Pergolakan Jiwa Tokoh Utama dalam Novel Sujudku yang Tersembunyi Karya Garina Adelia: Analisis Psikologi Sastra

BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep
Ada empatkonsep yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu pergolakan
jiwa,tokoh utama, kecemasan, dan struktur kepribadian.
2.1.1 Pergolakan Jiwa
Pergolakan jiwa merupakan suatu keadaan psikologis yang memperlihatkan
situasi tidak menyenangkan serta dapat mempengaruhi perilaku, tindakan, dan
cara berpikir.
Agustin dalam skiripsinya Pergolakan Jiwa Tokoh Neru dalam Novel
Belenggu Karya Awungmenyebutkan bahwa
Keadaan Neru yang terbelenggu oleh narkoba mempengaruhi perilaku,
tindakan, dan cara berpikirnya hingga kondisi psikologis tokoh Neru
mengalami pergolakan jiwa (2011:1).
2.1.2 Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang penting dan sering ditampilkan sehingga
mendominasi dalam cerita, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian. Tokoh utama juga berhubungan dengan tokoh-tokoh lain dan sangat
menentukan perkembangan plot secara kesuluruhan(Nurgiyantoro, 1994: 176177).
2.1.3 Kecemasan

Kecemasan adalah pengalaman perasaan yang menyakitkan, baik dari dalam
maupun dari luar tubuh manusia. Misalnya, seseorang yang menghadapi keadaan

4
Universitas Sumatera Utara

berbahaya hatinya akan berdenyut lebih cepat, bernafas lebih pesat, mulutnya
menjadi kering, dan tapak tangannya berkeringat. Ada tiga macamkecemasan,
yaitu kecemasan tentang kenyataan, kecemasan neurotis (saraf), dan kecemasan
moril (Hall, 1995: 56-57).
2.1.4 Struktur Kepribadian
Struktur kepribadian adalah susunan kepribadian yang terdiri dari id, ego,
dan superego.

Seseorang

memilki jiwa yang sehat ketika ketiga sistem ini

merupakan satu susunan yang bersatu dan harmonis yang bekerja sama secara
teratur, menghasilkan seorang individu bergerak secara efesien dan memuaskan

dalam lingkungannya. Sebaliknya, jika ketiga sistem ini tidak bekerja sama secara
teratur atau bertentangan satu sama lain akan mengakibatkan orang tersebut tidak
dapat menyesuaikan diri serta tidak puas dengan dirinya sendiri dan dunia (Hall,
1995: 29).

2.2 Landasan Teori
Penelitian ini menggunakan teori psikologi sastra danteori psikoanalisis
Sigmund Freud, mengenai dinamika kepribadian berupa kecemasandan struktur
kepribadian.
2.2.1 Psikologi Sastra
Daya tarik psikologi sastra terletak pada aneka ungkapan kejiwaan yang
selalu bergejolak yang tergambar pada para tokoh dalam karya sastra karena
tujuan daripendekatan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan
yang terkandung dalam suatu karya. Karya sastra dapat memberikan pemahaman

5
Universitas Sumatera Utara

terhadap masyarakat secara tidak langsung. Melalui pemahaman terhadap tokohtokohnya,


masyarakat

dapat

penyimpangan-penyimpangan

memahami
khususnya

perubahan,
dalam

kontradiksi

kaitannya

dan

dengan


psike(Endraswara, 2008a: 9-12). Misalnya, penampakan gejala jiwa di dalam
karya Yong Goodman Brown,kita dapat mengetahui kejiwaan tokohnya, bahwa
tokoh tersebut mengalami suatu kecemasan moral, yaitu kegelisahan moral akibat
ia telah berbuat dosa dan salah sehingga perasaan bersalah atau berdosa
menghantui nuraninya(Endraswara, 2008a: 181-182).
2.2.2 Dinamika Kepribadian
Untuk melihat pergolakan jiwa tokoh utama dalam novel Sujudku yang
Teresembunyi karya Garina Adelia digunakan teori dinamika kepribadian
Sigmund Freud menenai kecemasan, yang meliputi kecemasan tentang kenyataan,
kecemasan neurotis (saraf), dan kecemasan moril.
Freud mengusulkan sebuah dinamika atau prinsip motivasional untuk
menerangkan kekuatan-kekuatan yang mendorong tindakan manusia karena
manusia termotivasi untuk mencari kesenangan serta menurunkan ketegangan dan
kecemasan(Jess dan Gregory, 2010: 35).
Dalam perkembangan kepribadian, kecemasan sangat berperan penting.
Kecemasan adalah sebagai dampak dari konflik yang menjadi bagian kehidupan
yang tidak terhindarkan. Kecemasan akan timbul manakala orang tidak siap
menghadapi ancaman(Alwisol, 2009: 22). Baik dari dalam maupun dari luar tubuh
manusia. Misalnya, seseorang yang menghadapi keadaan berbahaya hatinya akan
berdenyut lebih cepat, bernafas lebih pesat, mulutnya menjadi kering, dan tapak


