Hasil belajar dan keterlibatan serta motivasi siswa dalam penggunaan alat peraga kartu hitung pada pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajara

(1)

i

HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh: F. Vivia Elcolina NIM: 121414110

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(2)

ii


(3)

iii


(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberi semangat, kekuatan, serta

harapan untuk hidup.

2. Andreas Sarwadi, S.Pd. dan Veronika Dwi Wulandari Sapartiningsih, S.Pd

selaku orang tua yang selalu memberi dukungan doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

3. Antonia Riza Anggraeni Yuni Asih, A.Md.Keb. dan Yohanes Yan Motori

selaku kakak dan adik yang selalu memberi semangat dan dukungan serta menemani dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Vinsensius Nugroho Wicaksono, A.Md.PAR., teman istimewa yang selalu

memberi semangat, perhatian, dan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.

5. Sahabat-sahabat, Komang Mirah Meigaria, A.Md., Johana Anggun Firma

Kristiani, S.Kom., dan Selly Marselina Agustina Naji yang selalu memberi semangat, membantu memberi saran dan informasi serta tidak pernah lelah mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh warga SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang memberi bantuan dan


(5)

v

MOTTO

Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang,

dan hakmu seperti siang. (Mazmur 37:5-6)

Siapapun yang belum pernah melakukan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru.

(Albert Einstein)

Sebagian kita seperti tinta dan sebagian lagi seperti kertas. Dan jika bukan karena hitam sebagian kita, sebagian kita akan bisu. Dan jika bukan karena putihnya sebagian kita, sebagian kita akan buta.


(6)

vi


(7)

vii


(8)

viii

ABSTRAK

F. Vivia Elcolina. 2017. HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU

HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG

BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar, keterlibatan dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2016.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta sebanyak 21 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes hasil belajar, kuisioner evaluasi pembelajaran, dan lembar pengamatan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Selama penelitian, pembelajaran diberikan dalam 2 kali pertemuan dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran dalam 1 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Data hasil belajar diperoleh dari pekerjaan siswa dan menghasilkan nilai yang menunjukkan tingkat pemahaman siswa. Sedangkan data keterlibatan dan motivasi diperoleh melalui jawaban kuisioner evaluasi pembelajaran yang diisikan oleh siswa dan catatan dari lembar pengamatan sikap siswa dalam proses belajar yang dicatat oleh observer yang kemudian dihitung dengan persentase, sehingga dapat dilihat persentase keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) dari 21 siswa yang mengikuti tes hasil belajar diperoleh persentase sebesar 85,7% (18 dari 21 siswa) siswa yang telah mencapai KKM dan 14,3% (3 dari 21 siswa) siswa yang tidak mencapai KKM (Nilai KKM = 70), (2) sebagian besar siswa dapat membangun keterlibatannya dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat yang menggunakan kartu hitung, (3) sebagian besar siswa juga dapat membangun motivasi pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat yang dilaksanakan menggunakan kartu hitung.

Kata kunci: hasil belajar, keterlibatan siswa, motivasi belajar, bilangan bulat, kartu hitung.


(9)

ix ABSTRACT

F. Vivia Elcolina. 2017. THE RESULT OF LEARNING AND

INVOLVEMENT WITH STUDENT MOTIVATION ON THE USE OF THE

COUNTING CARD MEDIA IN THE INTEGER ARITHMETIC

OPERATIONS MATERIALS OF THE STUDENTS IN CLASS VII B OF BOPKRI JUNIOR HIGH SCHOOL 1 YOGYAKARTA ACADEMIC YEAR OF 2016/2017. Undergraduate Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The aim of the research is to find out the students’ learning result, involvement, and motivation to study toward the integer arithmetic operations using the counting cards media of the students in class VII B of BOPKRI Junior High School 1 Yogyakarta. This research belongs to descriptive quantitative and qualitative research. The research had been conducted on July until August 2016.

The subjects of the research were the 21 students students of class VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. The instruments which used to collect the data of involvement and the students learning motivation are the learning evaluation questionnaire and the observation sheet of the students’attitude in the learning, whereas the instrument which is used to collect the data of the learning result is the learning’s result test. During the research, the learning is given in 2 meetings and the learning evaluation is given once. Each meeting consists of a 2 hour lesson. The data of teaching learning was goten from answering questionnaire of teaching learning evaluation which was filled by students and notes from attitude evaluation work sheet durring the studying process which was recorded by observer which is counted by percentage, so that can be seen percentage of student involvement and motivation in mathematics teaching learning.

The results of the study show that: (1) among 21 students who took the tests of the learning result, it is obtained the percentage around of 85.7% (18 of 21 students) for students who have reached the minimum mastery criteria and 14.3% (3 out of 21 students) for students who have not reached the minimum mastery criteria (minimum mastery criteria score = 70). (2) The majority of the students are able to get involved in the learning of integer arithmetic operations using the counting card, (3) the majority of students are also able to build motivation of learning of the integer arithmetic operations using the counting card.

Key words: learning result, students’ involvement, learning motivation, integer, counting card.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

melimpah kasih dan karunia-Nya sehingga skripsi ini yang berjudul “Hasil Belajar

dan Keterlibatan serta Motivasi Siswa dalam Penggunaan Alat Peraga Kartu Hitung pada Pembelajaran Materi Operasi Hitung Bilangan Bulat Kelas VII B

SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017” dapat selesai dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Dr. Hongki Julie, M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Matematika Yogyakarta

3. Beni Utomo, M.Sc. selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

4. Drs. Th. Sugiarto, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik 2012/B

program studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan juga selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberi kritik, saran, semangat serta dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi

5. Beni Utomo, M.Sc. dan Yosep Dwi Kristanto, M.Pd. selaku Dosen

Penguji

6. Paryadi, S.Pd selaku Kepala SMP BOBKRI 1 Yogyakarta yang telah

memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta

7. Drs. Adi UndangMulyono selaku guru matematika kelas VII B dan VII C

SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian


(11)

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . vii ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Batasan Istilah ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB IILANDASAN TEORI ... 14

A. Belajar ... 14

B. Pembelajaran ... 16

C. Motivasi ... 19


(13)

xiii

E. Hasil Belajar ... 23

F. Operasi Hitung Bilangan Bulat ... 26

G. Alat Peraga Kartu Hitung ... 33

H. Kerangka Berpikir ... 47

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 49

A. Jenis Penelitian ... 49

B. Waktu dan Tempat ... 49

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 49

D. Bentuk Data ... 49

E. Metode Pengumpulan Data ... 50

F. Instrumen Penelitian ... 51

G. Metode Analisis Data ... 59

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 63

BAB IVPELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA ... 66

DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 66

A. Pelaksanaan Penelitian ... 66

B. Tabulasi Data ... 74

C. Analisis Data ... 80

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

E. Keterbatasan Penelitian ... 95

BAB VPENUTUP ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Rincian Identitas Materi Pembelajaran ... 19

Tabel 3.1. Rincian Instrumen Pembelajaran ... 52

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan ... 54

Tabel 3.3. Pernyataan Kuisioner Motivasi dan Keterlibatan ... 56

Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Validitas Butir Soal ... 60

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal ... 61

Tabel 4.1. Jadwal Penelitian ... 67

Tabel 4.2. Hasil Belajar Siswa Kelas VII B ... 74

Tabel 4.3. Data Pengamatan Sikap Siswa VII B Selama Pembelajaran pada Pertemuan Pertama ... 76

Tabel 4.4. Data Pengamatan Sikap Siswa VII B Selama Pembelajaran pada Pertemuan Kedua ... 76

Tabel 4.5. Frekuensi Jawaban Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 78

Tabel 4.6. Skor Jawaban Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 79

Tabel 4.7. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar... 80

Tabel 4.8. Hasil Analisis Validasi Butir Soal Instrumen Uji Coba ... 81

Tabel 4.9. Hasil Analisis Reliabilitas Butir Soal Instrumen Uji Coba ... 83

Tabel 4.10. Hasil Belajar Siswa Setelah Diklasifikasikan ... 85

Tabel 4.11. Hasil Pengamatan Pembelajaran... 86

Tabel 4.12. Konsistensi Jawaban Siswa pada Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 87


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Gambaran Kartu Hitung ... 34

