Peran Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi Sebagai Sumber Informasi dalam Menunjang Kebutuhan Informasi Pengguna

BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diperuntukkan bagi
masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan
umur, jenis kelamin, suku, agama, ras dan status sosial-ekonomi. Menurut
Hermawan dan Zen dalam bukunya Etika Kepustakawanan (2006: 30)
Menyatakan bahwa, “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani
seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku
pendidikan dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Sjahrial (2000: 3), “Perpustakaan umum adalah
perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakkan serta bahan lain untuk
kepentingan masyarakat umum”.
Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Sutarno (2006: 38) menyatakan
bahwa: “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang
berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan
kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.
Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa perpustakaan umum
memberikan kesempatan dan kebebasan kepada seluruh lapisan masyarakat, baik tua,
muda, pria maupun wanita untuk mencari dan memperoleh tambahan ilmu

pengetahuan dan informasi.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya
dengan perpustakaan lainnya. menurut manifesto perpustakaan umum Unesco
dalam Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Rahayuningsi (2007: 5) menyatakan
bahwa Perpustakaan umum mempunyai tujuan utama yaitu ;
1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka
yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang
lebih baik.

Universitas Sumatera Utara

2. Menyediakan Sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi
masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi
mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.
3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi
masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat
dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi

pendidikan seumur hidup.
4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum
merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat
sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi
budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan
pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi
yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi
masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.
Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006: 31) tujuan perpustakaan
umum yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk
menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan kesejahteraan.
2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang
berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.
4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama
kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.
5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.

Sedangkan Menurut Yusuf (1996:18) secara umum disebutkan tujuan
perpustakaan umum adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan
pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.
2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan
informasi yang tersedia di perpustakaan umum.
3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara
efektif dan efisien.
4. meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.
5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi
masyarakat.
6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan
masalah, bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam
pembangunan nasional.
Berdasarkan

uraian

tersebut


dapat

dikemukakan

bahwa

tujuan

perpustakaan umum adalah Menyediakan Sumber informasi yang cepat, tepat dan

Universitas Sumatera Utara

murah bagi masyarakat dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk
menciptakan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum
Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan,
memelihara dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat
umum. Selain mempunyai tujuan dan tugas perpustakaan tentunya memiliki
fungsi yang harus dilaksanakan. Menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul

Perpustakaan

Energi

Pembangunan

Bangsa

(2004:

76)

Bahwa

fungsi

perpustakaan umum adalah :
1. Membantu orang-orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak)
menjadi melek informasi.
2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk

mengembangkan kebiasaan membaca.
3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar
kembali untuk perubahan karir.
4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.
Sedangkan dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan
umum (2000: 6) fungsi perpustakaan umum adalah :
1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacan.
2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui
pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain.
3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka.
4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.
5. Pendayagunaan koleksi.
6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang
langsung ke pepustakaan maupun yang menggunakan telepon,
faximile, dan lain-lain.
7. Pemasyarakatan perpustakaan.
8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.
9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh
masyarakat dan mitra kerja lainya.
10. Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka

pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.
11. Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.
Sedangkan dalam buku panduan penyelenggaraan perpustakaan umum
(1992: 5) dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk :
1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).
2. Menyediakan dan menyebarluaskan informasi ( informative).

Universitas Sumatera Utara

3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi
(rekreatif).
4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi
anggota masyarakat (referensi).
5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat
dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif, konservatif).
6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).
Berdasarkan defenisi tersebut penulis mengemukakan bahwa fungsi
perpustakaan umum adalah perpustakaan sebagai tempat Memelihara dan
mempromosikan kebudayaan, Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka,
menyediakan bahan pendidikan (edukatif), menyediakan dan menyebarluaskan

informasi (informative), menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi
rekreasi (rekreatif), menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan
bagi anggota masyarakat (referensi).

