T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Penggunaan Internet di Sekolah sebagai Sumber Belajar Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 Full text

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN INTERNET DI SEKOLAH SEBAGAI
SUMBER BELAJAR SISWA SMA THERESIANA SALATIGA

Artikel Ilmiah
Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun Oleh :
Roberth Marthen Nugraha Indey
702011146

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Agustus 2017

1

2


3

4

5

1. PENDAHULUAN

Menyadari potensi dan upaya internet sebagai wadah komunikasi dan
interaksi elektronik yang menarik maka Kementerian Pendidikan telah
mengambil langkah untuk memperkenalkan internet kepada para pelajar dan
pendidik [1]. Dengan kerjasama serta bantuan para pakar dari MIMOS,
Kementerian Pendidikan telah melancarkan proyek Jaringan Pendidikan, (RPH
Papan Induk, 2002). Seiring dengan meningkatnya peranan informasi dalam
berbagai aktivitas kehidupan maupun teknologi, akses terhadap sumber dan
jaringan informasi menjadi semakin penting bagi siapapun. Internet adalah
jaringan informasi yang berkembang sangat pesat dan dapat dikatakan sebagai
jaringan informasi terbesar di dunia pada saat ini. Kini internet digunakan oleh
jutaan manusia dengan berbagai tujuan termasuk untuk tujuan pendidikan. Salah
satu pemanfaatan internet di dunia pendidikan adalah penggunaan internet

sebagai sumber belajar. Internet dalam dunia pendidikan dimanfaatkan dalam
banyak hal, terdapat jutaan informasi yang dapat berperan sebagai sumber
belajar mulai dari manajemen sampai pada proses pembelajaran siswa.
Ditambah lagi di internet banyak sekali menyediakan sumber belajar yang
menarik, seperti contohnya video pembelajaran. Harapannya dengan adanya
sumber belajar yang menarik, dapat memacu motivasi siswa untuk belajar
Karena fungsi yang begitu bermanfaat dan peranan yang penting dalam dunia
pendidikan, maka tak heran banyak sekolah kini memfasilitasi para siswa
dengan koneksi internet gratis. Salah satu contohnya adalah SMA Theresiana
Salatiga yang menyediakan perangkat wifi di sekolah, harapannya agar seluruh
siswa dapat memanfaatkan internet gratis ini. Sehingga diharapkan siswa dapat
memanfaatkan internet di sekolah sebagai media pembelajaran ataupun mencari
sumber belajar. Namun harapan tak sejalan dengan kenyataan. Tidak banyak
siswa yang memanfaatkan fasilitas internet gratis ini Ditambah lagi, sering
dijumpai siswa yang menggunakan internet untuk hiburan seperti jejaring sosial,
bukan digunakan sebagai sarana belajar. Fenomena inilah yang menarik peneliti
untuk meneliti tentang efektivitas penggunaan internet di sekolah sebagai
sumber belajar siswa SMA Theresiana Salatiga.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Efektivitas

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata
efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat [2].
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan sebagai kegiatan yang bisa
memberikan hasil yang memuaskan terhadap tujuan yang telah dinyatakan [3].
Menurut Serian Wijatno (2009 : 279) efektivitas merupakan indikator
keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Efektivitas tidak
berkaitan dengan biaya, hanya berfokus pada tingkat tercapainya tujuan yang
sudah dibuat [4]. efektivitas diartikan sebagai bagaimana suatu organisasi
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan
operasional Mulyasa (2004). Artinya efektivitas merupakan tingkat kinerja dari
proses untuk mencapai tujuannya. Berdasarkan pengertian diatas, dapat
6

disimpulkan bahwa efektivitas adalah derajat kesesuaian antara hasil yang
dicapai dengan tujuan yang dinyatakan dalam persen.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai Wina Sanjaya (2011 : 174). Wina Sanjaya mengungkapkan
bahwa sumber belajar tidak hanya terbatas pada buku saja, melainkan harus

mengikuti perkembangan teknologi informasi guna memanfaatkan sumber –
sumber lain selain buku. Internet sebagai salah satu teknologi informasi
merupakan tuntutan bagi guru dan murid untuk menggunakannya sebagai
sumber belajar. Siswa dan guru dituntut untuk dapat memilih secara cermat agar
muatan dari sumber belajar sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Menurut
Abdul Majid (2011 : 170) sumber belajar adalah informasi yang disimpan dan
disajikan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam
belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Lebih luas lagi Abdul Majid
mengungkapkan bahwa sumber belajar juga dapat diartikan sebagai tempat atau
lingkungan sekitar, benda dan manusia yang mengandung informasi yang dapat
digunakan peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
Artinya, internet sebagai media tempat informasi disimpan dapat dikatergorikan
sebagai sumber belajar. Internet dikatakan merupakan sumber belajar bila
memiliki muatan yang dapat membantu siswa dalam belajar. Dari kedua
pendapat tersebut, internet sebagai sumber belajar harus memiliki muatan yang
sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Internet dapat dikatakan sebagai sumber
belajar apabila memiliki muatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Menurut Siahaan (2002) dalam Herman (2007)_setidaknya ada 3 fungsi internet
sebagai sumber belajar, yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan (opsional),
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi). Suplernen (Tambahan),