Gambar 2.2. Operasi hitung 3 + 2 menggunakan kartu hitung ... 34

Gambar 2.3. Operasi hitung (−3) + (−2) menggunakan kartu hitung ... 35

Gambar 2.4. Operasi hitung (−3) + 2 menggunakan kartu hitung ... 35

Gambar 2.5. Operasi hitung 3 + (−2) menggunakan kartu hitung ... 36

Gambar 2.6. Operasi hitung − menggunakan kartu hitung ... 37

Gambar 2.7. Operasi hitung − − − menggunakan kartu hitung ... 37

Gambar 2.8. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung ... 38

Gambar 2.9. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung ... 39

Gambar 2.10. Operasi hitung × menggunakan kartu hitung ... 40

Gambar 2.11. Operasi hitung − × − menggunakan kartu hitung ... 41

Gambar 2.12. Operasi hitung− × menggunakan kartu hitung ... 42

Gambar 2.13. Operasi hitung × − menggunakan kartu hitung ... 43

Gambar 2.14. Operasi hitung ∶ menggunakan kartu hitung ... 44

Gambar 2.15. Operasi hitung – ∶ − menggunakan kartu hitung ... 45

Gambar 2.16. Operasi hitung – ∶ menggunakan kartu hitung ... 46


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1. Surat Ijin Penelitian ... 101

Lampiran A.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 102

Lampiran B.1 Daftar Siswa Kelas VII C SMP BOPKRI 1 Yogyakarta ... 103

Lampiran B.2 Daftar Nilai Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar... 104

Lampiran B.3 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal dari Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 105

Lampiran B.4 Daftar Siswa Kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta ... 119

Lampiran B.5 Perhitungan Uji Reliabilitas Butir Soal dari Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 120

Lampiran B.6 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal dari Tes Hasil Belajar ... 121

Lampiran B.7 Perhitungan Uji Reliabilitas Butir Soal dari Tes Hasil Belajar .... 133

Lampiran C.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 134

Lampiran C.2 Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 141

Lampiran C.3 Kunci Jawaban Uji Coba Tes Hasil Belajar ... 142

Lampiran C.4 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 143

Lampiran C.5 Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar ... 146

Lampiran C.6 Rubrik Penskoran ... 158

Lampiran C.7 Instrumen Kuisioner Evaluasi Pembelajaran ... 159

Lampiran C.8 Lembar Pengamatan Sikap Siswa dalam Pembelajaran ... 162

Lampiran D.1 Daftar Nilai Tes Hasil Belajar ... 168

Lampiran D.2 Lembar Jawaban Tes Hasil Belajar Siswa ... 170

Lampiran D.3 Lembar Jawaban Siswa pada Kuisioner Evaluasi Pembelajaran.. 179

Lampiran D.4 Lembar Hasil Pengamatan Sikap Siswa dalam Pembelajaran ... 185

Lampiran E.1 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan I ... 201

Lampiran E.2 Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Pertemuan II ... 202


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu yang wajib dipelajari dan ditemui siswa mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah baik umum maupun kejuruan dan bahkan dapat ditemui di tingkat perguruan tinggi. Untuk itu, siswa diminta dapat mengikuti pembelajaran matematika dengan hasil yang sesuai tujuan pembelajaran. Ketika siswa berhasil mengikuti setiap pembelajaran dan dapat mencapai setiap tujuan pembelajaran, maka siswa tersebut berpeluang besar untuk berhasil mengikuti pembelajaran matematika yang selanjutnya. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran matematika memiliki keterkaitan terhadap keberhasilan siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika selanjutnya. Menurut Herman Hudojo (1988:5), mengajar itu adalah suatu kegiatan di mana pengajar menyampaikan pengetahuan/pengalaman yang dimiliki kepada siswa. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami siswa. Karena itu, mengajar yang baik adalah mengajar dengan hasil belajar siswa yang baik pula. Pernyataan ini dapat dipenuhi, bila pengajar mampu memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga dapat terjadi proses belajar yang baik. Dengan


(18)

mengajar yang dapat memberi fasilitas pada siswa dalam mengikuti proses belajar.

Suharsimi Arikunto (2005:4) menjelaskan bahwa “pembelajaran

bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan prestasi belajar, karenaprestasi merupakan hasil kerja (ibarat sebuah mesin) yang keadaannya sangat kompleks.” Dari penjelasan faktor penentu prestasi belajar yang dilakukan oleh Suharsimi Arikunto, prestasi belajar dapat terpengaruh oleh beberapa faktor selain faktor pembelajaran. Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:264) menjelaskan bahwa “pencapaian prestasi belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang termasuk faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana dan

prasaran belajar, dan pembelajaran.” Berdasarkan penjelasan Muhamad

Irham dan Novan Ardy Wiyani yang menyatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana dan prasaran belajar serta pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar siswa ditentukan oleh pembelajaran dan juga faktor siswa itu sendiri, lingkungan, serta sarana dan prasarana belajar.

Keadaan siswa adalah salah satu pengaruh pada hasil belajar siswa. Keadaan siswa yang sangat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah memori kerja siswa. Susan E. Gathercole dan Tracy Packiam Alloway (2009:2-13) menjelaskan bahwa memori kerja adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk menyimpan dan memanfaatkan informasi di dalam pikiran dalam jangka waktu singkat. Memori kerja setiap siswa bervariasi,


(19)

hal ini dipengaruhi oleh karakteristik informasi yang disimpan. Termasuk informasi yang ada dalam pembelajaran matematika. Matematika memiliki konsep yang abstrak bagi siswa. Siswa yang memiliki memori kerja lemah akan merasakan kesulitan belajar matematika. Dengan demikian, siswa dengan memori kerja lemah memerlukan bentuk konkret dari materi pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam memahami materi tersebut. Dengan kata lain, siswa tersebut memerlukan alat peraga untuk memahami suatu materi.

Konsep matematika yang abstrak bukanlah masalah utama untuk memahaminya. Konsep matematika yang abstrak dapat direpresentasikan secara lebih konkret. Namun, konsep konkret belum tentu dapat dipahami oleh semua siswa. Menurut Herman Hudojo (1988), ketika seorang siswa mempunyai motivasi belajar matematika, maka ia akan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga ia mempunyai pemahaman lebih dalam. Hal ini menyatakan bahwa ketika siswa tidak dalam kondisi belajar atau berusaha memahami suatu materi, maka siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahaminya. Siswa dapat memahami suatu materi ketika siswa tersebut berusaha untuk memahaminya. Hal ini menjelaskan bahwa pemahaman suatu materi membutuhkan keaktifan siswa. Menurut Muhibbin Syah (2003), keaktifan siswa tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi muncul dari usaha siswa itu sendiri. Dengan semikian, usaha siswa dalam memahami suatu materi merupakan tanda bahwa siswa tersebut aktif dan memiliki motivasi untuk memahami materi tersebut. Oleh sebab


(20)

itu, siswa dapat memahami suatu materi ketika siswa tersebut aktif dan memiliki motivasi untuk memahami materi tersebut.

Menurut Muhibbin Syah (2003), perubahan aktif artinya perubahan yang tidak terjadi dengan sendirinya seperti proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu sendiri. Masing-masing siswa memiliki alasan untuk bertindak aktif. Namun, tindakan aktif tidak dimiliki oleh semua siswa. Menurut Herman Hudojo (1988), untuk melakukan suatu kegiatan diperlukan kekuatan pendorong dalam diri. Kekuatan pendorong tersebut merupakan motivasi. Kekuatan pendorong pada diri seseorang dapat dimunculkan dengan beberapa hal, yaitu motif, tujuan, dan ganjaran. Hal ini menyatakan bahwa motivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dapat dimunculkan. Dengan demikian, guru dapat membantu siswa memunculkan motivasi untuk aktif dalam pembelajaran agar siswa dapat memahami makna pembelajaran.

Ketika peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan, peneliti melaksanakan pembelajaran matematika di kelas VII SMP BOPKRI 1 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016 semester gasal. Ketika peneliti melakukan pembelajaran materi operasi hitung bilanganbulat, peneliti mendapatkan hasil belajar yang kurang memuaskan. Lebih dari 50% siswa mendapat nilai kurang dari batas tuntas nilai yang ditetapkan oleh sekolah. Peneliti menerima keluhan dari beberapa siswa kelas VII. Keluhan-keluhan tersebut dapat dirangkum bahwa mereka merasa tidak suka dan terpaksa belajar matematika. Selain


(21)

keluhan, peneliti juga mendapati siswa melakukan pekerjaan lain dan tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ketika pembelajaran matematika berlangsung. Informasi tersebut cukup menjelaskan bahwa siswa tidak aktif dan juga tidak memiliki motivasi dalam pembelajaran matematika yang mengakibatkan siswa memperoleh hasil belajar yang tidak memuaskan dalam pembelajaran matematika.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berniat untuk melakukan penelitian terhadap hasil belajar, keaktifan dan motivasi siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat pada kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung. Melalui kartu hitung, siswa akan menerima konsep operasi hitung bilangan bulat secara audio-visual dan konkret. Dengan kata lain, konsep operasi hitung bilangan bulat akan diperagakan dengan kartu hitung dan dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, penelitian ini mengambil judul HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah-masalah yang teridentifikasi sebagai berikut.


