Pengaruh Motivasi Dan Kemampuan Terhadap Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara Tahun 2012 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1.

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei dengan tipe penelitian penjelasan atau

Explanatory Research, yang ditujukan untuk menjelaskan pengaruh variabel motivasi
dan kemampuan dengan variabel kinerja perawat. Penelitian penjelasan adalah
menganalisis atau menguraikan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis (Notoatmojo, 2002)

3.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Tanjung Pura Langkat

Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan setelah seminar kolokium, dan pengumpulan data,
pengolahan data, penyusunan hasil penelitian, serta seminar hasil penelitian dilakukan

mulai bulan April sampai Juni 2012.

3.3.

Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat di ruang rawat inap berjumlah
122 orang.

Universitas Sumatera Utara

3.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah perawat pelaksana yang melaksanakan asuhan
keperawatan di ruangan rawat inap RSUD Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara.
Adapun kriteria inklusinya adalah sebagai berikut:
1.

Sudah bekerja sebagai perawat pelaksana minimal 1 tahun di ruangan rawat inap
RSUD Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara


2.

Berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil

3.

Pendidikan minimal D3 Keperawatan

4.

Bersedia menjadi responden penelitian
Dari kriteria tersebut dapat diketahui sampel yang sesuai berjumlah 45 orang

(total sampling) yang terdiri dari perawat di seluruh ruang rawat inap. Adapun alasan
pemilihan sampel agar responden lebih homogen sehingga hasil penelitian nantinya
merupakan penggambaran nyata di lapangan.

3.4.


Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer
Data primer dihimpun dengan menggunakan kuesioner penelitian. Dengan
dilakukan uji validitas dan reliabilitas dimana :
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditasannya
atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner)

Universitas Sumatera Utara

dilakukan dengan menghitung korelasi antara r-hitung masing-masing pertanyaan
dalam suatu variabel dengan menggunakan korelasi Pearson Product Moment
Correlation. Pertanyaan pada kuesioner dapat dikatakan valid apabila nilai koefisien
korelasi (r) > 0,3 dan dikatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach >0,6 (Nugroho,
2005)
Adapun hasil uji validitas variabel bebas dan terikat sebagai berikut:
1. Variabel Motivasi
Kuesioner penelitian dibuat berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner

dikatakan valid apabila mempunyai nilai koefisien korelasi (r) > 0,3. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Pearson Product Moment Correlation. Kuesioner
variabel motivasi baik kepuasaan maupun ketidakpuasan yang berjumlah 12
pernyataan terlebih dahulu dilakukan uji validitas pada perawat yang bertugas di
ruang rawat inap di RSU Raden Mas Djoelham. Hasil validitas menunjukkan semua
pernyataan memiliki nilai r

> 0,3 dengan demikian kuesioner dinyatakan valid

karena nilai r-hitung > r-tabel (Nugroho, 2005).
2. Variabel Kemampuan
Kuesioner variabel kemampuan mengaju kepada tinjauan pustaka. Jumlah
soal sebanyak 10 pernyataan. Validitas diuji dengan menggunakan Pearson Product
Moment Correlation. Pengambilan sampel uji validitas dilakukan di RSU Raden Mas
Djoelham. Dari hasil uji didapatkan nilai r >0,3, dengan demikian semua pernyataan
kuesioner valid karena nilai r-hitung > r-tabel (Nugroho, 2005).

Universitas Sumatera Utara

3. Variabel Kinerja

Kuesioner kinerja perawat dimodifikasi dari Penelitian Siboro (2011). Uji
validitas kuesioner menggunakan korelasi Pearson Product Moment Correlation dan
dilakukan di RSU Raden Mas Djoelham. Dari hasil diketahui bahwa seluruh variabel
kinerja masing-masing indikator sebanyak 23 soal mempunyai nilai koefisien korelasi
(r) >0,3, maka disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan variabel kinerja valid karena
nilai r-hitung > r-tabel (Nugroho, 2005)
Uji Reliabilitas bertujuan untuk melihat bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Apabila datanya memang benar dan sesuai kenyataan, maka berapa
kalipun diambil tetap akan sama. Teknik yang dipakai untuk menguji kuesioner
penelitian, adalah teknik Alpha Cronbach yaitu dengan menguji coba instrument
kepada sekelompok responden pada satu kali pengukuran, juga pada taraf 95%
(Riduwan, 2005). Suatu pertanyaan dikatakan reliabel bila korelasi hasil r alpha lebih
besar dari r tabel. Diketahui nilai r tabel sebesar 0,6. sehingga reliabilitas suatu
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai alpha lebih besar dari 0,6 (Nugroho,
2005).
Adapun hasil uji reliabilitas untuk variabel motivasi dan kemampuan
dilakukan

di


RSUD

Raden

Mas

Djoelham.

