Perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007 - USD Repository

  

PERBEDAAN HASIL PEMBELAJARAN MENULIS KALIMAT

SEDERHANA DENGAN METODE CERAMAH DAN METODE CERAMAH

BERVARIASI SISWA KELAS V BAGIAN TUNAGRAHITA RINGAN SDLB

NEGERI CILACAP TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

  

Disusun oleh:

Restu Puspitaningsih Pramono

021224037

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2007

  

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk yang

tercinta:

  Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Bapak Joko Pramono dan Ibu Kuswartiningsih yang tercinta.

  Kakekku M. Soekaswo tercinta. Terkasih Wihandono yang telah memberikan cinta, kasih, sayang, kesetiaan, motivasi, dan menemani saya dalam suka dan duka.

  

MOTTO

Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan, pengakuan adalah motivasi terkuat, bahkan kritik dapat membangun rasa

percaya diri saat “disisipkan” di

antara pujian.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali seperti yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 26 Maret 2007 Penulis

  Restu Puspitaningsih Pramono

  

ABSTRAK

Pramono, Restu Puspitaningsih. 2007. Perbedaan Hasil Pembelajaran

Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan Metode Ceramah

Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap

Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. PBSID. Yogyakarta: USD.

  Skripsi ini meneliti perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap tahun ajaran 2006/2007. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan. (2) Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan. (3) Mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan.

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pretes dan postes soal Bahasa Indonesia. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V bagian Tunagrahita ringan SDLB Negeri Cilacap yang berjumlah 6 orang.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 5% dan taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan 10, diperoleh harga t hitung 2, 1540, sedangkan t tabel 1,81. Karena t hitung lebih besar dari t tabel (2,1540>1,81) secara statistik terdapat perbedaan yang signifikan antara nila rata-rata postes pada metode ceramah dengan nilai rata-rata pada metode ceramah bervariasi.

  Kesimpulan penelitian ini secara umum: (1) hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah mengalami peningkatan nilai yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prates sebesar 3,333 dan nilai rata-rata postes sebesar 4,75 dari nilai maksimal 10. (2) Hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi mengalami peningkatan nilai yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata prates sebesar 4,916 dan nilai rata-rata postes sebesar 6,333 dari nilai maksimal 10. (3) Nilai rata-rata postes pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah sebesar 4,75, sedangkan nilai rata-rata postes pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi sebesar 6,333. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana menggunakan metode ceramah bervariasi lebih berhasil dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah.

  

ABSTRACT

The Difference Result Between Pramono, Restu Puspitaningsih. 2007.

  

Lecturing Method and Varied Lecturing Method in Learning to Write Simple

Sentences for Fifth Grade of Cilacap Elementary School for Special Need

Student Section Minor Mental Illness Year 2006/2007. Thesis. PBSID.

  Yogyakarta: USD

  This research studies the difference between the result of lecturing method and varied lecturing method in learning to write simple sentences for fifth grade of Cilacap Elementary School for Special Need Students Section Minor Mental Illness at year 2006/2007. The purposes of the research are: (1) to describe the result of learning to write simple sentences using lecturing method for fifth grade of elementary school section minor mental illness; (2) to describe the result of learning to write simple sentences using varied lecturing method for fifth grade of elementary school section minor mental illness; (3) to describe the difference result between lecturing method and varied lecturing method in learning to write simple sentences for fifth grade of elementary school section minor mental illness.

  The method which is used in the research is quantitative descriptive research. The techniques of gathering data are by giving pre-test and post-test of Bahasa Indonesia. The research populations are six persons who are the fifth grade students of Cilacap Elementary School for Special Need Student Section Minor Mental Illness year 2006/2007.

  The result of the research indicates that at the 5% of significantion level, and 95 % of belief standard with 10 of freedom degree, it gives value t count 2, 1540, meanwhile t table 1.81. There is a significant difference between the post-test average results of lecturing method and varied lecturing method because statically t count is bigger than t table (2.1540>1.8).

  Generally, the conclusions of this research are: (1) students’ learning to write simple sentences is improving by lecturing method. It can be seen from the pre-test average point which is 3.333 and the post-test average point is 4.75 at the scale of 10; (2) students’ learning to write simple sentences is improving by varied lecturing method. It can be seen from the pre-test average point which is 4.916 and the post-test average point is 6.333 at the scale of 10; (3) in learning to write simple sentences, the post-test average point of lecturing method is 4.75, meanwhile the post-test average point of varied lecturing method is 6.333. It gives indication that in learning to write simple sentences, the varied lecturing method is more effective than lecturing method.

KATA PENGANTAR

  Penulis menghaturkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. S kripsi yang berjudul “Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap Tahun

  Ajaran 2006/2007” ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

  Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini berkat dukungan, nasihat, bimbingan, kerja sama, semangat, dan bantuan baik secara moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Dr. Y. Karmin, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh kesabaran, kecermatan, dan perhatian dalam membimbing dan mendampingi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Drs. G. Sukadi selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh teliti, sabar, dan memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. Bpk. Joko Pramono, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDLB Negeri Cilacap yang telah berkenan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

  4. Ibu Mrih Handayani selaku Guru kelas V bagian Tunagrahita yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian ini.

