Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat di SLB B Yapenas kelas V dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan - USD Repository
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SLB B YAPENAS KELAS V
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOLA BERMUATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Paulina Lystianingsih Riardi
081414076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2013
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SLB B YAPENAS KELAS V
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOLA BERMUATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
Paulina Lystianingsih Riardi
NIM : 081414076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
HALAMAN PERSEMBAHAN
“ Sedikit pengetahuan yang dilaksanakan jauh lebih berharga
daripada banyak pengetahuan tapi tidak digunakan ”
(Kahlil Gibran)
“ Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya”
(Pengkhotbah 3:11a)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan melimpahkan
kasih-Nya untukku. Bapak dan Ibu ku tercinta Nenek ku tersayangMbak-mbak dan adik-adik ku tersayang Semua orang yang aku sayangi
.
Terimakasih atas segala doa, dukungan dan kasih yang diberikan
ABSTRAK
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Paulina Lystianingsih Riardi. 2013.Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat Di SLB B Yapenas Kelas V
Dengan Menggunakan Alat Peraga Bola Bermuatan. Skripsi. Yogyakarta:
Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.Tujuan dari penelitan ini adalah untuk (1) mengetahui aktivitas belajar siswa-siswi SLB B (tunarungu) dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga dan (2) mengetahui apakah pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SLB.
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SLB B Yapenas, tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 2 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif-kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari: (1) lembar pengamatan aktivitas belajar siswa, (2) soal tes hasil belajar siswa berupa pre test dan post test, (3) wawancara dan (4) dokumentasi. Analisis data aktivitas siswa diperoleh berdasarkan lembar pengamatan, video rekaman dan hasil wawancara sedangkan analisis hasil belajar siswa dengan cara menghitung nilai pada saat pre test dan juga post test, kemudian dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Dyah dan Ika melakukan aktivitas- aktivitas belajar meliputi visual activities seperti siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan materi, listening activities seperti siswa mendengarkan guru saat menjelaskan dan siswa berdiskusi/bekerjasama, writing activities seperti siswa mencatat hal-hal penting, motor activities seperti siswa melakukan praktek menggunakan alat peraga bola bermuatan dan mental activities seperti siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Aktivitas yang kurang menonjol adalah
oral activities seperti bertanya dan menyatakan pendapat. (2) Hasil belajar siswa
pada pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga terlihat ada peningkatan, nilai Dyah pada saat pre test 46,63 naik menjadi 67, 86 pada saat post test sedangkan nilai Ika pada saat pre test 53,57 naik menjadi 75 pada saat post test jadi nilai post test mereka memenuhi KKM yaitu 67.
Kata Kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Alat Peraga, Bilangan Bulat, SLB B (tunarungu)
ABSTRACT
Student Activities and Student Learning Paulina Lystianingsih Riardi. 2013.Result in Learning Integer Count Operation in SLB B Yapenas Grade V with
Using Contained Ball Props. Thesis. Yogyakarta: Mathematic Education,
Deaprtment of Mathematic and Science Education, Teacher Training and
Education Faculty, Sanata Dharma University.The purposes of this research were to (1) elaborate the learning activities of SLB B students (with hearing impairment) in Learning Integer Count Operation with using props and (2) know learning integer with using props can increase student’s SLB B learning result.
The subjects of this research is all of the SLB B Yapenas grade V students, school year 2012/2013 which were two students. This research was Qualitative- Quantitative Descriptive Research. The research instruments were as following (1) student activities observation sheet, (2) test material and student
’s test result in form of pre test and post test, (3) interview and (4) documentation. Data analysis of student activities was obtained according to observation sheet, recorded videos, and interview result, while student learning result analysis was obtained by calculation the pre test and post test score, then both of them were compared.
The result of this research showed that (1) Dya and Ika did learning activities such as visual activities which is student ’s paid attention of the teacher when describe of material, listening activities which is student’s listening when teacher explained and student’s did disscusion, writing activities which is student
’s take a note the important things, motor activities which is student’s did practicing use contained ball props and mental activities which is student’s did exercises that giving. The less activity that showed is oral activities which is student
’s asked and explained opinion. (2) student learning result in integer count operation using props increases. Dyah’s score increases from 46,63 in pre test to
67,86 in post test , while Ika’s score increases from 53,57 in pre test to 75 in post test. Therefore, their post test scores have passed KKM which is 67.