Reliabilitas

dilihat

dengan

membandingkan nilai r-alpha cronbach hitung dengan r-alpha cronbach dalam tabel.
Apabila nilai r-alpha cronbach >0,6 maka kuesioner dapat dinyatakan reliabel.

Universitas Sumatera Utara


Hasil uji reliabiltas variabel motivasi didapatkan nilai r-alpha cronbach
sebesar 0,841 dengan demikian kuesioner dinyatakan reliabel. Karena nilai r-alpha
cronbach hitung > r-alpha cronbach tabel. Untuk hasil uji reliabilitas variabel
kemampuan didapatkan hasil nilai r-alpha cronbach 0,826. Kuesioner variabel
kemampuan juga dinyatakan reliabel karena nilai r-alpha cronbach hitung > nilai ralpha cronbach tabel (Nugroho, 2005).
Sedangkan untuk variabel kinerja yang dimodifikasi dari penelitian Siboro
(2011) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan Pearson Product Moment Correlation diketahui mempunyai
nilai r-alpha cronbach 0,701, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan
reliabel. Karena nilai r-alpha cronbach hitung > nilai r-alpha cronbach tabel
(Nugroho, 2005).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan pelayanan di RSUD Tanjung Pura
Langkat Sumatera Utara serta data lain yang mendukung.

3.5.

Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1. Variabel Independen

1. Variabel independen penelitian ini terdiri dari dua yaitu, motivasi dan
kemampuan. Motivasi perawat adalah kebutuhan atau keinginan yang terdapat
dalam diri perawat di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Tanjung Pura
Langkat Sumatera Utara yang mendorong dan mengarahkan kekuatan-kekuatan

Universitas Sumatera Utara

yang ada dalam diri perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien
yang dirawat di ruang rawat inap. Motivasi ini dilihat dari aspek kepuasaan dan
ketidakpuasan.
2. Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melakukan asuhan keperawatan di
ruangan rawat inap RSUD Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara. Kemampuan
perawat dilihat dari dua aspek yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan
emosional.
3.5.2. Variabel Dependen
Kinerja perawat adalah tindakan yang dilakukan oleh perawat di rumah sakit
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing, tidak melanggar
hukum, aturan serta moral dan etika, dimana kinerja yang baik dapat memberikan
kepuasan pada pengguna jasa. Kinerja perawat dilihat dari penampilan, kompetensi,
perilaku kerja dan potensi perawat dalam memberikan pelayanan berupa asuhan

keperawatan kepada pasien yang dirawat di ruangan rawat inap RSUD Tanjung Pura
Langkat Sumatera Utara.

3.6.

Metode Pengukuran
Metode pengukuran menggunakan instrument penelitian dalam bentuk

kuesioner yang sekaligus panduan untuk memperoleh data-data variabel motivasi,
kemampuan dan kinerja perawat.

Universitas Sumatera Utara

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas
Aspek pengukuran variabel bebas menggunakan skala Likert dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas
No
1


2

Variabel
Motivasi
(X 1 )

Kemampuan
(X 2 )

Definisi

Dimensi

Kebutuhan atau
keinginan yang
terdapat dalam
diri perawat di
ruangan rawat
inap RSUD
Tanjung Pura

Langkat
Sumatera Utara
yang mendorong
dan
mengarahkan

a. Kepuasan
(intrisik)

kekuatankekuatan yang
ada dalam diri
perawat dalam
melakukan
asuhan
keperawatan
pada pasien
yang dirawat di
ruang rawat inap
kapasitas
individu untuk
melakukan
asuhan
keperawatan di
ruangan rawat
inap RSUD
Tanjung Pura
Langkat
Sumatera Utara.

b.

Indikator







Ketidakpuasan
(ekstrinsik)






Gaji
Keamanan dan
keselamatan
kerja
Kondisi kerja
Hubungan kerja
Prosedur
perusahaan
Status



Kecerdasan





a. Intelektual

Tanggung
jawab
Prestasi yang
diraih
Pengakuan
orang lain
Pekerjaan itu
sendiri
Kemungkinan
pengembangan
Kemajuan

Pilihan
Jawaban
a. Sangat
setuju
b. Setuju
c. Raguragu
d. Tidak
setuju
e. Sangat
tidak
setuju

a. Sangat
setuju
b. Setuju
c. Raguragu
d. Tidak
setuju
e. Sangat
tidak
setuju
a. Sangat
setuju
b. Setuju
c. Raguragu
d. Tidak
setuju
e. Sangat
tidak
setuju

Skala
Ukur
Ordinal

Ordinal

Ordinal

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1. (Lanjutan)
b. Emosional






Inisiatif
Empati
Adaptabilitas
Persuasi

a. Sangat
setuju
b. Setuju
c. Raguragu
d. Tidak
setuju
e. Sangat
tidak
setuju

Ordinal

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat
Aspek pengukuran variabel terikat menggunakan skala Likert dapat dilihat
pada tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat
Variabel

