Contoh BAB 3 Skripsi Kuantitatif |DENI KURNIAWAN (PHANTOM) DENI KURNIAWAN (PHANTOM) BAB III REVISIAN
Penelitian bisnis menurut Sekaran (2015) merupakan penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait (h.7). Setelah mengidentifikasi variabel dan mengembangkan kerangka teoritis, maka diperlukan desain penelitian sehingga data yang diperlukan dapat dikumpulkan dan dapat dianalisis (h.152).
Desain penelitian merupakan suatu rencana kerja yang terstruktur dalam hal hubungan-hubungan antarvariabel agar dapat menghasilkan jawaban-jawaban dari riset yang dilakukan (Umar, 2013, h.6). Desain penelitian dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu desain eksploratif, deskriptif, dan kausal (h.7). Pada penelitian ini penulis menggunakan desain kausal, karena berguna untuk mengukur hubungan variabel penelitian dan menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Desain penelitian ini dijelaskan dalam pendekatan penelitian, metode penelitian, sifat penelitian, unit analisis, populasi dan sampel, operasionalisasi variabel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif diartikan sebagai pendekatan penelitian yang berlandaskan
(2)
positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013, h.11).
Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini karena penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan disiplin kerja serta dampaknya terhadap kinerja karyawan PT. Mediate Indonesia tahun 2016. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu lingkungan kerja, kepuasan kerja, disiplin kerja, dan kinerja karyawan.
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Creswell (2010) menjelaskan bahwa metode survei berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan sikap atau opini dari suatu populasi tertentu dengan meneliti suatu sempel dari populasi dengan tujuan menggeneralisasi populasi tersebut berdasarkan sampel yang ditentukan (h.18). Metode survei merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data (Anggara, 2015, h.21).
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner dan wawancara untuk mendapatkan informasi dari responden mengenai lingkungan kerja, kepuasan kerja, disiplin kerja, dan kinerja karyawan PT. Mediate Indonesia tahun 2016.
(3)
3.1.3 Sifat Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono (2012, h.11) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai variabel lingkungan kerja, kepuasan kerja dan disiplin kerja sebagai variabel independent dan kinerja karyawan sebagai variabel dependent. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependent.
3.1.4 Unit Analisis
Unit analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data. Unit analisis dapat berupa individu, kelompok, organisasi, bahkan negara (Sekaran, 2015, h.173-174). Pada penelitian ini, penulis menentukan unit analisisnya adalah individu yaitu karyawan yang bekerja di PT. Mediate Indonesia.
3.1.5 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Walpole, Myers, Myers, & Ye (2012) merupakan total keseluruhan yang terkait dalam observasi yang dilakukan, baik itu jumlahnya terbatas dan tidak terbatas (p.225). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Mediate Indonesia, yang berjumlah 62 karyawan.
Menurut Walpole, Myers, Myers, & Ye (2012, p.226) sampel merupakan bagian dari sebuah populasi. Jika akan menarik kesimpulan yang valid dari
(4)
sampel, maka sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Setelah menetukan jumlah sampel yang diambil, maka selanjutnya ialah menentukan teknik sampling. Teknik sampling menurut Sugiyono (2009) merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan nonprobability sampling (h.62). Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi menjadi sampel.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh (sensus) dengan mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sampel. Penulis akan melakukan uji pilot test terhadap 12 karyawan PT. Mediate Indonesia dikarenakan responden tersebut yang paling mengerti tentang permasalahan yang akan diteliti. Oleh karena itu, maka jumlah populasi yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini yaitu 62 -12 = 50 karyawan.
3.1.6 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sekaran (2015) variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai dapat berbeda pada berbagai waktu untuk objek yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek yang berbeda (h.115).
Penelitian ini memiliki variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini ialah lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan disiplin kerja. Variabel dependen dalam penelitian ini ialah kinerja karyawan. Secara rinci keempat variabel ini dibuatkan tabel operasionalisasi variabel sebagai berikut:
(5)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Pengarang
Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan keseluruhan dari lingkungan teknik, manusia, dan organisasi di tempat kerja yang akan berdampak terhadap produktivitas karyawan.