(22)

1. Hasil belajar siswa dalam materi operasi hitung bilangan bulat kurang baik. Lebih dari 50% siswa memperoleh nilai yang tidak mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami materi operasi hitung bilangan bulat.

2. Siswa melakukan pekerjaan lain ketika pembelajaran matematika

berlangsung. Fakta ini menunjukkan siswa tidak melibatkan dirinya dalam pembelajaran untuk belajar matematika dan dimungkinkan siswa tersebut tidak memiliki motivasi untuk belajar matematika. Dengan kata lain, siswa tidak aktif dan juga tidak memiliki motivasi dalam pembelajaran matematika.

3. Siswa merasa terpaksa dan tidak suka mengikuti pelajaran

matematika. Fakta ini jelas menunjukkan hambatan siswa dalam belajar matematika adalah motivasi siswa yang kurang untuk belajar matematika.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian ini akan membahas mengenai motivasi, keterlibatan, dan hasil belajar siswa kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung. Operasi hitung bilangan bulat yang akan dipelajari adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian untuk dua bilangan bulat yang terdiri dari bilangan bulat positif


(23)

dengan bilangan bulat positif, bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif.

D. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti:

1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi

hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung?

2. Bagaimana keterlibatan siswa dalam pembelajaran materi operasi

hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung?

3. Bagaimana motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi

operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi

hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung.

2. Mengetahui keterlibatan siswa dalam pembelajaran materi operasi

hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung.


(24)

3. Mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta menggunakan alat peraga kartu hitung.

F. Batasan Istilah

1. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat dan diperoleh melalui kegiatan evaluasi pembelajaran.

2. Keterlibatan

Keterlibatan dalam penelitian ini adalah keterlibatan yang ditunjukkan oleh siswa kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat.

3. Motivasi

Motivasi dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya suatu motif yang dapat ditandai dengan adanya respon aktif dan positif, kesungguhan dan keteraturan untuk melakukan suatu tindakan.


(25)

4. Alat Peraga

Menurut artikel dalam internet milik Sora N. yang berjudul “Inilah

Pengertian Alat Peraga dan Menurut Para Ahli” (diakses pada

tanggal 13 April 2016), alat peraga pendidikan merupakan alat yang dapat membantu pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam suatu pembelajaran secara efektif.

5. Kartu Hitung

Kartu hitung pada penelitian ini terdiri dari 2 macam, kartu hitung bertanda “ + ” dan kartu hitung bertanda “ − ”. Kartu hitung bertanda “ + ” bernilai 1, sedangkan kartu hitung bertanda “ − ” bernilai −1.

6. Operasi Hitung

Menurut Kamus Pintar Matematika, operasi hitung adalah pengerjaan hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian yang mengelola dua bilangan yang akan menghasilkan bilangan ketiga.

7. Bilangan Bulat

Dengan demikian, bilangan bulat merupakan anggota dari

himpunan bilangan bulat yang dilambangkan dengan ℤ dan

ℤ= {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi operasi hitung bilangan


(26)

bulat melalui alat peraga. Alat peraga yang digunakan adalah kartu hitung yang akan memperagakan konsep dari operasi hitung bilangan bulat. Operasi hitung bilangan bulat yang akan dibahas pada penelitian ini adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada bilangan bulat. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul HASIL BELAJAR DAN KETERLIBATAN SERTA MOTIVASI SISWA DALAM PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU HITUNG PADA PEMBELAJARAN MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT KELAS VII B SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi operasi hitung bilangan bulat maupun dalam materi lainnya.

2. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi operasi hitung bilangan bulat. Selain itu, siswa diharapkan dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika.


(27)

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat menerapkan hasil penelitian sebagai sumber referansi untuk meningkatkan hasil belajaran, keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII.

4. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menambah pengalaman dan wawasan dalam menjalani penelitian serta dalam mejalankan tugas pembelajaran saat menjadi guru.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut.

1. Bagian Awal Skripsi

Pada bagian awal penulisan skripsi memuat beberapa halaman yang terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman moto, pernyataan keaslian karya, lembar pernyataan persetujuan publikasi, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Bagian isi memuat lima bab, yaitu sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,


(28)

tujuan penelitian, batasan istilah, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini memuat teori-teori yang melandasi penelitian ini, yaitu belajar, pembelajaran, motivasi, alat peraga pendidikan, hasil belajar, operasi hitung bilangan bulat, kartu hitung, dan kerangka berpikir.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat, subjek dan objek penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

BAB IV PELAKSANAANPENELITIAN, ANALISIS

DATA, DAN PEMBAHASANHASIL PENELITIAN

Bab ini berisi mengenai pelaksanaan penelitian, tabulasi data, analisis data, pembahasan hasil penelitian, dan keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian dan terdapat beberapa saran yang relevan.


(29)

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir penulisan skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran-lampiran.


(30)

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Menurut Hamzah B. Uno (2012:6-22), belajar dapat dibagi menjadi empat aliran, yaitu aliran behavioristik, aliran kognitif, aliran teori humanistik dan aliran sibernetik. Berikut pengertian belajar menurut Hamzah B. Utomo.

1. Aliran Behavior (Tingkah Laku)

Menurut aliran tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar adalah perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

2. Aliran Kognitif

Aliran kognitif menjelaskan belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Namun, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Oleh karena itu, belajar lebih ditekankan pada proses belajar dibandingkan hasil belajar itu sendiri.

3. Aliran Teori Humanistik

Dalam aliran teori humanistik, proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Dengan kata lain, belajar


(31)

adalah isi proses belajar itu sendiri. Hal ini mengakibatkan belajar tampak lebih abstrak, dibandingkan pengertian belajar dari aliran yang lainnya. Meskipun demikian, teori ini menjelaskan bahwa ide belajar dapat diwujudkan dalam hal yang konkret sehingga dapat disebut sebagai “belajar bermakna”.

4. Aliran Sibernetik

Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mirip dengan teori kognitif, yaitu sama-sama

mementingkan proses. Namun, teori sibernetik lebih

mementingkan sistem informasi yang diproses dibandingkan prosesnya. Hal ini dikarenakan sistem informasi akan menentukan proses belajar.

Berdasarkan keempat aliran menurut Hamzah B. Uno, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku siswa dalam hal kemampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan tingkah laku dapat terjadi ketika siswa tersebut mengalami proses berpikir yang sangat kompleks. Proses berpikir ini berupa mewujudkan ide belajar menjadi hal yang konkret sehingga proses ini menjadi lebih bermakna. Proses belajar akan semakin lebih bermakna ketika ide belajar berasal dari sistem informasi yang mendukung. Dengan kata lain, informasi sangat menentukan proses belajar itu sendiri. Dengan demikian, siswa yang belajar dapat dilihat melalui tanda-tanda sebagai berikut.


(32)

1. Siswa menunjukkan perubahan kemampuan yang dimilikinya.

2. Siswa mengalami proses berpikir sehingga dapat dikatakan

kegiatan belajar dilakukan secara sadar.

3. Siswa memiliki ide-ide dari proses berpikir dalam dirinya.

4. Siswa mengumpulkan informasi sebanyak mungkin sehingga

proses belajarnya lebih bermakna dalam dirinya.

