Makalah Sistem Informasi Manajemen Siste (3)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
SISTEM INFORMASI ORGANISASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen yang dibimbing oleh
Siti Masrohatin, MM,

Oleh

Kelompok 3:
1.
2.
3.
4.

Yusrotul Rosyidah
Ansita Devi Ardhillah
Ilmi Farajun Rikza
Ahmad Jamil Marom

(E20151003)
(E20151034)
(E20151043)

(083143312)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
MARET 2017

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “Sistem Informasi
Organisasi”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, serta para sahabat dan pengikut beliau yang
memperjuangkan Dinul Islam di persada muka bumi ini, semoga kita dapat
melanjutkan cita-cita luhur beliau.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pengampu Sistem
Informasi Manajemen yang telah memberikan bimbingan kepada kami, dan
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah

ini kami ucapkan banyak terimah kasih. Semoga kebaikannya bernilai
ibadah.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, kelemahan dan keterbatasan oleh karena itu kami
sangat mebutuhkan sumbangan pikiran, saran, dan kritikan yang konstruktif
demi kesempurnaan penyusun makalah selanjutnya.
Mudah-mudahan dengan makalah yang singkat ini dapat memenuhi
harapan kita semua dan ada manfaatnya bagi para pembaca sehingga dapat
menambah ilmu pengetahuan.

Jember, Maret 2017

Penyusun
2

DAFTAR ISI
Judul
Halaman ...........................................................................................................
..........i
Kata

Pengantar .........................................................................................................
.......... ii
Daftar
Isi ......................................................................................................................
...... iii
Bab I Pendahuluan
1.1...................................................................................................Latar
Belakang ......................................................................................................
........ 1
1.2...................................................................................................Rumusan
Masalah .......................................................................................................
.. 1
1.3...................................................................................................Tujuan .......
....................................................................................................................
1
Bab II Pembahasan

3

A. Pengertian organisasi dan ciri-cirinya…………….................................................. 2

B. Pengembangan organisasi. ……………...................................................................
6
C. Fungsi-fungsi
organisasi……………........................................................................ 6
D. Model dasar dan variasi struktur organisasi……………........................................... 8
E. Interaksi
manusia
dalam
organisasi…………….......................................................10
F. Dampak sistem informasi dalam organisasi…………….......................................... 11
G. Mencapai keunggulan yang kompetitif dengan model daya porter.............................13
H. Mempertahankan Keunggulan
Kompetitif…………..................................................14
Bab III Penutup
Kesimpulan .......................................................................................................
................ 15
Daftar
Pustaka .............................................................................................................
...... 16


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama
lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan
informasi (software), saluran komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data).
4

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, sistem informasi
memberikan peran yang sangat penting dalam dunia bisnis sehingga seringkali orang
menggunakan keunggulan sistem informasi yang ia gunakan sebagai kunci strategi bisnis.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti
halnya informasi di dalam sebuah perusahaan/organisasi yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan
bagi sebuah perusahaan/organisasi. Apabila suatu perusahaan/organisasi kurang mendapatkan
informasi, dalam waktu tertentu perusahaan/organisasi akan mengalami ketidakmampuan
mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat
terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya. Dalam makalah ini akan dipaparkan lebih jauh mengenai apa organisasi dan cirricirinya, pengembangan organisasi, fungsi-fungsi organisasi, model dasar dan variasi struktur
organisasi, interaksi manusia dalam organisasi, dll.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian organisasi dan ciri-cirinya?
2. Bagaimana pengembangan organisasi?
3. Apa saja fungsi-fungsi dari organisasi?
4. Apa saja model dasar dan variasi struktur organisasi?
5. Bagaimana interaksi manusia dalam organisasi?
6. Bagaimana dampak sistem informasi dalam organisasi?
7. Bagaimana mencapai keunggulan yang kompetitif dengan model daya porter?
8. Bagaimana cara mempertahankan keunggulan yang kompetitif?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian organisasi dan cirri-cirinya.
2. Mengetahui pengembangan organisasi.
3. Mengetahui fungsi-fungsi organisasi.
4. Mengetahui model dasar dan variasi struktur organisasi.
5. Mengetahui interaksi manusia dalam organisasi.
6. Mengetahui dampak sistem informasi dalam organisasi.
7. Mengetahui pencapaian keunggulan yang kompetitif dengan model daya porter.
8. Mengetahui cara mempertahankan keunggulan yang kompetitif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi dan Ciri-cirinya
Yang dimaksud dengan organisasi adalah struktur formal yang stabil dan formal yang
mengambil sumber daya dari lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan output. Definisi
teknis ini berfokus kepada tiga elemen dalam organisasi. Modal dan tenaga kerja adalah faktor
produksi utama yang disediakan oleh lingkungan. Organisasi (perusahaan) dapat mengubah
masukan (input) ini menjadi produk dan jasa pada fungsi produksi. Produk dan jasa dikonsumsi

Input dari
lingkungan

Output untuk
lingkungan

5

oleh lingkungan untuk pengembalian persediaan input. (Kenneth & Jane, 2007). Berikut ini
bagan definisi ekonomi mikro teknis organisasi:
Organisasi