  5. Guru-guru SDLB Negeri Cilacap yang telah membantu kelancaran penulis

  6. Siswa Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap yang mau bekerja sama dan membantu penulis untuk memperoleh data.

  7. Seluruh Dosen PBSID dengan penuh kesabaran dan kesetiaan dalam mendidik dan mendampingi penulis selama menempuh ilmu di PBSID.

  8. Karyawan sekretariat PBSID, Mas Dadik yang dengan penuh sabar dalam memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis selama berproses di PBSID dan menyelesaikan skripsi ini.

  9. Karyawan perpustakaan USD yang telah banyak membantu dalam memberikan pinjaman buku kepada penulis.

  10. Bpk. Joko Pramono dan Ibu Kuswartiningsih selaku orang tua yang telah mendoakan, memberikan semangat dan dorongan dengan penuh kasih, sayang kepada penulis.

  11. Besar Septian Priyono adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Kakekku M. Soekaswo yang telah mendoakan dan memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  13. Terkasih Wihandono yang dengan penuh cinta, sayang, setia, dan sabar sebagai teman, sahabat, kakak, dan kekasih menemani penulis dalam suka dan duka.

  14. Sahabatku: Th. Evi Kusuma Dewi, Nita Prihantini, Erry Pusvita Ningrum, Ati Sudiaswati, Helena Horet, Rofina Barek Koten, dan Haryuni yang telah menjadi teman dan sahabat dalam suka dan duka, memberikan dukungan, semangat, memberikan arti kebersamaan, pengalaman yang indah dan yang telah memberikan pinjaman buku kepada penulis.

  15. Teman kosku Gg. Menur 15: Mbak Via, Lena, Mbak Fina, Mbak Lyra, Ocha, Mbak Indira, Ave, Mbak Sinta yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis.

  16. Teman-teman PBSID angkatan 2002 yang telah memberikan semangat, dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masukan, saran, bimbingan, dan kritik sangat penulis harapkan demi kemajuan dalam penelitian selanjutnya. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan khususnya bagi penulis.

  Yogyakarta, 5 Maret 2007 Penulis

  DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi

ABSTRAK .................................................................................................. vii

ABSTRACT ................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR................................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

  1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

  1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

  1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

  1.5 Rumusan Variabel .................................................................................... 5

  1.6 Batasan Istilah .......................................................................................... 5

  1.7 Sistematika Penyajian .............................................................................. 7

  BAB II LANDASAN TEORI

  2.2.3.1 Jenis-jenis Metode Pembelajaran ................................................ 32

  2.2.3.2.4 Merencanakan Program ......................................................... 37

  2.2.3.2.3 Menetapkan Kegiatan Belajar Mengajar................................ 37

  2.2.3.2.2 Mengembangkan Alat Evaluasi ............................................. 36

  2.2.3.2.1 Perumusan Tujuan.................................................................. 36

  2.2.3.2 Perencanaan Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan Metode Ceramah Bervariasi .................... 36

  2.2.3.1.3 Metode Ceramah Bervariasi.................................................. 36

  2.2.3.1.2 Metode Demonstrasi ............................................................. 34

  2.2.3.1.1 Metode Ceramah ................................................................... 32

  2.2.3 Pembelajaran ..................................................................................... 31

  2.1 Penelitian yang Relevan........................................................................... 8

  2.2.2.1.3 Kriteria Kalimat Sederhana yang Baik ................................. 31

  2.2.2.1.2 Unsur-unsur Kalimat Sederhana ........................................... 27

  2.2.2.1.1 Macam-macam Kalimat Sederhana ...................................... 23

  2.2.2.1 Kalimat Sederhana ...................................................................... 20

  2.2.2 Kalimat.............................................................................................. 19

  2.2.1.2 Kecenderungan Perkembangan Anak Tunagrahita .................... 16

  2.2.1.1 Karakteristik Anak Tunagrahita................................................. 10

  2.2.1 Anak Tunagrahita............................................................................... 9

  2.2 Landasan Teori......................................................................................... 9

  2.2.3.2.5 Pelaksanaan Program ............................................................. 37

  2.2.3.3.1 Kegiatan Belajar Mengajar Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah....................................................... 38

  2.2.3.3.2 Kegiatan Belajar Mengajar Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah Bervariasi ...................................... 39

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Jenis Penelitian....................................................................................... 40

  3.2 Variabel Penelitian ................................................................................. 40

  3.3 Populasi Penelitian ................................................................................. 40

  3.4 Prosedur Penelitian................................................................................. 41

  3.5 Sumber Data........................................................................................... 50

  3.6 Teknik Pengumpulan Data..................................................................... 50

  3.7 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................ 51

  3.8 Teknik Analisis Data.............................................................................. 51

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Deskripsi Data........................................................................................ 54