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum
Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat
menjalankan peranannya. Sutarno (2003 : 55), menjelaskan ada beberapa peranan
yang dapat dijalankan oleh perpustakaan diantaranya :
1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan
sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam
koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan
minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya
baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masyarakat.
4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan

mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
5. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan
agen kebudayaan umat manusia.
6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi
anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.
Setiap perpustakaan akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan
fungsi dan peranannya dengan baik. Siregar (2004 :75), menyatakan bahwa :
Perpustakaan umum (public libraries) memainkan peranan yang unik
didalam masyarakat. Sebagai suatu lembaga netral, perpustakaan

Universitas Sumatera Utara

menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu
tempat dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri mereka sendiri
tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka.
Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa peran perpustakaan
umum adalah merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber
informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan
dengan para pemakainya, menjalin dan mengembangkan komunikasi antara
sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang

dilayani dan Sebagai suatu lembaga netral, perpustakaan menyediakan informasi
dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat
dapat memberitahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir
yang pek

2.2 Peran Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi
Perpustakaan memiliki tugas menyediakan informasi bagi penggunanya
sesuai dengan jenis perpustakaan. Perpustakaan juga harus bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penggunanya melalui koleksi
referensi/rujukan yang tersedia. Menurut Siregar (1998: 1) menyatakan sebagai
berikut :
Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan secara tradisional berfungsi
menyediakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan
penggunanya. Sumber-sumber informasi yang disediakan terekam dalam
berbagai jenis media seperti kertas, mikrofis, mikrofilm, dan piringan
magnetik. Dalam menjalankan fungsinya, perpustakaan melakukan
kegiatan antara lain mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog,
dan memproses sumber-sumber informasi sehingga tersedia dan dapat
ditemu-balik dan digunakan secara efisien. Pustakawan akan membantu
dan membimbing para pengguna dalam penelusuran terutama penelusuran

yang kompleks.
Menurut Nawi (2012 : 1) bahwa:
Perkembangan konsep pusat sumber informasi adalah perpaduan antara
fungsi perpustakaan dan pusat multimedia untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu lembaga pendidikan,
baik formal (sekolah, diklat) maupun nonformal (masyarakat).
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi perpustakaan sebagai sumber
informasi menurut Qolyubi et. al (2007: 17) sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Menghimpun berbagai macam sumber informasi
2. Mengolah berbagai macam sumber informasi berdasarkan sistem
tertentu
3. Menyebarluaskan berbagai macam sumber informasi kepada
pemustakanya
4. Melestarikan berbagai macam sumber informasi yang dimiliki
5. Memberikan berbagai macam sumber informasi baik untuk
masyarakat sekarang maupun yang akan dating
6. Memungkinkan sebagai tempat lahirnya informasi
Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa peran perpustakaan
sebagai sumber informasi harus menyediakan kebutuhan penggunanya Sumbersumber informasi yang disediakan terekam dalam berbagai jenis media seperti
kertas, mikrofis, mikrofilm, dan piringan magnetic dan harus menjalan fungsinya
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu
lembaga

pendidikan,

baik

formal

(sekolah/diklat)

maupun

nonformal

(masyarakat).

2.3 Kebutuhan Informasi
Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dari tingkat
kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang dibutuhkannya. Berikut ini
beberapa pengertian tentang kebutuhan informasi dari para ahli. Menurut Hartono
(2000: 692) “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam
suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan
keputusan”.
Sedangkan menurut Chowdhury (1999: 92) bahwa: “Kebutuhan informasi
merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika
seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi
permasalahan tentang subjek tertentu”.
Sedangkan menurut Taylor yang dikutip Putu Pendit (2008: 2), ada empat
lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah
kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:
1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika kebutuhan informasi belum
sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat
dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya.

Universitas Sumatera Utara

Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah
ada pengalaman tertentu.
2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa
sesungguhnya yang ia butuhkan.
3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan
terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di
saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.
4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan
kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi
tertentu.
Menurut Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusup (1995 : 3-4), kebutuhan
itu terbagi pada :
1. Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau
menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan
lingkungan.
2. Kebutuhan Afektif
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat
menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.
3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)
Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas,
kepercayaan, stabilitas, dan status individu.
4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga,
teman dan orang lain.
5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)
Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan
diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau
pengalihan (Diversion).
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kebutuhan informasi
adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa data yang menggambarkan
kejadian-kejadian nyata dan yang samar dan kebutuhan informasi muncul ketika
seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi
permasalahan tentang subjek tertentu.

