pengertian jaringan telekomunikasi 1 2
pengertian jaringan telekomunikasi
Perangkat telekomunikasi bertugas menghubungkan pemakainya dengan pemakai lain.
Kedua pemakai ini bisa berdekatan tetapi bisa berjauhuan. Kalau menilik arti harfiah dari
telekomunikasi (tele = jauh, komunikasi = hubungan dengan pertukaran informasi) memang
teknik telekomunikasi dikembangkan manusia untuk menebus perbedaan jarak yang
jauhnya bisa tak terbatas menjadi perbedaan waktu yang sekecil mungkin.
Perbedaan jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu yang sekecil mungkin dengan
cara merubah semua bentuk informasi yang ingin disampaikan oleh manusia kepada yang
lainnya menjadi bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat
bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yakni diruang hampa adalah seratus ribu
km per detik.
Jaringan telekomunikasi adalah segenap perangkat telekomunikasi yang dapat
menghubungkan pemakaiannya (umumnya manusia) dengan pemakai lain, sehingga kedua
pemakai tersebut dapat saling bertukar informasi (dengan cara bicara, menulis,
menggambar atau mengetik ) pada saat itu juga.
Jaringan telekomunikasi terdiri atas dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Perangkat transmisi
Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempaat ketempat yang
lain (baik dekat, maupun jauh). Media transmisinya dapat berupa kabel, serat optik maupun
udara, tergantung jarak dari tempat-tempat yang dihubungkan serta tergantung pada
beberapa banyak tempat yang saling dihubungkan.
2. Perangkat penyambungan (switching)
Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi pemakai lain sesuai
seperti yang diinginkannya. Perangkat penyambungan disebut masih menggunakan sistem
manual bila diperlukan seorang operator yang bertugas menyambungkan pemakai dengan
pemakai lain yang diingininya.
3. Terminal
Terminal adalah peralatan yang bertugas merubah sinyal informasi asli (suara manusia atau
lainnya) menjadi sinyal elektrik atau elektromagetik atau cahaya.
Ini diperlukan karena perangkat transmisi yang mampu menyampaikan informasi tersebut
dari satu tempat ketempat yang lain yang umumnya tidak dekat dalam waktu cepat,
memang mempersyaratkan agar sinyal informasi diubah menjadi sinyal listrik (untuk
dilewatkan kabel) atau menjadi sinyal elektromagnetik (untuk dilewatkan udara) atau
menjadi sinyal cahaya (untuk dilewatkan serat optik).
Perangkat dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat penyambungan
dengan terminal disebut sebagai JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses Tembaga). Untuk sistem
analog, biasanya jaringan kabel lokal menyediakan transmisi kanal telepon analog 4 kHz
untuk setiap saluran pelanggan. Untuk ISDN, biasanya berupa kabel serat optik. Perangkat
dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat penyambungan dengan
perangkat penyambungan di tempat lain disebut jaringan penghubung atau jaringan
interlokal. Jaringan penghubung biasanya berupa jaringan radio gelombang mikro,
komunikasi satelit atau kabel serat optik.
Perangkat penyambungan disebut juga sebagai sentral. Karena jenis komunikasi yang
paling awal yang dilayani sentral adalah komunikasi telepon maka selanjutnya kita sebut
sentral telepon.
TOPOLOGI JARINGAN
Topologi jaringan secara fisik dapat dibagi 4 secara umum, yaitu :
1. Jaringan Mata Jala
2. Jaringan Bintang
3. Jaringan Bus
4. Jaringan Ring
Jaringan Mata Jala (meshed network)
Sebenarnya bentuk jaringan mata jala dan bintang baru terlihat bila jumlah sentral lebih dari
dua. Sifat-sifat dari jaringan mata jala :
a. Tiap sentral mempunyai derajat yang sama
Artinya bila digunakan jaringan mata jala, maka kedudukannya tiap sentral dalah sama,
tidak dibedakan.
b. Hubungan adalah langsung (tanpa sentral trasit), jadi cepat.
c. Dengan adanya hubungan langsung berarti peralatan swithcingnya lebih sederhana.
d. Syarat saluran relatif murah (karena tidak adanya sentral transit sehingga jarak relatife
akan lebih pendek.
e. Jumlah berkas saluran (n) meningkat kuadratis dengan penambahan jumlah sentral
(peningkatan jumlah saluran adalah berbanding lurus dengan kwadrat dari penambahan
jumlah sentral).
f. Konsentrasi saluran agak kurang. Efesiensi saluran rendah.
g. Jaringan mata jala yang satu dengan jaringan mata jala lainnya sulit digabungkan.
Gambar. Topologi Mesh
Jaringan Bintang ( star atau radial network)
Pada sistem yang menggunakan jaringan bintang ini akan terdapat sentral yang disebut
sentral utama. Semua sentral dihubungkn dengan sentral utama ini. Jadi sentral utama ini
berfungsi sbagai sentral transit satu-satunya.
a. Keuntungan
1. Paling fleksibel
2. Pemasangan dan perubahan yang terjadi pada salah satu klien tidak mempengaruhi klien
lain dan jaringan.
3. Control terpusat
4. Mudah deteksi error
5. Kemudahan pengolalaan jaringan
b. Kerugian
1. Perlu penanganan khusus
2. Control terpusat menjadi elemen kritis yaitu hub atau switch.
Gambar. Topologi Star
Jaringan Ring
Untuk membentuk jaringan Ring, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan lain dan
hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus
dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan.
Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral.
a. Keuntungan
1. Hemat kabel
b. Kerugian
1. Peka terhadap kesalahan sama seperti topologi Bus
2. Pengembangan jaringan lebih kaku
Gambar. Topologi Ring
Jaringan Bus
Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi
dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan
secara bersamaan dalam satu arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada
topologi jaringan mesh atau bintang, yang pada sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi
atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan.
a. Keuntungan
1. Hemat kabel
2. Layout kabel sederhana
3. Mudah dalam pengembangan
b. Kerugian
1. Deteksi dan isolasi kesalahan dengan sangat kecil
2. Kepadatan Trafik
3. Bila salah satu dari klien mengalami gangguan maka jaringan tidak bisa berfungsi.
4. Diperlukan repeater untuk hubungan jarak jauh.
Gambar. Topologi Bus
STRUKTUR JARINGAN
Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan,
jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan catu
langsung, jaringan catu tak langsung, dan jaringan catu kombinasi.