Dalam penelitian ini, siswa diharapkan dapat melakukan kegiatan belajar. Untuk mengetahui siswa melakukan kegiatan belajar, peneliti menggunakan tanda-tanda siswa belajar yang diperoleh dari teori-teori belajar menurut Hamzah B. Uno. Dengan demikian, peneliti dapat mengetahui keaktifan siswa untuk mempelajari materi dalam penelitian ini. Pembelajaran yang baik dan berhasil akan terlihat dari prestasi belajar siswa yang tinggi dan adanya perubahan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

B. Pembelajaran

Menurut Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:130-131), istilah pembelajaran identik dengan proses dan usaha yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk melakukan proses penyampaian materi kepada siswa melalui proses pengorganisasian materi, siswa, dan lingkungan yang umumnya terjadi di dalam kelas. Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:131) juga menjelaskan bahwa secara lebih operasional, pembelajaran didefinisikan sebagai suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru secara sengaja dengan tujuan menyampaikan


(33)

ilmu pengetahuan, dengan cara mengorganisasikan dan menciptakan suatu sistem lingkungan belajar secara optimal. Konsep pengertian pembelajaran tersebut pada dasarnya menitikberatkan pada proses pembelajaran sebagai sebuah aktivitas yang direncanakan, dilakukan dan dievaluasi oleh guru. Pembelajaran dilaksanakan secara sengaja untuk mengubah dan membimbing siswa dalam mempelajari sesuatu dari lingkungan dalam bentuk ilmu pengetahuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik menuju kedewasaan siswa. Pembelajaran memiliki tujuan-tujuan tertentu yang akan dicapai dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sarana belajar bagi siswa.

Dalam melaksanakan pembelajaran, guru atau pendidik

membutuhkan metode pembelajaran untuk mengorganisasi materi dan siswa serta lingkungan agar siswa dapat belajar secara optimal. Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:133) menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah perencanaan dan pelaksanaan prosedur dan langkah-langkah pembelajaran sampai pada metode penilaian atau evaluasi yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran terdiri dari beberapa jenis dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

Metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. Menurut Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani (2014:136), metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang dilakukan guru dengan cara memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkaitan dengan materi pelajaran. Metode ini


(34)

membantu siswa dalam memahami suatu proses atau cara kerja suatu benda dengan jelas melalui pengamatan dan contoh yang konkret. Metode ini menghendaki adanya keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran. Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan dengan cara guru melakukan demonstrasi atau siswa yang melakukan demonstrasi secara individual maupun kelompok dengan bimbingan guru.

Dengan demikian, pembelajaran dalam penelitian ini

membutuhkan perencanaan materi yang akan disampaikan, tujuan pembelajaran, serta metode pembelajaran untuk menciptakan lingkungan belajar siswa yang optimal. Untuk itu, rincian untuk pembelajaran dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Materi yang Disampaikan

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan alat peraga kartu hitung pada materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat. Untuk itu, materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran adalah operasi hitung yang mencakup operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat. Dengan menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), materi tersebut merupakan materi awal bagi siswa kelas VII SMP dengan rincian identitas materi sebagai berikut.


(35)

Tabel 2.1. Rincian Identitas Materi Pembelajaran

Materi : Bilangan Bulat

Standar Kompetensi : 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan

bulat dan pecahan

Indikator : 1.1.1. Siswa dapat melakukan operasi

penjumlahan pada bilangan bulat.

1.1.2. Siswa dapat melakukan operasi

pengurangan pada bilangan bulat.

1.1.3. Siswa dapat melakukan operasi

perkalian pada bilangan bulat.

1.1.4. Siswa dapat melakukan operasi

pembagian pada bilangan bulat.

2. Tujuan Pembelajaran

Berdasarkan kompetensi dasar pembelajaran, tujuan pembelajaran dengan materi operasi hitung bilangan bulat adalah siswa dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada bilangan bulat.

3. Metode Pembelajaran

Dalam penelitian ini, metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode demonstrasi, yaitu memperagakan proses operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung. Dengan demikian siswa dapat lebih mudah memahami konsep dari operasi hitung bilangan bulat.

C. Motivasi

Menurut Herman Hudojo (1988:106), “kekuatan pendorong yang


(36)

mencapai suatu tujuan disebut motif. Segala sesuatu yang berkaitan

dengan timbulnya dan berlangsungnya motif itu disebut motivasi.”Herman

Hudojo (1988:106) juga menjelaskan bahwa “dilihat dari alasan timbulnya

motivasi, terdapat dua macam motivasi, yaitu motivasi ekstrinsik dan

intrinsik.” Menurut Herman Hudojo (1988:106), motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang timbul karena adanya stimulus dari luar, sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbulnya memang dari dalam diri orang itu sendiri.

Menurut Herman Hudojo (1988:106-107), motivasi untuk melakukan sesuatu ada kalanya meningkat, namun ada kalanya menurun. Karena itu, motivasi berkaitan dengan bertambah atau berkurangnya kegiatan individu. Dalam hal belajar matematika, guru harus berusaha selalu meningkatkan kegiatan belajar siswa. Dilihat dari timbulnya motivasi, terdapat tiga kunci pokok untuk meningkatkannya, yaitu motif, tujuan dan ganjaran.

1. Motif

Minat, sikap dan kehendak berasal dari dalam diri setiap orang. Namun, sesuatu yang menarik bagi individu satu belum tentu menarik bagi individu lain. Untuk itu, guru harus meningkatkan motif belajar siswa agar siswa siap untuk belajar. Dengan kata lain, pendidik harus memberi motivasi belajar untuk menciptakan situasi belajar dalam diri siswa.


(37)

2. Tujuan

Kunci ini menuntut guru untuk mengetahui tujuan tujuan siswa agar dapat melakukan kegiatan belajar, meskipun setiap siswa memiliki tujuan yang beragam. Hal ini dikarenakan respon siswa dalam situasi belajar cukup selektif.Siswa akan melakukan suatu hal ketika hal tersebut sesuai dengan tujuannya.

3. Ganjaran

Ganjaran akan membantu siswa agar bertingkah laku untuk menuju pencapaian tujuan. Belajar disertai ganjaran, biasanya lebih mendorong belajar daripada belajar yang disertai hukuman. Belajar yang dimotivasi dengan keberhasilan lebih baik daripada belajar yang dimotivasi dengan kegagalan.

Hubungan keberhasilan belajar dan motivasi menurut Herman Hudojo (1988:109), ketika seorang siswa mempunyai motivasi belajar matematika, maka ia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh sehingga ia mempunyai pemahaman lebih dalam. Ia dengan mudah mencapai tujuan belajar matematika. Ini berarti peserta didik itu berhasil dalam belajar matematika. Keberhasilan ini akan semakin meningkatkan motivasinya dalam belajar matematika. Sebaliknya, suatu kegagalan dapat menghasilkan harga diri turun yang berarti motivasi belajarnya turun.

Dalam penelitian ini, pembelajaran yang menyangkut dengan beragam motivasi yang dimiliki siswa menuntut pengajar harus bertindak untuk meningkatkan motivasi belajar siswa agar para siswa siap untuk


(38)

belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar ditandai dengan sikap sebagai berikut.

1. Siswa merespon secara aktif dan positif setiap kegiatan belajar.

2. Siswa menunjukan kesungguhannya untuk memperdalam ilmu

yang sedang dipelajari.

3. Siswa menunjukkan keteraturan dalam melakukan kegiatan belajar.

Bila siswa tidak menunjukkan sikap-sikap di atas, maka siswa dapat dikatakan tidak memiliki motivasi belajar. Ketika siswa tidak memiliki motivasi belajar, maka peneliti dapat menggunakan motif, tujuan ataupun ganjaran untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, motivasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan timbulnya dan berlangsungnya suatu motif yang dapat ditandai dengan adanya respon aktif dan positif, kesungguhan dan keteraturan untuk melakukan suatu tindakan.

D. Alat Peraga Pendidikan

Artikel dalam internet milik Sora N. yang berjudul “Inilah

Pengertian Alat Peraga Dan Menurut Para Ahli” (diakses pada tanggal 13 April 2016) menuliskan pendapat para ahli mengenai alat peraga pendidikan sebagai berikut.

1. Menurut Wijaya dan Rusyan (1994, dalam Sora N., 2014), alat

peraga pendidikan adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar dan dapat menumbuhkan motivasi belajar


(39)

sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam meraih tujuan – tujuan belajar.

2. Menurut Nasution (1985, dalam Sora N., 2014), alat peraga

pendidikan adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif.

3. Menurut Sudjana (2009, dalam Sora N., 2014), pengertian alat

peraga pendidikan adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.

4. Menurut Faizal (2010, dalam Sora N., 2014) alat peraga pendidikan

sebagai instrumen audio maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.

Dengan demikian, alat peraga pendidikan merupakan alat yang dapat membantu pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam suatu pembelajaran secara efektif. Untuk itu, penelitian ini menggunakan alat peraga pendidikan yang dapat membantu pembelajaran sehingga menjadi lebih menarik dan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan pada penelitian ini secara efektif.

