Hubungan Kadar Adiponektin Dengan Migren Dan Tension Type Headache

BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 LATAR BELAKANG
Nyeri kepala merupakan gejala neurologis yang paling sering dikeluhkan pada
hampir semua orang dan dapat mengakibatkan disabilitas yang signifikan
dengan kehilangan waktu untuk sekolah, kerja dan interaksi sosial. Nyeri kepala
primer yang mengenai 80% populasi diseluruh dunia adalah migren dan tension
type headache (TTH), dimana sekitar 3-4% populasi tersebut adalah menderita
nyeri kepala primer kronik. Secara keseluruhan, prevalensi global nyeri kepala
adalah 47%, dengan 10% migren, 38% TTH, dan 3% nyeri kepala kronik. Life
time prevalence nyeri kepala ditemukan lebih tinggi, yaitu 66%, dengan 14%
migren, 46% TTH, dan 3,4% nyeri kepala kronik. Dari hasil pengamatan insiden
jenis penyakit dari praktek klinik di Medan selama tahun 2003, ditemukan bahwa
nyeri kepala memiliki komposisi jumlah pasien terbanyak yang berobat jalan ke
dokter saraf yaitu sebesar 42%, dan berdasarkan hasil penelitian multisenter
berbasis rumah sakit (RS) pada 5 RS besar di Indonesia (Medan, Bandung,
Makasar dan Denpasar), didapatkan prevalensi migren tanpa aura sebesar 10%,
migren dengan aura 1,8%, TTH episodik 31% dan TTH kronik 24%. (Jensen et
al, 2008; Katsarava et al., 2010; Peterlin et al., 2007; Sjahrir, 2004)
Meskipun belum jelas jika kejadian neurologis pertama yang terjadi pada

migren berasal dari aktivasi batang otak atau cortical spreading depression
(CSD), nyeri pada migren diketahui sebagai akibat inflamasi neurogenik akibat
pelepasan neuropeptida inflamasi dari nerve endings pada aktivasi sistem
trigeminal

yang

mengakibatkan

vasodilatasi,

ekstravasasi

plasma

dan
1

Universitas Sumatera Utara


degranulasi sel mast. Berbagai neuropeptida dan sitokin telah diketahui memiliki
implikasi pada pathway yang menimbulkan inflamasi neurogenik, yaitu calcitonin
gene related peptide (CGRP), substansi P, neurokinin A, interleukin (IL)-1, IL-6
dan tumor necrosis factor (TNF)-α. (Peterlin et al., 2007)
Patogenesis pada TTH masih belum dipahami dengan jelas. Pada saat
ini, dianggap bahwa miofasial memiliki peranan terhadap timbulnya TTH. Nyeri
tekan perikranial secara signifikan berkorelasi dengan intensitas maupun
frekuensi serangan TTH kronik. Belum diketahui secara jelas apakah nyeri tekan
tekan tersebut mendahului atau sebab akibat dari pada nyeri kepala, atau nyeri
kepala yang timbul dahulu baru timbul nyeri tekan. Beberapa penelitian telah
menemukan bahwa nitric oxide (NO) berperan pada patofisiologi TTH kronik,
dimana pada pemberian donor NO (glyceryl trinitrate (GTN)) menyebabkan
peningkatan intensitas nyeri pada TTH episodik, dan pada pemberian inhibitor
NO synthase (NOs) ditemukan penurunan intensitas nyeri kepala dan kekakuan
otot pada TTH kronik. Adanya temuan NOs immunoreactivity pada badan sel
nervus trrigeminus menunjukkan bahwa NO juga berperan dalam induksi
terjadinya migren. (Ashina, 2000; Jensen, 2001; Sjahrir,2008)
Data yang terbaru menunjukkan bahwa jaringan adiposit bukan hanya
sebagai tempat penyimpanan lemak, tetapi, pada kenyataannya berpartisipasi
aktif pada proses fisiologi dan patologis yang multipel yang berhubungan dengan

inflamasi dan imunitas, dan juga telah diketahui bahwa jaringan adiposit
mensekresikan berbagai faktor komplemen, growth factors, sitokin, dan
adipositokin termasuk adiponektin. (Peterlin et al., 2008)
Adiponektin telah dilaporkan memiliki efek anti-inflamasi, dimana
adiponektin dilaporkan dapat menginhibisi IL-6 dan TNF yang menginduksi

