Komunikasi Antarpribadi Suami Istri (Studi Kasus Kualitatif Pasangan Suami Istri Yang Menikah Tanpa Pacaran di Kota Medan)

Lampiran 1 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri JS dan HS
Tanya

: Selamat siang bu, boleh diperkenalkan nama ibu siapa, umur nya berapa
dan alamatnya dimana?

Tanya

: Suku ibu apa?

Jawab

: Saya suku Batak

Tanya

: Agama ibu apa?

Jawab

: Saya Kristen Protestan


Tanya

: Pendidikan terkahir ibu apa ya?

Jawab

: Akademik Perawat di Medan

Tanya

: Terus sekarang pekerjaan ibu apa ya?

Jawab

: PNS di Puskesmas Sei Agul

Tanya

: Jadi, waktu menikah berapa usia ibu?


Jawab

: Jalan 25 tahun

Tanya

: Terus alasan ibu menikah di usia segitu apa ya?

Jawab

: Karena memang sudah pantas menikah di usia segitu

Tanya

: Masih ingat gak tanggal pernikahan ibu?

Jawab

: 23 Mei 2003


Tanya

: Lalu bagaimana proses awal perkenalan bapak/ibu?

Jawab

: Ya perkenalannya dari family lah satu gereja sama suami saya dan kami pun
diperkenalkan. Jadi kakak nya suami saya satu gereja dengan adiknya mamak
saya, ya jadi kami di perkenalkan lah dan ketemu disitu lah, ngomong ngomong
gitu untuk menjodohkan kami.

Tanya

: Jadi yang berperan disitu keluarga ibu dan suami ibu lah ya?

Jawab

: Iya dari keluarga kami, ya keluarga dari mamak saya dan suami saya, gitu


Tanya

: Berapa lama proses perkenalan sampai pada akhirnya menikah?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Ya pertemuan awalnya cuman 3 hari pada bulan Januari saya pergi liburan ke
Batam sekalian bertemu dengan suami saya, lalu setelah itu kami martupol dan
menikah bulan Mei, jadi kira-kira prosesnya itu kurang lebih 4 bulan lah sampai
ke menikah

Tanya

: oh menikahnya gak di Medan bu?

Jawab

: Tidak, suami saya yang kebetulan kerja disana, kalo kami menikah ya di Medan


Tanya

: Berarti dari bulan Januari kenalan sampai ke bulan 5 belum pernah ketemu
sebelumnya?

Jawab

: Ya pernah, itu tadi lah saya pas liburan ke Batam 3 hari ketemu dia disana, lalu
saya balik ke Medan komunikasinya cuman melalui hp aja.

Tanya

: Berarti selama dari bulan Januari sampai ke bulan Mei ibu menikah dengan
bapak tidak ada pacaran lah ya?

Jawab

: Kami tidak ada pacaran sama sekali, ya berjalan begitu saja, namun kami
berkeyakinan ya pasti memang ini jodohnya.


Tanya

: Bagaimana pandangan pertama bapak/ibu dan penilaian saat pertama kali
bertemu?

Jawab

: Ya biasa-biasa aja sih, gak ada yang terlalu membuat saya gimana lah, tapi yakin
aja dalam hati

Tanya

: Apa sih yang membuat bapak/ibu yakin kalau ini lah memang jodoh saya,
padahal kan tidak berpacaran sebelumnya?

Jawab

: Ada juga dorongan dari orang tua masing-masing, karena kan orang tua itu
melihat kakak sudah oke dan mau, lalu orang tua suami saya yang bilang ke

suami saya ya lanjut saya perjodohannya.

Tanya

: Jadi yang paling membuat ibu yakin bapak jodoh ibu, karena orang tua? Atau
ada alasan lain bu?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Yang paling utama ya orang tua, karena ga mungkin orang tua memberi yang
buruk kepada anaknya. Ya saya pun yakin kan saja memang itu jodoh saya dan
berdoa berserah kepada Tuhan

Tanya

: jadi keluarga dari pihak ibu dan bapak sebelumnya memang sudah kenal dekat?

Jawab


: Sebenarnya belum, cuman karena tante saya adiknya mamak yang mengenalkan,
ya jadi kenal lah, dan cocok juga mereka rasa, makanya saya pun ikut juga yakin
karena orang tau kami.

Tanya

: Saat ini sudah berapa lama usia pernikahan bapak/ibu?

Jawab

: Sudah 10 tahun

Tanya

: Lalu bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pernikahan yang sudah sekian
tahun dibina?

Jawab


: Suami saya sangat bertanggung jawab sekali dengan keluarga, baik dan
perhatian dengan keluarga.

Tanya

: Waktu sebelum menikah kan pastilah kita punya harapan-harapan pengennya
punya suami/istri yang seperti ini dan itu. Ketika sudah menikah gimana perasaan
bapak/ibu? Apakah sesuai dengan harapannya?

Jawab

: Ya walaupun ada yang ga sesuai harapan pengen ini itu, tapi sejauh ini ya saya
nyaman dengan suami saya, sesuai dengan harapan lah.

Tanya

: Lalu bagaimana komunikasi bapak/ibu dalam rumah tangga, apakah cukup
bagus lancar atau biasa saja?

Jawab


: komunikasi kami lancar, ya suami saya kalau sudah pulang kerja malam hari
menceritakan dia bagaimana di kantor, dan saya pun begitu bercerita juga ke dia,
lalu bercerita tentang anak-anak gimana disekolah dan yang lainnya lah

Tanya

: Oh ya, bagaimana perasaan bapak/ibu ketika saat berbicara, misalnya pada saat
bertukar pikiran dengan suami/istri?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Nyambung lah, ya kami kalau ada masalah atau apa gitu dibicarakan lah,
mencari solusinya apa jalan keluarnya gimana.

Tanya

: Terus respon bapak/ibu ketika berbicara gimana?


Jawab

: Ya responnya baik, bagus gitu lah. Ya sama-sama nyambung lah dek. Karena
memang ya pembicaraan kami nyambung dan selalu ada solusi jalan keluar setiap
apa yang dibicarakan.

Tanya

: Lalu masalah keterbukaan antara bapa/ibu gimana? Apakah semua bapak/ibu
ceritakan satu sama lain?

Jawab

: Saling terbuka semua kami, apalagi kalo masalah dalam keluarga tidak ada yang
disembunyikan, apalagi misalnya dalam hal keuangan juga kami selalu terbuka,
tidak ada yang ditutup-tutupi.

Tanya

: Bagaimana tingkat kepercayaan bapak/ibu terhadap satu sama lain?

Jawab

: Ya saling percaya la dek, klo gak percaya satu sama lain gak bisa bertahan
rumah tangga kami, pasti selalu cek cok. Intinya kan disitu

Tanya

: Kalau misalnya memiliki waktu luang, biasanya bapak/ibu melakukan hal
apa?kegiatannya apa?

Jawab

: Ya kadang kami kumpul dirumah aja sama suami dan anak-anak, kadang jalanjalan juga lah.

Tanya

: Lalu yang biasa sering dalam hal mengambil keputusan itu siapa ya, bapak/ibu?

Jawab

: Biasanya selalu suami saya yang ambil keputusan

Tanya

: Kan dalam pernikahan kan wajar sering ada masalah-masalah. Terus bagaimana
bapak/ibu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada?

Jawab

: Ya kami saling membicarakan nya gak didiamkan. Biasanya kalo memang lagi
sama-sama marah, biasanya kami tidak bicara dulu, karena kalo semakin kami

Universitas Sumatera Utara

bicara pada saat emosi bisa tambah masalah lagi. Tunggu sudah reda emosinya
sudah tenang baru kami sama-sama bicara dan menyelesikan masalah.
Tanya

: Terus bagaimana menurut bapak/ibu pengaruh adanya suatu masalah itu dalam
rumah tangga?