Jaringan Catu Langsung
Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari KP (Kotak Pembagi)
terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU (rangka Pembagi Utama) tanpa melalui
RK (Rumah Kabel) seperti pada
gambar ditas. Jadi, pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung
secara tetap ( permanen ) ke RPU. Jaringan model ini, biasanya dipakai untuk wilayah, yaitu
:
a. Kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan jumlah
pelanggan telepon sedikit.
b. Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar sentral
telepon ( radius sampai dengan 500 meter ).
c. Untuk daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon
cukup tinggi dan komplek yang tidak memungkinkan dipasang RK.
Gambar. Jaringan kabel lokal catu langsung
Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dengan pesawat
pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK, baru
kemudian dihubungkan ke RPU. Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara
kabel primer dan kabel sekunder. Pemakaian jaringan catu tak langsung seperti terdapat
pada gambar 3.6. Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada kota – kota
sedang dan besar yang digunakan untuk mencatu daerah yang pelanggannya tersebar dan
jauh . Jaringan catu tak langsung juga digunakan di STO (Sentral Telepon Otomat)
Simpanglima yaitu di daerah sekitar Simpanglima yang merupakan kawasan perkantoran.
Gambar. Jaringan kabel lokal catu tidak langsung
Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal di mana pesawat pelanggan dicatu melalui
dua cara, yakni sebagian dengan catu langsung, dan sebagian lagi dengan catu tak
langsung. Pemakaian jaringan catu kombinasi digunakan hampir pada semua kota sedang
dan besar, karena letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau pusat kepadatan
penduduk, sedang lokasi pelanggan menyebar mulai dari yang dekat dengan sentral
telepon, dan banyak juga yang berada jauh dari letak sentral.
Gambar. Jaringan catu kombinasi
PENGERTIAN SWITHCHING
Switching adalah sistem penyambungan yang memungkinkan sebuah terminal (telepon,
faksimil, dan sebagainya) dapat memberikan informasi ke arah terminal lain yang dipakai
oleh pemanggil. Swithching merupakan bagian yang tidak terlihat oleh pelanggan dan
elemen terpenting yang memberikan fasilitas-fasilitas bagi pelanggan. Fungsi dasar
swithching adalah untuk membangun dan melepaskan hubungan antara kanal transmisi dan
hal-hal lain diperlukan. Untuk menghubungkan suatu call diperlukan beberapa fungsi
sebagai berikut :
1. Fungsi supervisi (pengawasan)
Berfungsi mendeteksi kondisi busy atau idle dari circuit yang terhubung ke sistem switching
dan mendeteksi serta menanggapi permintaan fasilitas dari pemanggil, menyiapkan sistem
untuk menerima digit yang di dial dan mengirim dial tone.
2. Fungsi pensinyalan
Signaling merupakan transfer informasi yang diperlukan untuk membangun, mengawasi dan
memutuskan hubungan melalui network. Terdapat dua klasifikasi sistem signaling, yaitu :
a. Signaling antara pelanggan dan sentral.
b. Signaling antar sentral.
3. Fungsi routing
Fungsi routing adalah menyediakan jalur bicara pada switching network.
Setiap sistem switching mempunyai tiga kelompok perangkat fungsional utama dan
bermacam-macam perangkat tambahan tergantung dari aplikasi networknya. Tiga perangkat
fungsional utama tersebut adalah :
1. Terminal Interface Group menghubungkan semua jalur pelanggan dan trunk ke sistem
switching.
2. Switching Network menyediakan jalur pmbicaraan.
3. Control Processor melakukan kontrol terhadap aktifitas perangkat tersebut di atas.
Sistem switching memepunyai group perangkat lainnya, seperti catu daya, perangkat billing,
perangkat input / output, perangkat maintenance dan administrasi yang mendukung fungsi
utama dari switching. Switching memiliki dua teknik yaitu Circuit Switching dan Packet
Switching. Beberapa karakteristik ke dua titik switching tersebut, yaitu :
1. Circuit Switching
a. Kurang efesien karena koneksi tetap established walaupun tidak ada data yang ditransfer.
Contoh penerapannya adalah pada public telephone network, PABX (Public Branches
Exchange) untuk gedung.
b. Memiliki sifat yang tidak kompleks dalam routing, flow control, dan syarat-syarat error
control.
2. Packet Switching
a. Efesiensi line sangat tinggi.
b. Dapat membuat konversi data-rate.
c. Ketika traffic mulai padat, beberapa call diblok, yang menunjukkan jaringan menolak
permintaan koneksi tambahan sampai beban dijaringan menurun.
PENOMORAN
Ada dua jenis penomoran telepon, yaitu :
a. Penomoran terbuka
b. Penomoran tertutup
Penomoran Terbuka
Pada penomoran terbuka ini prefix atau kode wilayah hanya diputar untuk interlokal saja.
Jadi dalam hal ini prefix = directory number dari wilayah lokal tempat langganan berada. Di
Indonesia dianut sistem seperti ini dan untuk membedakan interlokal dan lokal setiap kode
wilayah didahului digit 0.
Sistem penomoran terbuka digunakan bila :
a. Wilayah besar.
b. Hubungan lokal jauh lebih banyak dibanding hubungan interlokal (dengan perkiraan
secara statistik : hubungan lokal sekitar 80%).
c. Batas-batas wilayah lokal yang satu dengan yang lain adalah jelas.
Penomoran Tertutup
Sistem penomoran dinamakan sistem penomoran tertutup jika prefix dan directory number
bergabung menjadi satu dan menjadi nomor panggilan dari pesawat langganan. Jadi pada
sistem penomoran tertutup ini hubungan lokal maupun interlokal dipanggil dengan nomor
yang sama. Sistem penomoran tertutup digunakan bila :
a. Daerah relatif kecil
b. Hubungan interlokal secara statistik adalah jauh lebih banyak disbanding hubungan lokal.
