Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

21
BAB II
KERANGKA TEORETIS

Untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang dikemukakanpada latar
belakang, maka didalam Bab 2 ini peneliti menggunakan beberapa teori sebagai landasan
teoritisnya, yaitu peneliti menggunakan teori dari Spencer dalam Vathanophas (2007)
mengemukakan bahwa komponen pembentuk kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Ketiga karakteristik yang ada di dalam personal akan membentuk keahliannya
untuk bekerja yang menghasilkan kinerjanya.

2.1

Teori Tentang Kompetensi
Istilah kompetensi pertama kali diperkenalkan ke literatur psikologi pada tahun 1973,

McClelland (1973) yang dikutip Vathanophas (2007) menggunakan istilah tersebut sebagai
simbol untuk pendekatan alternatif pada pengujian kecerdasan tradisional. Menurut penulis,
kompetensi adalah suatu sifat karakteristik dari orang yang berhubungan dengan kinerja yang
unggul dan demonstrasi bakat tertentu dalam praktek dan penerapan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan.

Menurut Boyatzis (1982) dikutip Vathanophas 2007kompetensi adalah karakteristikkarakteristik yang berhubungan dengan kinerja unggul dan atau efektif didalam pekerjaan.
Menurut Spencer and Spencer (1993) yang dikutip Moeheriono (2014) mengartikan “
A competency is an underlying characteristic of an individual that is causually related to
criterian referenced effective and or superrior performance in a job or situation.”
“Kompetensi sebagai karakteristik yang mendasari seseorang berkaitan dengan efektivitas
kinerja individu dalam pekerjaannya atau karakteristik dasar individu yang memiliki

9
Universitas Sumatera Utara

22
hubungan kausal atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan, efektif atau
berkinerja prima atau superior di tempat kerja atau pada situasi tertentu.”
Menururt Wibowo (2012) kompetensi merupakan karkateristik yang mendasar pada
setiap individu yang dihubungkan dengan kriteria yang direferansikan terhadap kinerja yang
unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Pendapat lain juga diungkapkan
Santiasih (2013) yang menyatakan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan atau karakteristik personal seseorang yang menentukan tingkat prilaku dan
keahlian individu dalam melakukan pekerjaannya yang diharapkan dapat memberikan kinerja
yang unggul dalam pekerjaannya. Menurut Spencer (1993) yang dikutip Vathanophas (2007)

mengemukakan bahwa komponen pembentuk kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan ,
dan sikap.
Kompetensi (competence) merupakan cerminan dari kemapuan profesionalisme
petugas/karyawan dalam melaksanakan fungsinya. Memiliki pengetahuan (knowladge),
keterampilan (skill), bisa dilakukan (ability) ditunjang dengan pengalaman (experience). Oleh
karena itu, keprofesionalan tidak mungkin muncul tiba-tiba tanpa melalui perjalanan waktu.
Kemampuan karyawan terdiri dari kemampuan teknis yang dimiliki oleh setiap orang untuk
menyelesaikan tugasnya, kemampuan interpersonal (hubungan antar pribadi), dan konseptual,
dengan kadar kebutuhan yang berbeda.
a. Kemampuan teknik adalah kemampuan menggunakan ilmu pengetahuan, metode, teknik
dan alat yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan dan pelatihan, untuk melakukan
tugas-tugasnya.
b. kemampuan interpersonal (hubungan antar pribadi), adalah kemampuan menilai orang dan
kemampuan dalam bekerjasama dengan orang lain, termasuk motivasi dan penerapan
kepemimpinan yang efektif.

Universitas Sumatera Utara

23
c. kemampuan konseptual, adalah kemampuan mengetahui kekompakkan organisasi dan

keseluruhan peranan dirinya dalam organisasi.

