PMK2017 24PMK.0102017 PENETAPAN TARIF BEA MASUK DALAM RANGKA ASEAN KOREA FREE TRADE AREA

MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESJA
SLINN

PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR

24/PK.010/2017

TENTANG
PENETAPAN TA RIF.BEA MASUK DALAM RANGKA
ASEAN-KOREA FREE TRADE AREA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTER! KEUANGAI� REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

a.


bahwa berdasarkan Peratura:n Menteri Keuangan Nomor
118/PMK.011/2012 tentang lPenetapan Tarif Bea Masuk
dalam rangka

ASEAN-Korea Free Trade Area

sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
85/PMK.010/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.011/2012 tentang
Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka
Free Trade Area,

ASEAN-Korea

Pemerintah Republik Indonesia telah

menetapkan tarif bea masuk atas barang impor dalam
kerangka


Kerjasama

Pemerintah

Ekonomi

Negara-Negara

Menyeluruh

Anggota

antar

Perhimpunan

Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Republik Korea;
b.


bahwa sehubungan dengan pemberlakuan ketentuan
mengenai

sistem

Hannonized System
Nomenclature

klasiikasi
2017 dan

2017,

perlu

barang

ASEAN Hannonised Tarff

melakukan


terhadap komitmen Indonesia berdasarkan
System

2017

2017 dan
dalam

berdasarkan

penyesuaian
Hanonized

ASEAN Hannonised Tariff Nomenclature

Persetujuan

Perdagangan


Barang

www.jdih.kemenkeu.go.id

-2-

sebagai bagian dari Persetujuan Kerangka Kerjasama
Ekonomi Menyeluruh antar Pemerintah Negara-Negara
Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan
Republik Korea;
c.

bahwa

berdasarkan

modalitas

yang


termuat

dalam

Persetujuan Perdagangan Barang sebagai bagian dari
Persetujuan Kerangka Kerjasama Ekonomi Menyeluruh
antar Pemerintah Negara-Negara Anggota Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara dan Republik Korea, telah
dijadwalkan skema penurunan tarif bea masuk dalam
rangka
d.

ASEAN-Korea Free Trade Area;

bahwa Menteri Perdagangan melalui surat Nomor 108/M­
DAG/SD/02/2017 tanggal 14 Februari 2017 perihal
Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Mengenai
Penetapan Penyesuaian Tarif Bea Masuk HS 2017 dalam
skema IJ-EPA, IP-PTA, ATIGA, AIFTA, ACFTA, AKFTA,
dan


AANZFTA,

telah

menyampaikan

usulan

untuk

melakukan penyesuaian terhadap penetapan klasiikasi
barang dan pembebanan tarif bea masuk atas barang
impor dalam rangka
e.

bahwa

ASEAN-Korea Free Trade Area;


berdasarkan

pertimbangan

dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf

sebagaimana
c

dan huruf d,

serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 13 ayat (2)
Undang-Undang

Nomor

10

Tahun


1995

tentang

Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang­
Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Undang-Undang
Kepabeanan,

Nomor

perlu

10

Tahun

menetapkan

1995


tentang

Peraturan

Menteri

Keuangan tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam
rangka

ASEAN-Korea Free Trade Area;

www.jdih.kemenkeu.go.id

-3 -

Mengingat

1.


Undang-Undang
Kepabeanan

Nomor

10

(Lembaran

Tahun

Negara

1995

Republik

tentang
Indonesia

Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3612)

sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006
tentang

Perubahan

atas

Undang-Undang

Nomor

10

Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4661);
2.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017
tentang

Penetapan

Sistem

Klasiikasi

Barang

dan

Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 176);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG PENETAPAN
TARIF BEA MASUK DALAM RANGKA ASEAN-KOREA FREE
TRADE AREA.

Pasal 1
(1)

Menetapkan tarif bea masuk atas barang impor dari
negara-negara anggota ASEAN dan Republik Korea dalam
rangka

ASEAN-Korea ree

Trade Area,

sebagaimana

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2)

Klasiikasi

barang

atas

barang

impor

sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) adalah sesuai dengan klasiikasi
barang

pada

saat

diberitahukan

untuk

diimpor

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur
mengenai

penetapan

sistem

klasiikasi

barang

dan

pembebanan tarif bea masuk atas barang impor.

www.jdih.kemenkeu.go.id

-4 -

(3)

Terhadap

penetapan

tarif
(1),

dimaksud pada ayat

bea

masuk

sebagaimana

berlaku ketentuan sebagai

berikut:
a.

