MATERI BAHAN AJAR IPS KELAS VII SEMESTER

MATERI BAHAN AJAR 1

1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia. Dalam interaksi sosial,
hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh kedua belah pihak. Artinya
kedua belah pihak harus saling merespon Jika satu bertanya maka dia menjawab, jika
diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain ia ikut bermain. Dengan demikian
interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia lain, baik
secara individu maupun dengan kelompok.
2. Tujuan Manusia melakukan Interaksi Sosial
Manusia melakukan interaksi sosial dalam kehidupannya untuk memenuhi berbagai
kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan papan), kebutuhn dan ketertiban, kebutuhan akan
pendidikan dan kesehatan, kebutuhan-kebutuhan akan kasih sayang.
3. Proses Interaksi Sosial
Interaksi sosial terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan
komunikasi sosial. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya
interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui
kontak sosial dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain,
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
4. Syarat terjadinya interaksi sosial

a. Kontak Sosial
Kontak sosial merupakan hubungan masing-masing pihak dan tidak hanya langsung
bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara fisik.
Misalnya : kontak dapat dilakukan melalui surat – menyurat, telepon, sms, dan lain-lain.
Dengan demikian, hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
b. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang
lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberi
tanggapan atai memberi respons.

MATERI BAHAN AJAR 2

1. Faktor yang mendasari berlangsungnya Interaksi Sosial
a. Faktor imitasi
Merupakan proses seseorang mencontoh orang lain

atau kelompok. Contohnya:

seorang anak perepmpuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya pada saat
masak di dapur.

b. Faktor sugesti
Merupakan pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Contohnya: seorang pasien
yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami
penyembuhan salah satunya disebabkan adanya rasa sugesti pada dokter tersebut
c. Faktor identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan orang lain. Contohnya: seorang anak yang mengidolakan pemain
bola, sehingga semua tingkah laku idolanya akan dilakukan.
d. Faktor simpati
Merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang lain
dan ikut merasakan apa yang akan dilakukan, dialami, atau diderita orang lain.
Contohnya, pada saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita ikut
merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya.
2. Ciri-ciri Interaksi Sosial
a. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih
b. Berlangsung timbal balik
c. Adanya komunikasi antarpelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati
d. Adanya suatu tujuan tertentu
3. Aturan yang mengatur perilaku manusia dalam berinteraksi
a. Ruang

Merupakan dimana terjadinya interaksi sosial tersebut.
Misalnya: interaksi yang terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan
anak. Interaksi di sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala sekolah,
guru, dan karyawan. Interaksi di masyarakat antara teman sebaya dan dengan orang
yang lebih tua.
b. Waktu
Yaitu aturan tentang kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu
dan sekarang.
c. Gerak dan Sikap tubuh
Dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku kita, selain kata-kata kita, karena
dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang lain tetapi juga
apa yang dilakukannya. Dengan menggunakan gerak dan sikap tuhuh seperti,
mengangkat bahu, menganggukan kepala, mengacungkan ibu jari, mengangkat bahu,
dan sebagainya.

MATERI BAHAN AJAR 3

A. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
1. Proses-proses yang Asosiatif
Yaitu terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melkukan interaksi sosial

yang mengarah pada satu kesatuan pandagan. Proses ini terdiri atas tiga bentuk yaitu:
a. Kerjasama
Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk
kerja sama ini dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah gotong royong.
Gotong royong mencerminkan suatu interaksi sosial di masyarakat Indonesia dalam
wujud kerjasama.
Dalam pelaksanaan kerja sama, ada 5 bentuk kerja sama yaitu:
1) Kerukunan
Yaitu mencakup gotong-royong dan tolong-menolong
2) Bargaining

Yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara
dua organisasi atau lebih
3) Kooptasi
Yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau
pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari

terjadinya


kegoncangan

dalam

stabilitas

organisasi

yang

bersangkutan
4) Koalisi
Yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkankeadaan yang tidak stabil untuk
sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan
mempunyai struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi,
karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama,
maka sifatnya adalah kooperatif.
5) Joint venture


Yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya
pengeboran minyak, pertambangan batu bara, perfilman, perhotelan, dsb.
b. Akomodasi
Menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu
usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan pihak lawan sehingga lawan tidak hilang kepribdiannya.
Tidak selamanya suatu akomodasi sebagai proses akan berhasil sepenuhnya. Di
samping terciptanya stabilitas dalam beberapa bidang, mungkin sekali benih-benih
pertentangan

dalam

bidang-bidang

lainnya

masih

tertinggal,


yang

luput

diperhitungkan oleh usaha-usaha akomodasi terdahulu. Akomodasi bagi pihak
tertentu dirasakan menguntungkan, dipihak lain agak menekan.

Akomodasi memiliki beberapa bentuk, yaitu:
No
1.

Nama
Koersi




2.


Kompromi




3.

Arbitrasi




4.

Mediasi







5.

Konsiliasi




6.

Toleransi







7.


Stalemate

8.

Ajudikasi

(Pengadilan)

Bentuk-bentuk Akomodasi
Pengertian
Contoh
Prosesnya dilakukan karena Perbudakan, dimana interaksi
sosialnya didasarkan pada
adanya paksaan.
Salah satu pihak berada dalam penguasaan majikan atas
keadaan yang lemah bila budak-budaknya.
dibandingkan dengan pihak lain
Pihak-pihak yang terlibat saling Akomodasi antara beberapa
mengurangi tuntutannya agar partai politik karena sadar
masing-masing

tercapai
suatu
penyelesaian bahwa
memiliki kekuatan sama
terhadap perselisihan yang ada.
Satu pihak bersedia merasakan dalam suatu pemilihan umum
dan memahami keadaan pihak
lainnya
Cara untuk mencapai kompromi Pemerintah menjadi pihak
menyelesaikan
apabila
pihak-pihak
yang ketiga
berhadapan
tidak
sanggup permasalahan PHK antara
serikat buruh dan perusahaan
mencapainya sendiri
Diselesaikan oleh pihak ketiga
yang dipilih oleh kedua belah
pihak/ suatu badan yang memiliki
kedudukan tinggi dari pihakpihak yang bertentangam
Hampir menyerupai arbitrasi Konferensi Meja Bundar
namun
pihak
ketiga (KMB)
mengusahakn
penyelesaian
secara damai
Kedudukan pihak ketiga netral
dan sebagai penasihat belaka
Pihak ketiga tidak mempunyai
wewenang
untuk
memberi
keputusan
penyelesaian
perselisihan
tetap
di
Usaha untuk mempertemukan Panitia-panitia
Indonesia
yang
bertugas
keinginan-keingian dari pihakmenyelesaikan
pihak yang berselisih semi untuk
persoalan
perburuhan
dimana
tercapainya tujuan bersama
wakil-wakil
Membuka
kesempatan
bagi duduk
perusahaan,
wakil
buruh,
pihak-pihak yang bersangkutan
wakil
departemen
yang
untuk mengadakan asimilasi
khusus mengatur persoalanpersoalan jam kerja, hari
libur, dll
Bentuk
akomodasi
tanpa Toleransi saling menghormati
antar suku, etnis, dan antar
persetujuan yang formal
Kadang-kadang timbul secara umat beragama
tidak
sadar
dan
tanpa
direncanakan
karena
watak
orang-perorangan atau kelompok
manusia untuk sedapat mungkin
menghindarkan
diri
dari
perselisihan
Pihak-pihak yang bertentangan Amerika Serikat dan Rusia di
memiliki kekuatan seimbang bidang nuklir
berhenti pada titik tertentu
melakukan pertentangan
lahan/
tanah
Penyelesaian
perkara
atau Sengketa
diselesaikan
melalui
sengketa di pengadilan
pengadilan