2.3.1 Jenis Kebutuhan Informasi
Jenis kebutuhan informasi menurut Jarvelin dalam Ishak (2003:4)
memberikan klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :
1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur,
sifat, dan syarat dari masalah yang dihadapi, misalnya dalam masalah
konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenal
jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi

Universitas Sumatera Utara

jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi
yang telah membahas hal yang sama.
2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan
tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan.
Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang
diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi
yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi
tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.
3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana
melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah
informasi, bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan
masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencanaan
akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi
mengenai desain jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian
seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.
Sedangkan menurut Diao yang dikutip Mustangimah (1998: 5),
menyatakan bahwa:
Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif,
kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi.
Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya
ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan
informasi subjektif yaitu kebutuhan informasi yang disadari oleh seorang
sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan.
Menurut Yusup (1995: 10) bahwa “Jenis-jenis informasi dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu:

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak,
sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi
pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.
2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak
digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun
dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesame anggota
masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan
mengembangkan diri kearah yang lebih baik.
Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa jenis kebutuhan
informasi adalah kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan
kebutuhan informasi yang terpenuhi yang didapat dari informasi lisan dan
infromasi terekam.

Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Menurut Pannen dalam Ishak (1990: 93 ) menyatakan
bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah
pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan
lingkungan pekerjaan”.
Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) menyatakan bahwa
ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu :
1. Jenis pekerjaan.
2. Personalitas, yaitu aspek psikologis dari pencari informasi, meliputi
ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis,
motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan
atasan.
3. Waktu.
4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi)
atau eksternal (di luar organisasi).
5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.
Pendapat lain dinyatakan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (Tan yang dikutip
Yusup, 1995:4) juga menemukan dalam penelitiannya bahwa orang yang tingkat

pendidikannya tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan
orang yang berpendidikan rendah. Ini berarti bahwa orang yang mempunyai
pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak
mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak
mempunyai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan kehidupannya daripada
orang-orang pada umumnya.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan informasi adalah dilihat dari jenis pekerjaan dan bahwa
orang yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti,
misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa
memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang berkaitan dengan
permasalahan kehidupannya daripada orang-orang pada umumnya.
2.4 Analisis Kebutuhan Pengguna
Kajian kebutuhan pengguna merupakan adanya perubahan
memandang informasi,

yaitu dengan munculnya paradigma kognitif

cara
yang

Universitas Sumatera Utara

berlawanan dengan paradigma fisik. Menurut Dervin Dalam Suwanto (2003: 2)
bahwa “Paradigma fisik memandang informasi sebagai sesuatu yang objektif,
berada di luar manusia, dan dapat disentuh. Sedangkan paradigma kognitif
memandang informasi sebagai sesuatu yang subyektif, individual, dan tidak
dapat disentuh”.
Dalam hubungannya dengan aspek kognitif, Belkin (1985: 11-19)
menyebutkan bahwa kebutuhan informasi pengguna muncul karena adanaya
kesenjangan dalam struktur pengetahuan manusia untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
(ASK).

Kesenjangan ini

disebut Anomalous State of Knowledge

Kesenjangan pengetahuan ini akhirnya mendorong manusia untuk

mencari informasi guna memenuhi kebutuhannya.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pengguna
merupakan adanya perubahan cara

memandang informasi,

yaitu

dengan

munculnya paradigma kognitif yang berlawanan dengan paradigma fisik dan
kebutuhan informasi pengguna muncul karena adanaya kesenjangan dalam
struktur pengetahuan manusia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Kesenjangan ini disebut Anomalous State of Knowledge (ASK).
Menurut Ford dalam Suwanto (2003: 4) tujuan kajian pengguna adalah
untuk memahami proses perpindahan informasi dan semua implikasinya untuk
semua bentuk lembaga informasi, dan penyebaran informasi yang berhubungan
dengan sistem. Secara rinci tujuan kajian pemakai dirumuskannya sbb.:
a)
b)
c)
d)

untuk menjelaskan fenomena yang dikaji;
untuk memahami perilaku pemakai,
untuk memperkirakan dan mengantisipasi perilaku pemakai;
untuk mengontrol fenomena dan menumbuhkan pemanfaatan
informasi dengan memanipulasi kondisi-kondisi yang dianggap
penting.

Berdasarkan

bidang

kajiannya

Sulistyo-Basuki

(1992:

204-205)

menyebutkan tujuan kajian pengguna memiliki tiga tujuan komprehensif, yaitu:
a) Analisis kebutuhan; yang dikaji yaitu jenis dan sifat informasi yang
dicari dan diterima, dari titik pandangan kuantitatif dan kualitatif.
b) Analisis perilaku informasi; yang mengkaji bagaimana kebutuhan
informasi dipenuhi.
c) Analisis motivasi dan sikap; yang mengkaji nilai-nilai yang dinyatakan
pemakai, baik diungkapkan secara terbuka maupun tersembunyi