Proses produksi

Organisasi lebih stabil dari kelompok yang tidak formal (seperti kelompok teman yang
bertemu setiap hari Jumat untuk makan siang) dalam hal ketahanan dan kerutinan. Organisasi
adalah entitas formal yang legal dengan peraturan dan prosedur internal yang harus sesuai
dengan hukum. Organisasi juga merupakan struktur sosial karena merupakan sekumpulan
elemen sosial, kebanyakan sebagai mesin yang memiliki struktur penyusunan tertentu katup,
roda, batangan, dan bagian lainnya.
Lalu bagaimana definisi organisasi ini berhubungan dengan teknologi sistem informasi?
Pandangan teknis organisasi mendorong kita untuk berfokus pada bagaimana input digabungkan
untuk menciptakan output ketika perubahan teknologi diperkenalkan pada perusahaan.
Perusahaan dilihat sebagai sesuatu yang sangat fleksibel, dimana modal dan tenaga kerja
menggantikan satu sama lain dengan cukup mudah. Tetapi definisi perilaku yang lebih realistis
dari organisasi menyarankan bahwa pembangunan sistem informasi baru, atau membangun ulang
yang lama, melibatkan lebih banyak dari perjanjian teknis atas mesin dan karyawan bahwa
beberapa sistem informasi mengubah keseimbangan hak yaitu hak eksekutif, kewajiban,
tanggung jawab, dan perasaan pada organisasi yang telah dibangun melalui periode waktu yang
panjang. (Kenneth & Jane, 2007).Berikut ini bagan sudut pandang perilaku organisasi:
Organisasi formal
Struktur :

Sumber daya

lingkungan







Hierarki
Pembagian kerja
Aturan , prosedur
Proses bisnis
Budaya

Proses :
 Hak/kewajiban
 Keistimewaan/tanggung
jawab
 Nilai
 Norma

 Manusia

Output
lingkungan

6

Definisi teknis dan perilaku organisasi tidak saling berlawanan. Keduanya justru saling
melengkapi. Definisi teknis menunjukkan bagaimana ribuan perusahaan pada pasar bersaing
dengan menggabungkan modal, tenaga kerja, dan teknologi informasi, sedangkan model
perilaku membawa kita ke dalam perusahaan individual untuk melihat bagaimana teknologi
mempengaruhi pekerjaan di dalam organisasi.
Disisi lain organisasi modern mempunyai karakteristik tertentu. Organisasi ini merupakan
birokrasi dengan pembagian tenaga kerja dan spesialisasi yang jelas. Organisasi mengatur
spesialis pada hierarki wewenang dimana setiap orang bertanggung jawab terhadap seseorang
dan wewenang terbatas pada tindakan tertentu yang dibatasi oleh peraturan atau prosedur yang
abstrak. Peraturan ini menciptakan sistem pembuatan keputusan yang menyeluruh dan universal.
Organisasi mencoba untuk mempekerjakan dan mempromosikan karyawan berdasarkan
kualifikasi teknis dan profesionalisme. Organisasi berdedikasi terhadap prinsip efisiensi;
memaksimalkan output menggunakan input terbatas. Ciri lain organisasi termasuk proses

bisnisnya, budaya organisasi, tujuan, pilihan, dan gaya kepemimpinan. Seluruh ciri ini
mempengaruhi jenis sistem informasi yang digunakan organisasi. (Kenneth & Jane, 2007)
1. Proses bisnis
Seluruh organisasi termasuk perusahaan menjadi sangat efisien sepanjang waktu karena
individu dalam perusahaan mengembangkan rutinitas untuk memproduksi barang dan jasa.
Rutinitas disebut juga prosedur operasi standar, adalah peraturan, prosedur, dan praktik yang
jelas yang telah dikembangkan untuk mengatasi seluruh situasi virtual yang diharapkan.
Ketika para karyawan mempelajari mempelajari rutinitas ini, mereka menjadi sangat
produktif dan efisien serta perusahaan dapat mengurangi biaya seiring waktu bersamaan
dengan peningkatan efisiensi.
2. Politik organisasi
Orang-orang dalam organisasi menempati posisi yang berbeda dengan keahlian
pertimbangan dan perspektif yang berbeda. Akibatnya mereka secara alami juga memiliki
sudut pandang berbeda mengenai bagaimana sumber daya, penghargaan, dan hukuman harus
diberikan. Perbedaan ini berpengaruh baik kepada karyawan dan manajer, dan berdampak
pada usaha politik untuk sumber daya, persaingan, dan konflik di dalam setiap organisasi.
Keengganan berpolitik adalah salah satu kesulitan utama dalam membawa perubahan
organisasi terutama perkembangan sistem informasi yang baru. Secara virtual semua
investasi besar pada system informasi oleh perusahaan yang membawa perubahan signifikan
pada strategi, tujuan bisnis, proses bisnis, dan prosedur menjadi kegiatan yang terbebani
secara politik. Manajer yang mengetahui bagaimana cara bekerja dengan politik organisasi
7