Jawab

: ya paling kalo ada masalah dalam rumah tangga bisa buat kami kayak lebih
dewasa aja menghadapinya

Tanya

: Sekarang kita beralih ke masalah financial ya pak/bu. Bagaimana penilaian
bapak/ibu terhadap ekonomi keluarga bapak/ibu saat ini?

Jawab

: Ya keadaan ekonomi kami cukup untuk kami semua tidak kurang dan tidak lebih
juga. Bisa menyekolahkan anak-anak

Tanya

: Yang mengelola keuangan biasanya siapa ?

Jawab

: Suami saya selalu menyerahkan masalah keuangan itu kepada saya

Tanya

: Bapak/ibu percaya istri yang mengelola keuangan keluarga?

Jawab

: Ya sangat percaya sekali

Tanya

: Jadi sekarang kan udah menikah yak kan pak/bu, pasti sudah punya keluarga
baru dan keluarga semakin bertambah dari kedua belah pihak. Terus bagaimana
hubungan bapak/ibu dengan keluarga dari pihak bapak/ibu ?

Jawab

: Kami kan setiap minggu pergi berkunjung ke rumah mertua saya di Marindal,
karena kami saat ini tinggal dirumah mamak saya. Ya jadi harus imbang lah
dalam berkeluarga tidak ada yang lebih dominan kemana

Tanya

: Bagaimana perasaan bapak/ibu dalam menjalin hubungan silaturahmi dengan
kedua belah pihak keluarga?

Jawab

: Perasaan senang lah karena semua memang kami damai jadi kalau ketemu
bahagia

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Lalu setelah menikah bagaimana hubungan bapak/ibu dengan kerabat. Temanteman lama apakah baik hubungannya?

Jawab

: Kalau dengan teman-teman lama sudah tidak bertemu lagi, ya palingan temanteman dilingkungan kantor, dan lingkungan rumah, dan teman-teman di
perkumpulan marga, tu aja sih

Tanya

: Beralih ke masalah seksualitas, bagaiaman perasaan bapak/ibu dalam hal
seksualitas bapak/ibu?

Jawab

: perasaan bahagia dan berjalan dengan baik tidak ada masalah

Tanya

: Bagaimana kesetiaan antara bapak dengan ibu?

Jawab

: Saling setia lah dek, itu tadi gunanya keterbukaan dan kepercayaan satu sama
lain.

Tanya

: Terus bagaiaman hubungan bapak/ibu sebelum memiliki anak dan setelah
memiliki anak?apakah ada perbedaan nya?

Jawab

: ya hubungannya tetap baik, mungkin kalau sebelum punya anak perhatiannya
lebih ke istri kalau sudah punya anak kan sudah terbagi-bagi perhatiannya. Ya
tapi tetap sayang semua lah

Tanya

: anak ibu sekarang berapa bu?

Jawab

: anak saya sudah 3 masih sekolah SD paling besar paling kecil umur 5 tahun

Tanya

: Setelah menikah berapa lama ibu baru punya anak?

Jawab

: Sebulan kemudian

Tanya

: Kemudian, bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap kepribadian pasangan
bapak/ibu?

Jawab

: suami saya baik dan penyayang sama keluarga.

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Bapak/ibu menikah tanpa proses pacaran ya kan dan perkenalannya juga cukup
singkat. Terus bagaimana cara bapak/ibu dalam menyesuaikan diri di awal-awal
pernikahan?

Jawab

: ya gimana la ya dek, kami setelah menikah bulan 5 beberapa hari kemudian
kami langsung ke Batam, ya kami jauh dari orang tua, ya sama-sama merasakan
benar-benar harus dewasa, saling terbuka. Ya disitu lah kami harus benar-benar
mandiri dan memang disitu keterbukaan kami terjalin. Ya tapi pas awal memang
ada rasa canggung juga lah, tapi ya kami tetap berkomunikasi,ngobrol saling
menceritakan satu sama lain.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri VP dan RS
Tanya

: Suku bapak/ibu apa?

Jawab (Ibu) : Kami suku Batak
Tanya

: Pendidikan terkahir bapak/ibu apa ya?

Jawab (Ibu)

: Aku dulu sempat menjalankan sekolah SMEA cuman karena orang tua gak
mampu mau PKL jadi ya putus sekolah aja.

Tanya

: Kalau bapak lulusan apa pak?

Jawab (Bapak): Aku cuman lulusan SD.
Tanya

: Jadi, waktu menikah berapa usia bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

: Aku 19 tahun

Tanya

: Kalau bapak usia berapa menikah?

Jawab (Bapak): Umur 20 tahun
Tanya

: Terus alasan bapak/ibu menikah di usia segitu apa ya?

Jawab (Ibu)

: Ya aku dulu sebenarnya pernah menjalani pekerjaan aku melamar pekerjaan di
PT Sendok Tebing Tinggi lalu gak di panggil-panggil lalu aku melamar pekerjaan
sarung tangan Belawan lalu aku juga gak dipanggil-panggil. Namun aku dulu
memang pernah berpacaran namun putus cinta jadi akhirnya aku dikenalkan dari
mertua ku sekarang, mereka datang ke Tebing Tinggi untuk mencari wanita untuk
dikenalkan ke anaknya, lalu aku dikenalkan lah sama suami ku yang sekarang ini.
Lagian aku berpikir melamar pekerjaan kemana-mana pun aku gak dipanggilpanggil lebih baik lah aku nikah.

Tanya

: Masih ingat gak tanggal pernikahan bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

: Tanggal 17 bulan 7 1997

Tanya

: Lalu bagaimana proses awal perkenalan bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

: Perkenalan antara aku dengan suamiku itu lah ada pesta di tempat mamakku
karena mamakku ada sodara juga dari keluarga suamiku mertua yang kakak
beradik masih satu kampung dengan mamakku dibilangnya ada nya perempuan
yang cocok untuk anakku? Ada boru regar disana baik katanya. Tapi disitu aku
masih baru putus cinta dari pacarku, jadi selama itu aku melamar pekerjaan gak
dapat-dapat yauda mungkin ini lah jodohku. Yauda tapi disitu aku belum ketemu

Universitas Sumatera Utara

dengan suamiku, masih kedua orang tua kami aja yang cakap untuk menjodohkan,
tapi disitu aku belum bisa terima untuk dijodohkan tapi orang tua ku bilang aku
bakalan senang kalau menikah dengan suamiku karena udah ada rumahnya dan
sarung pernikahan dan kalung pernikahan pun akan dibelikan mertuaku dan
sinamotku dulu pun bisa dibilang banyak lah. Akhirnya datang lah mertua ku
dengan suami ku pada saat itu ke Tebing datang lah anaknya untuk menjumpai
aku, namun disitu aku belum bisa terima aku dijodohkan dan aku belum tertarik
dengan dia tapi mungkin itu lah jodoh itu. Jadi pertemuan kami cuman baru sekali
aja lalu menikah.
Tanya

: Siapa yang berperan pada saat berkenalan, suami / istri? Siapa yang lebih
dominan dalam proses perkenalan pada saat itu?

Jawab (Ibu)

: Yang paling dominan dalam perjodohan ini mertua ku sama mamakku juga.

Tanya

: Berapa lama proses perkenalan sampai pada akhirnya menikah?

Jawab (Ibu)

: Gak lama sih, paling itu pun 3 hari. Gak nyampe sebulan langsung ngomong
sinamot dan persiapan pernikahan.

Tanya

: Bagaimana pandangan pertama bapak/ibu dan penilaian saat pertama kali
bertemu?