Universitas Sumatera Utara

tentang informasi dan aktivitas yang berhubungan dengan citra
pemakai tentang jasa dan spesialis informasi.
Berdasarkan pengelompokan tujuan yang dilakukan oleh Ford dalam
Suwanto (2003: 5), maka ada beberapa aspek yang dapat dilakukan , yaitu :
a) Sumber informasi
Kajian tentang sumber informasi telah banyak dilakukan terutama
untuk menguji keterpakaian koleksi . Kajian ini kadang-kadang dapat
dibandingkan dengan jenis koleksi yang berbeda dan membahas alasan
penggunaan jenis koleksi tertentu.
b) Pemakaian informasi
Kajian ini biasanya meneliti motivasi pemakaian informasi dan cara
mencari informasi yang dibutuhkan, serta tenggang waktu antara batas
waktu man dengan pemanfaatan secara nyata.
c) Ciri-ciri informasi
Kajian tentang ciri-ciri informasi mengelompokkan pemakai
berdasarkan tingkat kebutuhan, perilaku, latar belakang dan pekerjaan
pemakai. Karakteristik dalam bentuk tipologi pemakai akan dapt
memberikan gambaran dengan cara pemetaan perlaku dan kebutuhan
dengan mengidentifikasi tipe-tipe mereka.
d) Sistem-sistem (tata nilai) dari pemakai
Kajian ini meneliti hubungan antara sistem atau tata nilai pemakai
dengan perilaku mereka dalam mencari informasi yang dibutuhkan.
Sistem dan tata nilai yang berpengaruh antara lain sistem kebudayaan,
sistem politik, teman-teman sewaktu kuliah (invisible college ),
organisasi formal, dan sistem ekonomi di masyarakat.
e) Interaksi antara pemakai dengan sistem informasi.
Kajian ini diarahkan pada proses interaksi antara pemakai dengan
sistem yang ada di perpustakaan atau di pusat-pusat informasi. Yang
menjadi perhatian utama adalah sikap dan perilaku pemakai.
Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa kajian pengguna
memiliki tiga tujuan komprehensif, yaitu analisis kebutuhan, analisis perilaku
informasi, analisis motivasi dan sikap dan beberapa aspek pengelompokan tujuan
yang dapat

dilakukan yaitu sumber informasi, pemakaian informasi, ciri-ciri

informasi, sistem-sistem (tata nilai) dari pemakai, Interaksi antara pemakai dengan
sistem informasi.
2.5 Sumber Informasi
Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna
perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan umum, maka segala sumber
informasi dalam koleksi yang dimiliki bersifat umum.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Yusup (1995:14) bahwa :
Memfokuskan sumber informasi, yaitu hanya kepada segala macam
informasi yang secara khusus biasa diawasi, dikendalikan, diolah dan
dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang
biasa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik
informasi yang bersifat ilmiah (biasa dimanfaatkan untuk kepentingan
penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat non
ilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian dan iklan
komersial.
Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa sumber informasi
difokuskan hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus biasa
diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia.

2.5.1 Pemberdayaan Informasi
Pemberdayaan informasi adalah upaya yang dilakukan perpustakaan
secara terencana, terstruktur, dan terarah agar seluruh informasi yang tersedia
dapat dimanfaatkan secara optimal.
Menurut Nawi (2012: 2) Ada beberapa cara untuk memberdayakan
informasi di perpustakaan, antara lain yaitu :
1. Sirkulasi dan transaksi informasi, yaitu siklus berputarnya informasi
dimulai dari (a) dilihat, dibaca, dan dipelajari; (b) diteliti, dikaji, dan
dianalisis; (c) dimanfaatkan dan dikembangkan di dalam kegiatankegiatan pendidikan, penelitian, pelatihan, dan laboratorium; (d)
ditransformasikan kepada orang lain.
2. Dipinjamkan dari perpustakaan dan dibawa pulang, khususnya yang
menjadi anggota perpustakaan atau pemakai potensial dengan
persyaratan yang telah ditentukan oleh bagian administrasi
perpustakaan.
3. Disalin (fotocopy) dalam batas-batas tertentu, untuk kepentingan
ilmiah, dan bukan komersial.
4. Diadakan bimbingan pemakai bagi peserta didik atau pengajar
ataupun masyarakat umum, yang belum mengenal secara
familier/akrab dengan perpustakaan agar dengan mudah dan cepat
dapat mempergunakan sumber informasi di perpustakaan.
5. Sumber informasi yang ada dapat diakses langsung oleh pembaca
melalui layanan digital perpustaakaan.
Salah satu cara pemberdayaan sumber informasi perpustakaan adalah

memberikan dan menyelenggarakan layanan kepada pemakai. Nawi (2012: 2)
juga menyebutkan layanan yang efektif adalah yang dapat memenuhi
keinginan pemakai dalam hal :