akan menjadi lebih berhasil dari manajer yang kurang ahli dalam menerapkan sistem
informasi yang baru.
3. Budaya organisasi
Seluruh organisasi mempunyai asumsi dasar yang tidak dapat dibantah, dan tidak dapat
dipertanyakan (oleh anggotanya) yang menjelaskan tujuan dan produk organisasi tersebut.
Budaya organisasi meliputi seperangkat asumsi ini mengenai produk apa yang harus
diproduksi organisasi, bagaimana organisasi harus memproduksinya, dimana, dan untuk
siapa. Umumnya asumsi budaya ini seluruhnya diambil begitu saja dan jarang diumumkan
atau dibicarakan. Proses bisnis adalah cara perusahaan bisnis sebenarnya menciptakan nilai,
biasanya ditetapkan pada budaya organisasi. Pada saat bersamaan budaya organisasi adalah
hambatan kuat pada perubahan terutaman perubahan teknologi. Banyak organisasi yang akan
melakukan apa saja untuk menghindari perubahan pada asumsi dasar. Perubahan teknologi
apapun mengancam asumsi budaya yang berlaku umum biasanya menemui tantangan yang
besar. Namun terdapat waktu ketika satu-satunya cara yang masuk akal bagi perusahaan
adalah untuk menempatkan teknologi baru yang secara langsung berlawanan dengan budaya
organisasi yang ada. Ketika hal ini terjadi, teknologi sering diperlambat seiring dengan
penyesuaian budaya secara perlahan.
4. Lingkungan organisasi
Organisasi berada pada lingkungan dimana sumber daya didapatkan dan kepada siapa
barang dan jasa dipasok. Organisasi dan lingkungan memiliki hubungan memberi dan
menerima. Pada satu sisi, organisasi terbuka kepada, dan bergantung kepada, lingkungan
sosial dan fisik yang mengelilinginya. Tanpa sumber daya keuangan dan manusia-orang yang
ingin bekerja dengan andal dan secara konsisten dengan gaji yang ditetapkan atau pendapatan
dari pelanggan-organisasi tidak akan ada. Organisasi harus menanggapi kebutuhan legislatif
dan lainnya yang diberikan oleh pemerintah, sebagaimana tindakan pelanggan dan pesaing.
Pada sisi lain, organisasi dapat mempengaruhi lingkungan. Sebagai contoh, bentuk aliansi
perusahaan bisnis dengan bisnis lain untuk mempengaruhi proses politis; perusahaan beriklan
untuk mempengaruhi penerimaan pelanggan atas produknya.
Lingkungan umumnya berubah lebih cepat dari organisasi. Alasan utama kegagalan
organisasi adalah ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berubah
dengan cepat dan kekurangan sumber daya terutama pada perusahaan baru untuk bertahan
bahkan untuk periode yang singkat pada waktu yang bermasalah. Teknologi baru, produk
baru, dan perubahan pada pemilihan dan nilai masyarakat menimbulkan tekanan budaya,
politik, dan orang-orang organisasi. Kebanyakan organisasi tidak dapat menanganinya
dengan baik dengan perubahan lingkungan yang besar. Inersia yang dibangun ke dalam
prosedur operasi standar, konflik yang dimunculkan oleh perubahan pesanan yang ada, dan
ancaman nilai budaya yang dipegang dengan baik umumnya menghalangi organisasi dari
membuat perubahan signifikan. Tidak mengejutkan jika 10% perusahaan Fortune 500 pada
tahun 1919 yang masih ada hingga saat ini.
5. Struktur organisasi

8

Jenis organisasi yang kita temukan pada perusahaan dan sifat alami masalah pada sistem
ini sering mencerminkan jenis struktur organisasi. Berikut contoh-contoh struktur organisasi:
Jenis organisasi
Struktur wirausaha

Birokrasi meisn

Birokrasi dengan divisi

Birokrasi profesional

Adhocracy

Penjelasan
Perusahaan baru dan kecil
pada lingkungan yang cepat
berubah. Memiliki struktur
sederhana, dikelola oleh
wiraswasta sebagai CEO.
Birokrasi
besar
pada
lingkungan
yang
lamat
berubah,
memproduksi
produk standar. Didominasi
oleh tim manajemen terpusat
dan
pembuat
keputusan
terpusat.
Kombinasi beragam birokrasi
mesin yang memproduksi
produk dan jasa berbeda, satu
kantor pusat.
Organisasi
berbasis
pengetahuan dimana barang
dan jasa tergantung pada
keahlian dan pengetahuan
profesional. Didominasi oleh
kepala departemen dengan
wewenang yang lemah.
Organisasi angkatan kerja
yang harus menanggapi
lingkungan
yang
cepat
berubah.
Terdiri
atas
sekelompok besar spesialis
yang diorganisasikan dalam
tim
multidisipliner
dan
memiliki manajemen terpusat
yang lemah.