E. Hasil Belajar

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:14), “hasil belajar

merupakan bentuk perubahanperilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan


(40)

dalam waktu tertentu.”Asep Jihad dan Abdul Haris (2012:20) juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui dan membuktikan hasil belajar, maka diperlukan indikator hasil belajar yang juga dikenal sebagai kriteria keberhasilan pengajaran. Pengajaran merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, maka kriteria keberhasilan pengajaran sebagai berikut.

1. Kriteria ditinjau dari proses pengajaran

Kriteria ini menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya melalui belajar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran yang ditinjau dari prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan sebagai berikut.

a. Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih

dahulu oleh guru dengan melibatkan siswa secara sistematik?

b. Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga

siswa melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu?


(41)

d. Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?

e. Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa

dalam kelas?

f. Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar

cukup menyenangkan dan merangsang siswa belajar?

g. Apakah kelas memiliki sarana belajar yang cukup

memadahi untuk menjadi tempat belajar?

2. Kriteria ditinjau dari hasil pengajaran

Keberhasilan pengajaran tidak hanya dapat dilihat dari prosesnya, tetapi juga dapat dilihat dari hasil pengajarannya. Berikut beberapa persoalan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa.

a. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses

pengajaran tampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh?

b. Apakah hasil belajar yang dicapai siswa dari proses

pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa?

c. Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama

diingat dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?


(42)

d. Apakah perubahan yang ditunjukkan oleh siswa dapat diyakini sebagai akibat dari proses pengajaran?

Dengan demikian, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika materi operasi hitung bilangan bulat dan diperoleh melalui kegiatan evaluasi pembelajaran. Penelitian ini dapat dikatakan berhasil bila pembelajaran dapat memenuhi kriteria keberhasilan pengajaran yang juga dikenal sebagai indikator hasil belajar.

F. Operasi Hitung Bilangan Bulat

Menurut Kamus Pintar Matematika, himpunan bilangan bulat merupakan sebuah bentuk himpunan yang terdiri atas himpunan bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif. Dengan himpunan bilangan bulat negatif yaitu {..., −3, −2, −1}, bilangan nol yaitu {0} dan himpunan bilangan bulat positif yaitu {1, 2, 3, ...}, maka himpunan bilangan bulat yaitu {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}. Dalam matematika,

lambang himpunan bilangan bulat yang telah disepakati adalah ℤ, maka

dapat ditulis ℤ= {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}. Dengan demikian, bilangan bulat merupakan anggota dari himpunan bilangan bulat yang dilambangkan dengan ℤ dan ℤ= {..., −3, −2, −1, 0, 1, 2, 3, ...}.

Untuk memahami operasi hitung bilangan bulat, perlu mengetahui operasi hitung bilangan cacah. Himpunan bilangan cacah merupakan himpunan bilangan bulat positif dan bilangan nol. Berikut operasi hitung bilangan cacah menurut Suwarsono (2008).


(43)

a. Operasi Penjumlahan Bilangan Cacah

Operasi penjumlahan memiliki lambang (+). Misalkan = ,

= , A dan B dua himpunan saling asing, maka

+ = . Dengan demikian diperoleh sifat-sifat operasi

penjumlahan bilangan cacah sebagai berikut.

1) Tertutup

Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku

+ adalah bilangan cacah.

2) Komutatif

Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku

+ = + .

3) Asosiatif

Untuk setiap a, b dan c bilangan cacah, maka berlaku

+ + = + + .

4) Ada elemen identitas

Ada bilangan cacah c yang untuk setiap bilangan cacah a,

berlaku + = + = dengan c = 0.

b. Operasi Pengurangan Bilangan Cacah

Operasi pengurangan memiliki lambang (−). − = jika dan

hanya jika + = dengan a, b dan c sebarang bilangan cacah.

c. Operasi Perkalian Bilangan Cacah

Operasi perkalian memiliki lambang (×). Misalkan = , =


(44)

× = × . Perkalian juga dapat dipahami sebagai

penjumlahan berulang b sebanyak a suku, yaitu

× = + + ⋯ + . Dengan demikian diperoleh sifat-sifat

operasi perkalian bilangan cacah sebagai berikut.

1) Tertutup

Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku

× adalah bilangan cacah.

2) Komutatif

Untuk setiap a dan b bilangan cacah, maka berlaku

× = × .

3) Asosiatif

Untuk setiap a, b dan c bilangan cacah, maka berlaku

× × = × × .

4) Ada elemen identitas

Ada bilangan cacah c yang untuk setiap bilangan cacah a,

berlaku + = + = dengan = .

5) Distribusi Perkalian Terhadap Penjumlahan

Untuk setiap a, b dan c bilangan cacah, berlaku

× + = × + × dan

+ × = × + × .

d. Operasi Pembagian Bilangan Cacah

Operasi pembagian memiliki lambang (:). ∶ = jika dan hanya


(45)

Dari operasi hitung bilangan cacah, maka berikut operasi hitung bilangan bulat menurut Suwarsono (2008).

a. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat

Operasi penjumlahan dilambangkan dengan lambang (+). Untuk setiap p dan q sebarang bilangan cacah, maka:

1) + = , jika = , = , = ∅

2) − + − = − +

3) + − = − + = − , jika p > q.

4) − + = + − = − − , jika p > q.

b. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat

Operasi pengurangan dilambangkan dengan lambang (−). − =

jika dan hanya jika + = dengan a, b dan c sebarang bilangan

bulat.

c. Operasi Perkalian Bilangan Bulat

Operasi perkalian dilambangkan dengan lambang (×). Untuk setiap p

dan q sebarang bilangan cacah, maka:

1) × = , jika = , =

2) − × − = ×

3) − × = × − = − ×

d. Operasi Pembagian Bilangan Bulat

Operasi pembagian memiliki lambang (:). ∶ = jika dan hanya


(46)

Menurut Yoppy Wahyu Purnomo (2014), operasi hitung bilangan memiliki beberapa sifat sebagai berikut.

1. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat

Operasi penjumlahan memiliki lambang “+” dengan sifat operasi sebagai berikut.

a. Tertutup

Sifat ini menunjukkan bahwa setiap penjumlahan dua bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat.

Misal a, b, dan c merupakan bilangan bulat, maka

+ = .

b. Identitas

Sembarang bilangan bulat dijumlahkan dengan 0 sama dengan bilangan itu sendiri. Jadi, 0 merupakan bilangan tunggal sebagai identitas terhadap penjumlahan.

Misal a bilangan bulat, maka + = dan + = .

c. Komutatif

Penjumlahan dua bilangan bulat memperoleh hasil yang sama meskipun bilangan tersebut ditukar posisinya.

Misal a dan b merupakan bilangan bulat, maka

+ = + .

d. Asosiatif

Misal a, b, dan c merupakan bilangan bulat, maka


(47)

e. Invers

Setiap a bilangan bulat memiliki bilangan tunggal,

yakni a yang jika dijumlahkan menghasilkan identitas.

+ − = dan − + = , dengan a disebut

sebagai aditif dari a. Sifat ini menyatakan bahwa setiap bilangan bulat dijumlahkan dengan lawannya menghasilkan nol. Akibatnya, sifat ini melahirkan sebuah teorema yang

disebut dengan additive cancellation, yakni menghilangkan

penjumlahan yang sama.

2. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat

Operasi pengurangan memiliki lambang “−” dengan sifat operasi sebagai berikut.

a. Tertutup

Sifat ini menunjukkan bahwa setiap pengurangan dua bilangan bulat selalu menghasilkan bilangan bulat.

Misal a, b, dan c merupakan bilangan bulat, maka

− = .

3. Operasi Perkalian Bilangan Bulat

Operasi perkalian memiliki lambang “×” dengan sifat operasi sebagai berikut.

a. Tertutup

Sifat ini menunjukkan bahwa setiap perkalian dua


(48)

dan b bilangan bulat, maka × = , dengan c pasti bilangan bulat.

b. Identitas

Sembarang bilangan bulat dikalikan dengan 1 sama dengan bilangan bulat itu sendiri. Jadi, 1 merupakan bilangan tunggal sebagai identitas terhadap perkalian.

Misal, a sembarang bilangan bulat maka × = dan ×

= .

c. Komutatif

Perkalian dua bilangan bulat memperoleh hasil yang

sama meskipun bilangan tersebut ditukar posisinya. Misal a

dan b bilangan bulat, maka × = × .

d. Asosiatif

Misal a, b, dan c bilangan bulat, maka berlaku

× × = × × .

4. Operasi Pembagian Bilangan Bulat

Operasi pembagian memiliki lambang “:” dengan sifat

operasi sebagai berikut.

a. Tidak Tertutup

Sifat ini menunjukkan bahwa setiap perkalian dua bilangan bulat tidak selalu menghasilkan bilangan bulat.