2.1.1 Pengetahuan(Knowladge)
Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki seseorang untuk bidang tertentu.
pengetahuan merupakan kompetensi yang kompleks. Tes pengetahuan mengukur
kemampuan peserta tes untuk memilih jawaban yang paling benar, tetapi tidak bisa melihat
apakah seseorang dapat melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perlikau
yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan.
Pada penelitian ini pengetahuan perawat diukur pada pengetahuan perawat tentang
praktek asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan
praktik keperawatan langsung pada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang
pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan dan merupakan inti praktik
keperawatan (Putra, 2016). Komponen proses keperawatan yaitu :
a. pengkajian
b. diagnosa keperawatan
c. perencanaan
d. implementasi

e. evaluasi
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan

metode pemberian

meningkatnya

kebutuhan

asuhan keperawatan

masyarakat

akan

professional. Dengan semakin

pelayanan


keperawatan

dan

tuntutan

Universitas Sumatera Utara

24
perkembangan IPTEK, maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan
efisien.
Ada beberapa metode sistem pemebrian asuhan keperawatan kepada pasien. Mc
Laughin, Thomas, dan Barterm (1995) yang dikutip Nursalam (2015) mengidentifikasi
delapan model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah
sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer. Dari
beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode
tersebut untuk diterapkan . tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk
menyeleksi model untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara
ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit.
Jenis model metode asuhan keperawatan (MAKP) menurut Grant dan Massey (1997)

dan Marquis dan Huston (1998) dikutip Nursalam (2015) yaitu :
1. Model Fungsional
- berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
- perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
- metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan keperawatan
- penanggung jawab atas tindakan yaitu perawat yang bertugas
2. Model Kasus
- berdasarkan pendekatan holistis dari filosofi keperawatan
- perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu
- rasio 1:1 (pasien :perawat) . setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat yang
melayani seluruh kebutuhannya pada saat mereka dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap sif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasanya

Universitas Sumatera Utara

25
diterapkan satu pasien satu perawat. Umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk khusus seperti isolasi, perawat intensif.
- penanggung jawab oleh manajer keperawatan

3. Model Tim
- berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
- enam sampai tujuan perawat professional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu
tim, di supervise oleh ketua tim
- metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien, perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/group yang terdiri atas tenaga professional, teknikal dan pembantu
dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
- penanggung jawab oleh ketua tim
4. Model Primer
- berdasarkan pada tindakan yang komprehensif dari filosofi keperawatan
- perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan
- metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan
koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
- penanggung jawab oleh perawat primer


Universitas Sumatera Utara

26
2.1.2 Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik
secara fisik ataupun mental. Tugas fisik dan mental yang dilaksanakan sehari-hari oleh
perawat yaitu :
1. memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
dengan sentuh kasih sayang :
a. menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah pasien
b. melaskanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
c. mengevaluasi tindakan perawatan yang telah diberikan
d. mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respons pasien pada
catatan perawatan
2. melakasanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
a. pemberian obat
b. pemeriksaan laboratorium
c. persiapan pasien yang akan dioperasi
3. memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial dan spiritual dari pasien
a. memlihara kebersihan pasien dan lingkungan

b. mengurangi penderitaan pasien dengan member rasa aman, nyaman dan ketenangan
c. pendekatan dan komunikasi terapeutik
4. mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan keperawatan
dan pengobatan atau diagnosis.
5. melatih pasien untuk menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya
6. memberikan pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul maut
7. membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara administrative.
a. menyiapkan data pasien baru, pulang atau meninggal

Universitas Sumatera Utara

27
b. sensus harian atau formulir
c. rujukan harian atau formulir
8. mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya supaya siap
pakai
9. menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan
10. melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam atau libur secara bergantian sesuai jadwal
tugas

11. memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
12. melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan pasien baik lisan maupun tulisan
13. membuat laporan harian pasien.
Jaminan atas pelayanan yang diberikan oleh perawat sangat ditentunkan oleh
performance atau kinerja pelayanan, sehingga diyakini bahwa perawat tersebut mampu
memberikan pelayanan yang andal, mandiri dan professional yang berdampak pada
kepuasaan pelayanan yang diterima . selain dari performance tersebut, jaminan dari suatu
pelayanan juga ditentukan dari adanya komitmen organisasi yang kuat, yang
menganjurkan agar setiap perawat memberikan pelayanan secara serius dan sungguhsungguh untuk memuaskan orang yang dilayani.