c. Asimilasi
Merupakan cara-cara bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi perbedaan
untuk mencapai kesatuan dalam pikiran dan tindakan. Proses asimilasi dengan
mudah terjadi dilakukan dengan beberapa cara :
1) Sikap toleransi
2) Saling menghormati dan menghargai orang lain dan kebudayaannya
3) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
4) Perkawinan campuran (amalgamasi)
Contoh: Orang Tiongkok yang tinggal di Indonesia. Orang Tiongkok yang tinggal di
Indonesia akhirnya bisa berbahasa Indonesia dengan fasih. Namun dialek yang biasa
dipakai untuk berkomunikasi sudah tidak asli lagi karena sudah tercampur dengan
bahasa Indonesia.
2. Proses-proses yang Disosiatif
Proses ini terjadi apabila seseorang atau sekolompok orang melakukan interaksi
sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok. Proses ini
terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Kompetisi (Persaingan)
Adalah suatu proses individu atau kelompok yang bersaing untuk mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan tertentu. Contohnya : gelar juata,
kesuksesan, sebuah piala, dan hadiah. Untuk mendapatkannya, seseorang harus
bersaing satu dengan yang lainnya. Dua jenis persaingan yaitu:
1) Kompetisi pribadi
Melibatkan satu individu dengan individu lain yang secara langsung bersaing
untuk mendapatkan sesuatu, seperti persaingan antara dua calon ketua OSIS,
persaingan tunggal putra/i kejuaran bulu tangkis, dll.
2) Kompetisi kelompok
Merupakan persaingan yang melibatkan berbagai pihak secara kelompok, seperti
pertandingan sepak bola, basket, pertandingan voli, dan sebagainya. Dalam
pelaksanaanya, persaingan ini memiliki beberapa bidang, yaitu persaingan
ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan, persaingan kekuasaan,
dan lain sebagainya.
b. Kontravensi
Adalah sikap yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur
kebudayaan suatu golongan tertentu. Kontravensi ini ditandai oleh gejala-gejala
adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang dan perasaan tidak suka yang
disembunyikan, kebencian, atau keraguan terhadap

kepribadian seseorang.

Contohnya :
1) OSIS di sekolah kalian akan mengadakan suatu acara, tetapi kelas kamu tidak
suka atau benci namun masih disembunyikan.
2) Di mata masyarakat para politikus tampak akrab. Namun, sikap-sikap lain yang
tersembunti di antara mereka. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian,
tetapi tidak sampai menjadi pertentangan dan pertikaian.

c. Pertentangan (Konflik)
Adalah suatu proses dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi
tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan
kekerasan. Konflik terjadi jika dua pihak berusaha saling mengagalkan tujuan
masing-masing. Pertentangan (konflik) disebabkan oleh antara lain perbedaan antara
individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan
sosial.
Bentuk-bentuk

konflik yang terjadi di masyarakat seperti konflik pribadi,

konflik sosial, konflik antar-kelas sosial, konflik politik, dan konflik internasional.
Akibat dari konflik maka harta benda hancur, kebahagiaan keluarga terampas, dan
banyak nyawa yang terenggut secara paksa.
B. Perbedaan antara Proses Asosiatif dan Proses Disosiatif
Baik proses asosiatif maupun proses disosiatif merupakan bentuk-bentuk kerjasama.
Proses asosiatif merupakan bentuk hubungan yang kerjasama sedangkan proses disosiatif
mengarah pada hal yang pertentangan.

