Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anti Penuaan ( Anti-aging )
Anti-aging atau anti penuaan adalah produk kosmetik yang digunakan
secara topikal yang mampu mengobati/menghilangkan gejala yang disebabkan
oleh sinar UV atau disebut photoaging pada kulit atau produk yang dapat
mengurangi/memperlama timbulnya gejala-gejala photoaging (Barel, et al.,2009).
Fungsi dan manfaat anti-aging
Berikut ini adalah beberapa fungsi dan manfaat dari produk anti-aging
menurut Muliyawan dan Suriana (2013) :
1. Fungsi anti-aging
a. Menyuplai antioksidan bagi jaringan kulit.
b. Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit.
c. Menjaga kelembaban dan elastisitas kulit.
d. Merangsang produksi kolagen.
2. Manfaat anti-aging
a. Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit
terlihat kusam dan keriput.
b. Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda.
c. Kulit tampak elastis, dan jauh dari tanda-tanda penuaan dini.


5
Universitas Sumatera Utara

2.2 Penuaan Dini
Penuaan adalah suatu proses alami yang mengarah pada kehilangan
integritas struktual dan fungsi fisiologis dari kulit. Penuaan biologis secara
definisi tidak dapat dihindari oleh pengaruh waktu biologis pada kulit, yang tidak
dipengaruhi oleh paparan sinar matahari berulang (Barel, et al., 2009).
Penuaan merupakan proses yang alamiah dan tidak ada seorang pun yang
dapat menghindarinya. Seiring bertambahnya usia, maka tanda-tanda penuaan
pada wajah mulai bermunculan. Seperti munculnya kerutan atau garis-garis halus
yang muncul diarea sudut mata, kening, dan sekitar bibir. Bila garis-garis halus
disana mulai muncul, maka menjadi petunjuk bahwa wajah membutuhkan
perawatan yang lebih (Muliyawan dan Suriana, 2013).
Terjadinya kerut atau keriput disebabkan oleh berkurangnya ketebalan
dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan dengan hilangnya serat elastin dan
kolagen. Kolagen dan elastin adalah komponen utama lapisan dermis. Hilangnya
serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan kulit
sehingga meninmbulkan kerut atau keriput (Atmaja, 2009).

Proses penuaan kulit pada dasarnya ada dua macam, yaitu (Muliyawan dan
Suriana, 2013) :
1.

Penuaan kronologi (chonological aging )
Penuaan kronologi terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Proses ini
terjadi karena adanya perubahan struktur, fungsi, dan metabolik kulit
khususnya lapisan dermis dan epidermis seiring dengan bertambahnya usia.

6
Universitas Sumatera Utara

Perubahan ini ditandai oleh berkurangnya kelenjar minyak, kulit tampak
kering, munculnya kerutan dan bintik-bintik hitam tanda penuaan.
2.

Paparan cahaya (photoaging)
Photoaging terjadi karena berkurangnya kolagen dan serat elastis kulit akibat
paparan sinar ultraviolet. Kolagen adalah komposisi utama lapisan kulit
dermis (lapisan bawah dermis). Lapisan dermis merupakan lapisan kulit yang

berperan untuk bertanggung jawab pada sifat elastisitas dan halusnya kulit.
Kedua sifat ini merupakan kunci suatu kulit disebut indah dan awet muda.
Apabila produksi kolagen menurun pada lapisan dermis kulit, maka kulit
akan terlihat kering dan tidak elastis lagi.
Beberapa kasus penuaan terjadi begitu cepat, dimana tanda – tanda

penuaan mulai tampak pada usia yang relatif muda sekitar 20 tahun. Proses
penuaan yang berlangsung lebih cepat dari yang seharusnya ini dikenal dengan
penuaan dini. Penuaan dini ini disebabkan oleh 2 faktor yaitu: (Muliyawan dan
Suriana, 2013).
1. Faktor internal , diantaranya yaitu genetik, asupan nutrisi yang kurang, dan
sakit berkepanjangan.
2. Faktor eksternal, diantaranya yaitu polusi, asap rokok, sinar matahari, dan efek
dari gaya hidup tidak sehat.
2.2.1

Tanda-tanda penuaan dini

Ciri – ciri fisik penuaan dini menurut Noormindhawati 2013 adalah:
1. Keriput dan mengendur