Keywords: Student activities, learning result, props, integer, SLB B (Students with hearing impairment)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Pengasih atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis diberi waktu dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat di SLB B Yapenas Kelas V dengan Menggunakan Alat Peraga
”. Pembuatan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Matematika. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bangtuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP.
2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M. Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah membimbing dan memberikan masukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Th. Sugiarto, M.T dan Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, S.Si., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan bagi penulis untuk menyempurnakan skripsi ini.
7. Segenap dosen JPMIPA yang telah membantu dan memberikan dukungan selama penulis menempuh kuliah, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi dengan tepat waktu.
8. Segenap Staf Sekretariat JPMIPA yang telah membatu dalam hal administrasi kampus selama penulis melakukan studi disini.
9. Bapak Marjani, M.Pd selaku kepala sekolah SLB Yapenas Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
10. Ibu Sayekti Ningsih, S.Pd selaku guru kelas V SLB B Yapenas Yogyakarta dan Bapak Tri Rukmana, S.Pd selaku guru konsultan, yang dengan tulus dan sabar membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian.
11. Siswa-siswa SLB B Yapenas kelas V atas kesediaan terlibat dalam penelitian ini.
12. Orang tua terkasih, Bapak Clement Junardi dan Ibu Theresia Riami.
Terimakasih atas doa dan dukungan yang diberikan untuk penulis.
13. Mbak Ana, Mbak Eko, Adik-Adikku Agung, Siska, Vendo dan Cicing.
Terimakasih untuk doa dan dukungan yang telah diberikan.
14. Teman-temanku yang telah membantu selama penelitian Ana, Nesya, Ayu, Gustin, Dika, Maria, Evi dan seluruh teman seperjuangan dari program studi Pendidikan Matematika angkatan 2008 yang memberikan dukungan kepada penulis selama studi.
15. Teman-teman Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma atas dukungan yang diberikan kepada penulis.
16. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah turut serta membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis Paulina Lystianingsih Riardi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1 A.
1 Latar Belakang ...........................................................................
B.
4 Identifikasi Masalah ..................................................................
C.
5 Pembatasan Masalah ..................................................................
D.
5 Rumusan Masalah......................................................................
E.
6 Batasan Istilah............................................................................
F.
7 Tujuan Penelitian .......................................................................
G.
8 Manfaat Penelitian .....................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................
9 A.
9 Aktivitas Belajar ........................................................................
B.
13 Hasil Belajar ..............................................................................
C.
14 Bilangan Bulat ...........................................................................
D.
15 Alat Peraga.................................................................................
E.
17 Bola Bermuatan .........................................................................
F.
25 Klasifikasi Sekolah Luar Biasa..................................................
G.
29 Tunarungu..................................................................................
1.
29 Pengertian Anak Tunarungu.................................................
2.
29 Klasifikasi Anak Tunarungu................................................
3.
34 Dampak Ketunarunguan.......................................................
4.
35 Karakteristik Kecerdasan Anak Tunarungu.........................
5.
37 Metode Komunikasi Anak Tunarungu.................................
H.
39 Prinsip Pendidikan Anak Berkelainan........................................
I.
42 Kerangka Berpikir.......................................................................
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................
44 A.
44 Jenis Penelitian ..........................................................................
B.
44 Variabel Penelitian ....................................................................
C.
45 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................
D.
45 Subyek Penelitian ......................................................................
E.
45 Bentuk Data ...............................................................................
F.
46 Metode Pengumpulan Data .......................................................
G.
48 Instrumen Penelitian ..................................................................
H.
51 Analisis Data..............................................................................
I.
52 Prosedur Pelaksanaan Penelitian................................................
BAB
IV DESKRIPSI PENELITIAN, ANALISIS HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................
55 A.
55 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ..............................................