ROUTING
Yang disebut proses routing adalah proses pencarian jalan yang dipergunakan pada
penyelenggaraan penyambungan jarak jauh ke tujuan yang dimaksud oleh langganan
pemanggil di dalam jaringan SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh) ataupun
Multiexchange Area. Jadi routing merupakan proses yang berjalan dari sentral awal sampai
dengan sentral akhir. Jalan yang ditempuh dan dipilih dikatakan baik jika :
a. Jalan yang ditempuh sependek mungkin
b. Alat penyambungan dan saluran yang dipergunakan sedikit mungkin.
Dari sini terlihat bahwa proses routing akan sederhana jika alokasi prefix adalah secara
sistematis, tetapi dengan adanya sentral jenis SPC (Spare Part Module) sebenarnya sudah
tidak ada masalah lagi. Untuk itu peralatan routing harus :
a. Dapat menerima dan mengerti informasi berupa sinyal-sinyal kode atau berupa pulsapulsa dialing yang dikenal dari pesawat langganan atau dari sentral transit sebelumnya.
b. Mengetahui jalan atau route yang dimaksud oleh informasi tersebut.
c. Dapat memilih route dengan cepat dan tepat. Route yang dipilih haruslah yang terbaik.
Bila ada beberapa yang dapat dipilih sebagai alternatife, maka jalan yang terbaik sajalan
yang dipilih.
d. Dapat mengatur pelaksanaan penyambungan sejauh mungkin.
Klasifikasi Route menurut urutan pilihan, yaitu :
a. Direct route/firs choise route
b. Alternatif route
c Last choise route
d. Route memutar
Direct Route
Yang tepilih adalah jalan terpendek dalam arti langsung menghubungkan sentral (interlokal)
awal dan tujuan. Jalan ini ditest pertama kali (firs choise route). Biasanya pertimbangan di
dalam direct route, yaitu :
a. Faktor ekonomis, biaya persatuan lalu lintas lebih rendah dibanding route lainnya yang
lebih panjang.
b Lalu lintas antara kedua tempat tersebut cukup besar.
c. Route ini sudah ada dalam network yang sama.
Alternatif Route
Bila direct route sudah tidak mungkin lagi dipakai alat routing akan mengetes jalan-jalan
lain : “Alternatif Route”.
Last Choise Route
Merupakan penampung lalu lintas harapan yang sudah tidak mungkin di tampung oleh jalan
yang lebih pendek route ini disebut juga “ prefix route”.
Route Memutar
Sentral setingkat tetapi bukan direct route, hanya untuk tingkat sentral yang tinggi. Hal ini
dikarenakan :
a. Dari sentral tersebut tidak mungkin memakai prefix route.
b. Bentuk jaringan yang memanjang (geografisnya).
c. Bila tingkat rendah terlalu banyak, maka penambahan alat-alat (jumlah sentral banyak
dan tidak sering digunakan).
MENGENAL SISTEM KONTROL ATAU SISTEM PENGENDALIAN
Era modernisasi ikut berimbas terhadap modernisasi alat baik di industri
kecil maupun di industri besar. Peralatan di sebuah industri yang dulunya
digerakkan manual oleh manusia kini mulai terotomatisasi yakni
dikendalikan secara otomatis oleh mesin itu sendiri. Proses otomatisasi
mesin dikenal dengan istilah sistem kontrol atau ada juga yang menyebut
sistem pengendalian. Pentinganya mempelajari sistem pengendalian ini
erat kaitannya dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan kerja
mesin agar mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita harapkan
Secara teori apa perbedaan antara sistem pengendalian manual dengan
sistem pengendalian otomatis?
Sistem
adalah
kombinasi
dari
beberapa
komponen
yang
bekerja
bersama- sama dan melakukan suatu sasaran tertentu, sedangkan
pengendalian diartikan sebagai mengekang dan menguasai. Jadi sistem
pengendali proses adalah sistem pengendalian suatu parameter dari
berbagai macam proses.
Sistem
pengendalian
proses
terbagi
menjadi
dua
yaitu
sistem
pengendalian manual dan sistem pengendalian otomatis.
1. Sistem Pengendalian Manual adalah sistem pengendalian dengan
subyek adalah makhluk hidup, contoh oleh manusia. Biasanya
sistem ini dipakai pada beberapa proses-proses yang tidak banyak
mengalami perubahan beban ( load) atau pada proses yang tidak
kritis.
2. Sistem Pengendalian Otomatis adalah sistem pengendalian dimana
subyek digantikan oleh suatu alat yang disebut controller. Dimana
tugas untuk membuka dan menutup valve tidak lagi dikerjakan oleh
operator, tetapi atas perintah controller. (Gunterus, 1994)
Gb. 2. Sistem Pengendalian
otomatis
Gb.1. Sistem pengendalian
manual
Dari gambar diatas terlihat bahwa contoh sistem pengendalian manual
salah satunya adalah proses merebus botol dengan panci panas yang
dikasih air. Proses merebus botol ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu
untuk mensterilkan botol. Biasanya proses perebusan dimulai dengan
memanaskan air sampa mendidih, kemusian botol2 dimasukkan ke panci
sampai sekitar 5- 10 menit, setelah selesai maka kita harus mematikan
kompor gas secara manual. Sedangkan gambar 2 menunjukkan contoh
sistem pengendalian otomatis pada proses sterilisasi botol. Gambar 2
menunjukkan proses sterilisasi botol dilakukan dengan alat sterilizer,
dimana kita tinggal memasukkan botol ke alat kemudian kita putar atau
tekan sistem kontrol temperatur pada alat tersebut dan jika proses
sterilisasi sudah selesai maka alat akan otomatis mati sendiri, sehingga
tidak perlu ditunggu dan dimatikan secara manual.