7
Universitas Sumatera Utara

Seiring bertambahnya usia jumlah kolagen dan elastin kulit semakin
berkurang, akibatnya kulit kehilangan elastisitasnya sehingga tampak
keriput dan mengendur.
2. Muncul age spot ( noda hitam )
Muncul diarea yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah, lengan,
dan tangan.
3. Kulit kasar
Rusaknya kolagen dan elastin akibat sinar matahari membuat kulit
menjadi kering dan kasar.
4. Pori – pori membesar
Akibat penumpukan sel kulit mati, pori- pori menjadi membesar.
2.2.2 Proses terjadinya penuaan dini
Paparan sinar matahari yang berlebihan merupakan salah satu faktor
penyebab menurunnya produksi kolagen dalam dermis kulit, karena paparan sinar
matahari yang berlebih pada kulit menyebabkan munculnya enzim proteolisis dari
radikal bebas yang terbentuk. Enzim inilah yang selanjutnya akan merusak kulit,

menghancurkan kolagen, dan jaringan penghubung yang ada dibawah kulit
dermis. Akibatnya, paparan cahaya UV yang berlebih akan menyebabkan proses
penuaan pada kulit berlangsung lebih cepat (Muliyawan dan suriana, 2013).
Fitur karakteristik dari penuaan kulit adalah kemampuan untuk regenerasi
kulit yang menurun. Pergantian epidermis membutuhkan 28 hari pada kulit
dewasa muda dan bisa meningkat sampai 40-60 hari seiring bertambahnya usia
(Barel, et al., 2009).

8
Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Pencegahan penuaan dini
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah proses penuaan yang
berlangsung lebih cepat dari pada semestinya sebagai berikut (Prianto, 2014 ):
a. Bagi yang memiliki tipe kulit kering lebih baik menggunakan pelembab.
Pelembab akan melindungi tekstur dan elastisitas kulit.
b. Menghindari paparan langsung sinar matahari dan menggunakan losion
atau krim tabir surya yang memiliki SPF.
c. Menghindari kebiasaan merokok atau berada dilingkungan sekitar yang
penuh dengan asap rokok. Asap rokok bisa menyebabkan kulit kering dan

kusam.
d. Menghindari konsumsi alkohol. Efek dari alkohol yang menarik air dari
dalam tubuh akan menyebabkan kekeringan pada kulit.
e. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C dan E yang saat ini
sangat populer sebagai anti-aging dan konsumsi air minum yang cukup.
f. Beristirahat dengan cukup dan menghindari tidur melewati tengah malam.
Seperti organ lainnya, kulit juga butuh istirahat dan membentuk sel baru.
g. Menghindari mengerutkan wajah karena ekspresi ini akan membentuk
garis yang permanen mnejelang umur 45 tahun. Biasanya ditemui garis
ekspresi pada derah dahi karena pengaruh ekspresi dari bagian alis mata
kearah atas.

2.3 Antioksidan
Antioksidan adalah salah satu senyawa yang dapat menetralkan dan
meredam radikal bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel sehingga

9
Universitas Sumatera Utara

mengurangi terjadinya kerusakan sel, seperti penuaan dini (Heranani dan Raharjo,

2005). Radikal bebas menyerang membran dan merusak sel dimana dibutuhkan
sistem kekebalan tubuh untuk melawannya. Jika pembentukan radikal bebas dan
penyerangannya tidak dikendalikan maka dapat menyebabkan terjadinya
kerusakan sel. Kerusakan sel akibat radikal bebas ini dapat diamati secara fisik,
diantaranya seperti kulit kering, suram, kendur, dan kurangnya kekenyalan.
(Daniel, 2012)
Ada tiga macam mekanisme kerja antioksidan pada radikal bebas, yaitu
-

Antioksidan primer
Mampu mengurangi pembentukan radikal bebas baru dengan cara
memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi lebih stabil.

-

Antioksidan sekunder
Berperan mengikat radikal bebas dan mencegah amplifikasi senyawa
radikal. Beberapa contohnya vitamin A (betakaroten), vitamin C, vitamin
E, dan senyawa fitokimia.


-

Antioksidan Tersier
Berperan dalam mekanisme biomolekuler seperti memperbaiki kerusakan
sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas.