Opperman (2002)
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan orientasi dari perasaan sikap seorang terhadap
pekerjaan mereka. Ivancevich (2007)
Disiplin Kerja
Disiplin merupakan pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.
Keith Davis (1985)
Kinerja
Kinerja merupakan hasil yang diproduksi oleh fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan pada pekerjan tertentu dalam periode tertentu.
Bernardin dan Russel (2000)
Variabel Lingkungan Kerja (X1)
Dimensi Indikator Pernyataan
Lingkungan Teknik
Peralatan
1. Jumlah unit komputer yang tersedia saat ini sudah cukup memadai untuk mendukung aktivitas kerja.
2. Saya mempunyai meja kerja yang membuat saya nyaman dalam bekerja.
3. Pendingin udara (AC) di kantor tidak memadai.
4. Lemari Arsip yang memadai membantu saya dalam pekerjaan saya.
Perlengkapan
5. Penerangan lampu dalam ruangan sudah baik dan memadai
6. ATK di kantor mendukung saya dalam menyelesaikan pekerjaan
7. ATK di kantor selalu diperbaharui oleh perusahaan
(6)
Dimensi Indikator Pernyataan
8. Sarana kamar mandi di kantor tidak memadai
Infrastruktur
9. Ruangan yang disediakan oleh perusahaan cukup luas untuk melakukan pekerjaan.
10.Ruangan kerja saya tidak terdekorasi dengan rapi.
11.Tempat kerja saya jauh dari kebisingan
12.Desain ruangan kerja tidak mendukung saya melakukan aktivitas kerja
Lingkungan Manusia
Hubungan dengan rekan
kerja
13.Rekan kerja saya dapat diajak bekerja sama 14.Hubungan antara sesama rekan kerja
membantu saya dalam bekerja dan menjalankan pekerjaan di perusahaan
15.Hubungan antara sesama rekan kerja saling terbuka dalam berkomunikasi bila ada permasalahan atau konflik di lingkungan kerja perusahaan
16.Saya tidak dapat bersosialisasi dengan rekan kerja, baik dalam urusan pekerjaan ataupun kegiatan di luar pekerjaan
Hubungan dengan tim
kerja
17.Saya menjalani hubungan baik dengan semua rekan kerja saya dalam tim.
18.Dengan adanya tim kerja, membuat pekerjaan saya lebih mudah
19.Tim kerja saya tidak memiliki semangat kerja yang tinggi
Hubungan dengan pimpinan
20.Pimpinan tidak dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif bersama bawahan.
21.Pimpinan memiliki hubungan yang baik dengan semua pegawai tanpa membeda-bedakan status kepegawaian
22.Pimpinan selalu mengkomunikasikan kepada bawahan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian pekerjaan
Hubungan dengan manajemen
23.Perusahaan selalu menjalin hubungan baik dengan karyawannya
24.Perusahaan memberikan kemudahan untuk karyawan dalam menjalankan pekerjaannya 25.Perusahaan tidak mendukung karir semua
(7)
Dimensi Indikator Pernyataan
Lingkungan Organisasi
Sistem kerja
26. Pekerjaan yang sistematis membuat pekerjaan saya lebih terarah
27.Perusahaan saya tidak memiliki kerangka kerja yang jelas dan terorganisir
28.Semua karyawan bekerja sesuai dengan sistem kerja yang telah diterapkan
Prosedur
29.Semua karyawan tidak menaati aturan yang ada diperusahaan
30.Pekerjaan saya menjadi mudah dengan adanya standar kerja yang jelas.
31.Standar kerja sangat penting untuk karyawan dalam menjalankan pekerjaannya
Nilai dan filosofi organisasi
32.Perusahaan tidak menerapkan kedisiplinan di dalam diri saya
33.Sejarah perusahaan membuat saya tahu akan tujuan perusahaan.