Jawab (Ibu)

: Pandangan pertama sih gak pala tertarik sama dia, namun karna udah ngomong
mertuaku sama mamakku mungkin udah itu lah jodoh itu. Yauda gitu aja

Tanya

: Kalau abang gimana pertama kali melihat kakak?

Jawab (Bapak) : Ya gitu lah langsung suka aku sama dia
Tanya

: Apa sih yang membuat bapak/ibu yakin kalau ini lah memang jodoh saya,
padahal kan tidak berpacaran sebelumnya?

Jawab (Ibu)

: Ya aku mikir kalau ini lah memang jodohku ya kujalani aja lah, aku jalani aja
sampai kami pesta dan berumah tangga dan udah siap aku jadi istrinya di dalam
rumah tangga.

Tanya

: Kalau abang gimana apa yang buat abang yakin kakak ini jodoh abang?

Universitas Sumatera Utara

Jawab (Bapak): Ya karna orang tua juga yang buat yakin sama dia selain suka sama dia.
Tanya

: Saat ini sudah berapa lama usia pernikahan bapak/ibu?

Jawab

: 14 tahun lah

Tanya

: Lalu bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pernikahan yang sudah sekian
tahun dibina?

Jawab (Ibu)

: Sebenarnya dalam pernikahan kami selalu baik-baik aja. Cuman permasalahan
pernikahan pasti selalu ada. Namun yang membuat pernikahan kami agak gimana
mertua ku yang selalu mencampuri dan kakak kakak iparku.

Tanya

: Sekarang penilaian bapak/ibu terhadap pasangan masing-masing seperti apa?

Jawab (Ibu)

: Dia sih baik dia juga perhatian sama anak-anak dan istrinya.

Tanya

: Kalau penilaian abang gimana dengan kakak?

Jawab (Bapak): Ya sama dia perhatian juga sama aku.
Tanya

: Waktu sebelum menikah kan pastilah kita punya harapan-harapan pengennya
punya suami/istri yang seperti ini dan itu. Ketika sudah menikah gimana perasaan
bapak/ibu? Apakah sesuai dengan harapannya?

Jawab (Ibu)

: Ya gimana lah sesuainya ya, cuman kita jalani aja karena memang udah jodoh
kita. Ya karena memang kami gak berkenalan lama kami langsung menikah.

Tanya

: Kalau abang gimana harapannya dulu?

Jawab (Bapak): Ya sama gitu juga.
Tanya

:

Lalu bagaimana komunikasi bapak/ibu dalam rumah tangga, apakah cukup

bagus lancar atau biasa saja?
Jawab (Ibu)

: Komunikasi kami sih baik gak ada apa-apa, cuman karena masalah mertuaku
dan kakak-kakak iparku yang membuat kami kadang mau ribut.

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Oh ya, bagaimana perasaan bapak/ibu ketika saat berbicara, misalnya pada saat
bertukar pikiran dengan suami/istri?

Jawab (Ibu)

: cuman sih kalau aku bertukar pikiran dengan suamiku ku akuilah memang
kurang nyambung karena kayak mana lah ya suami ku kan cuman tamat dari SD
dia kurang bisa berkomunikasi, cuman itu lah paling pelan-pelan aja paling aku
lah yang memotivasi dia untuk mendorong dia.

Tanya

: Terus respon bapak/ibu ketika berbicara gimana?

Jawab (Ibu)

: Ya itu tadi kalo ngomong sama suamiku memang kurang bisa nyambung karena
dia agak sulit berkomunikasi

Tanya

: Lalu masalah keterbukaan antara bapa/ibu gimana? Apakah semua bapak/ibu
ceritakan satu sama lain?

Jawab (Ibu)

:Selalu terbuka sih cuman ya karna aku pengen kerja cuman suami ku selalu
menghambat jadi ya kututup-tutupi aja lah dia selalu cemburu dengan aku.
Pokoknya dia pengen aku cuman dirumah aja. Cuman memang diantara kami
selalu terbuka kok

Tanya

: Kalo abang selalu terbuka gak dengan abang?

Jawab (Bapak): samalah kami juga terbuka
Tanya

: Bagaimana tingkat kepercayaan bapak/ibu terhadap satu sama lain?

Jawab (Ibu)

: Saling percaya lah cuman suami ku aja yang suka cemburu

Tanya

: Kalau abang percaya sama kakak?

Jawab (Bapak): Kalau aku percaya percaya ajanya sama istriku ini
Tanya

: Kalau misalnya memiliki waktu luang, biasanya bapak/ibu melakukan hal apa?
kegiatannya apa?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Dirumah aja lah terus. Aku jujur aja lah yah udah tujuh anak ku cuman aku rindu
maunya aku dibawa jalan-jalan sama anakku, cuman kayak mana lah keadaan
suamiku gak ada.

Tanya

: Lalu yang biasa sering dalam hal mengambil keputusan itu siapa ya, bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

: Biasanya aku, tapi ya kami bicarakan dulu lah satu sama lain

Tanya

: Kan dalam pernikahan kan wajar sering ada masalah-masalah. Terus bagaimana
bapak/ibu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada?

Jawab (Ibu)

: Ya menyelesaikan itu gimana la ya, ya sabar la, ya penuh dengan kepercayaan
dan kekuatan Tuhan. Cuman aku selalu didorong kalau aku bertengkar dengan
mertua dan kakak-kakak iparku tapi selalu suami membela aku dan diselesaikan
sama-sama.

Tanya

: kalau abang gimana dalam menyelesaikan masalah dengan kakak?

Jawab (Bapak): Dia suka ngambil tindakan sendiri, misalnya langsung mau pigi ke sana dan
udah ku larang pulang kerumah mertuaku.
Tanya

: Terus bagaimana menurut bapak/ibu pengaruh adanya suatu masalah itu dalam
rumah tangga?

Jawab (Ibu)

: ya kadang jadi tau aku gimana sifatnya

Tanya

: Sekarang kita beralih ke masalah financial ya pak/bu. Bagaimana penilaian
bapak/ibu terhadap ekonomi keluarga bapak/ibu saat ini?

Jawab (Ibu)

: Bagaimana la ya, pendapatan dia kan gak pala memungkinkan tetapi aku sabar,
ya ku bagi-bagi lah pendapatan dia segitu.

Tanya

: Yang mengelola keuangan biasanya siapa ?

Jawab (Ibu) : Aku lah
Tanya

: Abang percaya istri yang mengelola keuangan keluarga?

Universitas Sumatera Utara

Jawab (Bapak): ya percaya, karena kuncinya itu perempuan
Tanya

: Jadi sekarang kan udah menikah yak kan pak/bu, pasti sudah punya keluarga
baru dan keluarga semakin bertambah dari kedua belah pihak. Terus bagaimana
hubungan bapak/ibu dengan keluarga dari pihak bapak/ibu ?

Jawab

: Antara keluarga ku dengan suami gak ada masalah cuman mertua ku selalu gak
cocok dengan aku selalu nuduh kalo aku sering ngasih-ngasih uang ke mamakku,
kayak manalah aku mau ngasih sama orang tua ku, aku pun susah. Itu lah selalu
bertengkar, jadi gak terlalu baik hubungannya.

Tanya

: Bagaimana perasaan bapak/ibu dalam menjalin hubungan silaturahmi dengan
kedua belah pihak keluarga?

Jawab (Ibu)

: Ya gimana la ya gak terlalu baik baik kali

Tanya

: Lalu setelah menikah bagaimana hubungan bapak/ibu dengan kerabat. Temanteman lama apakah baik hubungannya?

Jawab (Ibu)

: Antara aku dengan teman-teman baik, cuman gak pala komunikasi lagi. Karena
suamiku cemburu kali jadi kujaga juga rumah tanggaku

Tanya

: Beralih ke masalah seksualitas, bagaiaman perasaan bapak/ibu dalam hal
seksualitas bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

:Ya lumayan bagus lah. Kami selalu berbicara dulu kalo mau sama mau

Tanya

: Bagaimana kesetiaan antara bapak dengan ibu?