6
Universitas Sumatera Utara

tangannya berkeringat. Ada tiga jenis kecemasan, yaitu kecemasan tentang
kenyataan, kecemasan neurotis, dan kecemasan moril (Hall, 1995: 56 dan 57).
1. Kecemasan tentang Kenyataan
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan
sebagai akibat pengamatan suatu bahaya dari dunia luar. Bahaya adalah
setiap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk
mencelakakannya. Misalnya, ketakutan terhadap kegelapan (Hall, 1995: 59).
2. Kecemasan Neurotis (saraf)
Kecemasan neurotis adalah suatu rasa ketakutan tentang apa yang
mungkin terjadi yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya
dari naluri-naluri. Kecemasan ini ada tiga bentuk. Pertama, bentuk
kecemasan dari seorang yang merasa gelisah, yang selalu mengira bahwa
sesuatu yang hebat akan terjadi. Kedua, bentuk kecemasan yang berupa
ketakutan yang tegang dan irasional yang disebut phobia, yaitu ketakutan
yang melebihi proporsi bahaya yang sebenarnya dari objek yang ditakutkan.
Misalnya, phobia berada di tempat-tempat tinggi. Ketiga, bentuk kecemasan

berupa reaksi gugup atau setengah gugup. Reaksi ini muncul tiba-tiba tanpa
ada provokasi yang tegas, yang berupa rasa kalap dan tegang. Seseorang
dalam kecemasan ini akan melakukan yang tidak biasa dilakukkannya.
Misalnya, berkata kasar (Hall: 1995: 61-64).
3. Kecemasan Moril
Kecemasan moril ditimbulkan oleh suatu pengamatan mengenai
bahaya dari hati nurani. Orang akan merasa takut dihukum oleh hati

7
Universitas Sumatera Utara

nuraninya karena berniat atau berfikir sesuatu yang bertentangan. Misalnya,
orang yang tidak dapat lepas dari rasa bersalah (Hall, 1995: 66).
2.2.3 Struktur Kepribadian
Untuk melihat struktur kepribadian yang diakibatkan pergolakan jiwa tokoh
utamasebagai seorang mualaf yang terdapat

dalam novel Sujudku yang

Tersembunyi karya Garina Adeliadigunakan teori struktur kepribadian Sigmund

Freud.
Struktur kepribadian adalah susunan kepribadian yang terdiri dari id, ego,
dan super ego. Seseorang memilki jiwa yang sehat ketika ketiga sistem ini
merupakan satu susunan yang bersatu dan harmonis, yang bekerja sama secara
teratur, menghasilkan seorang individu bergerak secara efesien dan memuaskan
dalam lingkungannya. Sebaliknya, jika ketiga sistem ini tidak bekerja sama secara
teratur atau bertentangan satu sama lain akan mengakibatkan orang tersebut tidak
dapat menyesuaikan diri serta tidak puas dengan dirinya sendiri dan dunia (Hall,
1995: 29).
Dalam buku Psikologi Kepribadian, Alwisol mengatakan bahwaFreud
mengenalkan tiga struktur kepribadian, yang melengkapi gambaran mental
terutama dalam fungsi atau tujuannya (Alwisol, 2009: 13).
Ketiga struktur kepribadian itu adalah
1. Id
Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir.Id
beroperasi bedasarkan prinsip kenikmatan (pleasure principle), yaitu
berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Prinsip

8
Universitas Sumatera Utara


kenikmatan diproses dengan dua cara, yaitu tindak refleks (reflex actions)
dan proses primer (primary process). Tindak refleks adalah reaksi spontan
yang dibawa sejak lahir, dipakai untuk menangani pemuasan rangsang
sederhana dan biasanya segera dapat dilakukan, seperti mengejapkan mata
bila terkena debu. Pross primer adalah reaksi membayangkan atau
mengkhayalsesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan,
seperti orang lapar yang membayangkan makanan. Proses membayangkan
yang dapat menghilangkan tegangan ini disebut pemenuhan hasrat (wish
fulfillment). Dalam proses mengkhayal ini, id tidak mampu memperoleh
khayalan itu secara nyata, sehingga dibutuhkan peranan ego (Alwisol, 2009:
14-15).
2. Ego
Ego berkembang dari id yang tidak mampu memperoleh khayalan
dalam proses primer. Ego beroperasi dengan mengikuti prinsip realita
(reality principle), yaitu usaha memperoleh kepuasan dengan mencegah
terjadinyan tegangan baru atau menunda kenikmatan sampai ditemukan
objek yang nyata yang dapat memuaskan kebutuhan. Prinsip realita ini
dikerjakan melalui proses sekunder (secondary process), yaitu befikir
realistik menyusun rencana dan menguji apakah rencana itu menghasilkan