Definisi

Dimensi

Indikator

Kinerja (Y)

Tindakan yang
dilakukan oleh
perawat di rumah
sakit sesuai dengan
wewenang dan
tanggung jawabnya
masing-masing,
tidak melanggar
hukum, aturan serta
moral dan etika,
dimana kinerja
yang baik dapat
memberikan
kepuasan pada
pengguna jasa

Asuhan
Keperawatan

a. Pengkajian
b. Diagnosis
c. Rencana
tindakan
d. Pelaksanaa
n tindakan
e. Evaluasi
tindakan

Pilihan
Jawaban
a. Sangat
sering
dilakukan
b. Sering
dilakukan
c. Kadangkadang
dilakukan
d. Hampir
tidak
pernah
dilakukan
e. Tidak
pernah
dilakukan

Skala
Ukur
Ordinal

3.7. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu uji univariat,
bivariat dengan uji korelasi Pearson Product Moment, dan multivariat dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan uji regresi linier pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dengan
bantuan program komputer untuk melihat seberapa kuat pengaruh motivasi dan
kemampuan terhadap kinerja perawat yang bertugas di Rumah Sakit Umum Tanjung
Pura Langkat Sumatera Utara.
Analisis univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel baik variabel
independen yaitu motivasi (satisfiers dan dissatisfiers), kemampuan yang terdiri dari
kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan fisik maupun
variabel dependen yaitu kinerja perawat yang bertugas di Rumah Sakit Umum
Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara. yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing
variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji korelasi Pearson
pada tingkat kepercayaann 95% (α = 0,05). Korelasi dilakukan dengan
membandingkan nilai r tabel dengan r hitung.
Analisis multivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan seluruh variabel
independen secara bersama-sama yang signifikan pada uji bivariat dengan variabel
dependen dengan menggunakan uji regresi linier.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan uji F statistik (ANOVA) dengan nilai probabilitas (p) 10 tahun
Jumlah
5 Status Marital
Kawin
Belum Kawin
Jumlah

Jumlah

Persentase (%)

0
19
26
45

0
42.2
57.8
100.0

3
42
45

6.7
93.3
100.0

45
0
45

100.0
0
100.0

11
27
7
45

24.4
60.0
15.6
100.0

45
0
45

100.0
0
100.0

Dari Tabel 4.1. diatas menunjukkan bahwa umur responden terbanyak yaitu
berkisar antara 34-50 tahun (57.8%) dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan
sebanyak 42 orang (93.3%). Tingkat pendidikan keseluruhannya (45 orang) adalah
D3 Keperawatan (Akper) dan masa kerja berkisar antara 6-10 tahun (60.0%). Status
marital keseluruhan adalah kawin (100%).

Universitas Sumatera Utara

4.3. Analisis Univariat
4.3.1. Motivasi
Variabel motivasi dalam penelitian ini meliputi kepuasan (intrinsik) dan
ketidakpuasan (ekstrinsik). Untuk intrinsik indikatornya adalah tanggung jawab,
prestasi yang diraih, pengakuan orang lain, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan
pengembangan dan kemajuan. Sedangkan untuk ekstrinsik adalah gaji, keamanan dan
keselamatan kerja, kondisi kerja, hubungan kerja, prosedur kerja dan status. Secara
rinci dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi di RSUD Tanjung Pura
Langkat Sumatera Utara
No

1

2

3

Pernyataan

Sangat
Tidak
Setuju
F %

Kepuasan
Tanggung jawab
0
Melakukan
asuhan
keperawatan
kepada
pasien
merupakan
tanggung jawab saya
sebagai perawat
Prestasi yang diraih
0
Saya
mendapatkan
penghargaan
dari
atasan pada setiap
perawatan yang saya
lakukan dengan baik
Pengakuan orang lain
0
Saya
berharap
mendapatkan
pujian
dari
pasien/keluarga
jika sudah berhasil
melakukan
tindakan
keperawatan

Tidak
Setuju

Raguragu

Setuju

Sangat
Setuju

F

%

F

%

F

%

F

0.0

0

0.0

0

0.0

13

28.9

32

71.1 45 100

0.0

6

13.3 13 28.9

17

37.8

9

20.0 45 100

0.0

7

15.6

13

28.9

18

40.0 45 100

7

15.6

%

Total

F

%

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2. (Lanjutan)
No

Pernyataan

4

Pekerjaan itu sendiri
Saya
senang
dalam
melakukan
tindakan
keperawatan
karena
menjadi perawat adalah
impian saya
Kemungkinan
pengembangan
Saya memilih berkarir
sebagai perawat karena
dapat mengembangkan
potensi diri
Kemajuan
Menjadi perawat ruangan
berdampak
positif
terhadap karir saya
Ketidakpuasan
Gaji
Saya puas dengan gaji
sebagai perawat ruangan
Keamanan
dan
keselamatan kerja
Keamanan
dan
keselamatan kerja di
ruangan sudah sesuai
dengan harapan saya
Kondisi kerja
Kondisi kerja di ruangan
membuat saya nyaman
Hubungan Kerja
Saya menjalin hubungan
baik dengan sesama
perawat di ruangan
Prosedur perusahaan
Perlu adanya prosedur
tetap di ruangan dalam
penyusunan
rencana
asuhan keperawatan
Status
Saya puas dengan status
sebagai perawat ruangan