34.Perusahaan memiliki etika yang dijunjung tinggi oleh setiap karyawan
Variabel Kepuasan Kerja (X2)
Indikator Pernyataan
Imbalan
35.Saya sudah merasa puas dengan gaji pokok yang diterima saat ini
36.Gaji yang saya terima saat ini sudah memuaskan, sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang saya emban 37.Saya tidak puas terhadap tunjangan-tunjangan yang
diberikan perusahaan di luar gaji pokok yang saya terima
Pekerjaan itu sendiri
38.Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan yang dijalani saat ini
39.Pekerjaan yang saya lakukan saat ini sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan, kemampuan, dan keahlian saya 40.Saya kecewa dengan beban pekerjaan yang terkadang
dilimpahkan kepada anda
Peluang promosi
41.Semua karyawan di perusahaan ini diberikan kesempatan yang sama untuk promosi
42.Keadilan kebijakan promosi karyawan tidak diterapkan dengan baik di perusahaan ini
43.Adanya promosi yang dilakukan oleh perusahaan memotivasi karyawan untuk lebih berkembang dan maju Supervisi 44.Atasan selama ini selalu memberikan pengarahan kepada
(8)
Indikator Pernyataan
45.Komunikasi antara atasan dan bawahan terjalin dengan baik dalam menyelesaikan masalah-masalah pekerjaan
46.Atasan tidak bersedia meluangkan waktu untuk membantu jika saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan
Rekan kerja
47.Setiap pekerjaan dapat saya selesaikan dengan baik bila ada dukungan dari rekan kerja di kantor
48.Hubungan dengan rekan kerja tidak terjalin dengan baik 49.Seluruh rekan kerja bertanggung jawab terhadap hasil
pekerjaan
Kondisi pekerjaan
50.Saya sudah merasa puas dengan fasilitas yang disediakan oleh perusahaan
51.Pekerjaan saya tidak memberikan saya peluang mempersiapkan kemajuan saya di masa yang akan datang. 52.Pekerjaan yang dibebankan kepada saya memberi saya
peluang untuk mengambil keputusan sendiri, menimbulkan kebebasan dan ketidaktergantungan
Keamanan pekerjaan
53.Saya tidak merasa bebas dalam melakukan pekerjaan saya 54.Saya terbebas dari gangguan dalam melakukan pekerjaan. 55.Perusahaan melindungi setiap pekerjaan saya
Variabel Disiplin Kerja (X3)
Indikator Pernyataan
Hadir Tepat Waktu
56.Datang ke tempat kerja tepat waktu merupakan keharusan bagi saya.
57.Saya tidak pernah terlambat datang ke kantor.
58.Saya tidak perlu datang tepat waktu, yang penting saya masuk kerja.
Mengutamak an presentase kehadiran
59.Saya merasa rugi apabila saya tidak bekerja 60.Daftar kehadiran tidak penting bagi saya 61.Saya tidak pernah absen dalam bekerja. Menaati
ketentuan jam kerja
62.Saya menggunakan jam istrirahat dengan tepat waktu. 63.Saya suka melebihkan jam istirahat saya.
64.Saya selalu pulang kerja dengan tepat waktu. Mengutamak
an jam kerja efektif dan efisien
65.Saat bekerja saya tidak suka mengobrol dengan rekan kerja lainnya.
66.Saya selalu tidak fokus dalam melakukan pekerjaan. 67.Saya merasa waktu kerja saya efektif.
(9)
Indikator Pernyataan keterampilan
pada bidang tugasnya
ditetapkan.
69.Saya kurang terampil dalam melakukan pekerjaan saya. 70.Saya dapat mengerjakan pekerjaan saya dengan benar. Memiliki
semangat kerja yang tinggi
71.Saya kurang bersemangat saat mulai bekerja.
72.Saya selalu berusaha dalam mencapai target pekerjaan. 73.Saya senang dengan pekerjaan saya.
Memiliki sikap yang baik terhadap pekerjaan
74.Sikap ramah bukan merupakan cerminan diri saya.
75.Saya selalu bersikap ramah terhadap seluruh karyawan dan konsumen
76.Saya menjaga hubungan baik dengan rekan kerja saya Kreatif dan
inovatif dalam bekerja
77.Saya .memiliki kreatifitas yang tinggi di tempat kerja. 78.Saya bukan termasuk orang yang inovatif di tempat kerja. 79.Saya memiliki ide-ide yang kreatif.
Variabel Kinerja (Y)
Indikator Pernyataan
Quality
80.Semua pekerjaan dapat saya selesaikan dengan baik dan memuaskan.