Kerukunan
Bargaining

Kerjasama

Kooptasi
Koalisi
Joint Venture

Proses- Proses
Koersi

yang Asosiatif

Kompromi
Arbitrasi
Akomodasi

Bentuk-Bentuk
Interaksi Sosial

Mediasi
Konsiliasi
Toleransi
Stalemate

Ajudikasi
Asimilasi

Kompetisi

Kelompok

Proses- proses
yang Disosiatif

Pribadi

Kontravensi

Konflik

MATERI BAHAN AJAR 4

A. Pengertian Lembaga Sosial
Lembaga Sosial adalah lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dalam memenuhi
kebutuhan manusia dalam menjalani kehidupan dengan tujuan mendapatkan keteraturan
hidup.
B. Faktor-faktor terbentuknya Lembaga Sosial
1. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan hidup
bersama. Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang dianggap penting dalam
hidup bermasyarakat.
2. Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu sebagai makhluk sosial, tidak mampu
untuk hidup sendiri, mereka saling membutuhkan, sehingga timbul aturan-aturan yang
disebut dengan norma kemasyarakatan. Pada dasarnya manusia tidak mampu untuk hidup
sendiri.
3. Berbagai kebutuhan manusia melahirkan beranekaragam lembaga guna memenuhi
kebutuhannya itu. Misalnya kebutuhan manusia akan mata pencaharian melahirkan
lembaga-lembaga sosial seperti industri, koperasi, perdagangan, pertanian, dan lain-lain.
4. Manusia yang dikenal sebagai makhluk ekonomi (homo economicus) memiliki berbagai
macam kebutuhan sehingga membutuhkan wadah untuk memenuhi kebutuhan itu yakni
dengan lembaga sosial. Manusia sebagai makhluk sosial, memiliki naluri dasar untuk
berinteraksi maka diperlukan norma untuk mengatur dalam sehari-harinya.
C. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap pembentukan Lembaga Sosial
Manusia sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

(memiliki naluri untuk selalu berinterksi)

(memiliki berbagai macam kebutuhan)

Norma dan Nilai dalam masyarakat
(untuk mengatur manusia sehari-hari)

Lembaga Sosial sesuai dengan kebutuhan
manusia dalam berinteraksi
Interaksi yang dilakukan oleh manusia diperlukan aturan supaya terlaksana sebagaimana yang
diharapkan. Aturan tersebut nantinya akan membentuk nilai dan norma secara langsung maupun
tidak langsung. Sekumpulan norma dari interaksi manusia yang mengalami proses panjang akan
membentuk lembaga sosial.
D. Syarat-syarat Lembaga Sosial
1. Sebagian besar anggota masyarakat menerima norma tersebut
2. Norma tersebut menjiwai seluruh warga dalam sistim sosial
3. Norma tersebut mempunyai sanksi yang mengikat setiap anggota masyarakat

MATERI BAHAN AJAR 5

A. Pengertian Norma
Norma ialah tingkah laku yang diterima atau diperlakukan dalam keadaan tertentu. Norma
mencerminkan aturan permainan, atau dengan kata lain menentukan patokan bertingkah laku,
dan untuk menilai perbuatan.
B. Tujuan Norma
Adanya norma bertujuan untuk mengatur supaya hubungan manusia di dalam suatu
masyarakat terlaksana sebagaimana dengan yang diharapkan.
C. Tingkatan Norma di Masyarakat
1. Cara (Usage)
Norma yang menunjuk kepada suatu bentuk perbuatan sanksi yang ringan terhadap
pelanggarnya. Contohnya :
a. Seseorang membuang sampah, jika ada seseorang membuang sampah sembarangan
cenderung mendapat celaan karena melakukan yang tidak sesuai
b. Seseorang yang berpakaian kurang pantas maka hanya akan ditegur saja
2. Kebiasaan (Folkway)
Norma yang menunjukkan perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk
yang sama. Contohnya :
a. Kebiasaan memberi hormat kepada yang lebih tua usianya
b. Kebiasaan mendahulukan orang yang lanjut usia ketika sedang antri, dsb. Bagi
mereka yang lemanggar maka hukuman/sanksi berupa teguran atas penyimpangan
terhadap kebiasan tersebut.
3. Tata Kelakuan (Mores)
Kebiasaan yang dianggap tidak hanya sebagai perilaku, tetapi diterima sebagai normanorma pengatur. Contohnya :
a. Jika peserta didik melanggar tata tertib sekolah maka akan mendapatkan sanksi atas
perbuatannya sesuai dengan tata tertib yang berlaku
b. Seorang pekerja yang melanggar tata tertib instansinya maka akan mendapatkan
saksi sesuai dengan aturan yang berlaku
4. Adat Istiadat (Costums)
Tata kelakuan yang menyatu dengan pola-pola perilaku masyarakat dan memiliki
kekuatan mengikat yang lebih. Jika dilanggar, sanksi keras akan di dapatkan dari
masyarakat. Contohnya :
a. Misalnya di Suku Badui jika ada yang melanggar aturan maka dikeluarkan dari suku
tersebut dan menjadi bagian dari Suku Badui Dalam
b. Upacara adat penjemputan pengantin pria dalam perkawinan
D. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang dianggap baik dan buruk dalam masyarakat. Nilai dibangun oleh
masyarakat. Oleh karena itu sifatnya kontekstual dengan masyarakatnya. Contoh: Orang
yang menolong orang lain adalah perbuatan yang bernilai baik dan orang yang mencuri
adalah perbuatan yang bernilai buruk.