Misal a dan b bilangan bulat, maka ∶ = , dengan c


(49)

Dengan demikian, kebalikan dari penjumlahan adalah pengurangan, sedangkan kebalikan dari perkalian adalah pembagian. Operasi penjumlahan merupakan operasi penggabungan dua bilangan bulat, operasi pengurangan adalah operasi pemisahan dua bilangan bulat, operasi perkalian merupakan operasi penjumlahan berulang dan operasi pembagian merupakan operasi pengurangan berulang. Oleh karena itu,

penelitian akan menjelaskan operasi penjumlahan dan operasi

pengurangan sebagai operasi yang saling berkebalikan. Selanjutnya, penelitian akan menjelaskan operasi perkalian dan pembagian sebagai perulangan operasi penjumlahan dan pengurangan.

G. Alat Peraga Kartu Hitung

Alat peraga merupakan media untuk mempermudah siswa memahami suatu materi. Materi dipresentasikan secara lebih konkret. Pada penelitian ini, materi yang dibahas adalah materi operasi hitung bilangan bulat dengan alat peraga kartu hitung. Dengan demikian, alat peraga kartu hitung bertujuan untuk mempermudah siswa memahami materi operasi hitung bilangan bulat.

Kartu hitung pada penelitian ini terdiri dari 2 macam, kartu hitung bertanda “ + ” dan kartu hitung bertanda “ − ”. Kartu hitung bertanda “ + ” bernilai 1, sedangkan kartu hitung bertanda “ − ” bernilai −1. Berikut gambaran kartu hitung penelitian ini.


(50)

Gambar 2.1. Gambaran Kartu Hitung

1. Operasi penjumlahan menggunakan kartu hitung

a. Dua bilangan sama tanda

Cara penjumlahan dua bilangan bulat adalah dengan cara menggabungkan kartu pada suku pertama dengan kartu-kartu pada suku kedua.

Contoh: 3 + 2

Gambar 2.2. Operasi hitung 3 + 2 menggunakan kartu hitung

+

+

+

+

+

3 + 2 =

+

+

+

+

+

5

+


(51)

Contoh: (−3) + (−2)

Gambar 2.3. Operasi hitung (−3) + (−2) menggunakan kartu hitung

b. Dua bilangan beda tanda

Contoh: − +

Gambar 2.4. Operasi hitung (−3) + 2 menggunakan kartu hitung

−3 + -2 = -5

−3 + 2 = -1

+

+

−3 + 2 = -1

+

+

+

+


(52)

Contoh: + −

Gambar 2.5. Operasi hitung 3 + (−2) menggunakan kartu hitung

2. Operasi pengurangan menggunakan kartu hitung

Pada sub bab Bilangan Bulat, aturan operasi hitung dalam pengurangan sudah dijelaskan bahwa pengurangan merupakan

kebalikan dari penjumlahan. Dengan demikian, operasi

pengurangan dilakukan dengan cara mengubah bentuk

pengurangan ke dalam bentuk penjumlahan atau dapat dilakukan dengan cara memisah kartu sebanyak kartu pada suku kedua dan memiliki tanda yang sama dengan suku kedua. Cara tersebut hanya berlaku bila kedua bilangan memuat tanda yang sama. Bila kedua

3 + -2 = 1

+

+

+

+

3 + -2 = 1

+

+

+

+

+

+


(53)

bilangan memuat tanda yang berbeda, maka tanpa mengubah esensi, kartu suku pertama ditambahkan kartu nol sampai memuat kartu yang dimiliki kartu pada suku kedua. Sehingga diperoleh proses sebagai berikut.

a. Dua bilangan sama tanda

Contoh: − = + −

Gambar 2.6. Operasi hitung menggunakan kartu hitung

Contoh: − − − = − +

Gambar 2.7. Operasi hitung − − − menggunakan kartu hitung

−3 − −2 = -1

3 − 2 = 1

+

+

+

+

+


(54)

b. Dua bilangan beda tanda

Contoh: − −

Gambar 2.8. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung

−3 − 2 =

+

+

-5

−3 + -2 =

+

+

+

+


(55)

Contoh: − −

Gambar 2.9. Operasi hitung − − menggunakan kartu hitung

3. Operasi perkalian menggunakan kartu hitung

Aturan pada operasi perkalian serupa dengan aturan pada operasi penjumlahan. Pada operasi perkalian, langkah awal yang dilakukan adalah menyiapkan kartu sebanyak suku kedua dan dilakukan sebanyak suku pertama. Bila suku pertama bertanda negatif, maka semua kartu dibalik. Kemudian, kartu yang sudah disiapkan

+

+

+

3 − −2 =

+

+

+

3 − −2 =

+

+

+

+

+

+

+


(56)

dioperasikan dengan aturan penjumlahan, yaitu dengan penggabungan. Berikut proses penggunaan kartu hitung dalam operasi perkalian.

a. Dua bilangan sama tanda

Contoh: ×

Gambar 2.10. Operasi hitung × menggunakan kartu hitung

Contoh: − × − = |− | × |− |

= × = + +

+

+

+

+

2 + 2 =

+

+

+

+

+

6 +

+

+

2


(57)

Gambar 2.11. Operasi hitung − × − menggunakan kartu hitung

b. Dua bilangan beda tanda

Contoh: − × = − |− | × | |

= − ×

= − + + = − + − + −

+

+

+

+

2 + 2 =

+

+

+

+

+

6 +

+

+

2

+

-2 -2

-2 Karena − × − memiliki suku pertama bertanda negatif, maka semua kartu dibalik


(58)

Gambar 2.12. Operasi hitung − × menggunakan kartu hitung

Contoh: × − = − | | × |− |

= − × = − + +

= − + − + −

+

+

+

+

2 2

+

+

2

Karena − × memiliki suku pertama bertanda negatif, maka semua kartu dibalik

-2 + -2 =

-6 +

-2


(59)

Gambar 2.13. Operasi hitung × − menggunakan kartu hitung

4. Operasi pembagian menggunakan kartu hitung

Operasi pembagian dan operasi perkalian memiliki hubungan yang serupa dan berkaitan dengan operasi pengurangan dan operasi penjumlahan. Operasi pengurangan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan, begitu pula dengan operasi pembagian yang berkebalikan dengan operasi perkalian. Dalam kartu hitung, operasi pembagian dilakukan dengan pemisahan kartu yang berulang sebagai langkah awal. Bila kartu pada suku kedua bertanda negatif, maka semua kartu dibalik. Hasil dari operasi pembagian adalah banyaknya pengambilan yang terjadi dan tanda yang terakhir didapat. Dengan demikian diperoleh peragaan operasi pembagian sebagai berikut.

-2 + -2 =

-6 +

-2


(60)

a. Dua bilangan sama tanda

Contoh: ∶ =

= ×

− × =

− + + =

= + +

Gambar 2.14. Operasi hitung � ∶ menggunakan kartu hitung

Contoh: − ∶ − = ÷

− ∶ − =

− = × −

− = − + − + − = + +

+

+

+

+

+

6

+

= 2

+

+

+

+

− 2

+

+

− 2

Karena terdapat tiga kali pengambilan kartu dan kartu terakhir yang didapat bertanda positif, maka ∶


(61)

Gambar 2.15. Operasi hitung – � ∶ − menggunakan kartu hitung

b. Dua bilangan beda tanda

Contoh: − ∶ = − ∶

− ∶ = − − = − × − = − × − = − + + − = − + − + −

-6

: 2

=

Karena kartu pada suku kedua bertanda negatif, maka tanpa mengubah esensi, semua kartu dibalik.

+

+

+

+

+

6

+

= 2

+

+

+

+

+ 2

+

+

+ 2

Karena terdapat tiga kali pengambilan kartu dan tanda terakhir yang didapat pada kartu suku pertama adalah tanda bertanda positif, maka − : − =


(62)

Gambar 2.16. Operasi hitung – � ∶ menggunakan kartu hitung

Contoh: ∶ − = − ∶

= − × −

= − − × −

= − − − − − −

: 2

+

+

-6 =

Karena terdapat tiga kali pengambilan kartu dan tanda terakhir yang didapat pada kartu suku pertama adalah tanda bertanda negatif, maka − ∶ = −

-2

= -2 +

-6 +

-2


(63)

Gambar 2.17. Operasi hitung � ∶ − menggunakan kartu hitung

H. Kerangka Berpikir

Lingkungan yang mendukung untuk melakukan kegiatan belajar dapat dilakukan dengan cara pengajar memberi motivasi belajar pada siswa. Pemberian motivasi ini dilakukan denganmemotivasi siswa untuk belajar. Untuk memotivasi siswa belajar, penelitian ini memiliki alat peraga kartu hitung yang dapat diserap siswa melalui indera pengelihatan dan pendengaran sehingga siswa merasa tertarik untuk menyimak pembelajaran. Dalam materi pembelajaran operasi hitung bilangan bulat

+

+

+

+

: -2

6 =

+

+

Karena kartu pada suku kedua bertanda negatif, maka tanpa mengubah esensi, semua kartu dibalik.