Nah dua kasus tersebut merupakan salah satu contoh dari perbedaan
sistem pengendalian manual dan sistem pengendalian otomatis. Dimana
perbedaannya
terdapat
pada
adanya
suatu
alat
kontrol
yang
menggantikan kerja subjek manusia. Jika pada kasus ini maka alat
kontrol pada alat sterilisasi adalah alat kontrol temperatur.
Bagaimana proses kerja sistem pengendalian otomatis secara fisika dan
elektronika?
Semua
analisa
sistem
pengendalian
selalu
dimulai
dengan
menampilkan diagram kotak sistem. Didalam diagram kotak sistem
pengendalian otomatis, akan selalu ada komponen-komponen pokok
seperti
elemen
proses,
elemen
pengukuran
element dan transmitter)
,
elemen controller (control
dan final control element (atau control valve).
(sensing
unit),
Diagram kotak sistem pengendalian otomatis adalah
sebagai berikut :
Gambar 3. Diagram kotak sistem pengendalian otomatis (Gunterus, 1994)
Pada
gambar
3,
bagian controller mempunyai summing
junction dengan tanda positif-negatif (+/-). Di titik inilah langkah
membandingkan dilakukan mengurangi besaran set point dengan
sinyal measurement variable. Hasilnya adalah sinyal yang
disebut error.
Untuk tanda (-) pada summing junction sistem pengendalian
otomatis
disebut
sistem negative
feedback.,
jika
tanda
pada summing junction (+) maka sistem pengendalian otomatis
disebut positif feedback
Beberapa
keterangan
mengenai
elemen-elemen
sistem
pengendalian otomatis dari diagram kotak pada gambar 1.1
sebagai berikut :
Proses (Process) adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu
fungsi tertentu. Input proses dapat bermacam- macam, yang pasti
control
element atau control valve agarvariabel yang dimaksud sama
dengan set point. Input proses ini juga disebutvariabel yang
dimanipulasi.
Variabel yang dimanipulasi adalah input dari suatu proses yang
dapat dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya agar process
variable atau variabel yang dikendalikan besarnya sama dengan set
point.
Gangguan adalah besaran lain, selain variabel yang dimanipulasi,
yang dapat menyebabkan berubahnya variabel yang dikendalikan.
Besaran ini lazim disebut load.
Elemen Pengukur adalah bagian paling ujung suatu sistem
pengukuran (measuring system). Contoh elemen pengukur yang
banyak dipakai misalnyatermocouple atau oriface plate. Bagian ini
juga biasa disebut sensor atau primary element.
Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal
sensing element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat
dimengerti olehcontroller.
Transducer adalah
unit
pengalih
sinyal.
Kata transmitter, seringkali
dirancukan
dengan
kata transduser. Keduanya memang mempunyai fungsi yang
serupa, walaupun tidak sama benar. Transducer lebih bersifat
umum, sedangkan transmitter lebih khusus pada pemakaian dalam
sistem pengukuran.
Variabel yang dimaksud atau measured variable adalah sinyal
yang keluar dari transmitter. Besaran ini merupakan cerminan
besarnya sinyal sistem pengukuran.
merupakan
besaran
yang
dimanipulasi
oleh final
variable yang dikehendaki.
Sebuah kendaliakan selalu berusaha menyamakan variabel yang
dikendalikan dengan set point.
Error adalah selisih antara set point dikurangivariabel yang
dimaksud.Error bisa negatif, bisa juga positif. Sebaliknya, bila set
point lebih kecil darivariabel yang dimaksud, error menjadi negatif.
Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap
langkah
pengendalian
yang
membandingkan set
point dengan measurement variable, menghitung berapa banyak
koreksi yang perlu dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi
sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Controllersepenuhnya
menggantikan peran manual dalam mengendalikan sebuah
proses. Controller merupakan alat pengendali.
Unit Pengendali adalah bagian dari controller yang menghitung
besarnya
koreksi
yang
diperlukan.
Input control
unit adalah error, dan outputnya adalah sinyal yang keluar
dari controller (manipulated
variable). Unit
Pengendali memiliki fungsi
transfer yang
tergantung
pada
jenis controller. Output unit pengendali adalah hasil penyelesaian
matematik fungsi
transferdengan
memasukkan
nilai error sebagai input.
Final control element, seperti tercermin dari namanya, adalah
bagian akhir dari instrumentasi sistem pengendalian. Bagian ini
berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan cara
memanipulasi
besarnyamanipulated
variable,
berdasarkan
perintah controller.
Set
Point adalah
besar process
Jika diagram sistem pengendalian ini dikaitkan dengan proses
sterilisasi dengan alat sterilizer, maka pada saat kita memasukkan
botol kealat dan memutar atau menekan tombol kontrol temperatur
dan waktu sterilisasi, maka disini kita melakukan proses setting
point pada sistem pengendalian otomatis. Setting point yang kita
masukkan
ini
akan
di
baca
oleh
elemen
pengukur (sensor
suhu/termokopel misalnya) dan dibaca oleh transmitter. Dari
transmitter inilah setting point yang kita masukkan dalam hal ini
misalkan suhu temperatur dan waktu sterilisasi akan diubah
menjadi sinyal listrik dan dikendalikan oleh sistem kontrol pada
alat. Jika proses sterilisasi sudah memenuhi suhu dan waktu proses
untuk mensterilkan, maka alat kontrol akan memaksa kerja alat
sterilisasi berhenti secara otomatis. Nah mudah bukan memahami
sistem pengendalian otomatis secara logika….^_^
Perangkat telekomunikasi bertugas menghubungkan pemakainya dengan pemakai lain.
Kedua pemakai ini bisa berdekatan tetapi bisa berjauhuan. Kalau menilik arti harfiah dari
telekomunikasi (tele = jauh, komunikasi = hubungan dengan pertukaran informasi) memang
teknik telekomunikasi dikembangkan manusia untuk menebus perbedaan jarak yang
jauhnya bisa tak terbatas menjadi perbedaan waktu yang sekecil mungkin.