81.Hasil kerja yang baik bagi saya lebih utama 82.Saya sangat cakap dalam bekerja
Quantity
83.Saya dapat menyelesaikan pekerjaan setiap harinya 84.Hasil pekerjaan yang saya lakukan memuaskan
85.Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai target
Time lines
86.Saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu 87.Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai permintaan 88.Saya dapat menyelesaikan target pekerjaan saya sesuai waktu
yang ditetapkan intepersonal
impact
89.Saya selalu memilihara nama baik saya dalam pekerjaan 90.Saya mengutamakan kerja sama dengan rekan kerja 91.Saya menjaga hubungan baik dengan semua karyawan 92.Saya senang bekerja dengan rekan kerja saya
(10)
3.1.7 Model Analisis
Berdasarkan operasionalisasi variabel yang telah dibuat, maka penulis merancang sebuah model analisis sebagai berikut:
Keterangan:
LK = Lingkungan Kerja KK = Kepuasan Kerja
DK = Disiplin Kerja K = Kinerja
LM = Lingkungan Manusia LO = Lingkungan Organisasi
Prl = Peralatan Plg = Perlengkapan
LT Prl1,..4 Plg5,..8 Inf9,..1 2 LM Hrk13,. .16 Htk17,.. 19 Hp20,.. 22 Hm23,.. 25 LO Sk26,.. 28 Psd29,. .31 Nfo32,.. 34 H2 H4 H3 H5 H6 H1 KK K LK DK Imb35,
..37 PS4038,.. PP4341,.. Spv.4644,. RK4947,.. KP5250,.. Kmn..5553,
Htw56,
..58 Mpk..6159, Mkk.64362,. Mee..6765, ..70Mkb68, Msk..7371, Msb..76574, Ki 77,.. 79 Qn80,.. 82 Qly83,. .85 TL86,.. 88 IP89,..9 2 Gambar 3.1 Model Analisis
(11)
Inf = Infrastruktur HRK = Hubungan dengan rekan kerja
HTK = Hubungan dengan tim kerja HP = Hubungan dengan pimpinan
HM = Hubungan dengan manajemen SK = Sistem kerja
Psd = Prosedur NFO = Nilai dan filosofi organisasi
Imb = Imbalan PS = Pekerjaan itu sendiri
PP = Peluang promosi SPV = Supervisi
RK = Rekan Kerja KP = Kondisi pekerjaan
Kmn = Keamanan kerja HTW = Hadir tepat waktu
MPK = Mengutamakan presentasi kehadiran MKK = Menaati ketentuan jam kerja
MEE = Mengutamakan jam kerja efektif dan efisien MKB = Memiliki keterampilan di bidangnya MSK = Memiliki semangat kerja tinggi MSB = Memiliki sikap kerja yang baik KI = Kreatif dan inovatif dalam bekerja
Qn = Quantity Qly = Quality TL = Time lines
IP = Interpersonal Impact
3.1.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer menurut Sekaran (2015) merupakan data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat yang aktual terjadinya peristiwa. Data sekunder merupakan data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti karena data tersebut dapat diperoleh melalui sumber-sumber yang ada (h.77). Data primer dalam penelitian ini didapat dari kuesioner dan wawancara. Data sekunder didapat dari studi perpustakaan
(12)
berdasarkan buku, jurnal dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan permasalah penelitian.
Dalam mengumpulkan data primer, peneliti menyusun instrument penelitian untuk dijadikan kuesioner. Menurut Agung (2007, h.24) jika ingin mengembangkan instrumen baru, maka salah satu alternatifnya yaitu melakukan pilot test kuesioner tersebut dengan memilih 10-20 responden yang mengerti tentang permasalahan yang diteliti. Sedangkan Jogiyanto (2013, h.32) menyarankan apabia akan dilakukan uji pilot test, maka peneliti dapat memilih 10-30 sampel yang mempunyai latar belakang yang sama dengan populasi.