  4.2 Analisis Hasil Belajar Siswa .................................................................. 55

  4.2.1 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah ................................................ 56

  4.2.2 Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah Bervariasi .............................. 60

  4.2.3 Menganalisis Perbedaan peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan

  BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

  5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 68

  5.2 Implikasi................................................................................................. 69

  5.3 Saran....................................................................................................... 69

  

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 70

LAMPIRAN................................................................................................ 72

BIODATA ................................................................................................. 133

  DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Prates dan Postes Pembelajaran Menulis Kalimat

  Sederhana dengan Metode Ceramah ............................................ 51

Tabel 4.2 Perhitungan Simpangan Baku Prates Metode Ceramah .............. 53Tabel 4.3 Perhitungan Simpangan Baku Postes Metode Ceramah .............. 54Tabel 4.4 Perhitungan antara Dua Mean untuk Mengetahui

  Efektivitas Metode Ceramah........................................................ 56

Tabel 4.5 Hasil Prates dan Postes Pembelajaran Menulis Kalimat

  Sederhana dengan Metode Ceramah Bervariasi .......................... 51

Tabel 4.6 Perhitungan Simpangan Baku Prates Metode Ceramah Bervariasi58Tabel 4.7 Perhitungan Simpangan Baku Postes Metode Ceramah Bervariasi59Tabel 4.8 Perhitungan antara Dua Mean untuk Mengetahui

  Efektivitas Metode Ceramah Bervariasi ...................................... 60

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Izin Penelitian................................................................ 73 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 74 Lampiran 3 Data Perorangan Guru Pamong .............................................. 75 Lampiran 4 Satuan Pelajaran ..................................................................... 76 Lampiran 5 Materi Pelajaran Menulis Kalimat Sederhana ........................ 82 Lampiran 6 Soal Tes Bahasa Indonesia ..................................................... 83 Lampiran 7 Hasil Pretes dengan Metode Ceramah.................................... 85 Lampiran 8 Hasil Postes dengan Metode Ceramah ................................... 97 Lampiran 9 Hasil pretes dengan Metode Ceramah Bervariasi................. 109 Lampiran 10 Hasil Postes dengan Metode Ceramah Bervariasi ............... 121 Lampiran 11 Biodata Penulis ..................................................................... 133

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Semua orang menyadari bahwa in- teraksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa (Keraf, 1970: 1). Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomuni- kasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual (Depdikbud, 1993: 1). Semua orang berharap dapat berko- munikasi dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Teta- pi, tidak semua orang dapat melakukannya. Ada sebagian kecil orang yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, yaitu anak dengan kebutuhan khusus atau sering disebut anak luar biasa, dalam hal ini anak tunagrahita (Dirpen Luar Biasa, 2003: 1).

  Pembelajaran bahasa ditujukan untuk meningkatkan kemampuan pema- haman dan penggunaan bahasa. Pembelajaran bahasa mencakup aspek mendengar- kan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek itu sebaiknya mendapat porsi yang seimbang. Pembelajaran bahasa, selain untuk meningkatkan keteram- pilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, serta memperluas wawasan (Depdikbud, 1993: 3). Empat aspek itu digunakan dalam kebahasaan dan sastra. Di antara empat aspek berbahasa yang paling sulit adalah aspek menulis dibandingkan aspek yang lain. Hal ini disebabkan aspek menulis lebih memerlukan keterampilan tangan yang dipadukan dengan berpikir.

  Penelitian mengenai perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat seder- hana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagraita ringan cukup penting untuk diteliti karena dalam dunia pendidikan bukan hanya anak normal saja yang membutuhkan pendidikan, tetapi anak yang kurang normal juga membutuhkan pendidikan. Dapat diketahui apakah dalam pro- ses pembelajaran menggunakan metode yang berbeda dapat meningkatkan hasil pembelajaran anak itu. Diperkuat dengan belum ditemukan penelitian tentang me- nulis kalimat sederhana untuk anak yang kurang normal. Alasan apabila penelitian ini tidak dilakukan, maka tidak dapat diketahui apakah proses pembelajaran anak yang kurang normal dapat meningkat seperti anak normal lainnya dengan metode yang berbeda khususnya dalam menulis kalimat sederhana.

  Dalam proses pengajaran bahasa, perkembangan bahasa anak tunagrahita terbatas pada kosakata yang sederhana yang sering digunakan anak dalam kenya- taan sehari-hari. Mereka tidak mampu menggunakan atau menyusun kalimat majemuk, karena rangkaian kalimat majemuk lebih menggambarkan situasi yang kompleks. Kalimat yang digunakan terbatas pada kalimat sederhana dan komu- nikasi dengan mereka harus bersifat sederhana dan berkaitan dengan situasi sehari- hari (Mumpuniarti, 2000: 65).

  Pendekatan dan metode penyelenggaraan pendidikan anak tunagrahita ada- lah cara-cara yang ditempuh di dalam proses pendidikan pada anak tunagrahita.

