IMPLIKASI KKNI PADA KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN SAINS | Kusminarto | PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika 5885 12583 1 SM

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014
Volume 5 Nomor 1 2014 ISSN : 2302-7827

1

IMPLIKASI KKNI PADA KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN SAINS
Kusminarto
Jurusan Fisika FMIPA UGM.
kusmin@ugm.ac.id
Intisari
Pemerintah telah mempersiapkan peraturan perundangan yang mengatur masalah
ketenagakerjaan untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan oleh masarakat global. Institusi
perguruan tinggi adalah lembaga yang bertanggung jawab menyiapkan tenaga kerja melalui
pendidikan formal dalam jenjang vokasi, sarjana, pascasarjana serta profesi. Oleh karena itu
perguruan tinggi juga harus menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut di atas di antaranya
melalui penyesuaian kurikulum dan proses pembelajarannya agar lulusan yang dihasilkan
mendapat pengakuan kesetraan tersebut. Melalui Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) lembaga pendidikan formal khususnya perguruan tinggi harus menyesuaikan diri.
Kata kunci: Kurikulum, KKNI, capaian pembelajaran.
Pendahuluan.
Di dalam era globalisasi dan dalam rangka menghadapi diberlakukannya AFTA pada tahun

2015 [1] serta adanya Asean Single Comunity, Pemerintah telah mempersiapkan peraturan
perundangan yang mengatur masalah ketenagakerjaan. Tenaga kerja yang dipersiapkan
melalui pendidikan formal, informal dan non-formal harus mendapat pengakuan kesetaraan
oleh masarakat global sehingga dimanapun mereka bekerja akan menerima penghargaan yang
sama dengan tenaga kerja dengan jenjang yang sama dari negara manapun.
Institusi perguruan tinggi adalah lembaga yang bertanggung jawab menyiapkan tenaga kerja
melalui pendidikan formal dalam jenjang vokasi, sarjana, pascasarjana serta profesi. Oleh
karena itu perguruan tinggi juga harus menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut di atas di
antaranya melalui penyesuaian kurikulum dan proses pembelajarannya agar lulusan yang
dihasilkan mendapat pengakuan kesetraan tersebut.
Di dalam makalah ini dibahas masalah bagaimana perguruan tinggi khususnya penyelenggara
pendidikan bidang sains dalam menyikapi tuntutan kondisi global melalui Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
Di dalam PP No.8 Tahun 2012 [2] tentang Kerangka Kualifikasi Nasional disebutkan bahwa
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka
penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan
mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman
kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan
di berbagai sektor. Di dalam PP No.8 Tahun 2012 ini juga dijelaskan mengenai capaian

pembelajaran yaitu kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi pengetahuan, sikap,
ketrampilan, kompetensi, dan akumulasi pengalaman kerja di setiap jenjang kualifikasi
kompetensi. Jenjang kualifikasi KKNI sebagaimana dimaksud dalam PP tersebut pada ayat
(1) terdiri atas:
a. jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalam jabatan operator;
b. jenjang 4 sampai dengan jenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis;

Implikasi Kkni Pada Kurikulum Dan Pembelajaran Sains

Kusminarto

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014
Volume 5 Nomor 1 2014 ISSN : 2302-7827