E. Hubungan Lembaga Sosial dengan Nilai dan Norma
Lembaga sosial lahir berdasarkan nilai dan norma dalam masyarakat, untuk
mewujudkan nilai sosial maka masyarakat menciptakan aturan-aturan yang disebut norma
sosial yang membatasi perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Sekumpulan norma
akan membentuk suatu sistem norma. Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk. Lembaga
sosial terbentuk dari nilai, norma, adat istiadat, tata kelakuan, dan unsur busaya lainnya yang
hidup di masyarakat.
Nilai dan norma yang baru setelah dikenal, diakui dan dihargai oleh masyarakat akan
ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Proses tersebut akan berlanjut ke nilai dan norma sosial
diserap oleh masyarakat mendarah daging. Setelah itu, lama kelamaan semua norma yang
terdapat disuatu norma dalam masyarakat yang berkaitan dengan pengaturan terhadap suatu
kebutuhan pokok dalam masyarakat akan berkembang menjadi suatu lembaga sosial.
Dengan demikian, manusia sebagai makhluk soaial adalah individu yang berinteraksi
untuk memenuhi kebuthannya. Oleh karena itu, diperlukan sesuatu yang dapat mengatur
perilaku manusia dan memenuhi kebutuhn hidup di masyarakat. Sesuatu yang dapat
mengatur perilaku tersebut adalah Lembaga Sosial.

MATERI BAHAN AJAR 6

A. Jenis Lembaga Sosial
1. Lembaga Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anaknya. Anak-anak inilah yang nantinya berkembang dan mulai bisa melihat
dan mengenal arti diri sendiri, dan kemudian ia mulai dikenal sebagai individu.
Keluarga

berperan

membina

dan

membimbing

anggota-anggotanya

untuk

beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan budaya dimana ia berada. Dari
keluarga melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian.
Keluarga terbentuk dari perkawinan yang sah menurut agama, adat, dan pemerintah.
Dalam keluarga diatur hubungan antaranggota keluarga sehingga tiap anggota
mempunyai peran dan fungsi yang jelas. Contohnya, seorang ayah sebagai kepala
keluarga sekaligus bertanggung jawan untuk memberikan nafkah terhadap keluarganya,
seorang ibu sebagai pengatur, pengurus, dan pendidik anak-anaknya; seorang anak harus
membantu orangtuanya. Fungsi dan peran lembaga keluargasebagai berikut :
No

Fungsi

1.

Fungsi Reproduksi

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Penjelasan
Pernikahan diharapkn akan memberikan keturunan.