Contoh
Bisnis kecil baru

Perusahaan
sedang

manufaktur

Perusahaan Fortune
seperti general Motors

500,

Firma
hukum,
system
sekolah, rumah sakit

Perusahaan konsultan, seperti
Rand Corporation

Pada perusahaan wirausaha kecil kita akan sering menemukan sistem yang dirancang dengan
buruk yang dikembangkan terburu-buru yang sering melebihi kegunaannya dengan cepat.
Pada perusahaan multidivisi yang besar yang beroperasi pada ratusan lokasi, kita akan sering
menemukan bahwa tidak terdapat satu sistem informasi tunggal yang terintegrasi tetapi justru
setiap divisi memiliki perangkat informasinya sendiri.
6. Tujuan dan pilihan
Organisasi mempunyai tujuan dan menggunakan sarana yang berbeda untuk
mencapainya. Beberapa organisasi memiliki tujuan yang koersif (misal sebagai penjara),
9

lainnya memiliki tujuan manfaat (seperti untuk bisnis), yang lainnya mempunyai tujuan
normatif (seperti sekolah, organisasi sosial).
7. Gaya kepemimpinan
Ciri kepemimpinan sangat berbeda antara satu organisasi dengan organisasi lain
(beberapa organisasi mungkin lebih demokratis atau dilakukan dan teknologi yang
digunakan). Beberapa organisasi terutama melakukan tugas-tugas rutin yang dapat dikurangi
menjadi aturan formal yang membutuhkan sedikit penilaian, misalnya memproduksi suku
cadang sepeda motor, mobil, sementara lainnya misalnya perusahaan konsultan, bekerja
terutama dengan tugas-tugas non-rutin.
B. Fungsi-fungsi Organisasi
Serangkaian kegiatan yang sangat berkaitan erat satu sama lain secara kolektif disebut
“fungsi” suatu organisasi. Misalnya, mengikuti laporan kegiatan pegawai, menjaga agar catatan
pengalaman kerja mereka selalu mutakhir (up to date), dan mengelola berbagai data faktual
tentang pegawai merupakan bagian dari fungsi personalia. Organisasi memiliki beberapa fungsi
utama. Dan mungkin pada organisasi yang berbeda hal-hal tersebut akan diorganisasi secara
berbeda pula. Arus informasi yang silang-fungsional (cross functional) juga dapat sangat
ekstensif; misalnya, manajer bagian pembelian harus menerima informasi dari fungsi manufaktur
tentang jadwal produksi yang akan datang dari masing-masing produk, termasuk juga tentang
jumlah bahan dan komponen yang diperlukan selama kegiatan produksi. Luasan ke arah mana
informasi dari satu bidang fungsional akan dialirkan ke sistem informasi bidang fungsional lain,
baik dengan tingkat kemudahan yang dengan mana hal ini akan dilaksanakan,dianggap sebagai
ukuran derajat “keterpaduan” dari sistem informasi organisasi bersangkutan.
C. Pengembangan Organisasi
Menurut Alexander Winn dikutip Gibson et al., (1987) pengembangan organisasi adalah
suatu strategi normatif, suatu proses reduksi, yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sistem
kepercayaan, nilai, dan sikap di dalam organisasi, sehingga organisasi itu lebih mampu
menyesuaikan diri dengan tingkat perubahan yang cepat dalam teknologi, lingkungan industri
dan masyarakat pada umumnya. Pengembangan organisasi mencakup pula penyusunan kembali
struktur organisasi yang dimulai, ditunjang, dan dikukuhkan oleh perubahan normatif dan
perilaku.
Dengan kata lain pengembangan organisasi adalah proses penyesuaian organisasi
terhadap perubahan yang cepat melalui berbagai pendekatan teknostruktural. Sedangkan yang
dimaksud pendekatan teknostruktural antara lain perencanaan struktur, metode sosioteknis,
perluasan kerja dan pendalaman kerja, rekayasa dinamika kelompok, pengembangan pranata
(institution building), dan pengembangan kapasitas dengan tetap mempertahankan efisiensi kerja
dalam organisasi. Dalam hal ini paling tidak ada empat elemen yang mendorong atau
mempengaruhi pengembangan organisasi (Wahyudi & Subando, 1994), yaitu:
1. Manusia (perilaku)
Elemen ini penting karena aktivitas organisasi oleh interaksi antar-individu atau antarkelompok, norma-norma informal, persepsi, peran, kepemimpinan, konflik dalam kelompok,

10

dan sebagainya. Perilaku organisasi dalam banyak hal juga ditentukan oleh perilaku
kelompok dan perilaku individu.
2. Teknologi
Teknologi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh orang terhadap objek
dengan atau tanpa alat bantuan perkakas atau alat mekanis, untuk mengadakan perubahan
tertentu dalam objek tersebut. Secara luas teknologi juga bisa berarti penerapan pengetahuan
untuk melaksanakan pekerjaan.
3. Tugas (task)
Efisiensi organisasi dapat dicapai dengan menyusun tugas pekerjaan secara sistematis.
Konsepsi inilah yang mendasari sistem pembagian kerja fungsional atau spesialisasi menurut
jenis pekerjaan.
4. Struktur
Struktur dipergunakan untuk mengendalikan organisasi dan membedakan bagianbagiannya untuk mencapai tujuan bersama. Yang dimaksud struktur adalah penentuan
rentang kendali, pelimpahan wewenang, formalisasi, dan sebagainya, yang membuat
aktivitas organisasi berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Namun, perlu diingat bahwa pengembangan organisasi yang dipicu oleh tersedianya
teknologi otomatis atau teknologi komputer tidak begitu saja dapat dilaksanakan hanya
dengan pengetahuan dasar tentang perangkat kerasnya. Pemahaman tentang pemenuhan
kebutuhan perangkat lunak dan perangkat otak serta kebutuhan akan informasi dalam
organisasi juga tidak kalah pentingnya. Kebutuhan akan pengembangan organisasi tidak
sekedar menyangkut perangkat teknologi pendukungnya. Kebutuhan yang terpenting adalah
solusi. Solusi memang tidak mudah dirumuskan dan dilaksanakan. Sama halnya dengan
proses manajemen, tidak ada rumus yang pasti bagi solusi masalah dalam organisasi tertentu.
Solusi yang berjalan dengan baik bagi organisasi satu mungkin berbeda bagi organisasi yang
lain meskipun karakteristik organisasi itu sama.
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menentukan solusi bagi
masalah pengolahan data dalam organisasi. Selain faktor ketersediaan teknologi dan sistem
manajemen yang akan dipertimbangkan sebelum manajer menentukan untuk beralih ke
sistem baru. Volume data yang harus diolah oleh organisasi yang satu akan berbeda dengan
organisasi yang lain sehingga seleksi terhadap sistem baru yang akan dipergunakan harus
dipikirkan masak-masak supaya tidak terjadi salah pilih (Wahyudi & Subando, 1994).
D. Model Dasar dan Variasi Struktur Organisasi
Secara umum struktur organisasi adalah susunan sub-subsistem dengan hubungan
wewenang dan tanggung jawabnya. Keadaan dalam mana setiap struktur organisasi
menguntungkan menjadi dasar untuk mengubah struktur keorganisasian dalam menanggapi
perubahan kondisi seperti perbaikan sistem pengolahan informasi dan perbaikan dalam sistem
keputusan.
1. Model dasar struktur organisasi