2.1.3 Sikap
Sikap merupakan sikap petugas dalam menjalin hubungan kepada pasien dengan
penuh perhatian atau keramahan dan bisa dipercaya (Putra.2016). Sikap tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat karakteristik sikap yaitu :
a. keramahan , yaitu sikap ramah tamah kepada orang lain
b. kesopanan, yaitu sikap santun baik tutur kata maupun perilaku

Universitas Sumatera Utara

28

c. perhatian, yaitu ketertarikan berkomunikasi dengan hangat dan harmonis
d. kestabilan, yaitu keadaan seimbang tidak mudah terbawa emosi dan kecewa.
Prinsip utama dalam melaksanakan peran perawat adalah moral dan etika
keperawatan. Dalam setiap memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat harus
selalu berpedoman pada nilai-nilai etika keperawatan dan standar keperawatan yang ada
serta ilmu keperawatan. Hal ini penting, guna menghindarkan kesalahan-kesalahan yang
dapat berakibat fatal terhadap konsumen dan eksistensi profesi keperawatan yang sedang
mencari identitas diri. Dalam melaksanakan peran profesionalnya, perawat harus
menerapkan prinsip-prinsip etis yang meliputi : keadilan (justice), asas menghormati
otonomi

(autonomy), asas manfaat (beneficience) dan tidak merugikan ( non-

maleficiency), asas kejujuran (veracity), serta asas kerahasiaan (confidentiality). Untuk
menghindari kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, maka perlu
diterapkan tindakan keperawatan dengan prinsip CWIPAT – Check the order, wash your
hands, identifity the client, provide safety and privacy, assess the problem; and teach or
tell the client (Nursalam,2008).

2.3. Hubungan Kompetensi dengan Kinerja
Menurut Spencer (dalam Moeheriono, 2010) hubungan antara kompetensi karyawan
dengan kinerja sangat erat dan penting sekali, relevansinya ada dan kuat akurat, bahkan
karyawan apabila ingin meningkatkan kinerjanya, seharusnya mempunya kompetensi yang
sesuai dengan tugas pekerjaannya (the right man on the right job).
Hasil penelitian McClelland ( dalam Sutrisno, 2012), menunjukkan bahwa kompetensi
yang bersifat non-akademik, seperti kemampuan menghasilkan ide-ide yang inovatif,
management skills,

kecepatan mempelajari jaringan kerja, dan sebagainya berhasil

memprediksi prestasi individu dalam pekerjaannya. Penelitian Fahrun (2015) tentang

Universitas Sumatera Utara

29
pengaruh pengetahuan, keterampilan, konsep diri dan karakteristik pribadi terhadap kinerja
staf pada SMK N se Kota Pekalongan memperoleh hasil bahwa pengetahuan, keterampilan,
konsep diri dan karakteristik pribadi secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja staf. Penelitian Budiawan (2015) tentang hubungan kompetensi, motivasi
dan beban kerja perawat pelaksana terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap rumah
sakit jiwa provinsi bali menunjukkan hasil bahwa kompetensi berpengaruh secara parsial
dan simultan terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap. Penelitian Rahman (2015)
tentang pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja terhadap kinerja perawat bagian rawat
inap pada RSUD Petala Bumu Pekan Baru menunjukkan hasil bahwa kompetensi dan
lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat bagian rawat inap.
PenelitianSuwendra (2016) menunjukkan bahwa variabel kompetensi dan disiplin kerja
berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan pada Hotel Pita Maha A Tjampuhan
Resort & SPA. Menurut Zaim, dkk (2013) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
kompetensi dan kinerja individu. Selain itu, kompetensi memiliki efek paling signifikan
pada kinerja individu. Menurut Vathanophas (2007), manusia adalah asset yang sangat
penting di dalam sebuah organisasi dan kompetensi serta komitmen dari karyawan sangat
di butuhkan dalam mencapai tujuan organisasi.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2010-2011

1 69 109

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada RSUD Dr.H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi

0 5 48

Karakteristik Penderita Preeklampsia di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi tahun 2011 - 2014

0 0 11

Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

0 0 12

Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

0 0 1

Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

0 0 8

Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Chapter III VII

0 0 40

Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

0 0 2

Analisis Startegi Peningkatan Pengetahuan , Keterampilan dan Sikap Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Perawat Ruang Rawat Inap RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi

0 0 2

Karakteristik Penderita Cedera Kepala Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Darat Rawat Inap Di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2010-2011

0 0 17