1.
56 Observasi Sebelum Pelaksanaan Penelitian ........................
2.
58 Pelaksanaan Penelitian ........................................................
a.
58 Pertemuan Pertama ........................................................
b.
64 Pertemuan Kedua ...........................................................
c.
68 Pertemuan Ketiga ..........................................................
d.
77 Pertemuan Keempat .......................................................
e.
83 Pertemuan Kelima .........................................................
f.
89 Pertemuan Keenam ........................................................
B.
90 Data Hasil Penelitian .................................................................
C.
94 Analisis Data..............................................................................
1.
94 Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa .......
2. Analisis Hasil Belajar Siswa................................................ 101
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 107
A. Kesimpulan ................................................................................ 107 B. Saran .......................................................................................... 108DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 109
LAMPIRAN ................................................................................................. 110
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian A .........................
93 Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian B .........................
93 Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Soal Pre Test Bagian C .........................
93 Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian A .......................
93 Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian B .......................
94 Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Soal Post Test Bagian C .......................
94 Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian A .......... 103
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian B........... 103Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Bagian C........... 104
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 111
Lampiran A.2 Kisi-Kisi Soal Pre Test dan Post Test ................................ 117
Lampiran A.3 Soal Pre Test ..................................................................... 118
Lampiran A.4 Soal Post Test .................................................................... 120
Lampiran A.5 Kunci Jawaban Soal Pre Test ............................................. 122
Lampiran A.6 Kunci Jawaban Soal Post Test ........................................... 124
Lampiran A.7 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................................ 126
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Hasil Rangkuman Pengamatan Aktivitas Siswa ................ 127
Lampiran B.2 Hasil Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ....................... 131
Lampiran B.3 Hasil Pre Test ..................................................................... 155
Lampiran B.4 Hasil Post Test ................................................................... 159
Lampiran B.5 Foto Penelitian ................................................................... 163
Lampiran B.6 Surat Ijin Penelitian ............................................................ 165
Lampiran B.7 Surat Keterangan Penelitian ............................................... 166
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bidang studi yang diajarkan sejak siswa
menginjak usia sekolah. Hal ini dimaksudkan agar siswa-siswi tidak merasa asing dengan pelajaran matematika dan mereka dapat berpikir logis sejak usia dini. Walaupun demikian, sebagian besar siswa-siswi kurang berminat dalam mata pelajaran matematika. Mereka memandang matematika sebagai sesuatu yang sulit dan membebani . Kesulitan yang mereka hadapi diantaranya adalah matematika merupakan mata pelajaran yang abstrak dan berisi perhitungan yang menggunakan banyak rumus. Hal seperti ini juga dirasakan oleh siswa-siswi di Sekolah Luar Biasa, bahkan mungkin kesulitan yang mereka alami lebih banyak daripada kesulitan yang dialami oleh siswa-siswi di sekolah umum karena kondisi mereka yang berbeda. Pengertian berbeda/berkelainan adalah suatu kondisi yang menyimpang dari rata-rata umumnya. Penyimpangan tersebut secara eksplisit ditujukan kepada anak yang dianggap memiliki kelainan penyimpangan dari kondisi rata-rata anak normal umumnya, dalam hal fisik, mental, maupun karakteristik perilaku sosialnya (Mohammad Efendi, 2006: 2). Anak berkelainan adalah anak yang berbeda dari rata-rata umumnya, dikarenakan ada permasalahan dalam kemampuan berpikir, penglihatan, pendengaran, sosialisasi, dan bergerak (Hallahan dan Kauffman dalam Mohammad Efendi, 2006: 2).