dikatakan berfungsi sebagai suplemen (tambahan), apabila peserta didik
mempunyai kebebasan memilih apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atan tidak. Dalam hal ini. tidak ada kewajibanJ bagi
peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun
sifatnya pilihan (opsional), peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan
memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan. Komplemen (Pelengkap),
dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelalaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan atau
remedial bagi peserta didik di dalarn mengikuti kegiatan pembelajaran
konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai pengayaan
apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai materi
pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka diberikan kesempatan untuk
mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam
kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara
tatap muka di kelas (slowlearners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan

materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk
7

mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi
pelajaran yang disajikan guru di kelas. Substitusi (Pengganti), Beberapa
perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternative model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para siswanya. Tujuannya agar para
siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan belajarnnya sesuai dengan
waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa. Ada 3 alternatif model kegiatan
pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap
muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui
internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet. Alternatif model
pembelajaran mana pun yang akan dipilih siswa tidak menjadi masalah dalam
penilaian. Karena ketiga model penyajian materi pelajaran mendapatkan
pengakuan atau penilaian yang sama.
Internet
Menurut Wikipedia (2013) adalah kependekan dari interconnectednetworking ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling
terhubung menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) untuk
melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Menurut Mawan A. Nugroho
(2002 : 1) internet adalah kumpulan yang luas dan jaringan komputer besar dan

kecil, yang saling bersambungan menggunakan Jaringan komunikasi yang ada di
seluruh dunia (telepon, gelombang radio, TV kabel). Internet dapat diakses oleh
setiap orang yang memiliki komputer pribadi, saluran telepon, dan sebuah
modem. Internet juga dapat diakses oleh para siswa sekolah I mahasiswa yang
jaringan komputer di sekolah I di kampusnya sudah terhubung ke Internet.
Menurut Williams (1999) dalam Munir (2008 : 195) internet adalah kumpulan
besar komputer – komputer yang terhubung dalam suatu jaringan, sehingga para
penggunanya dapat membagikan sumber pengetahuan yang banyak. Dari ketiga
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa internet adalah kumpulan komputer
yang saling terhubung dalam suatu jaringan global sehingga para penggunanya
dapat membagikan sumber pengetahuan yang banyak.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif survey dan
quisioner). Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang mengumpulkan
informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari sekelompok responden
yang representatif yang dianggap sebagai populasi. Penelitian deskriptif
bertujuan untuk menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi yang
dipelajari. Teknik pengmabilan data menggunakan sampling jenuh atau teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
analisis data menggunakan teknik statistik deskriptif. Tempat penelitian yang

digunakan yaitu di SMA Theresiana Salatiga. Jangka waktu penelitian sampai
pengambilan data pada bulan April- Mey 2017. Populasi dalam penelitian ini
adalah jumlah seluruh siswa yaitu sebanyak 44 siswa karena SMA Theresiana
Salatiga mengalami kekurangan siswa, yang diperkirakan oleh pihak sekolah
dikarenakan kurangnya informasi dari sekolah untuk memperkenalkan
sekolahnya kepada masyarakat umum.
8

Tabel 1 Kisi-kisi Angket
Fungsi

Indikator

Nomor butir Item

Pemanfaatan
Internet sebagai
suplemen (tambahan)

a. Kebebasan memilih internet

sebagai
sumber belajar
b. Internet sebagai penyedia
sumber
belajar
c. Intensitas penggunaan
internet dalam
pembelajaran hanya sedikit
a. Internet untuk kegiatan
pengayaan
b. Internet untuk kegiatan
remedial
c. Intensitas penggunaan
internet dalam
pembelajaran sama dengan
pembelajaran konvensional
a. Internet sebagai sumber
belajar digital
dan sudah terprogram
b. Intensitas penggunaan

internet dalam
pembelajaran lebih banyak
c. Interaksi peserta didik
dengan guru
dapat digantikan dengan
internet

1,9

Pemanfaatan
internet
sebagai
komplemen
(pelengkap)