5

6

7

8

9

10

11

12

Sangat
Tidak
Setuju
F %
0 0.0

Tidak
Setuju

Raguragu

Setuju

Sangat
Setuju

Total

F
0

%
0.0

F
0

%
0.0

F
26

%
57.8

F
19

%
F %
42.2 45 100

0

0.0

0

0.0

3

6.7

27

60.0

15

33.3 45 100

0

0.0

0

0.0

4

8.9

26

57.8

15

33.3 45 100

0

0.0

7

15.6

7

15.6

25

55.6

6

13.3 45 100

0

0.0 39 86.7

6

13.3

0

0.0

0

0.0

45 100

0

0.0 12 26.7 19 42.2

14

31.1

0

0.0

45 100

0

0.0

0

0.0

12 26.7

28

62.2

5

11.1 45 100

0

0.0

0

0.0

0

0.0

39

86.7

6

13.3 45 100

6

13.
3

0

0.0

12 26.7

20

44.4

7

15.6 45 100

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil penelitian dari 45 perawat di ruangan rawat inap RSUD
Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara untuk indikator kepuasaan sebanyak 32 orang
(71.1%) sangat setuju melakukan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab
perawat. 17 responden (37.8%) setuju jika perawat mendapatkan penghargaan dari
atasan atas pekerjaannya dan 18 orang (40.0%) mengaku sangat senang jika
mendapatkan pujian jika sudah berhasil melakukan tindakan keperawatan dengan
baik. Selanjutnya 57.8% (26 orang) setuju perawat merupakan impian responden, 27
orang (60.0%) dan 26 orang (57.8%) juga setuju profesi perawat dapat
mengembangkan potensi diri responden serta berdampak positif terhadap karir
responden.
Sedangkan dari indikator ketidakpuasan didapatkan hasil 25 orang (55.6%)
mengaku puas dengan gaji perawat ruangan. Tetapi 39 orang (86.7%) tidak puas
dengan kesehatan dan keselamatan kerja perawat di ruangan. 19 orang (42.2%) juga
ragu-ragu dengan kondisi kerja perawat ruangan. 28 orang (62.2%) menjalin
hubungan baik dengan sesama sejawat, 39 perawat (86.7%) setuju dengan prosedur
tetap dalam penyusunan askep dan 44.4% (20 orang) puas dengan status sebagai
perawat ruangan.
Secara total skor variabel motivasi baik kepuasaan (intrinsik) dan
ketidakpuasan (ekstrinsik) perawat dapat dilihat pada tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel. 4.3. Hasil Skor Variabel Motivasi
Indikator
Kepuasaan
Tanggung jawab
Prestasi kerja
Pengakuan
Pekerjaan itu sendiri
Kemungkinan pengembangan
Kemajuan
Ketidakpuasan
Gaji
Kesehatan & keselamatan kerja
Kondisi kerja
Hubungan kerja
Prosedur kerja
Status

Range

Minimum Maximum

Mean

1
3
3
1
2
2

4
2
2
4
3
3

5
5
5
5
5
5

4.71
3.64
3.93
4.42
4.27
4.24

3
1
2
2
1
4

2
2
2
3
4
1

5
3
4
5
5
5

3.67
2.13
3.04
3.84
4.13
3.49

Berdasarkan skor rata-rata tentang motivasi untuk kepuasaan (intrinsik) yang
tertinggi adalah tanggung jawab (4.71) dan yang terendah adalah prestasi kerja (3.64).
Sedangkan untuk ketidakpuasan (ekstrinsik) yang tertinggi adalah prosedur kerja
(4.13) dan yang terendah adalah kesehatan dan keselamatan kerja (2.13).
4.3.2. Variabel Kemampuan
Variabel kemampuan meliputi kemampuan intelektual yaitu kecerdasan (IQ),
dan kemampuan emosi yaitu empati, inisiatif, adaptabilitas dan persuasif. Hasil
penelitian ditampilkan dalam tabel di bawah ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan di RSUD Tanjung
Pura Langkat Sumatera Utara
No