= -2 + -2

6 +

-2

Karena terdapat tiga kali pengambilan kartu dan tanda terakhir yang didapat pada kartu suku pertama adalah tanda bertanda negatif, maka ∶ − = −


(64)

yang memiliki konsep abstrak, siswa akan mempelajarinya secara konkret melalui alat peraga tersebut sehingga siswa lebih mudah mempelajarinya melalui kegiatan demonstrasi operasi hitung bilangan bulat pada kartu hitung. Hasil belajar siswa melalui alat peraga kartu hitung akan ditentukan melalui nilai-nilai tugas dan juga evaluasi pembelajaran terhadap kriteria keberhasilan pengajaran.


(65)

49

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Sedangkan jenis penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui keterlibatan dan motivasi siswa selama penelitian berlangsung.

B. Waktu dan Tempat

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Agustus s.d. September 2016 di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Mas Suharto Nomor 48 Yogyakarta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017. Objek penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan alat peraga kartu hitung pada materi operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan bulat di kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta.

D. Bentuk Data


(66)

1. Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung diperoleh melalui tes hasil belajar. Bentuk data hasil belajar siswa berupa lembar kerja siswa secara individu setelah pembelajaran dilaksanakan.

2. Data Keterlibatan Siswa

Data keterlibatan siswa selama proses pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung diperoleh melalui hasil pengamatan. Bentuk data keterlibatan siswa berupa lembar pengamatan yang diisi oleh observer saat proses pembelajaran berlangsung.

3. Data Motivasi Siswa

Data motivasi siswa selama proses pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung diperoleh dari pernyataan siswa. Bentuk data motivasi siswa berupa kuisioner yang diisi oleh siswa setelah pembelajaran dilaksanakan.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Tes Hasil Belajar

Setelah siswa mengikuti pembelajaran materi operasi hitung yang menggunakan alat peraga kartu hitung, siswa


(67)

mengerjakan tes hasil belajar. Tes hasil belajar diberikan berupa soal-soal berbentuk uraian singkat untuk melihat hasil belajar siswa. Tes hasil belajar ini akan digunakan untuk memperoleh data kuantitatif.

2. Pengamatan

Teknik pengamatan dilakukan untuk memperoleh data kualitatif. Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh observer dengan mengisi lembar pengamatan untuk mencatat motivasi dan keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Kuisioner

Lembar kuisioner diisi oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran untuk mengetahui motivasi dan keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Kuisioner ini digunakan untuk memperoleh data kualitatif.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menyusun RPP yang akan digunakan dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan alat peraga kartu hitung di kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Dalam menyusun RPP, peneliti melakukan konsultasi


(68)

dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Metode yang digunakan oleh peneliti berbeda dengan metode yang digunakan oleh guru matematika kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta. Guru matematika kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode cerama, tanya jawab dan diskusi. Namun, peneliti menggunakan metode demonstrasi, tanya jawab dan diskusi. Metode demonstrasi dilakukan pada penjelasan materi operasi hitung menggunakan alat peraga kartu hitung.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes.

a. Tes

Pada pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik tes, peneliti melaksanakan pengumpulan data dari soal tertulis sebagai tes hasil belajar siswa yang berbentuk uraian singkat dengan rincian sebagai.

Tabel 3.1. Rincian Instrumen Pembelajaran No. Kompetensi

Dasar Indikator

Banyak Soal

1. Melakukan

operasi

Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan


(69)

No. Kompetensi

Dasar Indikator

Banyak Soal hitung

bilangan bulat dan pecahan

bilangan bulat.

Siswa dapat melakukan operasi pengurangan bilangan bulat.

4

Siswa dapat melakukan operasi perkalian bilangan bulat.

4

Siswa dapat melakukan operasi pembagian bilangan bulat.

2

Total 16

b. Nontes

Pada pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik nontes, pengumpulan data dilakukan melalui lembar pengamatan dan lembar kuisioner dengan rincian sebagai berikut.

1) Lembar Pengamatan

Lembar pengamatan diisi oleh observer dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan mengenai motivasi dan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. Indikator mengenai hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan penjelasan kata hasil belajar menurut Asep Jilhad dan Abdul Haris diperoleh empat pernyataan. Indikator mengenai pencapaian motivasi diperoleh dari penjelasan kata motivasi oleh Herman Hudojo. Sedangkan indikator keberhasilan alat peraga diperoleh dari penjelasan


(70)

kata alat peraga oleh Sora N. Berikut rincian dalam instrumen lembar pengamatan penelitian.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Lembar Pengamatan

No. Aspek Indikator Banyak

Item

1. Belajar a. Siswa

menunjukkan perubahan kemampuan yang dimilikinya. 1 b. Siswa mengalami proses berpikir sehingga dapat dikatakan kegiatan belajar dilakukan secara sadar. 1 c. Siswa memiliki ide-ide dari proses berpikir dalam dirinya. 1 d. Siswa mengumpul-kan informasi sebanyak mungkin sehingga proses belajarnya lebih bermakna dalam dirinya. 1

2. Motivasi a. Siswa

merespon secara aktif dan positif setiap kegiatan belajar 1


(71)

No. Aspek Indikator Banyak Item b. Siswa menunjukan kesungguhan-nya untuk memperdalam ilmu yang sedang dipelajari 1 c. Siswa menunjukkan keteraturan dalam melakukan kegiatan belajar 1

3. Alat

Peraga

a. Siswa dapat

melihat dan mendengar demonstrasi yang guru lakukan menggunakan alat peraga 1

b. Siswa merasa

tertarik belajar ketika belajar dengan menggunakan alat peraga. 1 c. Siswa termotivasi untuk belajar ketika belajar dengan menggunakan alat peraga 1

Total 10

2) Lembar Kuisioner

Lembar kuisioner digunakan untuk


(72)

mengenai motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pengisian kuisioner motivasi dan keaktifan dilakukan di pertemuan terakhir dalam penelitian. Lembar kuisioner diisi oleh siswa dengan memberi pendapat setuju atau tidak terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan. Pernyataan diperoleh dengan cara menjabarkan indikator dengan siswa sebagai subjek. Indikator diperoleh berdasarkan penjelasan kata hasil belajar menurut Asep Jilhad dan Abdul Haris. Indikator mengenai pencapaian motivasi diperoleh dari penjelasan kata motivasi oleh Herman Hudojo. Sedangkan indikator keberhasilan alat peraga diperoleh dari penjelasan kata alat peraga oleh Sora N. Berikut pernyataan yang akan digunakan untuk instrumen kuisioner motivasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Tabel 3.3. Pernyataan Kuisioner Motivasi dan Keterlibatan

No. Indikator Pernyataan

1. Aspek Belajar

a. Siswa

menunjukkan perubahan kemampuan yang

dimilikinya.

Saya memahami materi operasi hitung bilangan bulat dan dapat mengerjakan soal-soal setelah belajar dengan kartu hitung.


(73)

No. Indikator Pernyataan Saya tetap tidak bisa mengerjakan soal operasi hitung bilangan bulat, setelah belajar dengan kartu hitung.

b. Siswa mengalami proses berpikir sehingga dapat dikatakan kegiatan belajar dilakukan secara sadar. Saya dapat mengikuti dan memahami setiap penjelasan guru dalam materi operasi hitung

menggunakan kartu hitung.

Saya masih bingung untuk memahami setiap penjelasan guru dalam materi operasi hitung bilangan bulat menggunakan kartu hitung. c. Siswa memiliki ide-ide dari proses berpikir dalam dirinya.

Saya memiliki ide untuk memudahkan dalam menyimpulkan materi operasi hitung bilangan bulat setelah menyimak

penjelasan dari guru yang menggunakan kartu hitung. Saya bingung tidak memiliki ide apapun dalam menyimpulkan materi operasi hitung menggunakan kartu hitung. d. Siswa mengumpul-kan informasi sebanyak

Saya belajar materi operasi hitung bilangan bulat sebelum


(74)

No. Indikator Pernyataan mungkin sehingga proses belajarnya lebih bermakna dalam dirinya. mempelajarinya bersama guru. Saya menggunakan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar.