Jawab (Ibu)

: Ya gimana la yah, ku berikan juga kesetiaan ku sama dia. Karena sayang juga
aku sama dia karena udah ada anak-anak itu yang buat itu sih. Tapi kalau dia setia
kali sama aku.

Tanya

: Terus, bagaimana perasaan bapak/ibu dengan hadirnya anak dalam pernikahan
bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

: senang juga lah, karena diberikan Tuhan anak

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Terus bagaiaman hubungan bapak/ibu sebelum memiliki anak dan setelah
memiliki anak?apakah ada perbedaan nya?

Jawab

: Kami punya anak 3 bulan setelah menikah. Ya baik-baik aja sih, ya cemana lah
memang dia sudah jodoh kita dan karena udah punya anak ya baik-baik aja lah.

Tanya

: Kemudian, bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap kepribadian pasangan
bapak/ibu?

Jawab (Ibu)

: kepribadian nya dia suka bekerja, tapi kalau harmonis rumah tangga kurang.
Tapi baik sih dia gak pernah mukul istri

Tanya

: emang kurang harmonis gimana kak?

Jawab

: dia kurang bisa ngajak kami untuk jalan-jalan. Karena selalu kerja.

Tanya

: Kakak kan menikah tanpa proses pacaran ya kan dan perkenalannya juga cukup
singkat. Terus bagaimana cara kakak dalam menyesuaikan , diri di awal-awal
pernikahan?

Jawab

: penyesuain kayak mana la yah, kaku sih diawal. Tapi gimana lah langsung gitu
aja lah terbuka sama dia. Kami gak ada ngobrol dan gak terlalu banyak cerita,
jalani aja gitu aja. Karena memang suamiku kurang bisa bergaul dan
berkomunikasi dengan baik. Ya gitu jalani aja.

Tanya

: Jadi tahap-tahap kakak mengenal abang lama la yah?

Jawab

: ya lama lah, setelah menikah pun mengerti dia pun lama karena dia pendiam.
Cakap cakap sama istrnya pun jarang.

Tanya

: Bagaiamana keintiman bapak/ibu saat diawal pernikahan? Apakah langsung
muncul diawal-awal pernikahan?

Jawab

: Ya kalo kedekatan dan kemesraan ya gitu dekat-dekat aja, cuman kurang intim
memang kami. Aku memang yang deluan memulai keintiman. Dan romantis itu
pun gak ada memang.

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Apakah sudah timbul perasaan cinta antara bapak/ibu pada saat itu?

Jawab (Ibu)

: Tapi kayak mana la ya, sebenarnya gak pala cuman karena udah ada anak-anak
ya gitu lah

Tanya

: Kenapa gitu kak?

Jawab (Ibu)

: Ya karena memang dulu pun kami menikah gak pacaran dulu, jadi aku kurang
apa kali, kurang bisa teriman. Cuman karena udah hadirnya anak ya timbul juga
lah cinta

Tanya

: Nah, bagaiamana soal kemesraan diantara bapak/ibu pada saat itu?apakah
langsung muncul?atau ada rasa malu-malu?atau kemesraan itu muncul setelah
beberapa pernikahan berlangsung?

Jawab (Ibu)

: ya gak malu-malu sih, cuman aku mikir kenapa kok dapat jodoh yang kayak gini
aku ya, kok kayak ada bodoh-bodohnya suamiku ini ya gitu. Ya aku aja lah yang
deluan untuk memulai.

Tanya

: Bahagia sih kakak sebenarnya?

Jawab

: Ya bahagia, karena memang dia orang nya baik. Ya walaupun dia gak mesra dan
gak pernah bawa kami jalan-jalan atau dia beri aku sesuatu.

Tanya

: Emangnya kakak gak pernah bilang ke abang kalau kakak pengen dibawa jalanjalan atau pengen dikasih sesuatu?

Jawab

: ya pernah, terbuka juga aku sama dia. Ya cuman kayak gini lah dia diam aja gak
pernah respon apa-apa. Ya memang dia gitu orangnya kurang bisa buat suasana
romantic.

Tanya

: Pernahkah Anda dengan pasangan pada saat memiliki konflik, justru
menemukan informasi tentang hal-hal yang disukai dan tidak disukai
pasangannya, sehingga informasi tersebut bermanfaat untuk menjaga hubungan
perkawinan?

Universitas Sumatera Utara

Jawab (Ibu)

: taunya ya kayak gini, dia gak bisa lihat aku pegang hp. Langsung cemburu kali
dia.

Tanya

: Emang kakak hubungin siapa kok abang bisa cemburu gitu?

Jawab

: Gak ada hubungin siapa-siapa cuman dia cemburu kali memang

Tanya

: Kenapa abang bisa cemburu sama kakak? Apa pernah dulu ada kejadian masa
lalu kak?

Jawab

: dulu sih memang pernah, tapi karena ini memang karena faktor suami ku gak
pernah bisa buat romantis dan harmonis, jadi aku pernah kenalan sama laki-laki
lain. Dia yang hubungin aku, dia bisa buat aku bahagia dan senang beda dengan
suamiku, ya kami kayak pacaran lah.

Tanya

: Itu kakak gitu pas udah punya anak keberapa kak?

Jawab

: Anak ke enam

Tanya

: Berapa lama lah kakak menjalin hubungan dengan laki-laki itu kak?

Jawab

: Cuman sebulan aja sih. Trus ketauan sama suamiku

Tanya

: Gimana ketauannya kak?

Jawab

: Karena aku sering pegang-pegang hp dan dia curiga diperiksanya ya langsung
ketauan lah lalu kami bertengkar

Tanya

: Ada rasa nyesal gak kak kakak kayak gitu?

Jawab

: Nyesal sih. Cuman aku kepengen suamiku bisa bahagiakan aku romamtis bikin
harmonis.

Tanya

: Trus kakak bilang gak ke abang kalo alasan kakak selingkuh ya karena gak dapat
bahagia itu dari abang?

Jawab

: Ya ku bilang juga, ya tapi respon dia marah. Tapi yauda baikan lagi. Ya
namanya juga bunga-bunga rumah tangga.

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Apakah Anda dengan pasangan pernah merasakan kebosanan dalam rumah
tangga?

Jawab

: Bosan sih, ya karna kayak mana la yah dia gak punya keromantisan datar aja
gitu-gitu aja

Tanya

: Ada gak usaha kakak supaya kakak gak bosan dalam rumah tangga kakak?

Jawab

: Makanya aku pengen dia bawa aku jalan-jalan cuman gak pernah terealisasi. Ya
gitu lah. Aku pengen ke pajak dengan teman-teman ku pun gak bisa langsung
cemburu dia. Gitu aja sih,

Tanya

: Nah, sekarang kan sudah menikah ya pak/bu. Bagaiaman perasaan bapak/ibu
menjalani peran-perannya dalam rumah tangga baik sebagai ayah/ibu, bagaiaman
perasaannya menjalani itu semua?

Jawab

: Menjalaninya ya gitu imbang lah aku ngurus anak dan rumah tangga. Ya sabar
aja lah menjalaninya.

Tanya

: Terus menurut bapak/ibu bagaimana pengaruh pola asuh anak-anak terhadap
bapak/ibu, adakah manfaatnya terhadap diri sendiri?

Jawab

: manfaatnya ada, karena aku ngurus anak-anakku bahagia,ini nya yang buat aku
bahagia.

Tanya

: Emang kenapa bahagia kak dengan anak-anak?