2.4 Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh utama yang diperhatikan dalam kecantikan
kulit. Kulit sendiri merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi seluruh
bagian tubuh membungkus daging dan organ-organ didalamnya. Luas kulit pada
manusia rata-rata ± 2 meter persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan

10
Universitas Sumatera Utara

lemaknya dan 4 kg tanpa lemaknya atau 16% dari berat badan seseorang
(Kusantati, 2009).
Secara umum kulit mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai alat
proteksi tubuh dari benda luar, untuk melakukan absorbsi, antara lain absorbsi air,
,mineral, dan cahaya; alat ekskresi, untuk membantu pengaturan suhu tubuh;

tempat terjadinya pembentukan pigmen; tempat terjadinya proses pembentukan
vitamin D; dan tempat terjadinya keratinisasi atau pengelupasan kulit mati dan
pembentukan sel kulit baru (Ellis, 2010).
2.4.1 Struktur kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1.

Kulit ari (epidermis )
Kulit epidermis

merupakan bagian kulit paling luar yang paling sangat

diperhatikan dalam perawatan kulit. Ketebalan epidermis pada bagian tubuh
berbeda-beda, yang paling tebal terletak pada telapak tangan dan kaki dan yang
paling tipis terletak pada kelopak mata, pipi, dahi, dan perut.
Pada kulit epidermis terdapat 5 lapisan yaitu :
a. Lapisan tanduk ( stratum corneum )
Merupakan lapisan epidermis paling atas terdiri dari sel pipih, tidak
memiliki inti, tidak berwarna dan sedikit mengandung air.
b. Lapisan bening ( stratum lucidum )

Lapisan ini terletak dibawah lapisan tanduk dan dianggap sebagai
penyambung lapisan tanduk dengan lapisan berbutir.

11
Universitas Sumatera Utara

c. Lapisan berbutir ( stratum granulosum )
Tersusun oleh lapisan sel – sel berbentuk gumparan yang mengandung
butir-butir dalam protoplasma.
d. Lapisan bertaju ( stratum spinosum )
Sering disebut juga lapisan malphigi terdiri dari sel-sel yang saling
berhubungan dengan perantara jembatan protoplasma. Diantara sel-sel taju
terdapat celah antar sel halus yang berguna untuk peredaran cairan
jaringan ekstraseluler dan pengantaran butir-butir melanin.
e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale )
Merupakan lapisan paling bawah epidermis dibentuk oleh satu baris sel,
didalam lapisan benih terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas
atau melanosit ) pembuat pigmen melanin kulit (Kusantati, 2009).
2. Lapisan dermis, Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal
dari pada epidermis terbentuk oleh jaringan elastik dan fibrosa padat dengan

elemen selular, kelenjar, dan rambut. Lapisan ini terdiri atas :
a. Pars papilaris, yaitu bagian yang menonjol kedalam epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikuler, yaitu bagian bawah dermis yang berhubungan dengan
subkutis, terdiri atas serabut penunjang kolagen, elastin dan retikulin
(Wasitaatmadja, 1997).
3. Lapisan subkutan /hipodermis
Lapisan ini mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfa yang
sejajar dengan permukaan kulit. Jaringan ini berfungsi sebagai penyangga dari

12
Universitas Sumatera Utara

benturan organ-organ tubuh bagian dalam serta berperan pula dalam pengaturan
suhu tubuh (Kusantati, 2009).
2.4.2 Fungsi kulit
Kulit memiliki berbagai fungsi bagi tubuh, diantaranya adalah (Muliyawan
dan Suriana, 2013):
1.

Proteksi (pelindung)

Kulit berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dari pengaruh lingkungan
luar. Misalnya sinar matahari, zat-zat kimia, perubahan suhu, dan lain-lain.
2.

Thermoregulasi (menjaga keseimbangan temperatur tubuh)
Kulit akan menjaga suhu tubuh agar tetap optimal. Keringat yang keluar saat
suhu udara panas berfungsi untuk mendinginkan tubuh. Keluarnya keringat
adalah salah satu mekanisme tubuh untuk menjaga stabilitas temperatur.

3. Organ sekresi
Kulit juga berfungsi sebagai organ untuk melepaskan kelebihan air dan zatzat lainnya, seperti NaCl, amonia, dan lain-lain.
4.