11

Model dasar dari struktur organisasi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu struktur
hierarki, spesialisasi, hubungan lini dan staf, wewenang dan tanggung jawab, rentang kendali
(Gordon B. Davis, 1992).
a. Struktur hierarki
Hierarki struktur organisasi meliputi manajemen puncak manajemen menengah, dan
manajemen bawah. Berikut ini bagan hierarki strukturnya:

Manajemen puncak
(Direktur)

Manajer
pemasaran

Manajer
produksi

Manajer
operasional

Manajer SDM

Manajer
keuangan

Staf/Karyawan Operasional

Pada bagan di atas, menunjukkan bahwa seorang direktur sebagai top management
(manajemen puncak) membawahi beberapa manajemen menengah atau first line management
(manajer) yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi bidang kerja yang berbeda. Dalam
menjalankan tugas dan fungsi bidang kerja agar lancar dan mencapai hasil yang diinginkan, para
manajer tersebut mempunyai staf atau karyawan operasional yang membantu menyelesaikan
pekerjaan para manajer.
b. Spesialisasi
Organisasi membagi pekerjaan atas tugas-tugas khusus hingga menimbulkan spesialisasi.
Akuntan dalam fungsi perakunan mengkhususkan dalam perakunan. Petugas pemasaran
mengkhususkan dalam bidang pemasaran. Spesialisasi dapat berlanjut sedemikian sehingga
dalam sebuah fungsi terdapat para spesialis untuk bidang-bidang yang lebih kecil, misalnya
spesialis perpajakan, riset, produk, dan sebagainya.
c. Hubungan lini dan staf
Garis lini (garis utuh) menjelaskan wewenang perintah langsung dari fungsi-fungsi dalam
organisasi. Manajer pemasaran menerima laporan dari para manajer penjualan. Para manajer
penjualan menerima laporan dari para wiraniaga. Wewenang mengalir dari atas ke bawah.
Posisi-posisi staf (garis putus) berhubungan dengan kegiatan-kegiatan pendukung seperti
analisis dan konsultasi. Mereka tidak mempunyai wewenang atas petugas operasi.
d. Wewenang dan tanggung jawab

12

Wewenang adalah hak untuk memerintah. Jika seseorang memiliki tanggung jawab untuk
sebuah kegiatan, ia harus memiliki wewenang. Wewenang dibuktikan melalui pengendalian
atas sumber daya, ganjaran, dan fungsi, serta pelimpahan kuasa untuk mengambil keputausan
sehubungan dengan hal-hal tersebut.
e. Rentang kendali
Rentang kendali menunjukkan banyaknya bawahan yang diawasi oleh seorang penyelia
(yaitu banyaknya yang melapor pada atasan). Jumlah ini tidak ditentukan berdasarkan teori
manajemen tradisional, tetapi secara mudahnya adalah bahwa jumlah lainnya harus kecil
(tiga sampai tujuh). Riset terakhir menunjukkan bahwa rentang kendali yang efektif
tergantung pada banyaknya komunikasi yang diperlukan antara atasan dengan para
bawahannya. Akhirnya batas pengolahan informasi pada manusia menjadi variabel
pembatasnya.
2. Variasi struktur organisasi
Menurut Gordon B. Davis (1992) ada tiga variasi pokok dalam model dasar
keorganisasian yaitu : organisasi berdasarkan produk atau jasa, penggunaan hubungan lateral
dalam sebuah organisasi fungsional, dan organisasi proyek.
a. Organisasi berdasarkan produk atau jasa
Selain diorganisasikan berdasarkan fungsi, organisasi dapat dibangun bermula
berdasarkan produk atau jasa. Setiap kelompok produk atau jasa akan memiliki fungsinya
sendiri dalam manufaktur, pemasaran, perakunan, dan seterusnya.
b. Hubungan lateral dalam sebuah organisasi fungsional
Sebuah organisasi fungsional dapat digabungkan sebagian dengan organisasi produk atau
jasa melalui penggunaan hubungan lateral. Organisasi fungsional dapat dipandang sebagai
suatu arus kegiatan menurun. Produk atau jasa dipandang sebagai aliran melalui organisasi
fungsional. Hubungan lateral adalah cara mengkoordinasikan kegiatan berbagai departemen
atau fungsi dalam beroperasi untuk menghasilkan barang atau jasa.
c. Organisasi proyek
Dalam organisasi proyek, sumber-sumber daya adalah proyek-proyek yang ditugaskan
dengan dikepalai oleh seorang direktur proyek. Sebuah perusahaan konstruksi dapat
diorganisasikan seperti ini. Perusahaan antariksa telah menggunakan metode ini untuk
proyek-proyek riset dan pengembangan. Departemen sistem informasi sering menggunakan
organisasi proyek sebagai sebuah bentuk dinamis dari organisasi berdasarkan produk atau
jasa. Sifat sementara dari proyek menyebabkan perlunya tanggapan keorganisasian khusus
untuk membuat, mengkoordinasi, dan menugaskan sumber-sumber daya antara berbagai
proyek yang berbeda-beda. Para manajer proyek memiliki wewenang cukup besar atau
proyek tersebut dan pada dasarnya membeli sumber-sumber daya dari dalam dan luar
organisasi (Gordon B. Davis, 1992).
E. Interaksi Manusia dalam Organisasi
Teori manajemen pada mulanya agak