  Metode khusus diperlukan anak tunagrahita, berhubung anak tunagrahita menga- lami penyimpangan pada segi perhatian, daya konsentrasi, pengamatan, daya ingat, daya apersepsi, dan emosi (Mumpuniarti, 2000: 101). Metode yang digunakan untuk mengatasi anak tunagrahita biasanya dengan (metode) dramatisasi, demons- trasi, permainan. Tetapi, dalam kenyataannya metode-metode tersebut pada proses pengajaran bahasa tidak digunakan. Metode yang sering digunakan pada umumnya adalah metode ceramah saja. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba menggabung- kan dua metode yaitu metode ceramah yang divariasikan dengan metode demons- trasi, (dengan kata lain metode ceramah bervariasi). Variasi ceramah ini diartikan sebagai berbagai alternatif penyusunan pola metode penyampaian lisan yang dapat digunakan dalam suatu interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru (Merto- dihardjo, 1980:1). Metode ini diharapkan dapat mempermudah pengajaran bahasa Indonesia bagi anak tunagrahita dan dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.

  Atas dasar itulah penulis mengadakan penelitian dengan topik Perbedaan

  

Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Ceramah dan

Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB

Negeri CilacapTahun Ajaran 2006/2007.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis kemu- kakan sebagai berikut.

  a. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah siswa kelas V bagian tunagrahita ringan? b. Bagaimanakah hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan? c. Bagaimanakah perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Suatu kegiatan hendaknya mempunyai tujuan. Dengan tujuan diharapkan kegiatan dapat terarah dan berhasil sesuai dengan harapan. Dalam penelitian des- kriptif kuantitatif ini, penulis mempunyai tujuan.

  a. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

  b. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

  c. Mendeskripsikan perbedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dengan penelitian berjudul perbedaan hasil pem- belajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan diantaranya sebagai berikut.

  a. Manfaat bagi siswa SDLB Negeri Cilacap Siswa diharapkan mampu menuangkan gagasan melalui kalimat sederhana dengan baik dan benar. b. Manfaat bagi guru Guru diharapkan mampu menerapkan berbagai metode mengajar dan secara tepat memilih metode yang sesuai dengan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  c. Manfaat bagi sekolah Sekolah dapat menambah khasanah perbendaharaan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya aspek menulis kalimat sederhana.

  d. Manfaat bagi calon guru Calon guru diharapkan menguasai berbagai macam metode mengajar sebagai bekal persiapan pembelajaran bila menjadi guru.

  1.5 Rumusan Variabel

  Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1996: 99). Dalam penelitian ini, variabelnya yaitu per- bedaan hasil pembelajaran menulis kalimat sederhana dengan metode ceramah dan metode ceramah bervariasi siswa kelas V bagian tunagrahita ringan.

  1.6 Batasan Istilah

  a. Menulis Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik itu kalau mereka memahami bahasa dan lambang grafik itu (Tarigan, 1985: 21). b. Tunagrahita Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan ke- terbelakangan perkembangan mental jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi maupun sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus (Dirpen Luar Biasa, 2003: 6).

  c. Kalimat Sederhana Kalimat sederhana adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa (Ramlan, 2001: 43).

  d. Metode Ceramah Metode ceramah adalah suatu cara penyampaian informasi melalui penuturan dan penerangan lisan oleh guru kepada siswanya (Mertodihardjo, 1980: 1).

  e. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar/teknik mengajar dengan mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta dipergunakan suatu alat, sehingga akan lebih menambah penjelasan lisan, lebih menarik perha- tian anak dan sebagainya (Pasaribu dkk, 1986: 128).

  f. Metode Ceramah Bervariasi Metode ceramah bervariasi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan ceramah disertai macam-macam penggunaan metode pengajaran lainnya (metode ceramah bisa divariasi dengan metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode diskusi, dan lain sebagainya) (Suwarto,...: 4).

1.7 Sistematika Penyajian

  Penyajian skripsi ini meliputi lima bab. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ru- musan variabel, dan batasan istilah. Bab II Landasan Teori, berisi penelitian yang relevan dan kerangka teori. Bab III Metodologi Penelitian, jenis penelitian, vari- abel penelitian, populasi penelitian, prosedur penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari deskripsi data dan analisis data (pembahasan). Bab V Penutup, meliputi kesimpulan, implikasi, dan saran. Daftar pustaka.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

  Terdapat satu penelitian yang relevan dengan penelitian penulis yaitu yang dilakukan oleh Anna Prasetyaningsih C (2003) dengan judul “Penguasaan

  

Kosakata dan Kemampuan Membuat Kalimat Tunggal Bahasa Indonesia Anak

Autis Usia 3-10 Tahun di Sekolah Luar Biasa Khusus Autis Fajar Nugraha

Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004

  ”. Jenis penelitian ini menggunakan pene- litian deskriptif. Hasil penelitian ini adalah ”(a) dilihat dari jenis kosakata yang berhasil dikuasai oleh anak autis usia 3-10 tahun di SLB Khusus Autistik Fajar

  Nugraha secara umum adalah jenis kata benda tak bernyawa (11 kata), kata kerja dasar bebas (8 kata), kata sifat (7 kata), kata benda flora (6 kata), kata benda fauna (3 kata), dan kata benda persona (2 kata).