Perbedaan jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu yang sekecil mungkin dengan
cara merubah semua bentuk informasi yang ingin disampaikan oleh manusia kepada yang
lainnya menjadi bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat
bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, yakni diruang hampa adalah seratus ribu
km per detik.
Jaringan telekomunikasi adalah segenap perangkat telekomunikasi yang dapat
menghubungkan pemakaiannya (umumnya manusia) dengan pemakai lain, sehingga kedua
pemakai tersebut dapat saling bertukar informasi (dengan cara bicara, menulis,
menggambar atau mengetik ) pada saat itu juga.
Jaringan telekomunikasi terdiri atas dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Perangkat transmisi
Perangkat transmisi bertugas menyampaikan informasi dari satu tempaat ketempat yang
lain (baik dekat, maupun jauh). Media transmisinya dapat berupa kabel, serat optik maupun
udara, tergantung jarak dari tempat-tempat yang dihubungkan serta tergantung pada
beberapa banyak tempat yang saling dihubungkan.
2. Perangkat penyambungan (switching)
Perangkat penyambungan bertugas agar pemakai dapat menghubungi pemakai lain sesuai
seperti yang diinginkannya. Perangkat penyambungan disebut masih menggunakan sistem
manual bila diperlukan seorang operator yang bertugas menyambungkan pemakai dengan
pemakai lain yang diingininya.
3. Terminal
Terminal adalah peralatan yang bertugas merubah sinyal informasi asli (suara manusia atau
lainnya) menjadi sinyal elektrik atau elektromagetik atau cahaya.
Ini diperlukan karena perangkat transmisi yang mampu menyampaikan informasi tersebut
dari satu tempat ketempat yang lain yang umumnya tidak dekat dalam waktu cepat,
memang mempersyaratkan agar sinyal informasi diubah menjadi sinyal listrik (untuk
dilewatkan kabel) atau menjadi sinyal elektromagnetik (untuk dilewatkan udara) atau
menjadi sinyal cahaya (untuk dilewatkan serat optik).
Perangkat dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat penyambungan
dengan terminal disebut sebagai JARLOKAT (Jaringan Lokal Akses Tembaga). Untuk sistem
analog, biasanya jaringan kabel lokal menyediakan transmisi kanal telepon analog 4 kHz
untuk setiap saluran pelanggan. Untuk ISDN, biasanya berupa kabel serat optik. Perangkat
dan media transmisi sebagai penghubung antara perangkat penyambungan dengan
perangkat penyambungan di tempat lain disebut jaringan penghubung atau jaringan
interlokal. Jaringan penghubung biasanya berupa jaringan radio gelombang mikro,
komunikasi satelit atau kabel serat optik.
Perangkat penyambungan disebut juga sebagai sentral. Karena jenis komunikasi yang
paling awal yang dilayani sentral adalah komunikasi telepon maka selanjutnya kita sebut
sentral telepon.
TOPOLOGI JARINGAN
Topologi jaringan secara fisik dapat dibagi 4 secara umum, yaitu :
1. Jaringan Mata Jala
2. Jaringan Bintang
3. Jaringan Bus
4. Jaringan Ring
Jaringan Mata Jala (meshed network)
Sebenarnya bentuk jaringan mata jala dan bintang baru terlihat bila jumlah sentral lebih dari
dua. Sifat-sifat dari jaringan mata jala :
a. Tiap sentral mempunyai derajat yang sama
Artinya bila digunakan jaringan mata jala, maka kedudukannya tiap sentral dalah sama,
tidak dibedakan.
b. Hubungan adalah langsung (tanpa sentral trasit), jadi cepat.
c. Dengan adanya hubungan langsung berarti peralatan swithcingnya lebih sederhana.
d. Syarat saluran relatif murah (karena tidak adanya sentral transit sehingga jarak relatife
akan lebih pendek.
e. Jumlah berkas saluran (n) meningkat kuadratis dengan penambahan jumlah sentral
(peningkatan jumlah saluran adalah berbanding lurus dengan kwadrat dari penambahan
jumlah sentral).
f. Konsentrasi saluran agak kurang. Efesiensi saluran rendah.
g. Jaringan mata jala yang satu dengan jaringan mata jala lainnya sulit digabungkan.
Gambar. Topologi Mesh
Jaringan Bintang ( star atau radial network)
Pada sistem yang menggunakan jaringan bintang ini akan terdapat sentral yang disebut
sentral utama. Semua sentral dihubungkn dengan sentral utama ini. Jadi sentral utama ini
berfungsi sbagai sentral transit satu-satunya.
a. Keuntungan
1. Paling fleksibel
2. Pemasangan dan perubahan yang terjadi pada salah satu klien tidak mempengaruhi klien
lain dan jaringan.
3. Control terpusat
4. Mudah deteksi error
5. Kemudahan pengolalaan jaringan
b. Kerugian
1. Perlu penanganan khusus
2. Control terpusat menjadi elemen kritis yaitu hub atau switch.
Gambar. Topologi Star
Jaringan Ring
Untuk membentuk jaringan Ring, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan lain dan
hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus
dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan.
Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral.
a. Keuntungan
1. Hemat kabel
b. Kerugian
1. Peka terhadap kesalahan sama seperti topologi Bus
2. Pengembangan jaringan lebih kaku
Gambar. Topologi Ring
Jaringan Bus
Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada medium transmisi
dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan
secara bersamaan dalam satu arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada
topologi jaringan mesh atau bintang, yang pada sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi
atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan.
a. Keuntungan
1. Hemat kabel
2. Layout kabel sederhana
3. Mudah dalam pengembangan
b. Kerugian
1. Deteksi dan isolasi kesalahan dengan sangat kecil
2. Kepadatan Trafik
3. Bila salah satu dari klien mengalami gangguan maka jaringan tidak bisa berfungsi.
4. Diperlukan repeater untuk hubungan jarak jauh.
Gambar. Topologi Bus
STRUKTUR JARINGAN
Berdasarkan cara pencatuan saluran dari sentral ke pesawat pelanggan,
jaringan kabel lokal dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu jaringan catu
langsung, jaringan catu tak langsung, dan jaringan catu kombinasi.