bersifat

mekanis

dalam

pandangannya atas interaksi manusia. Tujuan para anggota dalam sebuah
organisasi dianggap konsisten dengan tujuan organisasi. Pada karyawan
13

dianggap menangani positif terhadap wewenang dan didorong oleh imbalan
keuangan. Gerakan hubungan kemanusiaan yang dimulai dengan telah
Hawthorne yang dikenal antara tahun 1927 dan 1932 telah membentuk
konsep tentang organisasi sebagai sebuah sistem sosial. Motivasi ternyata
didasari oleh lebih dari sekedar imbalan ekonomis. Kelompok kerja, rekan
kerja, dan sebagainya ternyata penting. Gaya kepemimpinan dianjurkan
yang lebih meningkatkan kepuasan pekerja dalam organisasi. Hasil-hasil riset
keperilakuan tidak menunjuk kepada seperangkat tunggal prinsip tertentu
tetapi sebagaian besar riset memperlihatkan perlunya mempertimbangkan
kebutuhan manusia dalam merancang organisasi.
Hierarki Maslow berguna karena menunjukan sebuah dimensi penting
dalam kebutuhan manusia. Seseorang manusia yang sedang kelaparan
memusatkan perhatian pada kebutuhan fisiologis. Tetapi setelah rasa
laparnya terpuaskan, ia akan merasa penting akan keamnan dan mungkin
akan perhatian dan peghargaan terpenuhi, kebutuhan akan perwujudan diri
menjadi penting. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi tidak dapat
menggantungkan diri saja pada upah yang memuaskan dan kondisi kerja
yang aman untuk memotivasi orang.

F. Dampak Sistem Informasi dalam Organisasi
Menurut Kenneth dan Jane (2007) ada dua dampak sistem informasi
dalam organisasi yaitu dampak ekonomi, dan dampak organisasi dan
perilaku.
1. Dampak ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi teknologi informasi (TI) mengubah baik
biaya relatif modal maupun biaya informasi. Teknologi sistem informasi
dapat dilihat sebagai faktor produksi yang dapat digantikan dengan
14

modal dan tenaga kerja tradisional. Sejalan dengan penurunan biaya
teknologi informasi, TI menggantikan tenaga kerja yang secara historis
merupakan biaya yang terus meningkat. Maka teknologi informasi harus
menghasilkan penurunan jumlah manajer tingkat menengah dan pekerja
administrasi seiring dengan teknologi informasi yang menjadi pengganti
bagi tenaga kerja. Seiring dengan penurunan biaya teknologi informasi, TI
juga menggantikan untuk modal lainnya seperti geddung dan mesin yang
tetap relatif mahal. Maka dengan berjalannya waktu kita dapat berharap
para manajer untuk meningkatkan investasi mereka pada teknologi
informasi karena penurunan biaya adalah relative terhadap investasi
modal lainnya.
Teknologi informasi juga dapat mengurangi biaya manajemen internal.
Menurut teori keagenan (agency theory), perusahaan dilihat sebagai
neksus kontak diantara individu yang memiliki kepentingan sendiri
dibandingkan sebagai entitas yang bersatu ddan ingin memaksimalkan
keuntungan. Principal (pemilik) mempekerjakan agen untuk melakukan
pekerjaan atas namanya. Tetapi agen membutuhkan pengawasan secara
konstan dan pengolaahan, jika tidak maka agen akan cenderung
mengejar kepentingannya sendiri dibandingkan kepentingan pemilik.
Ketika perusahaan tumbuh ukuran dan cakupannya, biaya keagenan atau
biaya koordinasi meningkat karena pemilik harus mengembangkan lebih
banyak usaha pengawasan dan pengelolaan karyawan.
2. Dampak organisasi dan perilaku
Dampak organisasi terbagi menjadi tiga yaitu teknologi informasi
meratakan