  Kata benda tak bernyawa paling banyak dikuasai oleh anak autis di SLB Khusus Autistik Fajar Nugraha karena kata-kata tersebut sering dijumpai di sekitar anak. Selain itu, jenis kata benda tak bernyawa jumlahnya lebih banyak dibanding- kan jenis kata yang lain dan (b) berdasarkan penelitian dan pengolahan data tentang kemampuan anak autis dalam membuat kalimat tunggal maka dapat disim- pulkan bahwa rata-rata anak autis di SLB Khusus Autistik Fajar Nugraha belum mampu membuat kalimat tunggal. Hal ini didukung pula oleh kenyataan bahwa dari tujuh anak yang diambil sebagai sampel baru dua orang yang mampu mem- buat kalimat tunggal. Saran penelitian ini adalah a) para guru (terapis) agar lebih memperhatikan pengajaran bahasa Indonesia dan kalau memungkinkan menga- dakan pengembangan media, bahan ajar dan metode yang sesuai dengan kemam- puan anak didiknya; b) bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini sebagai dasar pengembangan media dan bahan ajar bahasa Indonesia bagi anak autis

  “. Penelitian Anna Prasetyaningsih relevan dengan penelitian yang berjudul

  “Perbedaan Hasil Pembelajaran Menulis Kalimat Sederhana dengan Metode Cera- mah dan Metode Ceramah Bervariasi Siswa Kelas V Bagian Tunagrahita Ringan SDLB Negeri Cilacap tahun Ajaran 2006/2007

  ” karena penelitian penulis meru- pakan pengembangan metode dari saran peneliti sebelumnya.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Anak Tunagrahita

  Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan (ber- makna) mengalami kelainan/penyimpangan (psikis, mental-intelektual, sosial, emosional) dalam proses pertumbuhan/perkembangannya dibandingkan anak-anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus (Dirpen Luar Biasa, 2003: 4). Ada bermacam-macam jenis anak dengan kebutuhan khusus, tetapi khusus untuk keperluan pendidikan inklusi, anak dengan kebutuhan khusus dikelompokkan menjadi 9 jenis, yaitu tunanetra, tunarungu, tunadaksa, berbakat, tunagrahita, lamban belajar, anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik, anak yang mengalami gangguan komunikasi, dan tunalaras (Dirpen Luar Biasa, 2003: 5-8).

  Istilah tunagrahita berasal dari bahasa Sansekerta tuna yang artinya rugi, kurang dan grahita yang artinya berpikir. Tunagrahita dipakai sebagai istilah resmi di Indonesia sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Luar Biasa nomor 72 tahun 1991 (Mumpuniarti, 2000: 25). Tunagrahita adalah anak yang secara nyata mengalami hambatan dan keterbelakangan perkembangan men- tal jauh di bawah rata-rata sedemikian rupa sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi sosial, dan karenanya memerlukan layanan pendidikan khusus (Dirpen Luar Biasa, 2003: 6).

  Seseorang dianggap cacat mental jika ditandai: 1) tidak berkemampuan se- cara sosial dan tidak mampu mengelola dirinya sendiri sampai tingkat usia dewasa, 2) mental di bawah normal, 3) terlambat kecerdasannya sejak lahir, 4) terlambat tingkat kemasakannya, 5) cacat mental disebabkan pembawaan dari keturunan atau penyakit, 6) tidak dapat disembuhkan (Edgar Dole via Mumpuniarti, 2000: 27).

  Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tunagra- hita adalah anak yang mengalami keterbelakangan mental yang memerlukan perhatian khusus.

2.2.1.1 Karakteristik Anak Tunagrahita

  Karakteristik tunagrahita dikelompokkan menjadi dua yaitu tunagrahita secara umum dan secara khusus. Tunaghrahita secara khusus dibedakan menurut tingkatan yaitu tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, tunagrahtia berat, khusus anak brain damage, dan beberapa variasi khusus debilitas (Mumpuniarti, 2000: 37). Anak tunagrahita memiliki karakteristik. Karakteristik tunagrahita secara umum antara lain:

  1. Kecerdasan Anak tunagrahita memiliki tingkat kecerdasan di bawah rata-rata diban- dingkan anak yang seusia dan perkembangan kecerdasannya sangat terbatas

  (James D. Page via Mumpuniarti, 2000: 38). Kapasitas belajarnya sangat terbatas, terutama untuk hal-hal yang abstrak. Mereka lebih banyak belajar dengan cara membeo (Amin, 1995: 34).