2. Aspek Motivasi

a. Siswa merespon secara aktif dan positif setiap kegiatan belajar

Saya tertarik untuk mencoba

menggunakan kartu hitung.

Saya bosan belajar dengan kartu hitung.

b. Siswa menunjukan kesungguhann ya untuk memperdalam ilmu yang sedang dipelajari Saya ingin memahami materi operasi hitung bilangan bulat. Saya terpaksa belajar operasi hitung bilangan bulat. c. Siswa menunjukkan keteraturan dalam melakukan kegiatan belajar Saya berusaha mencari sumber belajar di internet atau bertanya pada teman agar saya pandai

mngoperasikan bilangan bulat. Saya belajar matematika kalau besok ada ulangan matematika.

3. Alat Peraga

a. Siswa dapat

melihat dan mendengar demonstrasi yang guru lakukan menggunakan alat peraga.

Saya melihat dan mengerti ketika guru menjelaskan materi dengan kartu hitung. Saya menjadi

bingung dengan materi ketika guru menjelaskan materi dengan kartu hitung.


(75)

No. Indikator Pernyataan tertarik belajar ketika belajar dengan menggunakan alat peraga.

dengan alat peraga, seperti kartu hitung. Saya lebih senang belajar materi operasi hitung tanpa kartu hitung. c. Siswa termotivasi untuk belajar ketika belajar dengan menggunakan alat peraga.

Saya ingin mencoba belajar dengan alat peraga pada materi berikutnya. Saya tidak termotivasi belajar materi operasi hitung menggunakan kartu hitung.

G. Metode Analisis Data

Berikut metode yang digunakan dalam melakukan analisis data. 1. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Tes

a. Analisis validitas butir soal

Uji validitas dilakukan untuk menguji suatu data penelitian sehingga data dapat diketahui kualitasnya. Peneliti mengetahui kualitas data dengan menggunakan teknik korelasi product moment menurut Suharsimi Arikunto(2005:72).

= ΣXY − ΣX ΣY

√{ Σ − Σ }{ Σ − Σ }

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = jumlah responden

X = skor butir soal


(76)

∑X = jumlah skor butir soal

∑Y = jumlah skor total

Ketika rxy ≥ 0,433 maka soal dinyatakan valid,

sedangkan ketika rxy< 0,433 maka soal dinyatakan tidak valid. Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4. Interpretasi Tingkat Validitas Butir Soal

Interval Kualitas

0,80 <rXY≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <rXY≤ 0,80 Tinggi

0,40 <rXY≤ 0,60 Cukup

0,20 <rXY≤ 0,40 Rendah

0 <rXY≤ 0,20 Sangat rendah

(Sumber: Suharsimi Arikunto, 2005 : 75) b. Analisis reliabilitas butir soal

Pengujian reliabilitas pada instrumen yang akan

digunakan yaitu Alpha Cronbach atau Koefisien Alpha.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Koefisien Alpha adalah sebagai berikut.

= [ − ][ −Σ � ]

dengan

� =


(77)

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen

= banyaknya butir soal

Σ � = jumlah varian butir soal

= varian skor total

� = varian

Σ = jumlah dari hasil kuadrat skor butir soal

Σ = jumlah dari butir soal

= banyak siswa

Bila r ≥ 0,6, maka soal dapat dinyatakan reliabel.

Interpretasi tingkat reliabilitas butir soal dapat dilihat dari besar

koefisien reliabilitas instrumen (r) dan disesuaikan dengan

tabel berikut.

Tabel 3.5. Interpretasi Tingkat Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Reliabilitas Kualifikasi

r ≤ 0,20 Sangat Rendah

0,20 <r ≤ 0,40 Rendah

0,40 <r ≤ 0,70 Sedang

0,70 <r ≤ 0,90 Tinggi

0,90 <r ≤ 1,00 Sangat Tinggi


(78)

2. Analisis Data Hasil Belajar

Hasil pengerjaan siswa pada tes hasil belajar dianalisis secara kualitatif dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa. Jumlah skor yang diperoleh siswa diolah sesuai dengan pedoman penilaian yang dibuat sehingga diperoleh nilai akhir siswa. Setelah nilai akhir diperoleh, nilai tersebut diklasifikasikan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 70. Nilai tes hasil belajar siswa merupakan nilai yang akan menentukan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat dengan alat peraga kartu hitung.

� � = ×

3. Analisis Data Hasil Pengamatan

Data hasil belajar ditujukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah melakukan proses belajar. Hasil belajar dinilai dengan rumus sebagai berikut.

� � = � � � � � �� � � × %

Total skor diperoleh dengan menjumlahkan skor menurut fakta yang ada. Total skor diperoleh dari total skor tertinggi. Nilai yang diperoleh merupakan ketercapaian tujuan pembelajaran untuk masing-masing indikator.

4. Analisis Data Hasil Kuisioner

Data hasil pengamatan dan lembar kuisioner yang ditujukan untuk mengetahui keterlibatan dan motivasi siswa dalam


(79)

pembelajaran dianalisis melalui berbagai aspek dengan berbagai indikator yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif memiliki skor 1 dan pernyataan negatif memiliki skor 0. Total skor yang diperoleh oleh masing-masing indikator diolah dengan rumus sebagai berikut.

� � = � � � � � � �� � � � � × %

Nilai yang diperoleh merupakan persentase ketercapaian untuk masing-masing indikator.

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Suatu rencana kegiatan penelitian dibuat dengan tujuan untuk kelancaran kegiatan penelitian dan akan digunakan sebagai acuan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti. Berikut rencana kegiatan penelitian ini.

1. Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan, yaitu:

a. meminta izin melaksanakan penelitian

b. berdiskusi mengenai pelaksanaan penelitian, meminta saran

dan informasi tentang pembelajaran di kelas

c. mempersiapkan RPP, alat peraga dan instrumen-instrumen

yang dibutuhkan untuk penelitian


(80)

e. merevisi instrumen tes bila terdapat butir soal yang tidak valid

f. observasi kelas, siswa dan cara mengajar guru.

2. Pelaksanaan

Dalam penelitian ini, peneliti menjadi guru yang melaksanakan pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga kartu hitung. Pertemuan dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Berikut rincian rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

a. Pertemuan Pertama

Peneliti meksanakan pembelajaran materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan alat peraga. Observer mencatat kegiatan pembelajaran pada lembar pengamatan yang sudah disediakan.

b. Pertemuan Kedua

Peneliti mekasanakan pembelajaran materi operasi

perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan

menggunakan alat peraga. Observer mencatat kegiatan pembelajaran pada lembar pengamatan yang sudah disediakan.


(81)

Siswa mengerjakan soal tes hasil belajar dan

mengisi kuisioner motivasi dan kekatifan dalam

pembelajaran.

3. Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil penelitian yang diperoleh akan dianalisis menggunakan rumus dan perhitungan yang sesuai. Kemudian, data tersebut diolah hingga diperoleh suatu kesimpulan yang tepat.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh permainan kartu milenium ular angka terhadap hasil belajar matematika pada materi operasi hitung bilangan: quasi ekpserimen di SDN Cengkareng Timur 17 Pagi

2 4 92

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Block Dienes Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Perkalian Dan Pembagian (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas Ii Mi Al Hidayah Depok)

3 16 240

Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Mobil Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas IV Sekolah Dasar AL – Syukro Universal Tangerang Selatan

7 59 176

Hasil belajar dan keterlibatan serta motivasi siswa dalam penggunaan alat peraga kartu hitung pada pembelajaran materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII B SMP BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 0 221

Efektivitas penggunaan alat peraga kartu bilangan pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ditinjau dari hasil belajar siswa kelas VII B SMP N 5 Sleman.

0 0 166

Penggunaan alat peraga kartu hitung pada pembelajaran materi operasi hitung perkalian bilangan bulat bagi siswa tunarungu kelas VII SMP di SLB N 1 Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

1 7 132

Motivasi dan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi operasi hitung bilangan bulat kelas VII SMP Katolik Santo Hubertus Yohanes

0 5 323

Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat di SLB B Yapenas kelas V dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan.

0 0 185

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII D MTs Nurul Ulum Jembayat dalam Operasi Hitung Bilangan Bulat Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Garis Bilangan.

0 0 2

Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi hitung bilangan bulat di SLB B Yapenas kelas V dengan menggunakan alat peraga bola bermuatan - USD Repository

0 0 183