Memberikan perlindungan kepada anggotanya, baik
perlindungan fisik maupun yang bersifat kejiwaan. Apabila
di dalam keluarga terdapat rasa aman, proses-proses sosial
di dalam keluarga berjalan harmonis.
Kerjasama antara ayah dan ibu di dalam mengelola
Fungsi Ekonomi
pendapatan menjadikan keluarga dapat memfungsikan
ekonomi secara efektif dan efisien.
Membentuk kepribadian anak sesuai dengan harapan orang
tua dan masyarakat. Anak diperkenalkan oleh orang tuanya
mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di
Fungsi Sosialisasi
masyarakat. Dalam rangka sosialisasi ini pula anak diajarkan
menjadikan kehidupan yang sesuai dengan nilai dan norma
dalam masyarakat.
Memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak-anaknya
Fungsi Afeksi
tanpa membeda-bedakan.
Saling kontrol atau saling mengawasi karena memiliki
Fungsi Pengawsan tanggung jawab dalam menjaga nama baik anggota
Sosial
keluarga. Namun dalam kenyataanya fungsi ini biasa
dilakukan oleh anggota keluarga lain yang lebih tua usianya.
Melalui lembaga perkawinan ini, seseorang akan
mendapatkan status atau kedudukan baru di masyarakat,
Fungsi Pemberian yaitu sebagai suami dan istri. Secara otomatis, ia akan
Status
diperlakukan sebagai orang dewasa dan mampu bertanggung
jawab kepada diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Anakanak mengikuti status sosial di masyarakat melalui keluarga.
Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama dan terdekat seharusnya dapat
Fungsi Proteksi
(Perlindungan)

memberikan nilai-nilai yang sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat kepada
anak-anaknya, namun masyarakat keluarga juga berperan sebagai benteng atau penyaring
nilai-nilai di masyarakat yang sampai kepada anak-anaknya, disebabkan tidak semua
nilai-nilai di dalam masyarakat itu baik. Dalam proses sosialisasi pada anak, kegiatan
dalam keluarga, yang mulai bergeser jika dibandingkan dengan yang terjadi dulu
disebabkan masyarakat yang semakin modern.

2. Lembaga Agama
Lembaga agama adalah sistim keyakinan dan praktik keagamaan dalam masyarakat
yang telah dirumuska dan dibakukan. Agama dapat menjadi pelopor dalam menciptakan
tertib sosial di masyarakat. Agama merupakan suatu lembaga institusi penting mengatur
kehidupan rohani manusia. Sebagai umat yang beragama semaksimal mungkin berusaha
untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, untuk mencapai
rohani yang sempurna kesuciannya. Fungsi lembaga agama sebagai berikut :
No
1.

Fungsi
Sebagai Pedoman Hidup

Pejelasan
Kehidupan sebagai pribadi dalam mengatur hubungan
dengan Tuhan, dalam hubungannya dengan manusia
lain, dan dengan alam sekitar.
Sumber Kebenaran
Untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan, baik di
dunia maupun di akhirat. Untuk itu agama
mengajarkan dan memberikan cara yang khas untuk
mencapai
kebahagiaan
dan
mengatasi
kekurangmampuan manusia.
Tata cara hubungan
Mengatur hubungan manusia dengan manusia dan
manusia dengan Tuhannya.
Tuntunan Prinsip
Pedoman prinsip benar dan salah untuk menghindari
perilaku menyimpang.
Pedoman pengungkapan Diwajibkan berbuat baik terhadap sesama.
perasaan kebersamaan
Pedoman
keyakinan Keyakinan bahwa perbuatan baik itu merupakan
manusia selalu berbuat kewajiban dari Tuhan dan yakin bahwa perbuatannya
baik
itu akan mendapatkan pahala, walaupun sekecil
apapun.
Pedoman keberadaan
Makhluk hidup di dunia adalah ciptaan Tuhan semata.

2.

3.
4.
5.
6.

7.
8.

Pedoman rekreasi
hiburan
3. Lembaga Ekonomi

dan Mencari kepuasan batin melalui rekreasi dan hiburan,
tidak melanggar kaidah-kaidah agama.