  2. Ciri Sosial Anak tunagrahita mengalami kelambatan dibandingkan dengan anak nor- mal sebaya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak dapat meng- urus, memelihara, dan memimpin diri sendiri (James D. Page via Mumpuniarti, 2000: 38). Waktu masih kanak-kanak mereka harus dibantu terus menerus, disuapi makanan, dipasangkan dan ditanggali pakaiannya, disingkirkan dari bahaya, di- awasi waktu bermain dengan anak lain, bahkan ditunjuki terus apa yang harus di- kerjakan (Amin, 1995: 35).

  3. Ciri pada Fungsi Mental Lainnya Ciri fungsi mental lainnya, mereka mengalami kesukaran dalam memu- satkan perhatian; jangkauan perhatiannya sangat sempit dan cepat beralih sehingga kurang tangguh dalam menghadapi tugas. Mereka pelupa dan mengalami kesu- karan dalam mengungkapkan kembali suatu ingatan, kurang mampu membuat asosiasi, serta sukar membuat kreasi baru (James D. Page via Mumpuniarti, 2000: 39). Mereka yang agak cerdas, biasanya menyalurkan hasrat-hasrat ke dalam lamunan-lamunan, sedangkan yang sangat berat lebih suka menghindar dari berpikir (Amin, 1995: 36).

  4. Ciri Dorongan dan Emosi Perkembangan dorongan emosi anak tunagrahita berbeda-beda sesuai de- ngan tingkatan masing-masing. Anak tunagrahita yang berat dan sangat berat hampir tidak memperlihatkan dorongan untuk mempertahankan diri; dalam ke- adaan haus dan lapar tidak menunjukkan tanda-tandanya, mendapat perangsang yang menyakitkan hampir-hampir tidak memiliki kemampuan untuk menjauhkan diri (James D. Page via Mumpuniart, 2000: 39). Anak yang tidak terlalu berat tunagrahitanya mempunyai kehidupan emosi hampir sama dengan anak normal tetapi kurang kaya, kurang kuat, kurang beragam, kurang mampu menghayati pe- rasaan bangga, tanggung jawab, dan hak sosial (Amin, 1995: 37).

  5. Ciri Kemampuan dalam Bahasa Anak tunagrahita memiliki kemampuan bahasa sangat terbatas pada per- bendaharaan kata terutama kata yang abstrak. Anak tunagrahita kategori berat banyak yang mengalami gangguan bicara ( Mumpuniarti, 2000: 39).

  6. Ciri Kemampuan dalam Bidang Akademis Mereka sulit mencapai bidang akademis membaca dan kemampuan meng- hitung yang problematis, tetapi dapat dilatih dalam menghitung yang bersifat per- hitungan (Mumpuniarti, 2000: 40).

  7. Ciri Kepribadian Anak tunagrahita tidak mampu untuk mengarahkan diri sehingga segala sesuatu yang terjadi pada dirinya tergantung pengarahan dari luar (Mumpuniarti,

  2000: 40).

  8. Ciri Kemampuan dalam Organisme Kemampuan anak tunagrahita berat untuk mengorganisasi keadaan dirinya sangat jelek (Mumpuniarti, 2000: 40).

  Anak tunagrahita memiliki karakteristik secara khusus menurut tingkatan- nya sebagai berikut.

  1. Karakteristik Tunagrahita Ringan Karakteristik fisik seperti anak normal, hanya sedikit mengalami kelam- batan dalam kemampuan sensomotorik. Karakteristik psikis sukar berpikir abstrak dan logis, kurang memiliki kemampuan analisis, asosiasi lemah, fantasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan, mudah dipengaruhi, dan kepribadian ku- rang harmonis karena tidak mampu menilai baik dan buruk. Mereka memiliki karakteristik sosial mampu bergaul dan menyesuaikan diri di lingkungan yang tidak terbatas pada keluarga saja, namun ada yang mampu mandiri dalam ma- syarakat, mampu melakukan pekerjaan yang sederhana dan melakukannya secara penuh sebagai orang dewasa (Mumpuniarti, 2000: 41-42). Mereka banyak yang lancar berbicara tetapi kurang perbendaharaan kata-katanya. Pada umur 16 tahun baru mencapai umur kecerdasan yang sama dengan anak umur 12 tahun, itupun hanya sebagian dari mereka (Amin,1995: 37).

  2. Karakteristik Tunagrahita Sedang Karakteristik psikis anak tunagrahita hampir tidak mempunyai inisiatif, ke- kanak-kanakan, sering melamun atau sebaliknya hiperaktif. Karakteristik sosial, banyak di antara mereka yang sikap sosialnya kurang baik, rasa etisnya kurang dan nampak tidak mempunyai rasa terima kasih, belas kasihan, dan rasa keadilan (Mumpuniarti, 2000: 41-43). Mereka masih mempunyai potensi untuk belajar me- melihara diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan, dan dapat mempelajari beberapa pekerjaan yang mempunyai arti ekonomi. Pada umur dewasa mereka baru mencapai kecerdasan yang sama dengan anak umur 7 atau 8 tahun (Amin, 1995: 39).