Persepsi sensoris
Sebagai alat peraba, kulit akan bereaksi pada perbedaan suhu, sentuhan, rasa
sakit, dan tekanan.

5.

Absorpsi
Beberapa zat tertentu bisa diserap masuk kedalam tubuh melalui kulit.

2.4.3 Jenis kulit
Menurut Wasitaatmadja (1997), ditinjau dari sudut pandang perawatan, kulit
terbagi atas tiga bagian:

13
Universitas Sumatera Utara

1.

Kulit normal
Merupakan kulit yang ideal yang sehat, tidak kusam dan mengkilat, segar dan
elastis dengan minyak dan kelembaban yang cukup.

2.

Kulit berminyak
Kulit yang mempunyai kadar minyak dipermukaan kulit yang berlebihan
sehingga tampak mengkilap, kotor, kusam, biasanya pori-pori kulit lebar
sehingga kasar dan lengket.

3.

Kulit kering
Kulit yang mempunyai lemak permukaan kulit yang kurang ataupun sedikit
lepas dan retak, kaku, tidak elastis dan terlihat kerutan.

2.5 Semangka
Semangka adalah tanaman yang berasal dari afrika, bila sedang musimnya
buah semangka akan berlimpah ruah. Semangka merupakan salah satu buah yang
sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan kandungan
air yang banyak. Semangka yang berasal dari gurun kalahari di Afrika, kemudian
menyebar kesegala penjuru dunia, terutama didaerah tropis dan sub-tropis mulai
dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, Jerman, Belanda, bahkan ke Amerika
(Prajnanta, 2003).
Bentuk buah semangka sangat bervariasi, tergantung varietasnya. Pada
umumnya dibedakan 3 bentuk buah semangka, yaitu oval, bulat memanjang dan
silinder. Berdasarkan klasifikasi warna kulit buah dibedakan menjadi 3 macam
warna yakni hijau muda, hijau tua dan kuning; baik yang polos maupun yang
bergaris-garis. Kulit buahnya ada yang tipis, dan ada pula yang tebal. Buah

14
Universitas Sumatera Utara

semangka yang berkulit tebal lebih tahan dalam penyimpanan dan pengangkutan
dibandingkan dengan yang berkulit tipis. Daging buah semangka dibedakan
menjadi beberapa warna, yaitu merah muda, merah tua, dan kuning (Rukmana,
1994).
Berdasarkan jumlah bijinya, buah semangka dibedakan menjadi tiga kelas,
yaitu, berbiji banyak(lebih dari 600 biji), berbiji sedang(antara 400-600 biji), dan
berbiji sedikit(kurang dari 400 biji). Bahkan kini berkembang semangka non biji
atau disebut triploid. Umur buah semangka sampai siap dipanen tergantung
varietasnya, tetapi umumnya pada kisaran 80-90 hari setelah tanam benih atau 6575 hari setelah pindah tanam (Rukmana, 1994).
Buah semangka memiliki beragam manfaat karena semangka adalah salah
satu buah yang bebas lemak dan memiliki kadar air sebanyak 93,4%, protein
0,5%, karbohidrat 5,3%, serat 0,2%, dan vitamin A, vitamin C, vitamin B, serta
mineral. Buah semangka salah satu tanaman yang mengandung antioksidan yang
tinggi, sehingga dapat diandalkan sebagai penetral radikal bebas dan mengurangi
kerusakan sel ditubuh. buah semangka juga mengandung zat karotenoid seperti
likopen yang memiliki manfaat untuk tubuh dan juga untuk kesehatan kulit agar
terlihat awet muda (Daniel, 2016).

15
Universitas Sumatera Utara

Secara taksonomi, tanaman semangka digolongkan sebagai berikut
Kerajaan

: Plantae

Devisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

:

Cucurbitales

Famili

:

Cucurbitaceae

Genus

:

Citrullus

Spesies

:

Citrullus lanatus (Thunb)
(Daniel, 2016).