2

c. jenjang 7 sampai dengan jenjang 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.
Di dalam Pasal 3 disebutkan bahwa setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki
kesetaraan dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja
atau pengalaman kerja. Jadi capaian pembelajaran di sini merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk melihat kesetaraan hasil sebuah pendidikan. Penyetaraan capaian pembelajaran
yang dihasilkan melalui pendidikan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:
a. lulusan pendidikan dasar setara dengan jenjang 1;
b. lulusan pendidikan menengah paling rendah setara dengan jenjang 2;
c. lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
d. lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;
e. lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;
f. lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan jenjang 6;
g. lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8;
h. lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;
i. lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;
j. lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.
Pendidikan sarjana yang setara dengan jenjang 6 dalam KKNI ini memiliki deskripsi jenjang
kualifikasi sebagai berikut:
1. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu
beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis
bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan
mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan
kelompok.
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja organisasi.
Kualifikasi yang bersifat generik ini masih harus dibuat deskriptor spesifik untuk program
studinya. Sebagai contoh deskriptor spesifik kualifikasi nomor satu untuk program studi
kimia adalah: Mampu menguasai dan menerapkan pengetahuan dan teknologi terkait dengan
proses identifikasi, isolasi, transformasi, dan sintesis kimia. Mampu memecahkan
permasalahan kimia dan beradaptasi dalam situasi yang dihadapi melalui pendekatan sintesis
kimia [2].
Kualifikasi ini harus menjadi capaian pembelajaran (learning outcomes) dari sebuah program
studi. Oleh karena itu setiap program studi dalam menyusun kurikulumnya harus mengacu
pada deskriptor kualifikasi KKNI ini.
Kurikulum
Kurikulum adalah perencanaan akademik yang harus memuat tujuan kurikulum yaitu tujuan
pembelajaran, isi, urutan pembelajaran, metode instruksional, sumber-sumber instruksional,
pendekatan-pendekatan evaluasi, dan bagaimana penyesuaian terhadap perencanaan
pembelajaran akan dilakukan berdasar pada pengalaman atau data penilaian [3]. Setelah


Implikasi Kkni Pada Kurikulum Dan Pembelajaran Sains

Kusminarto

3

Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014
Volume 5 Nomor 1 2014 ISSN : 2302-7827

mengikuti serangkaian kegiatan yang terdapat di dalam kurikulum, peserta didik akan
memiliki kompetensi yang menjadi tujuan kurikulum tersebut yang di dalam KKNI
dinamakan capaian pembelajaran.
Metode untuk menyesuaikan kurikulum suatu program studi dengan deskriptor KKNI adalah
dengan menggunakan peta kurikulum. Peta kurikulum seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar 1. adalah tabel dalam bentuk matriks untuk menggambarkan hubungan keterkaitan
antara daftar matakuliah dalam kurikulum dengan capaian pembelajaran yang diharapkan [4].

Semester

Semester 1


Capaian
Pembelajaran/
Kompetensi
Mata kuliah
Mata kuliah 1
Mata kuliah 2
Mata kuliah 3
Mata kuliah 4

Kompetensi 1

Kompetensi 2

v
V
v
V
V
v

Gambar 1. Peta Kurikulum.

Kompetensi 3

Dst.

v
v
v

Kurikulum yang sudah dimiliki oleh program studi saat ini yang tentunya telah dilengkapi
dengan silabus di setiap matakuliahnya dapat dibuat matriks/peta-nya. Penyesuaian dapat
berupa penyempurnaan silabus mata kuliah dan/atau penambahan/penggantian matakuliah.
Program studi yang baru didirikan, di dalam menyusun kurikulumnya pertama-tama harus
mendifinisikan capaian pembelajaran yang dihasilkan oleh program studi tersebut, kemudian
penyusunan matakuliah dilakukan menggunakan matriks kurikulumnya. Uraian silabus setiap
matakuliah juga harus berpedoman pada matriks kurikulum ini. Setiap matakuliah harus
dilengkapi dengan perencanaan kegiatan pembelajaran semesteran yang di dalamnya memuat
cara penyampaian dan evaluasinya.
Kesimpulan.

Program studi harus menyesuaikan kurikulumnya dengan berpedoman pada KKNI agar
lulusannya mendapatkan pengakuan kesetaraan di dunia kerja. Di dalam melakukan
penyesuaian kurikulumnya, metode matriks kurikulum sangat dianjurkan karena keterkaitan
antara matakuliah dan capaian pembelajaran dapat dilihat dengan mudah.
Daftar Pustaka.
[1] Samuel, “Asean memasuki AFTA 2015, siapkah indonesia?”, Kompasiana.com, 25
Februari 2014.
[2] Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia.
[3] Lattuca, L. Dan Stark, J., 2009, Shaping the College Curriculum, Academic Plans in
Context, San Fransisco, Josse-Bass.
[4] http://serc.carleton.edu/departments/programs/matrix.html
A Matrix Approach to
Curriculum Design. (diunduh 1 September 2014).

Implikasi Kkni Pada Kurikulum Dan Pembelajaran Sains

Kusminarto


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25