  3. Karakteristik Tunagrahita Berat dan Sangat Berat Tunagrahita berat dan sangat berat memiliki karakteristik fisik umumnya tidak dapat berjalan, jasmaninya lemah, tidak stabil dan alat pencernaannya kurang berfungsi dengan baik. Mereka memiliki karakteristik psikis sukar mengerti pe- rintah sederhana, mempunyai sifat perusak, sifat kekanak-kanakan, senang menya- kiti diri sendiri dan senang menyendiri. Karakteristik sosial yang dimiliki mereka yaitu kontak dengan orang lain sangat terbatas, tidak mempunyai rasa kasih sa- yang, apatis terhadap sekitarnya, serta hidup dan tingkah lakunya dikuasai oleh mekanisme gerakan yang berlangsung di luar kemampuan dan kesadarannya (Mumpuniarti, 2000: 43-44). Pada umumnya, mereka tidak dapat membedakan yang berbahaya dan yang tidak berbahaya, tidak mungkin berpartisipasi dengan lingkungan sekitarnya. Tingkat kecerdasan mereka hanya dapat berkembang pa- ling tinggi seperti anak normal yang berumur 3 atau 4 tahun (Amin,1995: 41).

  4. Karakteristik Anak Rusak Otak Karakteristik fisik yang dimiliki anak rusak otak yaitu adanya gangguan pengamatan sehingga anak tidak memiliki rangsangan yang diperlukan, hiperaktif motorik, koordinasi mata dan tangan kurang baik. Karakteristik psikis, anak mela- kukan suatu aktivitas yang berulang-ulang, memberi reaksi kepada setiap rang- sangan, tidak sanggup mengamati keseluruhan, penghayatan terhadap sekitar tidak teratur, kurang bisa mengikuti petunjuk dalam belajar. Karakteristik sosial, anak kadang-kadang tidak bereaksi dalam proses komunikasi (Mumpuniarti, 2000: 44- 45).

  5. Beberapa Variasi Debilitas Anak debilitas memiliki tingkat kecacatan seperti anak tunagrahita ringan, antara lain: a. Idiot savant, adalah anak debil yang ingatannya kuat, tetapi hanya terbatas pada beberapa hal, seperti lagu-lagu, jadwal perjalanan kereta api, tanggal dalam kalender.

  b. Pseudo debil, mereka bertingkah seperti debil tetapi setelah pemeriksaan menunjukkan hasil tidak debil.

  c. Debilitas yang harmonis, anak menunjukkan kepribadian yang baik hanya mempunyai hambatan prestasi belajar.

  d. Debilitas yang disharmonis, anak menunjukkan prestasi belajar rendah dan kepribadian yang terganggu (Mumpuniarti, 2000: 45).

2.2.1.2 Kecenderungan Perkembangan Anak Tunagrahita

  Kecenderungan perkembangan anak tunagrahita diuraikan pada setiap aspek kemampuannya dan dibandingkan dengan perkembangan pada umumnya.

  1. Perkembangan Fisik Anak Tunagrahita Tingkat kesegaran jasmani anak tunagrahita setingkat lebih rendah diban- dingkan dengan anak normal pada umumnya yang sama. Anak tunagrahita menga- lami kesulitan dalam seluruh aktivitas fisik, terutama dalam mempergunakan kemampuan motoriknya. Mereka sering dibayangi oleh hal-hal yang menakutkan.

  Kesulitan-kesulitan itu ditandai oleh 2 motor penggerak yaitu oleh otot-otot yang besar dan lebar, dan kemampuan motorik yang meliputi koordinasi penglihatan dan sistem motoriknya itu sendiri (Ibrahim, Rusli, 2005: 41).

  2. Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Anak tunagrahita memiliki perkembangan kognitif sebagai hasil belajar yang bersifat trial dan error. Kemampuan berpikir anak tunagrahita yang rendah berakibat sulit memahami keadaan dunia lingkungannya sehingga mereka tidak mampu untuk memiliki strategi yang tepat dalam mereaksi lingkungan (Mumpuniarti, 2000: 64). Mereka sering atau cenderung memfokuskan perha- tiannya terhadap kegiatan motoriknya. Mereka tidak dapat melihat latar belakang masalah, tidak mampu memfokuskan perhatian kepada suatu gambar secara spe- sifik atau utuh menyeluruh (Ibrahim, Rusli, 2005: 41).

  Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam menulis. Kalau menyalin tulisan sering terlambat selesai. Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya. Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca. Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang. Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris. Mereka juga memiliki keterbatasan dalam belajar kognitif, keterbatasan dalam menggunakan operasi mental ingatan, keterbatasan dalam menggunakan operasi mental hubungan-hubungan, keterbatasan dalam menggunakan mental generalisasi, keterbatasan dalam menggunakan operasi men- tal asosiasi, dan keterbatasan mental dalam menggunakan operasi mental berpikir konseptual (Yusuf, 2006: 13-14).