Jawab

: anak-anak ku bisa ku atur, nurut semua

Tanya

: Terus kan, bapak/ibu sudah sekian lama menjalani rumah tangga. Bagaimana
perasaan bapak/ibu menjalani pernikahan yang sudah terbina sekian tahun ini?

Jawab

: Perasaan ku ya senang juga lah. Senang nya karena udah dikasih anak, trus udah
punya rumah juga kami, ya gitu lah

Tanya

: Apakah bapak/ibu merasa puas sampai saat ini dengan pernikahan yang
dilakukan tanpa melalui proses pacaran?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Puas sih enggak, karena keromantisan itu enggak ada di rumah tangga kami, tapi
karena anak-anak semuanya tertutupi, aku cuman mandang anak-anak aja
sekarang.

Tanya

: Lalu bagaiamana bapak/ibu menunjukkan rasa cinta dan kasih terhadap
pasangan?

Jawab

: ya kutunjukkan juga walaupun gitu sama dia. Kutanya dia udah makan kau pak,
capek kau pak? Ya gitu aku menunjukkan cintaku sama dia, kuurus semua
kebutuhannya.

Tanya

: Ada gak sih saat-saat bapak/ibu timbul rasa semakin cinta dan sayang kepada
bapak/ibu?misalnya pas lg ada masalah jadi malah masalah atau kesulitan itu
yang membuat bapak/ibu semakin sayang satu sama lain?

Jawab

: ada sih, ya misalnya aku lagi bertengkar dengan mertuaku, dia selalu
mendukung aku dari belakang. Ya aku mikir sayang juga nya ini sama aku, ya
timbul langsung rasa sayangku sama dia.

Tanya

: trus waktu masalah kakak yang dengan laki-laki lain itu kakak langsung semakin
sayang gak sama abang atau nyesal kali gak gitu lagi?

Jawab

: semakin sayang sih enggak, ya cuman nyesal aja.

Tanya

: Dari sekian tahun menikah, ada gak sih masa-masa dimana yang paling
menyenangkan bagi bapak/ibu dalam pernikahan ini?

Jawab

: ya senangnya dia perhatian juga sih sama aku walaupun gitu, contohnya udah
makan kau dek? Nanti mau dimasakkan nya itu aku indomie

Tanya

: Kalau yang tidak menyenangkan ada gak pak/bu?

Jawab

: Ya itu tadi gak pernah kami dibawa nya jalan-jalan hehe

Tanya

: Apakah bapak/ibu merasa puas dengan pernikahan tanpa pacaran?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Ya kayak gimana la yah, puas-puas gitu lah karena udah punya anak. Karena kan
aku menikah langsung punya anak.

Tanya

: Bagaiamana harapan anda untuk pernikahan kedepannya?itu

Jawab

: Harapannya ya aku semakin baik baik aja sama suamiku, bisa ku sekolahkan
anakku. Itu aja sih.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri ES dan OS
Tanya

: Berapa usia bapak dan ibu saat menikah dan tahun berapa?

Jawab (Bapak)

: Usia saya saat menikah sudah di atas matang yaitu berumur 34 tahun.
Dan kami menikah pada 10 Oktober 1987.

Jawab (Ibu)

: Saya menikah berumur 24 tahun. Saya dan suami saya beda nya 10 tahun

Tanya

:Bagaimana proses perkenalan anda dengan pasangan sebelum
menikah?

Jawab (Bapak)

: Proses pertemuan kami sebelum bertemu, sebenarnya saya berusaha
untuk mencari sendiri calon istri saya tapi mungkin sudah suratan tangan
dan takdir, karena keluarga dan terutama ibu saya tiap saat bertanya dan
mendesak harus menikah dan pada saat itu saya belum ketemu yang
namanya jodoh akhirnya saya serahkan kepada ibu saya untuk mencarikan
jodoh dan saya yakin setiap pilihan orang tua adalah yang terbaik. Namun
demikian, saya memberi syarat kepada ibu saya untuk mencarikan jodoh
yang sesuai dengan saya. Syarat yang pertama karena saya berkulit hitam
maka saya menginginkan istri yang berkulit putih. Kemudian karena saya
hanya tamatan SMA dan pegawai negeri dengan golongan 2A pada saat
itu dan karena ekonomi yang semakin susah maka saya menginginkan istri
seorang guru, kalaupun guru paling tidak guru SMP, jadi ini lah salah satu
syarat yang saya berikan kepada ibu saya. Ternyata Tuhan mengabulkan
doa saya dan ibu saya mempertemukan dengan wanita yang sekarang
sedang duduk disamping saya ini. Dan pada saat itu ibu saya menyuruh
saya untuk mengirimkan sebuah surat untuk gadis yang sama sekali belum
pernah saya temui untuk memperkenalkan diri saya dan menceritakan
kondisi saya. Dan sambutan istri saya ini juga sangat baik dan
menyerahkan saja kepada Tuhan, lalu saya memberitahukan kepada ibu
saya tentang balasan suratnya. Lalu ibu saya langsung menghubungi orang
tua istri saya tentang kelanjutan hubungan kami agar lebih lanjut ke tahap

Universitas Sumatera Utara

pernikahan. Namun disaat kami surat-suratan kami juga saling bertukar
photo pada saat itu agar tau bagaimana bentuk calon kami masing-masing.
Tanya

: Siapa yang berperan pada saat berkenalan, suami / istri? Siapa yang
lebih dominan?

Jawab (Bapak)

: Yang berperan memperkenalkan saya dengan istri saya ini adalah ibu
saya sendiri.

Tanya

: Kapan dan dimana pertama kali Bapak dan Ibu bertemu?

Jawab (Bapak)

: Kami bertemu pada tanggal 2 Oktober 1987, karena pada saat itu lah
diadakan acara martupol dalam adat batak atau bisa disebut dengan
tunangan. Jadi kami bertemu pada saat martupol itu lah. Dimana pada
tanggal 10 Oktober 1987 akan dilangsungkan pernikahan kami. Karena
pada saat itu saya sedang merantau di Kota Bengkulu dan saya meminta
untuk cuti menikah dan pulang kampung ke Kota Pematang Siantar untuk
bertemu calon istri saya sekaligus untuk melangsungkan martupol dan
pernikahan.

Tanya

:Bagaimana pandangan pertama Anda saat pertama kali bertemu
dengan pasangan Anda?

Jawab (Bapak)

: Memang jujur saya akui pandangan pertama saya melihat yang
disamping saya ini memang tidak sesuai dengan yang dihati saya hehe …
tapi saya sudah pasrah saja karena saya yakin dengan pilihan ibu saya dan
itu lah yang terbaik ini lah memang jodoh saya. Tapi semakin saya jalani
semakin tua, cinta itu luar biasa sekali

Jawab (Ibu)

: Kayaknya sama aja kayak perasaan suami saya ini ya, karena mungkin
dari bayangan kita selama ini dapat calon suami yang begini ternyata dari
yang kita inginkan gak sesuai. Ya tapi bukan berarti menolak ya pasti akan

Universitas Sumatera Utara

diterima karena dari hati kecil itu sudah harus diyakini karena beliau
adalah jodoh saya. Apapun adanya itu harus diterima.
Tanya

: Berapa lama proses perkenalan yang anda jalani hingga sampai
pada pernikahan?

Jawab

: Perkenalan kami tidak sampai 4 atau 5 bulan saja dan langsung
membicarakan ke tahap pernikahan

Tanya

: Bagaimana hubungan anda dengan pasangan saat masa perkenalan
sebelum menikah?

Jawab (Bapak)

: Hubungan kami sama sekali tidak pernah ada kata pacaran. Kami
bertemu tatap muka saat mau martupol saja lalu menikah 11 hari
kemudian.

Tanya

: Sudah berapa lama usia pernikahan anda saat ini?