Sekolah Luar Biasa adalah sekolah yang ditujukan untuk anak- anak berkebutuhan khusus. Pengklasifikasian anak berkelainan di Indonesia jika dikaitkan dengan kepentingan pendidikannya dapat dibagi menjadi: bagian A adalah sebutan untuk kelompok anak tunanetra (anak berkelainan penglihatan), bagian B adalah sebutan untuk kelompok anak tunarungu (anak berkelainan pendengaran), bagian C adalah sebutan untuk kelompok anak tunagrahita (anak berkelainan mental subnormal), bagian D adalah sebutan untuk kelompok anak tunadaksa (anak berkelainan fungsi anggota tubuh), dan bagian E adalah sebutan untuk kelompok anak tunalaras (anak berkelainan perilaku) (Mohammad Efendi, 2006: 11). Tunarungu adalah anak yang berkekurangan pada indera pendengaran, anak-anak ini berkomunikasi dan berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat dan membaca bibir.
Prinsip pendidikan anak berkelainan berbeda dengan prinsip pendidikan untuk anak di sekolah umum. Prinsip pendidikan bagi anak berkelainan antara lain kasih sayang, layanan individual, kesiapan, keperagaan, motivasi, belajar dan bekerja kelompok, keterampilan, penanaman dan penyempurnaan sikap (Mohammad Efendi, 2006: 24). Salah satu prinsip pendidikan bagi anak berkelainan adalah keperagaan yang maksudnya adalah penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. Alat peraga dapat digunakan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru. Khususnya untuk mata pelajaran matematika, penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa-siswi agar dapat memahami konsep-konsep matematika yang abstrak dengan lebih mudah.
Matematika banyak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, setiap siswa-siswi di SLB pasti mengalami kejadian-kejadian yang berhubungan dengan matematika. Sehingga penggunaan media pembelajaran berupa alat peraga dalam pembelajaran kiranya dapat meningkatkan minat siswa-siswi untuk belajar yang tentunya dapat berdampak pada hasil belajar dan aktivitas belajar siswa di kelas. Alat peraga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bola bermuatan. Alasan menggunakan alat peraga ini adalah untuk lebih menarik perhatian siswa-siswi SLB kelas V karena alat peraga ini menggunakan bola-bola dengan 2 macam warna. Pemanfaatan alat peraga dalam pelajaran matematika dapat membantu menyampaikan konsep matematika yang membutuhkana alat bantu seperti materi bilangan bulat. Materi ini tidak mudah dalam menanamkan konsepnya dan terbukti masih banyak siswa- siswi yang kesulitan untuk memahami konsep materi ini. Bilangan bulat terdiri dari semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah operasi hitung bilangan bulat khususnya pada operasi penjumlahan dan pengurangan pada siswa-siswi SLB B kelas V. Materi ini sudah didapat di kelas IV namun masih banyak kesulitan yang dihadapi oleh para siswa. Kesulitan yang ditemui adalah kesulitan dalam menjumlahkan bilangan negatif dengan bilangan negatif dan juga mengurangkan bilangan negatif dengan bilangan negatif.
Berdasarkan observasi di SLB Yapennas, proses pembelajaran yang berlangsung disini lebih terfokus pada siswa-siswi, guru mengajar berdasarkan kemampuan dan kondisi siswa-siswi karena guru mengetahui bagaimana tingkat pemahaman siswa-siswi. Akan tetapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan, siswa-siswi disini kurang aktif dalam proses pembelajaran. Mereka cenderung pasif dan melakukan apapun sesuai dengan petunjuk guru dan juga proses pembelajaran yang berlangsung, guru belum memanfaatkan penggunaan alat peraga. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas, siswa-siswi disini kurang cepat dalam memahami materi sehingga guru akan sering mengulang materi yang sedang dipelajari.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses pembelajaran yang berlangsung di SLB. Dengan demikian peneliti memilih judul “AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DI SLB B YAPENAS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOLA BERMUATAN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamataan peneliti, identifikasi masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Masih kurangnya pemanfaatan media pembelajaran berupa alat peraga yang digunakan oleh guru
2. Banyaknya siswa-siswi yang kurang berminat dan kurang aktif dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian yang akan dilaksanakan dibatasi pada: 1.
Pembelajaran hanya pada materi operasi hitung bilangan bulat terutama untuk penjumlahan dan pengurangan.