Untuk mengukur instrumen penelitian, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Agung (2003, h.5) indikator peneltian berskala likert dengan alternatif jawaban 1-5 atau 1-7, akan tetapi agar responden dapat diklasifikasi secara tepat maka diterapkan skala likert 1-4 atau 1-6. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban 1-6. Masing-masing jawaban dapat diberi skor yaitu: Sangat Setuju (SS) diberi skor 6, Setuju (S) diberi skor 5, Cukup Setuju (CS) diberi skor 4, Kurang Setuju (KS) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
Pada item pernyataan negatif yang oleh peneliti pada penginputan data dengan software SPSS, jawaban responden tersebut dibalik sehingga menghasilkan deskripsi yang positif. Jawaban STS diubah menjadi SS, jawaban TS diubah menjadi S, KS diubah menjadi CS, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, pada item item pernyataan negatif, pendeksripsian hasil olah data menjadi pernyataan positif. Terdapat pernyataan-pernyataan negatif dalam menjelaskan
(13)
variabel lingkungan kerja, yaitu pada item pernyataan nomor 3, 8, 10, 12, 16, 19, 20, 25, 27, 29, dan 32. Pada variabel kepuasan kerja, terdapat pernyataan negatif pada item nomor 37, 40, 42, 46, 51, dan 53. Variabel disiplin kerja memiliki pernyataan negatif pada item nomor 58, 60, 65, 66, 69, 71, 74, dan 78. Pada variabel kinerja, terdapat pernyataan negatif pada item pernyataan nomor 85 dan 86.
3.1.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kesalahan pengukuran dalam penelitian menurut Hair, Black, Babin, & Anderson (2010, cp.1) dapat dikurangi dengan memperhatikan dua karakteristik penting dalam pengukuran, yaitu validitas dan reliabilitas. Validasi yaitu tingkatan seberapa akurat pengukuran dalam merepresentasikan apa yang akan diteliti. Ketika validitas sudah dapat dipastikan, peneliti harus mempertimbangkan reliabilitas, yaitu tingkatan dimana variabel yang diukur mempunyai nilai kebenaran dan bebas dari kesalahan serta menunjukan konsistensi apabila variabel tersebut ditanyakan secara berulang-kali.
Validitas terdiri dari dua jenis yaitu validitas eksternal dan validitas internal (Latan & Temalagi, 2013, h.30). Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil penelitian adalah valid sehingga dapat digenalisir ke semua objek, situasi, dan waktu yang berbeda. Validitas internal menunjukan kemampuan dari instrumen penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep.
(14)
Uji validitas instrumen penelitian diawali dengan melakukan pilot test terhadap beberapa responden. Pengujian validitas dengan melakukan analisis faktor. Alat uji yang digunakan yaitu Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Instrument penelitian dinyatakan valid jika memiliki nilai KMO MSA ≥ 0.5 dan factor loading ≥ 0.7, akan tetapi nilai factor loading 0.5 - 0.6 masih dapat diterima, serta nilai sig. ≤ 0.05 dalam significant Barlett’s test (Hair, Black, Babin, & Anderson, 2010, cp.3).
Setelah intrumen penelitian dikatakan valid, maka perlu diuji keandalannya atau reliabilitasnya. Uji reliabilitas dalam instrumen penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Menurut Hair, Black, Babin, & Anderson (2010, cp.3) suatu konstruk dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s alpha 0.70 atau nilai 0.60 masih dapat diterima.
3.1.10 Teknik Analisi Data
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data menggunakan analisis regresi. Analisis regresi menurut (Sugiyono, 2009) berguna untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen dirubah atau dimanipulasi atau dinaik-turunkan (h.260). Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam analisis regresi menurut Latan & Sagali (2013, h.80), yaitu koefisien determinasi (R-square), signifikansi uji F, dan signifikansi uji t.
Pertama, koefisien determinasi menunjukan seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R-square 0.75, 0.50, dan 0.25 menunjukan bahwa suatu model tersebut kuat, sedang
(15)
dan lemah. Kedua, uji signifikans F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji F P < 0.05 atau dengan melihat nilai F statistik > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Ketiga, uji signifikansi t bertujuan untuk mengetahui secara individual (parsial) pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji t P< 0.05 atau dengan melihat nilai t statistik> t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Latan & Temalagi, 2013, h.80-81).
Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Analisis regresi sederhana (Sugiyono, 2009, h.261) didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi sederhana dalam penelitian ini yaitu:
Keterangan:
Y = Variabel Dependen X = Variabel Independen a = Konstanta (harga Y ketika harga X=0)
b = Koefisien Regresi
Analisis regresi berganda menurut Sugiyono (2009) digunakan apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor yang
(16)
dimanipulasi (h.275). Analisis berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja. Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini yaitu:
Y = Variabel Dependen a = Konstanta
b = koefisien regresi X = Vaariabel Independen
3.2 Hipotesis Statistik
H01 : β ≤ 0 lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
Ha1 : β > 0 lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
H02 : β ≤ 0 lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
Ha2 : β > 0 lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
H03 : β ≤ 0 kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
Ha3 : β > 0 kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
H04 : β ≤ 0 disiplin kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
Ha4 : β > 0 disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
H05 : β ≤ 0 kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
Ha5 : β > 0 kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
H06 : β ≤ 0 Lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
Ha6 : β > 0 Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
(1)
Inf = Infrastruktur HRK = Hubungan dengan rekan kerja HTK = Hubungan dengan tim kerja HP = Hubungan dengan pimpinan HM = Hubungan dengan manajemen SK = Sistem kerja
Psd = Prosedur NFO = Nilai dan filosofi organisasi
Imb = Imbalan PS = Pekerjaan itu sendiri
PP = Peluang promosi SPV = Supervisi
RK = Rekan Kerja KP = Kondisi pekerjaan
Kmn = Keamanan kerja HTW = Hadir tepat waktu
MPK = Mengutamakan presentasi kehadiran MKK = Menaati ketentuan jam kerja
MEE = Mengutamakan jam kerja efektif dan efisien MKB = Memiliki keterampilan di bidangnya MSK = Memiliki semangat kerja tinggi MSB = Memiliki sikap kerja yang baik KI = Kreatif dan inovatif dalam bekerja Qn = Quantity
Qly = Quality TL = Time lines
IP = Interpersonal Impact
3.1.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer menurut Sekaran (2015) merupakan data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat yang aktual terjadinya peristiwa. Data sekunder merupakan data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan sendiri oleh peneliti karena data tersebut dapat diperoleh melalui sumber-sumber yang ada (h.77). Data primer dalam penelitian ini didapat dari kuesioner dan wawancara. Data sekunder didapat dari studi perpustakaan
(2)
berdasarkan buku, jurnal dan dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan permasalah penelitian.
Dalam mengumpulkan data primer, peneliti menyusun instrument penelitian untuk dijadikan kuesioner. Menurut Agung (2007, h.24) jika ingin mengembangkan instrumen baru, maka salah satu alternatifnya yaitu melakukan pilot test kuesioner tersebut dengan memilih 10-20 responden yang mengerti tentang permasalahan yang diteliti. Sedangkan Jogiyanto (2013, h.32) menyarankan apabia akan dilakukan uji pilot test, maka peneliti dapat memilih 10-30 sampel yang mempunyai latar belakang yang sama dengan populasi.
Untuk mengukur instrumen penelitian, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Agung (2003, h.5) indikator peneltian berskala likert dengan alternatif jawaban 1-5 atau 1-7, akan tetapi agar responden dapat diklasifikasi secara tepat maka diterapkan skala likert 1-4 atau 1-6. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban 1-6. Masing-masing jawaban dapat diberi skor yaitu: Sangat Setuju (SS) diberi skor 6, Setuju (S) diberi skor 5, Cukup Setuju (CS) diberi skor 4, Kurang Setuju (KS) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
Pada item pernyataan negatif yang oleh peneliti pada penginputan data dengan software SPSS, jawaban responden tersebut dibalik sehingga menghasilkan deskripsi yang positif. Jawaban STS diubah menjadi SS, jawaban TS diubah menjadi S, KS diubah menjadi CS, begitupun sebaliknya. Oleh karena itu, pada item item pernyataan negatif, pendeksripsian hasil olah data menjadi pernyataan positif. Terdapat pernyataan-pernyataan negatif dalam menjelaskan
(3)
variabel lingkungan kerja, yaitu pada item pernyataan nomor 3, 8, 10, 12, 16, 19, 20, 25, 27, 29, dan 32. Pada variabel kepuasan kerja, terdapat pernyataan negatif pada item nomor 37, 40, 42, 46, 51, dan 53. Variabel disiplin kerja memiliki pernyataan negatif pada item nomor 58, 60, 65, 66, 69, 71, 74, dan 78. Pada variabel kinerja, terdapat pernyataan negatif pada item pernyataan nomor 85 dan 86.