Universitas Sumatera Utara

pembentukan IL-8, serta menginduksi sitokin anti-inflamasi seperti IL-10 dan IL1RA (reseptor antagonis), sehingga terdapat spekulasi bahwa level adiponektin
yang tetap dipertahankan tinggi, memiliki efek protektif terhadap cascade
infalamasi yang menyebabkan terjadinya migren dan nyeri kepala tipe lainnya.
(Aprahamian et al., 2011; Peterlin et al., 2007)
Beberapa penelitian masih perlu dilakukan untuk melihat beragam fungsi
adiponektin pada berbagai kondisi penyakit, oleh karena berdasarkan laporan
observasi, ditemukan level total plasma adiponektin yang menurun pada
obesitas, sindroma metabolik dan diabetes tipe II. Tetapi kumpulan data terakhir
menemukan bahwa beberapa penyakit yang berhubungan dengan inflamasi
seperti arthritis, penyakit kardiovaskular, preeklampsia dan end stage renal
disease memiliki hubungan dengan peningkatan level adiponektin, sehingga
diduga bahwa adiponektin juga memiliki efek pro-inflamasi. (Aprahamian et al.,

2011; Peterlin et al. 2008)
Penelitian menegenai adiponektin pada nyeri kepala masih jarang
ditemui. Peterlin et al. (2008), menemukan peningkatan level total adiponektin
pada wanita dengan chronic daily headache (CDH) (10,1 ± 4,0 µg/ml)
dibandingkan migren episodik (8,6 ± 3,5 µg/ml) dan kontrol (7,5 ± 2,4 µg/ml)
(p=0,024). Level adiponektin high molecular weight (HMW) juga ditemukan
meningkat pada CDH (6,1± 2,8 µg/ml) dibandingkan migren episodik (4,2 ± 1,7
µg/ml) dan kontrol (3,9 ± 1,5 µg/ml) (p= 0,003). Sehingga diduga bahwa
adiponektin pada nyeri kepala kronik memiliki efek pro-inflamasi, dimana
ditemukan bahwa adiponektin HMW dapat mengindukasi IL-6 yang memiliki
implikasi pada pathway yang menimbulkan inflamasi neurogenik pada migren.
(Peterlin et al., 2008)

Universitas Sumatera Utara

Hubungan adiponektin dengan TTH masih belum diketahui, tetapi diduga
hubungan ini juga dimediasi melalui peningkatan mediator inflamasi yang
ditemukan pada trigger point yang aktif pada TTH seperti CGRP, substansi P,
serotonin, IL-1 , dan TNF-α. Hubungan ini juga diduga diperantarai melalui NO,
dimana ditemukan bahwa adiponektin dapat meningkatkan produksi NO, dan NO

telah diketahui berperan pada patofisiologi nyeri kepala primer termasuk TTH
kronik. (Ashina et al., 2000; Fernandez-de-las-Penas et al, 2006; Jensen, 2001;
Peterlin et al., 2007)
I.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai
berikut:
Apakah ada hubungan kadar adiponektin dengan migren dan tension type
headache?

I.3 Tujuan penelitian
I.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kadar adiponektin dengan migren dan
tension type headache

I.3.2 Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui hubungan kadar adiponektin dengan migren

2.


Untuk mengetahui hubungan kadar adiponektin dengan TTH

3.

Untuk mengetahui perbedaan gambaran karakateristik demografi
dan antropometri pada pasien dengan migren dan TTH

Universitas Sumatera Utara

4.

Untuk mengetahui perbedaan rerata kadar adiponektin pada pasien
dengan migren dan TTH

5.

Untuk

mengetahui


hubungan

antropometri

dengan

kadar

adiponektin

I.4 Hipotesis
Ada hubungan kadar adiponektin dengan migren dan TTH

I.5 Manfaat Penelitian
I.5.1 Peneliti
Memberikan kontribusi sebuah penelitan dan diharapkan dengan
diketahuinya hubungan adiponektin dengan migren dan TTH dapat
menjadi salah satu masukan atau pertimbangan bagi para klinisi dalam
pemberian pegobatan profilaksis pada pasien dengan nyeri kepala

kronik yang obese.
1.5.2 Pendidikan
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

memberikan

kontribusi

secara

keilmuwan mengenai hubungan kadar adiponektin dengan migren dan
TTH
I.5.2 Masyarakat
Diharapkan dengan mengetahui hubungan kadar adiponektin dengan

migren

dan

TTH,

dapat

menjadi

perubahan/modifikasi

gaya

peningkatan

adiponektin

kadar


hidup

bahan

sebagai
yang

masukan

upaya

untuk

pencegahan

berhubungan

dengan

kecendrungan nyeri kepala menjadi kronik


Universitas Sumatera Utara