2. Kelompok sasaran yang akan dikenai tindakan adalah siswa-siswi di SLB B kelas V.
3. Alat peraga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bola bermuatan .
4. Hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diperoleh setelah siswa-siswi melakukan proses pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk angka (skor).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan peneliti teliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa-siswi SLB dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada materi operasi hitung bilangan bulat?
2. Apakah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SLB?
E. Batasan Istilah 1.
Aktivitas Belajar Aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi pada saat proses pembelajaran berlangsung dibatasi dengan adanya peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan keaktifan siswa.
2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh atau di dapat sebagai bentuk perubahan, dimana perubahan ini di dapat setelah seseorang melakukan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai (skor).
3. Alat Peraga Suatu alat/benda yang sengaja dibuat untuk membantu menanamkan konsep matematika kepada siswa-siswi sehingga siswa-siswi dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
4. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan-bilangan yang terdiri atas semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Bilangan asli dikenal dengan bilangan bulat positif dan lawan bilangan asli dikenal dengan bilangan bulat negatif. Himpunan bilangan bulat dapat dituliskan sebagai berikut :{... , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}
5. Siswa SLB B Yapennas kelas V adalah siswa-siswi kelas V SLB tunarungu di sekolah SLB Yapennas tahun ajaran 2012/2013.
Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
Dari berbagai batasan istilah di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat di SLB B Yapenas Kelas V dengan Menggunakan Alat Peraga Bola Bermuatan adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa-siswi kelas V SLB tunarungu selama proses pembelajaran berkaitan dengan keaktifan siswa dan hasil yang telah dicapai setelah siswa mengikuti pembelajaran matematika mengenai operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui aktivitas belajar siswa-siswi SLB B (tunarungu) dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga 3. Mengetahui apakah pembelajaran operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa-siswi di SLB?
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Bagi peneliti a.
Peneliti mendapat pengalaman dan menjadi lebih mengerti bagaimana cara mengajarkan materi operasi hitung bilangan bulat pada siswa-siswi di SLB b. Peneliti dapat mengetahui aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa-siswi SLB dalam pembelajaran dengan menggunakan alat peraga pada materi operasi hitung bilangan bulat.
2. Bagi siswa Siswa-siswi dapat tertarik untuk belajar matematika dengan pemanfaatan alat peraga yang menarik dan tepat sasaran.
3. Bagi guru Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai masukan dalam menemukan metode yang tepat untuk membuat pembelajaran matematika lebih menarik.
4. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi sarana dan prasarana belajar dalam menunjang peningkatan kualitas hasil belajar siswa khususnya penggunaan alat peraga.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Belajar Aktivitas sangat penting dalam proses pembelajaran, pembelajaran
di kelas tidak dapat berlangsung jika tidak ada aktivitas belajar siswa- siswi. Aktivitas belajar adalah kegiatan dan kesibukan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran yang menghasilkan perubahan- perubahan dalam pengetahuannya dan dapat menimbulkan perbuatan belajar. Perbuatan belajar ini akan membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan/pengetahuan baru.
Aktivitas belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah. Dari beberapa uraian di atas, jelas bahwa dalam kegiatan belajar, subjek didik/siswa harus aktif berbuat. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik (Sardiman A. M, 2008: 97).
Menurut Sardiman A. M, aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar, kedua aktivitas itu harus terkait. Sebagai contoh seseorang sedang belajar dengan membaca, secara fisik terlihat bahwa dia sedang membaca menghadapi suatu buku tetapi mungkin pikiran dan sikap mentalnya tidak tertuju pada buku yang dibaca. Begitu pula sebaliknya jika yang aktif hanya mentalnya. Misalnya ada seseorang yang yang berpikir tentang sesuatu/ide-ide yang perlu diketahui oleh masyarakat tetapi jika tidak disertai dengan perbuatan/aktivitas fisik seperti dituangkan pada tulisan atau disampaikan kepada orang lain maka ide/pemikiran tersebut tidak berguna. Oleh karena itu, harus ada keserasian antara aktivitas fisik dengan aktivitas mental agar tercipta proses belajar yang optimal.