objek yang dimaksud (Alwisol, 2009: 15-16).
3. Superego
Superego adalah kekuatan moral dari kepribadian, yang beroperasi
memakai prinsip idealistik (idealistic principle), prinsip ini mempunyai dua

9
Universitas Sumatera Utara

subprinsip, yaitu conscienci (menghukum tingkah laku yang salah) danego
ideal (menghadiahi tingkahlaku yang benar), yang memilki tujuan untuk
membedakan antara yang benar dan salah(Alwisol, 2009: 16).

2.3 Tinjauan Pustaka
Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada yang mengkaji novel Sujudku
yang Tersembunyi karya Garina Adelia mengingat novel tersebut baru diterbitkan
pada tahun 2013.Ada beberapa tinjauan pustaka yang berkaitan tentang topik
dalam penelitian ini, antara lain:
Saraswatidalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Indonesia serta
Pengajarannya ARTIKULASI‘’Pergolakan Jiwa Tokoh Hiroko dan Srintil dalam
Kehidupan sebagai Wanita Penghibur (Sebuah Studi Analisis Psikologis Novel

Namaku Hiroko Karya NH. Dini dan Trilogi Ronggeng Dukun Paruk Karya
Ahmad Tohari)’’ menyebutkan bahwa tokoh Hiroko dan Srintil dalam
kehidupannya sebagai wanita penghibur memilki motif yang berbeda. Hiroko
menjadi wanita penghibur semata-mata untuk berkehidupan mewah, sedangkan
srintil menjadi wanita penghibur karena tuntutan masyarakat. Dilihat dari segi
kepribadian, Hiroko termasuk orang dengan kepribadian sanguinis, yaitu
kepribadian yang dalam menjalani kehidupan hanya berlandaskan masa sekarang
tanpa memikirkan masa lalu dan masa depan. Srintil termasuk ke dalam
kepribadian perasa, dia sering mengolah sendiri perasaannya sehingga ketika dia
merasa kecewa dengan perlakuan pria yang diharapkan dapat membantunya
kehilangan akal dan masuk ke Rumah Sakit Jiwa. Untuk masalah struktur batin

10
Universitas Sumatera Utara

tokoh Hiroko dan Srintil, mereka termasuk dalam struktur batin terpisah karena
tidak mendapatkan masalah etis dari pendidikan sehingga tidak terlalu beban
dalam menjalani kehidupannya (UMM, 2013).
Yohanna dalam skripsinya ‘’Gangguan Jiwa Schizophrenia Hebeprenik
Tokoh Utama Protagonis Novel Nora Karya Putu Wijaya: Analisis Psikologi

Sastra’’ menyebutkan bahwa kejiwaan tokoh utama protagonis dalam novel Nora
dianalisis dengan menggunakan teori psikologi sastra yang dikemukakan oleh
Wellek dan Austin dan teori Psikoanalisis Sigmund Freud yang diuraikan oleh
Calvin. Dari hasil analisis diperoleh bahwa gangguan kejiwaan Schizophrenia
Hebeprenik yang dialami tokoh utama protagonis Nora merupakan bentuk
emosionalitas dungu yang berupa kebebalan dan kekanak-kanakan. Kebebalan
merupakan sebab dan kekanak-kanakan merupakan akibat ganguan kejiwaan yang
dimiliki oleh tokoh Nora (USU, 2010).
Hutabarat dalam skripsinya ‘’Kepribadian dan Trauma Tokoh dalam Novel
Simfoni Bulan Karya Feby Indriani: Analisis Psikosastra’’ menyebutkan bahwa
kepribadian tokoh-tokoh dalam novel Simfoni Bulan dianalisis dengan
menggunakan psikologi sastra yang dikemukakan oleh Sigmund Frued, dari
hasilanalisis diperoleh bahwa terdapat berbagai macam kepribadian para tokoh
dan dampak trauma tokoh anak (USU, 2011).

11
Universitas Sumatera Utara