Jaringan Catu Langsung
Pada jaringan catu langsung ini, pesawat pelanggan dicatu dari KP (Kotak Pembagi)
terdekat yang langsung dihubungkan dengan RPU (rangka Pembagi Utama) tanpa melalui
RK (Rumah Kabel) seperti pada
gambar ditas. Jadi, pada jaringan ini, semua pasangan urat kabel dari KP tersambung
secara tetap ( permanen ) ke RPU. Jaringan model ini, biasanya dipakai untuk wilayah, yaitu
:
a. Kota kecil yang masih menggunakan sentral manual dengan jumlah
pelanggan telepon sedikit.
b. Pada kota besar, sistem ini untuk mencatu daerah sekitar sentral
telepon ( radius sampai dengan 500 meter ).
c. Untuk daerah terkonsentrasi yang mempunyai kebutuhan telepon
cukup tinggi dan komplek yang tidak memungkinkan dipasang RK.
Gambar. Jaringan kabel lokal catu langsung
Jaringan Catu Tidak Langsung
Jaringan catu tak langsung adalah jaringan kabel lokal dengan pesawat
pelanggan dicatu dari KP terdekat yang dihubungkan terlebih dahulu ke RK, baru
kemudian dihubungkan ke RPU. Dalam hal ini, RK berfungsi sebagai titik sambung antara
kabel primer dan kabel sekunder. Pemakaian jaringan catu tak langsung seperti terdapat
pada gambar 3.6. Pemakaian jaringan catu tak langsung ini juga dipakai pada kota – kota
sedang dan besar yang digunakan untuk mencatu daerah yang pelanggannya tersebar dan
jauh . Jaringan catu tak langsung juga digunakan di STO (Sentral Telepon Otomat)
Simpanglima yaitu di daerah sekitar Simpanglima yang merupakan kawasan perkantoran.
Gambar. Jaringan kabel lokal catu tidak langsung
Jaringan Catu Kombinasi
Jaringan catu kombinasi adalah jaringan lokal di mana pesawat pelanggan dicatu melalui
dua cara, yakni sebagian dengan catu langsung, dan sebagian lagi dengan catu tak
langsung. Pemakaian jaringan catu kombinasi digunakan hampir pada semua kota sedang
dan besar, karena letak sentral telepon biasanya di pusat kota atau pusat kepadatan
penduduk, sedang lokasi pelanggan menyebar mulai dari yang dekat dengan sentral
telepon, dan banyak juga yang berada jauh dari letak sentral.
Gambar. Jaringan catu kombinasi
PENGERTIAN SWITHCHING
Switching adalah sistem penyambungan yang memungkinkan sebuah terminal (telepon,
faksimil, dan sebagainya) dapat memberikan informasi ke arah terminal lain yang dipakai
oleh pemanggil. Swithching merupakan bagian yang tidak terlihat oleh pelanggan dan
elemen terpenting yang memberikan fasilitas-fasilitas bagi pelanggan. Fungsi dasar
swithching adalah untuk membangun dan melepaskan hubungan antara kanal transmisi dan
hal-hal lain diperlukan. Untuk menghubungkan suatu call diperlukan beberapa fungsi
sebagai berikut :
1. Fungsi supervisi (pengawasan)
Berfungsi mendeteksi kondisi busy atau idle dari circuit yang terhubung ke sistem switching
dan mendeteksi serta menanggapi permintaan fasilitas dari pemanggil, menyiapkan sistem
untuk menerima digit yang di dial dan mengirim dial tone.
2. Fungsi pensinyalan
Signaling merupakan transfer informasi yang diperlukan untuk membangun, mengawasi dan
memutuskan hubungan melalui network. Terdapat dua klasifikasi sistem signaling, yaitu :
a. Signaling antara pelanggan dan sentral.
b. Signaling antar sentral.
3. Fungsi routing
Fungsi routing adalah menyediakan jalur bicara pada switching network.
Setiap sistem switching mempunyai tiga kelompok perangkat fungsional utama dan
bermacam-macam perangkat tambahan tergantung dari aplikasi networknya. Tiga perangkat
fungsional utama tersebut adalah :
1. Terminal Interface Group menghubungkan semua jalur pelanggan dan trunk ke sistem
switching.
2. Switching Network menyediakan jalur pmbicaraan.
3. Control Processor melakukan kontrol terhadap aktifitas perangkat tersebut di atas.
Sistem switching memepunyai group perangkat lainnya, seperti catu daya, perangkat billing,
perangkat input / output, perangkat maintenance dan administrasi yang mendukung fungsi
utama dari switching. Switching memiliki dua teknik yaitu Circuit Switching dan Packet
Switching. Beberapa karakteristik ke dua titik switching tersebut, yaitu :
1. Circuit Switching
a. Kurang efesien karena koneksi tetap established walaupun tidak ada data yang ditransfer.
Contoh penerapannya adalah pada public telephone network, PABX (Public Branches
Exchange) untuk gedung.
b. Memiliki sifat yang tidak kompleks dalam routing, flow control, dan syarat-syarat error
control.
2. Packet Switching
a. Efesiensi line sangat tinggi.
b. Dapat membuat konversi data-rate.
c. Ketika traffic mulai padat, beberapa call diblok, yang menunjukkan jaringan menolak
permintaan koneksi tambahan sampai beban dijaringan menurun.
PENOMORAN
Ada dua jenis penomoran telepon, yaitu :
a. Penomoran terbuka
b. Penomoran tertutup
Penomoran Terbuka
Pada penomoran terbuka ini prefix atau kode wilayah hanya diputar untuk interlokal saja.
Jadi dalam hal ini prefix = directory number dari wilayah lokal tempat langganan berada. Di
Indonesia dianut sistem seperti ini dan untuk membedakan interlokal dan lokal setiap kode
wilayah didahului digit 0.