Pernyataan

Intelektual
1. Kecerdasan (IQ)
Saya melakukan anamnesa terlebih
dahulu untuk mendapatkan diagnosa
keperawatan
2. Kecerdasan (IQ)
Saya dapat merumuskan diagnosa
keperawatan secara benar
3. Kecerdasan (IQ)
Saya dapat mengimplementasikan
rencana asuhan yang telah disusun
dengan benar
4. Kecerdasan (IQ)
Saya menganamnese ulang respon
pasien setelah saya melakukan
perawatan
5. Empati
Saya mendiskusikan masalah pasien
sebelum
menegakkan
diagnosis
keperawatan
6. Empati
Saya
merencanakan
asuhan
keperawatan dengan
melibatkan
pasien dan keluarga
7. Empati
Saya berempati terhadap pasien dalam
melakukan implementasi
8. Adaptabilitas
Saya melakukan pendekatan yang
baik dengan pasien/ keluarga selama
melakukan anamnesa
9. Persuasif
Pasien/keluarga
mau
mengikuti
petunjuk dalam perawatan yang saya
ajarkan
10. Inisiatif
Saya melakukan evaluasi tindakan
keperawatan setelah implementasi
tanpa menunggu instruksi dokter

Tidak
Mampu

Ragu-ragu

Mampu

Total

F

%

F

%

F

%

F

%

0

0.0

12

26.7

33

73.3

45

100

6

13.3 25

55.6

14

31.1

45

100

0

0.0

11

24.4

34

75.6

45

100

0

0.0

6

13.3

39

86.7

45

100

0

0.0

38

84.4

7

15.6

45

100

0

0.0

11

24.4

34

75.6

45

100

5

11.1 13

28.9

27

60.0

45

100

0

0.0

12

26.7

33

73.3

45

100

0

0.0

13

28.9

32

71.1

45

100

6

13.3 32

71.1

7

15.6

45

100

Universitas Sumatera Utara

Dari tabel diatas diketahui kemampuan perawat RSUD Tanjung Pura Langkat
Sumatera Utara, untuk dimensi kemampuan kecerdasan (IQ) dari 45 responden
sebanyak 33 orang (73.3%) mampu melakukan anamnesa atau pengkajian untuk
mendapatkan diagnosis keperawatan. Tetapi 25 orang (55.6%) perawat ragu-ragu
dalam merumuskan diagnosis keperawatan dengan benar. 34 perawat (75.6%) mampu
mengimplementasikan rencana asuhan dan sebanyak 39 orang (86.7%) mampu
mengananemnesa ulang respon pasien setelah melakukan perawatan.
Sedangkan untuk dimensi kemampuan emosi yang meliputi empati,
adaptabilitas, persuasif dan inisiatif didapatkan hasil yaitu untuk kemampuan empati
sebanyak 38 orang (84.4%) ragu-ragu untuk mendiskusikan masalah pasien sebelum
menegakkan diagnosis keperawatan. Tetapi 34 orang (75.6%) merasa mampu
melibatkan pasien dan keluarga dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan. Dan
27 orang (60.0%) mampu berempati terhadap pasien dalam melakukan implementasi.
Untuk kemampuan adaptabilitas 33 perawat (73.3%) mampu melakukan pendekatan
yang baik dengan pasien dan keluarga selama perawatan dan 32 perawat (71.1%) juga
mampu melakukan tindakan persuasif. Tetapi 32 perawat (71.1%) perawat ragu-ragu
dalam melakukan evaluasi tanpa menunggu instruksi dokter.
Secara total skor variabel kemampuan dari tiap-tiap indikator yaitu intelektual
dan emosi perawat dapat dilihat pada tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel. 4.5. Hasil Skor Variabel Kemampuan
Indikator
Intelektual
Kecerdasan (IQ)
Emosi
Adaptabiltas
Persuasif
Inisiatif
Empati

Range

Minimum

Maximum

Mean

4

8

12

10.53

1
1
2
4

2
2
1
5

3
3
3
9

2.73
2.71
2.02
7.40

Berdasarkan skor rata-rata untuk kemampuan intelektual dari 4 item
pernyataan dengan nilai tertinggi 3 dan yang terendah 1 didapatkan nilai mean (ratarata) yaitu sebesar 10.53. Sedangkan kemampuan emosi untuk empati dari 3 item
pernyataan dengan nilai tertinggi 3 dan terendah 1 didapatkan nilai mean (rata-rata)
sebesar 7.40 dan untuk indikator yang lainnya dengan masing-masing 1 pernyataan
didapatkan yang terendah adalah kemampuan inisiatif dengan mean 2.02.
4.3.3. Variabel Kinerja
Kinerja perawat dalam penelitian ini mengacu kepada tupoksi perawat dengan
melihat berdasarkan proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Secara rinci masing-masing ditunjukkan tabel sebagai
berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6.

No

Distribusi Responden Berdasarkan Kinerja Perawat dalam
Melakukan Asuhan Keperawatan di RSUD Tanjung Pura Langkat
Sumatera Utara.

Pernyataan

Tidak
Pernah
Dilakukan

F
a.
1

2.

3.

4.

5.

6.

b.
1.

2.