Kandungan antioksidan juga terdapat pada kulit buah semangka, hal ini
dapat dilihat pada hasil penelitian (Marlina dan Kuncahyo 2013), dimana hasil
pengujian aktivitas antioksidan dari kulit buah semangka merah didapat nilai IC50
sebesar 87,579 ppm. Hal ini menunjukkan tinggi a antioksidan pada kulit buah
semangka untuk menangkal radikal bebas. Kulit buah semangka juga
mengandung sebagian besar citrulin, magnesium, kalium, betakaroten, dan
likopen yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kulit. Selain itu kulit buah
semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, dan menghilangkan flek
hitam diwajah. Kadar citrulline lebih banyak ditemukan pada kulitnya dan dapat
ditemukan pada semua warna semangka. Namun, yang paling tinggi
kandungannya terdapat dalam jenis semangka kuning (Daniel, 2016).
Kandungan antioksidan pada kulit buah semangka diantara nya vitamin A,
vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, vitamin C, dan protein yang cukup banyak.
Kulit buah semangka dapat digunakan untuk menghaluskan kulit, rambut, dan

16
Universitas Sumatera Utara

membuat rambut tampak berkilau . Sedangkan betakaroten dan likopen yang
terdapat pada kulit buah semangka dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dan
mengencangkan kulit wajah dan mencegah timbulnya keriput pada wajah (Daniel,
2016).

2.6 Likopen
Likopen merupakan suatu hidrokarbon polien dengan rantai asiklik terbuka
tak jenuh, mempunyai 13 ikatan rangkap, 11 diantaranya ikatan rangkap konjugasi
yang tersusun linier, likopen tidak mempunya aktivitas provitamin A karena tidak
memiliki cicin β-ionone. Likopen dapat mengalami degradasi melalui proses
isomerisasi dan oksidasi karena cahaya, oksigen, suhu tinggi, teknik pengeringan,
proses pengelupasan, penyimpanan dan asam. Struktur likopen sekilas mirip
dengan struktur molekul β-karoten. Hal yang membedakannya adalah β-karoten
memiliki cicin β-ionone pada ujung molekulnya (Fadilah, 2012).
Karakteristik likopen
Rumus molekul : C40H56
Berat molekul

: 536,88

Pemerian

: krital seperti jarum, panjang kecoklatan

Kelarutan

: tidak larut dalam air, larut dalam benzene, n-heksan, metilen
klorida dan pelarut organik

Jarak lebur

: 172ºC-175ºC

Penyimpanan

: Temperatur 2ºC-8ºC

(Fadilah, 2012).

17
Universitas Sumatera Utara

Likopen berkhasiat sebagai antioksidan yang dapat menangkal senyawa
radikal bebas yang merusak sel-sel didalam tubuh. Likopen adalah pigmen warna
yang terdapat pada tumbuhan dan merupakan kelompok karotenoid yang
berfungsi sebagai antioksidan efektif yang serbaguna. Sekitar 85% dari total
sumber likopen adalah dari makanan salah satunya buah semangka. Likopen
merupakan antioksidan yang lebih unggul dari vitamin C dan E . Setiap satu
molekul likopen mampu menghabisi beberapa molekul radikal bebas sekaligus.
(Daniel, 2016).

2.7

Krim
Krim didefinisikan sebagai bentuk sediaan setengah padat yang

mengandung satu atau lebih bahan obat yang terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. Istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat yang memiliki
konsistensi relatis cair diformulasi sebagai emulsi minyak dalam air atau air
dalam minyak (Ditjen, POM., 1995).
Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi dasar krim :
a.

Propilen glikol
Dalam sediaan topikal biasa digunakan dengan konsentrasi hingga 15%

sebagai humektan. Larut dalam aseton, kloroform, etanol 95%, gliserin dan air,
larut dalam 1 bagian dalam 6 bagian eter. Fungsi propilen glikol antara lain
sebagai humektan, plastisizer, pelarut, dan bahan penstabil (Rowe, dkk.,2009)
b.

Natrium edetat
Natrium edetat berupa kristal putih, tidak berbau dengan rasa sedikit asam.

Natrium edetat digunakan sebagai zat pengkelat dalam berbagai sediaan farmasi,

18
Universitas Sumatera Utara

termasuk obat kumur, sediaan mata, dan sediaan topikal. Biasanya digunakan
pada konsentrasi antara 0,005 dan 0,1%. Praktis tidak larut dalam kloroform dan
eter, sedikit larut dalam etanol (95%) dan larut dalam 11 bagian air.natrium edetat
merupakan zat yang dapat pembentuk kelat untuk mencegah adanya sisa-sisa
kontaminasi logam dalam minyak

yang dapat mengkatalisasi oksidasi

(Lieberman, dkk., 1994).
c.