Universitas Sumatera Utara

1. Penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai.
2. Waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat.
3. Sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, santun,
bersifat membimbing, memandu, dan menguasai masalah.
Dari pernyataan tesebut dapat dikemukakan bahwa cara memberdayakan
informasi adalah Sirkulasi dan transaksi informasi, dipinjamkan dari perpustakaan

dan dibawa pulang, disalin (fotocopy) dalam batas-batas tertentu, diadakan
bimbingan pemakai bagi peserta didik atau pengajar ataupun masyarakat umum
dan sumber informasi yang ada dapat diakses langsung oleh pembaca melalui
layanan digital perpustaakaan serta penyediaan informasi yang sesuai dengan
keinginan pemakai

2.5.2 Jenis dan Sumber Informasi Perpustakaan
Jenis dan sumber informasi di perpustakaan mencakup bahan pustaka
tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan
elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.
Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :
1. Karya cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan
dalam bentuk cetak, seperti :
a) Buku
Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh
dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan.
Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49
halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya
buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.
b) Terbitan berseri
Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan
jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka
ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan
lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti
laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.
2. Karya noncetak
Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak
dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk
lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan
sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah
bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam
jenis bahan pustaka ini adalah:
a) Rekaman suara

Universitas Sumatera Utara

Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam.
Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran
bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b) Gambar hidup dan rekaman video
Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video.
Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk
pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini
bagimana cara menggunakan perpustakaan.
c) Bahan Grafika
Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat
langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan
sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya
selid, transparansi, dan filmstrip).
d) Bahan Kartografi
Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto
udara, dan sebagainya.
3. Bentuk mikro
Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan
semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat
dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang
dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri,
tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang
tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat
kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering
menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
a) Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran
film yaitu 16 mm, dan 35 mm.
b) Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm
x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.
c) Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam
kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar
mikrofis.
4. Karya dalam bentuk elektronik
Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan
ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc.
Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CDROM player, dan sebagainya.
Selain pendapat di atas, menurut Sutarno (2006 : 71) mengemukakan
bahwa pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan terdiri dari:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kelompok bahan pustaka umum.
Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).
Kelomopok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar).
Kelompok bahan pustaka pandang dengar.
Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).
Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset,
video, dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok
pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain.
8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan
sebagainya.
Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa ada 4 jenis sumber
informasi di perpustakaan yaitu karya cetak, karya non cetak, bentuk mikro, karya
dalam bentuk elektornoik dan pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan
terdiri dari: kelompok bahan pustaka umum, bahan pustaka rujukan, bahan
pustaka berkala, bahan pustaka pandang dengar, audio visual, bahan pustaka
terekam dan elektronik.
2.6 Pengguna Informasi
Pengguna perpustakaan berperan sebagai alat dalam menjalankan fungsi
perpustakaan itu sendiri di dalam lingkungan masyarakat. Menurut Siregar (1999:
9) bahwa ”pengguna perpustakaan adalah orang-orang yang memanfaatkan bahan
pustaka”. Oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu
dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan
bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca
pengguna.
Selain itu menurut Djatin (1996:8), karakteristik jenis pengguna informasi
adalah :
a. Mahasiswa
Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang
memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu.
b. Mahasiswa Pascasarjana
Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidangbidang mereka.
c. Para Dokter
Tenaga medis yang bekerja di rumah sakit yang memiliki kesibukan
dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya.
d. Dosen dan Peneliti
Para dosen yang memerlukan informasi untuk kepentingan belajar
atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk
mengetahui sejauh mana telah menggunakan informasi dalam
menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.
e. Pengamat
Mencari informasi mengenai topik-topik yang banyak diminati orang.
f. Bidang-Bidang Khusus

Universitas Sumatera Utara

Orang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan
motivasi atau sasaran seumur hidup.
g. Masyarakat Umum
Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan.
h. Industri dan Pemasarannya
Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa pengguna
perpustakaan adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi, seperti
mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang
khusus, masyarakat umum, industri dan pemasaran untuk memperoleh
pengetahuan.

Universitas Sumatera Utara