Jawab (Bapak)

: Kami sudah 28 tahun membina rumah tangga.

Tanya

: Bagaimana hubungan anda dengan pasangan di masa-masa awal
pernikahan, adakah

hambatan yang terjadi dalam tahap awal,

apakah ada rasa canggung diantara anda dengan pasangan?
Jawab (Ibu)

: Tidak ada rasa canggung. Karena sebelum saya menikah sudah punya
prinsip memang ini lah jodoh saya di tunjukkan sama Tuhan apapun yang
terjadi pasti diberikan yang terbaik sama Tuhan, ya jadi tidak ada
canggung diantara kami kayak memang sudah pacaran sebelumnya
makanya tidak ada rasa canggung walaupun baru kenal jadi memang udah
diniatkan gitu memang ini lah suami ku kenapa mesti canggung. Dan
keluarga kami pun saling kenal hubungan keluarga baik, kedua belah
pihak baik, jadi kedepannya pasti akan berjalan dengan baik. Terutama itu
memang sudah keyakinan saya kalau memang ini lah jodoh saya yang
terbaik walaupun dengan tidak pacaran saya yakin ini jodoh yang
ditunjukkan oleh Tuhan.

Tanya

: Bagaimana pola komunikasi anda dengan pasangan?

Universitas Sumatera Utara

Jawab (Ibu)

: Pola komunikasi kami berjalan dengan baik tidak terjadi hambatan dan
tidak ada rasa canggung sama sekali. Karena memang diantar kami bisa
saling menerima.

Tanya

: Apakah kemesraan anda dengan `pasangan muncul diawal
pernikahan atau biasa-biasa saja? Apakah kemesraan tersebut
muncul setelah berapa lama usia pernikahan?

Jawab (Ibu)

: Ya kalau dibilang keintiman atau kemesraan karena bapak ini kurang
begitu mesra orangnya agak gimana gitu. Jadi kalau dibilang kemesraan
sepertinya kakuh tapi ini hanya pada suami saya saja, kalau saya berupaya
untuk mesra. Tapi memang dari pihak suami saya memang orangnya
kakuh tidak suka mesra-mesra atau malu. Tapi kalau didepan umum
memang kami tidak sama sekali mesra karena faktor suami saya yang
kakuh dan pemalu. Tapi memang seiring berjalannya waktu kemesraan itu
muncul juga. Dan sebenarnya ini tidak menjadi hambatan bagi kami.

Jawab (Bapak)

: Romantika itu bagi saya memang tidak muncul bukan saya buat-buat
memang begitu lah saya dari lahir, romantisme itu memang tidak ada bagi
saya.Mungkin orang berpandangan kepada saya kolot atau bagaimana tapi
memang beginilah adanya, tapi ya itu lah saya tidak dibuat-buat. Tapi
kalau menurut saya pada saat itu saya dengan istri saya langsung intim dan
akrab dengan cara saya mengakrabkan diri dengannya walaupun
sebelumnya belum pernah berpacaran. Tapi pada intinya saya dengan istri
saya sih langsung intim dengan istri saya pada awal pernikahan kami. Tapi
memang pada awal pernikahan tidak langsung muncul kemesraan itu
karena memang kan kami menikah tanpa pacaran, butuh penyesuaian. Dan
seiring berjalannya waktu kemesraan itu juga muncul diantara kami.

Tanya

: Apakah sudah timbul perasaan cinta kepada pasangan Anda?

Jawab (Ibu)

: Ya pasti tumbuh cinta. Kalau tidak ada cinta mungkin kami gak menyatu.

Universitas Sumatera Utara

Jawab (Bapak)

: Tumbuh cinta tapi mungkin kadarnya masih sedikit, tapi semakin
bertahun tahun bersama sama semakin bertumbuh rasa cinta itu.

Tanya

: Kegiatan apa saja yang anda lakukan dengan pasangan bila
memiliki waktu luang?

Jawab (Ibu)

: Kalau sedang dirumah kami sering mengobrol cerita-ceritain tentang
keluarga, saling bertukar pikiran, cerita tentang anak-anak, liburan
bersama.

Tanya

: Bagaimana cara anda dan pasangan menyikapi dan menyelesaikan
setiap permasalahan yang terjadi dalam rumah tangga anda?

Jawab (Bapak)

: Kalau saya setiap ada masalah kami memilih untuk diam, tidak pernah
kami bertengkar atau adu mulut. Nanti pasti ada saja waktu untuk kami
menyelesaikan itu secara baik-baik setelah emosi sudah reda disitu lah
kami menyelesaikan masalah kami.

Jawab (Ibu)

: Jadi disaat itu kita tidak cocok ya kami diam saja, tidak kami lanjutkan.
Beberapa hari kemudian emosi kami sudah reda, ya disitu baru kami
bicarakan baik-baik. Jadi tidak pernah bertengkar adu mulut. Tapi selalu
aja suami saya yang memulai deluan untuk berbicara kepada saya. Dan
kalau boleh ditanya sama anak-anak, mereka hampir tidak pernah tau
kalau papa mamanya sedang bertengkar, karena memang kami tidak
pernah bertengkar dan selalu diam. Emosi reda dulu baru kami selesaikan.

Tanya

: Pernahkah Anda dengan pasangan pada saat memiliki konflik,
justru menemukan informasi tentang hal-hal yang disukai dan tidak
disukai pasangannya, sehingga informasi tersebut bermanfaat untuk
menjaga hubungan perkawinan?

Jawab (Bapak)

: Menurut saya istri saya ini ada darah tingginya jadi gampang
temperamental. Sehingga saya kalau mau ngomong sesuatu saya pikirpikir dulu, kalau saya bilang begini apa resikonya apa dia marah atau
enggak, sering saya begitu. Nanti kalau saya asal ngomong suka langsung

Universitas Sumatera Utara

naik dan memuncak emosinya, itu lah sifatnya yang saya rasa belum
berkurang dan masih utuh. Makanya dari situ saya tau kedepannya kalau
mau ngomong sesuatu sama dia harus pikir-pikir dulu jangan langsung
ngomong.
Jawab (Ibu)

: Suami saya ini suka plin plan suka berubah-ubah pendiriannya. Tidak
konsekuen dengan omongannya. Ya dia orangnya dari pada timbul
masalah mending dia mengikut saja.

Tanya

: Apakah Anda dengan pasangan menjunjung tinggi komitmen dalam
berumah tangga, walaupun tidak romantis atau mesra tetapi tetap
memegang komitmen tersebut?

Jawab (Bapak)

: Ya kami memang sangat menjunjung tinggi komitmen, kalau tidak ada
komitmen mungkin sudah gak menyatu lah rumah tangga kami. Ya kami
memang tidak begitu menjunjung romantismen tapi kami sangat
menjungjung tinggi komitmen.

Tanya

: Bagaimana anda menilai kondisi ekonomi keluarga saat ini?

Jawab (Ibu)

: Ya puji Tuhan kami bisa menyekolahkan anak-anak kami sampai
sekarang bisa berjalan sesuai dengan porsinya.

Tanya

: Bagaimana hubungan seksualitas anda dengan pasangan?

Jawab

: Hubungan seksualitas kami baik.

Tanya

: Apakah Anda dengan pasangan pernah merasakan kebosanan
dalam rumah tangga?

Jawab

: Kalau kebosanan saya rasa gak ada, ya cuman memang cek cok pasti ada
tapi kalau bosan itu sepertinya menurut saya sudah sekian puluh tahun gak
ada rasa bosan itu walaupun ada cek cok.

Tanya

: Bagaimana hubungan anda dengan keluarga pasangan anda?