Pemanfaatan
internet
sebagai
substitusi
(pengganti)


2,6,7
3,4,5,8

10,11,13
12
14,15,16

17,19
20,21
18,22

4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian ini di tujukan untuk mengukur efektivitas internet sebagai
sumber belajar pada SMA Theresiana Salatiga. Tujuan tersebut dijabarkan
untuk melihat keefektivitas internet sebagai sumber belajar pada siswa di
sekolah. Data keefektivitas internet sebagai sumber belajar dapat dilihat dengan
jumlah skor yang berbeda-beda. Data tesebut dapat dilihat padata tabel distribusi
frekwensi berikut :

9

Tabel 2. Distribusi frekuensi keefektifan internet sebagai sumber belajar
No.

K.interval

freq.

freq%

freq.kom

1

41-46

7

15,90909

7

2

47-52

10

22,72727

17

3

53-58

13

29,54545

30

4

59-64

11

25

41

5

65-70

2

4,545455

43

6

71-76

1

2,272727

44

jumlah total

44

100

Dari hasil perhitungan statistik di peroleh data penelitian, dengan skor terendah
adalah 41 dan tertinggi andalah 71. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
Micrisoft excel 2007 di peroleh nilai rerata(mean) sebesar 55, median(me) 54
dan modus(mode) 55,5.Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 2 dapat
diketahui bahwa frekuensi tertinggi terdapat pada interval 3 dengan rentang skor
53-58, yaitu sebanyak 13 siswa. Berdasarkan Tabel 2 dan hasil perhitungan
kemudian dicari kategori keefektifan internet sebagai sumber belajar. Jumlah
item yang ada 22 butir, skor maksimum= 4, dan jumlah responden 44 orang.
Besarnya skor ideal= 22 x 4 x 44 = 3872. Besarnya skor penelitian adalah 2619,
besarnya persentase skor keefektifan internet sebagai sumber belajar = (2619 /
3872) x 100%= 68%. Jadi tingkat keefektifan internet sebagai sumber belajar di
SMA Theresiana sebesar 68% dari keefektifan yang diharapkan. Kemudian
berdasarkan hasil analisis tingkat pencapaiannya, keefektifan internet sebagai
sumber belajar termasuk kategori efektif dengan persentase sebesar 68%. Hasil
tersebut dapat dikategorikan baik karena berada pada interval 61 % - 80%. kisi kisi instrumen penelitian variabel keefektifan internet sebagai sumber belajar
terdiri dari tiga indikator, yaitu : suplemen, komplemen dan substitusi dengan
tujuan.
Suplemena
Jumlah item pernyataan= 9 butir, skor maksimum= 4, dan jumlah responden 44
orang. Besarnya skor ideal 9 x 4 x 44= 1584. Besarnya skor indikator suplemen
10

sebesar 1205. Besarnya persentase skor indikator tersebut pada variabel
keefektifan internet sebagai sumber belajar adalah 1205/1584 x 100%= 76%.
Komplemen
Jumlah item pernyataan= 7 butir, skor maksimum= 4, dan jumlah responden 44
orang. Besarnya skor ideal 7 x 4 x 44= 1232. Besarnya skor indikator
komplemen sebesar 838. Besarnya persentase skor indikator tersebut pada
variabel keefektifan internet sebagai sumber belajar adalah 838/1232 x 100%=
68%.
Substitusi
Jumlah item pernyataan= 6 butir, skor maksimum= 4, dan jumlah responden 44
orang. Besarnya skor ideal 6 x 4 x 44= 1056. Besarnya skor indikator substitusi
sebesar 576. Besarnya persentase skor indikator tersebut pada variabel
keefektifan internet sebagai sumber belajar adalah 576/1056 x 100%= 54%.
Dengan kategori Cukup. Artinya para siswa SMA Theresiana Salatiga
menyatakan bahwa indikator Substitusi(pengganti) bisa dikatakan efektif
Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan
internet sebagai media belajar di SMA Theresiana. indikator yang diteliti adalah
keefektifan internet sebagai sumber belajar di sekolah. berdasarkan hasil analisis
tingkat pencapaiannya, data keefektifan internet sebagai sumber belajar
termasuk kategori efektif dengan persentase sebesar 68%. Sebagaimana
dijelaskan pada kajian teori, bahwa keefektifan merupakan rasio perbandingan
antara hasil riil yang dapat dicapai dengan hasil yang diharapkan dapat dicapai.
Keefektifan internet sebagai sumber belajar merupakan ketercapaiannya
penggunaan internet sebagai sumber belajar. Angka persentase tersebut
menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian penggunaan internet sebesar 68% dari
yang direncanakan. Menurut kriteria telah dijelaskan bahwa angka 68%
termasuk dalam kategori rentangan persentase antara 61% - 80%, yang
menunjukkan kategori efektif. Jadi dapat dikatakan bahwa keefektifan internet
sebagai sumber belajar di SMA Theresiana Salatiga termasuk kategori efektif,
dengan tingkat keefektifan sebesar 68%. Keefektifan internet sebagai sumber
belajar terdiri atas tiga indikator, yaitu :
Indikator suplemen sebagai tambahan di mana untuk melengkapi pembelajaran
konvesionel dimana internet menjasi suatu media tambahan sebagai sumber
belajar maka dengan menggunaka pendekatan skala Likert didapatkan skor 76%
dengan katategori baik. Artinya punggunaan internet sebagai sumber belajar
SMA Theresiana Salatiga dikatakan efektif. Karena telah memenuhi indikator
Suplemen
Indikator komplemen merupakan penyempurnaan materi yang bersifat
pelengkap sebagai
pengayaan atau pengingat pelajaran yang sudah
disampaiakn. dengan pengukuran menggunaka pendekatan skala Likert
didapatkan skor 68% dengan katategori baik. Artinya punggunaan internet
sebagai sumber belajar SMA Theresiana Salatiga dikatakan efektif. Karena
telah memenuhi indikator komplemen
11

