Uji Validitas

  Tujuan pengujian validitas adalah untuk mengetahui seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukurannya. Teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Moment (Sutrisno Hadi, 1991 :20)

  (n. xy ) – ( x ) ( y ) Σ Σ Σ

  r xy= __________________________________ x ²) – ( x )² (n . y ²) – ( y )²

  √ (n . Σ Σ Σ Σ Keterangan:

  : koefisien korelasi setiap item

  r xy

  x : skor dari setiap item y : skor total dari setiap item n : banyaknya sampel

  Taraf nyata : 0,05 Uji validitas dilakukan menggunakan program SPSS, pada taraf signifikansi 5%. Jika hasil akhir pernyataan yang berjumlah

  15 butir dinyatakan sahih, maka tidak ada butir pernyataan yang dinyatakan gugur dan sebagai alat pengukur penelitian, kuesioner tersebut telah mencerminkan variabel/konsep yang hendak diukur.

2. Uji Reliabilitas

  Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran pada subjek yang sama atau dengan kata lain untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan jenis alat pengukur yang dipakai. Untuk menguji keandalan (reliabilitas) instrument dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu secara matematis dapat diformulasikan. 2 b k σ

  ∑

  r - = II

  1 2 k 1 ( )

  • t

  σ

  Di mana: r adalah Reliabilitas Instrumen. II k adalah Banyaknya butir pertanyaan. 2 b σ adalah Jumlah varians butir.

  ∑ 2

  t σ adalah Jumlah varians total

  Kriteria Reliabilitas : Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,6 maka reliabilitas sudah tercapai (Nunnally, 1998).