Penerapan Metode Spektrofotometri Ultraviolet Pada Penetapan Amlodipin Besilat dalam Sediaan Tablet

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Darah tinggi (Hipertensi) kini menjadi masalah global karena prevalensi
yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok,
obesitas, inaktivitas fisik, dan stress.Hampir di setiap Negara hipertensi
menduduki peringkat pertama sebagai penyakit paling sering dijumpai (Anonim,
2010).
Amlodipin tablet diindikasikan untuk pengobatan hipertensi, dapat
digunakan untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita
hipertensi.Penderita hipertensi

yang tidak

cukup terkontrol jika hanya

menggunakan anti hipertensi tunggal akan sangat menguntungkan dengan
pemberian amlodipin yang dikombinasikan dengan diuretik thiazida, inhibitor βadrenoreseptor, atau inhibitor angiotensin converting enzyme.Amlodipin juga
diindikasikan untuk pengobatan iskemia myokardial, baik karena obstruksi fixed
(angina stabil), maupun karena vasokonstriksi (angina varian) dari pembuluh

darah koroner. Dalam perdagangan amlodipin tablet terdapat dalam bentuk
generik dan nama dagang (Anonim, 2001).
Monorgafi amlodipin dalam sedian tablet tidak terdapat dalam FI edisi IV
sedangkan monografi amlodipin dalam bahan baku terdapat dalam United State
Pharmacopoeia XXXI, 2009 (USP)

dengan penetapan kadar secara KCKT.

Menurut metode analisis BPOM no 01/08/02 amlodipin tablet dapatditentukan

14
Universitas Sumatera Utara

secara spektrofotometri ultraviolet dalam pelarut metanol air dimana serapan
maksimum pada panjang gelombang ± 365 nm.
Menurut Moffat, (2004) amlodipin besilat memiliki serapan maksimum
panjang gelombang 236nm dalam basa dan dalam larutan asam NH2SO4 239 nm.
Dalam sertifikat pengujian Badan POM RI, amlodipin besilat memiliki panjang
1


gelombang 360nm ( A1 = 119) dalam pelarut metanol.
Berdasarkan hal tersebut diatas peneliti mencoba menggunakan metode
spektrofotometri ultraviolet pada penentuan kadar amlodipin dalam tablet metode
ini relatif lebih murah dan sederhana dibandingkan dengan metode KCKT.
Untuk menguji validitas dari metode ini dilakukan pengujian antara lain
uji akurasi dengan parameter % recovery, uji presisi dengan parameter Standar
Deviasi Relatif (RSD), uji sensitifitas dengan parameter limit deteksi (LOD) dan
limit kuantitasi (LOQ) (WHO, 1989).
1.2 Perumusan Masalah
a. Apakah amlodipin dalam sediaan tablet dapat ditentukan kadarnya secara
spektofotometri ultraviolet dan memenuhi persyaratan uji validasi?
b. Apakah kadar amlodipin besilat dalam tablet generik dan nama dagang
memenuhi persyaratan kadar umumnya suatu tablet.
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Amlodipin besilat dalam sediaan tablet dapat ditentukan kadarnya secara
spektrofotometri ultraviolet dan memenuhi uji validasi metode.
b. Kadar amlodipin besilat dalam sedian tablet generik dan nama dagang
memenuhi persyaratan kadar umumnya suatu tablet.
15

Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk

Menentukan

tingkat

validasi

metode

spektrofotometri

ultravioletpada penetapan kadar amlodipin besilat dalam sediaan tablet.
b. Untuk Mengetahui kesesuaian kadar tablet generik dan nama dagang
dengan persyaratan kadar umumya suatu tablet.


1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai metode sederhana dalam Industri Farmasi pada penetapan kadar
amlodipin besilat dalam tablet.

16
Universitas Sumatera Utara