Penetapan tarif bea masuk sebagaimana tercantum
dalam kolom (5) Lampiran, merupakan besaran tarif
bea masuk dalam rangka
Area

b.

ASEAN-Korea Free Trade

atas barang impor dari semua negara anggota.

Penetapan besaran tarif bea masuk sebagaimana
tercantum dalam kolom (6) Lampiran, merupakan
besaran tarif bea masuk dalam rangka
Free

Trade Area

ASEAN-Korea

atas impor barang dari negara

Republik Korea sebagai penerapan asas timbal balik.
c.

Dalam hal terdapat penetapan tarif bea masuk
untuk pos-pos tarif dalam kolom (5) yang juga
ditetapkan dalam kolom (6), atas impor barang dari
negara Republik Korea berlaku besaran tarif bea
masuk sebagaimana tercantum dalam kolom (6).

Pasal 2
(1)

Pengenaan bea masuk berdasarkan penetapan tarif bea
masuk

sebagaimana

dimaksud

pada

Pasal

1,

dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.

ASEAN-Korea Free

tarif bea masuk dalam rangka
Trade Area

yang lebih rendah dari tarif bea masuk

yang berlaku secara umum, hanya diberlakukan
terhadap barang impor yang dilengkapi dengan
Surat

Keterangan

Asal

(Form

AK)

yang

telah

ditandatangani oleh pejabat berwenang di negara­
negara

bersangkutan

dan

telah

memenuhi

ketentuan asal barang sesuai perjanjian

ASEAN­

Korea Free Trade Area;

b.

importir, pengusaha tempat penimbunan berikat,
dan

pengusaha

pusat

logistik

berikat

wajib

mencantumkan nomor referensi dan tanggal Surat
Keterangan Asal
pada

huruf

a

(Form

dan

AK) sebagaimana dimaksud
kode

asilitas

55

pada

pemberitahuan pabean impor;

www.jdih.kemenkeu.go.id

-5-

c.

lembar asli Surat Keterangan Asal (Form AK) dalam
rangka ASEAN-Korea Free Trade Area sebagaimana
dimaksud pada huruf a, wajib disampaikan oleh:
i.

importir,

pada

pemberitahuan

saat

pengjuan

pabean

impor

dokumen

sebagaimana

dimaksud pada huruf b di kantor pabean
pelabuhan pemasukan;
1i.

pengusaha tempat penimbunan berikat, paling
lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung sejak tanggal
Persetujuan

Surat

Pengeluaran

Barang

Pemberitahuan Impor Barang untuk ditimbun
di tempat penimbunan berikat, kepada pejabat
bea

dan

cukai

di

kantor

pabean

yang

melakukan penelitian dokumen; dan
111.

pengusaha pusat logistik berikat, paling lambat
3

(tiga)

hari

kerja

sejak

tanggal

Surat

Persetjuan Pengeluaran Barang Pemberitahuan
Pabean

Pemasukan

ditimbun

di

pusat

Barang

Impor

logistik berikat,

untuk
kepada

pejabat bea dan cukai di kantor pabean yang
melakukan penelitian dokumen.
d.

dalam hal tarif bea masuk yang berlaku secara
umum lebih rendah dari tarif bea masuk dalam
rangka ASEAN-Korea Free Trade Area sebagaimana
tercantum dalam Lampiran, tarif bea masuk yang
berlaku adalah tarif bea masuk yang berlaku secara
umum.

(2)

Tata cara pengenaan tarif bea masuk atas barang impor
dalam

rangka

ASEAN-Korea

Free

Trade

Area,

dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur mengenai tata cara pengenaan tarif bea
masuk

dalam

rangka

perjanjian

atau

kesepakatan

internasional.

www.jdih.kemenkeu.go.id

-6-

Pasal 3
Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini berlaku terhadap
barang impor yang dokumen pemberitahuan pabean impornya
telah mendapatkan nomor dan tanggal pendaftaran dari
Kantor Pabean tempat dipenuhinya kewajiban pabean sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang

Kepabeanan

sebagaimana

telah

diubah

dengan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan
atas

Undang-Undang

Nomor

10

Tahun

1995

tentang

Kepabeanan terhitung sejak tanggal berlakunya Peraturan
Menteri ini.

Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri

Keuangan

Nomor

118/PMK.011/2012

tentang

Penetapan Tarif Bea Masuk dalam rangka ASEAN-Korea Free
Trade Area (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012

Nomor 697) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri

Keuangan

Perubahan

Atas

Nomor

Peraturan

85/PMK.010/2016
Menteri

Keuangan

tentang
Nomor

118/PMK.011/2012 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk
dalam rangka ASEAN-Korea Free Trade Area (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 773), dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Maret
2017.

www.jdih.kemenkeu.go.id

-7-

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Februari 2017

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 Februari 2017

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2017 NOMOR 340

www.jdih.kemenkeu.go.id

- 8 -

LAMPI RAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 24/PK.010/2017
TENTANG
PENETAPAN TARIF BEA MASUK
DALAM RANGKA
ASEAN-KOREA FREE TRADE AREA

Bea Masuk AKFTA/
AKFTA Import Duty
No.

Pos Tariff

Uraian Barang

HS Code

Description of Goods

Bea Masuk atas Impor Barang

2017

dan

seterusnya

dari Republik Korea/Import
Duty on Goods Imported rom
Republic of Korea

Ill

2

1 21

1 31

1 51

141

01.01

Kuda, keledai, baal dan hinnie, hidup.

- Kuda :

- Horses :

0 1 0 1 .2 1 . 00

- - Bibit

- - Pure-bred breeding animals

0,00%

0 1 0 1 .29 .00

- - Lain-Jain

- - Other

0,00%

0 1 0 1 .30

- Keledai :

- Asses :

3

0 1 0 1 .30 . 1 0

- - Bibit

- - Pure-bred breeding animals

4

0 1 0 1 .30.90

- - Lain-lain

- - Other

0,00%

5

0 1 0 1 .90.00

- Lain-lain

- Other

0 1 .02

0,00%

Binatang hidup jenis lembu.

Live bovine animals.

6

161

Live horses, asses, mules and hinnies.

- Sapi :

- Cattle :

0 1 02 . 2 .00

- - Bibit

- - Pure-bred breeding animals

0 1 02 . 2 9

- - Lain-lain :

- - Other :

0,00%

0,00%

- - - Sa pi jantan :

-

7

0 1 02 .29 . 1 1

- - - - Oxen

- - - - Oxen

0,00%

8

0 1 0 2 . 29 . 1 9

- -

- - - - Other

0,00%

MFN

9

0 1 0 2 . 29.90

- - - Lain-lain

- - - Other

0,00%

MFN

- Kerbau :

- Buffalo :

10

0 1 02 . 3 1 .00

- - Bibit

- - Pure-bred breeding animals

0,00%

11

0 1 02 .39.00

- - Lain-lain

- - Other

0,00%

0 1 02 .90

- Lain-Jain :

- Other :

12

0 1 02 .90 . 1 0

- - Bibit

- - Pure-bred breeding animals

0,00%

13

0 1 02 .90.90

- - Lain-lain

- - Other

0 1.03

0,00%

Babi hidup.

Live swine.

0 1 03 . 1 0.00

- Bibit

- Pure-bred breeding animals

- Lain-Jain :

- Other :

14

- Lain-lain

- Male cattle :

0,00%

15

0 1 03 .9 1 .00

- - Berat kurang dari 50 kg

- - Weighing less than 50 kg

0,00%

16

0 1 03 .9 2.00

- - Berat 50 kg atau lebih

- - Weighing 50 kg o r more

0 1.04

0,00%

Biri-biri dan kambing, hidup.

Live sheep and goats.

0 1 04 . 1 0
17

0 1 04 . 1 0 . 1 0

18

0 1 04 . 1 0.90

- Biri-biri :
- Bibit

- Sheep :
- - Pure-bred breeding animals

0,00%

- - Lain-lain

- - Other

0,00%

0 1 04.2 0

- Kambing :

- Goats :

19

0 1 04.20 . 1 0

- - Bibit

- - Pure-bred breeding animals

0,00%

20

0 1 04.20.90

- - Lain-lain

- - Other

0 1 .05

0,00%

Unggas hidup, yaitu ayam dari spesies

Live poultry, that is to say, owls of the

•-

MFN

allus doestcus, bebek, angsa, kalkun species allus doestcus, ducks, geese,
dan ayam guinea.

turkeys and guinea owls.