Prinsip-prinsip aktivitas belajar dari sudut pandangan ilmu jiwa secara garis besar dibagi menjadi dua pandangan yakni Ilmu Jiwa Lama dan Ilmu Jiwa Modern (Sardiman A.M, 2008: 97).
1. Menurut pandangan Ilmu Jiwa Lama
John Locke dengan konsepnya Tabularasa, mengibaratkan jiwa seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis kemudian kertas ini akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar. Konsep semacam ini kemudian di transfer ke dalam dunia pendidikan. Siswa diibaratkan kertas putih sedangkan unsur dari luar yang menulisi adalah guru sehingga aktivitas berpusat pada guru, siswa hanya pasif dan menerima begitu saja. Selanjutnya Herbert memberikan rumusan bahwa jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-hukum asosiasi, hubungannya dengan konsep John Locke adalah bahwa guru pulalah yang aktif sedangkan siswa pasif, secara mekanis hanya menuruti alur dari hukum- hukum asosiasi tadi. Berdasarkan pendapat 2 ahli tersebut, yaitu John Locke dan Herbert, dalam proses pembelajaran di kelas, guru lebih mendominasi kegiatan yang berlangsung sedangkan siswa-siswi pasif dan hanya menerima apa saja yang guru berikan. Aktivitas siswa-siswi terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Aktivitas yang dilakukan siswa- siswi didasarkan atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan guru sehingga proses belajar mengajar seperti ini tidak mendorong siswa-siswi untuk berpikir dan beraktivitas.
2. Menurut pandangan ilmu Jiwa Modern
Aliran ilmu jiwa yang tergolong modern akan menerjemahkan jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis.
Oleh karena itu, secara alami siswa-siswi juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh bermacam- macam kebutuhan, mereka dipandang sebagai manusia yang yang mempunyai potensi untuk berkembang. Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran tetapi yang mengolah dan mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan latar belakang masing-masing siswa. Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman A. M, 2008: 101), aktivitas belajar dapat digolongkan dalam beberapa klasifikasi antara lain:
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
8. Emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan siswa-siswi pada saat proses pembelajaran berlangsung dibatasi dengan adanya peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan keaktifan siswa.
B. Hasil Belajar
Hasil perilaku belajar ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku dalam keseluruhan pribadi pelajar. Perilaku hasil belajar mencakup aspek-aspek kognitif (penguasaan intelektual), afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai), dan psikomotorik (kemampuan keterampilan bertindak/berperilaku). Para pengajar sangat diharapkan mampu mengantisipasi aspek-aspek perubahan perilaku ini yang dimulai dengan perencanaan kegiatan belajar berakhir. Akan tetapi perlu diingat bahwa perilaku belajar sesungguhnya bersumber dari berbagai aspek perilaku lainnya, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Aspek- aspek internal peserta didik yang perlu dipahami antara lain aspek potensi, prestasi, kebutuhan, minat, sikap, pengalaman, keadaan fisik, cita-cita, dsb. Sedangkan aspek eksternal adalah antara lain latar belakang keluarga, sosial budaya, ekonomi, lingkungan fisik, dan sebagainya (Mohammad Surya, 2004: 50).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Nana Sudjana, 2010: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne (Nana Sudjana, 2010: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris.
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sesuatu yang diperoleh atau di dapat sebagai bentuk perubahan, dimana perubahan ini di dapat setelah seseorang melakukan proses belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai (skor).
C. Bilangan Bulat
Menurut B. Harahap dan ST. Negoro (1979: 7), bilangan bulat adalah bilangan-bilangan yang terdiri atas semua bilangan asli, nol dan semua lawan bilangan asli. Dengan demikian bilangan bulat meliputi: a.
Bilangan asli atau bilangan bulat positif b. Bilangan nol dan c. Lawan bilangan asli atau bilangan bulat negatif
Berdasarkan Ensiklopedia Matematika, bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan bulat positif {1, 2, 3, ... }, bilangan bulat negatif {..., -3, -2, -1}, dan nol {0}. Jadi, himpunan bilangan bulat dapat dituliskan seperti berikut :{... , -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, ...}.