Merupakan bagian dari lembaga sosial yang mengatur tata hubungan antara manusia
dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Lembaga ekonomi lahir sebagai satu
usaha manusia menyesuaikan diri dengan alam untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
yang berkaitan dengan pengaturan dalam bidang-bidang ekonomi dalam rangka mencapai
kehidupan yang sejahtera.
Lembaga ekonomi bertujuan mengatur bidang-bidang ekonomi dalam rangka
mencapai kehidupan yang sejahtera dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat. Secara
umum yang hendak dicapai dalam lembaga ekonomi adalah terpenuhinya kebutuhan
pokok demi kelangsungan hidup masyarakat. Perkembangan perekonomian di Indonesia
secara keseluruhan menunjukkan perbaikan yang positif. Fungsi lembaga ekonomi antara
lain :
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pedoman
Untuk mendapatkan bahan pangan
Untuk melakukan pertukaran barang atau barter
Tentang harga jual beli barang
Untuk menggunakan tenaga kerja
Tentang cara pengupahan
Tentang cara pemutusan hubungan kerja
Memberi identitas bagi masyarakat

4. Lembaga Pendidikan
Lembaga Pendidikana adalah lembaga atau tempat berlangsungnya proses
pendidikan yang dilakukan atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik melalui
interaksi dengan lingkungan sekitar. Lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga
yang menawarkan pendidikan formal mulai dari jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang
pendidikan tinggi, baik yang bersifat umum maupun khusus.
Lembaga pendidikan merupakan sebuah institusi sosial yang menjadi agen sosialisai
lanjutan sekolah setelah lembaga keluarga. Dalam lembaga pendidikan, seorang anak
akan dikenalkan mengenai kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Selain sekolah
sebagai lembaga formal, terdapat pula pendidikan non formal, misalnya dengan kursuskursus keterampilan, kursus bahasa, dan kursus komputer serta pendidikan informal yang
terjadi di keluarga (rumah).
Lembaga pendidikan merupakan penyalur pendidikan itu sendiri terus berkembang
sesuai dengan kebutuhan dari tuntutan perubahan di masyarakat. Pendidikan memberikan
arah

terhadap

pertumbuhan

dan

perkembangan

manusia

dan

lingkungannya.

Pertumbuhan dan perkembangan terus mengalami perubahan waktu sehingga harus
terorganisasi sebagaimana dengan yang telah ditetapkan.
Secara mendasar, lembaga pendidikan berfungsi untuk mengatur pemenuhan
kebutuhan terhadap pendidikan. Mengenai fungsi lembaga pendidikan ada 2, yaitu
a) Fungsi manifest, yaitu fungsi yang tercantum dalam kurikulum sekolah
b) Fungsi laten, yaitu fungsi yang tidak disadari
Fungsi
Manifes (tercantum dalam kurikulum
No
sekolah)
Laten (fungsi yang tidak disadari)
(Menurut Hartono dan Hunt dalam
Kumanto Sunarto : 2004)
Mempersiapkan anggota masyarakat Mengurangi pengendalian orang tua, karena
untuk mencari nafkah. Dengan bekal yang berperan saat dalam pengajaran dan
1. keterampilan yang diperoleh dari pendidikan di sekolah adalah para gurunya.
lembaga pendidikan maka seseorang siap
untuk bekerja.
Mengembangkan bakat perseorangan Mempertahankan sistem kelas sosial.
demi kepuasan pribadi dan bagi Diharapkan peserta didik dapat menerima
kepentingan masyarakat.
perbedaan status yang ada di masyarakat dan
2.
menghilangkan perbedaan kelas sosial
berdasarkan status sosial peserta didik di
masyarakat.
Melestarikan kebudayaan masyarakat Memperpanjang
masa
remaja.
3. dengan mengajarkan beragam budaya Memungkinkan diperpanjang masa remaja
dalam masyarakat.
dan penundaan masa masa dewasa.
Menanamkan keterampilan yang perlu
4.
bagi partisipasi dalam demokrasi
5. Lembaga Politik
Lembaga politik merupakan suatu lembaga yang mengatur pelaksanaan dan
wewenang yang menyangkut kepentingan masyarakat agar tercapai suatu keteraturan dan