Sistem penomoran terbuka digunakan bila :
a. Wilayah besar.
b. Hubungan lokal jauh lebih banyak dibanding hubungan interlokal (dengan perkiraan
secara statistik : hubungan lokal sekitar 80%).
c. Batas-batas wilayah lokal yang satu dengan yang lain adalah jelas.
Penomoran Tertutup
Sistem penomoran dinamakan sistem penomoran tertutup jika prefix dan directory number
bergabung menjadi satu dan menjadi nomor panggilan dari pesawat langganan. Jadi pada
sistem penomoran tertutup ini hubungan lokal maupun interlokal dipanggil dengan nomor
yang sama. Sistem penomoran tertutup digunakan bila :
a. Daerah relatif kecil
b. Hubungan interlokal secara statistik adalah jauh lebih banyak disbanding hubungan lokal.
ROUTING
Yang disebut proses routing adalah proses pencarian jalan yang dipergunakan pada
penyelenggaraan penyambungan jarak jauh ke tujuan yang dimaksud oleh langganan
pemanggil di dalam jaringan SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh) ataupun
Multiexchange Area. Jadi routing merupakan proses yang berjalan dari sentral awal sampai
dengan sentral akhir. Jalan yang ditempuh dan dipilih dikatakan baik jika :
a. Jalan yang ditempuh sependek mungkin
b. Alat penyambungan dan saluran yang dipergunakan sedikit mungkin.
Dari sini terlihat bahwa proses routing akan sederhana jika alokasi prefix adalah secara
sistematis, tetapi dengan adanya sentral jenis SPC (Spare Part Module) sebenarnya sudah
tidak ada masalah lagi. Untuk itu peralatan routing harus :
a. Dapat menerima dan mengerti informasi berupa sinyal-sinyal kode atau berupa pulsapulsa dialing yang dikenal dari pesawat langganan atau dari sentral transit sebelumnya.
b. Mengetahui jalan atau route yang dimaksud oleh informasi tersebut.
c. Dapat memilih route dengan cepat dan tepat. Route yang dipilih haruslah yang terbaik.
Bila ada beberapa yang dapat dipilih sebagai alternatife, maka jalan yang terbaik sajalan
yang dipilih.
d. Dapat mengatur pelaksanaan penyambungan sejauh mungkin.
Klasifikasi Route menurut urutan pilihan, yaitu :
a. Direct route/firs choise route
b. Alternatif route
c Last choise route
d. Route memutar
Direct Route
Yang tepilih adalah jalan terpendek dalam arti langsung menghubungkan sentral (interlokal)
awal dan tujuan. Jalan ini ditest pertama kali (firs choise route). Biasanya pertimbangan di
dalam direct route, yaitu :
a. Faktor ekonomis, biaya persatuan lalu lintas lebih rendah dibanding route lainnya yang
lebih panjang.
b Lalu lintas antara kedua tempat tersebut cukup besar.
c. Route ini sudah ada dalam network yang sama.
Alternatif Route
Bila direct route sudah tidak mungkin lagi dipakai alat routing akan mengetes jalan-jalan
lain : “Alternatif Route”.
Last Choise Route
Merupakan penampung lalu lintas harapan yang sudah tidak mungkin di tampung oleh jalan
yang lebih pendek route ini disebut juga “ prefix route”.
Route Memutar
Sentral setingkat tetapi bukan direct route, hanya untuk tingkat sentral yang tinggi. Hal ini
dikarenakan :
a. Dari sentral tersebut tidak mungkin memakai prefix route.
b. Bentuk jaringan yang memanjang (geografisnya).
c. Bila tingkat rendah terlalu banyak, maka penambahan alat-alat (jumlah sentral banyak
dan tidak sering digunakan).
MENGENAL SISTEM KONTROL ATAU SISTEM PENGENDALIAN
Era modernisasi ikut berimbas terhadap modernisasi alat baik di industri
kecil maupun di industri besar. Peralatan di sebuah industri yang dulunya
digerakkan manual oleh manusia kini mulai terotomatisasi yakni
dikendalikan secara otomatis oleh mesin itu sendiri. Proses otomatisasi
mesin dikenal dengan istilah sistem kontrol atau ada juga yang menyebut
sistem pengendalian. Pentinganya mempelajari sistem pengendalian ini
erat kaitannya dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan kerja
mesin agar mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita harapkan
Secara teori apa perbedaan antara sistem pengendalian manual dengan
sistem pengendalian otomatis?
Sistem
adalah
kombinasi
dari
beberapa
komponen
yang
bekerja
bersama- sama dan melakukan suatu sasaran tertentu, sedangkan
pengendalian diartikan sebagai mengekang dan menguasai. Jadi sistem
pengendali proses adalah sistem pengendalian suatu parameter dari
berbagai macam proses.
Sistem
pengendalian
proses
terbagi
menjadi
dua
yaitu
sistem
pengendalian manual dan sistem pengendalian otomatis.
1. Sistem Pengendalian Manual adalah sistem pengendalian dengan
subyek adalah makhluk hidup, contoh oleh manusia. Biasanya
sistem ini dipakai pada beberapa proses-proses yang tidak banyak
mengalami perubahan beban ( load) atau pada proses yang tidak
kritis.
2. Sistem Pengendalian Otomatis adalah sistem pengendalian dimana
subyek digantikan oleh suatu alat yang disebut controller. Dimana
tugas untuk membuka dan menutup valve tidak lagi dikerjakan oleh
operator, tetapi atas perintah controller. (Gunterus, 1994)
Gb. 2. Sistem Pengendalian
otomatis
Gb.1. Sistem pengendalian
manual
Dari gambar diatas terlihat bahwa contoh sistem pengendalian manual
salah satunya adalah proses merebus botol dengan panci panas yang
dikasih air. Proses merebus botol ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu
untuk mensterilkan botol. Biasanya proses perebusan dimulai dengan
memanaskan air sampa mendidih, kemusian botol2 dimasukkan ke panci
sampai sekitar 5- 10 menit, setelah selesai maka kita harus mematikan
kompor gas secara manual. Sedangkan gambar 2 menunjukkan contoh
sistem pengendalian otomatis pada proses sterilisasi botol. Gambar 2
menunjukkan proses sterilisasi botol dilakukan dengan alat sterilizer,
dimana kita tinggal memasukkan botol ke alat kemudian kita putar atau
tekan sistem kontrol temperatur pada alat tersebut dan jika proses
sterilisasi sudah selesai maka alat akan otomatis mati sendiri, sehingga
tidak perlu ditunggu dan dimatikan secara manual.