Dengan diagram digambarkan sebagai berikut :
- 5
- 4 -3 -2 -1
3
4
1
2
5 Bilangan bulat negatif Bilangan 0 Bilangan bulat positif
Melalui garis bilangan di atas, anak dapat melihat dan memahami dimanakah letak bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif, dan bilangan nol. Nol dapat dianggap sebagai batas antara bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif. Pada umumnya, bilangan bulat negatif berada di sebelah kiri bilangan nol dan bilangan bulat positif berada di sebelah kanan bilangan nol. Semakin jauh ke kiri dari nol letak bilangan bulat negatif, maka nilainya akan semakin kecil. Sedangkan semakin jauh ke kanan dari nol letak bilangan bulat positif, maka nilainya akan semakin besar.
D. Alat Peraga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alat peraga adalah alat bantu untuk mendidik/mengajar supaya apa yang diajarkan mudah dimengerti anak didik. Alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan dan pelajaran, yang tentunya alat ini mampu diserap oleh mata dan telinga agar proses belajar mengajar dapat bekerja secara efektif dan lebih efisien, intinya dengan menggunakan alat peraga dapat mempermudah penyampaian pesan yang akan disampaikan. Alat peraga pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Kelebihan penggunaan alat peraga menurut Ruseffendi (1990: 1), yaitu dengan alat peraga:
1. Proses belajar mengajar termotivasi. Baik murid maupun guru, dan terutama murid, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda- benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru, menjadi bertambah banyak.
Menurut Ruseffendi (1990: 3), beberapa hal supaya diperhatikan dalam pembuatan alat peraga yang baik adalah, alat peraga itu:
1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).
4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.
5. Dapat menyajikan (dalam bentuk real, gambar atau diagram) konsep matematika.
6. Sesuai dengan konsep pembelajaran matematika.
7. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas.
8. Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang abstrak bagi siswa.
9. Menjadikan siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot, dan lain-lain.
10. Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak). Proses pembelajaran memerlukan media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi/materi pelajaran yang dimaksudkan untuk mengoptimalkan pencapaian suatu tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Fungsi media pendidikan atau alat peraga pendidikan dimaksudkan agar komunikasi antara guru dan siswa dalam hal penyampaian pesan, siswa lebih memahami dan mengerti tentang konsep abstrak matematika. Siswa diajar lebih mudah memahami materi pelajaran jika ditunjang dengan alat peraga pendidikan.
E. Bola Bermuatan
Alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola bermuatan. Alat peraga ini terdiri dari bola-bola yang memiliki 2 warna yang berbeda dan dapat membantu siswa-siswi dalam menanamkan konsep matematika materi operasi hitung bilangan bulat khususnya untuk operasi penjumlahan dan pengurangan. Bilangan bulat mencakup bilangan bulat positif dan bilangan bulat negatif sehingga secara langsung siswa akan belajar mengenai penjumlahan bilangan positif dengan bilangan positif, penjumlahan bilangan positif dengan bilangan negatif dan sebaliknya, penjumlahan bilangan negatif dengan bilangan negatif, pengurangan bilangan positif dengan bilangan positif, pengurangan bilangan positif dengan bilangan negatif dan sebaliknya, pengurangan bilangan negatif dengan bilangan negatif.
Asumsikan bahwa bola-bola tersebut bermuatan positif dan negatif. Kemudian dilakukan kesepakatan terlebih dahulu bahwa satu warna mewakili nilai +1, satu warna yang lain mewakili nilai -1 dan sepasang kedua bola tersebut (bernilai +1 dan -1) bernilai nol. Jumlah bola yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Buat kesepakatan bahwa:
- a.
= +1 b. = -1
- c.
= 0
- 4 -3
3
- 5
5
- 2 -1
1
2
4
+ + -
Operasi Penjumlahan 1)
Bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif Contoh: 3 + 2 = Langkah-langkah:
a) Ambil 3 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak
- b)
Karena penjumlahan maka terjadi proses penambahan atau penggabungan sehingga ambil lagi 2 buah bola bermuatan positif dan masukkan ke dalam kotak