Universitas Sumatera Utara

Jawab (Bapak)

: Hubungan kami antar keluarga bagus dan harmonis. Malah saya menjadi
menantu kesayangan mertua saya. Misalnya dalam hal pemberian kalau
kami mau memberikan bantuan kepada keluarga saya otomatis istri saya
yang memutuskan jumlah yang akan diberikan. Begitu juga dengan
sebaliknya apabila kami mau memberikan bantuan kepada pihak keluarga
istri saya, ya otomatis saya yang menentukan jumlahnya. Dan ini
sebenarnya bukan aturan yang kami sepakati tetapi timbul dengan
sendirinya aturan yang tidak tersurat tetapi tersirat. Jadi tidak ada dusta
diantara kita saling terbuka dan transparan.

Tanya

: Bagaimana hubungan anda dengan teman dan sahabat pasangan
anda setelah menikah?

Jawab (Bapak)

: Cukup bagus. Dan pada umumnya teman-teman dilingkungan kami
selalu memberikan pujian yang sangat bagus dalam kehidupan rumah
tangga kami yang tergolong harmonis tidak pernah terdengar ribut.

Jawab (Ibu)

: Kami menjadi panutan, karena orang-orang pada tau walaupun kami
tidak pernah pacaran dulu orang gak yakin dan gak percaya tentang awal
hubungan pernikahan kami yang tidak pernah pacaran. Kami cerita kalau
kami menikah pada saat mau martupol tapi sampai sekarang begini lah
adanya berjalan dengan baik dan harmonis.

Tanya

: Bagaimana perasaan anda dengan pasangan dengan hadir/sebelum
hadirnya anak dalam rumah tangga anda?

Jawab (Ibu)

: Kami dikaruniai seorang anak setengah tahun setelah pernikahan, dan
pada saat itu kami memang kepingin cepat memiliki seorang anak, karena
mengingat usia suami saya sudah sangat matang. Dan kami pun gak ada
menunda untuk memiliki anak.

Tanya

: Bagaimana pola pengasuhan anak dengan pasangan anda?

Jawab (Ibu)

: Kami lebih kerja sama mengurus anak-anak. Karena kebetulan kami juga
tidak punya pembantu ya kerjasamalah. Misalnya saya yang mengasuh

Universitas Sumatera Utara

anak suami saya menyuci baju, saya masak bapak mencuci baju, itu sih
diawal pertama menikah karena memang susah mencari pembantu pada
saat itu.
Tanya

: Bagaimana anda menyikapi perbedaan-perbedaan baik sifat,
karakter ataupun kebiasaan antara anda dengan pasangan?

Jawab (Ibu)

: Kalau yang dominan tidak ada ya, dan tidak ada misalnya yang mesti
dipaksakan untuk berubah. Palingan misalnya si bapak ngorok ya saya
harus bisa menerima kebiasaan itu.

Jawab (Bapak)

: Kalau perbedaan itu pasti ada. Masalah besar sih tidak ada. Paling dulu
dia tidak senang kalau saya merokok hanya itu saja yang saya ingat. Tapi
saya tetap merokok saja didepan istri saya tidak ada sembunyi-sembunyi.

Tanya

: Bagaimana perasaan anda dan pasangan dalam menjalani peranperannya?

Jawab (Ibu)

: Kami sangat enjoy dalam menjalani peran kami masing-masing. Dari
awal sampe sekarang tidak ada masalah. Apalagi sekarang kami hanya
tinggal berdua memang rasa kasih itu semakin erat diantara kami apalagi
anak-anak kami semakin jauh. Malah sekarang suami saya terganggu
kesehatannya sudah pasang ring dijantungnya jadi kami semakin lebih
perhatian satu sama lain. Dan kasih semakin bertumbuh diantara kami.

Tanya

: Apakah dari pernikahan tanpa pacaran ini ada rasa penyesalan?

Jawab

: Kami tidak menyesal. Jadi jangan takut untuk dijodohkan malah saran
saya lebih bagus pilihan orang tua itu lah yang lebih tepat biasanya
menurut saya.

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Apakah Anda dengan pasangan merasa puas sampai saat ini dengan
pernikahan yang dilakukan tanpa melalui proses pacaran?

Jawab (Ibu)

: Iya kami merasa puas dengan pernikahan kami yang seperti ini tanpa
pacaran. Tapi sih kita tidak bisa lihat juga orang lain bagaimana yang
seperti kita tanpa pacaran, apakah bahagia juga.

Jawab (Bapak)

: Kalau saya pikir, pacaran terlalu lama pun tidak bagus juga karena
mungkin bisa bosan di awal dan makin pudar mungkin kebahagiaannya
baru mereka menikah, saya yakin kalau menikah tanpa pacaran
kebahagiaannya lebih terasa dan kasih sayang nya itu juga sangat muncul
pada awal-awal. Makanya saran saya, kalau pacaran jangan terlalu lama,
begitu kenal dan cocok langsung menikah saja lah karena benih cinta itu
belum sempat habis tapi itu menurut analisa saya.

Tanya

: Dari sekian tahun menikah, ada gak sih masa-masa dimana yang paling
menyenangkan bagi bapak/ibu dalam pernikahan ini?\

Jawab

: Masa-masa yang menyenagkan ya ini kami bisa menikmati masa masa
berdua kami seperti pacaran lagi, apalagi anak-anak sudah besar jadi udah
gak susah diatur lagi sudah dewasa dan kami bisa menikmati masa-masa
berdua kami

Tanya

: Kalau yang tidak menyenangkan ada gak pak/bu?

Jawab

: Kalau yang tidak menyenang kan sepertinya gak ada yang paling
spesifik, cuman suami saya sekarang kan lagi sakit jantung dan dia perlu
perhatian yang khusus jadi saya suka khawatir sama dia, takut kehilangan.

Tanya

: Apakah bapak/ibu merasa puas dengan pernikahan tanpa pacaran?

Jawab

: Ya kami sangat merasa puas sekali dengan pernikahan kami yang tanpa
pacaran dulu, karena memang kepuasan nya itu dimiliki setelah menikah.

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Bagaiamana harapan anda untuk pernikahan kedepannya?

Jawab

: Harapan kami untuk pernikahan kami kedepannya, semoga kami tetap
harmonis, sehat-sehat dan anak-anak kami bisa membahagiakan kami.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4 : Transkrip Wawancara Pasangan Suami Istri SS dan NM
Tanya

: selamat siang ibu bisa diperkenlkan diri tanggal lahir dan pendidikan terakhirnya
apa?

Jawab

: 21 Maret 1966, suami saya lahir 19 September 1964. Pendidikan terkahir SMA
jurusan keguruan di jalan Wahidin, kalau suami saya pendidikan terakhirnya
SLTA di Sidikalang. Pekerjaan saya Kepala Sekolah TK di Methoda Tj. Sari
pekerjaan sampingan saya bekerja di agen asuransi MNC Life, kalau suami saya
bekerja sebagai supir tangki minyak Pertamina dan membawa truk dan sekarang
suami saya tinggalnya di sidikalang berladang membuka usaha disana kami
tinggal di Medan sama anak-anak sebulan sekali suami saya pulang ke Medan.
Kami agama Kristen Protestan dan bersuku Batak

Tanya

: Jadi, waktu menikah berapa usia bapak/ibu?

Jawab

: jalan 23 tahun jalan 26 tahun

Tanya

: Terus alasan bapak/ibu menikah di usia segitu apa ya?

Jawab

: Karena saya sudah ancang ancang menikah jalan 23 karena kalau saya usia
bertamabah tua kondisinya untuk melahirkan semakin berkurang

Tanya

: Masih ingat gak tanggal pernikahan bapak/ibu?

Jawab

: 2 Februari 1991.

Tanya

: Lalu bagaimana proses awal perkenalan bapak/ibu?

Jawab

: dulu kami dikenalkan sama tetangga belakang rumah, ketepatan tetangga saya
itu melihat saya cocok dijodohkan dengan adik kandungnya, jadi dia nanya kamu
mau gak sama adik saya. Lalu dua minggu kemudian laki-laki yang bakal jadi
suami saya datang menjumpai saya, saya lihat saat itu suami saya orangnya
pemalu lalu agak segan dan menjaga jarak. Lalu saya diajak untuk jalan-jalan
kerumah saudara-sauranya yang ada di Medan, lalu pas di mau pulang ke
kampung dia meminta poto saya untuk ditunjukkannya ke orang tuanya di

Universitas Sumatera Utara

Sidikalang, singkat cerita orang tua saling setuju lalu dia ngajak saya untuk
menikah.
Tanya

: Siapa yang berperan pada saat berkenalan, suami / istri? Siapa yang lebih
dominan dalam proses perkenalan pada saat itu?

Jawab

: Kakak ipar saya lah yang menjodohkan kami tetangga saya itu

Tanya

: Berapa lama proses perkenalan sampai pada akhirnya menikah?

Jawab

: Berkenalannya bulan 8 menikahnya bulan 1 ya jarak dari berkenalan ke menikah
5 bulan dan kami pun itu jarak jauh kan dia kerjanya di luar kota jadi ga ada
pacaran, kalau dia ke Medan lah kami baru ketemu, modal yakin aja lah

Tanya

: Bagaimana pandangan pertama bapak/ibu dan penilaian saat pertama kali
bertemu?

Jawab

: ya biasa biasa aja belum terlalu tertarik sih. Kalau si bapak sih katanya dia
langsung tertarik sama saya hehe … dan pada saat itu pun sebenarnya aku udah
punya pacar namun pacarku ini gak jelas gak ngajak saya menikah jadi saya lebih
milih suami saya yang sepertinya saat itu serius.

Tanya

: Apa sih yang membuat bapak/ibu yakin kalau ini lah memang jodoh saya,
padahal kan tidak berpacaran sebelumnya?

Jawab

: karena kita kan sudah berkomunikasi dengan keluarga dan berdiskusi juga
dengan keluarga yang sudah di tua kan mereka sangat mendukung dengan
hubungan kami, lagian pun saat itu suami saya sayang sama saya, menjaga saya
dan saya lihat dia serius itu juga yang buat saya semakin yakin mau menikah
dengan dia. Karena kalau bisa laki-laki lah yang mencintai wanita deluan jangan
pertama-tama wanita yang sangat mencintai itu nanti susah kedepannya

Tanya

: Saat ini sudah berapa lama usia pernikahan bapak/ibu?

Jawab

: Sudah 23 tahun

Universitas Sumatera Utara

Tanya

: Lalu bagaimana penilaian bapak/ibu terhadap pernikahan yang sudah sekian
tahun dibina?

Jawab

: ya kalau semakin kemari kami semakin susah karena keadaan ekonomi kami
yang semakin sulit, dan kebetulan anak-anak pun semakin besar kebutuhan
semakin banyak jadi saya dengan suami saat ini bekerja keras untuk mencari
nafkah, makanya suami saya sampe bela-belain di Sidikalang mengurus usaha dan
ladang kami. Dan saat ini kami saling bisa untuk menerima dan tidak egois karena
kami sama-sama mencari dan sama-sama bisa saling menerima lah. Tapi di balik
semua itu pernikahan kami sangat bahagia, karena memang suami saya orangnya
baik dan pengertian

Tanya

: Sekarang penilaian bapak/ibu terhadap pasangan masing-masing seperti apa?

Jawab

: Suami saya keras kepala dan egois tapi ada baiknya juga kalau dalam hal
keuangan dia itu gak pelit. Kalau suami saya menilai saya katanya sih saya egois
juga gak mau mengalah hehe tapi kami sama-sama saling perhatian dan
pengertian kok

Tanya

: Waktu sebelum menikah kan pastilah kita punya harapan-harapan pengennya
punya suami/istri yang seperti ini dan itu. Ketika sudah menikah gimana perasaan
bapak/ibu? Apakah sesuai dengan harapannya?

Jawab

: Ya gimana la yah, sesuai sih ga ada yang terlalu gimana kali, saya dan suami
saya pun ga ada terlalu banyak nuntut sana sini

Tanya

: Lalu bagaimana komunikasi bapak/ibu dalam rumah tangga, apakah cukup
bagus lancar atau biasa saja?

Jawab

: Kalau komunikasi sering lah, apalagi suami saya kan di sidikalang ya telepon
dia, nanyain keadaanya melalui telepon, bercerita tentang keadaan disana,
pekerjaan dan bercerita tentang anak-anak.

Tanya

: Oh ya, bagaimana perasaan bapak/ibu ketika saat berbicara, misalnya pada saat
bertukar pikiran dengan suami/istri?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Nyambung sih, kalau lagi ada masalah ya kami bicarakan dan nemu solusi, ya
sama-sama dewasa lah nyambung dengan apa yang kita bicarakan.

Tanya

: Terus respon bapak/ibu ketika berbicara gimana?

Jawab

: Ya responnya baik walaupun kadang ada pertentangan dengan ide-ide kita
sendiri tanpa dia tahu dia pasti marah karena harus kasih tau dia dulu baru
bertindak.

Tanya

: Lalu masalah keterbukaan antara bapa/ibu gimana? Apakah semua bapak/ibu
ceritakan satu sama lain?

Jawab

: Kalau dikatakan ya terbukalah, contohnya keuangan ya misalnya ada saudara
yang mau minjam uang harus kita ceritakan jangan diam-diam dikasih pinjam
tanpa tau suami atau istri. Suami saya juga terbuka dengan saya soal pekerjaannya
dan kami saling bercerita dan berdiskusi.

Tanya

: Bagaimana tingkat kepercayaan bapak/ibu terhadap satu sama lain?

Jawab

: kami saling percaya, apalagi saat ini kondisinya kami berjauhan ya harus saling
percaya lah, kalau gak percaya hancur rumah tangga nya.

Tanya

: Kalau misalnya memiliki waktu luang, biasanya bapak/ibu melakukan hal
apa?kegiatannya apa?

Jawab

: Berkunjung kerumah orang tua kami lah atau ke rumah saudara-saudara, atau di
rumah lah ngobrol sama anak-anak, kebetulan suami saya orangnya humoris jadi
kami lebih sering ngumpul dirumah sama anak-anak.

Tanya

: Lalu yang biasa sering dalam hal mengambil keputusan itu siapa ya, bapak/ibu?

Jawab

: Yang paling sih suami saya, tapi ya kami bicarakan dulu sama-sama biar samasama enak. Contohnya masalah pembelian tanah ya sama-sama kami bicarakan
jadi di beli apa gak

Tanya

: Kan dalam pernikahan kan wajar sering ada masalah-masalah. Terus bagaimana
bapak/ibu menyikapi dan menyelesaikan permasalahan yang ada?

Universitas Sumatera Utara

Jawab

: Ya kalau pas lagi ada masalah gitu kalau bisa anak jangan sampai ada yang tau
lah, ya di omongin sama-sama, tapi biasanya kami gak cakapan kalo lagi samasama emosi tunggu sudah reda dulu baru kami bicarakan baik-baik. Ya biasanya
diam-diamannya 3 hari lah karena gak tahan juga satu rumah gak cakapan

Tanya

: Terus bagaimana menurut bapak/ibu pengaruh adanya suatu masalah itu dalam
rumah tangga?

Jawab

: kayaknya ga ada ngaruh sih palingan ya kami jadi sama-sama tau tentang
kesalahan masing-masing,itu aja

Tanya

: Sekarang kita beralih ke masalah financial ya pak/bu. Bagaimana penilaian
bapak/ibu terhad