organisasi,

organisasi

pasca

industri,

dan

memahami

penolakan organisasi terhadap perubahan.
a. Teknologi informasi meratakan organisasi
Penelitian perilaku telah membuat teori tentang teknologi informasi
yang memfasilitasi perataan hierarki dengan memperluas distribusi
informasi untuk memberikan kekuatan kepada karyawan tingkat rendah
dan meningkatkan efisiensi manajemen. Teknologi informasi mendorong
hak pembuatan keputusan lebih rendah pada organisasi karena para
15

karyawan tingkat rendah menerima informasi yang mereka butuhkan
untuk membuat keputusan tanpa pengawasan. Karena para manajer saat
ini sangat banyak informasi yang akurat dan tepat waktu mereka menjadi
lebih cepat dalam membuat keputusan, sehingga sedikit manajer yang
membutuhkannya.
Biaya manajemen berkurang sebagai persentase pendapatan dan
hierarki menjadi lebih efisien. Perubahan ini berarti bahwa rentang kendali
manajemen telah menjadi lebih luas, sehingga memungkinkan manejer
tingkat tinggi untuk mengelola dan mengendalikan lebih bayak karyawan
yang

tersebar

dalam

jarak

yang

luas.

Banyak

perusahaan

telah

menghilangkan ribuan manajer tingkat menengah akibat perubahan ini.
b. Organisasi pasca industri
Teori pasca industri yang lebih banyak didasari oleh sejarah dan
sosiologi dibandingkan ekonomi juga mendukung ide bahwa teknologi
informasi harus meratakan hierarki. Pada masyarakat pasca industri,
wewenang semakin bergantung kepada pengetahuan dan kompetensi,
dan tidak hanya pada posisi formal. Maka bentuk organisasi menjadi rata
karena pekerja profesional cenderung mengelola dirinya sendiri dan
pembuatan keputusan harus menjadi lebih tersebar di seluruh organisasi.
c. Memahami penolakan organisasi terhadap perubahan
Sistem informasi dapat memengaruhi siapa yang melakukan apa,
kepada

siapa,

di

mana,

kapan,

dan

bagaimana

pada

organisasi.

Banyaknya sistem informasi baru yang membutuhkan perubahan pada
rutinitas pribadi dan individu yang dapat menjaddi menyakitkan bagi
mereka yang terlibat dan memerlukan perhatian ulang dan usaha
tambahan yang belum tentu dikompensasi. Karena sistem informasi
secara potensial mengubah struktur, budaya, proses bisnis dan strategi
organisasi sering kali terdapat penolakan yang harus dipertimbangkan.
Karena penolakan organisasi terhadap perubahan sangatlah kuat, banyak
investasi teknologi informasi yang gagal dan tidak
produktivitas.

Penelitian

pada

kegagalan

meningkatkan

penerapan

proyek

mendemontrasikan bahwa alasan paling umum untuk kegagalan proyek

16

besar untuk mencapai tujuannya bukanlah kegagalan teknologi, akan
tetapi penolkan perubahan pada organisasi dan politik.
G. Mencapai Keunggulan Kompetitif dengan Model Daya Porter
Model daya untuk mencapai keunggulan kompetitif dikemukakan oleh
Michael Porter di mana model ini menyediakan pandangan umum terhadap
perusahaan, pesaingnya dan lingkungan perusahaan. Pada model ini
terdapat lima daya kompetitif yang membentuk nasib perusahaan, yaitu:
1. Pesaing tradisional
Seluruh perusahaan berbagi pangssa pasar dengan psesaing lainnya
yang secara berkelanjutan menggunakan cara baru yang lebih efisien
untuk berproduksi dengan memperkenalkan produk baru dan jasa baru,
dan mencoba untuk menarik pelanggan dengan mengembangkan merek
dan mengeakan biaya perubahan kepada pelanggannya.
2. Pemain baru di pasar
Pada ekonomi bebas dengan sumber daya tenaga kerja. Pada
beberapa industri lainnya, memasuki pasar adalah sangat sulit. Namun
perusahaan baru memiliki beberapa kemungkinan keuntungan, yaitu:
a. Perusahaan tidak terkunci kepada pabrik dan peralatan lama.
b. Perusahaan sering kali memperkerjakan karyawwan yang lebih
mudah yang tidak terlalu mahal dan mungkin lebih inovatif.
c. Perusahaan tidak dibebani oleh nama mereka yang telah tua, usang
dan “lebih lapar” dari pada pemain tradisional pada industri.
d. Perusahaan tergantung kepada pendanaan luar untuk pabrik dan
peralatan baru yang bisa jadi mahal.
e. Perusahaan memiliki angkatan kerja yang kurang berpengalaman.
f. Perusahaan memiliki sedikit pengakuan merek.
3. Produk dan jasa pengganti
Teknologi baru menciptakan pengganti sepanjang waktu, bahkan
minyak memiliki pengganti: ethanoldapat mengganti bahan bakar untuk
mobil, minyak nabati untuk bahan bakar diesel pada truk, dan angina,
tenaga matahari, batu bara dan tenaga air untuk menghasilkan listrik
industri.