Trietanolamin (TEA)
Trietanolamin (TEA) berfungsi sebagai bahan pengalkali, dan sebagai bahan

pengemulsi. Konsentrasi yang digunakan sebagai bahan pengemulsi adalah sekitar
2-4%. Trietanolamin (TEA) mempunyai ciri tidak berwarna hingga berwarna
kuning pucat, cairan kental mempunyai bau sedikit ammonia. Larut dalam aseton,
methanol, karbon tetraklorida dan air, larut 1 bagian dalam 63 bagian etil eter.
(Rowe, dkk., 2009).
d.

Setil alkohol
Setil alkohol berbentuk seperti lilin, serpihan putih, bau khas dan lunak,

mudah larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan meningkat dengan kenaikan
suhu, praktis tidak larut dalam air. Konsentrasi yang digunakan dalam sediaan
topikal berkisar hingga 10%. Setil alkohol memiliki fungsi sebagai bahan
pengemulsi, bahan pengeras, pelembut (Lieberman, dkk., 1994)
e.

Asam Stearat
Asam stearat berfungsi sebagai bahan pengemulsi dan juga sebagai bahan

pengeras dalam formulasi krim. Asam stearat berwarna putih atau sedikit
kekuningan, mengkilat, kristal padat berlemak. Mudah larut dalam benzen, eter,
larut dalam etanol 95%, heksana dan propilen glikol, praktis tidak larut dalam air.

19
Universitas Sumatera Utara

Konsentrasi hingga 1-20% digunakan untuk sediaan krim dan salep (Rowe,
dkk.,2009)
f.

Vaselin
Pemerian massa lunak, lengket, bening, putih. Kelarutan praktis tidak larut

dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam kloroform, eter dan dalam eter
minyak tanah. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan (Depkes, RI., 1979).
g.

Gliseril monostearat
Gliseril monostearat berwarna putih hingga krem seperti lilin padat dalam

bentuk manik-manik atau bubuk. Larut dalam etanol panas, eter, kloroform,
aseton panas dan minyak mineral. Praktis tidak dalam air. Fungsi : Emolient, zat
pengemulsi, zat pelarut dan zat penstabil (Lieberman, dkk., 1994).
h.

Butil hidroksi toluen
Butil hidroksi toluen berbentuk padatan kristal atau serbuk dengan warna

putih atau kuning pucat. % Praktis tidak larut dalam air, gliserin dan propilen
glikol. Mudah larut dalam aseton, benzena, etanol (95%), eter, metanol, toluen,
dan minyak mineral. Senyawa ini banyak digunakan pada formulasi sebagai
antioksidan, senyawa ini terutama digunakan untuk memperlambat atau mencegah
oksidasi dari fase minyak. Pada sediaan topikal biasanya digunakan sebesar
0,0075-1% (Lieberman, dkk., 1994).
i.

Nipagin
Pemerian nipagin berupa kristal tidak berwarna atau berwarna putih, tidak

berbau, rasanya sedikit membakar. Larut 1 bagian dalam 3 bagian etanol 95%, 1
bagian dalam 50 bagian air pada suhu 500C dan larut 1 bagian dalam 30 bagian air
pada suhu 800C. Penggunaan nipagin dalam sediaan krim ataupun sediaan topikal

20
Universitas Sumatera Utara

lainnya adalah sebagai pengawet (anti mikroba). Dalam sediaan topikal biasa
digunakan dengan konsentrasi 0,02-0,3% (Rowe, dkk., 2009).

21
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Induksi Tetraploid Pada Taanaman Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb) Manaf.) Dengan Colchicine

0 4 7

Studi kultur anter semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai)

0 17 62

Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

12 42 136

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

1 2 16

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum & Nakai) terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus

0 0 2

Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

0 1 16

Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

0 0 2

Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

0 0 4

Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

2 11 3

Formulasi dan Uji Efektivitas Krim Anti-aging dari Konsentrat Sari Kulit Buah Semangka Merah(Citrullus lanatus Thunb) dan Semangka Kuning (Citrullus lanatus Thunb)

0 0 51