Indikator subdtitusi atau dapat dikatakan sebagai pengganti dengan tujuannya
agar para siswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan belajarnnya sesuai
dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa. Dan dengan menggunaka
pendekatan skala Likert didapatkan skor 54% dengan katategori cukup. Artinya
punggunaan internet sebagai sumber belajar SMA Theresiana Salatiga
dikatakan efektif. Karena telah memenuhi indikator subtitusi
5. DISKUSI
Keefektifan internet sebagai sumber belajar merupakan ketercapaiannya
penggunaan internet sebagai sumber belajar. Angka persentase tersebut
menunjukkan bahwa tingkat ketercapaian penggunaan internet sebesar 68% dari
yang direncanakan. Menurut kriteria telah dijelaskan bahwa angka 68%
termasuk dalam kategori rentangan persentase antara 62% - 80%, yang
menunjukkan kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa keefektifan internet
sebagai sumber belajar di SMA Theresiana Salatiga termasuk kategori baik,
dengan tingkat keefektifan sebesar 68%. Keefektifan internet sebagai sumber
belajar terdiri atas tiga aspek karakteristik, yaitu: Aspek suplemen, dengan
tingkat keefektifan sebesar 76% termasuk kategori baik. Aspek komplemen
dengan tingkat keefektifan sebesar 68% termasuk kategori baik. Aspek
substitusi dengan tingkat keefektifan sebesar 54% termasuk kategori cukup. Dari
ktiga aspek tersebut maka yang paling efektif adalah aspek suplemen dengan
tingkat efektif sebesar 76%, disusul dengan aspek sesuai dengan komplemen
dengan tingkat efektif sebesar 68%, aspek substitusi dengan tingkat efektif
sebesar 54%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek suplemen yang
paling efektif dirasakan para siswa di SMA Theresiana Salatiga. Hasil penelitian
menunjukan Efektifitas penggunaan internet sebagai sumber belajar siswa SMA
Theresiana salatiga berdasarkan indikator dan perhitungan (68%, Katagori
Baik) yang berarti pengunaan internet pada SMA Theresiana salatiga tergolong
efektif
6. DAFTAR PUSTAKA
[1].
AA Gde Ekayana (2010). Skripsi. Efektivitas Penggunaan Internet
sebagai Salah Satu Sumber Belajar Siswa dan Guru di Jurusan Teknik
Elektronika SMK
[2].
Negeri 2 Depok Sleman. Yogyakarta
[3].
Ardyanto Tara. (2012). Manfaat Sumber belajar. Diakses dari
http://biasadiangkringan.blogspot.com/Manfaat_Sumber_belajar__Ardyanto_Tara pada 31 Januari 2013
[4].
Ikit Netra Wirakhi. (2010). Skripsi. Efektivitas Penggunaan Internet
terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Semester Gasal D IV Kebidanan Fakultas
Kedokteran UNS. Surakarta
[5].
Nurwidayanto Restiadi. (2014). Skripsi. Efektivitas Penggunaan Internet
di Sekolah Sebagai Sumber Belajar Siswa di SMK N 2 Pengasih. Yogyakarta
[6].

Sujadi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka cipta

12

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Kuliah di PTN Kini Lebih Mahal

0 87 1