tata tertib kehidupan dalam bermasyarakat. Lembaga politik merupakan keseluruhan tata
nilai dan norma yang berkaitan dengan kekuasaan.
Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan
kekuasaan di masyarakat. Politik merupakan kegiatan yang berkaitan dengan masalah
kekuasan (power). Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia
untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa
sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari yang
mempunyai kekuasaan itu. Adanya kekuasaan cenderung mempengaruhi hubungan antara
yang berkuasa dan dikuasai.
Lembaga politik lahir dari serangkaian nilai dan norma yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan akan kekuasaan, khususnya kekuasaan pada negara. Lembaga
politik merupakan suatu badan yang mengkhususkan diri pada pelaksanaan kekuasaan
dan wewenang. Lembaga-lembaga politik yang berkembang di Indonesia adalah sebagai
berikut :
No

Nama Lembaga

1.

MPR

2.

Presiden

3.

Wakil Presiden

4.

DPR

5.

DPD

6.

Pemerintah Daerah

7.

DPRD Propinsi

8.

DPRD Kabupaten/ Kota

9.

Partai Politik

Tugasnya

Secara mendasar/fundamental, lembaga politik berfungsi untuk mengatur dan
membatasi setiap aktifitas politik dalam masyarakat. Fungsi lembaga politik yaitu :
No.
1.

Fungsi
Memelihara
dalam Negeri

Ketertiban 


2.

Mengusahakan
Kesejahteraam Umum





Cara yang dilakuakan
Menggunakan wewenang yang dimilikinya,
baik dengan cara persuasif (penyuluhan)
maupun cara koersif (kekerasan).
Menyelesaikan konflik yang terjadi di antara
anggota masyarakat secara adil sehingga
anggota masyarakat dapat hidup dengan
tentram.
Merencanakan dan melaksanakan pelayananpelayanan sosial
Mengusahakan pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat. Contohnya antara lain: pengadaan
distribusi pangan, sandang, papan, pendidikan,
dan kesehatan.

B. Fungsi Lembaga Sosial Secara Umum
1. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana mereka harus
bersikap untuk bertingkah laku dalam enghadapi masalah-masalah yang muncul atau
bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah yang muncul atau berkembang di
lingkungan masyarakat, termasuk yang menyangku hubungan pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Lembaga sosial memberikan arahan kepada setiap anggotanya bagaimana ia
seharusnya berbuat, sehingga tidak menimbulkan penyimpanan yang dapat meresahkan
masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat yang bersangkutan. Lembaga sosial bermaksud untuk
menghimpun dan mempersatukan anggota-anggotanya agar tercipta integrasi dalam
masyarakat. Namun apabila dalam suatu lembaga sosial sudah tidak ada lagi perilakuperilaku warga masyarakat yangs sesuai dengan nilai-nilai yang ada, maka dapat
dikatakan bahwa telah terjadi disintegrasi. Lembaga sosial mengatur berbagai aktivitas
masyarakat, sehingga terwujud kehidupan yang serasi atau harmonis.
3. Memberikan pedoman kepada masyarakat untuk mengadakan sistim pengendalian sosial
(kontrol sosial). Artinya lembaga sosial sebagai sistim pegawasan masyarakat terhadap
tingkah laku anggota masyarakatnya.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

Tinjauan seksi penagihan terhadap tata usaha piutang pajak kantor pelayanan pajak Bandung Karees Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat

2 91 29

PENGAJARAN MATERI FISIKA DASAR UNTUK MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

9 106 43

SOAL LATIHAN UTS IPA KELAS 1 SEMESTER 1 GANJIL 2016 KUMPULANSOALULANGAN

5 199 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

HUBUNGAN PEMANFAATAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN DAN SIKAP SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 BATANGHARI NUBAN LAMPUNG TIMUR

25 130 93

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV B DI SDN 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 73 58

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62