- Berat tidak Jebih dari 1 85 g :

- Weighing not more than 1 85 g :

0 1 05 . 1 1

- - Ayam dari spesies Gallus domesticus :

- - Fowls of the species Gallus domesticus :

21

0 1 05 . 1 1 . 1 0

- - - Ayam bibit

- -

22

0 1 05 . 1 1 .90

- - - Lain-lain

- - - Other

0 1 05 . 1 2

- - Kalkun :

- - Turkeys :

- - - Kalkun bibit

- - - Breeding turkeys

0,00%

- - - Other

0,00%

23

0 1 05. 1 2 . 1 0

24

0 1 05. 1 2 .90

•-

- - Lain-lain

Breeding fowls

0,00%
0,00%

0 1 05 . 1 3

- - Bebek :

- - Ducks :

25

0 1 05 . 1 3 . 1 0

- - - Sebek bibit

- - - Breeding ducklings

0,00%

26

0 1 05 . 1 3 .90

--

--

0,00%

0 1 05 . 1 4

- - Angsa :

27

0 1 05 . 1 4 . 1 0

- - - Angsa bibit

28

0 1 05 . 1 4.90

- Lain-lain

Lain-lain

Other

- - Geese :
- - - Breeding goslings

0,00%

- - - Other

0,00%

0 1 05. 1 5

- - Ayam guinea :

- - Guinea owls :

29

0 1 05 . 1 5 . 1 0

- - - Ayam guinea bibit

- - - Breeding guinea fowls

0,00%

30

0 1 05 . 1 5 .90

- - - Other

0 ,00%

- Lain-Jain
- Lain-lain :

- Other :

0 1 05.94

- - Ayam dali spcsies Gal/us domesticus :

- - Fowls of the species Gallus domesticus :

31

0 1 05 .94 . 1 0

- - - Ayam bibit, selain ayam sabung

- - - Breeding owls, other than fighting
cocks

- - - Ayam sabung :

- - - Fighting cocks :

32

0 1 05.94. 4 1

- - - - Bcrat tidak Jebih dari 2 kg

- - - - Weighing not more than 2 kg

0,00%

33

0 1 05 .94.49

- - - - Other

0,00%

, _ - - - Lain-lain

O,OO'o

www.jdih.kemenkeu.go.id

+
I

- 9 -

Bea Masuk AKFTA/
AKFTA Import Duty
No.

Pos Tariff

Uraian Barang

HS Code

Description of Goods

20 17

Bea Masuk atas Impor Barang
dan

seterusnya

dari Republik Korea/Import
Duty on Goods Imported rom
Republic of Korea

1 11

12 1

131
1- - - Lain-lain :

34
35
36
37
38
39

0 1 05.94.91
0 1 05.94.99
0 1 05.99
0 1 05.99 . 1 0
0 1 05.99.20
0 1 05 .99.30
0 1 05 .99.40

0 1 .06

,_
-

-

Bernt tidak lebih dari 2 kg
- - Lain-lain
Lain-lain :
- Bebek bibit
- Bebek lainnya
- Angsa, kalkun lan ayam guinea, bibit

- - - Angsa, kalkun lan ayam guinea
lainnya

151

- - - Other:
- - - - Weighing not more than 2 kg
Other
- - Other :
- Breeding ducks
- - - Other ducks
- - - Breeding geese, turkeys and guinea
owls
,_ - - Other geese, turkeys and guinea owls

0,00%
0,00%
0,00%
0,00%

Other live animals.

- Binatang menyusui :
Primata
- - Paus, lumba-lumba lan porpoise
(binatang menyusui dari ordo Cetacea) ;
manate clan dugong (binatang menyusui
dari ordo Sirenia ) ; anjing laut, singa laut
clan beruang laut (mamalia dari sub ordo
innipedia)

- Mammals :
- - Primates
- - Whales, dolphins and porpoises
(mammals o f the order Cetacea) ; manatees
and dugongs (mammals of the order
Sirenia ) ; seals, sea lions and walruses
(mammals of the suborder irmipedia)

- - Camels and other camelids (Camelidae)

0,00%

Rabbits and hares
- - Other
- J�cptiles (including snakes and turtles)

0,00%
0,00%
0,00%

0 1 06 . 1 1 .00
0 1 06. 1 2 .00

42

0 1 06 . 1 3 .00

- - Unta lan camelid laiinya (Camelidae)

43
44
45

0 1 06 . 1 4.00
0 1 06 . 1 9.00
0 1 06 .2 0.00

46
47

0 1 06.3 1 .00
0 1 06.32 .00

48

0 1 06.33 .00

49

0 1 06 .39.00

50
51
52

0 1 06 .4 1 .00
0 1 06 .49.00
0 1 06 .90.00

- - Kclinci clan hare
- - Lain-lain
- Binatang mclata (tcrmasuk ular lan
pcnyu)
- Burung :
- - Burung pcmangsa
Psit t aciormcs (tcrmasuk burung Beo,
Pad