Nah dua kasus tersebut merupakan salah satu contoh dari perbedaan
sistem pengendalian manual dan sistem pengendalian otomatis. Dimana
perbedaannya
terdapat
pada
adanya
suatu
alat
kontrol
yang
menggantikan kerja subjek manusia. Jika pada kasus ini maka alat
kontrol pada alat sterilisasi adalah alat kontrol temperatur.
Bagaimana proses kerja sistem pengendalian otomatis secara fisika dan
elektronika?
Semua
analisa
sistem
pengendalian
selalu
dimulai
dengan
menampilkan diagram kotak sistem. Didalam diagram kotak sistem
pengendalian otomatis, akan selalu ada komponen-komponen pokok
seperti
elemen
proses,
elemen
pengukuran
element dan transmitter)
,
elemen controller (control
dan final control element (atau control valve).
(sensing
unit),
Diagram kotak sistem pengendalian otomatis adalah
sebagai berikut :
Gambar 3. Diagram kotak sistem pengendalian otomatis (Gunterus, 1994)
Pada
gambar
3,
bagian controller mempunyai summing
junction dengan tanda positif-negatif (+/-). Di titik inilah langkah
membandingkan dilakukan mengurangi besaran set point dengan
sinyal measurement variable. Hasilnya adalah sinyal yang
disebut error.
Untuk tanda (-) pada summing junction sistem pengendalian
otomatis
disebut
sistem negative
feedback.,
jika
tanda
pada summing junction (+) maka sistem pengendalian otomatis
disebut positif feedback
Beberapa
keterangan
mengenai
elemen-elemen
sistem
pengendalian otomatis dari diagram kotak pada gambar 1.1
sebagai berikut :
Proses (Process) adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu
fungsi tertentu. Input proses dapat bermacam- macam, yang pasti
control
element atau control valve agarvariabel yang dimaksud sama
dengan set point. Input proses ini juga disebutvariabel yang
dimanipulasi.
Variabel yang dimanipulasi adalah input dari suatu proses yang
dapat dimanipulasi atau diubah-ubah besarnya agar process
variable atau variabel yang dikendalikan besarnya sama dengan set
point.
Gangguan adalah besaran lain, selain variabel yang dimanipulasi,
yang dapat menyebabkan berubahnya variabel yang dikendalikan.
Besaran ini lazim disebut load.
Elemen Pengukur adalah bagian paling ujung suatu sistem
pengukuran (measuring system). Contoh elemen pengukur yang
banyak dipakai misalnyatermocouple atau oriface plate. Bagian ini
juga biasa disebut sensor atau primary element.
Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal
sensing element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat
dimengerti olehcontroller.
Transducer adalah
unit
pengalih
sinyal.
Kata transmitter, seringkali
dirancukan
dengan
kata transduser. Keduanya memang mempunyai fungsi yang
serupa, walaupun tidak sama benar. Transducer lebih bersifat
umum, sedangkan transmitter lebih khusus pada pemakaian dalam
sistem pengukuran.
Variabel yang dimaksud atau measured variable adalah sinyal
yang keluar dari transmitter. Besaran ini merupakan cerminan
besarnya sinyal sistem pengukuran.
merupakan
besaran
yang
dimanipulasi
oleh final
variable yang dikehendaki.
Sebuah kendaliakan selalu berusaha menyamakan variabel yang
dikendalikan dengan set point.
Error adalah selisih antara set point dikurangivariabel yang
dimaksud.Error bisa negatif, bisa juga positif. Sebaliknya, bila set
point lebih kecil darivariabel yang dimaksud, error menjadi negatif.
Controller adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap
langkah
pengendalian
yang
membandingkan set
point dengan measurement variable, menghitung berapa banyak
koreksi yang perlu dilakukan, dan mengeluarkan sinyal koreksi
sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Controllersepenuhnya
menggantikan peran manual dalam mengendalikan sebuah
proses. Controller merupakan alat pengendali.
Unit Pengendali adalah bagian dari controller yang menghitung
besarnya
koreksi
yang
diperlukan.
Input control
unit adalah error, dan outputnya adalah sinyal yang keluar
dari controller (manipulated
variable). Unit
Pengendali memiliki fungsi
transfer yang
tergantung
pada
jenis controller. Output unit pengendali adalah hasil penyelesaian
matematik fungsi
transferdengan
memasukkan
nilai error sebagai input.
Final control element, seperti tercermin dari namanya, adalah
bagian akhir dari instrumentasi sistem pengendalian. Bagian ini
berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan cara
memanipulasi
besarnyamanipulated
variable,
berdasarkan
perintah controller.
Set
Point adalah
besar process
Jika diagram sistem pengendalian ini dikaitkan dengan proses
sterilisasi dengan alat sterilizer, maka pada saat kita memasukkan
botol kealat dan memutar atau menekan tombol kontrol temperatur
dan waktu sterilisasi, maka disini kita melakukan proses setting
point pada sistem pengendalian otomatis. Setting point yang kita
masukkan
ini
akan
di
baca
oleh
elemen
pengukur (sensor
suhu/termokopel misalnya) dan dibaca oleh transmitter. Dari
transmitter inilah setting point yang kita masukkan dalam hal ini
misalkan suhu temperatur dan waktu sterilisasi akan diubah
menjadi sinyal listrik dan dikendalikan oleh sistem kontrol pada
alat. Jika proses sterilisasi sudah memenuhi suhu dan waktu proses
untuk mensterilkan, maka alat kontrol akan memaksa kerja alat
sterilisasi berhenti secara otomatis. Nah mudah bukan memahami
sistem pengendalian otomatis secara logika….^_^