  3. Perkembangan Bahasa Anak Tunagrahita Perkembangan bahasa anak tunagrahita terbatas pada kosakata yang seder- hana yang sering digunakan anak dalam kenyataan sehari-hari. Anak tunagrahita mampu memiliki kosakata karena berkaitan dengan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan. Anak tunagrahita kategori berat banyak yang mengalami gangguan ar- tikulasi, gangguan kualitas suara dan ritme (Mumpuniarti, 2000: 65). Mereka mengalami kesulitan dalam berbahasa. Kesulitan itu antara lain gangguan bahasa reseptif (keterbatasan kemampuan memahami konsep-konsep verbal maupun ge- rak) dan gangguan bahasa ekspresif (keterbatasan kemampuan menyandikan konsep-konsep verbal maupun gerakan, baik secara oral maupun tertulis) (Yusuf, Munawir, 2006: 14).

  Anak tunagrahita pada umumnya tidak bisa menggunakan kalimat ma- jemuk, dalam percakapan sehari-hari mereka lebih banyak menggunakan kalimat tunggal. Anak tunagrahita dan anak normal yang memiliki MA yang sama memperlihatkan level yang sama dalam perkembangan morfologi. Akan tetapi anak tunagrahita yang memiliki CA yang sama dengan anak normal, memiliki tahap lebih rendah dalam perkembangan morfologinya. Kemampuan berbahasa mereka khususnya berkaitan dengan sintaksis dan perbendaharaan kata menun- jukkan bahwa sintaksis memerlukan kemampuan kecerdasan yang baik. Mereka juga menunjukkan perkembangan semantik lebih lambat dari pada anak normal.

  Perkembangan susunan kata mereka lebih lambat dari pada anak normal. Mereka lebih banyak menggunakan kata-kata positif, lebih sering menggunakan kata-kata yang lebih umum, hampir tidak pernah menggunakan kata ganti, dan mereka dapat menggunakan kata-kata bervariasi (Sumantri, 1996: 93-94).

  4. Perkembangan Emosi, Penyesuaian Sosial dan Kepribadian Anak tunagrahita sering menunjukkan perilaku dan emosi yang terganggu.

  Mereka dianggap sebagai anak yang tidak berbahagia dan selalu merasa rendah diri. Dalam kelas akan diperlihatkan tingkah laku yang memisahkan diri dalam ke- hidupan sosial, mereka tidak dapat melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain (Ibrahim, 2005: 43). Tunagrahita ringan mempunyai kehidupan emosi tidak jauh berbeda dengan anak normal. Anak tunagrahita kategori sedang menga- rah ke berat memunculan gangguan perilaku karena kebutuhan emosinya tidak dapat terekspresikan dengan komunikasi. Anak tunagrahita kategori sedang dan berat tidak mampu memanfaatkan situasi sosial untuk memberi rasa puas atau aman, orang-orang di sekitarnya tidak mengetahui cara merespon kebutuhan emosi mereka. Perkembangan emosi anak tunagrahita terbatas, tidak mampu mencapai taraf perkembangan emosi yang berwawasan luas (Mumpuniarti, 2000: 66-67).

2.2.2 Kalimat

  Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003: 311). Kalimat dibedakan menurut banyaknya klausa, menurut kelengkapan unsur kalimat, dan menurut urutan unsur- unsur kalimat. Menurut banyaknya kluasa kalimat dibedakan menjadi dua yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan satu kesatuan. Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan (Alwi, 2003: 338).

  Sedangkan, kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pro- posisi sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan satu kesatuan (Alwi, 2003: 40).

Dokumen yang terkait

Perbandingan pembeljaaran bahasa Indonesia dengan metode diskusi ceramah terhadap hasil belajar siswa kelas XI SMK Grafika yayasan Lektur Lebak Bulus

0 6 125

Perbedaan prestasi belajar antara metode ceramah dan metode hafalan dalan pembelajaran PAI di SMAI HI Pondok Pinang Jakarta Selatan

2 13 79

Perbedaan Hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang diajar dengan metode konvensional dan siswa yang diajar dengan metode maternal Reflektif di SDLB Negeri 01 Lenteng agung Jakarta Selatan

0 6 119

Pemahaman konsep bioteknologi siswa : sebuah penelitian eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran ceramah diskusi dan discoveri di smu darusalam ciputat

0 8 189

Perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan HIV AIDS dengan metode curah pendapat dan ceramah menggunakan media audio visual terhadap pengetahuan siswa SMAN 4 Tangerang Selatan

10 25 97

Perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran konvensional dan metode pembelajaran portofolio dalam mata pelajaran kimia: studi eksperimen di SMA Negeri I Pondok Aren Tangerang, Banten

1 22 87

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang yang diajar menggunakan metode demontrasi dengan metode ceramah : Studi eksperimen di SMPN I Cikarang Barat

0 3 148

Perbandingan metode peta konsep dengan metode ceramah terhadap hasil belajar sistem koloid di Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta

0 3 96

Pengaruh penerapan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMK Al-Hidayah Lestari

7 66 115

Pengaruh metode ceramah terhadap motivasi belajar PAI siswa SMAN 1 Keronjo

0 10 81