Pengkajian
Saya
melakukan
anamnesa awal sewaktu
pasien
tiba
sesuai
dengan
Standar
Operasional
perawat
yang ada di ruang rawat
inap
tempat
saya
bertugas
Dalam
melakukan
pengkajian data, saya
melakukannya dengan
pengamatan
Dalam
melakukan
pengkajian data, saya
melakukannya dengan
wawancara
Dalam
melakukan
pengkajian data, saya
melakukannya dengan
wawancara
Saya mencatat data yang
dikaji sesuai dengan
pedoman
pengkajian
yang ada di ruangan
Saya
melakukan
konfirmasi kepada ketua
tim sebagai penanggung
jawab
Diagnosa Keperawatan
Saya membuat diagnosis
awal
asuhan
keperawatan
terhadap
semua pasien yang saya
tangani
Saya membuat diagnosis
awal
asuhan
keperawatan
sesuai
dengan
hasil
pemeriksaan fisik

%

Hampir
Tidak
Pernah
Dilakukan

F

%

Kadangkadang
Dilakukan

F

%

Sering
Dilakukan

F

%

Total

Sangat
Sering
Dilakukan

F

%

F

%

0

0.0

1

2.2

12

26.7

12 26.7

20

44.4

45

100

0

0.0

2

4.4

7

15.6

17 37.8

19

42.2

45

100

0

0.0

0

0.0

2

4.4

11 24.4

32

71.1

45

100

0

0.0

5

11.1

16

35.6

10 22.2

14

31.1

45

100

0

0.0

8

17.8

19

42.2

8 17.8

10

22.2

45

100

0

0.0

1

2.2

3

6.7

14 31.1

27

60.0

45

100

0

0.0

9

20.0

12

26.7

23 51.1

1

2.2

45

100

4

8.9

14

31.1

11

24.4

16

35.6

45

100

0

0.0

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6. (Lanjutan)
No

Pernyataan

Tidak
Pernah
Dilakukan

0

%
0.0

Hampir
KadangSering
Sangat
Total
Tidak
kadang
Dilakukan
Sering
Pernah
Dilakukan
Dilakukan
Dilakukan
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
0
0.0 16 35.6 21 46.7 8
17.8 45 100

0

0.0

1

2.2

4

8.9

19

42.2

21

46.7

45

100

0

0.0

1

2.2

5

11.1

9

20.0

30

66.7

45

100

0

0.0

0

0.0

1

2.2

19

42.2

25

55.6

45

100

0

0.0

0

0.0

4

8.9

18

40.0

23

51.1

45

100

0

0.0

0

0.0

0

0.0

19

42.2

26

57.8

45

100

0

0.0

0

0.0

13

28.9

15

33.3

17

37.8

45

100

0

0.0

0

0.0

0

0.0

9

20.0

36

80.0

45

100

0

0.0

0

0.0

6

13.3

5

11.1

34

75.6

45

100

0

0.0

12

26.7 16

35.6

9

20.0

8

17.8

45

100

F
3.

4.

5.

c.
1.

2.

3.

4.

d.
1.

2.

3.

Saya membuat diagnosis
awal asuhan keperawatan
sesuai
dengan
hasil
pemeriksaan
penunjang
medis
Masalah
yang
telah
dirumuskan mengacu pada
diagnosis
awal
asuhan
keperawatan
Saya membuat diagnosis
asuhan
keperawatan
berdasarkan prioritas gejalagejala yang dominan
Intervensi Keperawatan
Saya merencanakan tindakan
asuhan
keperawatan
berdasarkan
format
pengkajian sesuai dengan
Standar Operasional Perawat
Saya membuat tindakan
asuhan
keperawatan
berdasarkan
diagnosis
asuhan keperawatan yang
telah ditetapkan
Saya melibatkan keluarga
pasien
dalam
rencana
tindakan asuhan keperawatan
Rencana tindakan yang saya
buat melibatkan kerjasama
dengan tim kesehatan lain
(seperti dokter, apoteker, ahli
gizi, dll)
Implementasi Keperawatan
Saya melatih para pasien
bagaimana
cara-cara
perawatan kebersihan diri
secara mandiri.
Saya mengajari keluarga
pasien tentang cara-cara
merawat pasien (missal
perawatan luka di rumah, dll)
Saya
mengajari
pasien
tentang manfaat obat-obatan,
waktu makan obat / cara
makan obat sesuai dengan
prinsip 5 Benar

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6. (Lanjutan)
No

Pernyataan

4.

Saya berperan serta dalam
melaksanakan
terapi
aktivitas kelompok
Evaluasi Keperawatan
Saya
mengevaluasi
tindakan
kemampuan
seluruh pasien setelah
pasien diberi tindakan
keperawatan
Saya
mengevaluasi
kemampuan
keluarga
dalam merawat pasien
Saya membuat rencana
lanjutan
jika
hasil
tindakan
asuhan
keperawatan
tidak
memuaskan
Saya
memberikan
reinforcement
(penguatan) pada pasienpasien yang mengalami
perubahan positif

e.
1.

2.

3.

4.

Tidak
Pernah
Dilakukan
F
0

%
0.0

Hampir
Tidak
Pernah
Dilakukan
F
%
12 26.7

KadangSering
kadang
Dilakukan
Dilakukan

Sangat
Sering
Dilakukan

Total

F
20

%
44.4

F
11

%
24.4

F
2

%
4.4

F
45

%
100

0

0.0

15

33.3

17

37.8

7

15.6

6

13.3

45

100

0

0.0

17

37.8

15

33.3

7

15.6

6

13.3

45

100

0

0.0

6

13.3

21

46.7

12

26.7

6

13.3

45

100

0

0.0

3

6.7

15

33.3

12

26.7

15

33.3

45

100

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 45 orang perawat di RSUD Tanjung
Pura Langkat Sumatera Utara tentang kinerja yang terdiri dari pengkajian dengan
jumlah terbesar 32 orang (71.1%) sangat sering melakukan wawancara dalam
mengkaji pasien, tetapi 16 orang (35.6%) kadang-kadang melakukan pemeriksaan
fisik dalam mengkaji pasien (merupakan jumlah terkecil).
Untuk diagnosis keperawatan, dari 45 perawat di RSUD Tanjung Pura
Langkat Sumatera Utara didapatkan hasil 30 perawat (66.7%) sangat sering membuat
diagnosis berdasarkan prioritas gejala pasien. Sedangkan jumlah terkecil 16 orang
(35,6%) sangat sering membuat diagnosa awal berdasarkan hasil pemeriksaan fisik.

Universitas Sumatera Utara

Untuk intervensi keperawatan, dari 45 perawat di RSUD Tanjung Pura
Langkat Sumatera Utara didapatkan hasil 26 orang (57.8%) sangat sering melibatkan
keluarga dalam rencana tindakan keperawatan dan 17 orang (37.8%) sangat sering
melibatkan tim kesehatan lain dalam perencanaan keperawatan (jumlah yang
terkecil).
Untuk implementasi keperawatan, dari 45 orang perawat di RSUD Tanjung
Pura Langkat Sumatera Utara sebanyak 36 orang (80.0%) sangat sering melatih
pasien tentang kebersihan diri secara mandiri, Tetapi 16 perawat (35.6%) kadangkadang mengajari pasien tentang cara minum obat (jumlah terkecil).
Untuk evaluasi keperawatan dari 45 perawat di RSUD Tanjung Pura Langkat
Sumatera Utara didapatkan hasil 21 orang (46.7%) kadang-kadang dalam membuat
rencana lanjutan jika hasil perawatan tidak memuaskan dan sebanyak 15 orang
(33.3%) masing-masing sangat sering dan kadang-kadang dalam memberikan
penguatan kepada pasien yang mengalami perubahan positif.
Secara total skor kinerja perawat pelaksana dari tiap-tiap indikator dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7. Hasil Skor Kinerja
Indikator
Pengkajian
Diagnosis Keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Jumlah Kinerja

Range
10
9
4
5
9
32

Minimum
Maximum
20
30
18
27
16
20
14
19
6
15
67
99

Mean
24.64
23.73
17.62
15.78
10.00
87.71

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan skor rata-rata tentang kinerja (pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi dan evaluasi) skor rata-rata paling tinggi adalah 24.64 dan terendah
adalah 10.00.

4.4. Analisis Bivariat
Hubungan masing-masing variabel bebas, yaitu variabel motivasi dan
kemampuan dengan kinerja perawat di RSUD Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.8.

Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di RSUD Tanjung
Pura Langkat Sumatera Utara
Correlations
Kinerja

Kinerja

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Motivasi
1
45

.311*
.038
45

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hubungan antar variabel dinyatakan dengan nilai r, jika nilai r hitung > 0.2
maka hubungan antar antar variabel dinyatakan lemah (Nugroho, 2005). Dari tabel
4.8. di atas hasil uji statistik korelasi Pearson diperoleh nilai r=0.311; p=0.038.
Hubungan tersebut juga dapat dilihat dari hasil nilai p=0.038 0.4

maka hubungan antar antar variabel dinyatakan kuat (Nugroho, 2005). Dari tabel 4.9.
di atas hasil uji statistik korelasi Pearson diperoleh nilai diperoleh nilai r=0.661;
p=.000, hal ini menunjukkan hubungan signifikan antara kemampuan dengan kinerja
perawat di RSUD Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara.

4.5. Analisis Multivariat
4.5.1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis menggunakan regresi, terlebih dahulu
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda
dapat digunakan atau tidak.
a.

Uji Normalitas Data
Model yang paling baik apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati

normal. Jika variabel bebas motivasi dan kemampuan serta variabel terikat (kinerja)
memiliki nilai KS (Kolomogorov-Smirnov) > 0.05, maka data variabel bebas dan
terikat dapat dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas
diperoleh nilai KS variabel motivasi = 0.690, kemampuan = 1.932, dan variabel

Universitas Sumatera Utara

terikat (kinerja) memiliki nilai KS = 1.389. Dengan demikian ketiga variabel
memenuhi unsure normalitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.10. Uji Normalitas Variabel Motivasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences

45
48,64
4,992
,103
,096
-,103
,690
,729

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is normal
b. Calculated from data

Tabel 4.11. Uji Normalitas Variabel Kemampuan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kemampuan
N
Normal Parametersa,b

Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

45
28,20
1,575
,288
,288
-,273
1,932
,001

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12. Uji Normalitas Variabel Kinerja
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kinerja
N
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences

45
87,71
7,251
,207
,207
-,097
1,389
,042

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
c. Test distribution is normal
d. Calculated from data

b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas

adalah

kejadian

yang

menginformasikan

terjadinya

hubungan antar variabel bebas (motivasi dan kemampuan) dan hubungan yang terjadi
cukup besar (nilai VIF≥ 10). Hal ini menyebabkan koefisien menjadi tidak dapat
ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.13. Uji Multikolinearitas
Coefficients

Collinearity Statistics
Tolerance
VIF

Model
1

a

(Constant)
Motivasi
Kemampuan

,981
,981

1,019
1,019

a. Dependent Variable: kinerja

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pada tabel 4.13. di atas, dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk
variabel bebas lebih kecil dari 10 (VIF < 10). Dengan demikian maka model atau
persamaan regresi memenuhi asumsi multikolinearitas.
c.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual variabel bebas (motivasi dan kemampuan) dan
variabel terikat (kinerja) satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas, sebaliknya jika berbeda disebut heteroskedatisitas. Hasil pengujian
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan gambar 4.1 di atas, dapat disimpulkan titik-titik data menyebar di
atas dan di bawah atau di sekitar angka 0 pada sumbu. Titik-titik data tidak hanya
mengumpul di atas dan di bawah saja serta tidak membentuk suatu pola apapun.
Dengan demikian dapat disimpulkan model atau persamaan regresi tersebut terbebas
dari asumsi heteroskedatisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antar variabel penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada
periode t-1 (sebelumnya) variabel bebas (motivasi dan kemampuan). Jika terjadi
korelasi maka terjadi masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi dapat dideteksi
dengan uji Durbin-Watson (DW-test). Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya
autokorelasi apabila nilai DW test antara -2 dan +2. Hasil pengujian autokorelasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.14. Uji Autokorelasi

Model
1
a.
b.

R
,683a

Model Summaryb
Std. Error
Adjusted R
R Square
of the
Durbin-Watson
Square
Estimate
,466
,242
6,312
1,820

Predictors: (Constant), kemampuan, motivasi
Dependent Variable: kinerja

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pada tabel 4.14. di atas, dapat dilihat nilai Durbin-Watson (DW)
variabel bebas 1.820 (antara -2 dan +2). Dengan demikian maka model atau
persamaan regresi tidak terjadi autokorelasi.
4.5.2. Pengaruh Motivasi dan Kemampuan terhadap Kinerja Perawat di RSUD
Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara
Untuk menganalisis pengaruh variabel motivasi dan kemampuan terhadap
kinerja perawat di RSUD Tanjung Pura Langkat Sumatera Utara digunakan uji
regresi berganda (multiple regression test), dengan hasil sebagai berikut:
a. Besar Pengaruh Motivasi dan Kemampuan
Untuk mengetahui besar pengaruh variabel motivasi dan kemampuan terhadap
variabel kinerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.15. Besar Pengaruh Motivasi dan Kemampuan

Model
1
a.

R
,683a

Model Summaryb
Adjusted R
R Square
Std. Error of the Estimate
Square
,466
,242
6,312

Predictors: (Constant), kemampuan, motivasi

Berdasarkan tabel 4.15. di atas dapat diketahui bahwa besar pengaruh variabel
motivasi dan kemampuan terhadap variabel kinerja sebesar 46.6%, sisanya sebesar
53.4% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.

Universitas Sumatera Utara

b. Pengaruh Variabel Motivasi dan Kemampuan secara Serentak
Untuk mengetahui besar pengaruh variabel motivasi dan kemampuan secara
serentak dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16. Uji Secara Serentak
ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
44,772
1584,472
1629,244

df
2
42
44

Mean
Square
22,386
37,726

F
,593

Sig.
,001a

a. Predictors: (Constant), kemampuan, motivasi
b. Dependent Variable: kinerja

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan perhitungan analisis regresi
linear berganda menggunakan bantuan program computer melalui uji ANOVA
diperoleh nilai signifikansi p=0.001