3.1.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Kesalahan pengukuran dalam penelitian menurut Hair, Black, Babin, & Anderson (2010, cp.1) dapat dikurangi dengan memperhatikan dua karakteristik penting dalam pengukuran, yaitu validitas dan reliabilitas. Validasi yaitu tingkatan seberapa akurat pengukuran dalam merepresentasikan apa yang akan diteliti. Ketika validitas sudah dapat dipastikan, peneliti harus mempertimbangkan reliabilitas, yaitu tingkatan dimana variabel yang diukur mempunyai nilai kebenaran dan bebas dari kesalahan serta menunjukan konsistensi apabila variabel tersebut ditanyakan secara berulang-kali.
Validitas terdiri dari dua jenis yaitu validitas eksternal dan validitas internal (Latan & Temalagi, 2013, h.30). Validitas eksternal menunjukkan bahwa hasil penelitian adalah valid sehingga dapat digenalisir ke semua objek, situasi, dan waktu yang berbeda. Validitas internal menunjukan kemampuan dari instrumen penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep.
(4)
Uji validitas instrumen penelitian diawali dengan melakukan pilot test terhadap beberapa responden. Pengujian validitas dengan melakukan analisis faktor. Alat uji yang digunakan yaitu Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Instrument penelitian dinyatakan valid jika memiliki nilai KMO MSA ≥ 0.5 dan factor loading ≥ 0.7, akan tetapi nilai factor loading 0.5 - 0.6 masih dapat diterima, serta nilai sig. ≤ 0.05 dalam significant Barlett’s test (Hair, Black, Babin, & Anderson, 2010, cp.3).
Setelah intrumen penelitian dikatakan valid, maka perlu diuji keandalannya atau reliabilitasnya. Uji reliabilitas dalam instrumen penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Cronbach’s Alpha. Menurut Hair, Black, Babin, & Anderson (2010, cp.3) suatu konstruk dinyatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbach’s alpha 0.70 atau nilai 0.60 masih dapat diterima.
3.1.10 Teknik Analisi Data
Dalam penelitian ini, penulis menganalisis data menggunakan analisis regresi. Analisis regresi menurut (Sugiyono, 2009) berguna untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen dirubah atau dimanipulasi atau dinaik-turunkan (h.260). Ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam analisis regresi menurut Latan & Sagali (2013, h.80), yaitu koefisien determinasi (R-square), signifikansi uji F, dan signifikansi uji t.
Pertama, koefisien determinasi menunjukan seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R-square 0.75, 0.50, dan 0.25 menunjukan bahwa suatu model tersebut kuat, sedang
(5)
dan lemah. Kedua, uji signifikans F bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji F P < 0.05 atau dengan melihat nilai F statistik > F tabel, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Ketiga, uji signifikansi t bertujuan untuk mengetahui secara individual (parsial) pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji t P< 0.05 atau dengan melihat nilai t statistik> t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Latan & Temalagi, 2013, h.80-81).
Penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Analisis regresi sederhana (Sugiyono, 2009, h.261) didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Persamaan umum regresi sederhana dalam penelitian ini yaitu:
Keterangan:
Y = Variabel Dependen X = Variabel Independen
a = Konstanta (harga Y ketika harga X=0) b = Koefisien Regresi
Analisis regresi berganda menurut Sugiyono (2009) digunakan apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor yang
(6)
dimanipulasi (h.275). Analisis berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu kepuasan kerja dan disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja. Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini yaitu:
Y = Variabel Dependen a = Konstanta
b = koefisien regresi X = Vaariabel Independen
3.2 Hipotesis Statistik
H01 : β ≤ 0 lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
Ha1 : β > 0 lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja
H02 : β ≤ 0 lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
Ha2 : β > 0 lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
H03 : β ≤ 0 kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
Ha3 : β > 0 kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
H04 : β ≤ 0 disiplin kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
Ha4 : β > 0 disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja
H05 : β ≤ 0 kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
Ha5 : β > 0 kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap disiplin kerja
H06 : β ≤ 0 Lingkungan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
Ha6 : β > 0 Lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja