Analisa Karakteristik dan Perilaku Perawat Terhadap Penerapan S.O.P Pemasangan Infus Dalam Pencegahan Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
disebutkan bahwa

rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi. Rumah
sakit harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah
sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat
strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.
Aditama, 2003 menjelaskan bahwa rumah sakit dikatakan sebagai organisasi
padat karya dikarenakan banyaknya jenis tenaga profesional dan non profesional
yang terlibat dalam layanan rumah sakit. Salah satu tenaga profesional disini adalah
profesi Perawat. Keperawatan sebagai salah satu profesi di rumah sakit yang cukup
protensial dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena selain jumlahnya yang

dominan, juga pelayanannya menggunakan metode pemecahan masalah secara ilmiah
melalui proses keperawatan yang menjadi prinsip dasar dalam program quality
assurance. Peran perawat dalam mensukseskan program menjaga mutu secara
menyeluruh menjadi sangat penting, karena perawat adalah kunci dalam

Universitas Sumatera Utara

mengidentifikasi dan memecahkan masalah pelayanan dan asuhan pasien dalam
sistem pelayanan rumah sakit .
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit dan dapat
ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga sukarela,
mahasiswa dan pengunjung. Infeksi nosokomial (INOS) merupakan masalah
perawatan kesehatan yang penting diseluruh dunia. Survei yang dilakukan World
Health Organization (WHO) pada tahun 2002 terhadap 55 rumah sakit di 14 negara
menunjukkan 8,7% dari rumah sakit tersebut terdapat pasien dengan infeksi
nosokomial. Selain itu, survei mengatakan bahwa 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita infeksi akibat perawatan di rumah sakit.
Terjadinya infeksi nosokomial menimbulkan beberapa masalah, yaitu
peningkatan angka kesakitan dan kematian, penambahan hari perawatan, peningkatan
biaya perawatan dan ketidakpuasan baik pasien maupun keluarganya. Di Indonesia

khususnya, infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru
lahir. Infeksi ini masih merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, selain itu menyebabkan
perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Infeksi nosokomial merupakan infeksi
serius dan berdampak merugikan klien karena harus menjalani perawatan di rumah
sakit lebih lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan menjadi lebih besar dan parahnya
infeksi nosokomial juga dapat mengakibatkan kematian. Infeksi nosokomial
menyebabkan Length of Stay (LOS) bertambah 5-10 hari, angka kematian pasien
lebih tinggi 6% dibanding yang tidak infeksi nosokomial (Bady dkk, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Kejadian infeksi nosokomial dapat menurunkan citra dan mutu pelayanan
rumah sakit karena program pengendalian infeksi nosokomial merupakan salah satu
tolak ukur kendali mutu pelayanan. Di negara maju masalah infeksi nosokomial
merupakan masalah nasional, sehingga apabila angka infeksi nosokomial tinggi,
maka rumah sakit dapat dipertimbangkan untuk dicabut izinnya oleh institusi yang
berwenang (Parhusip, 2005).
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu

:1) keselamatan pasien (patien safety), 2) keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, 3) keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, 4) keselamatan lingkungan
yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan 5) keselamatan “bisnis” rumah
sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan
tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakannya di rumah sakit. Namun harus
diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu
keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut
terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan (Depkes RI, 2008).
Infeksi nosokomial pada pasien yang mendapat terapi infus merupakan salah
satu indikator adanya infeksi akibat kesalahan pemasangan atau pemasangan infus
yang tidak sesuai protap terutama masalah teknik septik-aseptik. Angka infeksi
nosokomial pada pemasangan infus mencapai 2,15% dari seluruh kejadian infeksi
nosokomial yang ada. Sedangkan angka infeksi nosokomial secara keseluruhan

Universitas Sumatera Utara

menurut WHO (World Health Organitation) mencapai sekitar 3-21% (Kementrian
Kesehatan RI, 2010).
Faktor yang paling dominan menimbulkan infeksi melalui pemasangan infus

(kejadian plebitis) adalah sikap perawat pada saat melaksanakan pemasangan infus
tidak melaksanakan tindakan sesuai dengan standar operasional prosedur maupun
kurangnya pelaksanaan universal precaution.
Perawat harus memiliki pengetahuan dan kompetensi mengenai protokol
pelaksanaan dan implementasi untuk mencegah terjadinya komplikasi karena
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Salah satu faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang
adalah tingkat pendidikannya (Notoatmodjo, 2007).
Sasaran dari penelitian ini adalah perawat di

Rumah Sakit Umum Pusat

H.Adam Malik Medan. Dimana perawat yang akan diteliti berada di ruang rawat
inap. Alasannya untuk mengetahui kejadian flebitis di Rumah Sakit Umum H. Adam
Malik Medan. Beberapa contoh akibat dari tidak diterapkannya SOP pemasangan
infus di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik adalah terjadinya flebitis.
Hasil survey awal yang dilakukan peneliti terkait kejadian infeksi nosokomial
di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan diperoleh data yaitu infeksi
nosokomial yang terjadi karena pemasangan kateter pada tahun 2013 didapatkan
sebesar 0.08% dan data tahun 2014 sebesar 0.28% dari pasien di ruang rawat inap

dari data selama setahun. Untuk infeksi nosokomial yang terjadi karena perawatan
luka pada tahun 2013 didapatkan sebesar 0.46% dan data tahun 2014 sebesar 0.5%

Universitas Sumatera Utara

dari pasien di ruang rawat inap dari data selama setahun. Untuk infeksi nosokomial
yang terjadi karena pemasangan infus pada tahun 2013 didapatkan sebesar 0.37% dan
data tahun 2014 sebesar 0.1% dari pasien di ruang rawat inap dari data selama
setahun. Dari data tersebut menunjukkan bahwa angka kejadian infeksi nosokomial
mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke tahun 2014 karena pemasangan kateter
dan perawatan luka pasien. Data ini di peroleh dari pengendalian dan pencegahan
infeksi (PPI) tahun 2013-2014. Standar angka kejadian infeksi nosokomial di rumah
sakit yaitu ≤ 1,5%. Ini menunjukkan angka kejadian infeksi nosokomial di Rumah
Sakit Umum H. Adam Malik masih rendah dilihat dari angka persentase dan belum
melewati standar angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit.
Distribusi rawat inap menurut waktu (tahun) Insiden Rate Infeksi Nosokomial
pada tahun 2013 sebanyak 155 orang (2,98%) , tahun 2014 sebanyak 224 orang
(5,83%) . Insiden Rate flebitis pada rawat inap Rindu A tahun 2014 sebanyak 34
orang (0,02%) sedangkan pada rawat inap rindu B sebanyak 121 orang (0,07%) .
Flebitis terjadi karena iritasi vena oleh alat dan obat-obatan yang disertai kemerahan,

bengkak dan nyeri, sehingga di ambil sebagai indikator infeksi nosokomial untuk
membandingkan kejadian INOS di rawat inap Rindu A dan Rindu B.
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengkaji masalah infeksi
nosokomial dan tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan dengan judul: “Analisa Karakteristik dan Perilaku
Perawat terhadap Penerapan SOP Pemasangan Infus dalam Pencegahan
Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan ”.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Permasalahan
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang
akan dianalisa adalah bagaimana Karakteristik dan Perilaku

Perawat dalam

Penerapan SOP Pemasangan Infus terhadap terjadinya Flebitis di Unit Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja
perawat dalam pengendalian terjadinya flebitis di unit rawat inap Rumah Sakit Umum
Pusat H.Adam Malik Medan tahun 2016.
1.3.2. Tujuan Khusus
1.

Mengetahui karakteristik (umur, masa kerja, pendidikan) terhadap terjadinya
flebitis pada pasien rawat inap dari di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam
Malik Medan Tahun 2016.

2.

Mengetahui pengetahuan perawat terhadap terjadinya flebitis pada pasien rawat
inap dari di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016.

3.

Mengetahui sikap perawat terhadap terjadinya flebitis pada pasien rawat inap di
Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016.


Universitas Sumatera Utara

1.4. Hipotesis
Ada pengaruh antara bagaimana kinerja perawat dalam pengendalian terjadinya
flebitis di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan tahun
2015.
1.5. Manfaat Penelitian
1.

Dapat menerapkan konsep-konsep ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang
infeksi nosokomial.

2.

Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada perawat tentang
pencegahan infeksi nosokomial.

3.


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, wawasan dan data
dasar untuk mengembangkan penelitian berikutnya terutama yang berhubungan
dengan infeksi nosokomial.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengembangan Sistem Registrasi Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padangsidimpuan

3 132 86

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap di Rumah Sakit St. Alisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 54 94

Karakteristik Penderita Demam Tifoid Rawat Inap di Rumah Sakit PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Tahun 2000-2004

0 28 94

Karakteristik Penderita Carcinoma Nasopharynx Rawat Inap Di Rumah Sakit St. Elisabeth Medan Tahun 2002-2007

0 34 94

Karakteristik Penderita Kanker Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2009

3 39 97

Analisa Karakteristik dan Perilaku Perawat Terhadap Penerapan S.O.P Pemasangan Infus Dalam Pencegahan Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016

0 0 17

Analisa Karakteristik dan Perilaku Perawat Terhadap Penerapan S.O.P Pemasangan Infus Dalam Pencegahan Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016

0 0 2

Analisa Karakteristik dan Perilaku Perawat Terhadap Penerapan S.O.P Pemasangan Infus Dalam Pencegahan Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016

0 3 37

Analisa Karakteristik dan Perilaku Perawat Terhadap Penerapan S.O.P Pemasangan Infus Dalam Pencegahan Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016 Chapter III VI

0 0 42

Analisa Karakteristik dan Perilaku Perawat Terhadap Penerapan S.O.P Pemasangan Infus Dalam Pencegahan Flebitis di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan Tahun 2016

0 2 29