Jaasa

telepon

internet

dapat

menggantikan

jasa

telepon

tradisioinal, jasa music internet dapat membuat anda mengunduh music
17

ke iPad sebagai pengganti toko music yang menjual CD. Semakin banyak
produk dan jasa pengganti pada industry anda, semakin tidak mungkin
anda dapat mengendalikan penetapan harga dan semakin anda rendah
margin laba anda.
4. Pelanggan
Perusahaan yang untung bergantung kepada pengukuran besar atas
kemampuannya

menarik

dan

mempertimbangkan

pelanggan

dan

membebankan harga yang tinggi. Kekuatan para pelanggan berkembang
jika mereka dapat dengan mudah berpindah kepada produk dan jasa
pesaing atau jika mereka dapat memaksa bisnis dan pesaingnya untuk
bersaing hanya pada harga di pasar transparan dimana terdapat sedikit
diferensasi produk.
5. Pemasok
Kekuatan pasar pemasok dapat memiliki dampak penting pada naiknya
harga sementara pemasok bisa. Semakin banyak pemasok berbeda yang
dimiliki perusahaan, maka semakin besar pula kendali yang dapat
dijalankan atas pemasok dalam bentuk harga, kuaalitas, dan jadwal
pengiriman. Contoh pembuatan laptop hamper selalu memiliki pemosok
komponen utama yang bersaing, seperti keyboard, hard drive, dan layar
monitor.
H. Mempertahankan Keunggulan Kompetitif
Sistem strategis keunggulan kompetitif tidak selalu bertahan cukup
lama untuk memastikan profitabilitas jangka panjang. Karena pesaing selalu
menyamakan dan mengikuti sistem strategis, keunggulan kompetitif tidak
selalu bertahan. Pasar, harapan pelanggan, perubahan teknologi, globalisasi
telah membuat perubahan ini lebih cepat dan tidak dapat diperkirakan.
Internet dapat membuat keugulan kompetitif menghilang sangat cepat
karena secara virtual semua perusahaan dapat menggunakan teknologi ini.
Sistem informasi saja tidak dapat menyediakan keuntungan bisnis yang
bertahan. Sistem yang awalnya bertujuan strategis sering kali menjadi alat
untuk bertahan, dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk tetap bertahan
18

dalam bisnis, atau mereka akan mencegah organisasi membuat perubahan
strategis yang penting untuk keberhasilan dimasa depan.

BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Organisasi adalah struktur formal yang stabil dan formal yang mengambil sumber daya
dari lingkungan dan memprosesnya untuk menciptakan output. Ciri lain organisasi termasuk
proses bisnisnya, budaya organisasi, tujuan, pilihan, dan gaya kepemimpinan. Serangkaian
kegiatan yang sangat berkaitan erat satu sama lain secara kolektif disebut “fungsi” suatu
organisasi. Pengembangan organisasi adalah proses penyesuaian organisasi terhadap
perubahan yang cepat melalui berbagai pendekatan teknostruktural. Model dasar dari struktur
organisasi terbagi menjadi beberapa bagian yaitu struktur hierarki, spesialisasi, hubungan lini
dan staf, wewenang dan tanggung jawab, rentang kendali. Menurut Gordon B. Davis (1992)
ada tiga variasi pokok dalam model dasar keorganisasian yaitu, organisasi berdasarkan
produk atau jasa, penggunaan hubungan lateral dalam sebuah organisasi fungsional, dan
organisasi proyek.
Hierarki Maslow berguna karena menunjukan sebuah dimensi penting
dalam kebutuhan manusia. Seseorang manusia yang sedang kelaparan
memusatkan perhatian pada kebutuhan fisiologis. Tetapi setelah rasa
laparnya terpuaskan, ia akan merasa penting akan keamnan dan mungkin
akan perhatian dan peghargaan terpenuhi, kebutuhan akan perwujudan
diri menjadi penting. Hal ini menunjukkan bahwa organisasi tidak dapat
menggantungkan diri saja pada upah yang memuaskan dan kondisi kerja
yang aman untuk memotivasi orang. Menurut Kenneth dan Jane (2007)
ada dua dampak sistem informasi dalam organisasi yaitu dampak
ekonomi, dan dampak organisasi dan perilaku.
Model daya untuk mencapai keunggulan kompetitif dikemukakan oleh
Michael Porter di mana model ini menyediakan pandangan umum
terhadap perusahaan, pesaingnya dan lingkungan perusahaan. Pada
model ini terdapat lima daya kompetitif yang membentuk nasib
perusahaan, yaitu: Pesaing tradisional, Pemain baru di pasar, Produk dan
jasa pengganti, Pelanggan, Pemasok. Sistem strategis keunggulan
kompetitif tidak selalu bertahan cukup lama untuk memastikan

19

profitabilitas jangka panjang. Karena pesaing selalu menyamakan dan
mengikuti sistem strategis, keunggulan kompetitif tidak selalu bertahan.

DAFTAR PUSTAKA
Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon.2008.Sistem Informasi
Manajemen.Jakarta:Salemba
Empat.
Scott, George M.2004.Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
PT RajaGrafindo
Persada.
Sunyoto, Danang.2014.Sistem Informasi Manajemen (Perspektif
Organisasi).Yogyakarta: CAPS
(Center of Academic Publishing Service).
Sutabri, Tata.2005.Sistem Informasi Manajemen.Yogyakarta:C.V. ANDI
OFFSET.

20